Senin, 19 Mei 2025

 

238. MENGAPA PERAYAAN MINGGU PASKAH

BUKAN UNTUK ORANG KRISTEN

_______________________________

 

 

Karena ada teman2 yg heran mengapa di gerejaku tidak ada perayaan Paskah, maka aku mencoba menjelaskan di sini.

 

Paskah sebetulnya diterjemahkan dari kata "passover", dan itu adalah hari penyelamatan bangsa Israel dari tulah (plague) ke 10 yg jatuh atas bangsa Mesir.

Kita tentunya tahu kisah bagaimana karena adanya kelaparan di Kana’an, maka orang-orang Israel, tepatnya Yakub dan keturunannya, hijrah ke Mesir di zaman Yusuf menjadi perdana menteri di sana.

Untuk konteksnya mari kita baca.

Kejadian 46:2-6, 26

2 Lalu Allah berbicara kepada Israel dalam penglihatan waktu malam, ‘Yakub, Yakub!’ Dan dia berkata,Aku di sini.3 Lalu Dia berkata, ‘Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. 4 Aku akan pergi bersamamu ke Mesir dan Aku pasti juga akan membawa engkau kembali; dan Yusuf yang akan meletakkan tangannya di matamu.’ 5 Lalu berangkatlah Yakub dari Bersyeba, dan anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, anak-anak mereka dan isteri-istri mereka, ke dalam kereta-kereta yang telah dikirim Firaun untuk menjemputnya. 26 Semua orang yang pergi ke Mesir bersama-sama dengan Yakub, yang berasal dari tubuhnya (= anak-cucunya) selain istri-istri anak-anaknya, seluruhnya berjumlah enam puluh enam jiwa.

 

Jadi Yakub dan seluruh keluarga besarnya, semuanya berjumlah 66 orang, pindah ke Mesir. Di Mesir mereka diperlakukan dengan baik, mendapat tanah yang terbaik di Gosyen, semua  karena Yusuf, anak Yakub, saat itu adalah perdana menteri Firaun Mesir. Tetapi kondisi berubah setelah Yusuf mati.

 

Keluaran 1:6-8

6 Kemudian matilah Yusuf, semua saudaranya, dan semua orang yang seangkatan dengan dia. 7 Tetapi orang-orang Israel itu subur dan bertambah sangat banyak, berlipat ganda dan berkembang menjadi sangat kuat; dan negeri itu dipenuhi mereka. 8 Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.

 

Singkat cerita selama 71 tahun yang pertama di masa Yusuf masih hidup, bangsa Israel hidup nyaman di tanah Gosyen, mereka dianggap tamu yang dihormati. Tapi setelah kematian Yusuf, bangsa Israel mengalami penindasan di Mesir, sekarang mereka dijadikan budak oleh Firaun-firaun yang baru.

Dan selama kurang-lebih 140 tahun mereka hidup sengsara sebagai budak bangsa Mesir.

Untuk penghitungan ini bisa dilihat di pembahasan tersendiri di:

https://smaragd842.blogspot.com/2016/11/how-long-were-israelites-in-egypt.html

 

Nah, Tuhan berjanji kepada Yakub akan mengembalikan bangsa Israel ke tanah perjanjian,

4 Aku akan pergi bersamamu ke Mesir dan Aku pasti juga akan membawa engkau kembali…” (Kejadian 46:4), maka ketika tiba saatnya menurut waktu Tuhan, Tuhan pun membangkitkan Musa untuk membawa semua orang Israel keluar dari Mesir kembali ke tanah perjanjian.

 

Nah, kita sudah tahu bahwa Firaun yang berkuasa pada waktu itu, Tutmoses III, tidak mengizinkan bangsa Israel meninggalkan Mesir, maka Tuhan melalui Musa menurunkan 10 tulah kepada Mesir.

Nah, lolosnya bangsa Israel dari tulah yg ke10 itulah yg diperingati sebagai "passover" atau paskah oleh bangsa Israel.

Tulah yang ke-10 ialah kematian semua anak sulung di Mesir. Untuk memisahkan antara keluarga orang Israel dan orang Mesir, maka pada kusen pintu rumah orang-orang Israel disuruh memberi tanda. Cerita lengkapnya ada di Keluaran pasal 12 dan seterusnya.

 

1.    Jadi pada saat itu, dimulai pada tgl 10 Nisan (kalender Israel),

setiap keluarga Israel harus membawa pulang seekor domba yg mulus tidak ada cacatnya, untuk dipiara sendiri di rumah mereka. Ini melambangkan Yesus selama 3½ tahun hidup melayani manusia sebelum Dia dikurbankan di salib.

2.    Pada hari ke14 bulan Nisan, pada siang harinya

masing-masing keluarga orang Israel harus menyembelih domba itu. Ini melambangkan penyaliban Yesus.

3.    Darah domba itu lalu dioleskan di kusen-kusen pintu,

supaya malaikat yang akan melaksanakan tulah ke10, yang akan membunuh semua anak sulung orang Mesir, tidak membunuh anak sulung di rumah orang Israel yg pintunya ditandai olesan darah domba paskah itu. Malaikat itu "passover", atau melewati rumah itu. Dengan demikian darah domba itu (yang melambangkan darah Kristus) yang melindungi keluarga tersebut dari kematian.

4.    Domba kurban yang sudah disembelih itu lalu dipanggang utuh,

dan ketika matahari terbenam (berarti sudah masuk ke hari ke-15 Nisan) domba itu harus dimakan oleh masing-masing keluarga Israel dengan sayuran pahit dan roti tidak beragi. Mereka harus memakannya dengan sudah berpakaian lengkap, siap untuk berangkat, dengan pinggang terikat, bersepatu, dan tongkat di tangan.

5.    Semua harus berada di dalam rumah, di balik pintu yang kusen-kusennya bertenda darah, menunggu perintah Tuhan kapan mereka berangkat.

6.    Jika ada sisa yang tidak habis dimakan, itu harus mereka bakar habis, tidak boleh ditinggalkan, (melambangkan itu khusus hanya buat orang Israel, bangsa lain tidak punya bagian).

7.    Lalu malam itu ketika Tuhan memberikan perintah,

orang Israel berangkat Eksodus dipimpin Musa sementara orang-orang Mesir bingung karena kematian semua anak sulung mereka.

 

Nah, ini menjadi perayaan khusus bagi bangsa Israel (orang Yahudi) turun-temurun untuk mengingat bagaimana Tuhan telah memimpin mereka keluar dari Mesir.

Jadi Paskah atau “Passover” itu selalu berkaitan dengan domba yang dikurbankan yang darahnya dipakai untuk menandai kusen-kusen pintu.

 

 

Sekitar 1480 tahun kemudian, di tahun 31 AD, Yesus mati sebagai kurban Domba Allah pada tanggal 14 Nisan juga, sama seperti domba passover yg pertama dulu, dan hari itu (14 Nisan) tahun itu jatuh pada hari Jumat, yang kalian sebut “Good Friday”. Tuhan tidak memberinya nama Good Friday. Bangsa Israel menyebut hari dengan nomor kronologinya sesuai siklus satu minggu, "hari pertama (hari Minggu), hari kedua (Senin), hari ketiga (Selasa)" dst. Satu-satunya hari yang diberi nama oleh Tuhan ialah hari ketujuh, Tuhan menyebutnya "hari Sabat".

 

 

Yesus menyuruh murid-muridNya untuk memperingati kematianNya dengan upacara Perjamuan Kudus bukan dengan upacara Paskah.

Lukas 22:15, 19-20

15 Lalu Ia berkata kepada mereka, ‘Dengan kerinduan Aku telah merindukan makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita.’ 19 Dan Ia mengambil roti, mengucap syukur, dan memecah-mecahnya dan memberikannya kepada mereka, dengan berkata, ‘Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.20 Demikian juga Dia juga mengambil cawan sesudah makan; dengan berkata, ‘Cawan ini adalah perjanjian baru dalam darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.

 

Sangat jelas di sini bahwa upacara Paskah telah diganti dengan Perjamuan Kudus. Kematian Yesus tidak disuruh memperingati setiap tgl. 14 Nisan atau setiap Good Friday setahun sekali, melainkan setiap kali jemaat mengadakan upacara Perjamuan Kudus.

Dengan demikian, sangat tidak alkitabiah mengaitkan kematian dan kebangkitan Kristus dengan Paskah.

 

 

Orang Kristen menyebut hari kebangkitan Yesus itu “Easter Sunday”, padahal perkataan “Easter” itu justru berasal dari nama seorang dewi pagan: “Ishtar”. Cari saja di Google, banyak keterangannya. Perayaan Easter itu diciptakan jauh kemudian. Yang paling awal itu di abad ke2 Masehi, berarti lebih dari 100 tahun setelah kebangkitan Yesus.

 

Selain itu, Kebangkitan Yesus pada 16 Nisan di tahun 31, itu TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN PASSOVER bangsa Israel.  

v   Pertama karena “Passover” Eksodus itu khusus untuk bangsa Yahudi,

karena yang keluar dari perbudakan Mesir hanya bangsa Yahudi, bangsa-bangsa lain tidak. Sebaliknya Yesus mati dan bangkit untuk menebus dan menyelamatkan barangsiapa yg mau dari semua bangsa, semua manusia yg pernah hidup di dunia ini.

v   Dan kedua karena saat kematian Yesus di salib, tirai Bait Suci tercabik dua

Lukas 23:45

45 Lalu matahari pun menjadi gelap dan tabir Bait Suci terbelah dua.

 

menandakan berakhir sudah semua upacara Bait Suci Yahudi, karena Domba Allah Sendiri sudah menggenapi semua upacara yg merupakan simbol dari proses penyelamatan manusia.

Setelah kematian Kristus, semua manusia bisa datang dalam doa langsung kepada Tuhan untuk mendapatkan pengampunan dosa, tidak usah lagi menyembelih hewan kurban di Bait Suci.

 

 

Kematian dan kebangkitan Yesus itu diperingati umatNya dalam upacara baptisan, bukan dengan Paskah, karena upacara baptisan merupakan tanda seseorang yg mau ditebus dan diselamatkan oleh darah Yesus.

Karena itu baptisan yang alkitabiah harus dengan cara diselamkan, melambangkan mati dikuburkan bersama Yesus (masuk air, tidak bernafas = mati), lalu bangkit bersama Yesus (keluar dari air, bernafas lagi = hidup baru).

Kolose 2:12

12 dikuburkan bersama Dia dalam baptisan, di mana kamu juga dibangkitkan bersama Dia melalui iman karena perbuatan Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

 

 

KESIMPULAN:

Maka Kristen yang alkitabiah itu merayakan kebangkitan Kristus dalam upacara baptisan, bukan setahun sekali pada hari Easter Sunday atau hari Minggu setelah Good Friday. Karena kalender Yahudi itu lunar, bukan solar, jadi setiap tahun tgl. 14 Nisan (penyaliban Yesus) tidak selalu jatuh pada hari Jumat, dan 16 Nisan (kebangkitan Yesus) tidak selalu jatuh pada hari Minggu.

Selain itu makna "passover" itu tidak berlaku bagi non-Yahudi karena mereka tidak ikut dibebaskan dari perbudakan Mesir. “Passover” atau Paskah itu hanya dialami oleh bangsa Israel.

Juga karena “Passover” selalu berkaitan dengan domba yang dikurbankan dan darahnya yang dioleskan pada kusen pintu, maka peringatan upacara itu sudah berakhir ketika Yesus mati di salib dan tirai Bait Suci robek dari atas ke bawah, menandakan bahwa tidak perlu ada persembahan kurban lagi, karena Domba Allah yang sejati sudah menggenapi simbol tersebut.

 

 

Sebagai orang Kristen, hendaknya kita tetap berpegang pada Alkitab, apa yang diajarkan di Alkitab, karena Alkitab itu penulisannya diilhami oleh Tuhan yang infinit.  Kita perlu mempelajari dengan teliti apa isinya, dan mengikuti segala yang diajarkan Alkitab, tidak menambahi atau mengurangi dengan ajaran-ajaran manusia yang fana. Apa yang disuruh Tuhan untuk kita lakukan, ya kita lakukan. Itu saja sudah cukup banyak, tidak perlu kita tambahi dengan ciptaan kita sendiri. Dan apa yang dilarang Tuhan untuk dilakukan, jangan kita lakukan. Bukan terbalik.

 

 

 

 

 

20 05 25


Tidak ada komentar:

Posting Komentar