Minggu, 16 Juli 2023

228. KAPAN MATAHARI DICIPTAKAN

 

228. KAPAN MATAHARI DICIPTAKAN

_______________________________

 

Dulu aku sendiri pernah bingung karena di Alkitab dikatakan bahwa benda-benda penerang di langit, matahari, bulan, dan bintang-bintang itu baru diciptakan pada hari keempat. Tetapi sejak hari pertama sudah ada terang. Dari mana datangnya terang di tiga hari yang pertama? Aku pernah bertanya pada salah satu ketua di gereja dan diberi jawaban itu terang Tuhan. Lha Tuhan yang mahakuasa, mengapa Dia harus repot-repot menerangi Bumi ini dengan terangNya sendiri jika Dia bisa dengan mudah menciptakan terang dari hari pertama?

Karena itu puji Tuhan kemudian aku menemukan jawaban yang lebih pas dari Pdt. Stephen Bohr yang sekarang akan aku bagikan kepada kalian.

 

Sebenarnya banyak salah paham muncul karena kita tidak bisa membaca Alkitab dalam bahasa aslinya dan bergantung pada terjemahan yang dibuat manusia, dan sering-sering yang menerjemahkan bukanlah manusia-manusia yang dituntun oleh Roh Kudus, sehingga terjemahan-terjemahannya banyak yang tidak sesuai dengan makna tulisan yang asli.

Marilah kita bandingkan terjemahan LAI tentang kisah penciptaan dunia ini dengan tulisan aslinya.

 

INI TERJEMAHAN LAI

Kejadian 1:1-19

1:1           Pada mulanya Allah menciptakan langit dan Bumi.

1:2           Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

1:3           Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.

1:4           Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.

1:5           Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

1:6           Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."

1:7           Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.

1:8           Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.

1:9           Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.

1:10         Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

1:11         Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di Bumi." Dan jadilah demikian.

1:12         Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

1:13         Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

1:14         Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,

1:15         dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi Bumi." Dan jadilah demikian.

1:16         Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.

1:17         Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi Bumi,

1:18         dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

1:19         Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

 

Karena di episode ini kita hanya akan membahas penciptaan matahari, maka kita tidak mengupas seluruh kisah penciptaan, tapi hanya dari hari pertama hingga hari keempat.

 

Sekarang mari kita lihat TERJEMAHAN KJV dan TERJEMAHAN KJV DALAM BAHASA INDONESIA  dan kita lihat tulisan aslinya untuk kata-kata yang penting.

Bandingkan dengan terjemahan LAI di atas.

 

1:1           In (the) beginning God created בָּרָ֣א [bā·rā] the heaven and the earth.

                Pada awal mulanya Allah menciptakan langit dan Bumi.

               

Kata “created” di sini diterjemahkan dari kata בָּרָ֣א [bā·rā] yang berarti menciptakan tanpa bahan, ex nihilo, artinya menciptakan dari “nothing”, dari yang tidak ada menjadi adaItu kita terjemahkan dengan kata “menciptakan” dalam bahasa Indonesia. Dan ini hanya bisa dilakukan oleh Allah. Manusia tidak bisa menciptakan tanpa bahan. Manusia hanya bisa menciptakan dari bahan yang sudah ada.

 

1:2           And the earth was without form, and void; and darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters.

Dan Bumi belum berbentuk, dan kosong; dan kegelapan berada di atas permukaan kedalaman. Dan Roh Allah bergerak di atas permukaan air.

 

1:3           And God said, ‘Let there be light’: and there was light.

Dan Allah berfirman, ‘Hendaklah ada terang.’ Dan terang itu ada.

 

1:4           And God saw the light, that it was good: and God divided the light from the darkness.

Dan Allah melihat terang itu, bahwa itu baik; dan Allah memisahkan terang itu dari gelap.

 

1:5           And God called the light Day, and the darkness he called Night. And the evening and the morning were the first day.

Dan Allah menamai terang itu Siang, dan gelap dinamaiNya Malam. Dan petang itu dan pagi itu, adalah hari pertama.

 

1:6           And God said, ‘Let there be a firmament in the midst of the waters, and let it divide the waters from the waters.’

Dan Allah berfirman, ‘Hendaklah ada cakrawala di tengah segala air, dan hendaklah itu memisahkan air-air dari air-air."

 

1:7           And God made עָשָׂה [‛âśâh] the firmament, and divided the waters which were under the firmament from the waters which were above the firmament: and it was so.

Dan Allah membuat cakrawala, dan memisahkan air-air yang ada di bawah cakrawala itu dari air-air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.

 

Kata “made” diterjemahkan dari kata עָשָׂה [‛âśâh] bukan kata בָּרָ֣א [bā·rā]. Kata עָשָׂה [‛âśâh] artinya membuat dari bahan yang sudah ada. Dalam hal ini planet Buminya sudah ada, Bumi yang tertutup seluruhnya oleh air, sudah diciptakan pada hari yang pertama.

Sekarang air-air itu dipisahkan, yang di bawah cakrawala itu air yang tetap ada di Bumi, dan yang di atas cakrawala itu air yang di langit. Jadi sudah dijelaskan bahwa di langit itu ada air.

Sama-sama menjadikan, tetapi dibedakan antara mencipta dari yang tidak ada (tanpa bahan), dan membuat dari bahan yang sudah ada.

 

1:8           And God called the firmament Heaven. And the evening and the morning were the second day.

Dan Allah menamai cakrawala itu langit. Dan petang itu dan pagi itu, adalah hari kedua.

 

1:9           And God said, ‘Let the waters under the heaven be gathered together unto one place, and let the dry land appear’; and it was so.

Dan Allah berfirman, ‘Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, dan hendaklah muncul daratan yang kering.’ Dan jadilah demikian.

 

1:10          And God called the dry land Earth; and the gathering together of the waters called He Seas: and God saw that it was good.

Dan Allah menamai daratan yang kering itu Bumi, dan mengumpulnya air-air itu dinamai-Nya laut. Dan Allah melihat bahwa itu baik.

 

1:11          And God said, ‘Let the earth bring forth grass, the herb yielding seed, and the fruit tree yielding fruit after his kind, whose seed is in itself, upon the earth: and it was so.

Dan Allah berfirman, ‘Hendaklah Bumi menghasilkan tumbuhan, tumbuhan bermanfaat menghasilkan biji, dan pohon buah yang menghasilkan buah menurut jenisnya,  yang bijinya ada di dalamnya, di atas Bumi.’ Dan jadilah demikian.

 

1:12          And the earth brought forth grass, and herb yielding seed after his kind, and the tree yielding fruit, whose seed was in itself, after his kind: and God saw that it was good.

Dan Bumi menghasilkan tumbuhan, dan tumbuhan bermanfaat menghasilkan biji, dan pohon buah menghasilkan buah yang bijinya ada di dalamnya, menurut jenisnya. Dan Allah melihat bahwa itu baik.

 

1:13          And the evening and the morning were the third day.

Dan petang itu dan pagi itu, adalah hari ketiga.

 

1:14          And God said, ‘Let there be lights in the firmament of the heaven to divide the day from the night; and let them be for signs, and for seasons, and for days, and years’:

Dan Allah berfirman, ‘Hendaknya ada penerang-penerang di cakrawala langit untuk memisahkan siang dari malam; dan biarlah mereka menjadi tanda-tanda, dan untuk musim-musim, dan untuk hari-hari dan tahun-tahun.

 

1:15          ‘And let them be for lights in the firmament of the heaven to give light upon the earth.’ And it was so.

dan biarlah mereka menjadi penerang-penerang di cakrawala di langit untuk memberikan terang pada Bumi.’ Dan jadilah demikian.

 

1:16          And God made עָשָׂה [‛âśâh] two great lights; the greater light to rule the day, and the lesser light to rule the night: (He made) the stars also.

Dan Allah membuat dua penerang yang besar:  terang yang lebih besar untuk memerintah siang dan terang yang lebih kecil untuk memerintah malam. (Dia membuat) bintang-bintang juga.

 

Kata “made” di sini diterjemahkan dari kata עָשָׂה [‛âśâh], jadi ini bukan “mencipta” yang pertama, tapi di sini Tuhan menyatakan fungsi dari apa yang sudah diciptakan sebelumnya.

 

1:17          And God set them in the firmament of the heaven to give light upon the earth,

Allah menetapkan mereka di cakrawala langit untuk memberikan terang ke atas Bumi,

 

1:18          And to rule over the day and over the night, and to divide the light from the darkness: and God saw that it was good.

dan untuk memerintah atas siang dan atas malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Dan Allah melihat bahwa itu baik.

 

1:19          And the evening and the morning were the fourth day.

Dan petang itu dan pagi itu, adalah hari keempat.

 

 

Jadi kalau kita melihat dari tulisan aslinya, sudah lebih jelas kan?

 

Mari kita bahas dengan teliti apa sesungguhnya pesan Allah yang mau disampaikan Musa ketika dia menulis kitab Kejadian ini.

 

1:1           In (the) beginning God created בָּרָ֣א [bā·rā] the heaven and the earth.

                Pada awal mulanya Allah menciptakan langit dan Bumi.

 

Kalau kita menyimak Strong’s Dictionary, maka kata-kata “In the” di awal kalimat itu tidak ada dalam tulisan aslinya,

              

In the beginningH7225 GodH430 createdH1254 (H853) the heavenH8064 and the earth.H776 

 

Itu tambahan orang yang menerjemahkan. Semua yang ada kata Ibraninya, itu ada kode angkanya (H****). Yang tidak ada kode angkanya, berarti itu ditambahkan oleh si penerjemah.  Penambahan-penambahan itu sering disesuaikan dengan kaidah bahasa Inggris, seperti di sini itu kata “In” yang adalah kata depan (preposisi). Ini adalah penambahan sesuai kaidah bahasa Inggris, dan ini tidak ada pengaruhnya (tidak mengubah arti).

Tetapi ada kalanya ada penambahan yang dibuat oleh si penerjemah menurut pengertian pribadi si penerjemah, dan ini terkadang mengubah makna kalimat yang asli, karena penambahan itu tidak dilakukan di bawah bimbingan Roh Kudus. Di sini misalnya kata “the”.

Ada perbedaan makna antara “in the beginning” (pada awal mulanya) dengan hanya “In beginning” (awalnya/pertamanya), atau lebih tepat bila diterjemahkan “At first”. 

Karena kata sandang tentu the di depan “beginning” itu merujuk kepada awal yang hakiki, awal satu-satunya, awal yang paling awal, yang tidak ada yang lebih dulu daripada itu.

 

Kita lihat keterangan dari Strong’s Dictionary tentang kata “beginning” di ayat itu:

רֵאשִׁית  [rê'shı̂yth]  H7225

From the same as H7218; the first, in place, time, order or rank (specifically a firstfruit): - beginning, chief (-est), first (-fruits, part, time), principal thing.

Dari yang sama dengan H7218; yang pertama dalam urutan tempat, waktu, susunan atau pangkat (khususnya buah sulung); awal, terutama, pertama (buah pertama, bagian pertama, waktu pertama), sesuatu yang pokok.

 

v Jadi, tanpa “the”,

maka kata “beginning” itu  bicara tentang langkah yang pertama.

Dengan kata lain Kejadian 1:1 itu menurut bahasa aslinya ialah “Pertama Allah menciptakan langit dan Bumi”. Artinya, Kejadian 1:1 merupakan pengantar atau yang memperkenalkan kalimat-kalimat berikutnya, apa saja yang dilakukan Allah ketika Dia menciptakan langit dan Bumi kita.

 

v Tetapi kalau ada “the”,

“In the beginning God created the heaven and the earth” atau “Pada awal mulanya Allah menciptakan langit dan Bumi” seperti yang diterjemahkan KJV dan LAI, itu berarti sebelum Allah menciptakan segala yang lain, yang paling mula diciptakan adalah langit dan Bumi kita ini.

 

Bisa dipahami bedanya?

 

Jadi yang dimaksud dalam bahasa aslinya dari Kejadian 1:1 ialah, “Pertama Allah menciptakan langit dan Bumi” kemudian diikuti oleh ayat 2 dan seterusnya bagaimana Allah menyempurnakan langit dan Bumi yang sudah diciptakan itu.

 

Dari ayat 1 ini kita sudah langsung bisa menarik kesimpulan bahwa langit itu diciptakan lebih dulu, baru planet Bumi, karena planet Bumi ini terletak di angkasa, jadi langitnya harus diciptakan dulu sebagai wadah planet Bumi kita.

Nah, pada waktu planet Bumi diciptakan, maka tentu saja benda-benda langit yang lain, planet-planet lain termasuk matahari dan bulan dan bintang-bintang di bima sakti kita  juga  diciptakan karena itu adalah keseluruhan galaksi kita. Bagi Tuhan tidak sulit menciptakan semuanya sekaligus, cukup Tuhan berfirman, maka muncullah yang disebutNya.

Jadi di Kejadian 1:1, dalam satu kalimat yang singkat Musa sudah menggambarkan bahwa galaksi Bumi ini diciptakan oleh Tuhan.

Kemudian di ayat 2 dan seterusnya Musa menggambarkan bagaimana Tuhan menyempurnakan dan mengisi planet Bumi yang telah diciptakanNya itu.

 

 

Dari Kejadian 1:1 ini kita bisa memahami bahwa galaksi kita, langit dan Bumi kita bukanlah yang paling pertama diciptakan Allah, karena tulisan aslinya bukan “In the beginning”, melainkan hanya “beginning”.

Bahkan ada ayat yang mengatakan bahwa ketika Bumi ini diciptakan, ada makhluk-makhluk lain ciptaan Allah juga, yang menyambut penciptaan planet Bumi kita dengan suka cita.

 

Di Ayub pasal 38, Tuhan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Ayub tentang waktu Dia menciptakan planet Bumi ini.

Ayub 38:4, 7

4 Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar Bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! (Ini Allah bertanya kepada Ayub).

7 Pada waktu bintang-bintang fajar menyanyi bersama-sama, dan anak-anak Allah bersorak-sorai gembira?

 

Jadi Tuhan berkata, pada waktu Dia menciptakan Bumi, bintang-bintang fajar menyanyi bersama-sama, dan anak-anak Allah bersorak-sorai gembira”.

Jadi ada dua jenis makhluk yang menyambut penciptaan Bumi kita ini:

1.   “bintang-bintang fajar” dan

2.   “anak-anak Allah”. 

 

Berarti “bintang-bintang fajar” dan “anak-anak Allah” itu sudah lebih dulu ada sebelum Bumi kita diciptakan karena mereka yang menyanyi dan bersorak gembia ketika Allah menciptakan Bumi kita.

Dari sini kita tahu bahwa langit dan Bumi kita bukanlah yang diciptakan Allah “pada awal mulanya” (in the beginning), karena sudah ada yang lain yang lebih mula daripada Bumi kita.

 

Siapakah “bintang-bintang fajar” di sini?

Mereka adalah para malaikat. Kita bisa melihat di Wahyu 12:4 yang mengisahkan bagaimana Lucifer menipu sepertiga malaikat-malaikat di Surga untuk ikut dia memberontak, di sana dikatakan,

Wahyu 12:4

Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit, dan melemparkan mereka ke Bumi…

 

Jadi “bintang-bintang” sering melambangkan malaikat. Bintang-bintang yang muncul ketika Yesus lahir yang menuntun orang-orang majus ke Bethlehem itu adalah sekumpulan malaikat.

 

Sekarang, siapakah “anak-anak Allah” itu?

Kita tangguhkan dulu jawabannya. Ini adalah pembahasan yang menarik. Kita harus menjadi pelacak di sini, kita mengumpulkan keterangan-keterangan dari ayat-ayat Alkitab, dan kita mempersatukan keterangan-keterangan itu dan kita akan tiba pada kesimpulannya.

 

Rasul Paulus, rasul Perjanjian Baru yang berpendidikan tinggi, seorang theolog di zamannya, memberitahu kita bahwa ada dunia-dunia yang lain yang diciptakan Allah. Kalian pasti pernah membaca ayat-ayat itu, hanya saja karena terjemahan LAI kurang tepat, pengetahuan itu lolos dari perhatian kita. Tetapi mereka yang membaca Alkitab terjemahan KJV dan NKJV akan melihat kata-kata tersebut.

Mari kita lihat:

Ibrani 1:2 dari KJV

Hath in these last days spoken unto us by his Son, whom he hath appointed heir of all things, by whom also he made the worlds;

pada hari-hari akhir ini telah berbicara kepada kita melalui Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai ahliwaris dari semuanya, yang melalui Dia juga Allah telah menjadikan dunia-dunia.

 

Ibrani 11:3 dari KJV

Through faith we understand that the worlds were framed by the word of God, so that things which are seen were not made of things which do appear.

Melalui iman kita mengerti, bahwa dunia-dunia telah dirancang oleh Firman Allah, sehingga hal-hal  yang terlihat tidak dibuat dari apa yang kita lihat.

 

Ternyata bukan hanya satu dunia kita ini saja yang diciptakan Allah, tapi “dunia-dunia”, jamak, lebih dari satu, pasti masing-masing dengan galaksinya sendiri seperti dunia kita. Berapa banyak dunia? Alkitab tidak menjelaskan secara eksplisit. Yang pasti cukup banyak, bukan hanya dua atau tiga.

Dari mana kita tahu?

 

Di kitab Ayub dikisahkan tentang rapat pertemuan Tuhan dengan “anak-anak Allah”. Dua kali itu disebutkan, yang pertama di pasal 1, yang kedua di pasal 2. Sepertinya Tuhan secara berkala mengadakan rapat atau pertemuan dengan “anak-anak Allah” ini. Berarti ada semacam sistem pemerintahan yang dijalankan Allah di mana “anak-anak Allah” ini datang untuk menyampaikan laporan atau berdiskusi dengan Allah.

 

Ayub 1:6

Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Setan.

 

Ayub 2:1

Pada hari yang lain datanglah kembali anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Setan untuk menghadap TUHAN.

 

Jadi dua kali disebutkan tentang “anak-anak Allah” datang menghadap Tuhan, dan ini sudah memberikan gambaran bahwa pertemuan semacam ini adalah hal yang biasa terjadi secara berkala, karena rapat semacam ini selain terdapat di kitab Ayub,  juga terdapat di kitab 2 Tawarikh 18:18-21.

 

 

Kembali ke pertemuan Allah dengan “anak-anak Allah” di Ayub.

Lho Setan kok ikut hadir dalam pertemuan Tuhan dengan “anak-anak Allah”? Setan kan pasti bukan “anak Allah”??? Ini sama kasusnya dengan di 2 Tawarikh 18, Setan juga hadir dalam pertemuan Allah dengan para malaikatNya.

Nah, kalau kita baca selanjutnya ayat-ayat di Ayub pasal 1 dan 2, ternyata Setan datang ke pertemuan itu sebagai kepala dari Bumi kita, dari planet Bumi. Sebenarnya kepala planet Bumi seharusnya Adam, tetapi karena Adam telah jatuh dalam dosa, tunduk pada Setan, maka Setan mengambil kedudukan Adam sebagai kepala Bumi ini.  Seandainya Setan tidak mewakili planet Bumi sudah tentu dia tidak bisa ikut hadir di rapat Tuhan di Surga, dia sudah diusir dari Surga. Tetapi karena Setan datang sebagai kepala dari planet Bumi dan dia diterima hadir di sana, berarti “anak-anak Allah” yang lain yang hadir di sana juga adalah kepala-kepala dari planet-planet yang lain. Jadi ini adalah pertemuan Allah dengan semua kepala dari planet-planet yang diciptakanNya.

 

Dari mana kita tahu “anak-anak Allah” itu adalah kepala-kepala dari dunia-dunia (planet-planet) yang lain? Karena kita lihat di Alkitab, sebutan “anak Allah” diberikan kepada kepala dunia, karena Adam juga disebut “anak Allah. Kita lihat silsilah Tuhan Yesus yang ditarik ke belakang hingga Adam, dan di situ disebutkan bahwa Adam itu disebut “anak Allah”.

Lukas 3:38

yang adalah anak Enos, yang adalah anak Set, yang adalah anak Adam, yang adalah anak Allah.

 

Tuh, kan? Sudah pasti ayat ini sering kita  baca, tetapi maknanya terlewatkan. Sekarang kita tahu bahwa Adam disebut “anak Allah”. Berarti “anak-anak Allah” yang disebut di kitab Ayub, itu statusnya sama dengan Adam, yaitu kepala/pemimpin dunia (planet)nya masing-masing. Menarik kan hasil pelacakan kita?

 

 

Nah, Roh Nubuat mengatakan bahwa ke-24 Tua-tua yang disebutkan di kitab Wahyu itu adalah kepala-kepala dari dunia-dunia yang lain. Mereka inilah yang disebut “anak-anak Allah” di kitab Ayub.  Apakah jumlah mereka literal 24? Itu yang tidak dijelaskan, apakah angka 24 itu angka literal atau angka simbolis, karena kitab Wahyu itu penuh dengan simbol, sehingga bisa saja angka 24 itu angka simbolis.

 

Kalau kita menyimak perumpamaan Yesus tentang domba yang hilang, itu yang hilang 1, yang 99 tidak hilang. Kisah domba yang hilang yang dicari Gembalanya itu juga merupakan tipe atau simbol dari kisah dunia kita yang satu-satunya jatuh dalam dosa, sedangkan dunia-dunia yang lain tidak. Apakah angka 99 itu angka literal atau angka simbolis? Itu kisah perumpamaan. Jadi kita tidak tahu. 

Tetapi berapa jumlah literal dunia-dunia yang lain itu tidak penting, yang penting kita tahu bahwa ada dunia-dunia yang lain yang lebih dulu diciptakan sebelum dunia kita ini.

 

 

Sekarang kita kembali kepada penciptaan matahari.

Di ayat 1 Musa sudah menulis di bawah ilham Roh Kudus bahwa “Pertama Allah menciptakan langit dan Bumi”.

Matahari, bulan, dan benda-benda langit yang lain (planet-planet) merupakan bagian dari isi langit sebagaimana planet Bumi kita ini. Jadi ketika dikatakan Tuhan menciptakan langit dan Bumi, itu artinya langit dan semua benda-benda yang berada di angkasa, di galaksi kita, diciptakan pada waktu itu.

Berarti matahari tidak diciptakan pada hari keempat? Ya, matahari tidak diciptakan pada hari keempat. Matahari sudah ada sejak hari pertama.

 

Mari kita bahas Kejadian 1:2-5

1:2           Dan Bumi belum berbentuk, dan kosong; dan kegelapan berada di atas permukaan kedalaman. Dan Roh Allah bergerak di atas permukaan air.

Ketika planet Bumi diciptakan melalui sabda Tuhan, itu belum ada bentuknya (maksudnya permukaannya, daratannya, dll.) karena seluruh Bumi masih tertutup banyak air dan masih gelap. Berarti apa? Sinar matahari belum menerangi Bumi.

Roh Kudus melihat kondisi Bumi yang masih tertutup air.

 

1:3           Dan Allah berfirman, ‘Hendaklah ada terang.’ Dan terang itu ada.

Nah, sekarang Allah menempatkan matahari dan Bumi di tempat di mana sinar matahari bisa mengenai Bumi.

 

1:4           Dan Allah melihat terang itu, bahwa itu baik; dan Allah memisahkan terang itu dari gelap.

Artinya Allah mengatur kapan sinar matahari itu menerangi Bumi dan kapan tidak. Pada waktu sinar matahari tidak menerangi Bumi, maka itulah gelap.

 

1:5           Dan Allah menamai terang itu Siang, dan gelap dinamaiNya Malam. Dan petang itu dan pagi itu, adalah hari pertama.

Dan Allah memberi nama waktu terang itu “siang”, dan waktu gelap itu “malam”. Sekarang perhatikan, ini penting.

Dan petang itu dan pagi itu” ~ mana yang lebih dulu ada? Petang dulu baru pagi! Berarti gelap dulu 12 jam, baru terang 12 jam, “adalah hari pertama.” Jadi bagaimana hitungan satu hari? Gelap dulu 12 jam, baru terang 12 jam. Berarti sejak hari pertama sudah ada gelap dan terang. Dengan kata lain sudah ada matahari.

 

Sekarang, apa yang membuat datangnya gelap dan datangnya terang? Terbenamnya dan terbitnya matahari! Nah, secara teknis matahari memang tidak terbenam-terbit sih, itu cuma istilah yang kita kenal, secara teknis itu adalah rotasi Bumi pada porosnya dari barat ke timur tepatnya selama 23 jam 56 menit 4 detik, dan itu dibulatkan 24 jam. Jadi berotasinya Bumi pada porosnya sendiri, mengelilingi matahari itu yang menyebabkan ada 12 jam gelap dan 12 jam terang pada titik tengah di Bumi.

 

Kalau begitu jelas, sejak hari yang pertama, sudah ada matahari, karena jika tidak, walaupun Bumi berotasi, tetap tidak ada terang karena tidak ada yang menerangi. Tuhan sudah mengaturnya bahwa Bumi mengelilingi matahari yang memberinya terang, dan supaya seluruh Bumi mendapat giliran terang itu, maka Bumi harus berotasi pada porosnya. Luar biasa Tuhan kita itu.

 

 

Kalau begitu mengapa orang Kristen menganggap Tuhan baru menciptakan matahari dan benda-benda langit pada hari keempat? Mari kita simak apa yang tertulis di Firman Tuhan.

 

1:14         Dan Allah berfirman, ‘Hendaknya ada penerang-penerang di cakrawala langit untuk memisahkan siang dari malam; dan biarlah mereka menjadi tanda-tanda, dan untuk musim-musim, dan untuk hari-hari dan tahun-tahun.

Lihat, ayat ini merupakah ayat perintah supaya penerang-penerang di langit memisahkan siang dan malam, menjadi tanda-tanda musim, menjadi tanda pergantian hari dan tahun, artinya penerang-penerang itu diberi tugas untuk melayani kepentingan planet Bumi. Ayat ini tidak berkata bahwa matahari baru diciptakan sekarang.

 

1:15         dan biarlah mereka menjadi penerang-penerang di cakrawala di langit untuk memberikan terang pada Bumi.’ Dan jadilah demikian.

 

1:16         Dan Allah membuat עָשָׂה [‛âśâh] dua penerang yang besar:  terang yang lebih besar untuk memerintah siang dan terang yang lebih kecil untuk memerintah malam. (Dia membuat) bintang-bintang juga.

Di bagian awal kita sudah melihat bahwa kata “membuat” di sini diterjemahkan bukan dari kata בָּרָ֣א [bā·rā] yang berarti menciptakan dari yang tidak ada, melainkan dari kata עָשָׂה [‛âśâh], yang artinya membuat atau menjadikan sesuatu yang sudah ada untuk melakukan tugas yang diperintahkan. Apakah matahari awalnya tidak diciptakan Allah ex nihilo? Dari “nothing”? Ya tentu saja. Mengapa di sini tidak memakai kata בָּרָ֣א [bā·rā]? Karena pada waktu Allah memberikan perintah ini, matahari sudah diciptakan, sudah ada,  jadi ayat ini tidak bicara tentang penciptaan matahari. Di ayat ini Tuhan menentukan fungsi matahari. Kita lihat ayat berikutnya:

 

1:17         Allah menetapkan mereka di cakrawala langit untuk memberikan terang ke atas Bumi,

Tuhan menetapkan benda-benda di langit, matahari, bulan, dan bintang untuk memberikan terang kepada Bumi.

 

1:18         dan untuk memerintah atas siang dan atas malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Dan Allah melihat bahwa itu baik.

Setiap kali manusia melihat cahaya matahari berkurang dan lenyap, itu adalah pergantian hari yang baru.

 

1:19         Dan petang itu dan pagi itu, adalah hari keempat.

Kembali dikatakan, petang dan pagi seperti hari-hari sebelumnya, dan ini adalah hari keempat.

 

 

Jadi kalau kita membaca Alkitab, kita harus teliti, setiap kata itu punya makna, karena itu kita harus membaca dengan perhatian, kalau asal saja seperti baca koran, akan ada banyak mutiara yang lolos.

Selain itu, kita harus mengaitkan satu ayat dengan ayat yang lain di pasal yang lain, atau bahkan di kitab yang lain, untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap. Alkitab itu ditulis oleh manusia, tapi mereka adalah manusia pilihan Allah, yang menulis di bawah tuntunan Roh Allah. Jadi Allah tidak membiarkan nabi-nabi dan rasul-rasulnya asal menulis sesuka hatinya. Allah campur tangan agar pesan yang disampaikan itu benar pesan yang diberi Allah. Nah, memang ada kesalahan-kesalahan penerjemahan, tergantung versi mana yang kita pakai, karena itu sebisanya cek dengan tulisan yang asli, cek dengan versi-versi yang lain. Pada dasarnya semua itu harus klop, tidak ada yang bertentangan. Misalnya seperti penciptaan matahari ini, yang dianggap banyak orang Alkitab mengatakan matahari diciptakan pada hari keempat, lalu tiga hari sebelumnya terang datang dari mana? Nah, kalau kita bertemu dengan kejanggalan-kejanggalan yang seperti itu, itu bukan Alkitabnya yang salah, itu kita yang kurang tepat memahaminya, atau terjemahannya yang tidak tepat. Maka kita perlu cross-check dengan versi-versi lain, bahkan dengan Strong Dictionary yang sangat membantu kita menemukan arti kata tulisan yang asli.

 

Semoga bermanfaat.

 

16 07 23