Minggu, 26 Juni 2016

168. MAKNA KEMATIAN DAN KEBANGKITAN KRITUS

168.  MAKNA KEMATIAN

DAN KEBANGKITAN YESUS

_____________________________________________________________________


Pelajaran Sekolah Sabat minggu lalu yang dirangkum Pdt. Kristiyono dan Pdt. Otiesinus, memberi kita banyak informasi tentang makna KEMATIAN dan KEBANGKITAN KRISTUS.

Untuk itu aku bagikan ini kepada teman-teman pelajar Alkitab supaya kita semua bisa menarik manfaat darinya.

 

Dasar pelajaran minggu yang lalu adalah Matius pasal 27 dan 28.

 

Pertama-tama mari kita lihat Matius 27:11-26. Aku copaskan di sini karena biasanya orang malas mengambil Alkitab.

 

27:11       Dan Yesus berdiri di hadapan gubernur itu, and gubernur itu bertanya kepada-Nya, mengatakan,  ‘Engkaukah raja orang Yahudi?’ Dan Yesus berkata kepadanya, ‘Engkau yang mengatakan.’

27:12       Dan ketika Dia dituduh oleh imam-imam kepala dan tua-tua, Dia tidak memberi jawab apa pun.

27:13       Maka kata Pilatus kepada-Nya, ‘Tidakkah Engkau dengar betapa banyak hal yang mereka tuduhkan terhadap Engkau?’

27:14       Dan Ia tidak menjawabnya sepatah kata pun, sehingga gubernur itu sangat heran.

27:15       Nah di perayaan itu, gubernur terbiasa membebaskan satu orang hukuman kepada rakyat, atas pilihan mereka.

27:16       Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal yang bernama (Yesus) Barabas.

27:17       Karena itu, ketika mereka sudah berkumpul bersama, Pilatus berkata kepada mereka, ‘Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?’

27:18       Karena Ia (Pilatus) sudah tahu, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.

27:19       Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya, katanya, ‘Jangan engkau mencampuri perkara Orang benar itu, sebab aku telah menderita banyak hal hari ini dalam mimpi karenaNya.

27:20       Tetapi imam-imam kepala dan tua-tua menghasut orang banyak agar mereka minta Barabas dan membinasakan Yesus.

27:21       Gubernur menjawab dan berkata kepada mereka, ‘Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?’ Kata mereka, ‘Barabas.’

27:22       Kata Pilatus kepada mereka, ‘Jika begitu, apa yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?’ Mereka semua berkata kepadaNya, ‘Salibkan Dia.’

27:23       Dan gubernur itu berkata,Mengapa? Kejahatan apa yang telah dilakukan-Nya?’ Namun mereka makin keras berteriak, mengatakan,Salibkan dia!’

27:24       Ketika Pilatus melihat bahwa dia sama sekali tidak bisa menang, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata,  ‘Aku tidak bersalah atas darah Orang benar ini; kamu saksinya.’ 

 27:25      Lalu seluruh rakyat itu menjawab, dan berkata, ‘Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!’

27:26       Lalu ia (Pilatus) membebaskan Barabas kepada mereka, dan setelah dia menyesah Yesus,  diserahkannya Dia untuk disalibkan.

 

 

Informasi apa yang kita peroleh dari ayat-ayat di atas?

1.       Yesus diam, tidak memberi jawaban kepada tuduhan imam-imam kepala dan tua-tua. 

Kehidupan Yesus sudah mencerminkan kebenaran yang diajarkanNya, Yesus tidak perlu membela Diri dengan kata-kata. Yesus tidak marah-marah, tidak balas menuduh.

Aplikasi bagi kita: Terhadap mereka yang memang tidak mau melihat kebenaran, tidak usah berdebat. Kebenaran itu nanti akan terbukti dengan sendirinya.

 

2.       Yesus tidak protes ketika orang banyak memilih melepaskan Bar-Abbas, yang menurut catatan sejarah bernama lengkap Yeshua Bar-Abbas (Yeshua anak Abbas/Bapak).

Kebetulan nama depannya sama dengan nama Yesus, sama Yeshua-nya, yang maknanya “Yahwe menyelamatkan”, itu adalah nama pasaran yang umum di zaman itu.  Dengan sikapNya itu, Yesus tidak menghalangi Bar-Abbas untuk melanjutkan hidupnya dan mendapatkan kesempatan bertobat. Yesus memberikan kesempatan kedua kepada Bar-Abbas. Kematian yang seharusnya dijalani oleh Bar-Abbas, akan digantikan oleh Yesus. Alkitab tidak mengisahkan kelanjutan kisah Yeshua Bar-Abbas ini, tetapi paling tidak dengan Yesus menggantikan tempatnya di salib, Yeshua Bar-Abbas masih punya kesempatan untuk menyesali dosa-dosanya dan bertobat.

Aplikasi bagi kita: Berilah orang lain juga kesempatan untuk bertobat. Bila sekarang dia belum menerimanya, siapa tahu dengan kesempatan yang selalu terbuka baginya, suatu saat dia akan menerimanya.

 

3.       Orang banyak yang sudah mendengarkan bujukan Setan, menolak Yesus.

Menolak Yesus berarti memilih kejahatan (membenarkan Yeshua Bar-Abbas yang jahat). Hanya ada dua pilihan: menerima Yesus atau menolak Yesus. Tidak ada posisi netral. Tidak bisa abstain tidak memilih. Tidak bisa menolak Yesus tanpa berpihak kepada kejahatan. Pilihannya hanya dua itu. Yang satu atau yang lain.

Aplikasi bagi kita: Kita juga hanya punya dua pilihan. Menerima Yesus atau menolak Yesus. Menerima Yesus berarti menolak segala yang lain. Sebaliknya menolak Yesus berarti menerima yang lain.

 

4.       Penyebab imam-imam kepala dan pemimpin bangsa Yahudi menolak Yesus karena mereka iri hati dan dengki.

Iri hati dan dengki itu akan melahirkan banyak dosa yang lain.

ü   Di sini kita lihat, bahwa iri hati dan dengki melahirkan fitnah dan kebencian.

Karena iri hati dan dengki pada popularitas Yesus, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi membenci Yesus dan memfitnahNya, melancarkan tuduhan-tuduhan palsu.

ü   Kebencian mereka membuat mereka menghasut orang lain untuk ikut bergabung dengan mereka.

ü   Kebencian mereka membuat mereka siap sedia menerima konsekuensi yang paling berat sekalipun,

yaitu menanggung darah Yesus bahkan sampai ke anak-anak mereka. Jadi dengan kata lain, mereka tidak segan mencelakakan dan mengorbankan bahkan anak-anak mereka sendiri, asalkan kebencian mereka terhadap Yesus terlampiaskan.

ü   Kebencian mereka membuat mereka mata gelap, sudah tidak perduli lagi pada dosa dan akibatnya.

Aplikasinya bagi kita: Jangan dengki, jangan iri hati, itu nanti akan melahirkan banyak dosa yang lain. Kebencian itu hanya merugikan diri sendiri, karena kebencian akan membutakan mata kita terhadap kebenaran, dan akhirnya kita sendiri yang terjerumus.

 

 

Sekarang kita lanjutkan ayat 45-54:

 

27:45       Nah,  mulai dari jam keenam ada kegelapan meliputi seluruh daerah itu hingga  jam kesembilan.

27:46       Dan pada kira-kira jam kesembilan berserulah Yesus dengan suara nyaring, ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ artinya, ‘Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’

27:47       Beberapa orang yang berdiri di situ ketika mendengar itu, berkata,  ‘Orang ini memanggil Elia.’

27:48       Dan salah seorang dari mereka segera berlari dan mengambil sebuah spons, memenuhinya dengan cuka, lalu memasangnya pada sebatang buluh dan memberi Yesus untuk diminum.

27:49       Sisanya berkata: ‘Biarkan saja, coba kita lihat, apakah Elia akan datang untuk menyelamatkan Dia.’

27:50       Yesus setelah Dia berseru lagi dengan suara nyaring, lalu menyerahkan nyawa-Nya

27:51       Dan lihatlah, Tabir Bait Suci tercabik dua dari atas sampai ke bawah; dan bumi berguncang, dan bukit-bukit batu terbelah

27:52       dan kubur-kubur terbuka, dan banyak jasad orang kudus yang telah meninggal, bangkit,

27:53       dan keluar dari kubur setelah kebangkitan Yesus, dan masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

27:54       Nah, ketika kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang bersamanya yang menjaga Yesus, melihat gempa bumi dan hal-hal yang telah terjadi, mereka sangat ketakutan, berkata, ‘Sungguh, ini adalah Anak Allah.’

 

Kita lihat informasi yang kita peroleh dari ayat-ayat ini:

 

5.       Mengapa di salib Yesus berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”  

Kalimat ini sering tidak dipahami banyak orang, bahkan juga oleh orang Kristen sendiri. Mengapa Allah Bapa meninggalkan PutraNya yang dikasihiNya, justru pada saat-saat yang paling tragis dalam hidupNya? Allah Bapa yang pengasih, justru meninggalkan Putra yang dikasihi. Mengapa? Dari satu kalimat inilah kita bisa memahami bahwa dosa itu memisahkan kita dari Allah. Pada saat Yesus tergantung di salib, Dia sedang memikul dosa manusia sepanjang masa, mulai dosa Adam hingga dosa manusia yang terakhir hidup nanti. Bayangkan! Dosa satu orang aja seumur hidup ada berapa banyak, apalagi dosa semua manusia sepanjang masa. Dan karena itu Yesus tidak bisa merasakan kehadiran Allah Bapa karena Yesus sedang menjalani kematian kekal, yaitu kondisi terpisah selamanya dari Allah Bapa. Mengapa? Bukankah Allah Bapa tahu itu bukan dosa Yesus sendiri? Langit tengah hari menjadi gelap gulita, alam seakan-akan menjadi penghalang supaya Allah Bapa terpisah dari PutraNya yang tergantung di salib. Mengapa? Karena Allah itu adalah api yang menghanguskan dosa! (Ula. 4:24, Ibr. 12:29) Andai Allah Bapa tidak memisahkan diriNya dari PutraNya yang dikasihiNya, habis sudah, hangus Yesus terbakar oleh kesucian Allah Bapa, karena semua dosa manusia yang sedang dipikulNya pada waktu itu menjadikan Dia musuh Allah Bapa. Jadi demi kita, demi manusia, Yesus yang tidak pernah hilang kontak dengan Allah Bapa, saat itu, sejak dari taman Getsemani ketika Dia minum cawan murka Allah, diadli, hingga tergantung di atas salib itu sebagai pemikul dosa-dosa manusia, Dia kehilangan kontak sama sekali dengan Allah Bapa.

Aplikasinya bagi kita: Jika Yesus saja, Putra Allah, karena dosa manusia lain, menjadi terpisah dari Allah Bapa yang mengasihiNya, bagaimana dengan kita? Jika kita menggandoli dosa-dosa kita sendiri terus, kita juga terpisah dari Allah Bapa.

 

6.       Yesus menolak cuka untuk menumpulkan kesadarannya, untuk mengurangi rasa sakitNya.

Ia harus menjalani hukuman itu dengan kesadaran penuh. Yesus sedang menjalani kematian kekal bagi seluruh umat manusia. Bila kita belajar kitab Wahyu, kita akan melihat bagaimana orang-orang yang tidak selamat, semua yang menolak Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, kelak harus menjalani kematian kekal mereka sendiri, dengan kesadaran penuh sebagaimana Yesus menjalani kematian kekal itu di atas salib juga dengan kesadaran penuh.

Aplikasi bagi kita: Mengapa kita harus memilih kematian kekal, penihilan total, padahal hukuman kematian kekal kita sudah dibayar oleh Yesus, sudah digantikan oleh Yesus dan kita tinggal menerimanya saja? Mengapa kita menolaknya?

 

7.       Tabir Bait Suci robek menjadi dua dari atas ke bawah.

Siapa yang merobeknya? Yang pasti bukan manusia. Inilah Tuhan menunjukkan bahwa segala upacara Bait Suci sudah berakhir. Segala kurban hewan sejak itu berakhir, karena Yang dilambangkan sudah menggenapi lambangnya, antitipe telah bertemu dengan tipe, Domba Allah yang sejati telah dikurbankan, menggenapi lambang semua kurban domba dan lembu yang dipersembahkan di Bait Suci sampai saat itu.

Aplikasi bagi kita: Upacara Bait Suci yang telah diakhiri sendiri oleh Tuhan, tidak perlu dilanjutkan lagi. Cukup Domba Allah mati satu kali untuk semua (Ibrani 9:28), itu sudah kurban yang sempurna, tidak perlu diwakili lagi oleh hewan-hewan kurban.

Namun upacara-upacara dan perayaan-perayaan Ibrani yang diajarkan Allah kepada orang Israel, itu tetap harus kita pelajari, untuk bisa memahami pekerjaan penebusan Yesus yang lengkap. Kita yang sudah ditebus, jadi kita perlu tahu bagaimana.

 

8.       Menjelang kematian Yesus Kristus, terjadilah gempa bumi dahsyat, dan batu-batu terbelah, kubur-kubur terbuka. Untuk apa?

Untuk mempersiapkan mereka yang nanti akan dibangkitkan dari kematian bersama-sama dengan kebangkitan Kristus. Pada saat Kristus bangkit dari kematian pada hari yang ketiga, pada hari Minggu dini hari, ada orang-orang pilihan yang sudah mati, ikut dibangkitkan. Dan menurut catatan Alkitab, orang-orang yang keluar dari kubur ini, masuk ke kota Yerusalem dan menampakkan diri mereka kepada banyak orang. Untuk apa? Untuk membuktikan bahwa Yesus Kristus telah mengalahkan maut dan kematian, sehingga orang-orang yang tadinya sudah mati ini pun bisa hidup lagi dengan tubuh baru yang tidak akan mati lagi. Jika kita membaca Efesus 4:8 orang-orang ini dibawa oleh Yesus ke Surga pada waktu Dia kembali ke Surga.

Aplikasi bagi kita: Semua yang dijanjikan Tuhan pasti akan dipenuhiNya. Dia menjanjikan keselamatan dan hidup kekal bagi kita yang menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Surga itu sungguh ada. Dunia baru itu sungguh akan ada. Jangan meragukan janji Tuhan. 

 

9.       Kepala pasukan dan prajurit-prajurit Roma, yang adalah orang-orang kafir, yang menjaga Yesus menjadi ketakutan

melihat fenomena alam yang sangat ajaib saat itu, sehingga mereka mengakui bahwa “Sungguh, ini adalah Anak Allah.”

Aplikasi bagi kita: Ini adalah pengakuan dari orang-orang Roma, yang pada saat itu adalah musuh bangsa Yahudi. Mereka menyalibkan Yesus dengan penuh sarkasme. Tetapi ketika mereka menyaksikan fenomena alam yang luar biasa itu, mereka mengakui “Sungguh, ini adalah Anak Allah.” Sekarang ini belum ada lagi fenomena alam yang luar biasa untuk membuktikan bahwa Yesus Kristus sungguh Anak Allah. Maka jika kita menantikan tanda-tanda itu baru kita mau mengakuiNya, kita akan tertinggal kereta. Karena fenomena alam yang luar biasa itu nanti akan terjadi pada akhir zaman, menjelang kedatangan Kristus yang kedua kembali untuk menjemput umatNya, hanya saja pada waktu itu pintu kasihan sudah tertutup, dan walaupun saat itu kita membuat pengakuan “Sungguh, ini adalah Anak Allah.” itu sudah terlambat buat kita. Jangan sampai ketinggalan kereta.

 

10.     Apakah salib yang membunuh Yesus?

Apakah tentara-tentara Roma yang menyalibkan Dia itu yang membunuh Yesus? Ternyata Alkitab mencatat hal yang menarik. Yesus mati secara sukarela, karena Dia sendiri yang menyerahkan nyawaNya kepada Bapa (ay. 50). Apa Yesus bisa tidak mau menyerahkan nyawaNya kepada Allah Bapa? Bisa. Andai Yesus membatalkan niatNya menjadi pengganti manusia menjalani kematian kekal, maka segera malaikat-malaikat di Surga akan turun dan melepaskanNya dari kayu salib itu. Tetapi karena demikian besarnya kasihNya kepada manusia, maka Yesus rela menyerahkan nyawaNya sendiri menjadi kurban persembahan dosa bagi semua manusia.

Aplikasi bagi kita: Apakah kita akan menyia-nyiakan karunia yang sedemikian besarnya ini yang telah diberikan kepada kita secara gratis?

 

 

Kebanyakan orang Kristen sangat getol merayakan hari Natal, hari kelahiran Yesus Kristus di bumi, yang sebenarnya waktunya yang persis tidak pernah diberikan oleh Alkitab, tetapi yang kemudian ditentukan oleh gereja Katolik sebagai tanggal 25 Desember. Jadi, walaupun seluruh dunia tahu tgl. 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus Kristus, tapi seluruh dunia menganggapnya demikian.

Tetapi yang sering dilupakan banyak orang Kristen adalah, kelahiran Yesus Kristus ke dunia ini adalah dengan mengemban satu misi, yaitu tujuannya untuk menyelamatkan manusia dari kematian kekal, dan untuk itu satu-satunya jalan adalah Dia yang harus mati menggantikan manusia.  Yesus lahir ke dunia untuk mati bagi manusia.

 

Jadi, jika kita hanya berbicara tentang

ü   kelahiran dan

ü   kematian Yesus, maka itu tidak ada manfaatnya,

ü   jika tidak diikuti oleh kebangkitan Yesus pada hari ketiga setelah kematianNya,

ü   dan juga tidak diikuti oleh kembalinya Yesus ke Surga 40 hari kemudian,

ü   dan tidak diikuti oleh pekerjaan Yesus sebagai Imam Besar di Bait Suci surgawi menjadi perantara dan hakim umatNya,

ü   dan kelak kembalinya Yesus Kristus kedua kalinya ke bumi untuk menjemput umat tebusanNya,

ü   dan tidak diikuti oleh kembalinya Yesus Kristus untuk ketiga kalinya ke bumi bersama kota kudus Yerusalem Baru,

untuk melenyapkan dosa dan membersihkan bumi dari segala bekas dosa, dan memulihkannya ke kondisinya yang semula sebelum Adam berbuat dosa, dan untuk mendirikan kerajaanNya di bumi ini.

 

 

Maka baiklah kita lihat secara singkat saja, seluruh misi Yesus Kristus dalam rencana keselamatan manusia.

Kita telah melihat dari ayat-ayat di atas bagaimana Yesus Kristus disalibkan, dan mengakhiri semua upacara kurban Bait Suci Yahudi.

Sekarang kita lanjutkan dengan kisah kebangkitanNya.

Kita bisa membaca dari Matius 27:55-28:1-18. Kisah yang sama juga ditulis di Lukas 23:48-56, 24:1-49. Karena terlalu banyak ayatnya, silakan baca sendiri semuanya dari Alkitab supaya jelas.

 

Apa informasi yang kita peroleh dari tulisan Matius dan Lukas?

 

11.    Yesus mati pada hari Jumat (hari yang pertama), hari persiapan untuk menyambut Sabat.

Karena waktunya sudah mepet mau Sabat, maka jasadNya tidak dirempahi seperti kebiasaan orang mati di zaman itu di sana. Setelah jasadNya dibungkus kain kafan, langsung dibaringkan di kubur milik Yusuf Arimatea, dan lubang masuknya ditutup oleh sebuah batu besar. Dan semua yang mengantarkan Yesus sampai ke kubur, pulang ke rumah masing-masing untuk memelihara hari Sabat.

 

12.    Setelah matahari terbenam, berarti sudah masuk ke hari berikutnya (hari yang kedua) yaitu hari Sabat,

imam-imam kepala dan orang-orang Farisi datang kepada Pilatus minta ditempatkan penjaga di depan batu itu. Penjaga-penjaga pun ditugaskan menjaga di depan batu besar itu.

 

13.    Selama hari Sabat, jasad Yesus tetap terbaring dalam kubur (hari yang kedua).

 

14.    Dini hari Minggu (hari ketiga),

perempuan-perempuan kembali ke kubur dengan tujuan mau merempahi jasad Yesus, tetapi didapati kubur sudah kosong, dan Yesus sudah tidak ada di sana. Jadi walaupun kubur Yesus dijaga oleh tentara-tentara Romawi, Yesus bisa tetap bangkit dari kubur. Malaikat datang menggulingkan batu besar itu. Tentara-tentara Romawi yang berjaga di sana menjadi saksi kebangkitan ini, tetapi mereka diberi uang dan disuruh berdusta mengatakan bahwa murid-murid Yesus telah mencuri jasad Yesus selagi mereka tidur. Lha kalau sedang tidur kok bisa tahu murid-murid Yesus datang mencuri jasad Yesus?

 

15.    Maka kata-kata Yesus bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga setelah kematianNya, digenapi.

Aplikasi bagi kita: Supaya kita jelas bahwa yang dimaksud dengan “tiga hari” itu adalah tiga hari yang berbeda (hari persiapan – hari Sabat – hari pertama dalam minggu/Ahad), bukan 3 x 24 jam. Beberapa orang beranggapan bahwa 3 hari itu harus 3 x 24 jam, sehingga jika Yesus bangkit hari Minggu pagi, maka Dia harus mati Kamis pagi, 3 x 24 jam sebelumnya. Tetapi “3 hari” yang dimaksud bukan 3 x 24 jam, melainkan tiga hari yang berbeda (Jumat – Sabtu – Minggu)

 

16.    40 hari kemudian Yesus pun kembali ke Surga, membawa orang-orang yang bangkit bersamaNya. Dia naik dari Galilea.

Mengapa Yesus harus kembali ke Surga? Karena tugasnya di dunia ini sudah selesai. Dia harus kembali untuk menjalankan tugasNya sebagai imam besar dan perantara bagi manusia di hadapan Allah Bapa.

Tetapi Dia tidak meninggalkan murid-muridNya begitu saja. PerananNya di dunia ini digantikan oleh Roh Kudus, yang bisa menyertai semua muridNya sampai akhir zaman. 10 hari setelah kembalinya Yesus ke Surga, Roh Kudus turun untuk mendampingi semua pengikutNya.

Aplikasinya bagi kita: Kita tidak sendirian. Di dunia kita ada Roh Kudus menyertai kita, di Surga kita ada Yesus Kristus yang menjadi Imam Besar dan perantara kita. Kurang aman gimana? Tetapi kita harus mau menerima semua ini. Jika kita tidak mau, ya semua kebaikan ini tidak bisa kita nikmati.

 

17.    Yesus berjanji untuk kembali menjemput umatNya. Inilah yang disebut kedatangan Yesus yang kedua.

Yohanes 14:2-3

Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah mengatakannya kepadamu. Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku pergi dan menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali, dan menerima kamu kepada Diriku Sendiri, supaya di mana Aku berada, kamu pun boleh berada.

Kapan Yesus akan kembali?

1 Tesalonika 4:16-17 berkata,

Sebab TUHAN sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.  sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan bertemu Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan

Aplikasinya bagi kita: Perhatikan, Yesus sendiri yang akan datang kembali untuk menerima kita. Jadi bukan begitu kita mati lalu kita nyelonong sendiri-sendiri ke Surga. Kita harus menunggu sampai kita dibangkitkan pada saat kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya, barulah pada waktu itu kita dijemput ke Surga.

 

Sementara kita menunggu kedatangan Yesus kembali, kita yang sudah ditebus oleh Yesus, yang sudah menjadi murid-muridNya diberi tugas, tidak boleh cuma duduk ongkang-ongkang aja. Perintahnya ada di Matius 28.

28:19       Karena itu pergilah, dan ajarlah semua bangsa, membaptiskan mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

28:20       mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa bahkan sampai ke akhir dunia. Amin.

 

Yesus Kristus telah melakukan begitu banyak untuk kita. Menjadi manusia bagi kita, mati bagi kita, menjadi perantara dan imam bagi kita, mengampuni dan menghapuskan semua dosa kita, dan suatu hari Dia akan datang menjemput kita, membuka Surga untuk kita, dan akhirnya hidup bersama kita di dunia yang baru. Tidakkah kita merasa punya kewajiban membagikan kabar baik ini juga kepada orang lain yang belum tahu? Yesus sudah melakukan semuanya, kita cuma tinggal membagikannya kepada orang lain. Masa itu saja kita keberatan?

 

 

Semoga pelajaran Sekolah Sabat ini bisa kita aplikasikan dalam hidup kita.

 

 

 

 

27 06 16

 






Selasa, 21 Juni 2016

167. SIAPA YANG MENGERASKAN HATI FIRAUN?

167.  SIAPA YANG MENGERASKAN HATI FIRAUN?

_____________________________________________________________________

Topik ini pernah muncul di dalam kelas Pendalaman Alkitab kami ketika ada yang bertanya, MENGAPA TUHAN MENGERASKAN HATI FIRAUN? Jika Tuhan yang mengeraskan hati Firaun, maka Firaun tidak boleh disalahkan menolak melepaskan bangsa Israel, karena itu kan perbuatan Tuhan mengeraskan hatinya?

Hari ini ada juga teman yang menanyakan hal yang sama.

Jadi supaya semua jelas apa yang dimaksud dengan istilah “TUHAN MENGERASKAN HATI” ini, baiklah kita melihat ke keseluruhan negosiasi Musa bersama Harun  dengan Firaun Mesir, Tutmoses III (bukan Ramses seperti yang difilmkan Hollywood ya), di mana Tuhan turun tangan menjatuhkan 10 kali tulahNya.

Kita baca Alkitab dari Keluaran pasal 4 hingga pasal 14.

Tentunya kita tidak akan membahas setiap ayat dari ke-11 pasal itu di sini, jadi hanya ayat-ayat yang relevan dengan topik pembahasan kita ini.

 

Keluaran  

4:21         Dan TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Pada waktu engkau pergi untuk kembali ke Mesir, pastikan kaulakukan segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan  חזק [châzaq khaw-zak'] hatinya, sehingga ia tidak akan membiarkan bangsa itu pergi.’

5:1           Kemudian Musa dan Harun pergi masuk dan berkata kepada Firaun, ‘Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi agar mereka bisa mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun.’ (= permohonan pertama)

5:2           Dan Firaun berkata, ‘Siapa TUHAN itu sehingga aku harus mematuhi suara-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Aku tidak kenal TUHAN itu, dan aku juga tidak akan mengizinkan orang Israel pergi.’ (= penolakan pertama ~ Firaun mengeraskan hatinya ~ pertama kali)

7:3           Dan Aku akan mengeraskanקשׁה  [qâshâh kaw-shaw']  hati Firaun, dan memperbanyak tanda-tandaKu dan mujizat-mujizatKu di tanah Mesir.

 

Mujizat pertama

7:10         Dan Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, dan mereka berbuat seperti yang diperintahkan TUHAN; dan Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan di depan hamba-hambanya, dan tongkat itu menjadi ular.  

7:13         Tetapi hati Firaun menjadi keras חזק [châzaq  khaw-zak'], sehingga tidak mau mendengarkan mereka keduanya--seperti yang telah difirmankan TUHAN. (= Firaun yang mengeraskan hatinya sendiri – kedua kalinya)

7:14         Dan TUHAN berfirman kepada Musa, ‘Hati Firaun keras  כּבד  [kâbêd  kaw-bade'], ia menolak mengizinkan bangsa itu pergi.’

 

Tulah # 1

7:19         Dan TUHAN berfirman kepada Musa, ‘Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas anak-anak sungai mereka, ke atas sungai-sungai mereka, dan ke atas kolam-kolam mereka, dan ke atas segala kumpulan air mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan di dalam wadah kayu dan wadah batu.’

7:20         Dan Musa dan Harun berbuat begitu, seperti yang diperintahkan TUHAN; dan dia mengangkat tongkat itu dan dipukulkannya kepada air-air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun, dan di depan mata hamba-hambanya; dan seluruh air yang ada di sungai Nil berubah menjadi darah;

7:22         Dan para ahli sihir Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, dan  hati Firaun menjadi keras חזק  [châzaq  khaw-zak']  dan ia tidak juga mau mendengarkan keduanya, seperti yang telah dikatakan TUHAN.

7:23         Dan Firaun berpaling, dan masuk ke dalam istananya, tidak juga dia menetapkan hatinya dalam hal ini. (= Firaun mengeraskan hatinya ~ ketiga kalinya)

 

Tulah # 2

8:6           Dan Harun mengulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir, dan katak-katak pun bermunculan, dan menutupi tanah Mesir.

8:15         Tetapi ketika Firaun melihat, bahwa telah ada pause, ia mengeraskan  כּבד  [kâbêkaw-bade'] hatinya, dan tidak mau mendengarkan keduanya--sebagaimana yang telah dikatakan TUHAN. (= Firaun mengeraskan hatinya ~ keempat kalinya)

 

Tulah # 3

8:17         Dan mereka berbuat demikian; Harun mengulurkan tangannya dengan tongkatnya dan memukulkannya ke debu tanah, dan itu menjadi kutu-kutu pada manusia dan pada binatang. Segala debu negeri itu menjadi kutu-kutu di seluruh tanah Mesir.

8:19         Lalu para ahli sihir itu berkata kepada Firaun, ‘Inilah jari Allah.’ Dan hati Firaun menjadi keras חזק [châzaq khaw-zak'], dan ia tidak mau mendengarkan mereka--seperti yang telah dikatakan TUHAN. (= Firaun mengeraskan hatinya ~ kelima kalinya)

 

Tulah # 4

8:24         Dan TUHAN berbuat demikian; di sana datanglah banyak-banyak rombongan pikat ke dalam istana Firaun, dan ke dalam rumah hamba-hambanya, dan ke seluruh tanah Mesir; negeri itu menjadi rusak karena rombongan pikat itu.

8:32         Dan kali ini pun Firaun mengeraskan  כּבד  [kâbêd  kaw-bade']  hatinya; ia tidak juga mau mengizinkan bangsa itu pergi. (= Firaun mengeraskan hatinya ~ keenam kalinya)

 

Tulah # 5

9:6           Dan TUHAN melakukan hal ini keesokan harinya; dan segala ternak orang Mesir itu mati, tetapi dari ternak orang Israel tidak ada seekor pun yang mati.

9:7           Dan Firaun menyuruh orang dan lihat, tidak ada seekor pun dari ternak orang Israel yang mati. Dan hati Firaun menjadi keras  כּבד  [kâbêd  kaw-bade']  dan dia tidak mengizinkan bangsa itu pergi. (= Firaun mengeraskan hatinya ~ ketujuh kalinya)

 

Tulah # 6

9:10         Dan mereka mengambil abu dari tungku api, dan berdiri di depan Firaun, dan Musa menghamburkannya ke udara, dan itu menjadi borok yang pecah dengan bisul pada manusia dan binatang.

9:12         Dan TUHAN mengeraskan חזק  [châzaq  khaw-zak']  hati Firaun, dan ia tidak mendengarkan mereka--seperti yang telah dikatakan TUHAN kepada Musa. (= Tuhan yang mengeraskan hati Firaun – 1 X)

 

Tulah # 7

9:24         Jadi ada hujan batu es, dan api yang bercampur dengan batu es itu, begitu lebatnya, yang seperti itu belum pernah terjadi di seluruh negeri Mesir, sejak menjadi suatu bangsa.

9:34         Dan ketika Firaun melihat, bahwa hujan dan hujan es batu, dan guruh telah berhenti, dia semakin berbuat dosa; dan mengeraskan  כּבד  [kâbêd  kaw-bade'] hatinya, baik ia maupun para hambanya. (= Firaun mengeraskan hatinya ~ ke delapan kalinya)

9:35         Dan hati Firaun mengeras חזק [châzaq  khaw-zak'], ia tidak juga mau mengizinkan orang Israel pergi--seperti yang telah dikatakan TUHAN melalui Musa.

 

Tulah # 8

10:13       Dan Musa mengulurkan tongkatnya ke atas tanah Mesir, dan TUHAN mendatangkan angin timur melintasi negeri itu, sehari-harian dan semalam-malaman, dan setelah hari pagi, angin timur membawa belalang.

10:20       Tetapi TUHAN mengeraskanחזק    [châzaq  khaw-zak']  hati Firaun, sehingga ia tidak mau mengizinkan orang Israel pergi. (= Tuhan yang mengeraskan hati Firaun – 2 X)

 

Tulah # 9

10:22       Dan Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah kegelapan pekat di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.

10:27       Tetapi TUHAN mengeraskan חזק  [châzaq  khaw-zak']  hati Firaun, dan dia tidak mau mengizinkan mereka pergi. (= Tuhan yang mengeraskan hati Firaun – 3 X)

11:10       Dan Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat ini di depan Firaun. Dan TUHAN mengeraskan חזק  [châzaq  khaw-zak']  hati Firaun, sehingga ia tidak mau mengizinkan orang Israel pergi dari negerinya.

  

Tulah # 10

12:29       Dan terjadilah pada tengah malam TUHAN membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai  anak sulung orang tawanan, yang ada dalam penjara, beserta segala anak sulung ternak.

14:4         Dan Aku akan mengeraskan חזק  [châzaq  khaw-zak']  hati Firaun, sehingga ia akan mengejar mereka. Dan Aku akan mendapat kehormatan di atas Firaun dan seluruh pasukannya, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian. (= Tuhan yang mengeraskan hati Firaun – 4 X)

14:8         Dan TUHAN mengeraskan חזק  [châzaq  khaw-zak'hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel keluar dengan berani.

14:17       Dan lihatlah, Aku akan mengeraskan חזק  [châzaq  khaw-zak']  hati orang Mesir, dan mereka menyusul orang Israel, dan Aku akan mendapat kehormatan di atas Firaun dan atas seluruh pasukannya, atas keretanya, dan atas pasukan berkudanya.

 

Jadi kita melihat bahwa Tuhan menjatuhkan 10 tulah ke atas Mesir lewat Musa dan Harun, dan sebelumnya Tuhan sudah menyatakan kuasaNya dengan memberikan satu mujizat yang pertama.

Maka kalau kita lihat dari ayat-ayat ini, berapa kali dikatakan “Firaun mengeraskan hatinya” atau “hati Firaun menjadi keras”?  DELAPAN KALI Firaun mengeraskan hatinya sendiri. (permohonan pertama, mujizat pertama, tulah # 1, # 2, # 3, # 4, # 5, # 7).

Berapa kali dikatakan “Tuhan yang mengeraskan hati Firaun”? EMPAT KALI, yaitu saat tulah # 6, # 8, # 9, # 10.

 

 

Jika kita lihat tulisan aslinya dalam bahasa Ibrani, ada tiga kata yang berbeda yang dipakai untuk menggambarkan hati yang keras di atas:

כּבד  [kâbêd  kaw-bade']

Yang artinya: berat, tumpul, bodoh, lamban, “ndableg”, sulit.

 

קשׁה   [qâshâh  kaw-shaw’]

Yang artinya: tidak peka, alot, keras, kejam, garang, kaku.

חזק  [châzaq  khaw-zak']

Yang artinya: berani, keras kepala, menguasai, mengendalikan, keras, mengeras, mengalahkan, tahan.

 

Maka jika kita melihat kata-kata yang berbeda yang dipakai untuk menggambarkan kondisi hati Firaun yang keras itu, kita punya gambaran yang lebih tepat.

 

Kesimpulan apa yang kita peroleh setelah kita meneliti ayat-ayat di atas? Apakah Tuhan memang yang sudah mengeraskan hati Firaun sehingga memang sedari awal Tuhan sudah menakdirkan Firaun untuk tidak mau melepaskan bangsa Israel dan binasa di laut?

Andai memang Firaun sudah diplot dalam skenario Tuhan sebagai tokoh yang jahat dan harus binasa, maka berarti bukan salah Firaun dia tidak melepaskan bangsa Israel, kan dia memang sudah diberi peranan antagonis yang harus menghalangi keluarnya bangsa Israel dari Mesir? Berarti Firaun sudah ditentukan akan binasa?

Tidak, teman-teman.

 

TUHAN TIDAK PERNAH MENAKDIRKAN SEORANG MANUSIA PUN UNTUK BINASA.

TUHAN HANYA MENAKDIRKAN MANUSIA

UNTUK SELAMAT.

 

Lihat apa yang ditulis nabi Yeremia:

 

Yeremia 29:11

Sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan yang Aku rancang untukmu, firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kejahatan, untuk memberikan kepadamu akhir yang engkau harapkan.

 

Tetapi Tuhan mahatahu karena Dia Tuhan. Tuhan sudah tahu Firaun tidak bakal melepaskan bangsa Israel, bukan karena Tuhan yang menakdirkan demikian, melainkan karena Tuhan tahu isi hati Firauan dan Tuhan sudah tahu segala sesuatu yang akan terjadi, Dia tahu yang akhir dari awalnya.

 

 

Kalau begitu mengapa di ayat-ayat di atas ditulis “Tuhan mengeraskan hati Firaun”?

 

 

Sekarang kita akan berbicara sedikit tentang PERANAN ROH KUDUS.

Siapa Roh Kudus ini?

Pribadi ketiga dalam Keallahan, Pribadi ketiga dalam Ketuhanan.

Banyak orang Kristen menganggap Roh Kudus itu baru muncul setelah Yesus kembali ke Surga di tahun 31 AD, sebelumnya Roh Kudus ini tidak punya peranan apa-apa.

Tapi itu adalah konsep yang tidak tepat.

Roh Kudus, sebagaimana Allah Bapa dan Allah Anak, sama-sama berperan penuh dengan segala urusan manusia sejak penciptaan dunia ini. Coba kita lihat beberapa ayat di Perjanjian Lama.

 

Kejadian 1:2

Dan bumi belum berbentuk dan kosong; dan kegelapan berada di atas permukaan kedalaman (lautan). Dan ROH ALLAH bergerak di atas permukaan air.

Siapa yang bergerak di atas permukaan air? Roh Allah, atau yang kita sebut juga Roh Kudus.

 

Kejadian 6:3

Dan TUHAN berfirman, ‘ROH-KU tidak akan selalu bergumul dengan manusia  karena manusia juga adalah daging, namun hari-harinya  akan selama seratus dua puluh tahun.’

Siapa yang bergumul dengan manusia pra-air bah selama 120 tahun? Roh Allah, atau Roh Kudus.

 

Keluaran 31:2-3

2 Lihat, telah Kusebut dengan nama Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, 3 dan Aku telah memenuhi dia dengan ROH ALLAH, dalam hikmat dan pengertian, dan dalam pengetahuan, dan dalam segala macam keterampilan.

Siapa yang memberikan hikmat dan pengertian dan pengetahuan kepada Bezaleel bin Uri bin Hur? Roh Allah, Roh Kudus.

 

Hakim-hakim 3:9-10

9 Ketika orang Israel berseru kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yang menyelamatkan mereka, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb. 10 Dan ROH TUHAN datang padanya dan ia menghakimi orang Israel, dan maju berperang, dan TUHAN menyerahkan Kusyan-Risyataim, raja Aram (Mesopotamia), ke dalam tangannya, dan ia mengalahkan Kusyan-Risyataim.

Siapa yang menyertai Otniel sebagai hakim? Roh Tuhan, Roh Kudus.

 

Jadi sejak semula Roh Kudus atau disebut juga Roh Allah, Roh Tuhan, ada bersama manusia. Dia yang bergumul dengan manusia, Dia yang menyertai manusia, Dia yang membimbing manusia kepada pertobatan, Dia yang menolong manusia supaya tetap berjalan di jalan Tuhan, Dia yang mengajarkan kepada manusia mana yang benar mana yang salah, mana yang baik mana yang jahat. Kita mungkin lebih mengenalNya sebagai “suara hati nurani”, tetapi sebenarnya itu adalah suara Roh Kudus, Roh Allah.

 

 

Kembali kepada Firaun Tutmoses III ini.

Apakah Firaun memiliki hati nurani? Apakah Roh Kudus juga berbisik kepada Firaun mana yang benar dan mana yang salah? Pasti.

Masalahnya adalah, apakah Firaun mau mendengar suara hati nuraninya, suara Roh Kudus yang berbisik kepadanya.

Roh Kudus, sebagaimana Pribadi-pribadi Ketuhanan yang lain, tidak pernah memaksa. Sejak awal Tuhan telah memberikan hak untuk memilih kepada manusia. Tuhan tidak akan memaksa manusia dalam menentukan pilihannya. Jadi, apabila Roh Kudus berbicara kepada manusia, lalu manusianya memilih untuk tidak mendengarkan, Roh Kudus akan menghormati pilihan tersebut. Itulah yang disebut dengan “mengeraskan hati”. Jadi orang yang mengabaikan bimbingan dan bisikan Roh Kudus, itulah yang disebut telah “mengeraskan hati”nya.

Mengapa?

 

Mari kita lihat definisi Alkitab.

Bilangan 12:3

Adapun manusia Musa itu sangat patuh (עָנָיו  עָנָו  [‛ânâv ‛ânâyv = rendah hati, lemah lembut) lebih dari semua manusia yang ada di atas muka bumi saat itu.

Kita semua mengenal Musa, bukan? Musa adalah nabi Tuhan yang sangat hebat. Dia pernah berada di hadirat Tuhan 40 hari lamanya, di atas G. Sinai, dialah yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, dialah orang pertama yang dibangkitkan Tuhan dari kematian. Di sini dikatakan, Musa itu “sangat patuh”,  berarti orang yang patuh kepada Tuhan itu rendah hatinya, tidak suka membantah atau protes, Musa mendengarkan suara Roh Kudus, Musa menurut dan melakukan apa yang dikatakan Roh Kudus kepadanya, Musa merespons bisikan Roh Kudus kepadanya dengan kerendahan hati, yaitu menurut. Musa tidak mengeraskan hatinya.

 

Kalau orang yang mendengar bisikan dan bimbingan Roh Kudus itu  “rendah hati”, berarti orang yang tidak mau mendengar bisikan dan bimbingan Roh Kudus itu apa? “Keras hatinya” menganggap diriya yang benar.

 

Jadi kita sekarang sudah paham apa yang dimaksud ketika dikatakan

 

FIRAUN MENGERASKAN HATINYA,

itu artinya

FIRAUN TIDAK MAU MENDENGAR BISIKAN DAN

BIMBINGAN ROH KUDUS.

 

 

Sekarang bagaimana dengan ungkapan “Tuhan mengeraskan hati Firaun”?

 

Pertama kita kembali kepada rumus bahwa TUHAN TIDAK PERNAH MEMAKSA MANUSIA, betul? Tuhan memberikan kebebasan penuh kepada manusia untuk menentukan pilihannya sendiri. Tuhan hanya memberikan pilihan:

·       ikut Aku, selamat.

·       tidak mau ikut Aku, ya tidak selamat.

 

Tetapi setiap manusia bebas menentukan apakah dia mau ikut Tuhan atau tidak. Tidak ada pemaksaan dari Tuhan.

 

Ingat, “mengeraskan hati” berarti tidak mau mendengar bisikan dan bimbingan Roh Kudus?

Pertanyaan #1: Apakah Tuhan memaksa manusia untuk tidak mau mendengar bisikan dan bimbingan Roh Kudus?  Jelas tidak mungkin, karena Tuhan tidak pernah memaksa.

 

Pertanyaan #2: Lalu siapa yang membuat manusia tidak mau mendengar bisikan dan bimbingan Roh Kudus? Nah, sekarang jelas kan, siapa? Ya manusianya sendiri, karena dialah yang memilih untuk tidak mendengarkan.

 

 

Tetapi mengapa diistilahkan “Tuhan yang mengeraskan hati Firaun”? Dan di kisah yang sudah kita baca, malah 4 kali dikatakan Tuhan yang mengeraskan hati Firaun.

 

Nah, karena sesudah berkali-kali ~ Alkitab mencatat DELAPAN KALI Firaun mengeraskan hatinya sendiri ~ berarti Firaun sudah menolak untuk tidak mau mendengar bisikan dan bimbingan Roh Kudus ~ maka Roh Kudus bungkam. Roh Kudus sudah tidak berbisik lagi. Roh Kudus tidak bergumul lagi dengan Firaun. Roh Kudus membiarkan.

Tuhan tidak perlu mengeraskan hati Firaun, Firaun sendiri yang sudah mengeraskan hatinya lebih dulu.  Hati yang sudah keras ya sudah keras, dan itu sudah dilakukan Firaun sendiri, bukan Tuhan.

Hanya saja, kalau Roh Kudus sudah bungkam, berarti Tuhan membiarkan hati Firaun mengeras. Tuhan sudah berhenti berusaha membuat hati Firaun melunak.

Lha sementara Roh Kudus masih berbisik kepada Firaun saja, Firaunnya sendiri sudah mengeraskan hatinya menolak bisikan itu. Apalagi sekarang Roh Kudus sudah tidak berbisik lagi, berarti hati Firaun sudah tidak mungkin berubah lunak, bukan? Firaun telah kehilangan kesempatannya untuk bertobat. Tuhan membiarkan hati Firaun mengeras.

 

Tetapi bila ada yang kritis dan bertanya, mengapa pertama-tama SEBELUM Musa dan Harun menghadap Firaun, Tuhan sudah berkata bahwa:

4:21         Dan TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Pada waktu engkau pergi untuk kembali ke Mesir, pastikan kaulakukan segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, di depan Firaun. Tetapi Aku AKAN mengeraskan  חזק  [châzaq khaw-zak'] hatinya, sehingga ia tidak akan membiarkan bangsa itu pergi.’

7:3           Dan Aku AKAN mengeraskan קשׁה  [qâshâh  kaw-shaw']  hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir

 

Perhatikan keterangan waktu pada ayat-ayat ini. Di sini ada kata “akan” dua kali:
“Aku akan mengeraskan hatinya” dan “ia tidak akan membiarkan bangsa itu pergi.”

Pertanyaan: Jika ada kata “akan” apakah peristiwa itu sudah terjadi atau belum pada waktu diucapkan? Belum! Jadi di sini Tuhan berkata kepada Musa, bahwa NANTI (di masa yang akan datang), Tuhan akan mengeraskan hati Firaun, dan Firaun tidak akan membiarkan Israel pergi.

Kapan terjadinya Tuhan akan mengeraskan hati Firaun? SETELAH Firaun menolak bisikan Roh Kudus delapan kali.

Bagaimana Tuhan mengeraskan hati Firaun? Dengan bungkamnya Roh Kudus.

Moga-moga poinnya sudah jelas di sini.

 

Pertanyaan #3: Tapi mengapa Tuhan sudah berkata di awal-awal bahwa Firaun bakal mengeraskan hatinya? Apa berarti Firaun sudah ditakdirkan untuk mengeraskan hati?

Di sini kita harus ingat bahwa TUHAN ITU MAHATAHU, seperti yang sudah disinggung di atas. Tuhan tahu dari awal hingga akhir. Tuhan sudah tahu sampai akhirnya Firaun tidak akan melepaskan bangsa Israel walaupun Roh Kudus bergumul dengannya. Dan Tuhan memberitahu Musa bahwa itulah yang akan terjadi nanti. Tetapi kemahatahuan Tuhan tidak membuat Tuhan menentukan takdir Firaun! Firaun yang menentukan takdirnya sendiri. Firaun sendiri yang memilih untuk tidak mendengarkan bisikan dan bimbingan Roh Kudus, bukan karena ditentukan Tuhan.

Jangan lupa, manusia diberi kebebasan penuh untuk menentukan pilihannya sendiri. Jangan beranggapan Tuhan itu seperti sutradara, Dia yang menentukan si A jadi jagoan, si B jadi tokoh antagois, si C jadi pecundang, si D jadi orang kaya, si E jadi pembunuh. TIDAK. Tetapi Tuhan sudah tahu bahwa si A akhirnya akan jadi jagoan, si B akan jadi tokoh antagonis, dsb. dsb. karena Tuhan itu Mahatahu, Tuhan bisa melihat ke depan apa yang akan terjadi. Alkitab mengatakan bahkan jumlah rambut kita pun Tuhan tahu satu per satu. Jadi jangan menyalahkan Tuhan kalau hidup kita tidak seperti yang kita kehendaki. Itu adalah hasil pilihan kita sendiri, hasil akumulasi pilihan-pilihan kita sendiri, bukan karena ditakdirkan Tuhan.

 

 

Aplikasi apa yang kita peroleh dari kisah Firaun ini?

JANGAN MENGABAIKAN BISIKAN DAN BIMBINGAN ROH KUDUS. Jangan mengeraskan hati kita. Karena jika kita terus-meneruskan mengeraskan hati, nanti akan tiba saatnya kita ditinggalkan Roh Kudus, dan kita tidak mendengar lagi bisikan Roh Kudus, dan bila itu terjadi, tamatlah riwayat kita seperti Firaun. Habislah kesempatan kita untuk bertobat dan beroleh selamat.

Jika kita selalu mendengarkan dan menuruti bisikan dan bimbingan Roh Kudus, maka Tuhan akan membimbing kita berjalan di jalan kebenaran yang menuju kepada hidup kekal.

 

Semoga bermanfaat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

22 06 16