Minggu, 20 September 2020

195. TIGA HARI TIGA MALAM

195. TIGA HARI TIGA MALAM

_________________________________________________


Ada orang yang berkata bahwa ada tulisan-tulisan di Alkitab yang tidak cocok dengan realita. Nah, harus diakui, di beberapa terjemahan, termasuk terjemahan LAI, ada yang terjemahannya tidak tepat sehingga menimbulkan pemahaman yang tidak tepat. Itu kesalahan penerjemahan, bukan kesalahan penulisan Alkitab. Tapi bukan itu yang aku bicarakan di sini. Kali ini bukan masalah terjemahannya, tetapi tentang isinya.

 

Misalnya ketika Yesus mengatakan bahwa Dia akan bangkit tiga hari setelah kematianNya, itu menurut beberapa orang, tidak cocok dengan kenyataan. Tiga hari berarti 3 x 24 jam = 72 jam, dan jika Yesus mati Jumat siang dan bangkit Minggu pagi, itu jauh dari 72 jam. Jelas tidak cocok. Kata orang.

Begitu juga dengan kata-kata Yesus bahwa Dia berada di “rahim bumi” (terjemahan LAI) atau “in the heart of the earth” (terjemahan KJV) selama 3 hari dan 3 malam. Nah, kalau Yesus mati hari Jumat siang, dan bangkit Minggu pagi, itu jelas tidak ada 3 hari 3 malam. Jadi Alkitab itu tidak cocok, berarti kata-kata Yesus tidak bisa dipercaya. Kata orang lagi.

Karena itu di sini akan dibahas bahwa ternyata Alkitab itu tidak salah. Kata-kata Yesus bisa dipercaya. Kita saja yang kurang paham.

 

 

Sebagai latar belakang, kita perlu lebih dulu tahu bagaimana pola Allah menghitung hari, karena itulah pola yang dipakai di Alkitab, pola yang dipakai orang Yahudi. Kita yang hidup di zaman modern ini sering dibuat bingung dengan cara orang Yahudi menghitung hari, yang sebetulnya mengikuti pola Allah dalam menghitung hari, yaitu petang dulu baru pagi.

Bagi orang Jawa ini mungkin tidak terlalu aneh, karena secara tradisional buat orang Jawa pergantian hari itu terjadi pada waktu matahari terbenam. Sama dengan perhitungan Yahudi, sama dengan cara Allah menghitung hari. Tapi banyak orang modern sekarang sudah tidak mengenal pola ini. Bagi orang modern pergantian hari terjadi tengah malam, pada pukul 00:01.

 

Mari kita lihat di Kitab Kejadian. Sejak awal mula Penciptaan, Allah sudah menentukan bahwa pergantian hari itu terjadi pada waktu “petang”, artinya saat mulai gelap.

 

Kejadian:

1:5              Dan Allah menamai terang itu Siang, dan gelap dinamaiNya Malam. Dan petang itu dan pagi itu adalah hari pertama.

1:8           Dan Allah menamai cakrawala itu langit. Dan petang itu dan pagi itu adalah hari kedua.

1:13         Dan petang itu dan pagi itu adalah hari ketiga.

1:19         Dan petang itu dan pagi itu adalah hari keempat.

1:23         Dan petang itu dan pagi itu adalah hari kelima.

1:31         Dan Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, dan lihatlah, itu amat baik. Dan petang itu dan pagi itu adalah hari keenam.

 

6 kali Allah menunjukkan bahwa cara menghitung hari adalah “petang” baru diikuti “pagi”. Bahkan sebelum Allah menetapkan benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan bintang sebagai penunjuk waktu dan musim, Allah sudah menentukan bahwa SATU HARI ITU ADALAH SATU PETANG DAN SATU PAGI.

 

Kejadian 1:14-18

1:14         Dan Allah berfirman, ‘Hendaknya ada penerang-penerang di cakrawala langit untuk memisahkan siang dari malam; dan biarlah mereka menjadi tanda-tanda, dan untuk musim-musim, dan untuk hari-hari dan tahun-tahun.

1:15         dan biarlah mereka menjadi penerang di cakrawala di langit untuk memberikan terang pada bumi.’ Dan jadilah demikian.

1:16         Dan Allah menciptakan dua penerang yang besar:  terang yang lebih besar untuk memerintah siang dan terang yang lebih kecil untuk memerintah malam. Dia menciptakan bintang-bintang juga.

1:17         Allah menaruh mereka di cakrawala langit untuk memberikan terang ke atas bumi,

1:18         dan untuk memerintah atas siang dan atas malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

 

Jadi benda-benda langit ini diciptakan untuk tanda-tanda, dan untuk musim-musim, dan untuk hari-hari dan tahun-tahun”.

Berarti apa?

Untuk menunjukkan perhitungan pergantian hari itu HARUS BERPATOKAN PADA BENDA-BENDA LANGIT.

Artinya, bukan berpatokan pada hitungan ciptaan manusia seperti lonceng atau arloji yang dilakukan manusia sekarang, oh, sudah pukul 00:01 berarti sudah ganti hari baru. Kalau lonceng atau arlojinya mati, tidak tahu kapan pukul 00:01, tidak tahu kapan hari sudah berganti.

Allah menetapkan bahwa pergantian hari itu harus ditentukan oleh tanda-tanda pada benda-benda langit yang diciptakan Allah.

Karena itu, Allah menetapkan bahwa pergantian hari itu ditentukan ketika matahari (benda langit) terbenam, dan bumi memasuki masa malam (gelap) lebih dulu, baru diikuti pagi.

Allah mau semua manusia tahu kapan suatu hari berganti, yaitu dengan melihat saja kondisi matahari. Begitu matahari terbenam di sebelah Barat, berarti sudah masuk ke hari yang baru. Mudah, tinggal melihat saja ke langit. Bahkan bukan hanya manusia, binatang-binatang pun tahu kapan matahari terbenam dan bumi mengalami malam hari. Nah, istilah “matahari terbit” atau “matahari terbenam” itu hanya istilah yang memudahkan, mataharinya tidak benar-benar terbit atau terbenam, tapi fenomena itu terjadi karena rotasi bumi. Supaya jangan nanti ada “ilmuwan” yang mengatakan Allah itu keliru karena matahari tidak terbit maupun terbenam. Itu hanya istilah yang dipakai untuk menggambarkan fenomena tersebut.

 

Mengapa dunia sekarang menganggap pergantian hari terjadi di tengah malam, saat mayoritas manusia sedang tidur? Pukul 00:01 gelap gulita, siapa yang bisa membedakan antara pukul 00:00 dengan pukul 01:00 atau 02:00 tanpa peralatan? Bisakah hanya dengan melihat ke langit dengan mata telanjang kita membedakan itu pukul 00:00 atau pukul 01:00 atau pukul 23:50?

Jadi siapa yang punya ide “cemerlang” mengubah ketentuan yang dibuat oleh Allah?

 

Di Alkitab, nabi Daniel yang hidup sekitar 650BC sudah diberi penglihatan oleh Allah, bahwa nanti akan ada suatu kuasa yang sedemikian angkuhnya, dia berani punya niat mengubah waktu-waktu dan Hukum-hukum Allah.

Kita buktikan apakah memang ada tulisan itu di Alkitab.

Daniel 7:23-25

7:23         Maka demikianlah katanya: Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi, yang akan berbeda dari segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, dan akan menginjak-injaknya dan meremukkannya berkeping-keping.

7:24         Dan kesepuluh tanduk yang muncul dari kerajaan ini ialah sepuluh raja yang akan bangkit. Dan sesudah mereka akan muncul raja yang lain; dan dia akan berbeda dari yang pertama dan dia akan menaklukkan tiga raja. 

7:25         Dan ia akan mengucapkan kata-kata sombong menentang Yang Mahatinggi, dan akan mempersekusi orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dan akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu-waktu dan hukum-hukum, dan mereka (orang-orang kudus) akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa,  dua masa, dan setengah masa.“

 

Nah, jelas ini berbicara tentang suatu kekuasaan, yang disebut “kerajaan keempat”. Kita tahu dari mencocokkan Alkitab dengan sejarah, maka ini ialah kerajaan Roma. Kerajaan Roma punya dua tahap, yang pertama Roma Kekaisaran yang kemudian dilanjutkan oleh Roma Kepausan yang mewarisi kekuasaannya dari Roma Kekaisaran.

Maka Nabi Daniel sudah memberitahu bahwa kerajaan keempat ini dalam semua tahapnya akan mencoba mengubah waktu dan hukum. Waktu dan hukum siapa? Kita lihat saja ayat 25, kalimat sebelumnya mengatakan bahwa kerajaan itu sombong dan menentang Yang Mahatinggi, bahkan mempersekusi orang-orang kudus pengikut Yang Mahatinggi. Nah, kita tahu bagaimana Roma memusuhi umat Allah dan menganiaya mereka. Bahkan di ayat yang sama disebutkan berapa lama dia bisa menganiaya umat Allah, yaitu “satu masa, dua masa dan setengah masa”, yang adalah 1260 tahun. Kita tidak akan membahas ini karena pembahasan ini sudah ada dalam pembahasan Nubuatan Daniel pasal 7 di blog yang sama.

Tetapi kita bisa melihat bahwa ada suatu kekuasaan yang berusaha mengubah waktu-waktu dan hukum-hukum yang ditetapkan Allah, dan itu ialah Roma.

 

Dari antara jenis “waktu” yang diubahnya, salah satunya termasuk perhitungan hari. Masih ada “waktu-waktu” lain yang diubahnya, tetapi di sini kita fokus hanya kepada perhitungan hari saja supaya tidak melebar ke mana-mana. Yang tadinya ditentukan Allah pergantian hari itu mengikuti tanda benda-benda langit, dalam hal ini terbenamnya matahari, sekarang diganti ke pukul 00:01 tengah malam! Dan ini diterima oleh seluruh dunia sehingga secara internasional sampai sekarang pergantian hari di semua negara dimulai pukul 00:01 setempat.

 

Namun masih ada yang tetap memakai cara Allah menentukan hari yang baru, yaitu dengan melihat ke benda-benda langit.  Yang hidup di Pulau Jawa, lebih beruntung karena di sini kami mengenal istilah “mahgrib” itulah saatnya matahari terbenam, saat hari yang lama berakhir dan kami memasuki hari yang baru. Kami di sini juga mengenal istilah “malam Minggu”, yang menurut perhitungan internasional masih hari Sabtu karena belum melewati pukul 00:00, tapi kami di sini sudah menyebutnya “malam Minggu saat anak-anak muda berpacaran.

 

Kita sekarang kembali ke topik yang mau kita bahas.

Ada orang Kristen maupun non-Kristen yang kadang bertanya, Yesus mengatakan bahwa Dia akan bangkit 3 hari setelah kematianNya. Tetapi menurut Alkitab, Yesus mati pada hari Jumat siang, dan bangkit Minggu pagi. Itu bukan 3 x 24 jam.

Ada beberapa ayatnya tapi cukup kita ambil salah satu saja di bawah ini.

Yohanes 2:19, 21

19 Jawab Yesus kepada mereka, ‘Hancurkan Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya.’ 21 Tetapi Dia berbicara tentang Bait Allah tubuh-Nya.

 

Nah, perlu kita ketahui bahwa setiap kali (ada beberapa kali) Yesus menyebut bahwa Dia akan bangkit “dalam tiga hari” atau “setelah tiga hari”, Yesus tidak pernah mengatakan “dalam 72 jam” atau “setelah 3 x 24 jam”. Yang Yesus katakan adalah “tiga hari”.

Nah, perlu kita ketahui, bahwa cara menghitung hari orang Yahudi di zaman Alkitab itu istilahnya “perhitungan inklusif” atau “inclusive reckoning”. Artinya, satu bagian dari hari ~ entah itu 1 jam atau 20 jam, itu sudah mewakili satu hari.

Maksudnya, 1 atau 2 jam di hari yang keenam misalnya, (hari Jumat bagi kita), sudah dihitung 1 hari. Tidak harus 24 jam penuh baru dihitung 1 hari.

Nah, berdasarkan ini, kita akan melihat bahwa Yesus betul bangkit 3 hari setelah kematianNya.

 

1.   Hari yang pertama ialah tanggal 14 bulan Nisan (penanggalan Yahudi)

ketika Yesus mati pada jam ke-9 (waktu Allah) dan itu adalah sekitar pukul 15:00 waktu kita sekarang. Cara menghitung jam pun diubah. Tuhan membagi hari menjadi dua bagian, ditandai oleh matahari terbenam dan matahari terbit.

ü  jam yang pertama bagi Tuhan ialah setelah matahari terbenam atau matahari terbit, jadi pukul 18:00 dan 06:00 kita itu bagi Tuhan pukul 00:00,

ü  pukul 19:00 dan 07:00 kita itu jam yang pertama bagi Tuhan,

ü  pukul 20:00 dan 08:00 itu jam kedua bagi Tuhan,

ü  pukul 21:00 dan 09:00 itu jam ketiga bagi Tuhan, dst.

ü  pukul 15:00 itu adalah jam kesembilan bagi Tuhan.  

Hari ini adalah hari keenam dalam mingguan Allah, atau hari Jumat menurut sebutan kita. Hari ini adalah “hari persiapan” bagi orang Yahudi, artinya hari mereka bersiap untuk Sabat, karena begitu matahari terbenam mereka akan memasuki Hari Sabat.

Matius 27:46, 50

46 Dan pada kira-kira jam kesembilan berserulah Yesus dengan suara nyaring, ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ artinya, ‘Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’ 50 Yesus setelah Dia berseru lagi dengan suara nyaring, lalu menyerahkan nyawa-Nya.

 

Jadi Yesus mati sekitar 3 jam sebelum “hari Persiapan” berakhir. Dan dibaringkan di dalam kubur yaitu sebuah gua milik Yusuf Arimatea. Kita lihat bahwa hari itu disebut “hari persiapan”.

Markus 15:42

Dan sekarang ketika malam telah tiba, karena itu adalah hari persiapan, yaitu hari sebelum Sabat.

 

Lukas 23:53-54

53 Lalu ia menurunkannya, mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di batu, di mana tidak pernah dibaringkan mayat sebelumnya. 54 Hari itu adalah Hari Persiapan dan Sabat hampir mulai.

 

Jadi Yesus sudah dibaringkan di dalam kubur sebelum Sabat dimulai, yaitu pada hari Jumat. Maka walaupun cuma beberapa saat sebelum Sabat, tapi itu sudah diperhitungkan satu hari.

 

2.   Hari yang kedua ialah tanggal 15 Nisan, hari Sabat.

Sepanjang hari ini 24 jam Yesus tidur dalam kematian di dalam gua milik Yusuf Arimatea. Sesuai Hukum Allah, Yesus bersabat atau beristirahat di dalam kubur sepanjang 24 jam hari Sabat. Inilah satu-satunya hari yang 24 jam dalam tiga hari tersebut.

 

3.   Hari yang ketiga ialah tanggal 16 Nisan, hari pertama dalam minggu itu.

Yesus bangkit sebelum fajar merekah. Karena ketika Maria Magdalena datang ke gua itu menjelang menyingsingnya fajar, gua itu didapati sudah kosong.

Jadi Yesus ada di dalam gua kubur itu sekitar 10-11 jam pada tanggal 16 Nisan/hari pertama minggu itu, dihitung dari matahari terbenam hari Sabat sebelumnya (katakanlah sekitar pukul 18:00 kita, hingga sebelum fajar pukul 04:00-05:00.

Matius 28:1, 5, 6

1 Pada akhir Sabat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Dan malaikat itu menjawab dan berkata kepada perempuan-perempuan itu, 5 ‘Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. 6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat di mana Ia berbaring.

 

Kalau kita lihat ke chart yang terlampir maka betul 3 hari setelah kematianNya Yesus bangkit:

1.   Hari 1 = 14 Nisan, Yesus mati di Hari Persiapan, 3 jam sebelum berakhirnya hari ini,

dan jasadNya dimasukkan ke gua sebelum Sabat (sebelum ganti hari).

2.   Hari 2 = 15 Nisan, Yesus beristirahat (tidur dalam kematian)

di dalam kubur selama hari Sabat dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, 24 jam.

3.   Hari 3 = 16 Nisan

dari matahari terbenam sampai sebelum fajar, kurang dari 12 jam (mungkin 10-11 jam) lalu Dia bangkit.

 

Memang bukan 3 x 24 jam, tapi Yesus tidak pernah mengatakan Dia akan bangkit 3 x 24 jam setelah kematianNya. Dia bilang “3 hari”, dan memang betul 3 hari.

 

Jadi bila ada orang yang berusaha menggeser hari kematian Yesus ke hari Rabu atau hari Kamis untuk mencapai hitungan 3 x 24 jam, itu tidak alkitabiah. Alkitab mengatakan Yesus disalibkan dan mati pada “hari persiapan”, dan bangkit pada “hari pertama”.

 

Satu masalah sudah terselesaikan.

Sekarang tentang “tiga hari tiga malam” yang sering membuat lebih bingung lagi para pelajar Alkitab. Mari kita lihat ayatnya:

Matius 12:38-40

38 Lalu beberapa ahli Taurat dan orang Farisi tertentu menjawab,  mengatakan, ‘Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari Engkau.39 Tetapi Dia menjawab dan berkata kepada mereka, ‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini minta suatu tanda dan tidak akan ada tanda yang diberikan kepadanya selain tanda nabi Yunus. 40 Sebab sebagaimana Yunus tinggal tiga hari tiga malam di dalam perut ikan besar, demikian juga Anak Manusia akan tinggal tiga hari tiga malam di jantung bumi.

 

Ada beberapa hal yang perlu kita kupas di sini.

1.   Tanda

2.   Yunus tiga hari tiga malam di dalam perut ikan besar.

3.   Tanda Anak Manusia di tengah-tengah (jantung) bumi tiga hari tiga malam.

 

Kita lihat yang #2 dulu. Siapa Yunus ini?

Bagi yang belum tahu, aku berikan sedikit latar belakangnya. Yunus adalah salah satu nabi yang diutus Allah untuk memberi peringatan ke Niniwe, ibukota Asyur, agar mereka bertobat, kalau tidak, Allah akan menghancurkan mereka. Singkat cerita Yunus tidak mau jadi utusan Allah, dan berusaha melarikan diri dengan naik kapal tujuan ke Tarsis. Tapi Allah tidak melepaskan Yunus, dan kapal itu pun dihantam ombak badai, dan akhirnya ketahuan penyebabnya adalah Yunus. Dan karena tidak ada solusi yang lain maka Yunus dilemparkan ke laut daripada semua penumpang kapal binasa. Dan Yunus ditelan ikan besar. Bahasa aslinya tidak menyebut jenis ikan apa, walaupun ada yang menerjemahkannya ikan paus, tapi bahasa aslinya tidak menspesifikasinya, hanya dikatakan ikan yang besar yang bisa menelan Yunus secara utuh.

Yunus di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam. Mati atau hidup? Pada awalnya hidup, karena Yunus bisa berdoa dan meratap kepada Allah! Kalau langsung mati kan tidak bisa berdoa.

Yunus 2:1-2

Lalu berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya  dari dalam perut ikan. 2 dan dia berkata, ‘Aku berseru kepada TUHAN karena kesengsaraanku dan Ia menjawab aku, dari perut kubur aku berteriak, dan Engkau mendengar suaraku.

 

jadi dia sempat masih hidup.

 

Tetapi ayat 6 mengatakan dia kemudian mati.

6 Aku turun ke dasar-dasar gunung-gunung, bumi dengan jerujinya mengelilingi aku selama-lamanya namun Engkau telah mengeluarkan hidupku dari pembusukan, ya TUHAN, Allahku

 

Yunus sempat mati. Tetapi kemudian Allah menghidupkannya kembali ketika Allah membuat ikan itu memuntahkan Yunus ke darat, karena Yunus punya tugas yang dibebankan Allah kepadanya.

Pasal 1:17 mengatakan bahwa “…Yunus berada di dalam perut ikan itu tiga hari dan tiga malam lamanya.”

Silakan kalian membaca seluruh kitab Yunus, ceritanya sangat menarik. Tidak panjang kok, hanya 4 pasal.

 

Nah, Yesus ketika menjawab orang-orang Farisi yang minta tanda, memberikan tanda pengalaman Yunus yang tiga hari tiga malam berada di dalam perut ikan.

Masalahnya, banyak orang Kristen menganggap Yesus membandingkan kematianNya dengan pengalaman Yunus di dalam perut ikan itu.

Dan terima kasih kepada Pdt. Stephen Bohr yang memberikan penjelasan yang sangat bagus yang sekarang aku bagikan kalian.

 

Ternyata Yesus BUKAN membandingkan kematianNya dengan pengalaman Yunus. Yesus membandingkan lamanya waktu penderitaanNya/kesengsaraanNya sebagai pemikul dosa seluruh dunia dengan lamanya penderitaan/kesengsaraan Yunus yang memikul beban harus menyampaikan peringatan Allah kepada kota Niniwe.

Sejak kapan Yunus mengalami kesengsaraan? Ketika dia dilemparkan ke laut dan ditelan ikan besar itu.

Kita lanjutkan membaca Yunus pasal 2.

Yunus 2:3-5

3 Karena  Engkau telah melemparkan aku ke kedalaman, di tengah-tengah lautan; dan air yang tinggi mengepung aku; semua ombakMu dan gelombang-Mu melewati aku. 4 Lalu aku berkata, ’Aku telah tersingkir dari pandangan mata-Mu, namun aku akan memandang lagi ke bait-Mu yang kudus.’ 5 Segala air mengelilingi aku, bahkan sampai ke nyawaku; kedalaman mengepung aku seluruhnya; lumut lautan membungkus sekeliling kepalaku.

 

Doanya masih panjang, tapi yang perlu kita simak adalah ayat 4. Jadi Yunus merasa apa? Ayat 4 menyatakan perasaannya, dia merasa  tersingkir dari pandangan mata-Mu” dia merasa apa? Terpisah dari Allah, terkepung oleh lautan.

 

Mulai kapan Yesus merasa terpisah dari Allah Bapa, tersingkir dari BapaNya karena Dia harus minum cawan murka Allah bagi orang-orang berdosa? Sejak di taman Getsemani!

Kapan itu? Malam Jumat sebelum penyalibanNya, atau kalau menurut perhitungan kita sekarang itu Kamis malam, setelah Perjamuan Terakhir, Yesus pergi ke taman Getsemani untuk berdoa.

Dari mana kita tahu bahwa Yesus sudah menerima dosa semua manusia di taman Getsemani malam itu?

Untuk ini kita harus kembali ke upacara kurban Bait Suci.

Kapan dosa itu dipindahkan ke atas hewan kurban (domba/kambing/sapi)?

Sebelum disembelih atau pada saat sedang disembelih, atau setelah disembelih?

 

Imamat 1:3-5

3 Jikalau persembahannya merupakan kurban bakaran dari kawanan ternak, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Ia harus mempersembahkannya atas kemauannya sendiri di pintu Kemah Pertemuan, di hadapan TUHAN. 4 Dan ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala kurban bakaran itu, dan itu akan diterima baginya untuk mengadakan pendamaian baginya. 5 Dan haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan TUHAN, dan imam-imam itu, anak-anak Harun, harus membawa darahnya dan memercikkan darah itu sekeliling mezbah yang di dekat pintu Kemah Pertemuan.

 

Jadi dosa itu dipindahkan dari orang yang berdosa secara simbolis ke atas  kepala hewan kurban SEBELUM hewan itu disembelih.

Nah, kita sudah tahu kan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang disembelih untuk mengadakan pendamaian bagi manusia?

Kapan sebagai Anak Domba Allah, Yesus “disembelih”? Ketika Dia disalibkan. Pada waktu itulah Dia dipersembahkan sebagai kurban pendamai dosa.

Berarti apa?

Berarti sebelum Dia disembelih, Yesus harus menerima lebih dulu dosa-dosa untuk mana Dia disembelih sebagai kurban.

Kapan Yesus menerima dosa seluruh dunia untuk mana Dia mengadakan pendamaian bagi manusia? Nah, beberapa jam sebelum penyalibanNya, setelah perjamuan terakhir bersama murid-muridNya, Yesus dan murid-muridNya pergi ke taman Getsemani. Untuk apa? Untuk menerima cawan murka Allah yang harus diminumNya. Cawan murka Allah itu berisikan murka Allah yang tidak bercampur belas kasihan yang diperuntukkan semua manusia berdosa yang menolak Allah. Dan itulah yang harus diterima Yesus sebagai Penebus manusia. Dia yang harus minum cawan murka Allah supaya kita yang mengakuiNya sebagai Penebus kita, tidak usah meminumnya.

Matius 26:36-46

26:36       Lalu sampailah Yesus bersama-sama mereka ke suatu tempat yang bernama Getsemani, dan berkata kepada murid-murid-Nya, ‘Duduklah kamu di sini, sementara Aku pergi dan berdoa ke sana.

26:37       Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya dan mulailah Ia merasa sedih dan sangat berat

26:38       Lalu kataNya kepada mereka, ‘Hati-Ku sangat sedih, bahkan sampai mati. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’

26:39       Dan Ia berjalan sedikit lebih jauh, lalu sujud dengan wajahNya sampai ke tanah dan berdoa, kata-Nya, ‘Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lewat dari Aku, namun demikian janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’

26:40       Dan Ia kembali kepada murid-murid-Nya dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus, ‘Apa? Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

26:41       Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang mau, tetapi daging lemah.

26:42       Dia pergi lagi kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya, ‘Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin lewat dariKu, kecuali  Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu.’

26:43       Dan Ia datang dan mendapati mereka tidur lagi, sebab mata mereka sudah berat.

26:44       Dan Ia meninggalkan mereka lalu pergi lagi dan berdoa untuk ketiga kalinya,  mengucapkan kata-kata yang sama.

26:45       Lalu datanglah Ia kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka, ‘Tidurlah terus sekarang dan beristirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, dan Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.

26:46       Bangunlah, marilah kita pergi. Lihat, dia yang mengkhianati Aku sudah dekat.’

 

Jadi cawan apa yang harus diterima dan diminum Yesus di Taman Getsemani? Cawan murka Allah. Itulah hukuman dosa. Dan itu harus diminum Yesus karena sekarang ke atas kepala Yesus telah ditempatkan dosa seluruh dunia. Dan karena dia sekarang memikul dosa seluruh dunia, Dia harus minum cawan murka Allah yaitu hukuman atas dosa.

Berarti di Taman Getsemani itulah Yesus menerima pelimpahan dosa seluruh dunia ke atas DiriNya. Di sanalah Dia minum cawan murka Allah.  Dan mulai saat itulah terjadi pemisahan antara DiriNya dengan BapaNya.

 

Perhatikan, di Taman Getsemani itu Yesus mengalami rasa sedih dan berat hati yang amat sangat, "Hati-Ku sangat sedih, bahkan sampai mati”, dan dikatakan sedemikian tertekannya perasaanNya sampai keringatNya seperti warna darah.

Lukas 22:44

Dan sementara sangat menderita Ia semakin bersungguh-sungguh berdoa. Dan peluh-Nya seperti tetesan-tetesan darah yang besar, jatuh ke tanah

 

Apakah ini penderitaan yang sangat besar sekali? Ya. Apakah Yunus juga mengatakan dia menderita sekali? Ya.  Untuk pertama kalinya dalam hidupNya sebagai manusia, Yesus terpisah, terusir, tersingkir dari BapaNya. Sebelum ini Dia selalu punya hubungan yang intim dengan BapaNya, melakukan segala kehendak BapaNya, Dia dan BapaNya adalah satu, itu pengakuanNya sendiri. Tetapi pada saat Dia menanggung dosa seluruh dunia, hubungan itu pun putus. Lihat, dosa memutus hubungan kita dengan Allah. Dan Yesus tidak pernah merasa putus hubungan dengan BapaNya, sampai saat di Getsemani ini. Jadi perasaan terpisah dari BapaNya, perasaan terputus hubunganNya dengan BapaNya itu sangat menakutkan bagiNya, sangat menekan hatiNya, membuatNya sangat menderita. Dia merasa seakan berada di tengah-tengah jantung bumi” jauh dari BapaNya, ditinggalkan BapaNya, sebagaimana yang Yunus rasakan di dalam perut ikan.

 

 

Yesus memakai pengalaman Yunus 3 hari 3 malam di dalam perut ikan sebagai tanda. Tanda apa? Tanda terpisahNya dari Allah Bapa, seperti kata Yunus dia merasa tersingkir dari pandangan mata-Mu” selama 3 hari 3 malam di dalam perut ikan.

Apakah Yesus merasa yang sama? Apakah Yesus merasa tersingkir dari pandangan Allah Bapa? Betul sekali. Ingat saat di salib Yesus berkata apa?

Matius 27:46

Dan pada kira-kira jam kesembilan berserulah Yesus dengan suara nyaring, ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ artinya, ‘Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’

 

Apakah Yesus merasa ditinggalkan BapaNya? Ya.

Mengapa Yesus merasa ditinggalkan BapaNya? Karena Dia sedang memikul dosa seluruh dunia.  Lihat ayat di bawah ini.

2 Korintus 5:21

Karena Dia (= Bapa) telah menjadikan Dia (= Kristus) yang tidak mengenal dosa menjadi dosa demi kita, supaya kita boleh dijadikan kebenaran Allah di dalam Dia.

 

Jadi ketika Yesus sedang menanggung dosa seluruh dunia, dari segala zaman, masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang, Dia terpisah dari Allah Bapa. Allah Bapa yang Mahakudus, memalingkan wajahNya dari Pemikul Dosa Dunia. Yesus mengalami perasaan yang sama yang dialami Yunus di dalam perut ikan, tapi dalam kadar yang jauh lebih berat. Yunus hanya merasakan dosanya sendiri, tapi Yesus harus merasakan dosa seluruh dunia.

 

Sekarang kita tahu, “tanda” itu bicara tentang apa. Bukan tentang berapa lama Yesus mati, melainkan tentang berapa lama Yesus terpisah dari BapaNya.

 

Nah, sekarang kita paham ungkapan “3 hari 3 malam” ini dihitung mulai dari mana. Dari Taman Getsemani, malam sebelum Yesus disalibkan.

 

Nah, berapa lama Yesus terpisah dari BapaNya?

v   Dari Taman Getsemani

v   Sampai ke salib

Matius 27:46

Dan pada kira-kira jam kesembilan berserulah Yesus dengan suara nyaring, ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ artinya, ‘Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’

 

v   Sampai di dalam gua kubur, dalam kematian Dia tetap terpisah dari BapaNya.

v   Sampai beberapa jam setelah kebangkitanNya ketika Dia kembali ke Surga sebentar untuk bertemu dengan BapaNya.

Yohanes 20:11, 15-17

11 Tetapi Maria berdiri di luar kubur itu menangis dan sambil menangis ia membungkuk dan melihat ke dalam kubur itu, 15 Yesus berkata kepadanya: ‘Perempuan, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?’ Maria menyangka orang itu adalah tukang taman,  berkata kepada-Nya, ‘Tuan, jikalau tuan telah mengangkatNya dari sana katakanlah kepadaku, di mana tuan telah meletakkan Dia, supaya aku dapat membawaNya pergi.’ 16   Kata Yesus kepadanya, ‘Maria.’ Maria berpaling dan berkata kepada-Nya (dalam bahasa Ibrani), ‘Rabuni!’, artinya Guru. 17 Kata Yesus kepadanya, ‘Jangan memegang Aku, sebab Aku belum naik kepada BapaKu, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.’

 

Jadi ini adalah Minggu pagi, Maria Magdalena pertama datang ke kubur itu menjelang fajar, tapi mendapati kubur itu kosong. Dia lalu pergi mencari murid-murid, dan Petrus dan Yohanes lalu bergegas ke kubur, dan Maria juga kembali ke kubur bersama mereka. Dan di kubur mereka juga mendapati kubur sudah kosong, lalu Petrus dan Yohanes pulang sedangkan Maria Magdalena tidak pulang, melainkan masih menangis di kubur itu. Dan pada waktu itulah Yesus datang menyapanya. Berarti ini sudah beberapa jam setelah kedatangan Maria Magdalena yang pertama waktu fajar menyingsing. Dia harus menempuh dua kali perjalanan dari kubur mencari Petrus dan Yohanes, lalu kembali lagi kubur.

Perhatikan Yesus pada waktu itu berkata, “Jangan memegang Aku, sebab Aku belum naik kepada BapaKu”, berarti sebelum Yesus bertemu dengan BapaNya, Yesus tidak mau dipegang, maksudnya tidak mau disentuh manusia. Dia harus kembali dulu ke Surga, bertemu BapaNya, untuk mengakhiri keterpisahanNya dari BapaNya yang dimulai sejak di Taman Getsemani, baru Dia kembali ke bumi untuk menyelesaikan bagian terakhir dari misiNya di bumi selama 40 hari.

 

Nah, sekarang kita lihat lagi chart yang terlampir.

 

3 hari 3 malam tanda Yunus (Matius 12:40)   

3 malam: 

1.   malam 14 Nisan,

2.   malam 15 Nisan,

3.   malam 16 Nisan.

 

3 harinya:

1.   siang 14 Nisan,

2.   siang 15 Nisan,

3.   siang 16 Nisan.

 

Nah, semoga pembahasan ini cukup jelas dan kita boleh hapuskan segala pikiran jelek kita bahwa Alkitab itu tidak cocok dengan realita.

Alkitab itu ditulis di bawah tuntunan inspirasi Roh Kudus, tidak mungkin salah. Kalau ada sesuatu yang kita anggap tidak cocok, itu pemahaman kita yang salah.

 

 

 

 

 

 

21 09 20