Kamis, 27 Februari 2025

236. TUJUH PENYEBAB BUTA MATA HATI

 

236. TUJUH PENYEBAB

BUTA MATA HATI

_______________________________

 

 

Ini diambil dari khotbah Pdt. Susilo Mundriharto hari Sabat lalu. Ini topik yang bagus sekali, dan sangat bermanfaat bagi kita semua supaya jangan sampai kita terjerumus ke dalam kondisi itu, jadi sekarang mau aku bagikan.

 

Semua ayat di sini adalah terjemahan dari KJV atau NKJV supaya lebih jelas.

 

Bagi para pelajar Alkitab terutama yang fokus kepada kondisi akhir zaman, tentunya kita sangat kenal ayat-ayat di bawah ini:

Wahyu 3:14-17

14 Dan kepada malaikat jemaat di Laodikia tuliskanlah, ‘Inilah yang dikatakan Sang Amin, Saksi yang Setia dan Benar, Pemula dari ciptaan Allah; 15 ‘Aku tahu segala pekerjaanmu, bahwa engkau tidak dingin maupun panas. Andai saja engkau dingin atau panas! 16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin maupun panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. 17 Karena engkau berkata, ‘Aku kaya, dan berkelimpahan dalam harta, dan tidak kekurangan apa-apa’, dan tidak tahu bahwa engkau malang, mengenaskan, miskin, buta dan telanjang,

 

Ini adalah teguran Yesus Kristus, Sang Amin, Saksi yang Setia dan Benar, dan Pemula  dari ciptaan Allah (artinya Dialah Yang Memulai, atau Sumber dari semua ciptaan Allah, semua ciptaan Allah berasal dari DiriNya)  kepada jemaat Laodekia. Jemaat Laodekia adalah jemaat akhir zaman, jemaat yang terakhir, setelah itu sudah tidak ada jemaat lain, karena Yesus Kristus akan kembali menjemput umatNya di bagian akhir masa jemaat Laodekia, jemaat di masa penghakiman, dan yang ternyata “malang, mengenaskan, miskin, buta dan telanjang”.

Karena ini bicara tentang aspek spiritual, sudah tentu ini tidak bicara tentang kondisi fisik yang literal. Ini bicara tentang kondisi spiritual kita. Jemaat Laodekia, yaitu kita-kita yang mengaku umat Allah ini, ternyata menurut Kristus, kondisi spiritualnya “malang, mengenaskan, miskin, buta dan telanjang”.

 

Kalau membahas semuanya jadi terlalu panjang. Jadi sekarang yang dibahas hanya kondisi buta mata rohani umat Allah, penyakit yang juga dimiliki oleh jemaat Laodekia. Dan karena ini salah satu alasan mengapa Tuhan akan memuntahkan jemaat Ladokedia yang buta mata rohani atau mata hati ini, maka sebaiknya kita mempelajari bagaimana kita bisa tidak buta mata hati supaya kita tidak dimuntahkan Tuhan.

 

Dari mempelajari Yohanes pasal 9, Pdt. Susilo menyimpulkan ada 7 penyebab yang membuat orang buta mata rohani atau mata hatinya.

1.   Buta mata hati karena menghakimi orang lain.

2.   Buta mata hati karena ragu-ragu.

3.   Buta mata hati karena salah memahami Kitab Suci, gara-gara sudah punya prakonsep yang salah tentang kebenaran.

4.   Buta mata hati karena tidak percaya.

5.   Buta mata hati karena tekanan sesama manusia.

6.   Buta mata hati karena kesombongan rohani

7.   Buta mata hati karena kedegilan hati.

 

Sekarang mari kita ke Yohanes pasal 9, di sini ada kisah Yesus menyembuhkan mata seorang yang buta sejak lahir. Kita mulai dari ayat 1 dan 2.

Buta mata hati karena menghakimi orang lain

Yohanes 9:1-2

1 Dan ketika Yesus lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. 2 Dan murid-muridNya bertanya kepada-Nya, ‘Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?’

 

Siapa yang salah? Murid-murid Yesus ingin tahu siapa yang salah sehingga orang itu lahir buta. Untuk apa mereka bertanya begitu? Mengapa penting bagi mereka untuk mencari tahu siapa yang salah sehingga orang itu lahir buta? Apakah dengan mengetahui itu kesalahan siapa, bisa membuat mereka mencelikkan mata orang buta itu? Sebenarnya mereka bertanya karena mereka ingin menghakimi. Mereka ingin bisa mengatakan, “Oh, yang salah orangtuanya” atau “Yang salah orang itu sendiri, pantas dia lahir buta” maka mereka merasa puas bisa menuding seseorang. Tapi apa jawab Yesus?

Yohanes 9:3

3 Jawab Yesus, ‘Bukan orang ini yang berbuat dosa maupun orangtuanya, melainkan agar pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.’

 

Apakah murid-murid Yesus pada saat itu buta mata hatinya? Ya, mereka tidak mengerti misi Yesus sebagai Mesias. Mereka tidak memikirkan mengapa Yesus menyembuhkan orang buta ini, tapi mereka lebih tertarik menghakimi kondisi kemalangan orang lain daripada fokus kepada ajaran-ajaran yang diberikan Yesus. Dengan sibuk mencari kesalahan orang lain, mereka tidak menyadari kekurangan mereka sendiri. Menghakimi membuat kita buta mata hati.

 

 

Buta mata hati karena ragu-ragu

Yonanes 9:8-11

8 Maka para tetangganya dan mereka yang sebelumnya pernah melihat dia bahwa dia buta, berkata, ‘Bukankah dia ini, yang  duduk dan mengemis?’ 9 Ada yang berkata, ‘Benar, ini dia.’ Yang lain berkata, ‘Ini mirip dia.; tetapi orang itu sendiri berkata, ‘Akulah dia.’ 10 Maka mereka berkata kepadanya, ’Bagaimana matamu bisa melihat?’ 11 Orang itu menjawab dan berkata, ‘Orang yang disebut Yesus itu membuat tanah liat dan mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku, Pergilah ke kolam Siloam dan basuhlah; dan aku pergi dan membasuh diriku, dan aku dapat melihat.’

 

Meragukan kebenaran. Kalau meragukan kesalahan itu bijaksana. Tapi meragukan kebenaran itu rugi sendiri. Jadi sebagai anak-anak Tuhan, kita harus tahu, kebenaran itu apa?

Yohanes 17:17

17 Kuduskanlah mereka melalui kebenaranMu; Firman-Mu adalah kebenaran.

Yohanes 14:6

Kata Yesus kepadanya, ‘Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun yang sampai kepada Bapa, selain melalui Aku.’

 

Kalau orang meragukan Yesus, yang adalah kebenaran; atau meragukan Firman Allah, yang juga kebenaran, maka orang itu sudah tersesat. Kebenaran itu mutlak, Firman Tuhan itu pasti benar, Yesus pasti benar. Maka apa yang berlawanan atau berbeda dengan isi Firman Tuhan dan semua ajaran Yesus di dalam Firman Allah, itu yang salah. Meragukan Firman Tuhan sebagai kebenaran, meragukan Yesus itu kebenaran, itu membuat kebutaan mata hati.

Yang diragukan juga bisa tentang mana gereja yang benar. Bila sudah bertemu dengan gereja yang mengikuti semua ajaran yang alkitabiah, gereja yang mengajarkan untuk mematuhi semua Perintah dan Hukum Tuhan, gereja yang ajarannya tidak menyimpang dari ajaran yang ada di alkitab, jangan ragu, itu adalah gereja yang benar, gereja milik Tuhan. Tapi jika gereja itu mengajarkan dan mempraktekkan yang berbeda dari ajaran Alkitab, maka itu bukan gereja yang benar.

 

 

Buta mata hati karena salah memahami Kitab Suci, gara-gara sudah punya prakonsep yang salah tentang kebenaran

Yohanes 9:14-16

14 Dan hari itu hari Sabat ketika Yesus membuat tanah liat, dan mencelikkan mata orang itu. 15 Karena itu kembali orang-orang Farisi juga bertanya kepadanya, bagaimana dia mendapatkan penglihatannya. Dia berkata kepada mereka, ‘Ia menempelkan tanah liat di mataku, dan aku membasuh diriku, dan dapat melihat. 16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, ‘Orang ini tidak berasal dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.’ Yang lain berkata, ‘Mana mungkin seorang yang berdosa membuat mujizat yang demikian?’ Dan timbullah perpecahan di antara mereka.

 

Orang-orang Farisi sudah punya banyak prakonsep mereka sendiri. Di antaranya, mereka menganggap Mesias harus datang sebagai Raja untuk merebut tanah Israel kembali dari bangsa Roma dan menjadikan Israel bangsa nomor satu di dunia. Ketika Sang Mesias datang tidak sebagai Raja duniawi seperti prakonsep mereka, mereka tidak mau menerimaNya.

Begitu juga misalnya prakonsep mereka tentang bagaimana memelihara hari Sabat. Konsep mereka ini berbeda dengan konsep yang diajarkan Tuhan. Mereka menambah-nambahi sendiri banyak larangan dan peraturan kepada ketentuan yang diajarkan Tuhan. Mereka lebih mementingkan menuruti tradisi mereka, ajaran-ajaran manusia, kitab-kitab Talmud dan Misnah mereka, peraturan-peraturan yang dibuat rabi-rabi manusia, daripada mematuhi ajaran-ajaran Tuhan sebagaimana yang tertulis di Firman Tuhan. Sedemikian kerasnya mereka memegang ajaran manusia mereka sendiri, sehingga walaupun Yesus yang Anak Allah itu sendiri mengatakan,

Markus 2:27-28

27 Dan Yesus berkata kepada mereka, ‘Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuan atas hari Sabat.’

 

bahwa Dialah Tuhan atas hari Sabat, Dialah yang menciptakan hari Sabat, Dialah yang paling tahu bagaimana hari Sabat itu harus dikuduskan dan dipelihara, tapi orang-orang Farisi tetap tidak mau menerimaNya apalagi menerima ajaranNya.

Hal yang sama bisa terjadi pada kita. Banyak orang Kristen yang berpegang pada doktrin yang telah ditambahi atau dikurangi, atau bahkan telah diubah oleh peraturan-peraturan gereja buatan manusia, sehingga berbeda dari doktrin yang asli yang diajarkan Tuhan. Itu membuat orang menjadi buta mata hatinya sehingga banyak yang tetap bersikeras memegang doktrinnya sendiri yang salah walaupun jelas itu tidak alkitabiah. Mata hatinya sudah buta.

 

Banyak orang Kristen maupun non-Kristen punya prakonsep yang salah tentang kebenaran, misalnya:

ü   menganggap orang mati tidak benar-benar mati, tapi tetap hidup tanpa tubuh fisik

entah di Surga, di Neraka, atau di Api Pencucian, atau bahkan di “dunia orang mati”, terjemahan mereka dari bahasa Greeka kata ᾅδης [hadēs] atau dari bahasa Ibrani kata שְׁאֹל שְׁאוֹל [she'ôl] yang arti sesungguhnya adalah “kubur”.

ü   Atau bahwa kelahiran Yesus harus dirayakan pada tanggal 25 Desember, padahal itu tanggal kelahiran dewa-dewa pagan di antaranya dewa Tamus.

ü   Atau tentang apa yang mereka sebut “bahasa roh”,

padahal itu terjemahan yang salah. Kata yang asli itu dari bahasa Greeka itu γλῶσσα [glōssa], yang dalam bahasa Inggris itu diterjemahkan “tongue” (lidah) atau “language” (bahasa), tidak ada kaitannya dengan roh. Jadi terjemahan yang benar kata γλῶσσα [glōssa] dalam bahasa Indonesia seharusnya ialah “berbicara” atau “berbahasa” artinya berbicara dalam bahasa-bahasa manusia yang dikenal, bukan bahasa makhluk halus (roh) yang tidak dimengerti manusia.

ü   Dan masih ada banyak lagi yang lain.

Karena adanya banyak prakonsep yang berdasarkan pemikiran manusia yang keliru inilah, pengertian orang Kristen tentang ajaran Alkitab menjadi salah. Dan banyak orang tidak mau menerima apa yang benar, karena mengukuhi prakonsep mereka yang salah. Mata hati mereka menjadi buta.

 

 

Buta mata hati karena tidak mau percaya

Yohanes 9:17-18

17 Mereka berkata lagi kepada orang buta itu, ‘Apa katamu tentang Dia, karena Ia telah mencelikkan matamu?' Dia berkata, ‘Ia seorang nabi.’ 18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya tentang dia, bahwa tadinya ia buta dan dapat melihat, sampai mereka memanggil orang tua dari orang yang telah bisa melihat itu.

 

Penyebab buta hati juga ialah karena tidak mau percaya. Kalau sudah tidak mau percaya, biar pun buktinya jelas tidak bisa dibantah, masih tetap tidak mau percaya. Mayoritas orang Yahudi terutama para pemuka agama, tetap tidak mau percaya Yesus itu Mesias walaupun sudah begitu banyak mujizat yang dibuat Yesus. Pokoknya tidak mau percaya, dengan atau tanpa alasan mereka menolak Yesus, itu sudah harga mati mereka.

Yohanes 10:24-28

24 Lalu datanglah orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya, ‘Berapa lama lagi Engkau membuat kami bimbang? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.’ 25 Yesus menjawab mereka, ‘Aku telah mengatakannya kepada kamu, dan kamu tidak percaya. Pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, 26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu bukan dari domba-domba-Ku, seperti yang Kukatakan kepadamu. 27 Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. 28 Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka tidak akan pernah binasa, maupun ada yang mencabut mereka dari tangan-Ku.

 

Hanya Allah yang berani menjanjikan memberi hidup kekal kepada manusia. Tapi kalau sudah tidak mau percaya, bahkan itu pun tidak bisa mengubah pandangan mereka. Tidak mau percaya membuat orang buta mata hatinya, tidak bisa melihat apa yang tidak mau dipercayainya.

 

 

Buta mata hati karena tekanan sesama manusia

Yohanes 9:19-22

19 dan mereka bertanya kepada keduanya, mengatakan, ‘Inikah anakmu, yang kamu katakan lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?’ 20 Orangtuanya menjawab mereka dan berkata, ‘Yang kami tahu dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta, 21 tetapi dengan cara apa ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, atau  siapa yang mencelikkan matanya, kami tidak tahu. Ia sudah dewasa, tanyalah dia, ia akan bicara untuk dirinya sendiri.’ 22 Orangtuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa jika ada yang mengaku Dia itu Mesias, orang itu akan dikeluarkan dari sinagog.

 

Orangtuanya takut dimusuhi oleh sesamanya. Istilahnya dalam bahasa Inggris adalah takut “peer pressure” (tekanan dari sesama), karena itu mereka berusaha menghindar dari mengakui bahwa Yesus-lah yang berjasa menyembuhkan kebutaan mata anak mereka. Mereka berusaha menghindar dari mengakui kebenaran yang berbeda dari apa yang diyakini masyarakat, takut peer pressure, takut dibedakan oleh sesamanya di lingkungannya, takut dianggap antik dan tidak diterima oleh masyarakat, karena masyarakat memang suka menjauhi, bahkan memusuhi mereka yang berani punya pandangan yang berbeda dari pandangan mayoritas.

Yohanes 12:42-43

42 Namun begitu, di antara pemimpin-pemimpin kepala juga banyak yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi, mereka tidak mengakuiNya supaya mereka jangan dikeluarkan dari rumah ibadah. 43 Sebab mereka lebih menyukai pujian manusia daripada pujian Allah.

 

Tapi Wahyu 21:8 mengatakan bahwa para penakut termasuk mereka yang tidak bisa masuk kerajaan Allah, yang akan dibakar habis dalam api neraka. Ini khusus bicara tentang mereka yang menolak kebenaran karena takut kepada tekanan dari sesama manusia.

Wahyu 21:8

8 Tetapi, orang-orang penakut, dan yang tidak percaya, dan yang keji, dan para pembunuh, dan orang-orang amoral secara seksual, dan tukang-tukang sihir, dan penyembah-penyembah berhala, dan semua pendusta, akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; yang adalah kematian yang kedua.

 

 

Buta mata hati karena kesombongan rohani

Yohanes 9:24-34

24 Lalu kembali mereka memanggil orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya, ‘Katakanlah yang benar di hadapan Allah; kami tahu bahwa Orang ini adalah seorang pendosa.’ 25 Jawabnya, ‘Apakah Orang itu berdosa atau tidak, aku tidak tahu. Satu hal yang aku tahu, yaitu aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.’ 26 Lalu kata mereka kepadanya lagi, ‘Apa yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia mencelikkan matamu?’ 27 Dia menjawab mereka, ‘Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; untuk apa kamu mau mendengarnya lagi? Apa kamu juga mau menjadi muridNya?’

28 Lalu mereka mencelanya dan berkata, ‘Engkau muridNya, tetapi kami murid-murid Musa. 29 Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Orang ini, kami tidak tahu dari mana Ia datang.’ 30 Orang itu menjawab dan berkata kepada mereka, ‘Nah di sini ada hal yang luar biasa, bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, namun Ia telah mencelikkan mataku. 31 Nah kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, tetapi apabila ada orang yang beribadah pada Allah dan melakukan kehendak-Nya, orang itu didengarNya. 32 Sejak dunia jadi tidak pernah terdengar ada orang yang mencelikkan mata orang yang lahir buta. 33 Andai Orang ini tidak datang dari Allah, Ia tidak akan dapat berbuat apa-apa.’ 34 Mereka menjawab dan berkata kepadanya, ‘Engkau ini seluruhnya lahir dalam dosa dan engkau mengajar kami?’. Lalu mereka mengusir dia ke luar.

 

Orang Yahudi menyombongkan fakta bahwa mereka adalah bangsa pilihan, mereka punya Musa, nabi besar yang dipanggil Allah untuk menyelamatkan mereka dari Mesir. Maka mereka merasa lebih rohani, lebih suci daripada orang lain. Tapi mantan orang buta itu berkata, Yesus yang mereka bilang pendosa, justru Dia yang mencelikkan matanya, sementara orang-orang Yahudi sendiri yang mengaku paling suci paling benar dan punya Musa, tidak ada yang bisa membuat mujizat. Tetapi perkataan ini pun tidak menyadarkan orang Yahudi. Justru kesombongan rohani mereka semakin memuncak, “kamu yang buta, yang lahir dalam dosa, kok mau mengajar kami!”

Banyak orang Kristen seperti mereka, menganggap status rohani mereka sudah pasti benar, sudah pasti masuk Surga, tanpa mau membandingkan apa yang mereka yakini dengan ajaran Alkitab, apakah memang betul mereka sudah mempercayai dan mempraktekkan doktrin yang benar, yang alkitabiah. Kesombongan rohani membuat orang buta mata hatinya, hanya menganggap dirinya yang benar tanpa mau membandingkan dengan Firman Tuhan.

 

 

Buta mata hati karena kedegilan hati.

Yohanes 9:35-38

35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir keluar oleh mereka; dan ketika Dia menemukan orang itu, Dia berkata kepadanya, ‘Percayakah engkau kepada Anak Manusia?’ 36 Dia menjawab dan berkata, ‘Siapakah Dia, Tuan, supaya aku boleh percaya pada-Nya?’ 37 Dan Yesus berkata kepadanya, ‘Engkau sudah melihat Dia dan Dia-lah yang sedang berkata-kata dengan engkau.’ 38 Dan dia berkata,Tuhan, aku percaya!’ Dan ia sujud menyembah-Nya.

 

Sampai akhir kisah ini pun orang-orang Farisi tetap tidak mau menerima Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang datang dari Surga untuk menyelamatkan manusia. Mereka degil, keras kepala, keras hati, tidak mau berubah, salah benar harga mati, tidak mau menyelidiki, tidak mau mengakui bahwa mereka sudah salah. Mereka tidak buta fisik tapi buta rohani.

Sebaliknya orang yang tadinya buta fisik, sekarang bisa melihat, dan bukan hanya bisa melihat secara fisik tetapi juga melihat secara rohani. Dia tidak degil, dia tidak menolak, dia berusaha mencari tahu, ‘Siapakah Dia, Tuan, supaya aku boleh percaya pada-Nya?’ Dan ketika Yesus menyatakan DiriNya, orang itu berkata, “…Tuhan, aku percaya!’ Dan ia sujud menyembah-Nya.” Dia tidak degil, dia mau berubah, dia tidak bebal. Dan karena itu dia tidak buta rohani, dia selamat. Sementara yang buta mata rohaninya, punya hati yang degil, yang keras hatinya, tidak mau berubah, dan akhirnya mereka mati dalam dosa.

 

 

Kesimpulannya:

Yohanes 9:39-41

39 Dan kata Yesus: ‘Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya mereka yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya mereka yang dapat melihat, menjadi buta.’ 40 Dan beberapa orang Farisi yang bersamaNya mendengar kata-kata ini, dan berkata kepada-Nya, ‘Apakah kami juga buta?’ 41 Yesus berkata kepada mereka, ‘Andaikan kamu buta, kamu tidak punya dosa, tetapi sekarang kamu berkata, Kami melihat, maka dosamu tetap ada.’

 

Mereka yang tadinya buta rohani, tidak melihat kebenaran, tapi mereka yang mau melihat, mata mereka dicelikkan dan mereka akan melihat kebenaran, mata rohani mereka dibuka.

Tapi mereka yang tidak mau melihat kebenaran, tidak akan bisa melihat kebenaran, alias buta rohani seterusnya. Dan karena mereka mengaku mereka sudah tahu kebenaran, mereka tidak mau bertobat, maka dosa mereka tetap ada, dosa mereka tidak dihapuskan.

 

Kita semua bisa mengalami kebutaan rohani tanpa kita sadari. Hidup itu dinamis. Kalau kita terpancang hanya di satu titik dan tidak bertumbuh secara rohani, kita mengalami kebutaan rohani. Kita adalah jemaat Laodekia yang sudah ditegur Tuhan karena kita “malang, mengenaskan, miskin, BUTA dan telanjang”. Berarti kita sering:

ü   sibuk menghakimi orang lain, yang seharusnya kita fokus memandang Yesus,

ü   meragukan janji dan kasih Tuhan, iman kita tidak teguh, kita bisa jatuh,

ü   tidak mengerti atau salah memahami Kitab Suci karena malas belajar, kita berpegang pada pikiran dan pendapat kita sendiri yang banyak salahnya,

ü   tidak mau percaya pada kebenaran yang dinyatakan Firman Allah, terutama bila kebenaran itu merepotkan atau menyulitkan hidup kita,

ü   takut peer pressure, takut dibully, takut kehilangan keluarga, teman, status sosial, penghasilan gara-gara mengikuti kebenaran yang tidak populer,

ü   kejangkitan kesombongan rohani, merasa sudah tahu semuanya, merasa tidak perlu belajar dari Firman Allah lagi, merasa sudah sempurna, merasa sudah kebal dosa, merasa sudah lebih baik daripada orang lain. Kesombongan rohani menyebabkan manusia tidak bertumbuh secara rohani,

ü   degil, keras kepala, keras hati, walaupun merasa salah tetap tidak mau mengakui salah, tidak mau berubah, tetap mempertahankan dosa kesayangan.

 

Hendaknya kita semua menyadari bahwa kita mudah sekali jatuh, mudah sekali makan umpan yang dilemparkan Setan. Meleng sedikit saja, kita masuk jeratnya. Kita harus senantiasa berhati-hati, setiap saat setiap hari memohon tuntunan Roh Kudus supaya kita jangan mengalami kebutaan rohani. Kalau buta jasmani saja tidak mengakibatkan kematian kekal, tapi buta rohani bisa mengakibatkan kematian kekal. Jangan sampai itu menjadi akhir kita.

 

 

27 02 25