Minggu, 25 Februari 2024

233. LEAD US NOT INTO TEMPTATION

 

233. LEAD US NOT INTO TEMPTATION

_______________________________

 

Seorang pendeta senior berkhotbah bahwa kalau kita minta kepada Tuhan untuk tidak kena pencobaan, itu sesuatu yang mustahil, karena hanya orang mati yang tidak kena pencobaan. Semua orang harus kena pencobaan sebab katanya, melalui pencobaan itu kita naik kelas. Wah, aku agak kaget mendengar ini, karena ini bertolakbelakang dengan ajaran Tuhan Yesus.

Bahkan, kata pendeta ini, kena pencobaan adalah berkat, lalu dia mengutip apa yang tertulis di Yakobus 1:12.

 

Filsafat dunia juga mengajarkan yang intinya serupa. Mark Twain seorang sastrawan dan filsuf yang tidak pernah menerima Tuhan (katakanlah pro-atheisme) menulis dalam kumpulan ceritanya The Mysterious Stranger, sebuah kisah tentang kalimat “Lead us not into temptation” (jangan menuntun kami ke dalam pencobaan) yang diubahnya menjadi “Lead us into temptation” (tuntunlah kami ke dalam pencobaan). Singkatnya filsafat yang diajukannya demikian, jika Tuhan yang menuntun kita masuk ke dalam pencobaan, maka Tuhan pasti menuntun kita keluar dari pencobaan itu. Jadi kita aman. Tapi konsep ini bukan konsep alkitabiah. Mengapa? Karena Tuhan tidak akan menuntun manusia masuk pencobaan. Tuhan tidak mau mencobai manusia. Yakobus 1:13 berkata, Allah sendiri tidak mencobai siapa pun”. Jadi kita harus berhati-hati, sebagus-bagusnya filsafat manusia, jika itu bertentangan dengan ajaran Tuhan, jangan kita dengarkan, karena kita bisa tersesat dalamnya.

 

Kita kembali kepada khotbah pendeta yang mengatakan bahwa setiap manusia harus dicobai supaya naik kelas, dan dia mengutip Yakobus 1:12.

Yakobus 1:12

Diberkatilah orang yang tahan dalam pencobaan; sebab apabila ia sudah teruji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang telah dijanjikan Allah kepada mereka yang mengasihi Dia.

 

Pertama, pendeta ini kurang teliti dalam membaca ayat ini. Ayat ini tidak berkata bahwa orang yang masuk dalam pencobaan itu diberkati, tetapi orangYANG TAHAN dalam pencobaan” yang diberkati. Jadi beda.

Kalau kita lihat tulisan Greekanya yang asli, kata yang diterjemahkan “tahan” atau “endureth” di KJV, itu adalah ὑπομένω [hupomenō], yang artinya bersabar dalam, bertahan dalam, tetap teguh, tidak goyah, ulet. Jadi ayat ini mengatakan, orang yang kena pencobaan, tetapi tidak jatuh, tidak murtad, tidak meninggalkan imannya, tidak menyangkal Tuhannya, dia itulah yang diberkati. Dia diberkati bukan karena masuk  pencobaan, tetapi karena dia tidak goyah saat dia kena pencobaan. Bisa dipahami bedanya ya?

 

Nah, memang benar bahwa setiap manusia pasti pernah masuk ke dalam pencobaan, sama seperti setiap manusia pasti pernah berbuat dosa. Tapi itu tidak berarti bahwa kita tidak harus belajar menghindari pencobaan maupun belajar menghindari dosa dengan bantuan Tuhan. Kalau bisa lebih baik kita tidak masuk ke dalam pencobaan.

Kena pencobaan sesungguhnya bukanlah kondisi yang ideal, karena di ayat berikutnya diterangkan mengapa kita bisa kena pencobaan. Mari kita teruskan membaca.

Yakobus 1:13-15

13            Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Saya dicobai Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.

14            Tetapi setiap orang dicobai, saat ia diseret oleh hawa nafsunya sendiri, dan terpikat.

15            Lalu ketika hawa nafsu itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan dosa, bila itu sudah selesai (dilakukan), ia melahirkan maut.

 

Lho, mengerikan!

Poin yang pertama yang harus kita ingat ialah, Allah sendiri tidak mencobai siapa pun.” Ini penting, karena manusia cenderung menimpakan segala musibah kepada Tuhan, “O, itu sudah kehendak Tuhan”, “itu sudah ditakdirkan Tuhan”, “itu sudah suratannya”, gunung meletus itu kehendak Tuhan, pesawat jatuh itu kehendak Tuhan, gempa bumi itu kehendak Tuhan, tsunami itu kehendak Tuhan, kapal karam itu kehendak Tuhan, tertabrak di jalan itu kehendak Tuhan, kena penyakit itu kehendak Tuhan ~~ semua yang negatif itu salah Tuhan. TIDAK!

Memang ada bencana yang didatangkan Tuhan sebagai hukuman, tetapi sebelum bencana itu diturunkan, Tuhan selalu memberi peringatan lebih dulu, Tuhan selalu memberikan kesempatan terakhir bagi manusia untuk bertobat. Jika tidak mau bertobat, baru hukuman diturunkan. Ini bisa kita lihat:

ü   saat air bah di zaman Nuh.

Tuhan  sudah memberitahu akan ada air bah 120 tahun sebelumnya. Tuhan memberi waktu 120 tahun bagi manusia untuk bertobat. 120 x 365 hari = 43’800 hari bagi manusia untuk bertobat. Ketika manusia mengabaikan tawaran Tuhan, air bah datang.

ü   Dihancurkannya Sodom dan Gomora.

Tuhan memberitahu Abraham bahwa kedua kota maksiat itu akan dihancurkan. Bahkan Abraham sempat tawar-menawar dengan Tuhan. Abraham menawar hingga angka terendah yaitu 10, dan Tuhan setuju, jika ada 10 orang Sodom-Gomora yang tidak jahat, Dia tidak akan menghancurkan kedua kota itu. Tapi ternyata tidak ada 10 orang, hanya 4 orang yang dikeluarkan dari kota itu, tapi bahkan dari yang 4 orang ini, yang akhirnya selamat hanya 1.

ü   Peringatan penghancuran kota Niniwe di zaman nabi Yunus.

Niniwe itu ibukota Asyur, tempat bangsa penyembah berhala yang terkenal kejam, yang juga musuh Israel. Tapi sebelum Tuhan menghancurkannya, Tuhan mengirim Yunus untuk memberi peringatan kepada mereka bahwa dalam 40 hari mereka akan disapu habis. Tapi yang luar biasa, orang-orang kafir yang bengis dan tidak mengenal Tuhan ini, bertobat! Mulai rajanya sampai binatang-binatangnya semua berpuasa dan berkabung minta pengampunan Tuhan. Dan Tuhan menyelamatkan mereka.

ü   Penawanan Israel ke Babilon.

Lebih dari seratusan tahun sebelum Israel ditaklukkan Babilon, Tuhan sudah mengirim nabi-nabiNya untuk mengingatkan agar Israel bertobat, kalau tidak, Tuhan akan mengizinkan Babilon yang kafir dan bengis untuk menaklukkan dan menawan mereka 70 tahun lamanya. Israel tidak ambil perduli dengan peringatan Tuhan, menganggap diri mereka bangsa pilihan, tidak mungkin Tuhan akan menyerahkan mereka kepada bangsa kafir. Karena Israel tidak bertobat, Babilon datang 3 x menyapu habis semua kebanggaan Israel, termasuk melucuti Bait Allah megah yang dibangun Salomo.

ü   Tujuh Malapetaka Terakhir di akhir zaman ini.

Yesus sendiri sudah memberikan peringatanNya sebelum kematianNya di salib, yang dicatat di kitab Matius; dan melalui kitab Wahyu yang ditulis Yohanes pada abad 1 Masehi, manusia sudah diberitahu bahwa akan terjadi bencana-bencana besar yang mendahului kedatangan kedua Yesus Kristus. Itu sudah 2000an tahun yang lalu. Tetapi banyak manusia sampai hari ini yang tidak perduli. Memang Tuhan tidak memberitahu kita kapan persisNya bencana-bencana itu akan terjadi, tetapi percayalah, itu pasti akan terjadi. Melihat tanda-tanda nubuatan yang sudah digenapi, pelajar-pelajar nubuatan pasti tahu bahwa penggenapannya hampir selesai, berarti waktu yang tersisa tidak banyak. Jika kita panjang umur, itu akan terjadi di masa kehidupan kita. Namun kita semua tahu, bahwa bencana-bencana yang datang dari Tuhan adalah bentuk hukuman bagi mereka yang memberontak kepada Tuhan. Begitu juga malapetaka-malapetaka terakhir yang akan dijatuhkan Tuhan ke atas dunia ini, itu adalah bentuk hukuman bagi mereka yang memberontak kepada Tuhan. Berarti bila bencana-bencana itu jatuh, pintu rahmat pengampunan Tuhan sudah tutup, hukuman sudah dijatuhkan, tidak ada lagi manusia yang bisa bertobat. Sekarang inilah waktunya untuk bertobat. Jangan terlambat. Jangan menunggu datangnya bencana, karena pada waktu itu Tuhan sudah menutup pintu rahmatNya.

 

Jadi, poin pertama, semua bencana atau pencobaan yang dialami manusia, yang tanpa didahului oleh peringatan atau panggilan Tuhan untuk bertobat, itu tidak datang dari Tuhan. Dari mana? Kita lanjut ke ayat berikutnya.

 

Poin kedua,  “setiap orang dicobai oleh hawa nafsunya sendiri”.  Jadi salah kita sendiri kenapa kita menuruti hawa nafsu, menuruti ketertarikan kepada hal-hal yang mendatangkan pencobaan dalam hidup kita. Misalnya?

ü   Tidak lulus ujian karena tidak tekun belajar.

Akibatnya tertinggal yang lain dan kalah bersaing dalam prestasi.

ü   Bergaul dengan orang-orang yang tidak baik akhlaknya.

Akibatnya tertular kebiasaan buruk mereka, yang sulit ditinggalkan.

ü   Mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi, ugal-ugalan dan tidak bertanggung jawab.

Akibatnya mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

ü   Malas dan tidak tekun bekerja sehingga tidak dihargai atasan.

Akibatnya kalau ada apa-apa, yang pertama kena PHK, dan susah mendapatkan nafkah.

ü   Tergiur konsumtif, asal membeli tanpa perhitungan.

Akibatnya terlibat banyak utang yang membuat stress dan putus asa.

ü   Tidak membuat perhitungan fnansial dan kesiapan emosional sebelum punya anak.

Akibatnya kalang kabut ketika punya anak dan tidak bisa memberi pendidikan yang baik, yang formal maupun informal kepada anak, dengan demikian menempatkan anak pada posisi yang kelak tidak bisa bersaing dengan angkatannya.

ü   Sudah tahu makanan yang tidak sehat, tetap dikonsumsi demi selera.

Akibatnya setelah sekian tahun muncul segala macam penyakit menggerogoti tubuh dan kantong.

ü   Sudah tahu hidup patuh kepada Hukum Allah itu yang terbaik, tapi memilih jalannya sendiri.

Akibatnya jatuh dalam segala macam masalah dan bahkan resiko kehilangan keselamatan dan hidup kekal.

 

Jadi sebagian besar masalah yang kita alami adalah konsekuensi dari pilihan-pilihan yang salah yang terakumulasi selama tahun-tahun sebelumnya. Biasanya satu konsep yang salah akan melahirkan konsep-konsep yang salah lainnya, sehingga akhirnya kita terjerat jaring konsep-konsep yang salah yang kita buat sendiri. Singkatnya, kita yang menciptakan pencobaan bagi diri kita sendiri.

 

Apa kata ayat berikutnya? Kalau hawa nafsu itu telah dibuahi”  artinya hawa hafsu itu kita turuti, kita wujudkan, maka ia melahirkan dosa”, segala yang melanggar Hukum Allah itu dosa. Dan menuruti nafsu yang buruk, mengikuti obsesi yang buruk itu tidak pernah akan menghasilkan sesuatu yang baik, itu pasti menghasilkan dosa, menghasilkan pelanggaran Hukum Allah, menghasilkan keserakahan, kemarahan, iri hati, kebencian, kelicikan, dendam, pembalasan, bahkan pembunuhan.

Memangnya dari mana terjadi pembunuhan? Dari akumulasi nafsu-nafsu buruk yang dibuahi.

Jadi, kalau sadar kita sedang memiliki hawa nafsu yang buruk, cepat-cepat berlutut minta Tuhan menghapuskan itu dari pikiran kita. Lupakan itu. Jangan dibuahi. Ketika hawa nafsu itu belum dibuahi, masih keburu dihapus. Tapi satu kali itu sudah dibuahi, kita sudah terjerat dalam jaring Setan. Selanjutnya jalan yang ada hanya jalan yang menurun.

 

Dan akibat yang tidak terelakkan dari dosa itu apa?  dosa, bila itu sudah selesai (dilakukan), ia melahirkan maut.” Mengerikan, bukan? “Upah dosa ialah maut” (Roma 6:23), tidak ada opsi yang lain. Upah dosa hanya maut. Maut itu artinya kematian kekal, tidak ada pengampunan, tidak ada kebangkitan, tidak ada kelanjutan, hanya eliminasi kekal.

 

Jadi, langkah yang paling baik adaah: JANGAN MASUK PENCOBAAN.

Cara yang paling mudah adalah jangan mengambil langkah yang pertama yang membawa kita masuk pencobaan, selalu prevention is better than cure, mencegah itu lebih mudah daripada mengobati.

 

Bagaimana supaya kita tidak masuk pencobaan? Ya, BERDOA MINTA KEPADA TUHAN! Kita punya Tuhan, Juruselamat kita, Penebus kita, Hakim kita, Pembela kita, Raja kita, yang mahakuasa. Kenapa kita tidak minta bantuanNya? Justru Yesus mengajarkan kita di doa Bapa Kami untuk selalu minta supaya kita tidak masuk pencobaan.

Matius 6:13

dan janganlah menuntun kami ke dalam pencobaan, tetapi selamatkanlah kami dari yang jahat. Karena milikMulah kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan selama-lamanya. Amin.

 

Nah, Yesus justru mengajar murid-muridNya untuk berdoa agar Tuhan tidak menuntun mereka ke dalam pencobaan! Karena itu kalau kita tahu isi Alkitab kita, kita tahu apa pesan Tuhan yang sebenarnya, sehingga bila ada pendeta yang mengkhotbahkan yang berbeda, kita tidak ikut salah memahami. Seharusnya memang pendeta tidak boleh salah, apalagi dalam hal mengajarkan doktrin Alkitab, tapi pendeta juga manusia, bisa bikin kesalahan. Yang penting jangan sampai kita ikut punya pemahaman yang salah.

 

Jadi pencobaan itu selalu melambai-lambaikan tangannya memanggil kita untuk masuk ke dalamnya. Kita sudah membaca tadi bahwa itu adalah hawa nafsu kita yang dibuahi. Jadi itu berasal dari diri kita sendiri. Dan siapa yang ada di belakang kita mendorong supaya kita membuahi atau menuruti hawa nafsu kita? Setan.

Kita memang sudah punya kecenderungan tertarik kepada segala yang buruk, itu warisan yang kita peroleh dari Adam, kecenderungan untuk menyukai dosa. Dosa itu manis menurut kita. Ditambah lagi Setan selalu berbisik supaya kita menuruti hawa nafsu tersebut. Kita sendiri jelas bukan tandingan Setan. Setan sudah hidup lamaaaaa sebelum dunia ini diciptakan, pengalamannya sudah banyak, dan dia sangat cerdik, dia tahu kelemahan kita, dan dia memanfaatkan itu supaya kita terbujuk kata-katanya. Karena itu KITA HARUS MINTA BANTUAN TUHAN! Seperti yang diajarkan Tuhan Yesus. Kita harus berdoa minta SUPAYA TUHAN YANG MENUNTUN KITA, MEMBELOKKAN KAKI KITA MENJAUHI PENCOBAAN yang sedang melambai-lambai di depan kita. Hanya dengan cara itu kita bisa selamat dari yang jahat, seperti kata Yesus, “janganlah menuntun kami ke dalam pencobaan, tetapi selamatkanlah kami dari yang jahat.”

Kita perlu setiap hari berdoa begini, karena hanya Tuhan yang bisa menghindarkan kita dari masuk ke dalam pencobaan. Tidak ada jalan lain.

 

 

 

 

 

25 02 24

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar