238. MENGAPA PERAYAAN MINGGU PASKAH
BUKAN UNTUK ORANG
KRISTEN
_______________________________
Karena
ada teman2 yg heran mengapa di gerejaku tidak ada perayaan Paskah, maka aku mencoba
menjelaskan di sini.
Paskah
sebetulnya diterjemahkan dari kata "passover", dan
itu adalah hari
penyelamatan bangsa Israel dari tulah (plague) ke 10 yg jatuh atas bangsa Mesir.
Kita
tentunya tahu kisah bagaimana karena adanya kelaparan di Kana’an, maka
orang-orang Israel, tepatnya Yakub dan keturunannya, hijrah ke Mesir di zaman
Yusuf menjadi perdana menteri di sana.
Untuk
konteksnya mari kita baca.
Kejadian 46:2-6, 26
2 Lalu Allah
berbicara kepada Israel dalam penglihatan
waktu malam, ‘Yakub, Yakub!’ Dan dia berkata,
‘Aku di sini.’ 3 Lalu Dia berkata, ‘Akulah Allah, Allah ayahmu,
janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa
yang besar di sana. 4 Aku akan pergi bersamamu
ke Mesir dan Aku pasti juga akan membawa
engkau kembali; dan Yusuf yang akan meletakkan
tangannya di matamu.’ 5 Lalu berangkatlah Yakub dari Bersyeba,
dan anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, anak-anak mereka dan isteri-istri mereka, ke
dalam kereta-kereta yang telah dikirim
Firaun untuk menjemputnya. 26 Semua orang yang pergi ke Mesir bersama-sama dengan Yakub, yang berasal dari tubuhnya (= anak-cucunya) selain istri-istri anak-anaknya, seluruhnya berjumlah enam puluh enam
jiwa.
Jadi Yakub dan seluruh keluarga besarnya, semuanya
berjumlah 66 orang, pindah ke Mesir. Di Mesir mereka diperlakukan dengan baik,
mendapat tanah yang terbaik di Gosyen, semua karena Yusuf, anak Yakub, saat itu adalah
perdana menteri Firaun Mesir. Tetapi kondisi berubah setelah Yusuf mati.
Keluaran
1:6-8
6 Kemudian matilah Yusuf, semua saudaranya, dan
semua orang yang seangkatan dengan dia. 7 Tetapi orang-orang Israel itu subur
dan bertambah sangat banyak, berlipat ganda dan berkembang menjadi sangat kuat;
dan negeri itu dipenuhi mereka. 8 Kemudian bangkitlah seorang
raja baru memerintah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.
Singkat
cerita selama 71 tahun yang pertama di masa Yusuf masih hidup, bangsa Israel
hidup nyaman di tanah Gosyen, mereka dianggap tamu yang dihormati. Tapi setelah kematian Yusuf, bangsa Israel mengalami
penindasan di Mesir, sekarang mereka dijadikan budak oleh Firaun-firaun yang baru.
Dan
selama kurang-lebih 140 tahun mereka hidup sengsara sebagai budak bangsa Mesir.
Untuk
penghitungan ini bisa dilihat di pembahasan tersendiri di:
https://smaragd842.blogspot.com/2016/11/how-long-were-israelites-in-egypt.html
Nah,
Tuhan berjanji kepada Yakub akan mengembalikan bangsa Israel ke tanah
perjanjian,
“4
Aku akan pergi bersamamu ke Mesir dan Aku pasti juga akan membawa engkau kembali…” (Kejadian 46:4), maka ketika tiba saatnya menurut waktu Tuhan, Tuhan pun
membangkitkan Musa untuk membawa semua orang Israel keluar dari Mesir kembali
ke tanah perjanjian.
Nah, kita sudah tahu bahwa Firaun yang berkuasa pada waktu
itu, Tutmoses III, tidak mengizinkan bangsa Israel meninggalkan Mesir, maka
Tuhan melalui Musa menurunkan 10 tulah kepada Mesir.
Nah,
lolosnya bangsa Israel dari tulah yg ke10 itulah yg
diperingati sebagai "passover"
atau paskah oleh bangsa Israel.
Tulah
yang ke-10 ialah kematian semua anak sulung di Mesir. Untuk memisahkan antara
keluarga orang Israel dan orang Mesir, maka pada kusen pintu rumah orang-orang
Israel disuruh memberi tanda. Cerita lengkapnya ada di Keluaran pasal 12 dan
seterusnya.
1. Jadi pada saat itu, dimulai pada tgl 10 Nisan
(kalender Israel),
setiap keluarga Israel
harus membawa pulang seekor domba yg mulus tidak ada cacatnya, untuk dipiara
sendiri di rumah mereka. Ini melambangkan Yesus selama 3½ tahun hidup melayani
manusia sebelum Dia dikurbankan di salib.
2. Pada hari ke14 bulan Nisan, pada siang harinya
masing-masing keluarga
orang Israel harus menyembelih domba itu. Ini melambangkan penyaliban Yesus.
3. Darah domba itu lalu dioleskan di kusen-kusen
pintu,
supaya malaikat yang akan
melaksanakan tulah ke10, yang akan membunuh semua anak sulung orang Mesir,
tidak membunuh anak sulung di rumah orang Israel yg pintunya ditandai olesan
darah domba paskah itu. Malaikat itu "passover",
atau melewati rumah itu. Dengan demikian darah domba itu (yang melambangkan
darah Kristus) yang melindungi keluarga tersebut dari kematian.
4. Domba kurban yang sudah disembelih itu lalu
dipanggang utuh,
dan ketika matahari
terbenam (berarti sudah masuk ke hari ke-15 Nisan) domba itu harus dimakan oleh
masing-masing keluarga Israel dengan sayuran pahit dan roti tidak beragi. Mereka
harus memakannya dengan sudah berpakaian lengkap, siap untuk berangkat, dengan
pinggang terikat, bersepatu, dan tongkat di tangan.
5. Semua harus berada di dalam rumah, di balik
pintu yang kusen-kusennya bertenda darah, menunggu perintah Tuhan kapan mereka
berangkat.
6. Jika ada sisa yang tidak habis dimakan, itu
harus mereka bakar habis, tidak boleh ditinggalkan, (melambangkan itu khusus
hanya buat orang Israel, bangsa lain tidak punya bagian).
7. Lalu malam itu ketika Tuhan memberikan
perintah,
orang Israel berangkat
Eksodus dipimpin Musa sementara orang-orang Mesir bingung karena kematian semua
anak sulung mereka.
Nah,
ini menjadi perayaan khusus bagi bangsa Israel (orang Yahudi) turun-temurun untuk
mengingat bagaimana Tuhan telah memimpin mereka keluar dari Mesir.
Jadi Paskah atau “Passover” itu selalu berkaitan
dengan domba yang dikurbankan yang darahnya dipakai
untuk menandai kusen-kusen pintu.
Sekitar
1480 tahun kemudian, di tahun 31 AD, Yesus mati sebagai
kurban Domba Allah pada tanggal 14 Nisan juga, sama seperti domba passover yg pertama dulu, dan hari itu
(14 Nisan) tahun itu jatuh pada hari Jumat, yang kalian sebut “Good Friday”. Tuhan tidak memberinya
nama Good Friday. Bangsa Israel
menyebut hari dengan nomor kronologinya sesuai siklus satu minggu, "hari
pertama (hari Minggu), hari kedua (Senin), hari ketiga (Selasa)" dst. Satu-satunya hari yang diberi nama oleh Tuhan
ialah hari ketujuh, Tuhan menyebutnya "hari Sabat".
Yesus
menyuruh murid-muridNya untuk memperingati kematianNya dengan
upacara Perjamuan Kudus bukan dengan upacara Paskah.
Lukas
22:15, 19-20
15 Lalu Ia berkata kepada mereka, ‘Dengan
kerinduan Aku telah merindukan makan
Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita.’ 19
Dan Ia mengambil roti,
mengucap syukur, dan memecah-mecahnya
dan memberikannya kepada mereka, dengan berkata,
‘Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi
peringatan akan Aku.’ 20 Demikian juga Dia juga
mengambil cawan sesudah makan; dengan
berkata, ‘Cawan ini adalah perjanjian baru dalam darah-Ku, yang ditumpahkan bagi
kamu.
Sangat
jelas di sini bahwa upacara Paskah telah diganti dengan Perjamuan Kudus. Kematian Yesus tidak disuruh memperingati setiap tgl. 14 Nisan atau
setiap Good Friday setahun sekali,
melainkan setiap kali jemaat mengadakan upacara Perjamuan Kudus.
Dengan
demikian, sangat tidak alkitabiah mengaitkan kematian dan kebangkitan Kristus
dengan Paskah.
Orang
Kristen menyebut hari kebangkitan Yesus itu “Easter
Sunday”, padahal perkataan “Easter” itu justru berasal dari nama seorang
dewi pagan: “Ishtar”. Cari saja di Google, banyak keterangannya. Perayaan
Easter itu diciptakan jauh kemudian. Yang paling awal itu di abad ke2 Masehi,
berarti lebih dari 100 tahun setelah kebangkitan Yesus.
Selain
itu, Kebangkitan Yesus pada 16 Nisan di tahun 31, itu TIDAK
ADA KAITANNYA DENGAN PASSOVER bangsa Israel.
v
Pertama karena “Passover” Eksodus itu khusus untuk bangsa Yahudi,
karena yang keluar dari
perbudakan Mesir hanya bangsa Yahudi, bangsa-bangsa lain tidak. Sebaliknya Yesus
mati dan bangkit untuk menebus dan menyelamatkan barangsiapa yg mau dari semua
bangsa, semua manusia yg pernah hidup di dunia ini.
v
Dan kedua karena saat
kematian Yesus di salib, tirai Bait Suci tercabik dua
Lukas 23:45
45 Lalu matahari
pun menjadi gelap dan tabir Bait Suci
terbelah dua.
menandakan berakhir
sudah semua upacara Bait Suci Yahudi, karena Domba Allah
Sendiri sudah menggenapi semua upacara yg merupakan simbol dari proses
penyelamatan manusia.
Setelah kematian Kristus, semua manusia bisa datang dalam doa
langsung kepada Tuhan untuk mendapatkan pengampunan dosa, tidak usah lagi
menyembelih hewan kurban di Bait Suci.
Kematian dan kebangkitan Yesus itu
diperingati umatNya dalam upacara baptisan, bukan
dengan Paskah, karena upacara baptisan merupakan tanda seseorang yg mau ditebus
dan diselamatkan oleh darah Yesus.
Karena
itu baptisan yang alkitabiah harus dengan cara diselamkan, melambangkan mati
dikuburkan bersama Yesus (masuk air, tidak bernafas = mati), lalu bangkit
bersama Yesus (keluar dari air, bernafas lagi = hidup baru).
Kolose
2:12
12
dikuburkan bersama Dia
dalam baptisan, di
mana kamu juga dibangkitkan bersama Dia melalui iman
karena perbuatan
Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
KESIMPULAN:
Maka Kristen yang alkitabiah itu merayakan kebangkitan Kristus dalam upacara
baptisan, bukan setahun sekali pada hari Easter Sunday atau hari Minggu setelah Good Friday. Karena kalender Yahudi itu lunar, bukan solar, jadi
setiap tahun tgl. 14 Nisan (penyaliban Yesus) tidak selalu jatuh pada hari Jumat,
dan 16 Nisan (kebangkitan Yesus) tidak selalu jatuh pada hari Minggu.
Selain
itu makna "passover"
itu tidak berlaku bagi non-Yahudi karena mereka tidak ikut
dibebaskan dari perbudakan Mesir. “Passover”
atau Paskah itu hanya dialami oleh bangsa Israel.
Juga
karena “Passover” selalu berkaitan dengan domba yang dikurbankan dan darahnya
yang dioleskan pada kusen pintu, maka peringatan upacara itu sudah berakhir
ketika Yesus mati di salib dan tirai Bait Suci robek dari atas ke bawah,
menandakan bahwa tidak perlu ada persembahan kurban lagi,
karena Domba Allah yang sejati sudah menggenapi simbol tersebut.
Sebagai orang
Kristen, hendaknya kita tetap berpegang pada Alkitab, apa yang diajarkan di
Alkitab, karena Alkitab itu penulisannya diilhami oleh Tuhan yang infinit. Kita perlu mempelajari dengan teliti apa
isinya, dan mengikuti segala yang diajarkan Alkitab, tidak menambahi atau
mengurangi dengan ajaran-ajaran manusia yang fana. Apa yang disuruh Tuhan untuk
kita lakukan, ya kita lakukan. Itu saja sudah cukup banyak, tidak perlu kita
tambahi dengan ciptaan kita sendiri. Dan apa yang dilarang Tuhan untuk
dilakukan, jangan kita lakukan. Bukan terbalik.
20 05 25