136. SATU BAHTERA
SATU PINTU, SATU
JENDELA
___________________________________________________________
Yesus lewat tulisan nabi-nabi dan murid-muridNya, telah meninggalkan pesan-pesan yang sangat penting bagi kita, dan di antaranya adalah tentang air bah di zaman Nuh, yang merupakan bayangan awal dari kehancuran dunia pada akhir zaman.
Baiklah
kita lihat beberapa ayat:
Matius 24:37-39
37 Tetapi sebagaimana halnya di zaman Nuh, demikian pula halnya
kelak pada kedatangan Anak Manusia. 38 Sebab sebagaimana mereka pada
zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan sampai kepada
hari Nuh masuk ke dalam bahtera 39 dan mereka tidak menyadarinya sampai air bah itu datang dan membawa pergi mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
Lukas 17:26-27
26 Dan sama seperti terjadi di hari-hari Nuh, demikian pulalah halnya kelak
di hari-hari Anak Manusia: 27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan
dikawinkan, sampai ke hari Nuh masuk
ke dalam bahtera, dan datanglah air bah dan
membinasakan mereka semua.
Jadi
kehidupan di dunia pada waktu air bah itu datang melanda, adalah kehidupan yang biasa dijalani
manusia berdosa yang tidak ingat Tuhan, orang makan-minum, orang
kawin, mengawinkan dan dikawinkan, semua orang sibuk sendiri, manusia bertambah
jahat tidak takut sama Tuhan, Tuhan
tidak diberi tempat dalam kehidupan manusia. Hukum Tuhan dilanggar.
Mayoritas hidup sesuka hatinya.
Kejadian 6:5
Dan TUHAN melihat, bahwa
kejahatan manusia itu hebat di bumi dan
bahwa setiap imajinasi pikiran hatinya hanyalah jahat terus-menerus.
Pada
dasarnya tidak
beda banyak dengan kehidupan kita sekarang. Kejahatan manusia
merebak di mana-mana, orang membunuh, orang berzinah, penyimpangan seksual,
orang menipu, tidak ada yang takut Tuhan, bahkan banyak yang tidak mempercayai
Tuhan, mengaku orang Kristen tapi tidak percaya Tuhan yang menciptakan alam
semesta dan mengatakan alam semesta terjadi melalui big bang, tidak percaya dirinya diciptakan dalam keserupaan dengan
Sang Penciptanya, malah memilih lebih suka menjadi anak monyet, dll. Semua manusia merasa sudah benar di matanya sendiri. Kalau
sebelumnya kita tidak merasa bahwa manusia semakin lama semakin jahat, maka
renungkanlah sudah seberapa menyimpangnya manusia sekarang dari kebenaran
Tuhan.
Kembali
ke generasi Nuh. Suatu hari mereka melihat Nuh dan anak-anaknya sibuk membangun sesuatu yang belum pernah
mereka lihat sebelumnya. Mereka pasti heran, apa itu yang dibuat oleh Nuh?
Ukurannya besar sekali, bentuknya tidak seperti rumah, apa itu? Dan yang
membuat mereka lebih penasaran adalah, selama Nuh sibuk bekerja membuat
proyeknya itu, Nuh juga berkhotbah panjang-lebar, agar orang-orang mau
bertobat, agar mereka mau meninggalkan kejahatan mereka dan kembali kepada
Tuhan, supaya ikut Nuh masuk ke bahtera, karena Tuhan akan mengirim air bah
untuk menghancurkan seluruh dunia. Dan sejak itu setiap hari Nuh bekerja sambil
berkhotbah, terus-menerus, hingga akhirnya banyak dari mereka sudah tidak ingat
lagi entah sejak kapan Nuh mulai berbuat itu. Bahkan banyak generasi datang dan
pergi, bahkan ada yang begitu lahir, mereka sudah melihat dan mendengar Nuh
bekerja dan berkhotbah. Tentu saja, karena Nuh bekerja dan
berkhotbah selama 120 tahun!
Orang-orang
itu yang tadinya merasa geli dengan perbuatan Nuh yang dianggap lucu, lama-lama
menjadi jengkel karena setiap hari mendengar Nuh menyuruh mereka bertobat dari
dosa-dosa mereka. Mana ada orang yang
senang dikatakan perbuatannya salah atau itu dosa? Dan sedikit
demi sedikit setelah beberapa dekade, kejengkelan pun berubah menjadi
acuh-tak-acuh. Yang tadinya khotbah Nuh dirasakan mengganggu hati nurani
mereka, sekarang tidak lagi, karena mereka memilih untuk mengabaikan suara hati
nurani mereka, perasaan mereka menjadi
kebal. “Oh, Nuh itu gila, tidak usah didengarkan.” Barangkali ada yang ingin
membunuh Nuh untuk membungkamnya. Hanya karena perlindungan Tuhan orang-orang
itu tidak menyerang Nuh dan keluarganya secara fisik. Ingat bahwa di zaman Nuh
belum ada Alkitab, maka Nuh harus bercuap-cuap menyampaikan Firman Tuhan. Nuh
tidak bisa berkata, “Kalian baca di kitab nabi ini, atau nabi itu, apa Firman
Tuhan.” Beda dengan kita hari ini.
Selain ada para hamba Tuhan yang menyampaikan Firman Tuhan, Firman Tuhan bisa
diakses dengan mudah, maka kalau kita tidak tahu apa yang difirmankan Tuhan, ya
salah kita sendiri.
Nuh
bercuap-cuap sampai 120 tahun masa kemurahan yang diberikan Tuhan untuk dunia
ante-diluvian itu pun habis. Tetapi orang-orang itu tetap tidak sadar. Kita
baca di Matius 24:39 “mereka tidak menyadarinya sampai air bah itu datang dan membawa pergi mereka semua”.
PESAN KEPADA DUNIA UMUM YANG BERADA DI
LUAR BAHTERA
Bahwa
dunia kita ini suatu saat akan kiamat, itu diyakini hampir semua penduduk dan
suku bangsa di dunia dalam pelbagai versi. Ada yang mengatakan kiamatnya karena
ada bintang besar atau meteor yang jatuh ke bumi, atau planet bumi ditabrak
benda langit yang besar, atau ada ledakan hebat dari dalam perut bumi, atau ada
perang nuklir negara-negara adidaya, dll. Banyak versi yang dikenal manusia,
dari versi kitab-kitab agama hingga versi ilmuwan dan versi Hollywood. Berarti
yang namanya “doomsday” atau “kiamat” itu diyakini akan
terjadi.
Kita
akan melihat di sini mengapa Yesus memparalelkan “doomsday”
di zaman Nuh, dengan “doomsday” akhir zaman yang akan kita alami.
Apa persamaannya?
1. Manusia harus membuat pilihan.
Di zaman Nuh
Manusia zaman Nuh harus memilih untuk percaya atau tidak pada peringatan Tuhan
yang disampaikan oleh Nuh, bahwa Tuhan akan menenggelamkan seluruh dunia
dan yang mau selamat harus masuk ke
dalam bahtera Nuh.
ü Jika
mereka percaya,
maka
mereka harus
membuktikannya dengan mau masuk ke bahtera Nuh. Hanya berada dalam
bahtera Nuh yang bisa menyelamatkan mereka dari “doomsday” zaman ante-diluvian.
ü Jika
mereka tidak
percaya,
mereka menolak
masuk ke bahtera Nuh, dan mereka malah menertawakan Nuh.
Dan akhirnya mereka semua tenggelam.
Di zaman kita
Manusia zaman kita harus memilih untuk percaya atau tidak pada peringatan Tuhan
yang disampaikan oleh Alkitab, bahwa Tuhan akan membinasakan bumi dengan
api, dan keselamatan hanya ada dalam Yesus
Kristus, jika manusia menerima Dia sebagai Penebus dan
Juruselamat mereka pribadi.
ü Jika
mereka percaya,
maka
mereka harus
membuktikannya dengan dibaptis, dan bergabung dengan gereja Allah.
Hanya berada dalam gereja Allah yang bisa menyelamatkan mereka dari “doomsday”
akhir zaman.
ü Jika
mereka tidak
percaya,
mereka
menolak bergabung dengan gereja Allah. Mereka malah memusuhi dan akhirnya mempersekusi
umat Allah, akhirnya mereka akan binasa.
Jadi yang membuat pilihan adalah manusia sendiri, bukan Tuhan.
2. Sampai kapan manusia bisa memilih?
Di zaman Nuh
ü Sampai hari manusia itu mati sebelum
Nuh masuk ke dalam bahtera.
ü Atau sampai hari Nuh dan keluarganya masuk ke dalam bahtera, dan Tuhan menutup pintunya.
Di zaman kita
ü Sampai hari manusia itu mati sebelum
tutupnya pintu kasihan.
ü Atau sampai hari pintu kasihan ditutup, mengakhiri masa kemurahan
Tuhan bagi dunia.
Perhatikan bahwa kita tidak tahu
kapan kedua hari tersebut tiba.
Manusia tidak usah nunggu tua, tidak
usah nunggu sakit untuk mati, kita bisa mati kapan saja karena alasan apa saja.
Dan kita juga tidak tahu kapan Tuhan
menutup pintu kasihan. Yesus berkata bahwa Dia datang seperti pencuri (Matius
24:42-44).
Karena itu kalau mau selamat
jangan menunda untuk memilih menerima Tuhan Yesus sebagai Penebus dan
Juruselamat pribadi kita.
3. Berapa lama Roh Kudus berusaha membawa manusia
kepada pertobatan?
Di zaman Nuh
ü Kejadian 6:3
Dan TUHAN berfirman, ‘Roh-Ku
tidak akan selalu bergumul dengan manusia karena
manusia juga adalah daging, namun hari-harinya akan selama seratus dua puluh tahun.’
ü Nuh
berkhotbah selama 120 tahun.
Roh Kudus berusaha menembus hati nurani
manusia ante-diluvian selama 120 tahun, bergenerasi-generasi. Banyak yang sudah mati sebelum air
bah itu datang. Jika mereka mati mempercayai Firman Tuhan, maka baguslah.
Tetapi yang
hidup sampai hari air bah itu tiba, mereka semuanya binasa, karena
tidak ada seorang pun yang ikut masuk ke bahtera itu selain Nuh dan 7 orang
anggota keluarganya.
Di
zaman kita
ü Roma 2:4
Apakah engkau menganggap sepele
kekayaan kemurahan-Nya, toleransi dan panjang sabar-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa kemurahan Allah itu menuntun
engkau kepada pertobatan?
ü 2 Petrus 3:9
Tuhan tidak lambat menepati janji-Nya, seperti ada orang yang menganggapnya lambat, tetapi panjang sabar terhadap kita, tidak
menghendaki ada yang binasa, melainkan supaya semua orang bertobat.
ü Sudah
berapa lama sejak air bah Nuh lewat? Ribuan tahun.
Yesus sudah kembali ke Surga 2000an
tahun yang lalu. Tapi sampai sekarang pintu kasihan masih terbuka. Karena Tuhan
masih menunggu supaya manusia yang belum memilih selamat, akan
memilih selamat akhirnya. Tapi suatu hari Tuhan akan berkata, “Cukup.” Dan seperti Tuhan menutup pintu bahtera Nuh, maka suatu hari Tuhan juga
akan menutup pintu kasihan bagi dunia.
Nah,
kita sekarang berada di masa kemurahan Tuhan, JIKA KITA MAU BERTOBAT, SEKARANG MASIH ADA WAKTU, MUMPUNG
MASIH ADA WAKTU. Jangan menyia-nyiakan waktu kemurahan Tuhan ini
seperti orang-orang ante-diluvian itu, yang menolak, mengacuhkan, menganggap
sepele, waktu yang diberikan Tuhan ini. Kita tidak tahu berapa lama waktu yang
diberikan Tuhan kepada dunia kita sekarang ini. Yang pasti SECARA INDIVIDU, WAKTU KEMURAHAN TUHAN ITU BERAKHIR SAAT
KITA MATI. Walaupun semisal Tuhan memberikan waktu seribu tahun
lagi kepada dunia ini, tetapi kalau besok kita mati, waktu bagi kita untuk memilih, berakhir saat kita mati.
Begitu kita mati, sudah tidak ada kesempatan lagi untuk mengubah pilihan kita.
Bagaimanakah
supaya kita bisa diselamatkan?
Seperti
orang-orang ante-diluvian itu, mereka bisa selamat
jika mereka percaya kepada pekabaran Nuh, dan MASUK KE DALAM BAHTERA yang dibuat Nuh. Percaya saja tapi
tidak masuk ke dalam bahtera itu, juga tidak akan selamat karena
seluruh dunia di luar bahtera itu akan terbenam air.
Begitu
juga kita sekarang, percaya bahwa dunia akan kiamat,
tetapi kita tidak berlindung pada Tuhan dengan menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamat dan Penebus kita, juga percuma.
Kisah 4:12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun yang lain, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Baiklah
kita lihat BAHTERA yang dibuat Nuh itu melambangkan apa?
Bahtera
itu dibuat Nuh berdasarkan petunjuk spesifik dari Tuhan. Kita bisa membacanya
dari Kejadian 6:14-16:
14 Buatlah engkau sebuah
bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus engkau labur di dalam dan di luarnya dengan
pakal. 15 Beginilah caranya engkau
harus membuatnya: panjang bahtera itu harus
tiga ratus hasta, lebarnya lima puluh hasta, dan tingginya tiga puluh hasta. 16
Engkau harus membuat sebuah lubang cahaya pada
bahtera itu, dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta di bagian atas, dan pintunya haruslah
engkau pasang pada lambungnya; dengan
tingkat-tingkat bawah, kedua dan ketiga haruslah engkau membuatnya.
Alkitab
bahasa Indonesia memakai kata “atap” sedangkan NKJV/KJV memakai kata “window”
atau “jendela”. Sebenarnya tulisan aslinya adalah צהר [tsôhar] yang artinya adalah “LUBANG CAHAYA”,
dan di bahtera ini, “lubang cahaya” itu dibuat di bagian atapnya.
Jadi,
untuk bahtera ini Tuhan menentukan bahan-bahannya, ukurannya, dan secara khusus
menyuruh Nuh membuat SATU
LUBANG CAHAYA (JENDELA DI ATAP) dan SATU PINTU.
Pemahaman
apa yang kita peroleh dari desain bahtera yang spesifik ini? Bayangkan, suatu
bahtera dengan panjang 300 hasta/cubit,
lebar 50 hasta, tinggi 30 hasta
1
hasta zaman Nuh diyakini sekitar 51.8 cm (https://answersingenesis.org/noahs-ark/how-long-was-the-original-cubit/)
Berarti volumenya 450’000 hasta =
233’100 m3.
Dan
untuk
bahtera sebesar ini, hanya ada 1 pintu dan 1
lubang cahaya di atapnya! Baiklah
kita berasumsi bahwa pintunya pasti jauh lebih besar daripada pintu rumah kita,
karena gajah, jerapah, unta, dan binatang-binatang yang besar lainnya harus
bisa melewatinya, dan lubang cahaya di atapnya pun
pasti cukup besar, karena itulah satu-satunya lubang udara yang ada
setelah pintu bahtera itu ditutup. Dan kita harus ingat bahwa udaranya harus cukup untuk 8 orang manusia plus entah berapa ribu pasang hewan
yang disuruh Tuhan harus dibawa Nuh serta dalam bahtera tersebut. Tetapi,
bagaimana pun besarnya pintu maupun lubang cahayanya, yang penting adalah,
masing-masing hanya ada SATU.
Bahtera
itu melambangkan apa? BAHTERA
ITU MELAMBANGKAN SEBUAH WADAH, DENGAN WADAH ITULAH TUHAN MENYELAMATKAN UMATNYA.
Jadi
apakah wadah itu di zaman kita?
Dengan apa Tuhan mewadahi umatNya? GerejaNya.
Ini tentu saja bukan bangunannya, melainkan perkumpulan
umatNya di seluruh dunia.
Kita
tahu bahwa sekarang ada banyak gereja dari pelbagai denominasi di dunia ini,
padahal di zaman Nuh hanya ada SATU
BAHTERA. Tuhan tidak menyuruh Nuh membuat satu bahtera, lalu
ketiga anaknya masing-masing membuat satu bahtera sendiri, lalu para istri juga
masing-masing membuat bahtera sendiri. Tidak ada 8 bahtera. Tuhan menyuruh Nuh
membuat HANYA
SATU BAHTERA, untuk Nuh,
istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya, plus segala macam hewan yang
harus dibawanya, dan segala macam makanan yang harus dibawanya agar mereka
semuanya bisa bertahan hidup selama 1 tahun 17 hari di dalam bahtera itu!
Jadi,
apakah dengan menyuruh Nuh membuat hanya SATU BAHTERA, Tuhan menunjukkan bahwa WADAH BAGI UMATNYA HANYA ADA
SATU? Ya!
Kalau
begitu, gereja yang mana yang adalah
WADAH TUHAN, atau katakanlah BAHTERA TUHAN?
Marilah
kita lihat jawabannya di Alkitab.
Tentunya
kita tidak punya cukup tempat dan waktu untuk membahasnya di sini sampai jelas.
Tetapi bilamana kita mempelajari nubuatan Wahyu, khususnya pasal 12, maka di
sana dijelaskan bahwa Gereja Tuhan dilambangkan seorang wanita (juga
2 Korintus 11:2). Dan wanita ini (Gereja Tuhan yang pertama yaitu yang dibentuk
Tuhan di zaman Musa ketika bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir =
Gereja Perjanjian Lama), kemudian “melahirkan Seorang Anak” yang kita semua tahu itu
merujuk ke Kristus. Kemudian “Anak” (Kristus) ini
kembali ke Surga, dan yang tertinggal di bumi adalah “yang tersisa dari Benih (Anak)” ini yang selalu memiliki
dua tanda khusus, supaya bisa
dikenali dan dibedakan dari yang lain. Kedua tanda khusus itu adalah:
1. Yang memiliki Hukum-hukum
Allah
2. Dan memiliki kesaksian Yesus
Wahyu 12:17
Maka marahlah naga itu
kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang
tersisa dari Benihnya, yang memelihara
perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.
Supaya
jelas, silakan mempelajari nubuatan kitab Wahyu dari blogku
smaragd84.blogspot.com, di sana ada pembahasan kitab Wahyu lengkap, pasal per
pasal.
Nah,
kembali ke kedua tanda pengenal WADAH TUHAN:
Kita
semuanya tentu mengerti apa itu Hukum-hukum Allah. Hukum yang ditulis oleh jari
Tuhan adalah 10 Perintah (10 Commandments).
Pertanyaan:
Wadah manakah di dunia sekarang
ini yang “memiliki Hukum-hukum Allah”? Betul, semua gereja
mengenal 10 Perintah Tuhan, tetapi tidak semua gereja
mematuhi 10 Perintah Tuhan secara lengkap!
Contoh: Di 10
Perintah itu ada perintah dilarang membuat patung untuk
disembah ~ tapi ada gereja yang membuat patung di mana orang-orang
sujud berdoa di depannya, membakar lilin, memberi hormat, minta berkat,
dll.
Di 10 Perintah
itu juga ada perintah untuk mengingat, dan memelihara
kekudusan Sabat hari Ketujuh,
di mana Tuhan secara sangat jelas menyatakan bahwa pada hari ketujuh itu (yang
adalah hari Sabtu, bukan hari Minggu!), manusia harus berhenti dari semua
pekerjaannya dan mengingat Tuhan sebagai Khalik Pencipta. Mayoritas gereja tidak melakukan ini
.
Jadi, kalau kita tidak mau
salah masuk bahtera,
kita perlu mencari WADAH
TUHAN
yang memiliki Hukum-hukum
Tuhan ini.
Nah,
tanda pengenal kedua adalah “memiliki kesaksian Yesus”,
di Alkitab sudah ada definisinya, apa yang dimaksud dengan istilah itu.
Wahyu 19:10
Dan aku tersungkur di
kakinya untuk menyembah dia, dan ia berkata kepadaku, ‘Pastikan engkau tidak berbuat demikian! Aku adalah sesama hamba seperti
engkau dan saudara-saudaramu yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah!
Karena kesaksian Yesus adalah Roh nubuat.
Jadi
“Kesaksian Yesus” maksudnya adalah kesaksian-kesaksian
(keterangan-keterangan) tentang Yesus.
Dan
“Roh Nubuat” adalah nubuatan-nubuatan (prophecies) yang
diberikan Roh Kudus kepada umat Allah melalui nabi-nabiNya.
Jadi
GEREJA MILIK TUHAN HARUS MEMILIKI
KARUNIA NUBUAT. Tuhan memberi mereka informasi tentang apa yang belum terjadi,
yang akan terjadi hingga kelak langit baru dan bumi baru.
Jadi
itu tandanya. GEREJA MILIK TUHAN PUNYA INFORMASI YANG
BENAR TENTANG APA YANG AKAN TERJADI HINGGA LANGIT BARU DAN BUMI BARU DICIPTAKAN.
Nah,
banyak gereja yang mengaku mereka juga memiliki karunia nubuat, bahwa
pendiri-pendiri gereja mereka adalah nabi-nabi yang dipanggil Allah. Tapi kita
harus jeli. Nabi-nabi yang belakangan dipanggil Allah, tidak akan mengajarkan yang bertentangan dengan
isi Alkitab, yang ditulis oleh nabi-nabi yang sudah lebih dulu dipanggil
Allah. Jika ajaran yang muncul belakangan berbeda, apalagi
bertentangan dengan ajaran yang ada di Alkitab, maka jelas “nabi” yang muncul
belakangan itu bukan dipanggil Allah, karena Allah tidak akan mengkontradiksi
DiriNya Sendiri. Jadi kita punya patokan yang aman. Semua ajaran harus dibandingkan dengan isi Alkitab.
Jika itu berbeda, maka itu bukan ajaran yang berasal dari Tuhan.
Yesaya 8:20
Bandingkan dengan Hukum dan dengan Kesaksian. Jika mereka tidak berbicara sesuai dengan perkataan ini, itu
karena tidak ada terang di dalam mereka.
Jadi
di mana kita
temukan kesaksian-kesaksian tentang Yesus yang adalah Roh Nubuat? GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH memiliki
tulisan-tulisan Ellen White yang membahas nubuat-nubuat Alkitab, dan semuanya
selaras dengan Alkitab.
Jadi,
GEREJA TUHAN itu, selain HARUS mematuhi Hukum-hukum Tuhan, juga HARUS mempunyai informasi yang benar tentang
nubuatan-nubuatan Alkitab. Dan
kedua persyaratan itu dipenuhi oleh Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh, yang mematuhi seluruh Hukum Tuhan,
dan memiliki karunia nubuat dari tulisan-tulisan Ellen White, nabi Allah, yang
semuanya selaras dengan isi Alkitab.
Sekarang
marilah kita lihat apa yang dilambangkan oleh SATU PINTU pada bahtera Nuh. Pintu adalah
jalan masuk dan keluar. Pada bahtera Nuh itu, hanya ada satu pintu. Berarti
jalan masuknya hanya satu. Apa itu? Di Alkitab, siapakah yang menyebut DiriNya
“Pintu” dan “Jalan”?
Yohanes 10:9
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui
Aku, ia akan diselamatkan dan akan masuk dan
keluar dan menemukan padang rumput
Yohanes 14:6
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang
pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Jadi, jalan
masuk ke WADAH TUHAN itu hanya
melakui Yesus, karena Dialah Pintu, dan Dialah Jalan, dan
Kebenaran dan Hidup.
Kisah 4:12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun yang lain, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Jadi tidak ada
jalan masuk yang lain ke WADAH TUHAN ini.
Sekarang
kita lihat lagi ke LUBANG CAHAYA
(JENDELA), yang juga hanya SATU.
Fungsi jendela atau lubang cahaya itu selain agar bahtera itu mendapat udara,
juga mendapat cahaya! Cahaya atau terang itu apa, dalam konteks ini?
Firman Tuhan! Yang
memberikan terang kepada kita.
Mazmur 119:105
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Jadi gereja Tuhan yang benar haruslah
sola scriptura, berpegang pada Alkitab, seluruh isi Alkitab, sebagai autoritas
tertinggi yang mengajarkan doktrin. Tidak boleh ada sumber yang lain yang
bertentangan dengan isi Alkitab.
PESAN KEPADA UMAT TUHAN YANG SUDAH ADA
DI DALAM BAHTERA
Kondisi
hidup di dalam bahtera Nuh bukanlah kondisi yang nyaman. Terkunci di dalam
bahtera selama satu tahun lebih bisa memabukkan!
ü Ada
hewan-hewan yang tentunya menebarkan bau khas hewan.
Hewan-hewan
ini juga harus diberi makan, berarti keluarga Nuh pasti sibuk luar biasa. Bayangkan
8 orang harus melayani ribuan hewan besar dan kecil!
ü Hewan-hewan
itu juga pasti membuang kotoran.
Baunya
seperti apa? Bayangkan 8 orang harus membersihkan kotoran begitu banyak hewan! Iya
kalau kotoran burung, lha kalau kotoran gajah, atau kuda nil? Capeknya seperti
apa?
ü Ditambah
lagi, itu hewan-hewan yang dilayani, tidak bisa bilang “terima kasih”,
tidak
bisa menyatakan penghargaan atas pengorbanan keluarga Nuh memelihara mereka.
ü Bukan
itu saja, di dalam bahtera yang terkunci itu ada mertua dan tiga menantu,
bayangkan
hidup terkunci bersama mertua dan ipar-ipar selama setahun lebih, apa tidak harus ekstra menahan diri supaya
tidak pecah konflik? Jaga mulut menjadi persyaratan utama untuk mempertahankan
kedamaian.
Jadi,
di dalam
WADAH TUHAN zaman sekarang, atau GEREJA TUHAN, kondisinya ya sama. Tidak selalu nyaman. Banyak pekerjaan yang tidak
enak, berat, bau, sering-sering tidak ada yang menghargai, tidak ada yang
berterimakasih, capek, berkumpul dengan bermacam-macam manusia dari latar
belakang dan kebiasaan yang berbeda, dengan sifat yang berbeda, sehingga jika
masing-masing tidak pandai menahan diri, menjaga mulut, bisa terjadi konflik.
Tetapi
pelajaran apa yang kita peroleh dari Bahtera Nuh? Sejelek apa pun kondisi di
dalam bahtera, TETAP TINGGALLAH DI
DALAM! JANGAN KELUAR KALAU MAU SELAMAT! Karena jika keluar dari
bahtera, berarti pasti mati tenggelam! Tidak ada kemungkinan yang lain.
Walaupun
di dalam bahtera itu tidak nyaman, tapi bahtera itu akan membawa semua
penumpangnya ke status selamat. Jangan keluar dari bahtera hingga
dipanggil Tuhan.
Seperti
Nuh dan keluarganya dan semua hewan yang dibawanya, mereka tidak keluar dari
bahtera hingga disuruh Tuhan:
Kejadian 8:15-17
15 Dan Allah bicara kepada Nuh,
mengatakan, 16 ‘Keluarlah dari
bahtera itu, engkau dan isterimu, serta
anak-anakmu dan isteri anak-anakmu bersamamu;
17 bawalah bersamamu segala makhluk hidup yang ada bersama-sama denganmu, dari
segala yang hidup: dari burung-burung, dan dari hewan ternak,
dan dari
segala binatang merayap yang merayap di
bumi, supaya mereka boleh berkembang biak banyak-banyak di bumi, dan subur dan berlipat ganda di atas
bumi.’
Jadi
jangan keluar dari WADAH TUHAN, jangan keluar dari GEREJA
TUHAN hingga Tuhan memanggil kita baik dalam kondisi hidup maupun mati, pada
kedatanganNya yang kedua untuk menyampaikan vonisNya kepada penduduk
bumi.
1 Tesalonika 4:16-17
16 Sebab TUHAN sendiri akan
turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati
dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. 17Sesudah itu, kita yang
hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan bertemu Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Jadi
sebelum kita mendengar Penghulu Malaikat berseru, jangan
kita keluar dari GEREJA TUHAN karena banjirnya belum surut. Di dalam
bahtera, di dalam Gereja Tuhan kondisi pasti tidak nyaman, tetapi itu jauh
lebih baik daripada di luarnya yang sedang banjir tinggi. Banjir di luar itu
bukan hanya sepinggang dan manusia masih bisa berjalan, tapi sudah melampaui
kepala, jadi kalau di luarnya kita sudah pasti hilang tenggelam.
Bekerja
dan menunggu dengan sabar di dalam Gereja Tuhan, karena Tuhan akan memanggil
kita keluar bila banjir sudah surut dan Dia sendiri akan datang menjemput kita.
Tinggallah di dalam GEREJA TUHAN
ini sampai kita mati. Lebih baik mati di dalam GEREJA TUHAN, Tuhan nanti akan
membangkitkan. Atau kalau kita tidak mati, ya kita tunggu sampai Penghulu
Malaikat berseru memanggil kita nanti. Jangan meninggalkan
bahtera sebelum itu. Jangan meninggalkan GEREJA TUHAN YANG RESMI. Jangan
mencari wadah baru karena WADAH
YANG RESMI PUNYA TUHAN HANYA SATU!
Pengkhotbah 1:9
Apa yang pernah ada, itulah yang akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat itulah yang akan dibuat lagi; tak ada yang baru
di bawah matahari.
Kisah
tentang bahtera Nuh disampaikan kepada kita menjadi petunjuk. Jangan kita
lewatkan pelajaran itu.
Semoga
renungan ini bermanfaat.
20
07 14
Shalom, saudari dalam Tuhan. Renungan ini sangat baik dan menarik, tetapi satu saja komentar saya iaitu dalam renungan ini harus perkataan Allah diselang seli dengan perkataan Tuhan agar lebih menarik dan dapat di terima oleh khaalayak ramai. Sorry ini hanya saran daripada saudara seiman.
BalasHapusHi John,
HapusMakasih responsnya. Allah itu bahasa Inggrisnya God, sedangkan Tuhan itu The Lord. Jadi aku memakainya dalam konteks itu.
Terima kasih ,renungannya bagitu menggugah hati,saya terkesan dengan lubang cahaya dari atap,
BalasHapusMenunjukan pencerahan dari Allah saja..mengapa rumah kita lubang cahayanya dari kiri mauoun kanan,depan serta belakang katena kita bnyakan menerima cahaya dari sesama manusia..
Firman Tuhan yang sangat menguatkan,ijin untuk bisa membagikan karya ini dijemaat kami, karena sudah pasti menyusun khotbah seperti ini membutuhkan waktu dan pengerahan yang sunguh...teruslah berkarya untuk Tuhan,..dalam tulisan alfa omega,..peran dan respon istri dan anak2 nuh tidak diceritakan tapi yang pasti mereka sangat mendukung...tapi satu janji yang bisa kita jadikan pelajaran dari Nuh adalah..."Sebagai pahala terhadap kesetiannya dan ketulusan hatinya, Allah telah mennyelamtkan seluruh anggota keluarga nya bersama dengan dia..betepa satu dorongan bagi orang tua untuk tetap setia"... Alfa omega jld 1 hal 103.
BalasHapus