Senin, 28 Juli 2014

136. Satu Bahtera, Satu Pintu, Satu Jendela

136. SATU BAHTERA

SATU PINTU, SATU JENDELA

___________________________________________________________

 

Yesus lewat tulisan nabi-nabi dan murid-muridNya, telah meninggalkan pesan-pesan yang sangat penting bagi kita, dan di antaranya adalah tentang air bah di zaman Nuh, yang merupakan bayangan awal dari kehancuran dunia pada akhir zaman.

Baiklah kita lihat beberapa ayat:

 

Matius 24:37-39

37 Tetapi sebagaimana halnya di zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. 38 Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera 39 dan mereka tidak menyadarinya sampai air bah itu datang dan membawa pergi mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.  

 

Lukas 17:26-27

26 Dan sama seperti terjadi di hari-hari Nuh, demikian pulalah halnya kelak di hari-hari Anak Manusia: 27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai ke hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

 

Jadi kehidupan di dunia pada waktu air bah itu datang melanda, adalah kehidupan yang biasa dijalani manusia berdosa yang tidak ingat Tuhan, orang makan-minum, orang kawin, mengawinkan dan dikawinkan, semua orang sibuk sendiri, manusia bertambah jahat tidak takut sama Tuhan, Tuhan tidak diberi tempat dalam kehidupan manusia. Hukum Tuhan dilanggar. Mayoritas hidup sesuka hatinya.

 

Kejadian 6:5

Dan TUHAN melihat, bahwa kejahatan manusia itu hebat di bumi dan bahwa setiap imajinasi pikiran hatinya hanyalah jahat terus-menerus.

 

Pada dasarnya tidak beda banyak dengan kehidupan kita sekarang. Kejahatan manusia merebak di mana-mana, orang membunuh, orang berzinah, penyimpangan seksual, orang menipu, tidak ada yang takut Tuhan, bahkan banyak yang tidak mempercayai Tuhan, mengaku orang Kristen tapi tidak percaya Tuhan yang menciptakan alam semesta dan mengatakan alam semesta terjadi melalui big bang, tidak percaya dirinya diciptakan dalam keserupaan dengan Sang Penciptanya, malah memilih lebih suka menjadi anak monyet, dll. Semua manusia merasa sudah benar di matanya sendiri. Kalau sebelumnya kita tidak merasa bahwa manusia semakin lama semakin jahat, maka renungkanlah sudah seberapa menyimpangnya manusia sekarang dari kebenaran Tuhan.

 

Kembali ke generasi Nuh. Suatu hari mereka melihat Nuh dan anak-anaknya  sibuk membangun sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka pasti heran, apa itu yang dibuat oleh Nuh? Ukurannya besar sekali, bentuknya tidak seperti rumah, apa itu? Dan yang membuat mereka lebih penasaran adalah, selama Nuh sibuk bekerja membuat proyeknya itu, Nuh juga berkhotbah panjang-lebar, agar orang-orang mau bertobat, agar mereka mau meninggalkan kejahatan mereka dan kembali kepada Tuhan, supaya ikut Nuh masuk ke bahtera, karena Tuhan akan mengirim air bah untuk menghancurkan seluruh dunia. Dan sejak itu setiap hari Nuh bekerja sambil berkhotbah, terus-menerus, hingga akhirnya banyak dari mereka sudah tidak ingat lagi entah sejak kapan Nuh mulai berbuat itu. Bahkan banyak generasi datang dan pergi, bahkan ada yang begitu lahir, mereka sudah melihat dan mendengar Nuh bekerja dan berkhotbah. Tentu saja, karena Nuh bekerja dan berkhotbah selama 120 tahun!

 

Orang-orang itu yang tadinya merasa geli dengan perbuatan Nuh yang dianggap lucu, lama-lama menjadi jengkel karena setiap hari mendengar Nuh menyuruh mereka bertobat dari dosa-dosa mereka. Mana ada orang yang senang dikatakan perbuatannya salah atau itu dosa? Dan sedikit demi sedikit setelah beberapa dekade, kejengkelan pun berubah menjadi acuh-tak-acuh. Yang tadinya khotbah Nuh dirasakan mengganggu hati nurani mereka, sekarang tidak lagi, karena mereka memilih untuk mengabaikan suara hati nurani mereka,  perasaan mereka menjadi kebal. “Oh, Nuh itu gila, tidak usah didengarkan.” Barangkali ada yang ingin membunuh Nuh untuk membungkamnya. Hanya karena perlindungan Tuhan orang-orang itu tidak menyerang Nuh dan keluarganya secara fisik. Ingat bahwa di zaman Nuh belum ada Alkitab, maka Nuh harus bercuap-cuap menyampaikan Firman Tuhan. Nuh tidak bisa berkata, “Kalian baca di kitab nabi ini, atau nabi itu, apa Firman Tuhan.”  Beda dengan kita hari ini. Selain ada para hamba Tuhan yang menyampaikan Firman Tuhan, Firman Tuhan bisa diakses dengan mudah, maka kalau kita tidak tahu apa yang difirmankan Tuhan, ya salah kita sendiri.

Nuh bercuap-cuap sampai 120 tahun masa kemurahan yang diberikan Tuhan untuk dunia ante-diluvian itu pun habis. Tetapi orang-orang itu tetap tidak sadar. Kita baca di Matius 24:39  mereka tidak menyadarinya sampai air bah itu datang dan membawa pergi mereka semua”.

 

 

PESAN KEPADA DUNIA UMUM YANG BERADA DI LUAR BAHTERA

Bahwa dunia kita ini suatu saat akan kiamat, itu diyakini hampir semua penduduk dan suku bangsa di dunia dalam pelbagai versi. Ada yang mengatakan kiamatnya karena ada bintang besar atau meteor yang jatuh ke bumi, atau planet bumi ditabrak benda langit yang besar, atau ada ledakan hebat dari dalam perut bumi, atau ada perang nuklir negara-negara adidaya, dll. Banyak versi yang dikenal manusia, dari versi kitab-kitab agama hingga versi ilmuwan dan versi Hollywood. Berarti yang namanya “doomsday” atau “kiamat” itu diyakini akan terjadi.

 

Kita akan melihat di sini mengapa Yesus memparalelkan “doomsday” di zaman Nuh, dengan “doomsday” akhir zaman yang akan kita alami. Apa persamaannya?

 

1.   Manusia harus membuat pilihan.

Di zaman Nuh

Manusia zaman Nuh harus memilih untuk percaya atau tidak pada peringatan Tuhan yang disampaikan oleh Nuh, bahwa Tuhan akan menenggelamkan seluruh dunia dan yang mau selamat harus masuk ke dalam bahtera Nuh.

ü   Jika mereka percaya,

maka mereka harus membuktikannya dengan mau masuk ke bahtera Nuh. Hanya berada dalam bahtera Nuh yang bisa menyelamatkan mereka dari “doomsday” zaman ante-diluvian.

ü   Jika mereka tidak percaya,

mereka menolak masuk ke bahtera Nuh, dan mereka malah menertawakan Nuh. Dan akhirnya mereka semua tenggelam.

 

Di zaman kita

Manusia zaman kita harus memilih untuk percaya atau tidak pada peringatan Tuhan yang disampaikan oleh Alkitab, bahwa Tuhan akan membinasakan bumi dengan api, dan keselamatan hanya ada dalam Yesus Kristus, jika manusia menerima Dia sebagai Penebus dan Juruselamat mereka pribadi.

ü   Jika mereka percaya,

maka mereka harus membuktikannya dengan dibaptis, dan bergabung dengan gereja Allah. Hanya berada dalam gereja Allah yang bisa menyelamatkan mereka dari “doomsday” akhir zaman.

ü   Jika mereka tidak percaya,

mereka menolak bergabung dengan gereja Allah. Mereka malah memusuhi dan akhirnya mempersekusi umat Allah, akhirnya mereka akan binasa.

Jadi yang membuat pilihan adalah manusia sendiri, bukan Tuhan.

 

2.   Sampai kapan manusia bisa memilih?

Di zaman Nuh

ü   Sampai hari manusia itu mati sebelum Nuh masuk ke dalam bahtera.

ü   Atau sampai hari Nuh dan keluarganya masuk ke dalam bahtera, dan Tuhan menutup pintunya.

 

Di zaman kita

ü   Sampai hari manusia itu mati sebelum tutupnya pintu kasihan.

ü   Atau sampai hari pintu kasihan ditutup, mengakhiri masa kemurahan Tuhan bagi dunia.

 

Perhatikan bahwa kita tidak tahu kapan kedua hari tersebut tiba.

Manusia tidak usah nunggu tua, tidak usah nunggu sakit untuk mati, kita bisa mati kapan saja karena alasan apa saja.

Dan kita juga tidak tahu kapan Tuhan menutup pintu kasihan. Yesus berkata bahwa Dia datang seperti pencuri (Matius 24:42-44).

Karena itu kalau mau selamat jangan menunda untuk memilih menerima Tuhan Yesus sebagai Penebus dan Juruselamat pribadi kita.

 

3.   Berapa lama Roh Kudus berusaha membawa manusia kepada pertobatan?

Di zaman Nuh

ü   Kejadian 6:3

Dan TUHAN berfirman, ‘Roh-Ku tidak akan selalu bergumul dengan manusia  karena manusia juga adalah daging, namun hari-harinya  akan selama seratus dua puluh tahun.’ 

ü   Nuh berkhotbah selama 120 tahun.

Roh Kudus berusaha menembus hati nurani manusia ante-diluvian selama 120 tahun, bergenerasi-generasi. Banyak yang sudah mati sebelum air bah itu datang. Jika mereka mati mempercayai Firman Tuhan, maka baguslah. Tetapi yang hidup sampai hari air bah itu tiba, mereka semuanya binasa, karena tidak ada seorang pun yang ikut masuk ke bahtera itu selain Nuh dan 7 orang anggota keluarganya.

  

Di zaman kita

ü   Roma 2:4   

Apakah engkau menganggap sepele kekayaan kemurahan-Nya, toleransi dan panjang sabar-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa kemurahan Allah itu menuntun engkau kepada pertobatan?

 

ü   2 Petrus 3:9

Tuhan tidak lambat menepati janji-Nya, seperti ada orang yang menganggapnya lambat, tetapi panjang sabar terhadap kita, tidak menghendaki ada yang binasa, melainkan supaya semua orang bertobat.

 

ü   Sudah berapa lama sejak air bah Nuh lewat? Ribuan tahun.

Yesus sudah kembali ke Surga 2000an tahun yang lalu. Tapi sampai sekarang pintu kasihan masih terbuka. Karena Tuhan masih menunggu supaya manusia yang belum memilih selamat, akan memilih selamat akhirnya. Tapi suatu hari Tuhan akan berkata, “Cukup.” Dan seperti Tuhan menutup pintu bahtera Nuh, maka suatu hari Tuhan juga akan menutup pintu kasihan bagi dunia.

 

 

Nah, kita sekarang berada di masa kemurahan Tuhan, JIKA KITA MAU BERTOBAT, SEKARANG MASIH ADA WAKTU, MUMPUNG MASIH ADA WAKTU. Jangan menyia-nyiakan waktu kemurahan Tuhan ini seperti orang-orang ante-diluvian itu, yang menolak, mengacuhkan, menganggap sepele, waktu yang diberikan Tuhan ini. Kita tidak tahu berapa lama waktu yang diberikan Tuhan kepada dunia kita sekarang ini. Yang pasti SECARA INDIVIDU, WAKTU KEMURAHAN TUHAN ITU BERAKHIR SAAT KITA MATI. Walaupun semisal Tuhan memberikan waktu seribu tahun lagi kepada dunia ini, tetapi kalau besok kita mati, waktu bagi kita  untuk memilih, berakhir saat kita mati. Begitu kita mati, sudah tidak ada kesempatan lagi untuk mengubah pilihan kita.

 

 

Bagaimanakah supaya kita bisa diselamatkan?

Seperti orang-orang ante-diluvian itu, mereka bisa selamat jika mereka percaya kepada pekabaran Nuh, dan MASUK KE DALAM BAHTERA yang dibuat Nuh. Percaya saja tapi tidak masuk ke dalam bahtera itu, juga tidak akan selamat karena seluruh dunia di luar bahtera itu akan terbenam air.

Begitu juga kita sekarang, percaya bahwa dunia akan kiamat, tetapi kita tidak berlindung pada Tuhan dengan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Penebus kita, juga percuma.

 

Kisah 4:12

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun yang lain, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.

 

Baiklah kita lihat BAHTERA yang dibuat Nuh itu melambangkan apa?

Bahtera itu dibuat Nuh berdasarkan petunjuk spesifik dari Tuhan. Kita bisa membacanya dari Kejadian 6:14-16:

14 Buatlah engkau sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus engkau labur di dalam dan di luarnya dengan pakal. 15 Beginilah caranya engkau harus membuatnya: panjang bahtera itu harus tiga ratus hasta, lebarnya lima puluh hasta, dan tingginya tiga puluh hasta. 16 Engkau harus membuat sebuah lubang cahaya pada bahtera itu, dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta di bagian atas, dan pintunya haruslah engkau pasang pada lambungnya; dengan tingkat-tingkat bawah, kedua dan ketiga haruslah engkau membuatnya.

 

Alkitab bahasa Indonesia memakai kata “atap” sedangkan NKJV/KJV memakai kata “window” atau “jendela”. Sebenarnya tulisan aslinya adalah צהר [tsôhar] yang artinya adalah “LUBANG CAHAYA”, dan di bahtera ini, “lubang cahaya” itu dibuat di bagian atapnya.

Jadi, untuk bahtera ini Tuhan menentukan bahan-bahannya, ukurannya, dan secara khusus menyuruh Nuh membuat SATU LUBANG CAHAYA (JENDELA DI ATAP) dan SATU PINTU.

 

Pemahaman apa yang kita peroleh dari desain bahtera yang spesifik ini? Bayangkan, suatu bahtera dengan panjang 300 hasta/cubit, lebar 50 hasta, tinggi 30 hasta  

1 hasta zaman Nuh diyakini sekitar 51.8 cm (https://answersingenesis.org/noahs-ark/how-long-was-the-original-cubit/)

Berarti volumenya 450’000 hasta = 233’100 m3.

 

Dan untuk bahtera sebesar ini, hanya ada 1 pintu dan 1 lubang cahaya di atapnya! Baiklah kita berasumsi bahwa pintunya pasti jauh lebih besar daripada pintu rumah kita, karena gajah, jerapah, unta, dan binatang-binatang yang besar lainnya harus bisa melewatinya, dan lubang cahaya di atapnya pun pasti cukup besar, karena itulah satu-satunya lubang udara yang ada setelah pintu bahtera itu ditutup. Dan kita harus ingat bahwa udaranya harus cukup untuk 8 orang manusia plus entah berapa ribu pasang hewan yang disuruh Tuhan harus dibawa Nuh serta dalam bahtera tersebut. Tetapi, bagaimana pun besarnya pintu maupun lubang cahayanya, yang penting adalah, masing-masing hanya ada SATU.

 

 

Bahtera itu melambangkan apa? BAHTERA ITU MELAMBANGKAN SEBUAH WADAH, DENGAN WADAH ITULAH TUHAN MENYELAMATKAN UMATNYA.

Jadi apakah wadah itu di zaman kita? Dengan apa Tuhan mewadahi umatNya? GerejaNya. Ini tentu saja bukan bangunannya, melainkan perkumpulan umatNya di seluruh dunia.

Kita tahu bahwa sekarang ada banyak gereja dari pelbagai denominasi di dunia ini, padahal di zaman Nuh hanya ada SATU BAHTERA. Tuhan tidak menyuruh Nuh membuat satu bahtera, lalu ketiga anaknya masing-masing membuat satu bahtera sendiri, lalu para istri juga masing-masing membuat bahtera sendiri. Tidak ada 8 bahtera. Tuhan menyuruh Nuh membuat HANYA SATU BAHTERA, untuk Nuh, istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya, plus segala macam hewan yang harus dibawanya, dan segala macam makanan yang harus dibawanya agar mereka semuanya bisa bertahan hidup selama 1 tahun 17 hari di dalam bahtera itu!

 

Jadi, apakah dengan menyuruh Nuh membuat hanya SATU BAHTERA, Tuhan menunjukkan bahwa WADAH BAGI UMATNYA HANYA ADA SATU? Ya!

Kalau begitu, gereja yang mana yang adalah WADAH TUHAN, atau katakanlah BAHTERA TUHAN?

Marilah kita lihat jawabannya di Alkitab.

 

Tentunya kita tidak punya cukup tempat dan waktu untuk membahasnya di sini sampai jelas. Tetapi bilamana kita mempelajari nubuatan Wahyu, khususnya pasal 12, maka di sana dijelaskan bahwa Gereja Tuhan dilambangkan seorang wanita (juga 2 Korintus 11:2). Dan wanita ini (Gereja Tuhan yang pertama yaitu yang dibentuk Tuhan di zaman Musa ketika bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir = Gereja Perjanjian Lama), kemudian “melahirkan Seorang Anak” yang kita semua tahu itu merujuk ke Kristus. Kemudian “Anak” (Kristus) ini kembali ke Surga, dan yang tertinggal di bumi adalah “yang tersisa dari Benih (Anak)” ini yang selalu memiliki dua tanda khusus, supaya bisa dikenali dan dibedakan dari yang lain. Kedua tanda khusus itu adalah:

1.   Yang memiliki Hukum-hukum Allah

2.   Dan memiliki kesaksian Yesus

 

Wahyu 12:17

Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi yang tersisa dari  Benihnya,  yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.

 

Supaya jelas, silakan mempelajari nubuatan kitab Wahyu dari blogku smaragd84.blogspot.com, di sana ada pembahasan kitab Wahyu lengkap, pasal per pasal.

 

 

Nah, kembali ke kedua tanda pengenal WADAH TUHAN:

Kita semuanya tentu mengerti apa itu Hukum-hukum Allah. Hukum yang ditulis oleh jari Tuhan adalah 10 Perintah (10 Commandments).

Pertanyaan: Wadah manakah di dunia sekarang ini yang “memiliki Hukum-hukum Allah”? Betul, semua gereja mengenal 10 Perintah Tuhan, tetapi tidak semua gereja mematuhi 10 Perintah Tuhan secara lengkap!

Contoh: Di 10 Perintah itu ada perintah dilarang membuat patung untuk disembah ~ tapi ada gereja yang membuat patung di mana orang-orang sujud berdoa di depannya, membakar lilin, memberi hormat, minta berkat, dll. 

Di 10 Perintah itu juga ada perintah untuk mengingat, dan memelihara kekudusan  Sabat hari Ketujuh, di mana Tuhan secara sangat jelas menyatakan bahwa pada hari ketujuh itu (yang adalah hari Sabtu, bukan hari Minggu!), manusia harus berhenti dari semua pekerjaannya dan mengingat Tuhan sebagai Khalik Pencipta. Mayoritas gereja tidak melakukan ini

.

 

 

Jadi, kalau kita tidak mau salah masuk bahtera,

kita perlu mencari WADAH TUHAN

yang memiliki Hukum-hukum Tuhan ini.

 

 

Nah, tanda pengenal kedua adalah “memiliki kesaksian Yesus”, di Alkitab sudah ada definisinya, apa yang dimaksud dengan istilah itu.

 

Wahyu 19:10

Dan aku tersungkur di kakinya  untuk menyembah dia, dan ia berkata kepadaku, ‘Pastikan engkau tidak berbuat demikian! Aku adalah sesama hamba seperti engkau dan saudara-saudaramu yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah Roh nubuat.

 

Jadi “Kesaksian Yesus” maksudnya adalah kesaksian-kesaksian (keterangan-keterangan) tentang Yesus.

Dan “Roh Nubuat” adalah nubuatan-nubuatan (prophecies) yang diberikan Roh Kudus kepada umat Allah melalui nabi-nabiNya.

Jadi GEREJA MILIK TUHAN HARUS MEMILIKI KARUNIA NUBUAT. Tuhan memberi mereka informasi tentang apa yang belum terjadi, yang akan terjadi hingga kelak langit baru dan bumi baru.

Jadi itu tandanya. GEREJA MILIK TUHAN PUNYA INFORMASI YANG BENAR TENTANG APA YANG AKAN TERJADI HINGGA LANGIT BARU DAN BUMI BARU DICIPTAKAN.

 

Nah, banyak gereja yang mengaku mereka juga memiliki karunia nubuat, bahwa pendiri-pendiri gereja mereka adalah nabi-nabi yang dipanggil Allah. Tapi kita harus jeli. Nabi-nabi yang belakangan dipanggil Allah, tidak akan mengajarkan yang bertentangan dengan isi Alkitab, yang ditulis oleh nabi-nabi yang sudah lebih dulu dipanggil Allah. Jika ajaran yang muncul belakangan berbeda, apalagi bertentangan dengan ajaran yang ada di Alkitab, maka jelas “nabi” yang muncul belakangan itu bukan dipanggil Allah, karena Allah tidak akan mengkontradiksi DiriNya Sendiri. Jadi kita punya patokan yang aman. Semua  ajaran harus dibandingkan dengan isi Alkitab. Jika itu berbeda, maka itu bukan ajaran yang berasal dari Tuhan.

 

Yesaya 8:20

Bandingkan dengan Hukum dan dengan Kesaksian. Jika mereka tidak berbicara sesuai dengan perkataan ini, itu karena tidak ada terang di dalam mereka.

 

Jadi di mana kita temukan kesaksian-kesaksian tentang Yesus yang adalah Roh Nubuat? GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH memiliki tulisan-tulisan Ellen White yang membahas nubuat-nubuat Alkitab, dan semuanya selaras dengan Alkitab.

 

Jadi, GEREJA TUHAN itu, selain HARUS mematuhi Hukum-hukum Tuhan, juga HARUS mempunyai informasi yang benar tentang nubuatan-nubuatan Alkitab. Dan kedua persyaratan itu dipenuhi oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, yang mematuhi seluruh Hukum Tuhan, dan memiliki karunia nubuat dari tulisan-tulisan Ellen White, nabi Allah, yang semuanya selaras dengan isi Alkitab.

 

Sekarang marilah kita lihat apa yang dilambangkan oleh SATU PINTU pada bahtera Nuh. Pintu adalah jalan masuk dan keluar. Pada bahtera Nuh itu, hanya ada satu pintu. Berarti jalan masuknya hanya satu. Apa itu? Di Alkitab, siapakah yang menyebut DiriNya “Pintu” dan “Jalan”?

 

Yohanes 10:9

Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan diselamatkan dan akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput

  

Yohanes 14:6

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

 

Jadi, jalan masuk ke WADAH TUHAN itu hanya melakui Yesus, karena Dialah Pintu, dan Dialah Jalan, dan Kebenaran dan Hidup.

 

Kisah 4:12

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun yang lain, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.

 

Jadi tidak ada jalan masuk yang lain ke WADAH TUHAN ini.

 

 

 

Sekarang kita lihat lagi ke LUBANG CAHAYA (JENDELA), yang juga hanya SATU. Fungsi jendela atau lubang cahaya itu selain agar bahtera itu mendapat udara, juga mendapat cahaya! Cahaya atau terang itu apa, dalam konteks ini?

Firman Tuhan! Yang memberikan terang kepada kita.

 

Mazmur 119:105

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

 

Jadi gereja Tuhan yang benar haruslah sola scriptura, berpegang pada Alkitab, seluruh isi Alkitab, sebagai autoritas tertinggi yang mengajarkan doktrin. Tidak boleh ada sumber yang lain yang bertentangan dengan isi Alkitab.

 

 

 

PESAN KEPADA UMAT TUHAN YANG SUDAH ADA DI DALAM BAHTERA

Kondisi hidup di dalam bahtera Nuh bukanlah kondisi yang nyaman. Terkunci di dalam bahtera selama satu tahun lebih bisa memabukkan!

ü   Ada hewan-hewan yang tentunya menebarkan bau khas hewan.

Hewan-hewan ini juga harus diberi makan, berarti keluarga Nuh pasti sibuk luar biasa. Bayangkan 8 orang harus melayani ribuan hewan besar dan kecil!

ü   Hewan-hewan itu juga pasti membuang kotoran.

Baunya seperti apa? Bayangkan 8 orang harus membersihkan kotoran begitu banyak hewan! Iya kalau kotoran burung, lha kalau kotoran gajah, atau kuda nil? Capeknya seperti apa?

ü   Ditambah lagi, itu hewan-hewan yang dilayani, tidak bisa bilang “terima kasih”,

tidak bisa menyatakan penghargaan atas pengorbanan keluarga Nuh memelihara mereka.

ü   Bukan itu saja, di dalam bahtera yang terkunci itu ada mertua dan tiga menantu,

bayangkan hidup terkunci bersama mertua dan ipar-ipar selama setahun lebih, apa tidak harus ekstra menahan diri supaya tidak pecah konflik? Jaga mulut menjadi persyaratan utama untuk mempertahankan kedamaian.

 

Jadi, di dalam WADAH TUHAN zaman sekarang, atau GEREJA TUHAN, kondisinya ya sama. Tidak selalu nyaman. Banyak pekerjaan yang tidak enak, berat, bau, sering-sering tidak ada yang menghargai, tidak ada yang berterimakasih, capek, berkumpul dengan bermacam-macam manusia dari latar belakang dan kebiasaan yang berbeda, dengan sifat yang berbeda, sehingga jika masing-masing tidak pandai menahan diri, menjaga mulut, bisa terjadi konflik.

Tetapi pelajaran apa yang kita peroleh dari Bahtera Nuh? Sejelek apa pun kondisi di dalam bahtera, TETAP TINGGALLAH DI DALAM! JANGAN KELUAR KALAU MAU SELAMAT! Karena jika keluar dari bahtera, berarti pasti mati tenggelam! Tidak ada kemungkinan yang lain.

Walaupun di dalam bahtera itu tidak nyaman, tapi bahtera itu akan membawa semua penumpangnya ke status selamat. Jangan keluar dari bahtera hingga dipanggil Tuhan.

Seperti Nuh dan keluarganya dan semua hewan yang dibawanya, mereka tidak keluar dari bahtera hingga disuruh Tuhan:

 

Kejadian 8:15-17

15 Dan Allah bicara kepada Nuh, mengatakan, 16 ‘Keluarlah dari bahtera itu, engkau dan isterimu, serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu bersamamu; 17 bawalah bersamamu segala makhluk hidup yang ada bersama-sama denganmu, dari segala yang hidup: dari burung-burung, dan dari hewan ternak,  dan dari segala binatang merayap yang merayap di bumi, supaya mereka boleh berkembang biak banyak-banyak di bumi, dan subur dan berlipat ganda di atas bumi.’

 

 

Jadi jangan keluar dari WADAH TUHAN, jangan keluar dari GEREJA TUHAN hingga Tuhan memanggil kita baik dalam kondisi hidup maupun mati, pada kedatanganNya yang kedua untuk menyampaikan vonisNya kepada penduduk bumi.

  

1 Tesalonika 4:16-17

16 Sebab TUHAN sendiri akan turun dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. 17Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan bertemu Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

 

Jadi sebelum kita mendengar Penghulu Malaikat berseru, jangan kita keluar dari GEREJA TUHAN karena banjirnya belum surut. Di dalam bahtera, di dalam Gereja Tuhan kondisi pasti tidak nyaman, tetapi itu jauh lebih baik daripada di luarnya yang sedang banjir tinggi. Banjir di luar itu bukan hanya sepinggang dan manusia masih bisa berjalan, tapi sudah melampaui kepala, jadi kalau di luarnya kita sudah pasti hilang tenggelam.

Bekerja dan menunggu dengan sabar di dalam Gereja Tuhan, karena Tuhan akan memanggil kita keluar bila banjir sudah surut dan Dia sendiri akan datang menjemput kita. Tinggallah di dalam GEREJA TUHAN ini sampai kita mati. Lebih baik mati di dalam GEREJA TUHAN, Tuhan nanti akan membangkitkan. Atau kalau kita tidak mati, ya kita tunggu sampai Penghulu Malaikat berseru memanggil kita nanti. Jangan meninggalkan bahtera sebelum itu. Jangan meninggalkan GEREJA TUHAN YANG RESMI. Jangan mencari wadah baru karena WADAH YANG RESMI PUNYA TUHAN HANYA SATU!

 

 

Pengkhotbah 1:9

Apa yang pernah ada, itulah yang akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat itulah yang akan dibuat lagi; tak ada yang baru di bawah matahari.

 

Kisah tentang bahtera Nuh disampaikan kepada kita menjadi petunjuk. Jangan kita lewatkan pelajaran itu.

 

Semoga renungan ini bermanfaat.

 

 

 

 

20 07 14







4 komentar:

  1. Shalom, saudari dalam Tuhan. Renungan ini sangat baik dan menarik, tetapi satu saja komentar saya iaitu dalam renungan ini harus perkataan Allah diselang seli dengan perkataan Tuhan agar lebih menarik dan dapat di terima oleh khaalayak ramai. Sorry ini hanya saran daripada saudara seiman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi John,
      Makasih responsnya. Allah itu bahasa Inggrisnya God, sedangkan Tuhan itu The Lord. Jadi aku memakainya dalam konteks itu.

      Hapus
  2. Terima kasih ,renungannya bagitu menggugah hati,saya terkesan dengan lubang cahaya dari atap,
    Menunjukan pencerahan dari Allah saja..mengapa rumah kita lubang cahayanya dari kiri mauoun kanan,depan serta belakang katena kita bnyakan menerima cahaya dari sesama manusia..

    BalasHapus
  3. Firman Tuhan yang sangat menguatkan,ijin untuk bisa membagikan karya ini dijemaat kami, karena sudah pasti menyusun khotbah seperti ini membutuhkan waktu dan pengerahan yang sunguh...teruslah berkarya untuk Tuhan,..dalam tulisan alfa omega,..peran dan respon istri dan anak2 nuh tidak diceritakan tapi yang pasti mereka sangat mendukung...tapi satu janji yang bisa kita jadikan pelajaran dari Nuh adalah..."Sebagai pahala terhadap kesetiannya dan ketulusan hatinya, Allah telah mennyelamtkan seluruh anggota keluarga nya bersama dengan dia..betepa satu dorongan bagi orang tua untuk tetap setia"... Alfa omega jld 1 hal 103.

    BalasHapus