179. BANGSA-BANGSA
YANG TIDAK KENAL HUKUM TUHAN
_________________________________________________________
Banyak orang
Kristen yang memakai Roma pasal 2 sebagai dasar alasan mereka untuk tidak
mematuhi Hukum Tuhan.
Tetapi
sebenarnya jika kita baca ayat-ayat itu satu per satu dengan seksama, kita
justru melihat bahwa Roma pasal 2 ini bukannya
menghapus Hukum Tuhan, tapi sebaliknya.
Sebelum itu
perlu kita pahami bahwa Hukum
Tuhan yang tersisa untuk kita ikuti sudah bukan seluruh Hukum Tuhan yang
ditulis Musa dulu, mengapa?
1. Sebagian besar sudah digenapi oleh
Yesus dengan kematianNya di salib,
yaitu
semua perayaan hari keagamaan orang Yahudi dan segala upacara kurban dengan
semua ketentuannya. Semua
perayaan hari keagamaan dan upacara kurban itu tadinya harus dilakukan orang
Yahudi untuk membuktikan bahwa mereka mengimani janji penebusan dari seorang
Mesias yang akan datang di masa depan.
Sejak
Adam pertama berbuat dosa, domba yang pertama dikurbankan untuk diambil
kulitnya menjadi pakaiannya sebelum dia diusir keluar dari Firdaus, itu sudah
melambangkan kematian Kristus kelak untuk menebus dosanya. Tuhan mengajarkan
kepada Adam untuk mempersembahkan kurban karena itu melambangkan kematian
Kristus. Dan mulai dari Adam hal itu diajarkan secara turun-temurun kepada
anak-cucunya.
Keturunannya
yang tetap
setia melakukan upacara korban ini berarti mengimani penebusan Kristus kelak,
dan mereka diselamatkan berdasarkan iman mereka ini. Tetapi
keturunan Adam yang tidak melakukan upacara kurban itu, mereka telah
meninggalkan agama yang diajarkan Adam kepada mereka, ya sudah kehilangan
kontak dengan konsep penebusan Kristus, ya mereka tidak selamat.
Karena itu ketika Yesus
berseru “Sudah selesai” di atas salib, Dia telah menggenapi janjiNya untuk
menyelamatkan manusia (janji yang dibuatNya bahkan sebelum dunia kita ini
diciptakan, sebelum Adam diciptakan), dan saat itu tirai Bait Suci robek dari
atas ke bawah bukan oleh tangan manusia, maka itu adalah tanda berakhirlah semua upacara kurban itu dan perayaan hari-hari
keagamaan yang tadinya hanya melambangkan janji penebusan itu.
Jadi Hukum Tuhan yang berkaitan dengan semua
upacara kurban dan hari-hari raya itu sudah digenapi, berarti sudah tidak perlu dilakukan lagi.
2.
Bagian
yang berisikan peraturan
sosial-ekonomi
yang
mengatur tentang kehidupan bermasyarakat sehari-hari yang berlaku
saat bangsa Israel masih di bawah pemerintahan Tuhan secara langsung
(Theokratis) itu sudah berakhir ketika mereka tidak lagi di bawah pemerintahan
Theokratis. Ketika bangsa Yahudi
berada di bawah kekuasaan pemerintahan sekuler Roma, mereka tunduk kepada
peraturan pemerintah Roma. Demikian pula kita sekarang, umat Allah tetap tunduk
kepada peraturan sekuler pemerintah negara di mana kita hidup.
Jadi sebenarnya, Hukum Tuhan yang tersisa,
yang kata Yesus di Matius 5:18,
“Sesungguhnya sampai lenyap langit dan bumi ini, satu iota
atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Tuhan, sampai semuanya terjadi” itu hanya Hukum yang menyangkut moral dan kesehatan, yaitu semua
ketentuan yang menyangkut pemeliharaan tubuh dan jiwa kita dari segala yang
menajiskannya. Mengapa? Karena tubuh dan jiwa kita ini harus
kudus. Dan Hukum moral dan kesehatan dari Tuhan itu akan menjaga supaya tubuh
dan jiwa kita ini kudus.
Mengapa tubuh dan jiwa kita
harus kudus?
Alkitab yang akan menjawabnya:
1 Korintus 6:19-20
Apa? Tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah bait Roh Kudus
yang diam di dalam kamu, yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan
milikmu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dengan
harga: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu dan dengan rohmu yang adalah
milik Allah.”
2
Korintus 7:1.
Karena telah memiliki
janji-janji ini, Saudara-saudaraku yang
terkasih, marilah kita menyucikan
diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
1
Tesalonika 4:7
Karena Allah tidak memanggil kita kepada yang cemar, melainkan kepada yang kudus.
Ibrani
12:14
Ikutilah perdamaian dengan semua orang, dan kekudusan, tanpa mana
tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
1 Korintus 3:17
Jika ada orang yang menajiskan bait Allah, Allah akan membinasakan
dia. Sebab bait
Allah itu kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
1
Petrus 1:15-16
tetapi sebagaimaa
Dia yang telah memanggilmu itu kudus, maka jadilah kamu kudus dalam segala macam
percakapanmu
sebab ada tertulis: Jadilah kamu kudus, karena Aku kudus.
Jelas, kan, mengapa kita harus
kudus?
Menjadi kudus
itu bukan opsi, bukan sekadar pilihan, iyahh kalau bisa syukur, kalau tidak
bisa ya tidak apa-apa. Tidak! Menjadi kudus itu KEHARUSAN jika
kita ingin melihat Tuhan! Ini yang namanya KELAHIRAN BARU.
Semua orang
Kristen tahu bahwa setelah dia menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya,
dia harus mengalami kelahiran baru, iya kan?
Yohanes 3:3
Yesus menjawab dan
berkata kepadanya, ‘Sungguh-sungguh Aku
berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah’.
Jadi dari Hukum Tuhan yang harus kita
patuhi sekarang adalah 10 Perintah Tuhan plus hukum kesehatan, di antaranya
mengenai makanan yang halal, dan cara hidup sehat menurut Tuhan.
Jika kita tidak
melanggar 10 Perintah Tuhan dan hukum kesehatan, maka kita sudah menjalani
kehidupan yang kudus, kita sudah mengalami kelahiran baru.
Sulit? Iya, sulit,
bahkan mustahil jika kita lakukan dengan usaha sendiri. Tapi Alkitab mengatakan
kita tidak
melakukannya sendiri, karena Roh Kudus yang menuntun kita.
Bagaimana kita bisa
menjadi kudus?
1. Dengan mau dipimpin Roh Kudus,
mau mendengarkan bisikannya, tidak
melakukan kehendak kita sendiri, tetapi berserah kepada tuntunan Roh Kudus.
Kalau dari usaha kita sendiri, pasti tidak bisa
karena sudah sifat kita untuk condong kepada apa yang buruk. Jadi, kita harus
selalu minta Roh Kudus memampukan kita untuk melakukan kehendak
Tuhan. Lalu kalau sudah dituntun, diberitahu Roh Kudus, ya kita
jangan melawan. Kalau Roh Kudus berkata, “Jangan lakukan itu!” ya jangan
lakukan. Kalau kita tabrak saja, ya percuma, kita tidak akan mengalami kelahiran
baru. Semakin sering kita menurut, semakin mudah kita menurut karena kelahiran
baru itu bukan cuma satu kali lalu kita sudah sempurna, tidak! Tapi harus berkali-kali
selama kita hidup. Bahkan Paulus mengatakan “Setiap
hari aku mati” (1 Kor. 15:31). Kelahiran baru adalah proses
mematikan ego kita. Proses pengudusan
itu adalah proses seumur hidup. Dan semakin lama proses itu harus semakin lancar, bukan semakin alot.
Yohanes 3:5-6
Jawab
Yesus, ‘Sungguh-sungguh Aku berkata
kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan dari air dan Roh, ia
tidak dapat masuk Kerajaan Allah. Apa
yang dilahirkan dari daging, adalah daging; dan
apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
Rom 8:13
Sebab,
jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh
kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Lihat, di sini jelas dikatakan, kita
bisa mematikan perbuatan-perbuatan tubuh (daging) kita oleh kuasa Roh. Dan kita
akan beroleh hidup, maksudnya hidup kekal kelak.
Tetapi jika setelah menerima Kristus
sebagai Juruselamat, hidup kita tidak berubah, kita masih hidup dalam segala
dosa kita seperti sebelumnya, kita tidak mau dituntun oleh Roh meninggalkan
dosa tetapi kita tetap hidup menurut daging, ya kita akan mati. Dan ini adalah
kematian kekal, bukan kematian kodrati sebagai manusia.
2. Dengan memakai Hukum Tuhan yang ada di Firman Tuhan sebagai panduan
langkah kita, sebagai rambu-rambu hidup. Untuk ini
kita harus tahu apa saja Hukum Tuhan itu, kalau tidak tahu bagaimana kita bisa
memakainya sebagai panduan dan rambu-rambu kita?
Sekarang kita kembali
ke Roma pasal 2.
11 Sebab
Allah tidak memandang bulu.
12 Sebab
seberapa banyak orang yang berdosa di luar Hukum, akan binasa juga di luar Hukum; dan seberapa banyak orang yang berdosa di dalam Hukum, akan dihakimi oleh Hukum.
13 Karena
bukanlah orang yang mendengar Hukum yang benar di hadapan Allah, tetapi orang
yang melakukan Hukum yang akan dibenarkan.
14 Karena apabila bangsa-bangsa lain yang tidak
memiliki Hukum itu, secara alami melakukan hal-hal yang
ada dalam Hukum, mereka ini yang tidak memiliki Hukum, menjadi Hukum bagi diri mereka
sendiri.
15 yang menunjukkan, bahwa perbuatan Hukum ada tertulis di dalam hati mereka, hati nurani mereka juga
memberi kesaksian, sementara pikiran mereka yang menyalahkan atau membenarkan
mereka.
Ayat 11 mengatakan,
Allah itu tidak pilih kasih, Allah itu adil. Yang salah ya salah. Yang benar ya
benar. Jadi Allah tidak bisa disuap dan Allah tidak memberikan dispensasi. Ayat
ini saja harus membuat kita sadar, walaupun Allah itu kasih, tapi Allah tidak
ada toleransi terhadap dosa. Jangan menganggap karena Allah itu kasih, kalau kita
berbuat dosa, itu tidak apa-apa, dan
Allah akan tutup mata karena Dia mengasihi kita, kita tetap selamat. TIDAK. Semua dosa akan
terbakar di hadapan Allah. Karena itu, jika ada dosa yang masih
melekat pada kita, dosa yang belum kita sesali dan yang masih terus-menerus
kita lakukan walaupun kita sudah tahu itu dosa, kita akan habis terbakar. Ketahuilah,
Allah adalah api yang menghanguskan:
Ibrani 12:29
Sebab
Allah kita adalah api yang menghanguskan.
Ibrani 10:26-27
Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah kita menerima pengetahuan tentang
kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk dosa melainkan
suatu penantian yang menakutkan akan penghakiman dan api kemarahan yang akan melahap habis para musuh
Jadi jangan mengira karena Allah mengasihi kita, kita bisa
selamat dengan segala dosa yang masih tetap kita lakukan. Kita bisa menyesal
terlambat.
Ayat 12 mengatakan:
1.
semua orang yang
tidak kenal Hukum Allah, kalau berbuat dosa, dia akan binasa.
2.
Semua orang yang kenal Hukum Allah, dihakimi oleh Hukum Allah,
dan menurut Hukum Allah, berbuat dosa, juga binasa. (Upah dosa ialah maut.)
Berarti, baik yang kenal atau tidak kenal Hukum Allah, kalau
berdosa, dia bagaimana? AKAN BINASA! Jadi jangan mengira kita bisa
lolos dengan alasan tidak tahu Hukum. Pokoknya berdosa, akan binasa.
Nah, menurut
Alkitab, siapa saja yang sudah berdosa? Ternyata SEMUA ORANG sudah BERDOSA.
Lihat Roma 3:23
Karena semua orang telah berbuat
dosa dan gagal mencapai [ὑστερέω = hustereō = kurang/terlalu sedikit] kemuliaan Allah.
1.
Jadi orang berdosa ~ baik yang kenal Hukum maupun
yang tidak kenal Hukum ~ sama-sama akan
binasa (Roma 2:12)
2.
Ternyata semua orang telah berbuat dosa (Roma 3:23)
Maka berarti SEMUA
ORANG AKAN BINASA. Betul, tidak?
Ada tidak orang
yang tidak akan binasa? TIDAK ADA! Karena Firman Allah berkata, semua orang
sudah berbuat dosa, tidak ada yang tidak berbuat dosa (selain Yesus Kristus)
maka semua orang akan binasa.
Ayat 13 dan Ayat
14, membagi manusia
dalam dua kelompok:
1.
Yang tahu Hukum Allah (yang mendengar dan melakukan; atau
yang mendengar tapi tidak
melakukan), ini mengacu kepada umat Allah baik yang Yahudi literal maupun yang
Yahudi rohani (orang-orang Kristen).
2.
Bangsa-bangsa
lain yang tidak tahu Hukum Allah (non-Kristen).
Kelompok yang pertama:
Umat Tuhan. Jelas nasibnya.
Kalau sudah
tahu Hukum Allah, tapi dia tidak hidup sesuai Hukum, dia akan dihakimi oleh
Hukum. Artinya, dasar
yang dipakai Tuhan sewaktu mengadili orang ini, adalah Hukum Allah.
ü Misalnya di Hukum Allah sudah ditulis: “Jangan membuat patung, jangan sujud menyembahnya”,
tetapi ada
manusia-manusia yang suka sujud-sujud di depan patung, menyembah patung dengan
membakar lilin di depannya, dengan meletakkan bunga di depannya, dengan mencium
tangan atau kaki patung itu, dengan berdoa kepada patung itu, dengan minta
berkat dari patung itu, dengan memperlakukan patung itu sebagai benda keramat
atau jimat, dll. maka itu adalah pelanggaran, dan pelanggaran itu nanti akan dihakimi Tuhan
berdasarkan Hukum Allah ini.
ü Misalnya di Hukum sudah ditulis: “Hormati bapakmu dan ibumu”,
tetapi ada orang
yang menelantarkan orangtuanya, atau kurangajar terhadap orangtuanya, tidak
memelihara orangtuanya, menghabiskan harta orangtuanya, tidak merawat dan
memelihara orangtuanya di masa tua mereka, maka nanti Tuhan akan memakai Hukum ini
untuk menghakimi
pelanggarannya.
ü Melanggar Hukum Allah bukan hanya berbuat yang
menentang Hukum Allah itu,
tetapi dengan tidak berbuat
apa-apa yang disuruh Hukum itu pun,
sudah namanya pelanggaran.
Misalnya di
Hukum ditulis: “Ingatlah hari Sabat… hari ketujuh adalah hari Sabat
TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan… TUHAN memberkati hari Sabat
dan menguduskannya.” Lalu ada orang yang bilang,
“Sabtu-sabtu libur enak tidur” atau “Ah, enak jalan-jalan bersama pacar”, dll.
Maka kelak Tuhan akan memakai Hukum ini untuk menghakiminya.
Sekarang
perhatikan ayat 13, siapa yang akan dibenarkan Tuhan dari kelompok pertama ini? Jelas
dikatakan “orang yang melakukan Hukum” Jelas BUKAN orang yang TIDAK melakukan Hukum.
Jelas ya? Jadi yang nanti dibenarkan Tuhan dalam pengadilanNya ialah orang yang
MELAKUKAN HUKUM TUHAN.
Sekarang kelompok yang kedua:
“Bangsa-bangsa
lain” atau non-Kristen, maksudnya
yang bukan bangsa Yahudi, bukan umat Tuhan. Pada masa lalu mereka tidak kenal
Hukum Tuhan. Saat belum ada televisi, belum ada koran, belum ada internet,
belum ada grup chatting, dll. Di zaman Alkitab, sebagian dari mereka ini yang
jauh dari Yerusalem, tidak terekspos kepada Hukum Tuhan. Tapi jangan lupa, tidak
semua bangsa lain tidak kenal Hukum Tuhan, karena di zaman itu banyak orang
Yahudi yang diaspora, yang tinggal di luar Yerusalem, tinggal di luar negaranya
sendiri. Mereka ini membawa agama mereka sehingga siapa pun yang berinteraksi
dengan mereka, sedikit banyak mengenal juga tentang Hukum Tuhan yang mereka
pelihara. Itu dulu.
Nah di zaman
globalisasi sekarang ini, nyaris sudah tidak ada “bangsa-bangsa lain” yang
tidak mengenal Hukum Tuhan. Semua orang bisa mengakses Alkitab
dengan mudah, dalam segala macam bahasa, tinggal mau membacanya atau tidak.
Juga penginjilan Kristen ada di mana-mana, masuk ke pelosok-pelosok dan
tempat-tempat yang terpencil di pelbagai negara. Tetapi baiklah, kita misalkan
masih ada “bangsa-bangsa lain” yang tidak kenal Hukum Tuhan. Bagaimana nasib
mereka?
Ayat 14-15 mengatakan
bahwa ada dari “bangsa-bangsa lain” ini yang tidak mengenal Hukum Tuhan, namun
mereka bagaimana? Mereka MELAKUKAN apa yang diminta oleh Hukum Tuhan, karena ternyata Hukum Tuhan itu ada tertulis di
hati mereka! Hebat banget, kan? Siapa yang menulis Hukum Tuhan ini di hati
mereka? Tuhan!
Ibrani 10:16
Aku akan menaruh Hukum-Ku ke
dalam hati mereka dan dalam pikiran mereka akan Aku tulis mereka.
Pertanyaan: Jika Tuhan yang menulis
HukumNya di hati dan pikiran manusia, apakah Hukum Tuhan itu valid dan
mengikat? Ya, iya! Masuk akal?
Andai Hukum
Tuhan itu sudah tidak berlaku, untuk apa Tuhan masih menaruh HukumNya di hati
manusia dan menuliskannya dalam pikian manusia?
Jadi bagaimana
nasib “bangsa-bangsa lain” yang walaupun tidak kenal Hukum Tuhan, tapi melakukan
apa yang diminta oleh Hukum Tuhan karena itu sudah ditulis Tuhan di hati dan pikiran
mereka?
Apa kata ayat
13? Siapa yang
dibenarkan Tuhan? Mereka yang kenal Hukum Tuhan atau mereka yang
melakukan Hukum Tuhan? Mereka yang MELAKUKAN Hukum
Tuhan!
Jadi, tidak
kenal tidak apa, asal melakukan! Berarti “bangsa-bangsa lain” ini yang
melakukan sesuai tuntutan Hukum Tuhan, akan dibenarkan oleh Tuhan walaupun
mereka tidak kenal apa itu Hukum Tuhan.
Sedangkan
mereka yang tidak kenal Hukum Tuhan dan tidak melakukan tuntutan Hukum Tuhan,
menurut ayat 12 bagaimana? “…seberapa banyak orang yang berdosa di luar Hukum, akan binasa juga di luar Hukum…” tetap binasa. Tidak ada keringanan.
Jadi kesimpulan
dari ayat 11-15, APA HUKUM TUHAN ITU HARUS DILAKUKAN?
Baik YANG KENAL
Hukum Tuhan,
maupun YANG TIDAK KENAL Hukum Tuhan,
kata Alkitab, Tuhan akan
membenarkan
MEREKA YANG MELAKUKAN apa
yang diminta Hukum Tuhan!
Dosa itu apa?
Dosa itu pelanggaran Hukum Allah.
1 Yohanes 3:4
Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum
Allah.
Jadi, mau
bilang tahu Hukum Tuhan, atau tidak tahu Hukum Tuhan, tidak ada bedanya, asal berbuat dosa, yaitu melanggar Hukum Tuhan, vonisnya binasa.
Sebaliknya,
tahu Hukum Tuhan atau tidak tahu Hukum Tuhan, asal melakukan apa yang dituntut
Hukum Tuhan, berarti tidak melanggar Hukum Tuhan atau tidak berbuat dosa, punya
kesempatan untuk diselamatkan.
JADI KALAU MAU LULUS PENGHAKIMAN TUHAN
YA LAKUKANLAH APA YANG DIMINTA OLEH HUKUM TUHAN.
Sekarang, mari kita bandingkan
dengan Roma 3:20. Ini menarik.
Roma 3:20
Sebab tidak
seorang pun yang dapat dibenarkan di
hadapan Allah oleh karena melakukan Hukum
Tuhan...
Rom 2:13 mengatakan
orang yang melakukan Hukum
yang akan dibenarkan.
Waduh!
Kok bisa dalam
satu kitab yang sama, yang ditulis oleh rasul yang sama, ada dua pernyataan
yang bertolakbelakang? Nah, menghadapi hal-hal seperti inilah yang sering
membuat orang agama lain mengatakan Alkitab itu palsu, bukan Firman Tuhan,
karena banyak ayatnya yang kontradiksi.
Padahal
sebetulnya tidak kontradiksi, hanya yang membaca saja yang tidak mengerti
konteksnya.
“melakukan
Hukum Tuhan” pada
kedua ayat itu tidak berbicara tentang situasi yang sama.
v Roma 3:20 berbicara dalam KONTEKS
KESELAMATAN.
Maka, melalui jalur Hukum Tuhan, tidak
ada manusia yang bisa diselamatkan. Dari mana kita tahu? Baca ayat-ayat
berikutnya:
3:23 karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai kemuliaan
Allah,
3:24 setelah
dibenarkan dengan cuma-cuma oleh
kasih karuniaNya melalui penebusan
yang terdapat dalam Kristus Yesus
3:25 yang telah ditentukan Allah sebagai jalan pendamaian melalui iman dalam darahNya, guna menyatakan kebenaran-Nya
untuk pengampunan dosa-dosa yang lampau , melalui
kesabaran Allah.
3:28 Oleh karena itu,
kami simpulkan, bahwa manusia dibenarkan oleh iman tanpa perbuatan Hukum.
Jadi dari pihak
Allah, mengulurkan KASIH KARUNIA, dari pihak manusia menerima Yesus Kristus
sebagai Juruselamatnya dengan IMAN. Dapat sudah keselamatannya.
Konsep
keselamatan menurut Alkitab, sejak awal itu selalu dalam Yesus Kristus.
Kisah 4:12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun yang lain, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Tidak ada
konsep keselamatan yang lain.
ü Sebelum Yesus datang, manusia yang mau selamat
mengimani konsep itu dari upacara kurban. Yang tidak mengimani, ya tidak
selamat.
ü Setelah Yesus datang, berakhirlah upacara
kurban itu karena Anak Domba Allah yang sejati telah menggenapi janjiNya, Dia
sudah mati sebagai kurban dosa.
Maka manusia
sejak itu mengimani konsep penyelamatan itu dari menerima Kristus sebagai
Juruselamat.
Jadi melakukan tuntutan Hukum Tuhan, tidak laku dalam konsep
keselamatan.
v Roma 2:13 berbicara dalam KONTEKS
PENGHAKIMAN.
Maka Hukum Tuhan itulah yang dipakai
Allah sebagai dasar penghakimanNya.
Kok tahu ayat ini berbicara dalam
konteks penghakiman? Jelas tertulis demikian di ayat 12nya: “…seberapa banyak orang yang berdosa di dalam Hukum, akan dihakimi oleh Hukum.”
Wahyu 20:12
Dan orang-orang mati dihakimi
menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam
kitab-kitab itu.
Jadi,
Iman dalam Kristus Yesus itu berlaku untuk penyelamatan.
Hukum Tuhan itu berlaku untuk penghakiman.
Kita dibenarkan karena
iman,
tetapi dihakimi
menurut perbuatan.
19 03 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar