203. MAKNA PARABEL ORANG SAMARIA
______________________________________________________________________________________________________
Kita semua tentunya sudah tidak asing dengan
parabel/perumpamaan Yesus tentang orang Samaria yang baik.
Tapi ternyata parabel itu mengandung lebih banyak makna
daripada apa yang biasanya kita peroleh di permukaannya saja. Parabel ini bukan
hanya mengajarkan bahwa pengikut Kristus itu harus ringan tangan menolong orang
lain, tapi lebih dari itu.
Mari kita lihat ayat-ayatnya. Terjemahannya disesuaikan
dengan terjemahan KJV. Kita akan mengupasnya satu per satu.
Lukas 10
10:30 Jawab
Yesus, Seseorang turun dari Yerusalem ke
Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang merampok semua pakaiannya, dan
melukainya, dan pergi, meninggalkannya setengah mati.
ü Kata “seseorang”
menandakan bahwa
ini bisa siapa saja, tua muda, miskin kaya, pintar
bodoh. Tetapi yang pasti orang ini orang Yahudi, melambangkan orang percaya, orang yang kenal Tuhan, umat Allah, karena dia datang dari Yerusalem. Orang yang bukan umat Allah
tidak ke Yerusalem. Tapi kita akan lihat bahwa walaupun ini orang percaya, umat
Allah, tapi kerohaniannya sedang merosot saat itu.
ü “turun
dari Yerusalem”
Di dalam Kitab
Suci selalu kalau pergi ke Yerusalem itu istilahnya “naik ke
Yerusalem” sedangkan sebaliknya kalau meninggalkan Yerusalem itu
istilahnya “turun dari Yerusalem”. Ini dikarenakan secara
geografis Yerusalem memang terletak di atas bukit.
Tetapi ada makna
spiritual yang lebih mendalam. Yerusalem pada waktu itu adalah rumah Tuhan. Ini
di zaman sebelum Yesus mati di salib pada waktu Bait Suci masih disebut Yesus “RumahKu” (Matius
21:13). Karena pada waktu itu Yerusalem identik dengan rumah Tuhan, maka
semua yang menuju ke Yerusalem identik dengan bergerak naik menuju hadirat
Tuhan. Sebaliknya yang meninggalkan Yerusalem identik dengan turun kembali ke
dunia.
Perlu dicatat,
setelah salib, Bait Suci di Yerusalem sudah bukan rumah Tuhan lagi. Yesus
sendiri yang mengatakannya,
Matius 23:38
Lihatlah! Rumahmu ini
telah ditinggalkan kepadamu terlantar.”
Jadi sekarang
puing-puing sisa Bait Suci Yerusalem sudah bukan Bait Allah lagi. Sudah tidak
ada Bait Allah yang terbuat dari batu bata. Sekarang Bait
Allah yang di dunia adalah umatNya, kita inilah Bait Allah, karena
itu tubuh dan mental kita harus kita pelihara baik-baik, karena kita adalah
Bait Allah, Allah tinggal di dalam kita.
ü “ke
Yerikho”
Yerikho adalah kota yang terkutuk, kota yang pertama ditaklukkan Israel
untuk bisa masuk ke Kanaan. Penaklukannya luar biasa, temboknya diruntuhkan
Allah. Jadi Yerikho adalah simbol yang berlawanan dengan Yerusalem, tempat yang penuh kekejian, penyembahan berhala, keduniawian, yang
bertolakbelakang dengan Yerusalem.
Yerikho dikutuk Allah melalui Yosua,
Yosua 6:26
Pada waktu itu Yosua bersumpah atas mereka, katanya, ‘Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang
bangkit dan membangun kembali kota Yerikho
ini; ia akan meletakkan fondasinya dengan anaknya yang sulung dan
di atas anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!"
Jadi siapa yang
berani membangun kembali kota Yerikho ini, harus membayar mahal, yaitu dengan
nyawa anak-anaknya. Ajaib bukan, padahal sudah ada kutukannya, namun masih ada
yang berani menantang Allah dan berani membangun lagi Yerikho. Ini
digenapi di zaman raja Ahab. Mari kita baca,
1 Raja 16:34
Pada zamannya, Hiel, orang Betel, membangun kembali
Yerikho. Ia meletakkan dasar kota itu pada Abiram
anaknya yang sulung, dan memasang pintu gerbangnya pada anaknya yang bungsu Segub, sesuai dengan firman TUHAN yang
diucapkan-Nya melalui Yosua bin Nun.
ü “Seseorang turun dari Yerusalem ke Yerikho”
Jadi
ini menggambarkan orang yang turun dari Yerusalem, dari hubungan yang dekat
dengan Allah, menuju ke Yerikho, tempat yang jauh dari Allah, tempat yang
dikutuk. Artinya orang ini kerohaniannya sedang menurun,
merosot. Dia meninggalkan hubungannya yang dekat dengan Allah, turun
ke dunia yang jauh dari Allah. Banyak orang yang tanpa menyadari sudah “turun dari Yerusalem ke Yerikho”, karena kesedihan, karena kesibukan,
bahkan karena kesuksesan dan kesenangan dunia. Tiba-tiba dia sudah tidak
melihat Tuhan lagi, cahaya dunia telah menariknya, atau kekelaman hatinya
sendiri telah menutupi pandangannya, sehingga selangkah demi selangkah dia
semakin jauh meninggalkan Tuhan.
ü “ia
jatuh ke tangan penyamun-penyamun”
Siapa yang
dilambangkan “penyamun”? Iblis. Jika kerohanian kita
sedang menurun, jika kita tidak bisa melihat Tuhan, jika yang ada di depan mata
kita hanya masalah-masalah dunia, maka kita mudah sekali jatuh ke tangan Iblis.
Seandainya orang
ini tidak turun ke Yerikho, seandainya dia tetap di Yerusalem, dia tidak akan
jatuh ke tangan penyamun. Seringkali kita sendiri yang memberi Setan
kesempatan untuk menjatuhkan kita.
ü “merampok
semua pakaiannya”
Ingat jubah
kebenaran Kristus? Pada waktu kita mengakui dan
bertobat dari dosa kita, dan kita menerima Kristus sebagai
Juruselamat dan Tuhan kita, kita diberi Jubah Kebenaran
Kristus, sehingga segala cacat dan kecemaran kita tertutup
Jubah Kebenaran Kristus dan kita dibenarkan di hadapan Allah. Inilah pembenaran
oleh iman. Kita sendiri tidak punya kebenaran. Kita dibenarkan oleh
Kristus, dan kita mendapat jubah KebenaranNya.
Tetapi “penyamun” telah “merampok
semua pakaian” orang
ini, artinya dia telanjang! Dia kehilangan Jubah
Kebenaran Kristus. Artinya dia jatuh kembali ke dalam dosa dan sepertinya tidak
tersisa apa pun yang baik padanya.
Jangan lupa, Jubah Kebenaran Kristus itu bisa kotor, bisa hilang. Kalau
kotor kita masih bisa membasuhnya dalam darah Kristus. Kata Yesus,
Wahyu 22:14
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan
memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan boleh
masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Wahyu 7:14
Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan
yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba.”
Tapi kalau jubah itu hilang
bagaimana? Apa yang mau dicuci?
Ingat Jemaat Laodekia, apa
kata Yesus, mereka “miskin,
buta, telanjang” (Wahyu 3:17), mereka
sama dengan orang yang dirampok ini, jubah kebenarannya
sudah hilang, mereka telanjang. Orang itu sudah tidak tahu bagaimana
caranya bertobat, sudah sama sekali melepaskan Tuhan.
Tahukah kita bahwa kejatuhan yang parah ini bukan saja bisa terjadi pada seorang penjahat
besar yang membunuh banyak orang, melainkan juga bisa terjadi
pada orang yang menganggap dirinya sudah sangat suci, orang dengan kesombongan
rohani yang merasa dia sudah sukses mencapai Surga dengan usahanya sendiri?
Di zaman Yesus ada orang-orang Farisi, para ahli Taurat yang merasa dirinya
sudah super hebat dalam Hukum Allah, mereka tidak membutuhkan Kristus lagi.
Kerjanya hanya menyombongkan kerohaniannya sendiri. Di zaman jemaat Laodekia juga banyak orang
yang menganggap mereka sudah bisa mencapai Surga karena mereka sudah rajin ke
gereja, rajin pelayanan, rajin menghakimi orang, tapi sama sekali tidak
memiliki tabiat Kristus. Jika kita tidak merasa kita berdosa, kita tidak akan
minta ampun untuk dosa itu, dan itulah yang menjerumuskan.
ü “melukainya, dan pergi, meninggalkannya
setengah mati.”
Jadi orang ini
dalam kondisi tidak berdaya, sudah setengah mati, tidak bisa mengangkat
tubuhnya sendiri, tidak bisa menolong dirinya sendiri. Tidak bisa
menyelamatkan dirinya sendiri.
Apakah dalam
kondisi setengah mati setengah sadar dia menyadari dia membutuhkan pertolongan?
Jika dia sadar dia membutuhkan pertolongan, maka itu adalah langkah pertama
untuk penyelamatannya. Barangkali di dalam kondisi setengah sadarnya dia
memohon pertolongan Tuhan? Barangkali
dia menyadari dia sudah berdosa dan ingin memohon ampun?
Seringkali kita
harus mendapat shock treatment untuk
menyadarkan kita. Berbahagialah mereka yang selalu sadar dan tidak menunggu
harus mendapat sengatan listrik tegangan tinggi dulu baru ingat bahwa kita
telah meninggalkan Tuhan.
10:31 Kebetulan
ada seorang imam turun melalui jalan itu; dan
ketika ia melihat orang itu, ia lewat mengambil
seberang jalan.
ü “Kebetulan”
Pada Tuhan tidak
ada yang “kebetulan”, Tuhan Mahatahu, Dia tahu di mana ada manusia yang
membutuhkan pertolonganNya. Tuhan selalu bertindak dengan tujuan. Lewatnya imam ini sama sekali tidak bermanfaat bagi orang yang terluka itu.
Jadi sebetulnya tidak ada yang kebetulan baginya.
ü “seorang
imam turun melalui jalan itu”
Nah, imam ini
sendiri juga “turun dari Yerusalem”. Imam mestinya kita harapkan selalu dekat
dengan Allah, tapi imam ini kerohaniannya juga
sedang merosot. Dia turun dari hubungannya dengan Tuhan.
Dan imam ini juga
melewati jalan yang apa? Menuju ke Yerikho! Karena itu jalan yang ke Yerikho.
Tidak dikatakan bahwa tujuan imam ini mau ke Yerikho, tapi nyatanya dia
berjalan di jalan yang menuju ke Yerikho. Apakah ada imam-imam, hamba-hamba
Allah yang tidak sadar bahwa mereka sedang menapak di jalan yang
akan membawa mereka ke Yerikho, ke tempat yang seharusnya tidak
mereka datangi?
ü “ketika
ia melihat orang itu, ia lewat mengambil
seberang jalan.”
Tindakan ini membuktikan
betapa si imam sudah merosot kerohaniannya. Dari jauh dia melihat ada orang
tergeletak di jalan, mungkin terluka, yang pasti sedang tidak berdaya, telanjang,
bukannya segera dihampiri, ditolong, tetapi dihindari, malah dia menyeberang ke
sisi jalan yang lain supaya tidak usah berjalan tepat di samping orang yang
terluka itu. Ini Imam yang mempersembahkan kurban! Kemungkinan terjelek hatinya
kejam, melihat orang terkapar tidak berdaya, tidak punya belas
kasihan. Kemungkinan yang lebih baik, ini orang egois, tidak mau
direpotkan dengan yang bukan uursannya. Itu orang toh tidak
dikenalnya, jadi tidak mau cari perkara, lebih baik menghindar. Biar orang lain
saja yang menolongnya nanti. Adakah imam-imam yang begini sekarang?
Lihat, satu kali orang sudah turun dari Yerusalem, turun dari
hubunganya dengan Allah, maka berikutnya yang akan terjadi adalah semakin lama rohaninya semakin merosot.
10:32 Dan demikian juga seorang Lewi, ketika ia ada di tempat itu, datang dan melihat orang itu, dan ia mengambil seberang jalan.
ü “juga
seorang Lewi”
Berikutnya seorang
Lewi. Dia bukan imam tetapi dia orang Lewi, dan orang Lewi adalah mereka yang pekerjaannya
melayani di Bait Suci. Berarti ini orang yang seharusnya punya
kedekatan khusus dengan Bait Suci dan Tuhan. Melambangkan
orang-orang yang sibuk pelayanan di gereja.
ü “ketika
ia ada di tempat itu”
Ngapain dia ada di
tempat itu? Berarti dia juga turun dari Yerusalem
sama seperti imam sebelumnya. Dan dia juga berada di jalan yang menuju
Yerikho. Berarti kondisinya tidak beda banyak dengan si imam,
sama-sama menuju Yerikho. Kerohaniannya juga merosot.
ü “datang
dan melihat orang itu”
Nah, orang Lewi
ini sedikit lebih baik daripada si imam, dia datang mendekat dan melihat
orang itu. Mungkin dia mau memastikan
itu bukan orang yang dikenalnya. Tapi apa yang terjadi setelah dia melihat
orang itu? Ternyata itu bukan temannya, bukan keluarganya, bukan orang yang
dikenalnya.
ü “dan
ia mengambil seberang jalan.”
Orang Lewi ini
berbuat yang sama seperti si imam. Dia mencuci tangan, tidak mau repot, itu
bukan urusannya. Dan hatinya tidak merasa iba melihat orang yang setengah mati
itu. Si imam hanya melihat dari jauh, mungkin tidak melihat luka-luka orang itu
dengan jelas, tapi orang Lewi ini melihat dari
dekat, dan dia melihat kalau orang tersebut terluka, dan dalam
kondisi setengah mati, tapi dia tetap tega
meninggalkannya karena orang ini bukan sanak saudaranya. Ini
melambangkan manusia yang tidak mengasihi sesamanya, tidak kenal maka tidak
sayang.
10:33 Tetapi seorang Samaria, yang sedang dalam
perjalanan, datang ke mana ia berada; dan ketika ia melihat orang itu, ia berbelas kasihan padanya.
ü “seorang
Samaria”
Bagi orang Yahudi,
orang Samaria itu tidak dipadang sebelah mata,
dianggap hina, dibenci, dianggap pengkhianat,
disebut dengan segala sebutan yang merendahkan. Orang Yahudi
sebisa-bisanya tidak mau berbicara dengan orang Samaria. Mereka tidak boleh masuk ke Bait
Suci Yerusalem, jadi mereka punya tempat ibadah sendiri di Gunung
Gerizim, atau Jebel et-Tor. Karena itu orang Samaria ini tidak dikatakan
turun dari Yerusalem.
ü “sedang
dalam perjalanan datang ke mana ia berada”
Berarti orang
Samaria ini punya tujuan, punya misi. Ayat ini hebat sekali. Orang Samaria ini memang sengaja datang ke
sana. Dia
bukan kebetulan lewat seperti si imam dan orang Lewi. Dia
sengaja datang ke sana. Mengapa? Karena dia datang ke sana dengan misi untuk menolong orang yang kena rampok itu.
Bagaimana dia bisa
tahu ada orang yang kena rampok di situ? Karena orang Samaria ini melambangkan Yesus Kristus. Messias
yang ditolak orang Yahudi, yang dihina, yang dibenci mereka. Tapi Dia toh
datang karena Dia punya misi untuk menyelamatkan mereka.
ü “dan
ketika ia melihat orang itu, ia berbelas kasihan padanya”
Berapa kali
Alkitab mencatat bahwa Yesus berbelas kasihan kepada manusia? Tidak perduli bagaimana kondisi kita, Dia berbelas kasihan pada kita
dan Dia akan menolong kita supaya kita jangan binasa.
10:34 Dan pergi kepadanya, dan membalut luka-lukanya, menyiraminya dengan minyak dan anggur, dan menaikkan orang itu ke atas hewannya sendiri, dan membawanya ke tempat penginapan, dan merawatnya.
ü “pergi
kepadanya”
Yesus yang datang
kepada kita. Pada waktu kita tersesat tidak tahu harus ke mana, tidak tahu
bagaimana kita bisa selamat dari masalah yang sedang menenggelamkan kita. Dan Yesus yang melihat kondisi kita yang memprihatinkan, Dia datang
untuk menolong kita.
ü “membalut
luka-lukanya, menyiraminya dengan minyak dan anggur”
Wow! Jadi orang
Samaria itu, Yesus, membalut luka-luka orang yang kena rampok. Yesus bukan
hanya peduli dengan pemulihan rohani. Pemulihan
fisik juga dilakukannya, aliran darah perlu dihentikan, luka perlu
dibalut supaya tidak infeksi.
Kemudian dia
menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kedua item ini melambangkan apa? Minyak melambangkan Roh Kudus. Anggur melambangkan doktrin/ajaran.
Orang yang sudah tersesat, sudah telanjang, kehilangan Jubah Kebenarannya,
perlu mengalami pembaruan dalam hidupnya. Dia perlu diberi doktrin/ajaran
tentang kebenaran, dan Roh Kudus untuk membawanya kepada pertobatan, dan hidup
baru. Jadi Yesus bukan hanya mengobati luka fisiknya tetapi juga luka batinnya.
ü “dan
menaikkan orang itu ke atas hewannya sendiri”
Jadi orang yang
terluka dinaikkan ke atas hewannya sendiri, orang Samaria itu memakai sarana
yang dimilikinya sendiri, tidak memakai sarana orang lain. Yesus Kristus
menyelamatkan manusia dengan saranaNya sendiri, dengan darahnya
sendiri. Dia sendiri yang memikul dosa manusia, tidak disubkontrakkanNya kepada
orang lain.
ü “membawanya
ke tempat penginapan, dan merawatnya.”
Apa kira-kira yang
dilambangkan oleh “penginapan”? Tempat di mana orang bisa mendapatkan makanan dan minuman.
Makanan rohani? Firman Allah. Minuman rohani? Air kehidupan dari Yesus. Jadi orang yang terluka secara jasmani dan
rohani dibawa Yesus ke gereja di mana dia bisa
mendapatkan makanan Firman Allah dan air kehidupan dari Yesus, dan
dirawat di sana. Penginapan tentunya berarti orang itu akan dirawat di sana cukup lama, bukan setelah diberi makan lalu
disuruh pergi. Orang-orang yang tersesat, yang punya luka batin, yang dibawa ke
gereja, tentunya harus dirawat selama waktu yang dibutuhkan, diberi makanan
Firman Allah dan minum air kehidupan Yesus, hingga luka-luka batin mereka
sembuh.
10:35 Dan keesokan
harinya ketika ia berangkat, ia mengeluarkan dua
dinar, dan memberikannya kepada tuan rumah, dan
berkata kepadanya, ‘Rawatlah dia, dan apa
pun yang kaubelanjakan lebih dari ini, waktu aku kembali, aku akan
menggantinya.’
ü “keesokan
harinya ketika ia berangkat”
Jadi orang Samaria
itu tidak menunggui orang yang telah diselamatkannya di penginapan. Keesokan
harinya dia sudah berangkat. Yesus juga tidak
tinggal lama di dunia setelah menyelamatkan manusia. Dia kembali ke Surga
dan menyerahkan pemeliharaan umatNya kepada rasul-rasulNya,
yang adalah gereja apostolik yang pertama.
ü “ia mengeluarkan dua dinar, dan
memberikannya kepada tuan rumah”
Ini ayat yang
penting. Mengapa harus dua dinar? Mengapa
bukan satu dinar, atau tiga dinar, atau empat dinar? Tentunya Yesus tidak asal
bicara. Semua parabel/perumpamaan yang diberikanNya, itu punya arti ganda,
untuk mengajarkan doktrin kepada pengikut-pengikutNya, dan mengandung aplikasi atau
informasi untuk akhir zaman.
Satu dinar adalah
upah pekerja untuk satu hari kerja. Di sini ada dua dinar, berarti Yesus bicara
tentang upah dua hari kerja. Bila kita bicara nubuat,
1 hari nubuat = 1 tahun literal. Tapi di sini bukan nubuatan melainkan
parabel/perumpamaan.
2 Petrus 3:8
Akan tetapi, saudara-saudaraku yang terkasih, jangan lupa satu hal
ini, bahwa pada Tuhan satu hari sama seperti
seribu tahun, dan seribu tahun sama seperti satu hari.”
Maka bila kita memakai parameter
1 hari = 1000 tahun literal. Berarti di sini bicara tentang 2000
tahun.
Orang Samaria itu yang
melambangkan Yesus, memberikan
kepada tuan rumah penginapan itu, yang melambangkan gereja, 2 dinar atau dua hari kerja, yang bisa diartikan waktu 2000 tahun. Untuk apa? Untuk merawat orang yang
diselamatkan Yesus. Jadi gereja diberi waktu 2000 tahun
untuk merawat semua orang yang telah diselamatkan Yesus sampai Yesus datang
lagi, karena Dia akan datang lagi. Di perumpamaan ini pun dikatakan
begitu.
ü
“berkata kepadanya, ‘Rawatlah dia, dan apa
pun yang kaubelanjakan lebih dari ini, waktu aku kembali, aku akan
menggantinya.’”
Orang Samaria itu berjanji
untuk kembali. Yesus
berjanji untuk kembali. Dan kembalinya itu dikaitkan dengan uang
yang 2 dinar, karena Dia akan membuat perhitungan pada waktu Dia kembali. Jika
tuan rumah penginapan itu memakai lebih untuk merawat orang yang terluka, orang
Samaria itu akan menggantinya. Berarti kembalinya Yesus itu dikaitan dengan waktu 2000 tahun
yang diberikannya kepada “tuan rumah penginapan” yaitu gereja. Dan bila
orang Samaria itu kembali, dia akan membuat perhitungan dengan tuan pemilik
penginapan itu. Jadi dia akan minta pertanggungjawaban dari tuan pemilik
penginapan itu. Yesus
akan minta pertanggungjawaban gereja atas jiwa-jiwa yang dititipkan mereka.
Pertanyaan: Sudah sejak berapa
lama orang Samaria itu meninggalkan orang yang terluka di penginapan dan pergi?
Sudah berapa lama Yesus
kembali ke Surga? Dari sejarah kita tahu Yesus mati, bangkit, dan
kembali ke Surga itu tahun
31AD. Nah, di sini ada 2000 tahun, tapi kita tidak tahu apakah angka
2000 itu bulat, ataukah itu kurang beberapa tahun atau lebih beberapa tahun. Tidak ada yang tahu kapan
persisnya Yesus akan kembali, karena Tuhan memang tidak memberikan
tanggalnya yang persis kepada manusia. Tapi kita tahu bahwa waktunya tidak mungkin
terlalu lama lagi.
10:36 Siapakah
di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari
orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?
ü Yesus sudah
memberikan aplikasi akhir zamannya,
sekarang Yesus
menyampaikan doktrinnya. Apa yang mau diajarkan Yesus dengan parabel ini? Menjadi manusia yang peduli kepada sesama, yang mengasihi sesama,
karena jika kita tidak mengasihi sesama manusia yang bisa kita lihat, bagaimana
kita bisa berkata bahwa kita mengasihi Allah yang tidak kita lihat?
10:37 Jawab
orang itu, ‘Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.’ Lalu kata Yesus kepadanya, ‘Pergilah, dan
perbuatlah sama demikian!’
ü Dan perintah langsung dari Yesus, “Pergilah,
dan perbuatlah sama demikian!”
Yesus sudah
memberikan teladan dalam contoh tindakan orang Samaria itu, yang melambangkan
DiriNya. Dan semua orang yang mengaku pengikutNya, wajib
mengikuti teladanNya.
1 Yohanes 2:6
Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus
telah hidup.
Jadi jika kita tidak hanya memperhatikan doktrin yang terdapat di dalam
parabel-parabel Yesus tetapi juga melihat aplikasinya untuk akhir zaman, kita
akan mendapatkan banyak informasi.
Semoga bermanfaat.
05 2021
Apakah ini terjemahan dari Pastor Doug juga atau gimana Tan? Terimakasih
BalasHapusAku pernah mendengarkan pelajaran dari Walter Veith dan Stephen Bohr ttg topik ini, tapi ini bukan terjemahan melainkan rangkumanku sendiri.
Hapus