202. MAUT BERKUASA DARI ADAM SAMPAI MUSA
________________________________________________________________________________________________________
Roma 5:12-14
5:12
Sebab itu, sebagaimana karena satu orang dosa telah masuk ke dalam dunia, dan kematian oleh dosa, maka kematian terjadi pada semua orang, karena semua telah berbuat
dosa.
5:13 Sebab
sampai Hukum, dosa ada di dunia, tetapi dosa
itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada Hukum.
5:14
Sungguhpun demikian maut
berkuasa dari Adam sampai Musa, bahkan
atas mereka yang tidak berbuat dosa yang serupa dengan
dosa Adam, yang adalah gambaran Dia yang
akan datang.
Ini adalah cuplikan ajaran Paulus yang terkadang membingungkan kita,
apalagi kalau terjemahannya tidak tepat. Aku dulu juga bingung ini bicara apa.
Jadi sekarang aku ingin berbagi maknanya dengan semua.
Di atas adalah terjemahan bahasa Indonesia dari KJV.
Ayat 12
Ayat yang ini tidak susah untuk dipahami. “…karena
satu
orang, dosa telah masuk ke dalam dunia…” ini jelas mengacu
kepada Adam, gara-gara Adam ikut makan buah terlarang di Eden, suatu perbuatan
yang melanggar perintah Allah. Padahal larangan itu sudah diberitahukan
kepadanya, maka itu namanya dosa. Dan karena kita semua berasal dari Adam, maka
kita ikut menanggung akibat dosa Adam: “dan kematian
oleh dosa”. Seandainya Adam tidak berbuat dosa, maka kita
tidak akan mengenal kematian.
Jadi kita mewarisi dua hal dari dosa
Adam:
1.
kita tidak ikut menanggung dosa Adam,
tapi kita ikut
menanggung akibat dosanya, konsekuensi
dari dosa itu yang adalah kematian.
2.
Tetapi bukan itu saja, kita ikut mewarisi
sifat kecenderungan untuk berbuat dosa,
untuk melanggar
Hukum Allah, kita jadi lebih tertarik kepada apa yang
dosa daripada apa yang dikehendaki Allah. Mengapa? Karena begitu
Adam berbuat dosa, dia telah membuka pintu bagi Setan untuk masuk secara
permanen ke dunia ini. Setan berhasil mengalahkan Adam sebagai pemimpin dunia
ini, dan sejak itu Setan punya akses atas dunia ini dan penghuninya, bebas
membisiki semua manusia, bebas menaklukkan mereka. Itulah yang membuat manusia
cenderung berbuat dosa.
Ayat 13
“…sampai
Hukum, dosa ada di dunia, tetapi dosa itu tidak
diperhitungkan kalau tidak ada Hukum.” Apa arti ayat ini?
Artinya dosa selalu ada di dunia ini, bahkan di masa sebelum Tuhan memberikan
HukumNya secara tertulis di dua loh batu di gunung Sinai kepada Musa, dosa ada.
Tetapi apakah sebelum Tuhan memberikan HukumNya, dosa tidak diperhitungkan?
Pertanyaan: Apakah di sini bicara dari Adam hingga 10 Perintah Allah yang
diberikan secara tertulis di Sinai (kira-kira 1500-2000 tahun) itu dosa manusia
tidak diperhitungkan karena belum ada Hukum? Tidak!
Ada yang bilang enak mereka yang hidup sebelum Musa, karena ayat ini
mengatakan dosa mereka tidak diperhitungkan. Ini pendapat yang salah besar.
Apakah dosa Kain membunuh Habel tidak diperhitungkan? Kan pada waktu itu
belum ada Hukum Allah yang tertulis?
Kejadian 4:11-12
Maka sekarang, engkau terkutuk,
terbuang dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu dari
tanganmu.
Apabila engkau mengusahakan tanah itu, mulai sekarang tanah itu tidak akan memberikan
hasil sepenuhnya kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."
Lho ini hukuman Kain, berarti dosanya diperhitungkan walaupun
pada waktu itu belum ada Hukum Allah yang tertulis!
Apakah Kain tahu dia telah berbuat dosa?
Kejadian 4:6
Jika engkau berbuat baik, apakah engkau tidak akan diterima? Dan jika engkau tidak
berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; dan dosa itu menginginkan engkau, tetapi engkau harus mengalahkannya.’"
Ini
peringatan Tuhan kepada Kain, kamu tahu mana yang baik mana yang tidak. Kamu
tahu mana yang dosa mana yang tidak. Kalau kamu tidak berbuat yang baik, dan
berbuat yang buruk, itu dosa. Bukankah begini juga yang ditulis Yakobus 4:17?
Jadi tidak ada pelajaran yang baru. Semua ajaran Tuhan sudah diberikan sejak
awal.
Jadi tahukah
Kain bahwa pikiran jahatnya terhadap adiknya Habel itu dosa? Tahu! Berarti Kain tahu apa Hukum Tuhan walaupun tidak ada Hukum yang
tertulis. Dari mana Kain tahu? Diajarkan orangtuanya secara
verbal.
Apakah
Henokh tahu tetang Hukum Allah? Tahu, karena Alkitab mengatakan:
Kejadian 5:24
Dan Henokh berjalan bersama Allah,
lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
Setelah anaknya Metusalah lahir saat Henokh berusia 65
tahun, selama 300 tahun berikutnya dia berjalan bersama Allah, hidupnya serasi, harmonis dengan kehendak Allah. Luar biasa,
300 tahun! Terkadang kita 3 hari saja tidak bisa harmonis dan serasi terus dengan
kehendak Allah.
Bagaimana Henokh bisa hidup serasi dan harmonis dengan
kehendak Allah? Pasti Henokh tahu apa Hukum Allah dan Henokh
mematuhinya dari hati. Henokh hidup dengan hati-hati supaya dia
tidak melanggar Hukum Allah walaupun tidak ada hukum yang tertulis.
Jadi orang-orang purba ini tahu apa isi Hukum Allah.
Ada yang patuh, seperti Habel, Set, Ayub, Henokh, dan Nuh. Ada yang melanggar
seperti Kain dan keturunannya. Dan celakanya semakin lama semakin banyak yang
melanggar Hukum Allah. Lalu Tuhan mendatangkan air bah dan menyapu bersih seisi
dunia, menyisakan hanya Nuh dengan keluarganya. Berarti walaupun
saat itu tidak ada Hukum Allah yang tertulis, dosa tetap diperhitungkan,
karena seluruh dunia
ditenggelamkan Tuhan sebagai akibat dosa mereka.
Bagaimana setelah air bah, apakah manusia masih mengenal
Hukum Allah? Ya. Karena Abraham tahu membuat mezbah. (Kejadian 12:8), berarti dia paham
konsep kurban untuk dosa. Dia
kenal konsep
persepuluhan ketika dia memberikan kepada Melkizedek raja Salem
sepersepuluh dari miliknya (Kejadian 14:20). Sampai ke zaman Yusuf
ketika dia dijual ke Mesir pun, dia tetap memelihara Hukum Allah, dia tidak berbuat dosa walaupun banyak
pencobaan, dia tidak berzinah, dan dia tetap setia kepada Tuhannya.
Kembali ke Roma 5:13, jadi kapan dosa itu tidak diperhitungkan?
Menurut ayat ini dosa tidak diperhitungkan kalau tidak ada Hukum.
Maka pertanyaan berikutnya ialah: kapan tidak ada Hukum?
Kita sudah melihat dari generasi Adam yang pertama, Kain
sudah mengenal Hukum. Jadi kapan umat Allah mulai tidak kenal Hukum?
Ketika mereka menjadi budak di Mesir. Ketika Yusuf
mendatangkan keluarga besarnya ke Mesir, mereka baik-baik saja, diberi tanah
sendiri di Gosyen, hidup sejahtera karena Firaun yang memerintah itu akrab
dengan Yusuf, dan Yusuf adalah tangan kanannya. Kemudian generasi Yusuf mati,
Firaunnya ganti, dan orang Mesir mulai merasa terancam dengan orang-orang
Israel yang lebih kuat, beranak-pinak lebih subur daripada mereka. Maka Firaun
yang baru itu pun mengambil segala langkah untuk menindas bangsa Israel, dan di
antaranya mereka dijadikan budak, dibebani pekerjaan yang berat, disiksa, bayi
laki-laki mereka dibunuh. Dan di bawah penekanan dan penindasan ini, Hukum Allah hilang
dari kehidupan sebagian besar mereka walaupun masih ada beberapa
orang yang ingat kepada Allah Abraham, Ishak dan Yakub, nenek moyang mereka, seperti
Jochebed, ibu Musa, yang mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tetap setia
kepada agama bapak-bapak leluhur mereka. Tetapi secara umum bangsa Israel sudah
lupa akan Hukum Tuhan, banyak dari mereka sudah tenggelam dalam kesibukan
mereka sehari-hari yang sangat berat (hidup sebagai budak itu sangat berat) dan
mengikuti kebiasaan orang Mesir menyembah berhala. Ingat ketika Musa naik ke
gunung Sinai 40 hari, orang-orang Israel yang baru saja melihat mujizat Allah
menyelamatkan mereka dengan membelah Laut Merah, sudah membuat patung lembu
emas untuk mereka sembah dan mereka mengatakan patung itu Allah yang telah
menolong mereka. Kondisi bangsa Israel saat itu sangat parah setelah diperbudak
di Mesir selama 100 tahun lebih. (Bangsa Israel bukan diperbudak Mesir 430
tahun seperti yang banyak disangka orang Kristen, tapi hanya sekitar 100an
tahun. Lihat pembahasan di KENALI SUARA GEMBALAMU, https://smaragd842.blogspot.com/2016/11/how-long-were-israelites-in-egypt.html)
Jadi inilah masa yang dibicarakan Paulus
di ayat 13. Selama bangsa Israel tertindas sebagai budak di Mesir,
mereka kehilangan pengetahuan tentang Hukum Allah. Tetapi itu kemudian dibenahi
Allah dengan memberi mereka 10 PerintahNya dan TauratNya secara tertulis supaya
jangan ada lagi yang beralasan tidak tahu.
Nah, jadi poin ini sudah jelas ya.
Ayat 14
“Sungguhpun demikian maut berkuasa dari
Adam sampai Musa”, nah, ini juga ayat yang membingungkan. Apa
maksudnya? Maut berkuasa dari Adam
sampai Musa, berarti setelah Musa maut tidak berkuasa lagi? Tidak ada lagi yang
mati?
Membaca tulisan Paulus memang harus berpikir, jadi kita
harus membaca dengan serius.
Apa yang terjadi pada Musa?
Musa mati pada usia 120 tahun.
Lalu Musa dibangkitkan.
Ulangan
34:5-6 mencatat kematiannya
Maka
Musa, hamba TUHAN itu, mati di sana di tanah Moab, menurut firman TUHAN.
Dan Dia menguburnya di suatu lembah di tanah Moab, bersebelahan dengan Bet-Peor, tetapi tidak ada orang yang tahu kuburnya
sampai hari ini
Musa adalah pahlawan besar bagi bangsa Israel, tentunya
mereka menghormati makamnya. Tetapi di sini dikatakan tidak ada yang tahu di
mana kuburnya, bukankah itu aneh? Ayat 6 mengatakan Allah sendiri yang
menguburkan Musa, satu-satunya manusia yang dikuburkan Allah. Dan
entah di mana Allah menguburnya sampai tidak ada yang tahu tempatnya. Mengapa?
Karena Allah punya rencana untuk Musa. Ternyata dia tidak akan ditinggalkan
terlalu lama dalam kuburnya.
Yudas
1:9 mencatat
kebangkitannya
Tetapi
penghulu malaikat, Mikhael, ketika berselisih dengan Iblis, Dia bertengkar
mengenai mayat Musa, tidak diizinkan
melontarkan tuduhan kepadanya, tetapi
berkata: ‘Tuhan menghardik engkau!’
Mikhael, sebutan Allah Anak dalam konteks konfrontasi dan
peperangan, harus bersitegang dengan Iblis ketika Dia membangkitkan Musa. Iblis
menuduh bahwa Musa orang berdosa dan tidak layak mendapat hidup kekal. Tetapi Mikhael
mengatakan dosanya sudah diakuinya dan sudah diampuni. Sekarang bukan
keberdosaan Musa lagi yang tampak di mata Allah, tapi kesempurnaan Kristus
Juruselamatnya.
Masalahnya waktu itu Yesus Kristus belum disalibkan,
bahkan Dia belum menjadi manusia. Jadi penebusan Musa masih berbentuk janji, surat utang, promissory note istilah
perbankannya. Allah Anak punya janji suatu saat akan melunasi utang itu,
menjadi Penebus manusia, tapi itu masih janji saat Musa dibangkitkan. Karena
itu Iblis menuntut bahwa Musa tidak boleh dibangkitkan kepada hidup kekal
karena belum ada penebusan untuk pendosa. Siapa yang menang? Tentu saja
Mikhael, karena di injil sinoptik tercatat Musa sudah dibangkitkan dan berada
di Surga, dan dia terlihat oleh 3 murid Yesus bersama Elia, mendampingi Yesus
di bukit transfigurasi.
Matius
17:3
Maka tampak
di sana kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.
Jadi kebangkitan Musa merupakan jaminan kebangkitan umat Allah pada akhir
zaman ketika Yesus datang untuk menjemput umatNya.
Ketika Musa dibangkitkan itulah kematian/maut dipastikan
kekalahannya. Musa adalah manusia pertama yang bangkit dari kematian kepada hidup kekal.
Kematian/maut
dibuktikan tidak bisa menahannya terus dalam kondisi mati. Kuasa
Allah telah membangkitkan dia.
Sebelumnya, dari Adam hingga Musa, belum ada bukti
bahwa manusia maut bisa dikalahkan. Semuanya yang mati tetap mati, tidak ada
yang hidup lagi. Karena itu dikatakan, “maut berkuasa
dari Adam hingga Musa”. Adam, Hawa, Habel, Set, Ayub, Abraham,
Ishak, Yakub, semua masih terbelenggu kematian. Dikatakan bahkan mereka yang
tidak berbuat dosa seperti Adam pun, misalnya Ayub yang disebut “saleh, jujur, takut akan Allah, dan menjauhi kejahatan” (Ayub 1:1), kematian tetap berkuasa
atasnya. Ayub tetap mati walaupun dia orang baik. Kematian tidak mau melepaskan
mereka. Kematian berkuasa atas mereka. Tapi ketika Musa
dibangkitkan, itulah pertama kalinya Allah membuktikan bahwa kematian/maut bisa
dikalahkan, kematian/maut itu tidak mahakuasa, masih lebih mahakuasa
Allah yang bisa membangkitkan orang mati.
Jadi kebangkitan Musa itu adalah jaminan bahwa Tuhan akan
mengalahkan Setan dan dosa dan kematian. Sejak itu Setan tahu
dia tidak bisa mengalahkan Tuhan, Setan tahu bahwa akhirnya dia pasti kalah,
dosa dan kematian dan dirinya serta semua pengikutnya akan dibinasakan dalam
api neraka yang turun dari Surga.
Jadi bagi kita
umat Allah, kebangkitan Musa adalah jaminan kebangkitan kita kelak ketika Yesus
Kristus datang menjemput kita. Pastikan kita termasuk mereka yang akan
dibangkitkan dalam kemuliaanNya.
Amin.
13 05 21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar