201. TUJUH MALAPETAKA TERAKHIR
_______________________________________________________________________________________
Di kitab Wahyu, ada rangkaian nubuatan seri serba tujuh:
Ø Tujuh
Jemaat
yang membahas perjalanan kondisi jemaat
dan doktrin/ajaran Kristen dari zaman apostolik hingga akhir zaman.
Ø Tujuh
Meterai
yang membahas perjalanan umat Kristen
dari zaman apostolik hingga akhir zaman.
Ø Tujuh
Terompet (Sangkakala/Nafiri)
yang membahas rangkaian penghukuman
atas musuh-musuh umat Allah dari zaman apostolik hingga akhir zaman
dalam skala
setempat.
Ø Tujuh
Guntur
yang khusus membahas kekecewaan
besar umat Allah akhir zaman di tahun 1843-1844 sebagai seleksi Tuhan menetapkan gerejaNya yang
tersisa.
Ø Tujuh
Malapetaka (Bala) Terakhir
yang membahas penghukuman atas dunia
yang menolak Allah dalam skala global di
akhir zaman.
Pembahasan
tentang:
Ø seri Meterai (24 episode),
Ø seri Terompet (24 episode),
Ø seri Guntur (1 episode),
Ø dan sebagian seri Malapetaka (2 episode, hanya malapetaka
yang ke5, ke6, ke7)
lengkap
dengan terjemahannya ada di blog KENALI SUARA GEMBALAMU linknya smaragd842.blogspot.com silakan mengakses
sendiri karena pembahasan-pembahasan Pdt. Stephen Bohr itu benar-benar
komprehensif, panjang-lebar sampai detail yang sekecil-kecilnya dan saya tidak
akan mengulanginya di sini.
Tetapi
karena seri Tujuh Malapetaka Terakhir tidak dibahas semua, maka di sini saya
bahas mulai Malapetaka pertama.
Untuk ini
kita akan ke Wahyu 15
dulu. Ini adalah ayat-ayat perkenalan/pengantar untuk Ketujuh Malapetaka
Terakhir. Mari kita lihat satu per satu. Ayat-ayat di sini adalah terjemahan
dari KJV/NKJV yang diindonesiakan.
Ayat
1
Dan aku melihat suatu tanda lain di langit,
besar dan mengagumkan: tujuh malaikat dengan
tujuh malapetaka terakhir, karena di dalam
mereka murka Allah lengkap.
Jadi di semua Malapetaka Terakhir itu seluruh murka Allah tidak ada
yang tertinggal, lengkap. Wahyu 14:10 mengatakan cawan itu berisikan murka
Allah tanpa campuran, artinya tidak dicairkan belas kasihan, 100% murka Allah yang kental.
Ayat 2-4
ayat 2 hingga 4 adalah ayat-ayat sisipan yang bicara
tentang umat Allah yang sudah diselamatkan, ketika mereka sudah lolos dari
Ketujuh Malapetaka Terakhir. Ini ada pembahasannya sendiri dan tidak dibahas di sini karena terlalu panjang.
Ayat 5
Kemudian setelah
itu aku melihat, dan tampaklah kuil kemah kesaksian [tabernakel] di sorga terbuka.
KJV menyebutnya “the temple of the tabernacle of the
testimony”, jadi sangat jelas tempat mana ini yang dimaksud.
Kita tahu di Surga
ada Bait Suci, yang dulu pernah ditunjukkan Allah kepada Musa supaya Musa
membuat tiruannya dalam skala kecil di dunia (cek Keluaran 25:40, Ibrani 8:5). Dari
kitab Ibrani kita juga tahu Yesus sekarang menjadi Imam
Besar di Bait Suci yang di Surga. Nah, kalau kita mempelajari bentuk
Bait Suci, maka ada dua bilik:
(1)
Bilik
Kudus,
ini yang dimasuki
imam setiap hari untuk upacara kurban.
(2)
Bilik
Mahakudus,
ini yang hanya
boleh dimasuki Imam Besar satu tahun satu kali pada hari Grafirat/hari
Pendamaian, pada waktu mana Imam Besar itu “membersihkan” Bait Suci dari
dosa-dosa yang dibawa masuk ke sana melalui darah hewan kurban sepanjang tahun.
Nah, kita tidak akan membahas fungsi dan praktek Bait Suci di sini karena
itu panjang sekali. Kita hanya perlu tahu bahwa ada kata “testimony” atau “kesaksian” di sini, dan ini mengacu kepada Tabut
Perjanjian (Ark of the Covenant)
atau disebut juga Tabut Kesaksian (Ark of the Testimony ~ Keluaran 25:22, 26:33, 30:26),
dalam terjemahan LAI disebut “Tabut Hukum” karena isinya ialah kedua loh batu
10 Perintah Allah atau Hukum Allah. Nah, karena di ayat ini disebutkan “Tabut
Kesaksian” atau “Tabut Hukum” maka jelas ini adalah Bilik Mahakudus
karena Tabut Perjanjian/Tabut Kesaksian/Tabut Hukum itu letaknya
di dalam Bilik Mahakudus.
Jadi ayat 5 mengatakan bahwa bilik Mahakudus ini terbuka, karena itu tampak
Tabut Kesaksian/Tabut Hukum yang ada di dalamnya.
Pertanyaan: Kenapa Bilik Mahakudus ini dibuka?
Ayat
6
Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh
malapetaka itu, keluar dari Bait Suci berpakaian lenan yang putih bersih dan
berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Ternyata karena
ada yang mau keluar dari bilik itu. Yaitu tujuh orang malaikat.
Dan bukan sembarang malaikat, ini adalah malaikat-malaikat yang punya tugas
khusus. Apa itu?
Ayat
7
Dan satu dari keempat makhluk hidup itu memberikan kepada ketujuh malaikat
itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup
sampai selama-lamanya.
Di sini disebut
“satu dari keempat makhluk hidup”. Di Wahyu 4:8 juga disebutkan empat makhluk
hidup, dengan keterangan mereka bersayap enam. Di Yesaya 6:2 dikatakan bahwa
malaikat yang punya enam sayap itu namanya “Serafim”. Berarti di sini ketujuh malaikat malapetaka mendapat cawan emas murka Allah dari
Serafim.
Ayat
8
Dan kuil
itu dipenuhi asap dari kemuliaan Allah dan dari kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat
memasuki kuil itu, hingga ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu terjadi semuanya.
Ini ayat yang
penting. Jadi kuil (bilik Mahakudus) itu dipenuhi asap. Asap dari mana? Nanti
kita akan melihat asap itu asap kemenyan dari
pedupaan emas.
Mari kita lihat Wahyu 8:3-5,
3
Maka seorang Malaikat lain, membawa sebuah
pedupaan emas, datang dan berdiri di dekat
mezbah. Dan kepadaNya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkanNya
bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas yang ada di hadapan takhta itu. 4
Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari
tangan Malaikat itu ke hadapan Allah. 5 Lalu Malaikat itu mengambil
pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Dan ada suara-suara, guruh, halilintar dan gempa bumi.
Ada beberapa
keterangan penting di ayat-ayat ini.
Apa yang
dilemparkan ke bumi? Pedupaan emas.
Pedupaan ini tadinya
dipakai untuk apa? Untuk membakar kemenyan yang asapnya dipersembahkan bersama
doa orang kudus di mezbah emas di hadapan takhta Allah.
Kalau kita melihat
perabotan Bait Suci, kita tahu bahwa mezbah emas tempatnya di depan takhta
Allah (Keluaran 40:26), sedangkan yang melambangkan takhta Allah di Bait Suci
di bumi ialah Tutup Pendamaian (Keluaran 25:22, 30:6).
Nah, kalau
sekarang pedupaan emas itu dilemparkan ke bumi, artinya
apa? Masih dipakai lagi atau tidak? Jelas sudah tidak, karena itu dilemparkan
ke bumi. Kenapa tidak dipakai lagi? Karena Malaikat (yang
adalah Yesus Kristus) yang mempersembahkan asap kemenyan dari pedupaan emas itu
bersama dengan doa orang-orang kudus sudah tidak lagi melayani, sudah selesai
tugasNya. Berarti sejak saat itu,
sudah tidak ada lagi doa orang-orang kudus yang dipersembahkan di mezbah emas
di hadapan takhta Allah. Apa maknanya? Pelayanan Yesus
Kristus di bilik Mahakudus sebagai perantara Allah dengan manusia, selesai.
Ayat 8 di sini
berkata “seorang
pun tidak dapat memasuki kuil itu” ~
tadinya manusia “memasuki kuil” itu secara simbolis melalui doa-doanya yang
dipersembakan Yesus dengan kemenyan dari pedupaan emas di hadapan takhta Allah
Bapa. Tanpa perantaraan Yesus yang mempersembahkan kemenyan di mezbah emas ini,
doa manusia tidak akan sampai kepada Allah. Jadi manusia hanya bisa
memasuki kuil ini melalui doa-doanya selama Malaikat Perantara (Yesus) ini
melayani. Dan manusia bukan memasuki kuil itu secara fisik ya, tapi
secara simbolis melalui doanya. Tetapi pada saat pedupaan emas itu sudah
dilemparkan, Malaikat Perantara itu sudah tidak melayani lagi, maka manusia
tidak bisa lagi memasuki kuil itu secara simbolis lewat doa-doanya. Inilah yang
diistilahkan dengan “pintu kasihan tertutup”, masa
kemurahan Allah bagi dunia habis, saat itu Yesus sudah berhenti
menjadi Perantara Allah dengan manusia, tidak ada lagi pengampunan dosa.
Di sini tidak
dijelaskan, tetapi dari ayat-ayat yang lain di Kitab Suci kita mengetahui bahwa
di bilik Mahakudus itu, selain menjadi Perantara antara
Allah dengan manusia, Yesus Kristus juga menjadi hakim, untuk
menghakimi semua yang mengaku sebagai pengikutNya, apakah mereka benar-benar
pengikutNya atau hanya ikut-ikutan saja. Menyimpang sedikit mari kita lihat
beberapa ayat:
2 Korintus 5:10
Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Kristus, supaya setiap orang boleh
menerima hal-hal yang akan terjadi pada tubuhnya, sesuai dengan yang telah dilakukannya, baik atau pun jahat.
Yohanes
5:22
Karena
Bapa
tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan semua penghakiman itu kepada Anak,
Berarti penghakiman dilakukan di mana? Di Surga, sekarang, di dalam bilik
Mahakudus. BUKAN PADA SAAT KEDATANGAN KEDUA
YESUS. Banyak orang salah tanggap mengatakan penghakiman baru
terjadi di bumi nanti kalau Yesus datang. Tidak. Lihat ayat ini:
Wahyu 22:12
Lihatlah, Aku datang segera dan Aku membawa pahala-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang
menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang AWAL dan Yang AKHIR, Yang PERTAMA dan Yang TERAKHIR.
Yesus berkata pada waktu Dia datang, Dia sudah membawa pahalaNya sebagai
balasan bagi manusia. Bagaimana Dia bisa sudah membawa pahalaNya jika
manusia-manusia belum dihakimi? Berarti pada waktu Yesus datang yang kedua nanti, penghakiman sudah selesai, manusia sudah divonis, siapa yang namanya tetap ada di Kitab Kehidupan
Anak Domba, mereka selamat, mereka akan menerima pahalanya pada waktu Yesus
datang itu.
Sebagaimana penghakiman sipil, penghakiman Tuhan juga berlangsung dalam
tiga tahap:
1. Sidang pemeriksaan bukti-buktinya,
di mana tuntutan
dan pembelaan terjadi. Ini terjadi di Surga, di bilik
Mahakudus, dihadiri oleh Allah Bapa, Yesus, dan makhluk-makhluk
surgawi yang menyaksikan dan memastikan bahwa semuanya terjadi dengan benar dan
adil. Tidak dihadiri secara fisik oleh manusia yang diadili
tetapi hanya diwakili oleh rekaman hidupnya, catatan perbuatan dan pikirannya,
itu yang diperiksa. Pemeriksaan dimulai dari generasi manusia pertama sampai
yang terakhir masih hidup. Tidak ada yang luput. Jika kita belajar nubuatan
Daniel tentang Nubuatan 2300 Petang dan Pagi, kita akan tahu bahwa pemeriksaan ini dimulai pada hari Grafirat tahun 1844, yang jatuh pada
tanggal 22 Oktober. Berarti sudah hampir 177 tahun hingga sekarang.
Akan masih berlangsung berapa lama lagi sampai selesai? Kita tidak tahu. Tapi
kalau pemeriksaan ini sudah selesai, berarti selesai jugalah tugas Yesus
melayani di bilik Mahakudus.
2.
Vonisnya,
keputusan dari hasil pemeriksaan bukti-bukti itu.
Jika manusia itu
lulus dan dinyatakan dosa-dosanya semua sudah pernah diampuni Allah, maka
namanya tetap tercantum di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba, dan dia
mendapatkan vonis hidup kekal.
Wahyu
3:5
Dia
yang menang, ia akan dikenakan pakaian putih; dan Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab
kehidupan, melainkan Aku akan mengakui namanya di hadapan Bapa-Ku dan di
hadapan para malaikat-Nya
Sebaliknya jika
ternyata dosa-dosanya ada yang tidak diampuni Allah, ada yang tidak ditobatinya
sampai matinya, maka namanya dicoret dari dalam Kitab Kehidupan Anak Domba, dan
dia divonis mati kekal. Proses ini juga terjadi di Surga tanpa kehadiran
fisik manusia yang diadili.
3.
Eksekusi
vonis penghakiman,
ini dilakukan di dunia dalam dua tahap:
a.
Bagi mereka yang mendapat vonis hidup kekal,
eksekusinya
menerima pahala hidup kekal ialah ketika Kedatangan Kristus yang
kedua. Yang sudah mati dibangkitkan dengan tubuh baru, yang masih
hidup diubahkan tubuhnya dan mereka semua dibawa ke Surga. (baca 1 Tesalonika
4:16-17).
Sementara semua
orang yang tidak mendapat hidup kekal, mati di dunia sebagai akibat ketujuh
malapetaka yang terakhir. (baca Wahyu 6:15-16).
b.
Bagi mereka yang mendapat vonis mati kekal,
eksekusinya nanti
pada saat Kedatangan Kristus yang ketiga, 1000 tahun setelah Kedatangan Kedua. Pada waktu itu
semua mereka yang tidak selamat, dibangkitkan dari kematian untuk menerima
hukuman dibakar api dari langit hingga habis menjadi abu.
Wahyu 20:15
Dan setiap orang yang tidak ditemukan
namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan
api itu.
Sekarang kita kembali ke Tujuh Malapetaka Terakhir. Jadi sekarang jelas
bahwa Ketujuh Malapetaka Terakhir ini
terjadinya adalah:
ü setelah “pintu kasihan ditutup”,
ü setelah masa kemurahan Allah bagi dunia habis,
ü setelah Yesus berhenti menjadi Perantara Allah dengan
manusia,
ü setelah manusia tidak bisa bertobat lagi,
ü setelah penghakiman di Surga selesai dan semua manusia
sudah terikat kepada pilihan yang dibuatnya sendiri, untuk mau diselamatkan
darah Yesus Kristus, atau mau menanggung hukuman dosa-dosanya sendiri, artinya
semua vonis sudah ditetapkan.
Puji Tuhan kita
masih belum berada di masa ini, berarti sekarang kita masih punya kesempatan
bertobat dan memilih untuk diselamatkan darah Yesus Kristus.
Sekarang marilah kita lihat satu per satu Malapetaka (Bala) Terakhir yang
akan dijatuhkan ke dunia setelah pintu kasihan tertutup dan manusia tidak lagi
bisa mengubah takdirnya karena semua sudah divonis.
Kita ke Wahyu pasal
16.
Ayat 1
Lalu aku
mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata kepada ketujuh
malaikat itu, ‘Pergi dan tumpahkanlah cawan-cawan
murka Allah itu ke atas bumi.
Lihat ya, perintah
datang dari dalam bilik Mahakudus.
Dan cawan-cawan
murka Allah itu disuruh menumpahkan ke mana? Ke atas bumi. Ada batasannya
bagian bumi yang mana? Tidak ada. Berarti ke seluruh bumi.
Ayat
2
Maka pergilah malaikat yang pertama dan ia
menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah borok yang berbau busuk dan menjijikkan pada orang-orang
yang mempunyai tanda dari Binatang itu dan mereka yang menyembah patungnya.
Malapetaka pertama
itu borok yang berbau busuk dan menjijikkan. Ini
literal, artinya borok benar-benar. Sakit tidak? Pasti sakit! Cenut-cenut yang
tidak ada habisnya! Bau busuk pula. Sekeren apa pun kita, sehebat apa pun kita,
sepintar apa pun kita, setinggi apa pun jabatan kita, kalau dihinggapi borok
yang berbau busuk dan menjijikkan, apalagi bukan hanya satu, tapi banyak, maka
segala sesuatu yang kita banggakan sudah tidak ada artinya lagi. Mending tidak
punya apa-apa tapi tidak kena borok.
Lalu ada
keterangan yang sangat penting di sini. Malapetaka ini hanya kena kepada
orang-orang yang punya tanda Binatang dan yang menyembah patungnya.
Nah, saya sudah membuat pembahasan panjang lebar tentang “Tanda Binatang” dan
“patungnya”, dan “bilangan namanya”. Itu di pembahasan no. 199 di blog ini.
Silakan membukanya sendiri. Di sini saya hanya akan mengatakan singkat saja
bahwa mereka
yang menyembah patung Binatang itu ialah mereka yang menganggap hari Minggu itu
hari Tuhan, dan mereka ini menguduskan hari Minggu walaupun Alkitab
mengatakan hari yang telah dikuduskan dan diberkati Allah itu adalah Sabat Hari Ketujuh (baca Kejadian 2:2-3, Keluaran
20:8-11, Yehezkiel 20:20). Dan mempunyai tanda Binatang artinya mereka yang
mengakui autoritas Binatang itu. Dan Binatang itu ialah Antikristus.
Kalian juga bisa melihat pembahasan tentang Antikristus di no. 157 di blog ini
juga.
Kalian perlu tahu
siapa identitas Binatang ini, siapa yang disebut Antikristus oleh Alkitab,
supaya jangan sampai kita tersesat menjadi pengikut mereka. Karena sejak
Malapetaka yang pertama, Tuhan sudah sangat jelas, bahwa Malapetaka-malapetaka
ini akan mengenai “orang-orang yang mempunyai tanda dari Binatang itu dan mereka yang menyembah patungnya”.
Berarti apa? Mereka yang tidak mempunyai tanda
Binatang dan tidak menyembah patungnya bagaimana?
Mereka mendapat perlindungan penuh dari Tuhan dari malapetaka-malapetaka
ini. Mari kita baca
janji Tuhan di Mazmur 91
91:1 Dia yang berdiam
di tempat rahasia Yang Mahatinggi akan
tinggal di bawah bayang-bayang Yang Mahakuasa.
91:2 Aku akan berkata tentang
TUHAN, ‘Dialah tempat perlindunganku dan
kubu pertahananku, Allahku, padaNya aku mau percaya.’
91:3 Sungguh,
Dia akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dan dari wabah penyakit yang berbahaya.
91:4 Dengan
kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, dan di
bawah sayap-Nya engkau akan berlindung; kebenaran-Nya
akan menjadi perisai dan penangkalmu.
91:5 Engkau
tak usah takut terhadap teror di malam hari, maupun terhadap
panah yang terbang di waktu siang,
91:6 maupun terhadap wabah
penyakit yang berjalan di kegelapan, maupun terhadap penghancuran
yang merusak di tengah hari.
91:7 Seribu
orang mungkin rebah di sisimu, dan sepuluh
ribu di tangan kananmu, tetapi itu tidak
akan mendekatimu.
91:8 Hanya dengan matamu engkau akan menontonnya, dan melihat ganjaran
orang-orang fasik.
91:9 Sebab
engkau telah menjadikan TUHAN, yang adalah tempat perlindunganku, yaitu Yang Mahatinggi, tempat tinggalmu,
91:10 Tidak ada malapetaka yang akan menimpa kamu, atau tulah
apa pun mendekat ke tempat tinggalmu;
Bukankah ini janji
yang luar biasa? Jadi, teman-teman, pastikan kita tidak termasuk dalam kelompok
yang menerima tanda Binatang dan yang menyembah patung Binatang itu. Pastikan kita menyembah Tuhan, Pencipta alam semesta, yang telah
menetapkan hari ketujuh sebagai SabatNya yang dikuduskanNya dan diberkatiNya.
Ayat
3
Lalu malaikat yang kedua menumpahkan cawannya
ke atas laut; dan itu menjadi darah, seperti
darah orang mati; dan segala yang bernyawa yang hidup di dalam laut, mati.
Malapetaka kedua menimpa laut, semua air asin, dan semua binatang laut di
dalamnya mati. Bagaimana kondisi laut jika semua hewan lautnya mati? Nelayan
yang hidup dari hasil laut tidak punya penghasilan lagi. Bangkai-bangkai hewan
laut mengambang semua, baunya seperti apa? Dikatakan bahwa laut itu menjadi
darah seperti darah orang mati, bagaimana darah orang mati? Kental, tidak
mengalir! Bagaimana kalau air laut mengental dan tidak mengalir? Tentu saja
semua hewan laut mati. Apakah pelayaran bisa beroperasi? Bagaimana dengan
penguapan? Dengan rusaknya laut banyak dampaknya, secara ekosistem, secara
ekonomi, secara iklim.
Ayat 4
Dan
malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya ke atas
sungai-sungai dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah.
Setelah air laut,
sekarang air tawar juga kena, semua sungai dan mata
air. Semuanya juga menjadi darah. Bisa dipakai untuk minum? Bayangkan tidak ada air
yang bisa diolah untuk menjadi air minum, dan untuk segala kebutuhan
manusia sehari-hari, masak tidak bisa, cuci tidak bisa, karena semua air rusak.
Kalau manusia kesulitan air, bagaimana dengan hewan-hewan di darat, dan
tanaman-tanaman? Manusia akan saling membunuh demi segelas air minum. Kematian hewan
akan terjadi di mana-mana. Segala tanaman akan mati. Mengerikan sekali. Di
Wahyu 13:17 dikatakan bahwa pihak Binatang melarang mereka yang tidak mau
bergabung dengan kelompoknya untuk berjual-beli. Berarti yang tidak ikut
kelompok Binatang itu untuk makan pun susah, tidak bisa menjual dan membeli.
Sekarang kelompok Binatang itu dibalas Tuhan, mereka tetap bisa jual-beli tapi
mereka kesulitan makan-minum karena tidak ada air.
Ayat 5-7
Dan
aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: ‘Adil Engkau, ya, Tuhan, yang ada sekarang dan yang ada dulu, dan yang akan datang, karena Engkau telah menghakimi
hal-hal ini, karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan
para nabi, dan Engkau telah memberi mereka
minum darah; karena itulah balasan yang layak bagi
mereka!’
Dan aku mendengar dari mezbah yang lain berkata, ‘Demikianlah, Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa,
benar dan adil segala penghakiman-Mu.’
Mengapa Tuhan memberi hukuman menjadikan semua air
menjadi darah? Karena orang-orang ini sebelumnya juga “telah
menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi” jadi Tuhan
memberi balasan sehingga mereka mau tidak mau harus minum air yang telah
menjadi darah.
Sebelum jatuhnya malapetaka-malapetaka ini, orang-orang
ini (yaitu mereka yang menerima tanda Binatang dan menyembah patung Binatang)
telah menganiaya, mempersekusi, membunuh, menumpahkan darah umat Tuhan
(orang-orang kudus dan para nabi). Berarti sebelum terjadinya
malapetaka-malapetaka ini ada persekusi atas umat Tuhan, di mana umat Tuhan
jatuh sebagai korban dan darah mereka ditumpahkan! (Wahyu 13:15) Itulah persekusi yang terakhir yang
harus dialami umat Tuhan. Umat Tuhan akan dilindungi dari
Ketujuh Malapetaka Terakhir, namun sebelumnya mereka harus mengalami persekusi
di tangan orang-orang kelompok Binatang dan Antikristus.
Ayat
8-9
Lalu
malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya
diberi kuasa untuk membakar manusia dengan
api.
Dan manusia dibakar
oleh panas yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas
malapetaka-malapetaka ini, dan mereka tidak
bertobat dan memuliakan Dia.
Nah, malapetaka keempat adalah matahari menjadi
berkali-kali lebih panas. Global
warming pada puncaknya. Bayangkan, sekarang saja kita sering kepanasan,
bayangkan kalau pada waktu itu matahari menjadi berlipat kali lebih panas. Dan
jangan lupa, sebelumnya sumber-sumber air yang ada tidak bisa dipakai, jadi
tidak bisa berendam di kolam renang atau di sungai, tidak ada es batu untuk
mendinginkan tubuh, belum lagi manusianya masih menderita borok-borok yang
menyiksa, berbau dan menjijikkan. Tapi Alkitab berkata orang-orang jahat itu
tidak bertobat dan memuliakan Allah, sebaliknya mereka menghujat nama Allah,
mereka maki-maki karena penderitaan mereka.
Ayat
10-11
Lalu
malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta Binatang itu dan
kerajaannya menjadi penuh kegelapan, dan
mereka menggigiti lidah mereka karena rasa
sakitnya.
Mereka
menghujat Allah yang di sorga karena rasa
sakit mereka dan borok mereka, dan tidak bertobat
dari perbuatan-perbuatan mereka.
Bagi yang ingin
mendapatkan pembahasan yang lengkap mulai malapetaka kelima ini ada di blog
KENALI SUARA GEMBALAMU, linknya:
https://smaragd842.blogspot.com/2021/04/episode-0102-revelations-seven-last.html
dan
https://smaragd842.blogspot.com/2021/04/episode-0202-revelations-seven-last.html
berjudul Revelation’s Seven Last Plagues, total
ada dua episode.
Malapetaka kelima
khusus untuk takhta Binatang itu. Di mana? Karena kita sudah tahu siapa
Binatang itu, maka kita tahu takhtanya ada di mana. Di Roma. Suatu kegelapan pekat. Kegelapan ini bukan saja literal, tapi juga
rohani. Hati mereka juga menjadi gelap, tidak ada lagi kebenaran apa pun pada
mereka, mereka tidak menyadari kesalahan mereka, mereka justru menyalahkan
Allah, mereka menghujat Allah.
Kita jangan lupa
ya, rangkaian malapetaka ini bukan yang satu datang lalu yang sebelumnya
hilang. Tidak. Jadi semuanya menumpuk, malapetaka-malapetaka yang
sebelumnya masih ada, borok-borok itu, lalu ditambahi air-air masih
tidak bisa dipakai, ditambahi matahari masih menyengat, dan sekarang ketambahan
kegelapan. Perhatikan, manusia-manusia yang dihukum masih kesakitan karena
borok-borok mereka, sampai mereka menggigiti lidah mereka sendiri saking tidak
tahan sakitnya, plus semua penderitaan yang harus mereka alami.
Tapi mereka tetap
tidak bertobat.
Ayat
12
Lalu
malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai
Efrat, dan airnya dikeringkan, supaya jalan bagi Raja-raja yang datang dari sebelah
Timur boleh disiapkan.
Malapetaka Keenam ini luar biasa. Sekarang sungai Efrat
yang dikeringkan. Tapi ini sungai Efrat yang simbolis.
Ini bukan mengeringnya sungai Efrat literal di Timur Tengah.
Dari mana kita
tahu ini sungai Efrat yang simbolis?
1.
Malapetaka Ketiga yang menjadikan semua sungai dan mata
air menjadi seperti darah sudah terjadi.
Berarti sungai
Efrat yang literal sudah termasuk di sini, sungai Efrat literal sudah rusak kena Malapetaka Ketiga,
tidak perlu dikeringkan lagi sudah tidak berfungsi.
2.
Tujuan mengeringkan sungai Efrat di sini adalah untuk mempersiapkan jalan bagi Raja-raja yang datang dari Timur.
Nah ini jelas
bahasa simbolis, karena Raja-raja yang datang dari Timur ini adalah Yesus dan
balatentaraNya yang datang dari arah matahari terbit. Sungai Efrat yang literal tidak
mempengaruhi kedatangan Raja-raja dari Timur, zaman sekarang orang
tidak perlu berlayar di sungai Efrat untuk ke mana-mana, segala macam
transportasi ada. Lagi pula Yesus pasti tidak datang dari Surga lewat sungai
Efrat.
Karena itu sungai Efrat di sini adalah simbolis.
Untuk tahu
apa arti simbolis dari sungai Efrat kita harus ke Wahyu 17 dan
kita lihat ayat 1, 5, dan 15.
1 Lalu
datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: ‘Mari
ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas Pelacur besar, yang duduk di atas banyak air.
5 Dan
pada dahinya tertulis suatu nama: ‘MISTERI, BABEL BESAR, IBU DARI WANITA-WANITA PELACUR,
DAN DARI KEKEJIAN-KEKEJIAN BUMI.’
Jadi perempuan
pelacur itu bernama “Babel (Babilon) yang Besar”, dan
dia duduk di atas “banyak air”.
Secara literal
kota Babilon kuno duduk di atas sungai Efrat literal.
Kalau begitu
“sungai Efrat” sama dengan “banyak air” karena ayat 1 di
atas mengatakan bahwa pelacur yang bernama Babel (Babilon) Besar itu duduk di
atas banyak air.
Nah, apa
arti “banyak air” atau “sungai Efrat”? Kita lihat ayat 15.
15 Lalu ia berkata kepadaku, ‘Semua
air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah kaum-kaum, dan orang
banyak, dan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa.
Ayat ini berkata “banyak air” atau “sungai Efrat”
adalah simbol untuk “kaum-kaum, orang banyak, bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa”.
Jadi ayat 15
jelas sekali mengatakan pelacur itu atau Babilon yang Besar ini, duduk di atas bangsa-bangsa,
bahasa-bahasa, kaum-kaum dan orang banyak. Berarti Babilon yang Besar
ini didukung, ditunjang, dihidupi oleh bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, kaum-kaum
dan orang banyak yang dilambangkan oleh “sungai Efrat” atau “banyak
air”. Berarti perempuan pelacur itu yang memerintah segala bangsa, segala
bahasa, segala kaum dan orang banyak.
Ah, mana
mungkin ada seorang perempuan, pelacur pula yang menguasai semua bangsa dan
orang banyak?
Jangan lupa
“perempuan” itu simbol. Di Kitab Suci “perempuan” adalah simbol “gereja”
pengantin Kristus. Tapi ini “perempuan pelacur”,
nah, tidak mungkin ini pengantin Kristus. Pengantin Kristus pasti perempuan
yang saleh, yang murni. Ini pasti kebalikannya, jadi ini adalah simbol “gereja yang murtad”. Di Wahyu 17:2 dikatakan
perempuan ini berzinah dengan raja-raja di bumi. Jadi gereja yang seharusnya
adalah pengantin Kristus yang rohani, justru berzinah, menjalin hubungan
dengan raja-raja di bumi, dengan pemerintahan negara-negara sekuler.
Ingat bagaimana Kristus mengajarkan bahwa milik Kaisar harus dipisahkan dari
milik Allah? (Matius 22:21). Kristus mengajarkan gereja harus terpisah dari
negara/pemerintahan. Tapi gereja ini justru sudah menjalin hubungan dengan
raja-raja bumi, karena itu dikatakan gereja (perempuan) ini sudah berzinah
dengan raja-raja bumi, dan disebut “pelacur”.
Nah, tidak
lama lagi dunia akan mengangkat seorang kepala gereja untuk menjadi
pemimpin dunia karena dia dianggap begitu karismatik, begitu
simpatik, begitu dihormati, begitu berwibawa, begitu tepat untuk
mempersatukan seluruh umat manusia di dunia dari semua agama, semua golongan,
demi perdamaian universal sebagai solusi kepada semua masalah yang dihadapi
dunia sekarang. Jika kita panjang umur, kita akan melihat
penggenapannya. Nubuatan Alkitab tidak pernah meleset.
Sesungguhnya
perempuan Babilon ini sudah pernah selama 1260 tahun duduk di atas bangsa-bangsa
di Abad Pertengahan di Zaman Kegelapan. Tapi kemudian Revolusi Perancis dan
bangkitnya negara Amerika Serikat, telah menggulingkan perempuan ini dari
kedudukannya. Tetapi di akhir masa, perempuan ini akan mendapatkan kembali
posisinya yang lama, yang bahkan sekarang sedang dalam tahap penyusunannya. Dan
dia pasti akan berhasil.
Namun kali
ini kekuasaannya tidak akan bertahan lama, tidak seperti pertama kalinya dulu
yang berlangsung selama 1260 tahun, kali ini hanya singkat sekali tetapi kalau
dulu hanya dalam skala terbatas di satu benua, di akhir masa semua negara di
bumi akan diduduki perempuan pelacur ini, jadi skalanya mengglobal.
Karena di
Wahyu 16:12 yang sedang kita bahas ini dikatakan sungai Efrat itu mengering.
Apa artinya “mengering”?
Itu artinya dukungan bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, kaum-kaum, orang banyak seluruh
dunia kepada Babilon yang Besar itu akan ditarik. Habis. Dukungan
raja-raja bumi, Pemerintah-pemerintah negara sekuler kepada kepemimpinan gereja
yang murtad ini dicabut. Tidak ada lagi yang mau mendukungnya. Mengapa?
Ternyata Babilon yang Besar ini tidak bisa menolong mereka. Mereka yang tadinya
berharap dengan punya satu pemimpin dunia yang universal, dunia akan menjadi
aman dan damai, akhirnya kecewa. Ternyata dunia semakin hancur dan akhirnya mereka
semua kena Malapetaka-malapetaka ini. Babilon yang selama ini menjanjikan kesejahteraan
bagi mereka yang mendukungnya, tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi
Malapetaka-malapetaka yang datang dari Tuhan ini.
Dan sekarang
kondisi bumi sudah siap untuk menerima kedatangan Raja-raja dari Timur. Yesus
Kristus sudah rindu menjemput umatNya ke Surga.
Ayat 13-14
Dan aku melihat tiga roh najis yang
menyerupai katak keluar dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut
nabi palsu.
Itulah roh-roh iblis yang mengadakan tanda-tanda
ajaib, dan mereka pergi kepada raja-raja di bumi dan seluruh dunia untuk mengumpulkan
mereka guna peperangan pada hari besar Allah Yang Mahakuasa.
Ini adalah
keterangan sisipan bagaimana Babilon itu tadinya berhasil mendapatkan dukungan
dari bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, dan orang banyak (tentunya sebelum sungai Efrat dikatakan mengering). Yaitu lewat roh-roh
kegelapan yang mengerjakan mujizat. Jangan dikira mujizat selalu berasal dari
Allah. Setan bisa bikin mujizat. Jadi bagian ini sudah terjadi sebelum jatuhnya
Malapetaka-malapetaka. Ayat 13-14-15-16 tidak dalam urutan kronologi
Malapetaka-malapetaka.
Selain itu di sini
dijelaskan bahwa dari MULUT naga (lambang Setan/Iblis – Wahyu 20:2 yang memakai
tangan Pemerintah/negara sekuler), Binatang (Binatang Wahyu 13:1-10 –
Kepausan), dan nabi palsu (Binatang Wahyu 13:11-18 ~ Protestan murtad) keluar
tiga roh najis. Apa artinya roh najis yang keluar dari mulut? Ajaran-ajaran yang sesat, doktrin-doktrin yang palsu,
kebohongan-kebohongan spiritual. Untuk memahami identitas naga,
Binatang, nabi palsu silakan melihat pembahasan no. 199, tidak saya ulangi di
sini.
Kemudian dikatakan
roh-roh iblis ini, dengan mujizat-mujizat dan
doktrin-doktrin palsunya, pergi kepada “raja-raja
di bumi”, kepala-kepala
negara, Pemerintah-pemerintah, bukan cuma itu, juga ke “seluruh dunia” untuk apa? Untuk menggalang pengikut,
mengumpulkan mereka untuk berperang pada hari besar Allah yang
Mahakuasa. Ini bicara tentang peperangan terakhir. Dan
perang yang terakhir ini ada namanya, akan kita lihat di ayat 16. Ingat tadi
sudah dikatakan bahwa orang-orang yang punya tanda Binatang dan menyembah
patungnya itu akan mempersekusi,
menganiaya, bahkan membunuh dan mencurahkan darah umat Allah, orang-orang
kudus, dan nabi-nabi, sebelum turunnya Malapetaka-malapetaka? Inilah saat itu.
Roh-roh iblis ini mengumpulkan banyak orang untuk berperang dengan umat Allah,
dan ini tentu saja sudah dimulai sebelum turunnya
Malapetaka-malapetaka. Mereka masih terus berusaha mempersekusi umat
Allah selama masa turunnya Malapetaka-malapetaka, tetapi pada waktu itu umat
Allah sudah berada dalam perlindungan Allah seperti yang ditulis di Mazmur 91,
dan tidak ada yang menjadi korban. Justru pada saat turunnya Malapetaka-malapetaka,
tidak ada satu pun umat Allah yang mati.
Ayat
15
Ini juga adalah
ayat sisipan. Ini adalah peringatan dari Yesus. Pembahasannya ada di no.200
blog ini. Saya tidak mengulanginya lagi di sini.
Ayat
16
Lalu mereka
mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon.
Ini adalah
kelanjutan ayat 14 di atas, menjelaskan untuk apa roh-roh najis itu menggalang
pengikut. Di sini disebutkan bahwa kelompok mereka dikumpulkan di Harmagedon.
Nah, Harmagedon itu artinya Bukit Megidon. Tapi karena Malapetaka Keenam
itu simbolis, maka Harmagedon ini bukan suatu tempat kecil yang
literal di Timur Tengah. Tidak muat semua orang yang baik maupun yang jahat
berkumpul di sana. Maka Harmagedon itu melambangkan tempat
di mana saja di muka bumi yang terjadi “perang” antara umat Allah dengan kubu
Setan, antara orang-orang kudus dengan Babilon yang Besar, antara
gereja yang sisa dengan gereja yang murtad, antara mereka yang menyembah Allah
Sang Pencipta dengan mereka yang menyembah Binatang dan patungnya, antara
mereka yang memiliki meterai Allah dengan mereka yang memiliki tanda Binatang.
“Perang” di sini lebih banyak dalam bentuk persekusi, penganiayaan, penindasan,
pemaksaan, bukan kombat senjata terbuka karena umat Allah tidak punya senjata
literal apa-apa.
Jadi jangan
membayangkan Harmagedon itu perang dunia ketiga di Timur Tengah. Bukan. Itu
peperangan di mana saja di permukaan bumi, antara yang benar dan yang sesat.
Kapan perang Harmagedon ini dimulai?
Wahyu 13:15-17
15 Dan
kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nafas
kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu boleh berbicara dan mengakibatkan
seberapa banyak yang tidak mau menyembah
patung binatang itu, untuk dibunuh.
16 Ia
menyebabkan semua, baik kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, untuk menerima sebuah
tanda pada tangan kanan mereka atau pada
dahi mereka,
17 dan
bahwa tidak seorang pun boleh membeli atau menjual selain dia yang
mempunyai tanda atau nama binatang itu, atau bilangan namanya.
Jika kita
mempelajari kitab Wahyu, kita akan tahu bahwa suatu saat, tidak lama lagi,
Amerika Serikat (Binatang kedua yang muncul dari bumi – Wahyu
13:11-18) akan menjalankan semua perintah Kepausan Vatikan (Binatang
pertama yang muncul dari laut ~ Wahyu 13:1-10), dan memaksa semua manusia untuk
menyembah patung Binatang pertama. Yang dimaksud “patung” itu bukan patung
literal, tetapi keserupaan/ciri khas Binatang pertama. Ciri khas Kepausan
Vatikan ialah minta disembah seperti Tuhan. Dialah Antikristus yang mau
mengambil tempat Kristus. Dia sudah mengubah hari ibadah Tuhan dari Sabat Hari
Ketujuh (Keluaran 20:8-11, Yehezkiel 20:20, Kejadian 2:2-3) ke hari Minggu, hari yang pertama, yang aslinya adalah hari
penyembahan matahari (karena itu hingga sekarang namanya masih “Sun-day”). Babilon kuno adalah penyembah matahari. Ingat perempuan
pelacur Wahyu 17 punya nama “Babilon yang Besar”. Jadi apakah masuk akal
Babilon ini, yang sudah diidentifikasi sebagai Kepausan Vatikan,
tetap mempertahankan penyembahan mataharinya?
Mereka yang mau
menyembah patung itu (artinya mau patuh kepada perintah Antikrists untuk
menguduskan hari Minggu) akan menerima Tanda Binatang, bisa di dahi atau di
tangan. Ingat, di awal pembahasan ini, hal. 1051, di Wahyu 16:2 dikatakan bahwa
Ketujuh Malapetaka Terakhir hanya mengenai mereka yang
punya Tanda Binatang dan yang menyembah patung Binatang?
Wahyu 13:16
mengatakan, yang tidak mau menyembah patung itu, atau tidak mau ikut
menguduskan hari Minggu karena mereka tetap berpegang kepada Hukum Allah,
mereka memelihara kekudusan Sabat Hari Ketujuh, mereka ini akan dipersekusi,
mereka akan dianiaya, mereka akan dilarang berjual-beli, bahkan mereka akan
dibunuh.
Siapa yang
menganiaya, siapa yang mempersekusi, siapa yang membunuh? Orang-orang yang
punya Tanda Binatang dan yang menyembah patung Binatang itu.
Jadi inilah bagian akhir dari perang Harmagedon.
Pada waktu
orang-orang Kristen yang memelihara kekudusan Sabat Hari Ketujuh yang
diperintahkan Tuhan, dimusuhi, dipersulit hidupnya, ditangkap, dituduh sebagai
pemberontak dan pengkhianat negara, bahkan sampai dibunuh secara diam-diam,
maka itulah saatnya perang Harmagedon.
Banyak orang tidak
percaya akan bisa terjadi seperti itu, tetapi nubuatan Alkitab sudah jelas
persis demikianlah yang akan terjadi. Sekarang saja di seluruh dunia,
hari Minggu adalah hari libur resmi yang disahkan Undang-undang negara.
Berapa sulitnya untuk menetapkannya sebagai hari ibadah resmi?
ü Lewat kegiatan Eukumene,
ü lewat lobby-lobby
politik mempersatukan dunia di bawah satu pemimpin rohani, dengan nama “New World Order”, yang sudah digodok
bertahun-tahun dan mendekati kerampungannya,
ü lewat seruan
menyelamatkan bumi dari global warming,
ü lewat seruan
mengembalikan akhlak manusia supaya kembali beribadah kepada Tuhan setelah
dunia diterpa segala masalah yang menjijikkan soal gender, soal seksual, soal
kemerosotan moral,
ü lewat seruan untuk
memperbaiki hubungan keluarga,
ü lewat seruan demi
mengurangi bencana alam yang terjadi karena konon Tuhan marah karena dosa-dosa manusia,
maka hari Minggu akan
ditetapkan sebagai hari libur kerja mandatoris di semua negara
walaupun itu bukan negara Kristen, dan akan dipaksakan menjadi hari
ibadah resmi. Itu langkah pertama. Setelah itu karena bencana alam
tidak berkurang malahan bertambah banyak, maka dicari-carilah kambing hitamnya,
dan mereka yang memelihara kekudusan Sabat Hari Ketujuh, mereka yang beribadah
pada hari Sabat sesuai Firman Allah, akan dipersalahkan sebagai yang
menimbulkan murka Allah karena mereka tidak beribadah pada hari Minggu. Yang tidak mau dipaksa untuk ikut menyembah patung Binatang dan
menerima tanda Binatang, akan dipersekusi, dianiaya, dilarang berjual beli,
sampai dibunuh. Inilah perang Harmagedon. Inilah perang yang
terakhir antara kelompok Binatang dengan umat Allah.
Ayat
17
Kemudian Malaikat
yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan suara yang nyaring keluar dari
bilik Mahakudus di Surga, dari takhta itu, katanya: ‘Sudah selesai!’
Sekarang kita tiba
di Malapetaka yang terakhir.
Ada suara dari
dalam bilik Mahakudus di Surga, mengatakan “Sudah selesai!” Suara siapa ini? Suara Yesus. Ingat ketika di salib Yesus juga berkata “Sudah
selesai”?
Apa yang sudah selesai? Kiprah Setan dan dosa di bumi yang selama 6000
tahun diizinkan membuktikan klaimnya, sekarang sudah habis waktunya.
Selama 6000 tahun Setan dan semua pengikutnya gagal membuktikan bahwa dunia
menjadi lebih baik di bawah kepemimpinannya. Setan gagal membuktikan bahwa dosa
lebih baik daripada penurutan kepada Hukum Allah. Dunia rusak, dipenuhi
penyakit, kematian, kelaparan, kemiskinan, penderitaan, dan keputusasaan.
Sekarang waktu Setan habis, Tuhan akan mengambil kembali bumi ini yang
diciptakanNya.
Ayat 18-21
Dan ada suara-suara, dan guntur-guntur,
dan kilat dan ada gempa
bumi yang dahsyat sehebat dan
sebesar gempa bumi itu belum
pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi.
Lalu
kota besar itu terbagi menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa. Maka
teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan
anggur kegeraman murka-Nya.
Lalu semua pulau lari kabur dan gunung-gunung tidak ditemukan.
Dan
hujan batu es besar dari langit jatuh
menimpa manusia, setiap batu itu seberat satu talen. Manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan batu es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
Dan inilah semua bencana yang terjadi ketika Malapetaka
Ketujuh ini dituangkan, semuanya dalam skala akbar.
ü Suara-suara yang
keras, termasuk seruan Penghulu Malaikat 1 Tesalonika 4:16-17, Yohanes 5:28
ü Guntur-guntur
ü Kilat
ü Gempa bumi yang
luar biasa, yang mengakibatkan semua pulau kabur, gunung-gunung pindah,
ü Hujan es batu
besar yang beratnya 1 talen, menurut Google itu sekitar 34 kg! Dan menurut
pakar-pakar Alkitab es batu ini bukan hanya es batu, tetapi dalamnya berisikan
api. Jadi esnya adalah pemberat supaya batu-batu api itu menghantam ke bumi
dengan velositas, kemudian apinya menimbulkan kebakaran.
Apakah ini saat kedatangan kedua Yesus Kristus? Benar
sekali!
Lukas
23:30
Pada
saat itu mereka
akan mulai berkata kepada gunung-gunung, ‘Runtuhlah menimpa kami! dan kepada
bukit-bukit: Timbunilah kami!’
Dikatakan bahwa kota besar itu terbagi menjadi
tiga bagian. Kota besar mana? Ingat di Wahyu 17, perempuan pelacur
itu namanya “Babilon yang Besar”? Jadi kota besar yang disebut di sini ialah Babilon yang Besar itu, yang merupakan persatuan tiga
serangkai yang disebut di ayat 13, yaitu: Naga, Binatang, nabi palsu.
v Jika kalian ke
pelajaran no. 199 ada pembahasan tentang naga ini.
Jadi di sini saya singkat saja. Menurut Wahyu 12:9, naga
itu Setan, ular tua, Iblis. Tetapi di Wahyu 12:4, naga itu Setan yang
bekerjasama dengan Pemerintah negara sekuler. Karena Setan itu harus
menggunakan manusia untuk menjalankan kemauannya. Jadi, elemen pertama, naga adalah Pemerintah sekuler yang dirasuki Setan. Setan
menggunakan Pemerintah negara-negara sekuler yang punya kekuatan militer, punya
kekuatan sipil, untuk menjalankan niat jahatnya mempersekusi umat Allah, untuk
nanti menjalankan perang Harmagedon.
v Elemen yang kedua
ialah Binatang itu sendiri, dan Binatang itu ialah Kepausan
Vatikan.
Silakan ke pelajaran 199 dan 157 untuk mendapatkan
deskripsi lengkap Binatang itu.
v Elemen ketiga itu nabi palsu.
Nabi tapi palsu, berarti ini pemuka Kristen atau bukan?
Nabi kok, ya jelas pemuka agama Kristen Protestan
(karena ini ayat Alkitab jadi tidak membahas agama lain). Tapi palsu. Apanya
yang palsu? Lihat lagi Wahyu 16:13-14, apa yang keluar dari mulut naga,
Binatang, dan nabi palsu? Tiga roh najis seperti katak yang adalah roh-roh iblis, yang bikin
mujizat dan memberikan ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan. Sekarang
ini ada banyak gereja Protestan yang disebut mega church (besar-besar), yang kalau bikin pertemuan ratusan ribu
yang datang, terkenal-terkenal, seleb-seleb, tajir-tajir para pemimpinnya. Tapi
mereka semua melanggar Perintah Tuhan. Perintah ke-4 dari 10 Perintah untuk
mengingat dan memelihara Sabat Hari Ketujuh Tuhan Allahmu, itu saja mereka
langgar setiap minggu, setahun 52 x, padahal tulisannya ada jelas di Alkitab.
Belum lagi peraturan Tuhan lainnya seperti makan-minum yang diharamkan Tuhan.
Firman Tuhan dilanggar kok masih mengaku pengikut Tuhan? Dan celakanya, mereka mengajarkan pelanggaran itu juga kepada orang lain. Itu namanya
nabi palsu. Dan nabi palsu ini sekarang sudah bergabung dengan
Binatang itu dalam Eukumene, bahkan Lutheran tahun 2017 sudah tandatangan
pernyataan bahwa mereka kembali bersatu dengan Katolik.
Tidak lama lagi
persatuan tiga serangkai ini akan terbentuk solid. Binatang dan nabi palsu
sudah bergabung dalam Eukumene, tinggal naganya yang masih belum 100% masuk.
Begitu naga bergabung, maka luka yang mematikan pada Binatang ini sembuh (Wahyu
13:12) dan persekusi, penganiayaan, pembatasan, dan pembunuhan pada umat Allah
akan terjadi. Saat itu Perang Harmagedon akan dimulai.
Tetapi di
Malapetaka Ketujuh persatuan tiga serangkai ini sudah pecah. Sesungguhnya
pecahnya saat di Malapetaka Keenam, ketika sungai Efrat mengering,
dukungan dari bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, orang banyak, kepada Binatang itu
ditarik, proses perpecahan itu sudah terjadi. Malapetaka Ketujuh
menyatakan hasil perpecahan itu.
Malapetaka Ketujuh
mengantarkan kedatangan Kristus yang kedua kalinya untuk menjemput umatNya.
Ayat 12 di atas mengatakan bahwa mengeringnya sungai Efrat itu mempersiapkan
jalan bagi kedatangan Raja-raja dari Timur. Sekarang di Malapetaka Ketujuh Yesus
siap datang dari arah matahari terbit bersama seluruh balatentara surgawi.
Tapi pembahasan
ini belum selesai. Tuhan tidak suka manusia binasa. Karena itu berulang-ulang
Tuhan membuat seruan agar manusia jangan binasa. Di Wahyu 18, inilah
seruan terakhir kepada semua manusia supaya keluar dari Babilon, memutuskan
hubungan dengan Binatang itu, jangan menyembah patungnya, jangan menerima
tandanya, keluarlah dari sana, itu Antikristus, yang mengikutinya akan binasa,
keluarlah dan bergabunglah dengan umat Allah. Karena Babilon akan
dibinasakan. Walaupun ini di pasal 18, tetapi jelas peringatan ini diberikan
sebelum jatuhnya Tujuh Malapetaka Terakhir pasal 16. Kita harus tahu bahwa
kitab Wahyu tidak ditulis urut.
Wahyu 18
18:1 Setelah
hal-hal itu, aku melihat seorang malaikat lain
turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh
kemuliaannya.
Malaikat itu artinya “utusan”, jadi tidak harus roh halus makhluk
surgawi, bisa juga manusia biasa yang diutus Tuhan untuk menyampaikan pesanNya.
18:2 Dan
ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: ‘Sudah roboh, sudah roboh Babel yang Besar itu dan telah menjadi tempat
kediaman roh-roh jahat, penjara bagi setiap roh najis dan sebuah kandang
untuk setiap burung yang najis dan yang dibenci,
Siapa yang sudah roboh? Babel/Babilon yang Besar itu. Gabungan tiga serangkai naga, Binatang, dan nabi palsu. “sudah roboh” artinya sudah tidak benar lagi, bukan sudah
pecah. Di saat ini mereka belum terpecah. Dikatakan sudah “roboh” artinya
mereka sudah jatuh dalam dosa, karena mereka sudah menolak Pekabaran Tiga
Malaikat Wahyu 14:6-12, mereka sudah menolak kebenaran Allah. Dan di sini disebutkan
dengan jelas bahwa mereka itu adalah tempat kediaman roh-roh jahat, kandang
burung-burung yang najis. Ingat perumpamaan Yesus tentang penabur benih?
Burung-burung datang dan memakan habis benih itu (baca Lukas 8:5, 12) Yesus
berkata burung-burung itu Iblis.
18:3 karena
semua bangsa telah minum dari anggur murka
zinahnya, dan raja-raja di bumi telah berbuat zinah dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya
oleh kelimpahan kemewahannya.’…”
Nah ini menggambarkan bergabungnya Pemerintah
negara-negara sekuler dengan Binatang itu. Dunia sekuler “semua bangsa” merasa
beruntung dan menjadi kaya menjadi koalisinya.
Apa “anggur murka zinahnya”? Karena raja-raja bumi ini
berzinah dengan Pelacur Babilon ini, mereka sudah menerima anggurnya (yaitu
doktrin/ajaran) yang salah, dan karena mereka sudah mabuk anggur doktrin yang
salah itu, mereka nanti akan murka pada umat Allah yang tidak mau
bergabung dengan Binatang itu.
18:4 Lalu
aku mendengar suara lain dari sorga berkata: ‘Keluarlah
darinya, hai umat-Ku, supaya kamu jangan mengambil bagian dalam
dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.
Inilah seruan yang terakhir kepada dunia, seruan nyaring
dari Surga, panggilan Yesus yang terakhir kepada semua yang masih bergabung
dengan Babel yang Besar itu. Pada waktu seruan ini diberikan, pintu kasihan masih terbuka, manusia masih bisa pindah kubu, bisa
bertobat, bisa selamat. Mereka yang tadinya hanya ikut-ikutan
kelompok Babel yang Besar ini, bisa menyadari kesalahan mereka, dan keluar dari
sana, memilih menjadi umat Tuhan. Jelas saat ini Malapetaka-malapetaka
belum jatuh, karena ini ada peringatan “supaya kamu jangan turut ditimpa
malapetaka-malapetakanya”
18:5 Sebab
dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat
segala kejahatannya.’
Yesus menegaskan bahwa dosa Babel yang Besar sudah
bertumpuk-tumpuk sampai ke langit saking banyaknya. Sejak abad ke-4
organisasi Babel(Babilon) induk ini sudah ada, dan mencampuri doktrin Alkitab
dengan segala ajaran paganisme. Mereka menggiring kemurtadan melenggang masuk
ke dalam gereja, menciptakan sinkretisme dalam ajarannya. Dan selama 17 abad
mereka telah berkiprah, entah sudah setinggi apa tumpukan dosa mereka.
18:6 Berikanlah kepadanya, sama seperti yang dia berikan
kepadamu, dan balaskanlah kepadanya dua
kali lipat sesuai perbuatannya, di dalam
cawan di mana dia telah membuat campuran, campurkanlah
baginya dua kali lipat;
18:7 sesuai takaran yang dipakaikan untuk memuliakan
dirinya sendiri dan hidup dalam kemewahan, dengan takaran yang sama berikanlah
kepadanya siksaan dan kesedihan. Sebab ia
berkata di dalam hatinya: ‘Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku
tidak akan mengalami kesedihan.’
Sampai saat
terakhir pun Babel yang Besar ini tetap sombong. “Aku bertakhta seperti ratu”
dia menikmati dukungan sungai Efrat yang didudukinya, dukungan orang banyak,
bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, yang diperintahnya. Tuhan sampai sudah muak
dengannya, dan pembalasannya menunggu.
18:8 Sebab
itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu kematian, dan perkabungan dan kelaparan; dan ia
akan dibakar sampai habis dengan api, karena
Tuhan Allah, yang menghakimi dia, itu perkasa."
Nah, sekarang ini
pernyataan Tuhan, “segala malapetakanya akan datang dalam satu hari”. Terlalu
panjang untuk membahas bahwa 1 hari nubuatan itu adalah 1 tahun literal di
sini. (lihat saja ayatnya di Bilangan 14:34). Jadi semua malapetaka yang sudah
kita pelajari di atas itu “akan datang dalam satu
hari”. Berarti dalam kurun satu tahun,
bisa satu bulan, dua bulan, enam bulan, entah berapa lama asal masih dalam
kurun satu tahun. Melihat keganasan malapetaka-malapetaka yang terakhir itu, mungkin
tidak terlalu lama, karena 3 hari tidak punya minum saja rasanya sudah mau mati
lho! Kalau kelamaan, keburu mati semua.
Karena itu Tuhan
Yesus berjanji di Matius
24:21-22,
Sebab
setelah itu akan terjadi masa kesukaran yang dahsyat seperti yang belum
pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan pernah terjadi lagi. Dan sekiranya masanya tidak dipersingkat, maka dari segala
yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang
pilihan, masa itu akan dipersingkat.
Jadi, demi umat Allah, yang masih terlindung dari semua malapetaka
ini, yang bersembunyi di tempat-tempat terpencil, “di tempat
rahasia Yang Mahatinggi,…di bawah
bayang-bayang Yang Mahakuasa” menantikan kelepasan mereka, Tuhan akan mempersingkat masa turunnya malapetaka-malapetaka yang
terakhir ini.
Teman-teman, sekarang masih ada waktu untuk mencari kebenaran Tuhan. Jangan
membiarkan waktu yang begitu berharga lewat percuma. Pastikan di mana posisi
kita. Apakah kita aman berada di kubu Tuhan atau kita tersesat di antara
Binatang dan nabi palsu?
Sekarang Tuhan Yesus masih melayani di bilik Mahakudus di Surga, kita masih
bisa masuk ke takhta kasih karunia melalui doa-doa kita, kita masih bisa
mendapatkan pengampunan dosa. Kita tidak tahu kapan giliran nama kita dihakimi.
Tuhan Yesus berkata, “Aku datang seperti pencuri”, itu Dia bicara tentang
penghakiman, bukan kedatanganNya yang kedua. Kita harus siap
dihakimi setiap saat. Kalau kita mati, habis sudah kesempatan kita
untuk bertobat. Jangan menyesal terlambat. Penipuan Setan itu luar biasa
piawainya. Dia sudah berlatih ribuan tahun. Kita bukan tandingannya. Perisai
kita hanya satu: Firman Allah. Apa yang tertulis di sana, itulah kebenaran.
FirmanMu
itulah kebenaran (Yohanes 17:17)
Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)
Amin.
23 04 21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar