124. DALAM KISAH 15:19-20
BUKANKAH
HANYA EMPAT HAL YANG WAJIB
DIHINDARI
OLEH ORANG KRISTEN
NON-YAHUDI?
__________________________________________
Ayat ini sering
dijadikan dasar argumentasi banyak orang Kristen, bahwa bagi orang-orang
Kristen Perjanjian Baru, hanya empat hal ini yang menjadi larangan bagi mereka.
Benarkah
demikian?
Tolong kalian
baca Kisah pasal 15:1-35 supaya kita
mendapatkan seluruh pelajarannya. Di sini hanya dikutipkan ayat-ayat yang
relevan supaya tidak terlalu panjang.
15:1 Dan
orang-orang tertentu datang dari Yudea
dan mengajarkan kepada saudara-saudara ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat
istiadat Musa, kamu tidak bisa
diselamatkan.’
15:2 Oleh
karena itu, ketika Paulus dan Barnabas terlibat
pertikaian yang tidak kecil dan berselisih dengan mereka, mereka memutuskan supaya Paulus dan Barnabas
serta beberapa orang lain harus pergi ke Yerusalem, kepada rasul-rasul dan
penatua-penatua mengenai pertanyaan ini.
15:4 Dan ketika
mereka tiba di Yerusalem, mereka disambut oleh jemaat, dan oleh
rasul-rasul, dan penatua-penatua, dan mereka
melaporkan segala sesuatu yang telah dilakukan Allah bersama mereka.
15:5 Tetapi beberapa sekte dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, bangkit dan berkata, ‘Adalah keharusan untuk menyunat mereka dan memerintahkan mereka untuk
memelihara Hukum Musa.’
15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan
penatua-penatua untuk mempertimbangkan soal
itu.
15:13 Dan setelah mereka
berhenti bicara, Yakobus menjawab, katanya, ‘Bapak-bapak
dan saudara-saudara, dengarkanlah aku.
15:19 Sebab itu aku memutuskan bahwa kita jangan menyusahkan mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik
kepada Allah.
15:20 Tetapi kita
menulis surat kepada mereka, supaya (1) mereka menjauhkan diri dari polusi-polusi
berhala, (2) dan dari perzinahan, (3) dan dari daging binatang
yang mati dicekik, (4) dan dari darah.
15:21 Sebab sejak
zaman dahulu hukum Musa sudah dikhotbahkan
di tiap-tiap kota, dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.
15:22 Maka
rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu berkenan mengutus orang-orang pilihan dari antara mereka sendiri ke Antiokhia bersama-sama Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas
yang juga disebut Barsabas, dan Silas, orang-orang terkemuka di antara saudara-saudara
itu.
15:23 Mereka menulis surat melalui
mereka ‘Rasul-rasul, penatua-penatua, dan
saudara-saudara, kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang
dari bangsa-bangsa lain: Salam.
15:28 Sebab baiklah menurut Roh Kudus dan menurut kami, untuk tidak menanggungkan beban yang lebih daripada hal-hal yang perlu ini,
15:29 bahwa kamu (1) tidak ambil bagian dalam
makanan yang dipersembahkan kepada
berhala, (2) dari darah, (3) dari daging binatang yang mati dicekik (4) dan dari perbuatan
asusila. Jikalau kamu memelihara dirimu dari hal-hal ini, kamu sudah benar.
Jika kita
membaca seluruh perikopnya, kita akan tahu bahwa pada waktu itu ada orang-orang Yahudi yang sudah menjadi orang Kristen, yang tidak senang dengan orang-orang non-Yahudi
(ex-kafir) yang masuk Kristen juga. Orang-orang
Yahudi yang merasa mereka adalah bangsa pilihan Allah, merasa lebih
superior daripada orang-orang ex-kafir ini, sehingga walaupun mereka
mengaku sudah menjadi orang Kristen, tetapi jiwa Kristus tidak
ada di hati mereka. Mereka merasa tidak terima ada bangsa kafir yang
juga boleh menikmati diselamatkan oleh Yesus Kristus dan menjadi sederajat
dengan mereka, sama-sama menjadi anak-anak Allah.
Jadi, untuk
menimbulkan masalah, mereka mengatakan bahwa orang-orang kafir itu harus sunat, kalau tidak, berarti mereka belum selamat.
Mereka juga komplain tentang beberapa hal yang lain yang masih dilakukan
orang-orang Kristen baru itu.
Masalah ini
kemudian dibawa ke sidang para rasul, dan pada akhirnya, ketua Council of
Jerusalem, yaitu Yakobus ~ perhatikan, BUKAN Petrus ya! Jadi setelah
kembalinya Yesus ke Surga, yang diangkat sebagai ketua persekutuan para Rasul
adalah Yakobus. Petrus TIDAK PERNAH menjadi ketua ~ Yakobus membuat keputusan yang dicatat di ayat 19-20. Karena masalah
sunat ini muncul di beberapa tempat, keputusan itu kemudian disampaikan kepada
gereja-gereja yang tersebar di kota-kota lain dengan surat yang dibawa sendiri
oleh utusan-utusan para rasul yang dikirim, supaya semua gereja mengetahui
tentang keputusan tersebut dan berbuat sesuai keputusan tersebut.
Apa yang diputuskan Yakobus adalah:
Kisah
15:19-20
Sebab itu aku (Yakobus) memutuskan bahwa kita jangan menyusahkan mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik
kepada Allah. Tetapi kita menulis surat kepada mereka, supaya
(1) mereka menjauhkan diri dari polusi-polusi berhala,
(2) dan
dari perzinahan,
(3) dan dari
daging binatang yang mati dicekik,
(4) dan dari darah.
Pertanyaan:
1. Apakah keputusan Council of Jerusalem
ini membatalkan semua Hukum Tuhan?
2. Apakah dengan keputusan ini, 10 HUKUM
TUHAN yang ditulis jari Tuhan pada dua loh (tablet) batu, yang sedemikian
sakralnya hingga disimpan di dalam Tabut Perjanjian, yang tidak boleh disentuh
sembarang manusia, itu menjadi batal?
3. Apakah dari 10 HUKUM TUHAN itu, sekarang
yang tersisa hanya 1 hukum yaitu hukum yang ke-7, “Jangan berzinah” sedangkan 9
lainnya semua masuk ke tong sampah?
Coba kita pikir
dengan nalar yang jernih.
Apakah Yakobus
sudah sama dengan Tuhan sehingga keputusannya bisa membatalkan HUKUM TUHAN yang
ditulis jari Tuhan?
Apakah Yakobus membatalkan
larangan Tuhan untuk makan daging-daging yang diharamkan Tuhan, peraturan
yang sudah diberikan Tuhan beribu-ribu tahun yang lalu dan tercatat di Alkitab
sebelum terjadinya Air Bah?
Apakah Yakobus juga membatalkan
pemeliharaan Sabat, karena
itu tidak disebut di sini?
Apakah Yakobus membatalkan
larangan menyembah patung? Atau berdusta? Atau membunuh?
Tapi semua itu
tidak disebut di sini!
Manusia memang
tidak suka menurut. Kalau bisa semua peraturan yang mengikat itu dihapus saja.
Kalau ada celah sedikit saja, sudah langsung dimanfaatkan untuk mengatakan
Hukum Tuhan itu tidak berlaku.
Tapi apa kata
ayat 21?
Sebab sejak zaman dahulu Hukum Musa sudah dikhotbahkan di tiap-tiap kota, dibacakan tiap-tiap hari Sabat
di rumah-rumah ibadat.
Jadi kata ayat ini, “sejak zaman dahulu Hukum Musa sudah dikhotbahkan di tiap-tiap kota”. Kalau ada kata “sejak” itu berarti dari
waktu yang disebutkan berlangsung hingga sekarang. “Sejak” itu berkaitan dengan
waktu sekarang. Berarti sampai sekarang “Hukum Musa dikhotbahkan di tiap-tiap kota tiap-tiap hari
Sabat di rumah-rumah ibadat”.
Kalau masih dikhotbahkan
berart Hukum Taurat ini masih eksis kan? Berarti Hukum itu masih berlaku dan
diajarkan!
Berarti apa? Berarti orang-orang ex-kafir,
orang-orang non-Yahudi yang menerima ajaran Kristen, DIAJARI TENTANG HUKUM MUSA
INI! Jadi mereka tahu tentang larangan tidak boleh menyembah
Allah yang lain, tentang larangan tidak boleh sujud dan berdoa kepada patung,
tentang tidak boleh menyebut nama Allah sembarangan, tentang keharusan
memelihara Sabat hari ketujuh, tentang menghormati orangtua, tentang larangan
membunuh, tentang larangan berzinah, tentang larangan mencuri, tentang larangan
berdusta, tentang larangan mengingini milik orang lain.
Perhatikan di
sini. Peristiwa ini terjadi sudah lama setelah kembalinya Yesus ke Surga pada
tahun 31 AD. Dan ayat 21 di atas menegaskan, para rasul masih:
v memelihara Sabat hari ketujuh,
masih beribadah pada hari Sabat (tidak disebutkan Sabat diganti hari Minggu, kan?)
v mengajarkan Hukum Allah yang ditulis
Musa.
Ini berarti bukan hanya 10 Perintah Allah yang ditulis
jari Allah sendiri, melainkan juga semua hukum yang ditulis oleh Musa,
termasuk Hukum tentang apa yang halal dan haram, dan peraturan-peraturan
lainnya. (jadi Hukum Allah masih tetap berlaku).
Bila kita memang
telah berkomitmen mengikut Yesus, biarlah kita bersikap patuh kepada semua
perintahNya. Mengapa kita berusaha mencari ayat di sana, ayat di sini, yang
bisa kita pakai sebagai alasan untuk melanggar perintah-perintah Tuhan?
Semua rasul,
Petrus, Yohanes, Yakobus, Paulus, dan lain-lain SUDAH PASTI tidak ada yang
berani menghapus atau mengganti HUKUM TUHAN. Mereka tahu mereka hanyalah
manusia. Mereka tidak akan berani
menghujat Tuhan yang begitu mereka cintai dengan mengganti Hukum Tuhan.
Jadi apa yang
ditulis di ayat 19-20 ini?
Keputusan yang dibuat Council of
Jerusalem adalah untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan orang-orang
Kristen Yahudi terhadap saudara-saudara seiman mereka yang dari bangsa lain.
Permasalahan itu mencakup:
Ø tentang
keharusan bersunat
Ø tentang makan
makanan bekas dipersembahkan kepada berhala.
Ø tentang
percabulan/perzinahan
Ø tentang makan
daging binatang yang mati dicekik (tidak disembelih)
Ø tentang
makan darah binatang.
Semua yang dipermasalahkan di sini
adalah berhubungan dengan praktek-praktek berhala. Jika kita
mempelajari sejarah paganisme di abad pertama itu, maka selain mempersembahkan
kurban kepada dewa-dewa itu, dalam upacara-upacara keagamaan mereka juga
melibatkan aktivitas seksual bebas, tidak jarang dengan beberapa orang
sekaligus. Dan mereka juga makan darah binatang. Karena itu, Yakobus mengeluarkan peraturan, bahwa semua bekas orang kafir yang
sudah menjadi orang Kristen, tidak boleh melakukan hal-hal itu lagi.
Tetapi tentang keharusan sunat jasmani, itu sudah tidak diperlukan, karena para
rasul mengerti bahwa sesungguhnya yang
diminta Tuhan adalah sunat hati, dan ini
bisa dilakukan tanpa harus sunat secara fisik. Karena itu keharusan sunat
jasmani tidak dimasukkan di dalam surat edaran Konsili Yerusalem ini.
Kisah 7:51
Kamu yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga! Kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti yang dilakukan nenek moyangmu, demikian
juga kamu.
Berarti yang menurut Roh
Kudus itu SUDAH BERSUNAT HATI DAN TELINGA.
Jadi Konsili Yerusalem tidak menghapus HUKUM TUHAN yang ada.
Mengapa mereka hanya menulis tentang empat hal, karena mereka sedang meredakan
masalah yang ditimbulkan orang-orang Kristen Yahudi terhadap orang-orang
Kristen non-Yahudi.
Teman-teman, 10
Hukum Tuhan juga tidak disebut di sini kecuali hukum no. 7 (berzinah). Kalau
begitu orang Kristen sekarang:
Ø boleh
membunuh?
Ø boleh berbohong?
Ø boleh tidak
menghormati orangtua mereka?
Ø boleh
sembarangan memakai nama Tuhan?
Ø boleh mabuk
dan memakai narkoba?
Ø boleh
mencuri?
Ø boleh menyembah
berhala, dll.?
SEMUA ITU JUGA TIDAK DISEBUTKAN DI SINI! KAN BERARTI BOLEH???
Lalu ini orang Kristen cap apa?
Sangat
disayangkan jika ada orang Kristen menganggapnya demikian dan mengajarkan
demikian kepada orang lain. Lebih baik jangan menjadi orang Kristen jika kita hanya
mencari mana ayat di dalam Alkitab yang bisa dipakai sebagai alasan untuk mengurangi
kewajiban kita dengan menafsirkan ayat tersebut sesuka hati.
JIKA KITA TIDAK IKHLAS MENGIKUTI TUHAN
YESUS, LEBIH BAIK JANGAN IKUT, KARENA ITU PERCUMA.
Yesus sendiri berkata,
Yohanes 14:15
Jikalau kamu mengasihi
Aku, turuti Perintah-perintah-Ku.
Jika kita
tidak ikhlas menurut segala perintah Tuhan, berarti kita tidak
mengasihi Dia, berarti ibadah kita percuma.
Dengar,
teman-teman, Surga itu milik Allah. Bukan milik Yakobus atau para Rasul. Surga
itu milik Allah. Yang menentukan siapa yang kelak diselamatkan dan diterima di
kerajaan Surga itu adalah Allah. Bukan manusia, walaupun dia pernah menjadi
Rasul bahkan pernah menjadi ketua Council of Jerusalem.
HUKUM ALLAH merupakan tumpuan takhtaNya,
berarti kalau HukumNya sampai dicabut, takhta Allah akan terguling. Selama ada
takhta Allah, selama itu pulalah Hukum Allah itu berlaku.
Mazmur 89:14
Keadilan dan Hukum adalah dasar (tumpuan) takhta-Mu, rahmat dan kebenaran
mendahului di depan wajahMu.
Jadi, apa yang
diputuskan Yakobus di Kisah pasal 15 ini adalah untuk menyelesaikan
permasalahan yang ditimbulkan orang-orang Kristen Yahudi terhadap saudara
seiman mereka yang dulunya dicap kafir. Dengan tidak memasukkan keharusan
bersunat di surat edaran Konsili Yerusalem, para rasul menegaskan bahwa Sunat jasmani tidak menjadi persyaratan untuk selamat. Mereka
hanya mencantumkan beberapa kesalahan yang
masih dilakukan orang-orang Kristen baru (proselyte) yang masih mengikuti
kebiasaan agama lama mereka, yaitu ke-4 hal yang disebutkan oleh Yakobus, itu yang
harus ditinggalkan.
20 02 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar