139. SEKALI SELAMAT
TIDAK SELALU SELAMAT
_______________________________________
Apakah kita sadar seberapa hebat, seberapa “magnificent”nya Hukum Tuhan itu? Tahukah kita apa saja yang terjadi ketika Tuhan memberikan ke-10 Hukum atau 10 PerintahNya kepada umatNya?
Marilah
kita lihat beberapa ayat yang menggambarkan peristiwa tersebut.
Keluaran 19:16-19
19:16 Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu pagi, ada guruh dan kilat dan awan tebal di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras,
sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
19:17 Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk
menjumpai Allah dan berdirilah mereka di
kaki gunung.
19:18 Sekarang Gunung Sinai ditutupi
seluruhnya oleh asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung
seperti asap dari tungku api, dan seluruh
gunung itu bergetar hebat
19:19 Dan ketika bunyi sangkakala terdengar panjang dan kian lama kian keras, berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dengan suara.
Jadi,
pada waktu fajar, matahari terbit, sementara orang-orang Israel masih ada di
perkemahan di mana tenda-tenda mereka berdiri, tiba-tiba ada guruh dan kilat
dan awan padat di atas gunung. Bayangkan, guruh dan kilat dan awan padat saja
sudah cukup mengerikan. Tetapi ini belum semuanya, masih ditambah bunyi
sangkakala yang sangat keras. Tidak disebutkan bagaimana bunyi sangkakala itu,
tapi bila kita melihat di film-film, sebelum seorang raja tampil di hadapan
orang banyak, pasti terompet-terompet ditiup untuk mengumumkan kedatangannya.
Karena yang akan datang di atas gunung Sinai
adalah Tuhan Khalik Semesta Alam,
bunyi sangkakala yang ditiup oleh para malaikat ini pasti lebih hebat
daripada yang ditiupkan pada acara kedatangan raja-raja di dunia.
Dan umat
Israel pun gemetaran.
Musa
kemudian membawa mereka berdiri di kaki gunung.
Dan
sekarang mereka melihat bahwa gunung Sinai seluruhnya tertutup oleh asap dan
Tuhan turun ke atasnya dalam api, dan gunung itu sendiri bergetar hebat.
Kalau
kita melihat di kitab Ulangan pasal 4,
di sana juga ada deskripsi peristiwa yang sama dengan sedikit lebih banyak
detail lagi.
Ulangan 4:11
Lalu kamu mendekat dan
berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu menyala dengan api
sampai ke tengah
langit dalam gelap gulita, awan dan kegelapan yang pekat.
Jadi, gunung itu berasap karena gunung
itu menyala! Dan dikatakan menyalanya itu sampai ke “tengah langit”. Bukan itu saja,
tetapi sekelilingnya diliputi “gelap gulita” bahkan
ditegaskan ada awan dan “kegelapan.” Terjemahan
bahasa Inggris mengatakan “kegelapan pekat.” Padahal ini pagi hari lho, tapi
pagi itu gelap gulita. Jadi kontrasnya besar sekali.
Dan
di Ulangan 19:19, dikatakan bahwa bunyi sangkakala kian lama kian keras.
Jadi,
coba kita bayangkan seluruh gambarannya:
Ø Guruh
Ø Kilat
Ø Awan
padat, artinya awan tebal, awan yang gelap
Ø Bunyi
sangkakala
Ø Gunung
tertutup asap
Ø Seluruh
gunung bergetar hebat.
Ø Sekeliling
gelap gulita, gelap pekat
Ø Gunung
itu menyala, nyalanya sampai ke tengah langit
Ø Bunyi
sangkakala semakin lama semakin keras
Mengerikan
enggak?
Pada
waktu Yesus tergantung di atas salib, Tuhan juga menggelapkan langit dan
terjadi gempa bumi. Jika pada waktu itu sudah mengerikan, betapa lebih
mengerikannya lagi saat Tuhan memberikan
HukumNya di atas gunung Sinai ini.
APAKAH
INI TIDAK MEMBUAT KITA MENYADARI BETAPA ISTIMEWANYA HUKUM TUHAN INI, BETAPA
PENTINGNYA SEHINGGA TUHAN MEMERLUKAN DATANG SENDIRI KE ATAS GUNUNG SINAI, UNTUK
MENYAMPAIKAN KE SEPULUH PERINTAHNYA INI?
Sekarang
marilah kita lanjutkan ke
Ulangan 4:12
Dan berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; kamu mendengar bunyi
kata-kata itu, tetapi tidak melihat bentuk apa pun, kamu hanya mendengar suara.
Sekarang Tuhan Sendiri yang berbicara, dengan suaraNya Sendiri, dari
tengah-tengah api.
Dan
sementara seluruh umat dalam keadaan tercekam ketakutan, terdengarlah suara
dari tengah-tengah api. Api yang sedang menyala di seluruh gunung itu yang
nyalanya sampai ke tengah-tengah langit. Kira-kira apakah ada yang
berani berbicara pada waktu itu? Yang berbisik-bisik, rasan-rasan,
ketawa-ketiwi, atau mengantuk, melamun tentang hal-hal lain? Jelas tidak. Semua
mata pasti tertuju ke fenomena yang istimewa di hadapan mereka. Terpukau.
Membeku di hadapan pernyataan kemuliaan Tuhan yang hebat ini.
Dan
dari tengah-tengah api itu Tuhan mengumandangkan ke -10 PerintahNya.
Pernah
tidak Tuhan mengulangi pernyataan yang sedemikian spektakularnya ini? Kegelapan
pekat. Gunung yang menyala. Api yang sampai ke tengah langit. Dan Tuhan
Sendiri, dengan suaraNya Sendiri mengumandangkan hukumNya? Tidak pernah! Tuhan tidak pernah mengulangi pertunjukan yang sedemikian luar
biasanya. Inilah satu-satunya peristiwa yang seperti ini.
Di
Kalvari ketika Yesus tergantung di salib dan langit gelap gulita serta ada
gempa bumi, Tuhan tidak bersuara.
Dengan
menunjukkan kebesaran dan kemuliaanNya pada saat Tuhan menyampaikan Sendiri
ke-10 PerintahNya, Allah mau menanamkan kesan
pada benak umatNya, betapa PENTINGNYA DAN
BERPERANNYA DAN SAKRALNYA KESEPULUH PERINTAHNYA.
Dan
Tuhan bukan hanya mengucapkannya, tetapi Dia juga menulis semua PerintahNya ini pada dua tablet (loh) batu dengan
jariNya. Kita baca itu di
Ulangan 4:13
Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjian yang diperintahkan-Nya
kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu…”
Keluaran 31:18
Dan setelah TUHAN selesai berbicara dengan dia (Musa) di gunung
Sinai, Dia memberikan kepada Musa dua loh Kesaksian, loh-loh batu, yang ditulis oleh jari Allah.
Siapa
yang menulis? Tuhan yang menulis! Tuhan Sendiri yang menulisnya. Tuhan tidak mempercayakan
penulisan 10 Perintah itu kepada nabinya Musa, atau kepada imam besarnya Harun,
atau kepada salah satu malaikatNya. Tetapi Dia Sendiri yang menulisnya!
Jika
semua fakta ini tidak membuat kita menyadari betapa TUHAN MENGANGGAP BAHWA HUKUMNYA ITU PENTING,
maka sungguh kita perlu mengubah cara berpikir kita.
Mayoritas
orang Kristen sekarang selalu alergi bila mendengar 10 Hukum atau 10 Perintah
Tuhan, terutama bila berbicara mengenai hukum ke-4, yaitu mengingat dan
memelihara kesucian hari yang ketujuh sebagai hari Sabat Tuhan Allah. Ah, itu sudah kuno. Itu hanya untuk orang
Israel, itu bukan untuk kita! Kita diselamatkan oleh kasih karunia, cuma perlu
punya iman saja, maka kita sudah selamat.
Aduh,
betul sekali! Kita memang diselamatkan oleh kasih karunia
melalui iman kita. Dari dulu orang Israel juga diselamatkan oleh kasih karunia
melalui iman! Memangnya kita menyangka orang Israel
diselamatkan oleh 10 Perintah Tuhan? Tidak! Dari dulu sejak Adam hingga nanti
manusia yang terakhir hidup, keselamatan itu HANYA OLEH KASIH KARUNIA TUHAN,
yang bisa kita peroleh lewat iman kita di dalam Yesus Kristus.
Coba kita
lihat orang-orang Israel ini. Yang mana terjadi dulu, mereka diselamatkan dulu
dari perbudakan Mesir, atau mereka diberi 10 Perintah Tuhan?
Jelas mereka diselamatkan lebih dulu. ketika Tuhan memberikan 10
PerintahNya kepada umat Israel, mereka sudah selamat! mereka
sudah keluar dari Mesir!
Tetapi TUHAN TETAP MEMBERI MEREKA 10
PERINTAHNYA, dan Hukum-hukumNya yang lain.
Mengapa?
Dan untuk apa?
Bukan
supaya mereka boleh selamat, karena mereka SUDAH
SELAMAT! Tetapi, supaya
mereka TETAP SELAMAT.
Mari
kita membaca dari Ulangan 11:26-28, ini adalah
pesan perpisahan Musa kepada bangsa Israel, umat Tuhan.
26 Lihatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari
ini berkat dan kutuk: 27 berkat, apabila kamu mendengarkan
Perintah-perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; 28
dan kutuk, jika kamu tidak mau mematuhi Perintah-perintah
TUHAN, Allahmu, tetapi menyimpang dari jalan
yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, untuk
pergi menyembah allah-allah lain yang
tidak kamu kenal.
Jadi bagaimana?
Untuk apa Tuhan memberikan 10 PerintahNya kepada umat Israel yang SUDAH
diselamatkanNya?
10 Perintah itu adalah untuk menjaga
supaya umat Tuhan tetap berada di status SELAMAT.
Jika
umat Tuhan mematuhi Perintah Tuhan, maka mereka mendapat berkat, artinya mereka
tetap selamat.
Dan
sebaliknya jika mereka tidak mematuhi perintah Tuhan, dan menyimpang dari apa
yang diperintahkan Tuhan, maka mereka akan mendapat kutuk.
Kalau
sudah mendapat kutuk apakah mereka masih selamat? TIDAK!
Jadi, konsep sekali
selamat tetap selamat, itu bukanlah konsep yang alkitabiah. Banyak gereja yang mengajarkan konsep ini, bahwa
karena Tuhan itu tidak berubah, maka jika satu kali Dia sudah menyelamatkan
kita, kita pasti selamat, apa pun yang kita perbuat.
Tidak.
Alkitab tidak berkata begitu. Sangat jelas tidak berkata begitu. Yudas itu
pernah selamat. Tetapi ketika dia tidak minta ampun untuk dosanya dan memilih
untuk bunuh diri, maka dia kehilangan keselamatannya. Bileam itu pernah nabi
Tuhan ~ nabi loh, bukan pengikut biasa. Tapi ketika dia berkhianat pada Tuhan
dan dia tidak bertobat, dia kehilangan keselamatannya.
Maka
kita kembali ke pertanyaan yang krusial, yang mungkin pernah kita tanyakan diri
kita sendiri, yang masih kita cari-cari jawabannya.
Jika 10
Perintah Tuhan disampaikan kepada manusia dengan cara yang begitu spektakuler,
dan disampaikan oleh Tuhan Sendiri, baik secara oral maupun secara tertulis,
apa yang terjadi pada kita bila kita melanggarnya?
Sesuai
pesan perpisahan Musa, jika kita menyimpang dari perintah-perintah Tuhan, yang
kita peroleh adalah kutuk! Kita kehilangan keselamatan kita.
Apa yang
berasal dari Tuhan TIDAK BOLEH DIUBAH
OLEH MANUSIA dengan alasan apa pun! Oleh manusia siapa pun!
Manusia adalah makhluk ciptaan. Bagaimana dia bisa punya kuasa mengubah
perintah dan hukum Tuhan? Jika ada manusia yang mengatakan dia punya mandat
atau kuasa untuk mengubah perintah dan hukum Tuhan, itu adalah penipuan yang
terbesar.
Sedangkan
Yesus
Sendiri, Allah yang hidup sebagai manusia, menyatakan dengan kata-kata yang
sangat jelas bahwa sampai langit dan bumi ini lenyap, tidak ada satu
titik pun dari Hukum Tuhan yang lenyap. Marilah kita baca dengan teliti Matius pasal 5
17 Janganlah kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan kitab Hukum atau kitab para nabi.
Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18 Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu:
‘Sampai lenyap langit dan bumi satu iota atau satu titik pun tidak akan
ditiadakan dari Taurat, sampai semuanya digenapi.’
Jadi Yesus saja menyatakan bahwa
Dia TIDAK MENIADAKAN
atau tidak menghapus, tidak melenyapkan Hukum Taurat atau kitab para nabi.
Berarti ini adalah seluruh kitab-kitab Perjanjian Lama yang ditulis nabi-nabi. Jelas
sekali kan? Berarti Hukum Taurat dan kitab nabi-nabi semuanya TETAP BERLAKU,
bukan? Alkitab orang Kristen
Perjanjian Baru bukan hanya kitab Perjanjian Baru, tetapi juga seluruh kitab
Perjanjian Lama! Adalah kesalahan yang sangat menyedihkan jika ada gereja atau
orang Kristen yang mengatakan bahwa isi kitab Perjanjian Lama sudah tidak
berlaku lagi untuk zaman sekarang. Kitab Perjanjian Lama adalah kitab suci yang
dipakai Yesus dan para rasulNya, mereka sering mengutip dari sana.
Dan supaya tidak ada yang berkelit
tidak paham, Yesus menambahkan di ayat 18,
“Sampai
lenyap langit dan bumi satu iota atau
satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Taurat, sampai semuanya digenapi.” Apakah langit dan bumi ini sudah lenyap?
Belum. Apa yang dikatakan Yesus di sini? Sampai dunia kiamat pun tidak ada satu
titik dari Hukum Taurat yang dihapus. Kalau tidak ada titik yang boleh lenyap,
apa boleh diubah, diganti, atau dihapus? Wah, jelas tidak!
Kurang jelas bagaimana?
Sangat mengagumkan bagaimana
begitu banyak orang Kristen berkata bahwa Perintah-perintah dan Hukum-hukum
sudah dipakukan di salib. Padahal Yesus Kristus yang mereka imani mengatakan,
TIDAK ADA SATU TITIK PUN DARI HUKUM TAURAT YANG DIHAPUS.
Jadi yang betul siapa ya?
Kata-kata Yesus atau kata-kata manusia?
Dan jika kita cari di mana di
Alkitab yang mengatakan bahwa Perintah dan Hukum Tuhan sudah dipakukan di kayu
salib, kita tidak akan menemukannya, karena tidak ada! Yang ada ialah:
Kolose 2:13-14
13Kamu juga, yang dalam keadaan
mati dalam dosamu dan kedaginganmu yang tidak disunat, telah dihidupkanNya bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia
mengampuni segala pelanggaranmu, 14 dengan menghapuskan semua surat utang yang mendakwa kita, yang
mengancam kita, dan itu telah disingkirkanNya
dengan memakukannya pada kayu salibNya.
Jadi apa yang dipakukan di kayu
salib? SURAT UTANG KITA, BUKAN PERINTAH ATAU HUKUM TUHAN!
Surat
utang apa? Surat utang hukuman dosa. Orang Israel Perjanjian Lama, sebelum
kematian Yesus, setiap kali berbuat dosa, dia harus menyembelih hewan kurban
yang melambangkan pekerjaan penebusan Yesus. Dosanya diampuni pada waktu itu,
tetapi hukuman dosanya masih dianggap utang, karena hewan kurban tidak
benar-benar bisa membayarkan hukuman dosanya, hanya Kristus yang bisa, tapi
Kristus waktu itu belum disalibkan, jadi Kristus belum membayar surat-surat
utang itu. Setelah Kristus mati di salib membayar hukuman dosa manusia, maka
semua surat utang sebelumnya itu baru terbayar lunas, dan dengan demikian
surat-surat utang itu dikatakan sudah dipakukan di salib.
Kita
harus cermat membaca dan mempelajari Alkitab. Setan sudah menanamkan ide yang
salah dalam pikiran kita. Kita perlu memeriksa Alkitab dan mempelajarinya
baik-baik. Karena kalau kita salah paham, kita bisa tidak selamat.
Marilah
kita membaca lagi dari Matius 7:21-23
7:21 Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada
hari itu banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat dalam
nama-Mu, dan mengusir setan dengan nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat dalam nama-Mu?
7:23 Pada
waktu itulah Aku akan menyatakan kepada
mereka dan berkata: ‘Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari Aku, kamu
sekalian yang melakukan pelanggaran Hukum!"
Kepada
siapakah Yesus memberikan peringatan ini? Bukan kepada orang-orang kafir, bukan
kepada mereka yang menyembah berhala, bukan kepada orang-orang atheis, bukan
kepada orang-orang sekuler yang tidak perduli kepada agama, tetapi JUSTRU KEPADA ORANG-ORANG YANG MENGAKU KRISTEN.
Karena
orang-orang itu:
Ø Bernubuat dalam
nama Tuhan
Ø Mengusir setan dengan
nama Tuhan
Ø Mengadakan
banyak mujizat dalam nama Tuhan
Berarti
orang-orang ini adalah orang-orang yang membawa-bawa
nama Tuhan, bekerja untuk Tuhan, aktif dalam pelayanan Tuhan, bahkan sakti,
bisa bernubuat, bisa mengusir setan, bisa mengadakan mujizat!
Sakti kan? Mestinya orang-orang yang sakti adalah orang-orang yang suci, bukan?
Itu anggapan kita. Kalau tidak suci, mana mungkin dipakai Tuhan dan diberkati
dengan begitu banyak karunia Roh? Ini pendapat manusia. Jadi, berikutnya kalau
kita bertemu dengan orang-orang sakti seperti ini, jangan langsung menganggap
mereka orang-orang suci milik Tuhan. Jangan-jangan Tuhan malah tidak mengenal
mereka.
Tetapi
Yesus berkata, yang bisa masuk
Kerajaan Surga adalah mereka YANG MELAKUKAN KEHENDAK BAPA YANG DI SURGA.
Berarti mereka yang menurut, yang patuh kepada Tuhan, kepada
Perintah-perintahNya dan Hukum-hukumNya.
Roh itu
ada banyak, dan banyak yang berkeliaran itu bukan Roh Suci, melainkan roh-roh
jahat yang menyamar sebagai Roh Suci.
Roh jahat mengajar kita untuk
berontak terhadap Tuhan, untuk tidak
patuh kepada Tuhan, untuk melanggar Perintah-perintah Tuhan, dan
supaya kita tetap menyangka bahwa kita ada di jalur yang benar. Roh jahat juga bisa memberi
“berkat” kepada kita, yang
malah akan menjauhkan kita dari Tuhan, membuat kita “sakti” agar
kita mengira kita sudah suci karena sudah diberi karunia kesaktian dari Tuhan.
Dan semua itu akhirnya bukan akan
membawa kita ke Kerajaan Surga melainkan akan menjerumuskan kita ke hukuman
kekal.
Pertanyaan
yang penting sekarang:
BAGAIMANA KITA TAHU BAHWA KITA SUDAH BENAR-BENAR SELAMAT?
v Orang yang sudah
diselamatkan harus mengalami kelahiran baru.
Yohanes 3:3
Yesus menjawab dan
berkata kepadanya, ‘Sungguh-sungguh Aku
berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah’.
v Orang yang sudah
dilahirkan kembali, gemar melakukan Perintah dan Hukum Tuhan.
Ibrani 10:16-17
16 ‘Inilah Perjanjian yang akan Kubuat
dengan mereka sesudah waktu itu,’ firman Tuhan. ‘Aku akan menaruh Hukum-Ku ke dalam hati mereka dan dalam pikiran mereka
akan Aku tulis mereka, 17 dan
dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan mereka
tidak akan Aku ingat lagi.’
Jika kita masih gemar melanggar Perintah-perintah dan
Hukum-hukum Tuhan, walaupun sudah
tahu itu PerintahNya dan HukumNya, maka kita harus waspada karena kita belum
benar-benar selamat.
Ayat-ayat yang perlu kita
renungkan sebagai penutup:
Dari Ibrani
10:26-29
10:26 Sebab
jika kita berbuat dosa dengan
sengaja, sesudah kita menerima
pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk
dosa.
10:27 melainkan
suatu penantian yang menakutkan akan datangnya
penghakiman dan murka
yang menyala-nyala yang akan melahap habis para penentang
10:28 Dia yang
merendahkan Hukum Musa, mati tanpa ampun atas kesaksian
dua atau tiga orang.
10:29 Menurut kamu,
betapa lebih beratnyakah hukuman yang layak
bagi dia yang telah menginjak-injak Anak
Allah, dan yang telah menganggap najis darah Perjanjian
dengan mana dia telah dikuduskan, dan yang
telah berbuat yang menghina Roh kasih
karunia?
Apa kata Paulus:
Ø Kalau kita sudah
tahu itu dosa, tapi kita tetap melanggarnya, maka tidak ada lagi pengampunan
untuk dosa itu.
Ø Yang kita
peroleh adalah kematian kekal.
Ø Jika orang yang
menolak hukum Musa, dihukum mati atas kesaksian dua orang, apalagi orang yang menolak
Perintah dan Hukum Tuhan, yang sama dengan menginjak-injak Anak Allah?
Semoga kita menyadarinya, betapa
pentingnya untuk memelihara semua Perintah dan Hukum Tuhan dalam hidup kita,
selalu memberikan prioritas pertama kepada Tuhan, tidak sujud menyembah benda
atau manusia lain baik yang hidup maupun yang mati, tidak sembarangan menyebut
nama Tuhan, tidak melupakan hari SabatNya pada setiap hari yang ketujuh (Jumat
magrib hingga Sabtu magrib) tetapi memelihara kekudusannya, selalu menghormati
orangtua, tidak membenci apalagi membunuh orang, tidak berzinah, tidak mencuri,
tidak berdusta, tidak serakah, tidak makan daging yang haram tetapi segala yang
kita lakukan, baik makan mau pun minum atau perbuatan apa pun, biarlah itu
untuk kemuliaan Tuhan.
Amin.
07 08 14
Saya senang membaca blog anda, tapi berbicara tentang keselamatan terlihat agak membingungkan penjelasannya. Dan kalau boleh saya ingin bertanya apakah kasih karunia itu hanya berlaku sampai kita berdosa? Maksud saya adalah bahwa saya sempat baca bahwa hukum Taurat diberikan agar manusia tahu jikalau mereka membutuhkan kasih karunia, jadi mereka tidak akan mampu melakukan semua tuntutan hukum Taurat.. kalau manusia mampu selamat dengan kekuatan mereka sendiri maka apa perlunya keselamatan oleh kasih karunia. Tapi dinyatakan lagi bahwa beriman pada kasih karunia itu tidak benar-benar membawa keselamatan harus tetap menjaga tingkah laku da perbuatan kita, apa ini bukannya menihilkan arti salib dimana kasih karunia itu diberikan secara cuma-cuma? Dan bila setelah kita lahir baru (baptis) dan besoknya kita masih berbohong maka hilanglah keselamatan itu.. apakah itu berarti kasih karunia dengan pergorbanan Yesus hanya berlaku sekedarnya? GBU
BalasHapusHi Lisman,
BalasHapusCoba aku balik bertanya, jika kemaren kita sudah diselamatkan, hari ini kita sengaja berbuat dosa lagi, apa kita tidak menganggap murah darah Kristus? Berarti menurut kamu asalkan orang sudah dibaptis, dia menipu, membunuh, menghujat Tuhan, semuanya oke saja dan dia tetap selamat? Tuhan sangat kudus, tidak ada sedikit dosa pun yg bisa bertahan di hadapannya. Bagaimana orang berdosa bisa diterima olehNya? Syarat minta ampun adalah penyesalan dan pertobatan. Tobat artinya tidak mengulangi lagi. Jika krn kelemahan daging kita jatuh dlm dosa, ya harus segera minta ampun. Klo tidak, otomatis dosa kita memisahkan kita dari Tuhan.
Betul kita sendiri tidak bisa mematuhi semua perintah Tuhan. Itulah sebabnya kita harus berserah kpd Roh Kudus. Orang lama kita harus mati spy Kristus boleh hidup dlm kita. Lha klo kita tetap sama buruknya spt sebelum kita diselamatkan, maka kita telah kehilangan status selamat itu.
"aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. " (Gal 2:20)
GBU
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya setuju bahwa kekudusan dalam hidup itu penting, tapi keselamatan itu hadiah cuma-cuma yang diberikan karena perbuatan, kebenaran, kelayakan dan kekudusan dari Yesus dan bukan kekudusan kita manusia. Jikalau mengandalkan perbuatan, usaha, kerja, standar kebenaran, standar kekudusan kita sendiri bukankah itu artinya kita menolak hadiah cuma-cuma itu dan kembali seperti jemaat Galatia yang sudah menerima Kasih Karunia secara cuma-cuma tapi mau kembali lagi mengandalkan Hukum Taurat.
HapusDalam Galatia 3:2-5
"Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?
Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? ".
Kalo menurut saya keyakinan akan keselamatan itu adalah POWER / KEKUATAN yang memampukan kita untuk lepas dari dosa. Keyakinan bahwa Tuhan itu ada untuk kita, menolong, mengajar, men-support dan mengasihi kita memampukan kita untuk bangkit dan hidup dalam kekudusan.. walaupun kita berkali-kali jatuh dalam dosa dan kedagingan. GBU
Betul sekali, keselamatan itu pemberian, bukan karena perbuatan kita karena pada manusia tidak ada sesuatu pun yang baik, dan hanya kekudusan Kristus yang kita kenakan, bukan kekudusan kita sendiri. Sampai mati pun kita tidak bakal kudus dari diri sendiri.
HapusKeyakinan akan power keselamatan dari Tuhan itu harus, karena jika kita tidak yakin, berarti kita tidak menerima power keselamatan dari Tuhan. Dan bahwa Tuhan dalam hal ini yang langsung berhubungan dg kita adalah Roh Kudus, yang memampukan kita berbuat baik itu juga benar sekali. Lalu masalahnya di mana?
KAN BERARTI DENGAN BANTUAN ROH KUDUS KITA HARUS MENGIKUTI SEGALA PERINTAH TUHAN?
Aku kan sudah bilang, bahkan KEMAUAN atau NIAT untuk berbuat baik dan menurut Tuhan itu pun berasal dari Roh Kudus. Tanpa bimbingan Roh Kudus kita tidak bakalan punya niat atau kemauan untuk menuruti perintah Tuhan.
Jadi kan berarti pada akhirnya dengan bantuan Roh Kudus, PERBUATAN KITA menjadi selaras dengan Hukum, Perintah, Ketetapan dan Kehendak Tuhan toh?
Dan itulah yang dimaksud Paulus dalam Gal 3:19-20 " Aku telah disalibkan dengan Kristus;
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."
Jika Kristus yang hidup di dalam kita, maka otomatis SEGALA PERBUATAN KITA SELARAS DENGAN HUKUM TUHAN.
Jika kita hidup dalam daging, pasti segala perbuatan kita bertentangan dengan kehendak Tuhan.
1 Yoh 2:6 "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."
(bersambung di bawah, ga bisa posting panjang2)
Bagaimana Kristus hidup? PATUH KEPADA SEMUA PERINTAH ALLAH BAPA BAHKAN HINGGA MATI DI SALIB.
HapusJadi haruskah kita yang sudah diselamatkan ini PATUH SAMA SEPERTI KRISTUS? TENTU SAJA.
Yoh 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."
Jadi PERBUATAN KITA MERUPAKAN PRAKTEK/BUKTI DARI IMAN KITA.
Jelas sekali MEMATUHI SEMUA PERINTAH TUHAN TIDAK MENYELAMATKAN KITA. Aku ulangi lagi, MEMATUHI SEMUA PERINTAH TUHAN TIDAK MENYELAMATKAN KITA. Karena kita diselamatkan oleh pemberian Tuhan, oleh kasih karunia Tuhan, bukan karena kita mematuhi semua perintah Tuhan.
T A P I ~~~~~~~ perhatikan ini penting sekali: TIDAK MEMATUHI PERINTAH TUHAN, ITU PASTI TIDAK MENYELAMATKAN KITA.
Mengapa? Karena Yesus sendiri berkata bahwa hanya orang yang dilahirkan baru yang bisa melihat kerajaan Allah. Dan dilahirkan baru itu bukan hanya dibaptis. Itu cuma tanda lahiriahnya. Dilahirkan baru ya seperti yang dikatakan Paulus dalam Gal 2:19 "disalibkan bersama Kristus." Yang hidup bukan orang lama lagi yang melawan Allah, tetapi yang hidup adalah Kristus di dalam kita. Dan Kristus pasti tidak melawan Allah, karena Kristus sendiri juga Allah.
Jadi jika kita beranggapan karena sudah diselamatkan lalu kita tidak dihakimi lagi, itu salah besar. Lha menurut Lisman, apa kita yang dihakimi? Ato menurut kamu yang dihakimi hanya orang yang tidak percaya sedangkan orang yang percaya Tuhan Yesus tidak dihakimi?
1 Pet 4:7 "4:17 Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?"
Jadi justru semua orang percaya yang dihakimi dulu. Lalu apa kita yang dihakimi? Ya tentunya PERBUATAN KITA!
Wah 20:12 "Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu"
Jadi Lisman, jika orang Kristen menganggap asal percaya kepada Tuhan dia pasti selamat, itu namanya melecehkan pengorbanan Kristus.
Aku tanya, apakah Kain anak Adam tidak percaya pada Yesus? Percaya! Karena dia juga mempersembahkan kurban. Tetapi DIA TIDAK MENURUT PERINTAH TUHAN. Tuhan menentukan kurban yang hidup, dia mempersembahkan hasil kebunnya.
Apakah Ananias dan Safira tidak percaya kepada Yesus? Percaya! Tapi mereka bohong, dan Tuhan menjadikan mereka contoh soal, bahwa walaupun orang mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi melanggar hukumnya, itu adalah dosa, dan dosa upahnya maut.
Dan inilah pesan Paulus di Filipi 2:12 ". Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,"
Jadi kita harus mengerjakan keselamatan kita bahkan bukan asal mengerjakan, tapi DENGAN TAKUT DAN GENTAR.
Jadi, jika memang Roh Kudus hidup di dalam kita, maka manifestasinya adalah kita pasti mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar.
Sebaliknya jika kita take for granted, dan menganggap sekali selamat pasti selamat sampai akhir, dan kita enak-enakan aja, yah klo berbuat dosa ya minta ampun, beres, besok berbuat dosa yg sama lagi, minta ampun lagi. Kan zaman sekarang gampang cuma minta ampun. Klo zaman perjanjian lama bikin dosa bisa membuat kita bangkrut, tiap kali harus mempersembahkan domba. Karena Tuhan memberi kemudahan itulah, manusia menggampangkannya, sehingga TIDAK MENGERJAKAN KESELAMATAN MASING-MASING DENGAN TAKUT DAN GENTAR LAGI.
(bersambung ke bag 3)
Paulus sendiri saja berkata demikian di 1 Kor. 9:27
HapusTetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Klo Paulus saja kuatir dia ditolak = berarti dia bisa tidak selamat kan pada akhirnya? = apalagi kita. Karena itu Paulus berkata dia MELATIH TUBUHNYA UNTUK MENGUASAINYA. Berarti dengan kesadaran penuh dia menyerahkan dirinya kepada Roh Kudus untuk dibentuk dan dibimbing, sehingga bukan lagi kemauannya yang dilakukannya, tetapi kemauan Roh Kudus.
Semoga lebih jelas lagi sekarang.
GBU
Saya menghargai semua penjelasan yang diberikan, walaupun kita beda pandangan akan keselamatan tapi pastinya kita ingin sama-sama menjadi pengikut Kristus yang baik.
HapusKembali pada topik, Kenapa di awal kita sebagai pengikut Kristus cukup dengan iman, tapi selanjutnya kembali lagi pada perbuatan. Jadi apa gunanya kematian Yesus? Kalau dibilang berbeda dengan pemberian korban binatang, tidak terlihat beda yang signifikan hanya sifatnya saja grosir.
Anda menulis mematuhi semua perintah Tuhan tidak menyelamatkan karna keselamatan itu diberikan melalui kasih karunia, tapi dari penjelasan yang panjang diatas kasih karunia pun juga tidak menyelamatkan.
Saya setuju kekudusan itu penting tp bukan sebagai perbuatan yang akan dihakimi, tetapi lebih kepada seorang anak yang mengasihi bapaknya dan mau ikut teladan dari bapaknya (spirit of sonship) bukan sebagai budak yang mengikuti perintah tuannya agar tidak dihukum (spirit of slavery).
JBU
Setuju sekali penurutan itu bukan sebagai hamba yg takut dihukum tuannya, tetapi sebagai anak yang mengasihi bapaknya yang telah begitu murah hati menyelamatkannya.
BalasHapusTAPI INTINYA KAN HARUS MENURUT TOH?
Kan tidak dikatakan, sebagai anak malah tidak usah menurut?
Justru sebagai anak, harus menurut dengan sepenuh hati, dengan penuh kesadaran. Berbeda dengan sebagai hamba yg hanya menurut karena dibayar ato takut kepada tuannya.
JADI APAKAH ANAK ITU TIDAK DIHAKIMI?
Petrus dan Paulus menulis justru penghakiman dimulai dari rumah Tuhan, dari anak-anak Tuhan.
Heheheh, suatu hal yang mengherankan bagiku adalah, banyak orang Kristen yang paling alergi jika diharuskan berkorban utk Tuhan.
Patuh kepada perintah Tuhan berarti menyalibkan diri sendiri, mematikan ego, supaya Kristus yang hidup di dalam kita. Berarti, Tuhan harus menjadi yang pertama dan terutama dalam hidup kita. Sekarang ini umumnya Tuhan mendapat urutan paling akhir dalam hidup kita.
Hari Sabat? Wah, masa 24 jam untuk Tuhan? Aku mau bekerja, aku punya banyak kesibukan, hari lain saja kenapa? Hari Minggu kan semua libur. Ya sudah, Tuhan, hariku untukMu digeser saja ke hari Minggu, supaya tidak mengganggu aktivitasku yang lain. Itulah sifat kita.
Dan karena Tuhan diam saja, maka kita pun tidak merasa berdosa menggeser hari Tuhan. Kita tidak merasa bersalah telah melanggar perintah Tuhan yang ditulis sendiri oleh jari Tuhan.
Tapi Tuhan berkata apa?
Matius 6:33 "carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Penurutan kepada Tuhan itu harus datang dari hati. Jika tidak, berarti kita belum dilahirkan baru, kita belum memiliki hati yang baru. Sesungguhnya kita belum selamat.
"AKU AKAN MENARUH HUKUM-KU DALAM AKAL BUDI MEREKA DAN MENULISKANNYA DALAM HATI MEREKA, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." (Ibr 8:10-12)
Jika kita sudah memiliki hati yang baru, di mana sudah tertulis Hukum-Hukum Tuhan, maka dengan sendirinya kita gemar melakukan semua perintah Tuhan, tidak pake menawar lagi, tidak beralasan lagi, tapi justru hati kita sendiri selalu rindu boleh melakukan semua perintah Tuhan.
Sebelum ada kerinduan itu, kita masih memakai hati kita yang lama, hati yang suka memberontak, hati yg mendahulukan kepentingan kita sendiri, hati yang egois.
Ini masih berkaitan dengan pembahasan # 135, jadi aku ga perlu membahasnya panjang-panjang di sini lagi.
Klo kamu bisa memahaminya, baguslah. Klo belom, ya biarkan dulu, mungkin sekarang belom waktunya. Tuhan nanti yang akan membimbingmu kepada semua kebenaranNya.
Oke karena pembahasannya hampir sama dg #135, saya tidak akan komen lagi halaman ini.
BalasHapus