140. MENYEMBAH MATAHARI
DI RUMAH TUHAN
_______________________________________
TAHUKAH kalian bahwa di dunia ini apa yang terjadi, dulunya sudah pernah terjadi? Tidak ada yang baru di bawah matahari. Terutama bila hal itu dicatat dalam Alkitab, ada banyak contohnya. Hari ini ayo kita lihat Yehezkiel pasal 8. Sebelumnya, perlu kita ketahui latar belakang sejarahnya.
Peristiwa
ini terjadi sedikit waktu sebelum Yerusalem dan Bait Sucinya diserbu oleh raja
Babilon Nebukadnezar, yang kemudian dihancurkan seluruhnya. Karena segala
kekejian yang dilakukan oleh umat Allah, maka Allah mencabut perlindunganNya
kepada Israel dan mengizinkan seorang raja kafir dari Babilon untuk memberi
pelajaran kepada umat Allah. Untuk mempermudah pemahamannya, ayat-ayat ini
diterjemahkan dari KJV.
Yehezkiel 8:1-18
8:1 Dan terjadilah pada tahun keenam, dalam bulan
yang keenam, pada hari kelima bulan itu,
waktu aku duduk di rumahku, dan para tua-tua Yehuda duduk di hadapanku, tangan Tuhan
ALLAH menyentuh aku di sana,
8:2 Lalu aku melihat, dan tampaklah suatu keserupaan seperti api dari tampilan pinggangNya ke
bawah, api; dan dari pinggangnya ke atas, tampilan
cahaya, seperti warna batu ambar.
8:3 Dan Dia mengulurkan sesuatu yang berbentuk
tangan dan memegang aku pada seikat rambutku;
dan Roh itu mengangkat aku ke atas antara
bumi dan langit dan membawa aku dalam
penglihatan-penglihatan Allah ke Yerusalem, ke pintu gerbang pelataran dalam yang menghadap utara, di mana letak tempat
kedudukan berhala kecemburuan, yang memprovokasi kecemburuan.
8:4 Dan lihat, kemuliaan Allah Israel ada di sana, seperti penglihatan yang kulihat
di lembah itu.
8:5 Lalu kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, langkatlah matamu ke arah utara!’ Maka aku mengangkat
mataku ke arah utara, dan melihat, di sebelah utara di gerbang mezbah, terdapat berhala kecemburan itu di pintu masuknya.
8:6 Lebih lanjut kataNya
kepadaku, ‘Anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat? Yaitu kekejian-kekejian besar
yang dilakukan oleh kaum Israel di sini, sehingga Aku harus pergi jauh dari Bait
SuciKu? Tetapi berpalinglah engkau lagi, dan engkau akan melihat kekejian-kekejian yang lebih besar.’
8:7 Dan Dia membawa aku ke pintu pelataran, dan ketika aku melihat, tampak sebuah lubang di
temboknya.
8:8 Lalu kataNya kepadaku, ‘Anak manusia,
perbesarlah lubang di tembok itu!’ Dan setelah aku
memperbesar lubang itu, lihat, ada sebuah pintu.
8:9 Dan kataNya kepadaku, ‘Masuklah dan lihatlah
kekejian-kekejian yang jahat, yang mereka
lakukan di sini.’
8:10 Lalu aku masuk
dan melihat, dan tampak segala bentuk binatang merayap dan binatang-binatang besar yang menjijikkan, dan semua berhala kaum Israel, terlukis pada tembok sekelilingnya.
8:11 Dan di sana berdiri di hadapan mereka tujuh puluh orang tua-tua kaum Israel, dan di
tengah-tengah mereka berdiri Yaazanya bin Safan dan setiap
orang dengan sebuah pedupaan di tangannya, dan suatu asap
yang dupa yang tebal naik ke atas.
8:12 Lalu kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, sudakah kamu lihat apa yang dilakukan oleh
tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing-masing di dalam kamar tempat
berhala mereka? Sebab mereka berkata, ‘TUHAN tidak melihat kita; TUHAN sudah
meninggalkan bumi ini.’
8:13 Dia juga berkata kepadaku, ‘Berpalinglah
engkau lagi, dan engkau akan melihat
kekejian-kekejian yang lebih besar yang
mereka lakukan.
8:14 Lalu
dibawa-Nya aku ke pintu gerbang rumah TUHAN
yang ke arah utara; dan lihatlah, di sana duduk perempuan-perempuan meratapi dewa
Tamus.
8:15 Lalu Dia berkata kepadaku, ‘Hai anak manusia, sudahkah kaulihat ini? Berpalinglah lagi, dan engkau akan melihat kekejian-kekejian
yang lebih besar lagi daripada ini.’
8:16 Dan Ia membawa aku ke pelataran dalam
Rumah TUHAN; dan lihatlah, di pintu masuk ke
Bait TUHAN, di antara serambi dan mezbah ada
kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, dengan punggung mereka
menghadap Bait TUHAN dan wajah mereka menghadap
ke timur, dan mereka sedang menyembah matahari di sebelah timur.
8:17 Lalu kataNya kepadaku, ‘Sudahkah kaulihat ini, hai anak manusia? Apakah itu perkara
kecil bagi kaum Yehuda bahwa mereka melakukan
kekejian-kekejian yang mereka lakukan di sini? Karena mereka telah
memenuhi negeri ini dengan kekerasan, dan telah berbalik untuk menyulut murkaKu. Dan lihatlah, mereka meletakkan ranting ke hidung mereka (tidak memandang sebelah
mata pada Tuhan, mengejek Tuhan).
8:18 Oleh karena itu Aku juga akan membalas di dalam kemurkaan. Aku
tidak akan meloloskan, dan tidak akan punya belas kasihan. Dan kalaupun mereka
berseru-seru kepada-Ku dengan suara yang nyaring, namun Aku tidak akan mendengarkan mereka.’
Jadi dari ayat-ayat di atas, kita tahu bahwa telah terjadi
hal-hal yang dianggap sebagai KEKEJIAN
DI MATA TUHAN dalam praktek ibadah umat Tuhan pada zaman itu.
Mari kita daftar apa saja:
ü
Mereka meletakkan berhala di pintu
gerbang sebelah utara pelataran Bait Suci,
yang disebut Tuhan sebagai “berhala
kecemburuan, yang memprovokasi kecemburuan”. Kecemburuan siapa?
Tentu saja kecemburuan Tuhan, karena Tuhan sudah memberikan perintah:
Keluaran 20:4-6
4 Jangan engkau membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau
keserupaan dari apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di
bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan engkau sujud menyembah kepada mereka, atau melayani
mereka; sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah
Allah yang cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak
ke atas anak-anak, hingga ke keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, 6 Dan
menunjukkan rahmat kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang
berpegang pada Perintah-perintah-Ku.
ü
Di dinding-dinding Bait Suci, diberi
gambar segala binatang merayap dan menjijikkan, dan berhala-berhala mereka, di dalam Bait Suci yang adalah
rumah Tuhan!
ü
Dan di hadapan segala berhala ini 70
tua-tua Israel membakar dupa!
Padahal dupa di dalam Bait Suci itu
dibuat menurut resep khusus, yang hanya boleh dipakai di sana khusus untuk
mezbah dupa Tuhan.
ü
Di
pintu gerbang utara, perempuan-perempuan
meratapi kematian Tamus.
Tamus ini adalah anak dewi Semiramis,
dan yang hari kelahirannya adalah 25 Desember!
ü
Dan
yang paling top dari semua kekejian itu adalah di pintu masuk Bait Suci, ada
sekitar 25 orang membelakangi Bait Suci, menghadap
matahari dan menyembah
matahari!
Dan seperti yang kita baca, Tuhan murka besar. Baca ayat 18,
betapa murkanya Tuhan sampai tak ada lagi maaf bagi bangsa itu.
Apakah kita perlu merenungkan ayat-ayat ini? Apa kata Alkitab?
2 Timotius 3:16-17
16 Segala tulisan Kitab Suci itu diberikan oleh ilham dari Allah, dan
1.
bermanfaat untuk mengajar,
2.
untuk menyatakan kesalahan,
3.
untuk memperbaiki kelakuan dan
4.
untuk mendidik orang dalam kebenaran.
17 Agar manusia kepunyaan Allah boleh menjadi sempurna, sepenuhnya diperlengkapi untuk semua perbuatan baik.
Jadi, ayat-ayat ini pun bermanfaat untuk mengajar,
menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran.
Marilah kita membandingkannya dengan kondisi kita hari ini, apakah kita juga
mengulangi kekejian-kekejian umat Allah di tahun 650an sebelum Masehi itu.
1. Bukan orang kafir/orang atheis.
Kita harus sadar bahwa
kekejian-kekejian itu bukan dilakukan oleh orang-orang kafir, orang-orang yang
tidak mengenal Allah. Tetapi justru dilakukan oleh umat Allah
sendiri. Jadi jangan kita menoleh ke tempat lain, tetapi
pandanglah ke cermin dan lihatlah bayangan siapa yang ada di cermin itu. Kita!
Umat Allah! Justru karena ini dilakukan oleh umat Allah, makanya Allah
menganggapnya KEKEJIAN!
2. Di lingkungan komunitas umat Allah.
Kekejian itu dilakukan bukan di luar,
bukan di gedung bioskop, bukan di tempat maksiat, tapi di mana? Di kompleks rumah Tuhan sendiri, di Bait Suci!
3. Patung berhala.
Apa saja kekejian yang dilakukan umat
Allah di Bait Suci Allah? Mendirikan patung, gambar,
pahatan dll. yang disembah atau dihormati, yang menimbulkan
kecemburuan Tuhan. Kita perlu introspeksi, adakah patung, gambar, dan pahatan
di dinding-dinding rumah Tuhan tempat kita beribadah? Jangan lupa sekarang ini
tubuh kita sendiri adalah Bait Suci tempat Roh Kudus berdiam. Adakah kita
membuat tubuh kita sendiri menjadi berhala sehingga Roh Kudus tidak mau lagi
berdiam dalam kita?
4. Membakar dupa.
Adakah umat Tuhan yang membakar dupa di hadapan segala berhala di dalam tempat
ibadah kita?
5. Menyembah Tamus.
Adakah kita ikut mendewakan
Tamus, yang lahir pada tanggal 25 Desember? Tanggal 25 Desember
yang menjadi ikon orang Kristen yang begitu kita agungkan ternyata adalah tanggal kelahiran dewa Tamus, dan orang Kristen menjadikannya
tanggal kelahiran Kristus! Apa
ini bukan penghinaan besar kepada Kristus?
6. Menyembah matahari.
Dan yang paling krusial, renungkan
dalam-dalam, apakah kita sebagai orang Kristen justru menyembah dewa matahari
di rumah Tuhan? Tentu saja orang sekarang tidak ada yang sujud kepada matahari,
tetapi jika kita beribadah di rumah Tuhan pada hari Minggu, yang adalah hari dewa matahari (Sun-day), itu sama saja dengan menyembah matahari di rumah Tuhan!
Sadarkah kita bahwa dari sejak zaman bahuela, hari yang
pertama, hari Ahad, atau hari Minggu, itu adalah hari penyembahan kepada dewa
matahari? Sampai sekarang, dalam banyak bahasa hari yang pertama masih
menyandang kata “matahari”, seperti SUN-day, SONN-tag, ZON-dag, dan
angka 1 menurut ajaran mistik itu adalah angka matahari. Dan orang Kristen
menjadikan hari pemujaan kepada dewa matahari itu sebagai hari ibadah kepada
Tuhan?? Penghinaan besar bagi Tuhan! Karena Tuhan sudah
menentukan hari ketujuh (dari Jumat magrib hingga Sabtu magrib) itulah hari
milik Tuhan. Ada ayatnya di Alkitab. Tapi umat Tuhan justru memakai
hari dewa matahari untuk menyembah Tuhan!
Keluaran 20:10-11
10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau
orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala
isinya, dan
telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Marilah kita kembali ke 10 PERINTAH TUHAN, yang
dikumandangkan dan ditulis jari Tuhan dari atas G. Sinai. Untuk pembahasan ini, kita hanya membahas 4
Perintah yang pertama, yaitu empat Perintah Tuhan yang berkaitan dengan
hubungan manusia dengan Tuhan, yang apabila kita langgar merupakan makar
langsung terhadap Tuhan. Kita lihat apa kata Tuhan, jangan nanti disangka ini
karanganku sendiri. Ayo kita baca dari Keluaran 20:2-11.
Perintah #1
AKULAH TUHAN, Allahmu, yang telah
membawa engkau keluar dari tanah Mesir, keluar
dari tempat perbudakan. Jangan engkau punya allah
lain di hadapanKu
Perintah #2
4 Jangan engkau membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau
keserupaan dari apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di
bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan engkau sujud menyembah kepada mereka, atau melayani
mereka; sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah
Allah yang cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak
ke atas anak-anak, hingga ke keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, 6 Dan
menunjukkan rahmat kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang
berpegang pada Perintah-perintah-Ku
Perintah #3
Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab
TUHAN tidak akan menganggap orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan, tidak bersalah.
Perintah #4
8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah
kekudusannya, 9 enam hari
lamanya engkau harus bekerja dan melakukan
segala pekerjaanmu, 10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat
TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau
orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala
isinya, dan
telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari
Sabat dan menguduskannya.
Umat Tuhan di zaman Yehezkiel melanggar
semua perintah ini.
Umat Tuhan di zaman sekarang sebagian
besar juga melanggar semua perintah ini.
Pada waktu itu Tuhan mendatangkan bangsa kafir, tentara
Nebukadnezar dari Babilon untuk menghukum dan menghancurkan Yerusalem dan Bait
Sucinya, lalu bangsa Israel ditawan Babilon selama 70 tahun, menjadi budak di Babilon.
Mereka sudah pernah diselamatkan dari perbudakan Mesir,
tetapi karena dosa-dosa mereka, Tuhan membiarkan mereka kembali menjadi budak di
Babilon.
KESELAMATAN ITU GRATIS, TAPI BERSYARAT.
Jangan lupa itu.
Syaratnya
harus setia kepada Tuhan.
Kalau tidak setia, ya seperti orang-orang Israel ini, sudah diselamatkan dari perbudakan
Mesir, kembali masuk ke perbudakan Babilon.
Kita pun begitu, sudah diselamatkan dari belenggu Setan,
kalau kita tidak setia kepada Tuhan dan menyembah segala yang menjadi berhala
di dalam hidup kita, maka kita akan masuk kembali menjadi budak Setan.
Melihat kepada pengalaman Israel, apakah yang akan terjadi
kepada kita untuk pelanggaran-pelanggaran yang sama?
Jangan sampai sejarah yang tragis itu terulang kembali dalam
kehidupan kita.
Tuhan sedang berseru kepada kita, umatNya:
Wahyu 18:4-5
4 Dan aku mendengar suara lain dari sorga berkata, ‘Keluarlah darinya, hai umat-Ku, supaya kamu jangan ikut mengambil bagian dalam dosa-dosanya, sehingga kamu tidak ditimpa malapetaka-malapetakanya. 5 Sebab dosa-dosanya telah mencapai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.
Tuhan memanggil umatNya supaya keluar dari “Babilon”, keluar dari pemujaan berhalanya, keluar dari perbuatan makarnya, karena dosa-dosanya sudah terlalu banyak. Ini bukan Babilonnya Nebukadnezar, yang menawan bangsa Israel 70 tahun. Babilon purba sudah punah ribuan tahun yang lalu.
ü Ini “Babilon” modern, yang
eksis sekarang.
ü “Babilon”
yang akan memaksa manusia untuk beribadah menurut sistem mereka, dan melarang umat
Allah beribadah sesuai agamanya.
ü Ini
“Babilon” yang merupakan sistem gabungan antara kuasa kenegaraan dengan kuasa
keagamaan.
ü Inilah
“Babilon” yang disebut di Wahyu pasal 17. Silakan mempelajarinya di pembahasan
Wahyu 17 di blog ini juga.
“Babilon” nanti akan menerima
hukumannya dalam bentuk malapetaka-malapetaka yang paling berat. Tuhan memanggil umatNya supaya keluar
meninggalkan “Babilon” agar tidak ikut kena ditimpa hukumannya.
Kita tidak tahu kapan hukuman itu jatuh, melihat kondisi
dunia sekarang ini, sepertinya tidak lama lagi. Tapi entah kapan pun waktu
pembalasan Allah itu datang, lebih cepat kita keluar dari sana lebih baik,
karena begitu pintu kasihan ditutup, kita mau lari pun sudah terlambat.
Amin.
11 08 14
Slmt sore, bolehkah kami mendapatkan lebih pengetahuan mengenai siapa itu dewa Tamus, Baal ,dewi asytoret dll. Apakah wikipedia juga menulis yg sama ttg siapa dewa dewi yg dimurkai Tuhan itu ? Terima kasih.
BalasHapusItu semua dewa dewi paham dari zaman purba. Tamus itu anak Semiramis(samuramat) dg Nimrod yg juga adalah anaknya sendiri. Mereka adalah tokoh2 dari zaman Babel (ingat menara Babel?) Yg kmd disembah sbg dewa dewi.
BalasHapusSemua dewi-dewi sebenarnya adalah ciptaan fantasi manusia. Bisa dilihat di Google