143. TUHAN PERJANJIAN LAMA KEJAM?
_____________________________________________________
Banyak
orang yang beranggapan bahwa Tuhan di zaman Perjanjian Lama itu kejam. Salah sedikit, hukumannya mati.
Dan
kita memang melihat beberapa contoh di Alkitab bahwa sepertinya Tuhan menghukum
mati orang secara sewenang-wenang. Itu pendapat banyak orang. Ini ada beberapa
contoh:
Contoh yang
pertama
Keluaran 31:14
Oleh karena itu haruslah kamu pelihara
hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari
Sabat itu pastilah akan
dihukum mati, sebab siapa
pun yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan
dari antara bangsanya.
berbicara
tentang pelanggaran terhadap Hukum Hari Sabat yang Ketujuh. Berarti ini melanggar
10 PERINTAH TUHAN, atau yang kita
kenal dengan istilah THE TEN
COMMANDMENTS, karena perintah untuk memelihara hari yang ketujuh sebagai
hari Sabat Tuhan Allah, adalah perintah yang keempat pada 10 PERINTAH TUHAN
ini.
Apakah
melanggar hukum Tuhan itu dosa? Ya! Itu dosa.
1 Yohanes 3:4
Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga Hukum Allah,
sebab dosa ialah pelanggaran Hukum Allah.
Kalau
dosa, berarti hukumannya mati, kan, menurut Roma
6:23?
Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia
Allah ialah hidup yang kekal melalui Kristus
Yesus, Tuhan kita.
Jadi orang yang
tidak memelihara kekudusan Sabat Hari Ketujuh di zaman Perjanjian Lama, seperti
yang diperintahkan Tuhan dalam 10 Perintah Tuhan atau Hukum Tuhan, itu menurut
1 Yohanes 3:4 dia berdosa kan, karena telah melanggar Hukum Tuhan? Dan jika dia
berdosa, maka menurut Roma 6:23 ganjaran yang harus diterimanya adalah maut
atau kematian kekal, kan?
Kitab Keluaran
ditulis oleh nabi Musa dari masa Perjanjian Lama. Surat Yohanes ditulis oleh
rasul Yohanes, dan surat Roma ditulis oleh rasul Paulus, kedua-duanya sama-sama
dari masa Perjanjian Baru.
Maka apakah ada
bedanya antara ketentuan di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Tidak
ada. Yang berbuat dosa, hukumannya mati kekal. Sama.
Contoh nomor dua.
Imamat 7:27
Siapa pun orangnya yang memakan darah apa pun, maka
orang itu akan dilenyapkan dari antara bangsanya.
Ini berbicara
tentang peraturan mengenai makanan dan minuman. Tuhan memberikan peraturan
tentang makanan dan minuman kepada umatNya, maka pelanggaran terhadap ketetapan
ini, apakah termasuk dosa? Iya, termasuk dosa, karena walaupun ini bukan
bagian dari 10 Perintah Allah (Hukum Allah), tapi ini juga peraturan yang diberikan
Allah kepada Musa untuk disampaikan kepada umatNya.
Jadi
melanggarnya sama dosa juga. Karena itu hukumannya mati juga.
Bagaimana di zaman Perjanjian Baru? Sama.
1 Korintus 10:31
Oleh karena itu, jika engkau makan atau jika engkau minum, atau apa pun yang engkau lakukan, lakukanlah
semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Contoh yang ketiga
Imamat 10:9
Janganlah engkau minum anggur atau minuman yang memabukkan, engkau serta
anak-anak laki-lakimu, bila engkau masuk ke
dalam Kemah Pertemuan, atau engkau mati. Itulah menjadi suatu
ketetapan untuk selamanya bagi keturunanmu.
berbicara
mengenai peraturan yang diberikan Tuhan kepada para imam yang melayani di Kemah
Suci.
Peraturan
ini juga bukan bagian dari 10 PERINTAH TUHAN, tetapi ini tetap merupakan
perintah Tuhan. Jadi, ternyata,
bukan hanya melanggar 10 Perintah Tuhan saja yang hukumannya mati,
tetapi sudah kita buktikan dari dua contoh di atas bahwa melanggar perintah Tuhan YANG MANA SAJA, hukumannya mati.
Mengapa? Karena Yang membuat peraturan itu Sosok yang sama, yaitu Tuhan. Karena
itu autoritasnya juga sama bobotnya.
Contoh keempat.
2 Samuel 6:6-7
Dan ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, Uza mengulurkan tangannya ke tabut
Allah itu, dan memegangnya, karena
lembu-lembu itu menggocangnya. Dan murka
TUHAN tersulut terhadap Uza, dan
Allah membunuh dia di sana karena kesalahannya;
dan di sana ia mati di samping
tabut Allah itu.
Ini
berbicara tentang pelanggaran terhadap kekudusan Tuhan. Tabut Perjanjian itu
tidak boleh disentuh karena Tabut itu KUDUS. Untuk memindahkannya harus memakai
tongkat yang khusus dan dipikul oleh para imam.
Mau
tahu apa isinya? Isinya ada:
Ø manna (makanan
yang diturunkan Tuhan dari langit selama 40 tahun buat orang Israel selama
perjalanan mereka memasuki tanah Kanaan),
Ø ada tongkat
Harun yang bertunas,
Ø dan DUA LOH BATU
YANG DITULIS JARI TUHAN BERISIKAN 10 PERINTAH TUHAN.
Ceritanya,
Tabut Perjanjian itu pernah direbut bangsa Filistin, musuh orang Israel. Dan sekarang
raja Daud mau menjemput Tabut itu pulang ke Kota Daud. Dalam perjalanan, suatu
saat Tabut Perjanjian yang di dalam pedati itu terguncang, dan si Uza yang
mengawal pedati itu, entah secara refleks, entah dengan sadar, dia menahan
Tabut itu supaya tidak jatuh.
Ada
dua pelajaran yang bisa kita petik dari kisah ini.
1.
Pelajaran
pertama,
Niat
Uza itu baik tidak? Niatnya baik, kan? Supaya Tabut itu tidak jatuh. Tapi
mengapa dia dibunuh Tuhan di situ juga?
Karena
Uza telah menyentuh benda yang kudus, yang diperintahkan Tuhan tidak boleh
disentuh. Uza
sebagai orang Israel, tahu tentang larangan tersebut. Tetapi dia tetap
melanggarnya. Apa pun alasannya, dia melanggar peraturan Tuhan.
Dosa
tidak perbuatan Uza ini? Tetap dosa, karena melanggar ketetapan Tuhan, Karena
Tuhan sudah memberikan peraturanNya, Tabut Perjanjian itu tidak boleh disentuh
sembarang orang.
Daud,
yang menyuruh membawa pulang Tabut Perjanjian itu juga seharusnya tahu bagaimana
cara memindahkannya. Hanya imam-imam yang boleh mengangkat (itu pun harus
dengan tongkat khusus) dan memikulnya. Jadi memindahkan Tabut itu dengan
menggunakan pedati, itu sudah menyalahi peraturan Tuhan.
Jadi,
ini pelajaran yang penting buat kita, kita harus sadar, SEMUA
PERATURAN TUHAN ITU KETAT. KALAU KITA MELANGGARNYA, ITU DOSA, walaupun niatnya
mungkin baik, walaupun mungkin tidak sengaja. Tapi jika Tuhan
sudah mengatakan “Jangan!”, maka melanggarnya itu dosa. Jangan lupa itu. Alasan
apa pun tidak berlaku.
2.
Pelajaran
kedua,
Selama
Tabut Perjanjian ini di tangan orang Filistin, mengapa orang Filistin yang
memegangnya tidak segera jatuh mati? Orang Filistin tahu tidak bahwa Tabut
Perjanjian itu benda yang kudus? Tahu! Mereka beranggapan bahwa orang Israel
ini selalu menang berperang karena adanya Tabut Perjanjian itu, karena itu
mereka rebut. Jadi orang Filistin menganggap Tabut Perjanjian itu benda
keramat. Tapi mengapa yang menyentuhnya tidak mati? Karena mereka bukan orang
Israel. Mereka
tidak tahu tata cara yang ditentukan Tuhan bagaimana memindahkan Tabut
Perjanjian itu. Mereka tidak tahu tentang peraturan Tuhan
dalam tata cara memperlakukan Tabut Perjanjian itu. Jadi apa
yang mereka tidak tahu, itu tidak diperhitungkan dosa oleh Tuhan.
Jadi,
bagi mereka yang tidak mengetahui tentang peraturan atau Hukum Tuhan, Tuhan
memberikan dispensasi.
Tetapi
celakalah bagi mereka yang sudah tahu tentang Hukum Tuhan, namun pura-pura
tidak tahu, atau sengaja melanggarnya. No ampun deh.
Daud
akhirnya menyadari kesalahannya, dan tiga bulan kemudian dia menjemput Tabut
Perjanjian yang dititipkannya di rumah Obed-Edom, kali ini dengan cara yang
benar, yaitu dipikul oleh imam-imam.
Sekarang
marilah kita kembali ke topik inti: APAKAH TUHAN PERJANJIAN LAMA ITU KEJAM?
Berbuat
kesalahan, langsung hukumannya mati!
Kalau
Tuhan Perjanjian Baru kan tidak? Begitu kata banyak orang Kristen. Sehingga timbul pendapat
bahwa Tuhan Perjanjian Lama itu bukan Tuhan Perjanjian Baru! Apa ada dua Tuhan yang berbeda karakternya? Yang
satu kejam, yang satu pengampun dan penuh kasih sayang? Kalau begitu, rugi
manusia yang hidup di Perjanjian Lama kebagian Tuhan yang kejam. Lebih
beruntung manusia yang hidup di Perjanjian Baru, Tuhannya sabar, HukumNya
dihapus. Begitu?
Tidak,
teman-teman, TUHAN ITU HANYA
SATU, TUHAN YANG SAMA, PERJANJIAN LAMA MAUPUN PERJANJIAN BARU.
Atau
ada yang beranggapan Tuhan telah mengubah hukumanNya, kalau dulu hukumanNya
mati, sekarang tidak lagi. Hukuman mati sudah dicabut, sudah tidak
berlaku lagi.
Atau
bahkan ada
yang mengatakan, Tuhan telah menghapuskan HukumNya, sehingga kalau HukumNya sudah tidak ada, maka
tidak ada lagi pelanggaran.
HUKUM TUHAN ITU SAMA. DARI DULU SAMPAI
SEKARANG.
Aneh,
mengapa orang-orang Kristen beranggapan Tuhan telah mengambil kursus anger management, sehingga Tuhan
sekarang menjadi Tuhan yang baik hati, maha pengampun, tidak marah-marah
seperti dulu, asal mau percaya kepada Tuhan sudah tidak ada lagi dosa, tidak
ada lagi hukuman bagi orang Kristen?
Itu
adalah pendapat yang salah.
TUHAN ITU SEMPURNA DARI KEKAL HINGGA
KEKAL. TUHAN TIDAK BERUBAH. Dari dulu begini, sekarang juga begini,
sampai selamanya juga begini.
Jangan
membiarkan Setan menipu kita. Setan ingin sekali menipu kita dengan semua teori
yang menyimpang ini, supaya kita tidak selamat.
Mari
kita lihat apa kata Firman Tuhan. Benarkah Tuhan Perjanjian Lama itu kejam?
Kejadian 6:3
Dan TUHAN berfirman, ‘Roh-Ku
tidak akan selalu bergumul dengan manusia karena
manusia juga adalah daging, namun hari-harinya akan selama seratus dua puluh tahun.’
Berapa
tahun yang diberikan Tuhan kepada manusia zaman sebelum air bah untuk bertobat?
120 tahun! Lama atau sebentar waktu 120 tahun itu? Empat generasi bisa lahir
selama 120 tahun! Panjang sabar atau
tidak Tuhan itu? Padahal manusia pada waktu itu sudah sangat jahat. Lihat kata
Alkitab:
Kejadian 6:5
Dan TUHAN melihat, bahwa
kejahatan manusia itu hebat di bumi dan
bahwa setiap imajinasi pikiran hatinya hanyalah jahat terus-menerus.
Manusia jahat, kecenderungan hatinya selalu membuahkan
kejahatan semata-mata, tapi Tuhan tidak langsung menghukum mereka, melainkan memberi mereka waktu bertobat selama 120 tahun! Kalau sudah
diberi waktu 120 tahun tidak mau bertobat, minta diberi waktu berapa tahun
lagi?
Contoh yang lain, dosa yang pertama, ketika Adam dan Hawa
melanggar perintah Tuhan untuk tidak makan buah dari pohon pengetahuan baik dan
buruk, apakah Adam dan Hawa langsung jatuh mati begitu makan buah tersebut?
Tidak! Walaupun bagaimana bunyi hukum Tuhan tentang makan
buah larangan itu?
Kejadian 2:17
‘tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya,
engkau pasti akan mati.’
Padahal Tuhan sudah berkata, “pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.” Kenapa Adam dan Hawa tidak langsung mati?
Bahkan menurut Alkitab Adam masih hidup sampai usia 930 tahun.
Contoh lain lagi. Bagaimana dengan Kain yang telah berbuat
dosa membunuh Habel? Apakah dia langsung dibunuh Tuhan juga? Tidak!
Kejadian 4:15
Dan TUHAN berfirman kepadanya,
‘Oleh sebab itu barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh
kali lipat.’ Dan TUHAN menaruh tanda pada
Kain, supaya jangan
sampai ada yang menemukannya, lalu membunuhnya.
Tiga contoh di atas ini adalah bukti bahwa Tuhan Perjanjian Lama, sangat sabar, sama sabarnya dengan Tuhan
Perjanjian Baru.
Sebaliknya sekarang, pernahkan Tuhan Perjanjian
Baru membunuh orang di tempat karena berbuat dosa? Pernah!
Ingat cerita Ananias dan Safira? Silakan baca sendiri di
Kisah pasal 5. Singkatnya Ananias dan Safira menjual tanah mereka dan mereka
menyumbangkan hasil penjualannya kepada para rasul untuk menunjang pekerjaan
Tuhan. Sebenarnya itu adalah pemberian sukarela, dan berapa pun yang mereka
berikan tidak masalah. Masalahnya mereka berbohong. Mereka mengatakan bahwa
mereka menyumbangkan seluruh hasil penjualannya. Begitu bodohnya mereka mengira
bisa menipu Tuhan. Apa yang terjadi?
Kisah 5:4-5
4 Selama tanah itu tidak
dijual, bukankah itu punyamu sendiri? Dan
setelah dijual, bukankah hasilnya itu hakmu?
Mengapa engkau merencanakan hal ini dalam
hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.’ 5 Dan Ananias ketika mendengar kata-kata ini
rebah dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal-hal itu.
Tiga jam kemudian, istri Ananias, Safira datang, tidak
mengetahui suaminya sudah mati. Sewaktu ditanyai Petrus, Safira juga mengaku
bahwa uang penjualan tanah itu disumbangkan seluruhnya.
Kisah 5:10
Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda
itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya keluar dan
menguburnya di samping suaminya
Jadi apakah Tuhan Perjanjian Baru
tidak segera membunuh orang yang berdosa? Membunuh
juga!
Coba cek dengan sejarah. Tahun 70 AD tentara Roma datang dan
menghancurkan Yerusalem dan Bait Sucinya dibakar. Kota itu dikepung sampai
penduduknya tidak punya makanan, dan ada yang sampai makan anaknya sendiri.
Peristiwa itu sungguh mengerikan. Ini hukuman dari Tuhan bagi orang Yahudi yang
telah menyalibkan Yesus. Yesus disalibkan tahun 31AD, kurang dari 40 tahun
kemudian Tuhan menjatuhkan hukuman kepada orang Yahudi.
Di zaman Nuh, Perjanjian Lama, Tuhan memberi manusia
generasi itu waktu 120 tahun untuk bertobat. Tapi di Perjanjian Baru, Tuhan
memberi mantan bangsa pilihanNya waktu kurang dari 40 tahun. Lho lamaan mana
waktu yang diberikan Tuhan di Perjanjian Lama atau di Perjanjian Baru? Kalau
melihat lamanya waktu, berarti lebih sabar Tuhan Perjanjian Lama, kan?
Berarti sama kan?
Ø
Tuhan
Perjanjian Lama pernah tidak segera membunuh Adam dan Hawa pada waktu mereka
berbuat dosa.
Ø
Tuhan
Perjanjian Lama tidak segera membunuh Kain pada waktu Kain berdosa. Bahkan
Alkitab tidak pernah mencatat bagaimana Kain mati.
Ø
Tuhan
Perjanjian Lama juga pernah memberi manusia 120 tahun di zaman Nuh untuk
bertobat.
Ø
Tuhan
Perjanjian Baru, pernah langsung membunuh Ananias dan Safira di tempat pada
waktu mereka berbohong.
Ø
Tuhan
Perjanjian Baru menghancurkan dan membinasakan Yerusalem dan penduduknya dan
Bait Sucinya kurang dari 40 tahun setelah orang Yahudi menyalibkan Yesus.
Sekarang, kita tiba pada pertanyaan yang lebih penting, mengapa ada
kalanya Tuhan langsung membunuh orang berdosa dan ada kalanya tidak? Itu
sama sekali tidak berkaitan dengan perubahan emosi Tuhan, hari ini marah-marah,
lalu langsung membunuh siapa yang berdosa; lain kali pas lagi sabar, diampuni.
Tidak!
Mari kita pahami dulu apa itu dosa dan apa kaitannya itu
dengan kematian.
Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut;
Ayat ini ada di Perjanjian Baru atau Perjanjian Lama? Perjanjian Baru, ini tulisan rasul Paulus!
Rasul Paulus menulis ayat ini sebelum
atau sesudah
Yesus kembali ke Surga? Sesudahnya, karena Saulus (atau kemudian dia
memilih memakai nama Paulus), baru menjadi pengikut Yesus setelah Yesus kembali
ke Surga!
Jadi, berarti SETELAH KEMATIAN YESUS PUN, UPAH DOSA TETAP MAUT,
bukan?
Tetapi, yang banyak disalahpahami oleh
orang Kristen adalah, “maut” yang dikatakan di sini bukanlah kematian kodrati
sebagai keturunan Adam, melainkan ini adalah KEMATIAN YANG KEKAL.
Pada waktu Adam dan Hawa diperingatkan oleh Tuhan “pada hari engkau
memakannya, engkau pasti akan mati” Tuhan
tidak berbicara tentang kematian berpisahnya tubuh dari nafas hidup, melainkan
Tuhan berbicara tentang KEMATIAN YANG KEKAL.
Karena itu Adam dan Hawa tidak langsung
jatuh mati tidak bernyawa di taman Eden. Tetapi, KETIKA MEREKA
BERBUAT DOSA, STATUS MEREKA YANG TADINYA BISA HIDUP TERUS, PADA SAAT ITU
BERUBAH MENJADI ORANG-ORANG YANG BERADA DI BAWAH HUKUMAN KEMATIAN KEKAL.
Itulah sebabnya Tuhan memberikan mereka janji seorang Penebus (Kejadian 3:15)
supaya mereka bisa lolos dari kematian kekal itu.
Mengapa di Perjanjian Lama Tuhan
memberikan hukuman mati bagi orang-orang yang melanggar perintahNya?
Karena pada waktu itu Tuhan mau
membentuk bangsa pilihanNya. Untuk membentuk bangsa pilihanNya, Tuhan harus
mengajar mereka bahwa TUHAN ITU KUDUS, oleh karena itu
bangsa pilihanNya juga harus kudus, tidak boleh sama dengan
bangsa-bangsa yang lain di sekitar mereka. Kalau kudus ya tidak boleh berbuat
dosa.
Keluaran 19:5-6
5Jadi sekarang, jika kamu
sungguh-sungguh mau mematuhi suara-Ku dan memelihara Perjanjian-Ku,
maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku di
atas segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. 6Dan kamu akan menjadi bagi-Ku sebuah
kerajaan imam dan sebuah bangsa yang kudus.’ Inilah firman yang
harus kausampaikan kepada orang Israel.’
Tuhan mau mendidik mereka bagaimana
hidup kudus itu, yaitu dengan melakukan semua perintahNya, JIKA MEREKA
MELANGGAR, MEREKA AKAN MATI. Jadi Tuhan mau mereka mengerti bahwa DOSA ITU MENGAKIBATKAN KEMATIAN
KEKAL dengan memberi contoh kematian yang instan pada
orang-orang yang berbuat dosa. Kematian fisik yang langsung mereka saksikan adalah
contoh bahwa Tuhan tidak mentoleransi dosa.
Tetapi sebenarnya kematian fisik
saja bukanlah hukuman dosa kita. Itu adalah kodrat
yang kita warisi sebagai keturunan Adam. Semua manusia harus mati, apakah dia orang
suci atau orang berdosa. Jadi kematian fisik bukanlah hukuman atas dosa yang
kita buat. Itu adalah akibat dosa yang dibuat Adam. Kita tidak bisa menghindari
kematian fisik ini walaupun kita hidup suci.
Karena itu janganlah kita beranggapan
bahwa karena di zaman modern ini tidak ada manusia yang
langsung jatuh mati pada waktu dia melanggar Hukum Tuhan (artinya pada
waktu dia berbuat dosa), itu tidak berarti bahwa hukumannya sudah diperingan,
atau Hukum Tuhan sudah dihapus sehingga tidak ada lagi pelanggaran. Itu hanya berarti bahwa Tuhan sudah tidak merasa perlu memberikan
contoh soal lagi kepada manusia. Tapi percayalah,
UPAH DOSA TETAP MAUT
Dan “maut” yang dimaksud adalah KEMATIAN KEKAL. Ini
pasti akan terjadi pada mereka yang mati dalam dosanya.
Pertanyaan berikutnya: Kematian Kekal
itu apa?
Kematian kekal adalah kematian yang
dialami Yesus di atas salib. Yesus mengalami kematian kekal kita, supaya kita
tidak usah mengalaminya.
Ketika di atas salib Yesus berseru "Eli, Eli,
lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?” [Matius 27:46], Dia
mengalami kematian kekal. Karena pada waktu itu DOSA SELURUH DUNIA DARI ADAM HINGGA
MANUSIA YANG TERAKHIR SEDANG DIPIKULNYA, Allah Bapa yang tidak bisa
mentoleransi dosa, tidak bisa melihat Yesus. Selama hidupNya di dunia, setiap
hari Yesus hidup bersama Allah Bapa, tetapi pada saat Yesus berada di atas salib
menanggung dosa seluruh dunia, dosaku dan dosamu, Dia mengalami kematian yang
kekal, terpisah dari Allah Bapa yang tidak bisa
mentoleransi semua dosa itu. Jadi dosa itu memisahkan kita dari Allah. Jika manusia
mati dalam dosanya, dia selamanya terpisah dari Allah.
Yesus sudah menjalani kematian kekal
bagi kita, jadi kita sendiri tidak usah menjalaninya jika kita beriman kepada
Yesus dan mengasihiNya. Karena jika tidak, maka kita harus menjalani KEMATIAN
KEKAL itu sendiri.
Luar biasa bukan ajaran Tuhan kita?
Mana ada ajaran lain yang seperti ini? Hanya di agama Kristen diajarkan bahwa Allah
berinkarnasi menjadi manusia untuk mati menebus manusia dari hukuman dosanya.
Mana ada ajaran lain yang menyatakan sedemikian besarnya kasih Allah kepada
manusia?
Wahyu 20:14-15
14 Dan maut dan kubur
dilemparkanlah ke dalam lautan api. Inilah kematian yang kedua. 15 Dan barangsiapa yang namanya tidak ditemukan
tertulis di dalam Kitab Kehidupan itu, dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Kematian yang pertama itu bukan
apa-apa, bagi umat Allah itu hanya tidur lelap hingga dibangkitkan saat
kedatangan kedua Kristus.
Tapi kematian yang kedua atau kematian kekal,
itu yang mengerikan. Bukan saja matinya terbakar api yang turun dari
langit, yang membakarnya hingga habis menjadi debu, tetapi orang ini kehilangan
kesempatan untuk melihat langit baru dan bumi baru, yang kekal abadi, di mana
umat Allah yang setia bisa hidup untuk selama-lamanya.
Semoga kita tidak termasuk yang
mengalami kematian kekal ini.
Amin.
29 12 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar