144. HUKUM YANG MEMERDEKAKAN
BUKAN MERDEKA DARI HUKUM
_____________________________________________________
Roma 8:2
karena Hukum Roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesus, telah memerdekakan aku dari hukum dosa dan maut.
Karena
ayat ini, banyak orang Kristen mengatakan bahwa Kristus sudah menghapus Hukum
Taurat dan sudah memerdekakan kita dari tuntutan Hukum Taurat. Ini adalah pemahaman Alkitab yang tidak
tepat, dan ajaran yang menyimpang dari Alkitab. Membaca Alkitab tidak boleh
hanya mengambil 1-2 ayat, tapi harus seluruh isi Alkitab itu, karena semua
tulisan di Alkitab itu diilhami oleh Roh Kudus, jadi tidak ada yang
bertentangan.
BEDA BESAR SEKALI
ANTARA
“HUKUM YANG
MEMERDEKAKAN”
DENGAN
“MERDEKA DARI HUKUM”
KRISTUS TIDAK MENGGANTIKAN HUKUM TAURAT,
DIALAH MANIFESTASI YANG HIDUP DARI HUKUM TAURAT ITU.
Hukum
Taurat itu siapa yang bikin? Tuhan!
Maka
jika ketetapan yang dibuat oleh Tuhan dilanggar, apa namanya? Dosa.
1 Yohanes 3:4
Siapa
yang berbuat dosa, juga melanggar Hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran Hukum
Allah.
Jelas
sekali deskripsinya.
Manusia
selalu berusaha menghapus Hukum Allah, mengira dengan demikian mereka bisa
menghapus dosa. Tapi, dosa justru semakin merebak di dunia.
Waktu
Kristus hidup di dunia ini, apakah Dia pernah berbuat dosa? Tidak.
Berarti Dia
tidak pernah melanggar Hukum Allah. Dialah manifestasi dari Hukum Taurat itu,
karena Dia patuh kepada semua Hukum Taurat, Kristus-lah Hukum Taurat yang hidup, bernapas dan
berjalan.
Dan Dia
mengajarkan kepada manusia, bagaimana cara melakukan Hukum Taurat dengan baik
dan benar. Bukan seperti yang diajarkan orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat itu sendiri tidak tahu
bagaimana seharusnya menghidupkan Hukum Taurat itu. Karena itu yang mereka
ajarkan kepada umat juga adalah Hukum Taurat versi pemahaman mereka sendiri,
bukan Hukum TAURAT VERSI TUHAN.
Nah,
Kristus datang untuk meluruskan apa yang bengkok ini. Kristus menunjukkan bagaimana seharusnya menghidupkan
Hukum Taurat itu menurut versi Tuhan. Karena itu Kristus sendiri
berkata di Matius 5:17-18:
5:17 Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan kitab Hukum Taurat atau kitab
para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena sesungguhnya Aku berkata
kepadamu: ‘Sampai lenyap langit dan
bumi satu iota atau satu titik pun tidak
akan ditiadakan dari Taurat, sampai semuanya
digenapi.
Jadi,
apakah Hukum Taurat itu dihapus oleh Kristus? TIDAK!
Bahkan
Kristus berkata, “Sampai lenyap langit dan bumi
satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Taurat.”
Bayangkan!
Sampai lenyap langit dan bumi ini, Hukum Taurat itu tetap utuh! Apalagi
sekarang langit dan bumi ini belum lenyap, kenapa banyak orang justru mau
melenyapkan Hukum Taurat itu?
Jadi
apakah orang Kristen harus menghidupkan Hukum Taurat? HARUS!
1 Yohanes 2:6
Dia
yang mengatakan bahwa ia tinggal di dalam Dia, ia sendiri wajib hidup sedemikian rupa, yang sama seperti Kristus telah
hidup.
Bagaimana
Kristus hidup? Patuh kepada Hukum Taurat, karena Kristus
tidak pernah berbuat dosa.
Dan
dikatakan di sini “wajib”, jadi bukan “boleh atau tidak”, “suka-suka yang mau”,
melainkan “WAJIB”. WAJIB itu artinya HARUS, tidak ada pilihan yang
lain.
Jadi
bagaimana Kristus dulu hidup, itu yang harus kita ikuti.
Lalu ada
orang-orang sinis yang berkata, “Kristus berjalan kaki ke mana-mana, berarti
kita tidak boleh naik kendaraan.”
Bukan
begitu.
Yang kita tiru itu prinsip
hidupNya.
ü Kristus
tidak melanggar Hukum Allah, itu yang harus kita ikuti.
ü Kristus
tidak berbuat dosa, itu yang harus kita ikuti.
ü Kristus
mengasihi Allah, itu yang harus kita ikuti.
ü Kristus
mengasihi sesama, itu yang harus kita ikuti.
ü Kristus
berserah total kepada Allah Bapa, itu yang kita ikuti.
Jadi
Hukum Allah itu tetap ada, dan tetap tidak boleh dilanggar! Dan Kristus memberi
contoh untuk mematuhi Hukum Allah, bukan melanggarnya.
Sekarang
ada beberapa ayat yang sering dipakai orang untuk mengatakan bahwa kita sudah
merdeka dari Hukum, maksud mereka Hukum tidak mengikat kita lagi, kita tidak
usah mematuhi Hukum.
APAKAH BENAR KRISTUS MEMERDEKAKAN KITA
DARI HUKUM?
Mari
kita lihat beberapa ayat yang bicara soal “memerdekakan” ini.
Dari
lima ayat ini TIDAK ADA SATU PUN
AYAT YANG MENGATAKAN BAHWA KRISTUS MEMERDEKAKAN KITA DARI HUKUM TAURAT!
a)
Mari kita
lihat Roma 8:2:
Kita lihat terjemahan KJV (KJV adalah
terjemahan yang paling dekat dengan salinan naskah aslinya, terjemahan LAI
sering kurang tepat.)
“For the law of the Spirit of life in Christ Jesus hath made me free from the law of sin and death.”
Ini kalau diterjemahkan ke bahasa
Indonesia, “karena Hukum Roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesus, telah memerdekakan aku dari hukum dosa dan maut.
Jadi kita dimerdekakan dari apa? Dari Hukum Dosa dan maut
(kematian kekal).
Apa yang dimaksud dengan Hukum dosa?
Paulus di sini sudah memberikan
jawabannya. Hukum dosa adalah maut
atau kematian kekal. Kalau manusia berdosa upahnya adalah kematian, kan? “Upah dosa
ialah maut” (Roma 6:23).
Apa ayat ini mengatakan kita
dimerdekakan dari Hukum Taurat? Sama sekali tidak. Ayat ini mengatakan bahwa kita dimerdekakan
dari Hukum Dosa! Jangan salah mengerti.
Bagaimana kita bisa dimerdekakan atau
dibebaskan dari Hukum Dosa?
Kalau kita hidup dalam Hukum Roh,
yaitu bila kita
hidup dalam Kristus Yesus. Jadi ada syaratnya. Kita bisa
dimerdekakan dari Hukum Dosa (yaitu kematian kekal), jika kita hidup dalam Hukum
Roh (yaitu hidup dalam Kristus Yesus).
Jelas sekarang ayat ini?
Mari kita baca perikop ini supaya semakin jelas.
8:3 Sebab
apa yang tidak bisa dilakukan Hukum Taurat
karena melalui daging ia lemah, Allah dengan mengutus Anak-Nya sendiri dalam keserupaan dengan daging yang berdosa, dan untuk dosa,
telah menghukum dosa dalam daging.
Inilah ayat yang sering dipakai orang
Kristen untuk mengatakan bahwa karena manusia itu daging yang lemah, tidak
mungkin bisa melakukan Hukum Taurat, Kristus sudah melakukan penurutan itu
untuk kita, maka kita sendiri sudah tidak usah melakukannya.
Memang benar Kristus
sebagai 100% manusia, yang
punya kelemahan yang sama seperti kita, telah membuktikan Dia bisa memenuhi
seluruh tuntutan Hukum Tuhan dan mematuhinya tanpa cacat cela,
karena Dia sepenuhnya berserah kepada tuntunan dan kehendak Allah Bapa. Karena
itu Dia
telah menghukum dosa dalam kedagingan,
Dia telah membuktikan bahwa daging bisa mengalahkan dosa.
Tapi tunggu dulu, tidak ada
kata-kata di tulisan Paulus ini yang mengatakan oleh karena Kristus
bisa melakukannya dengan sempurna lalu kita
tidak usah
melakukannya sendiri! Sebaliknya 1 Yohanes 2:6 tadi malah mengatakan
bahwa kita wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Berarti kita wajib
meniru Kristus, wajib mengikuti teladan yang diberikan Kristus.
8:4 supaya
tuntutan Hukum Taurat boleh digenapi di dalam kita, yang tidak hidup
menurut daging, tetapi menurut Roh.
Ayat ini justru menekankan bahwa “tuntutan Hukum
Taurat boleh atau bisa digenapi di dalam kita.” Jadi itu bukan
mustahil. Tuntutan Hukum Taurat bisa digenapi di dalam kita, bukan dihapuskan bagi kita. Jangan salah membaca.
Bagaimana caranya?
Kita tidak hidup
menurut daging tetapi menurut Roh.
Apa bedanya “hidup menurut daging” dan “menurut
Roh”? Jawabannya ada di ayat-ayat berikutnya.
8:5 Sebab
mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang
dari daging; tetapi mereka
yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
8:6 Karena
berpikiran jasmani (menurut
daging) adalah maut, tetapi berpikiran rohani adalah hidup dan damai
sejahtera.
8:7 Sebab
pikiran yang jasmani itu perseteruan melawan Allah, karena ia tidak takluk kepada Hukum
Allah; dan memang tidak
bisa.
8:8 Maka dengan demikian, mereka yang hidup dalam
daging, tidak bisa
menyenangkan Allah.
8:9 Tetapi
kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang demikian, Roh Allah diam di dalam kamu. Nah, siapa pun yang tidak memiliki Roh Kristus,
ia bukan milik Kristus.
8:10 Dan jika Kristus ada di dalam
kamu, maka tubuh itu mati karena dosa, tetapi Roh itulah hidup karena kebenaran.
Paulus menjelaskannya dengan sangat
terang di sini. Jadi kalau diperinci di sini,
Berpikiran menurut daging
= pikiran yang jasmani itu:
ü Memikirkan hal-hal daging/jasmani
ü Itu menuju maut, karena dosa
ü Itu perseteruan melawan Allah
ü Tidak mungkin bisa patuh kepada Hukum
Allah
ü Tidak berkenan kepada Allah
ü Bukan milik Kristus
Sebaliknya hidup menurut
Roh itu:
ü Memikirkan hal-hal yang rohani
ü Itu menuju hidup dan damai sejahtera
ü Hidup karena kebenaran
ü Berkenan kepada Allah
ü Takluk kepada Hukum Allah
ü Memiliki Roh Kristus
Coba direnungkan lagi. Yang mengaku
umat Allah adalah orang-orang yang hidup dalam Roh, kan? JADI BUKAN ORANG YANG
HIDUP DALAM ROH MALAH TIDAK PATUH KEPADA HUKUM ALLAH, mereka justru takluk
atau patuh kepada Hukum Allah.
Ayat-ayat ini tidak berkata bahwa umat
Allah itu merdeka dari Hukum Allah, tapi mereka merdeka dari dosa dan
kematian.
Jadi apa yang memerdekakan? Hukum ROH YANG HIDUP
atau terjemahan yang lebih tepat adalah Hukum ROH YANG MEMBERI HIDUP.
Hukum Roh yang memberi hidup itu apa? Bila kita hidup di dalam Roh,
kita beroleh hidup (kekal).
Hidup di dalam Roh itu berlawanan dengan
hidup di dalam daging, sedangkan hidup di dalam daging itu TIDAK patuh kepada
Hukum Allah (ay 7), maka hidup di dalam Roh
itu PATUH KEPADA HUKUM ALLAH.
Berarti PATUH KEPADA HUKUM ALLAH memerdekakan kita dari apa? Dari
Hukum Dosa dan maut (kematian kekal) (Kematian kekal/maut itulah
upah dosa).
Maka menurut Roma 8:2, apakah orang
Kristen harus PATUH KEPADA HUKUM ALLAH supaya boleh merdeka dari Hukum dosa
yaitu kematian kekal? YA IYALAH kalau
tidak ingin kena Hukum dosa!
Kita lihat contoh yang lain.
b)
Yohanes 8:36.
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu maka kamu baru benar-benar merdeka.
Kalau kita baca seluruh perikopnya ini
adalah pembicaraan Yesus dengan orang-orang Yahudi yang mempercayai Dia.
Orang-orang Yahudi ini dibesarkan dan dididik oleh ajaran-ajaran orang Farisi
dan para ahli Taurat yang banyak salahnya. Sekarang Yesus berkata kepada
mereka,
Yohanes 8:31-32
31 Lalu kata Yesus kepada
orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, ‘Jika kamu tetap dalam Firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku 32dan
kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
memerdekakan kamu.’
Yesus berkata kepada mereka, “Dengarkan
firmanKu, dengarkan ajaranKu. AjaranKu ini yang benar, bukan apa yang dikatakan
orang-orang Farisi. Dan kalau kamu berpegang pada ajaranKu, kamu akan tahu
kebenaran itu apa, dan kebenaran itu yang akan memerdekakan kamu.”
Memerdekakan dari apa?
Dari
konsep-konsep yang salah yang sudah ditanamkan kepada mereka oleh orang-orang
Farisi dan para ahli Taurat.
Apakah konsep-konsep yang salah itu
bisa menyelamatkan? Tidak. Mereka malah mendatangkan kematian, karena salah.
Maka memerdekakan dari konsep-konsep
yang salah sama dengan
memerdekakan dari kematian. Bisa dipahami?
Orang-orang Yahudi itu belum mengerti,
dan mereka mengatakan, “Kami ini orang merdeka, kami bukan hamba siapa-siapa.
Kami ini sudah merdeka.” Orang-orang
Yahudi ini tidak mengerti bahwa Yesus bicara soal kerohanian, orang Yahudi bicara soal
jasmani. Memang secara jasmani
mereka bukan hamba siapa-siapa, tetapi secara rohani mereka sudah terbelenggu konsep ajaran kerohanian
yang salah. Dan Yesus berkata,
“Kalau kamu berpegang pada FirmanKu, pada ajaranKu, maka kamu akan terbebas
dari konsep ajaran kerohanian yang salah, kamu akan terbebas dari kematian
kekal, kamu akan tahu kebenaran itu apa, dan kebenaran itu adalah hidup kekal.”
AYAT
INI TIDAK BERKATA BAHWA YESUS MEMERDEKAKAN KITA DARI HUKUM TAURAT ATAU HUKUM
TUHAN, melainkan dari konsep/ajaran
kerohanian yang salah.
c) Galatia
5:1.
Oleh karena itu, berdirilah teguh dalam kemerdekaan dengan mana Kristus telah
memerdekakan kita, dan jangan terjerat lagi oleh kuk perhambaan
Lihat, dikatakan di sini Kristus telah
memerdekakan kita. Berarti dosa kita yang lalu sudah diampuni, kita sudah tidak
di bawah cengkeraman dosa. Tapi bisakah kita kembali dicengkeram dosa? Bisa! Karena itu Paulus mengingatkan, “jangan terjerat lagi oleh kuk perhambaan.”
“Kuk perhambaan” apa yang dibicarakan
di sini? Mari kita baca tulisan Paulus tentang perhambaan ini supaya kita
mengerti perhambaan apa yang dimaksudnya:
Roma
6:17-18
17 Tetapi syukurlah kepada
Allah! Dahulu kamu hamba dosa, tetapi kamu telah mematuhi dari
hatimu bentuk ajaran yang disampaikan kepadamu itu. 18 Setelah dimerdekakan
dari dosa, kamu menjadi hamba kebenaran.
Apa Paulus mengatakan ini kuk
perhambaan Hukum Taurat? Sama sekali bukan! Tapi KUK PERHAMBAAN DOSA!
Hamba dosa itu apa? Hamba dosa itu
terus-menerus melanggar Hukum Tuhan, ketagihan melanggar Hukum Tuhan, tidak
takut melanggar Hukum Tuhan, tidak
punya keinginan untuk bertobat, tidak punya kemauan untuk berubah.
Jadi, Paulus berkata bahwa kita ini
SUDAH DIMERDEKAKAN DARI KUK PERHAMBAAN DOSA. Dosa kita yang lama sudah dihapus,
sudah tidak menguasai kita lagi, karena Yesus sudah membayar hukuman dosa kita.
Jadi, jangan rancu. Kita BUKAN DIMERDEKAKAN
DARI HUKUM TAURAT ATAU HUKUM TUHAN, tapi dari kematian kekal, dari perhambaan
dosa!
Di seluruh tulisannya, Paulus sama
sekali tidak pernah berkata bahwa setelah kita menerima keselamatan pemberian Tuhan,
kita boleh melanggar Hukum Tuhan, kita merdeka berbuat sesuka hati!
Mari kita baca tulisan Paulus yang lain
yang sangat jelas bahwa ORANG
PERCAYA, HARUS HIDUP DI DALAM HUKUM TUHAN, BUKAN DI LUAR HUKUM TUHAN.
Roma
6:15
Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita
tidak di bawah Hukum Taurat, tetapi di bawah kasih
karunia? Sekali-kali tidak!
Roma
3:31
Jika demikian, apakah kami membatalkan Hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkan Hukum
itu.
Roma 6:1-2
1 Jika demikian, apakah
yang hendak kita katakan? Akankah kita terus melakukan dosa supaya boleh ada banyak kasih karunia? 2
Sekali-kali tidak! Bagaimana mungkin kita yang telah mati bagi dosa, masih hidup terus di dalamnya?
Mari kita baca juga tulisan Yohanes,
rasul yang dikasihi itu:
1
Yohanes 2:3-5
3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu
jikalau kita menuruti Perintah-perintah-Nya. 4 Dia yang berkata, ‘Aku mengenal Dia’ dan
tidak menuruti Perintah-perintahNya, ia
seorang pendusta dan kebenaran tidak ada dalamnya. 5 Tetapi barangsiapa menuruti Firman-Nya, di dalam orang itu sungguh kasih
Allah sudah disempurnakan. Dengan itulah kita tahu, bahwa kita ada di dalam Dia.
1
Yohanes 3:6-9
6 Barangsiapa yang tetap berada di dalam
Dia, tidak berbuat dosa; barangsiapa yang berbuat dosa, belum
melihat Dia, dan tidak mengenal Dia. 7 Anak-anakku,
janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat
kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar. 8 Dia yang berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis telah berbuat dosa dari mulanya. Demi tujuan inilah Anak Allah dinyatakan supaya Ia boleh menghancurkan pekerjaan-pekerjaan Iblis. 9 Barangsiapa yang telah dilahirkan dari Allah, tidak berbuat dosa; sebab benih Allah tinggal di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat
dosa, karena ia telah dilahirkan dari Allah.”
Yohanes
14:15
Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku
tah-Ku.
Seluruh Alkitab itu mengajarkan
penurutan kepada segala Perintah Tuhan, tidak ada yang
mengajarkan manusia boleh berbuat sesuka hatinya melanggar Perintah Tuhan.
d) Yakobus
1:25
Tetapi barangsiapa meneliti Hukum yang memerdekakan yang
sempurna, dan bertekun di dalamnya, tidak
sebagai pendengar yang pelupa,
tetapi sebagai pelaku yang melakukannya, orang ini akan diberkati perbuatannya.
Apa artinya “Hukum yang memerdekakan”?
Artinya jika Hukum itu dilakukan dengan
sungguh-sungguh, dia memerdekakan kita.
Memerdekakan dari apa? Dari dosa dan
kematian kekal (hukuman dosa).
Nah, di sini dikatakan, Hukum yang
memerdekakan itu:
Ø harus
diteliti, artinya dipelajari baik-baik,
Ø bertekun
di dalamnya, dengan serius, bukan main-main,
Ø bukan
hanya didengarkan lalu dilupakan,
Ø tetapi
dilakukan, dihidupkan.
Dan jika kita melakukan semua itu, kita
akan diberkati, kita merdeka.
Jadi “Hukum yang
memerdekakan” ini HARUS DILAKUKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH. Bukan
hanya didengar lalu dilupakan.
Jadi ayat itu tidak berkata MEMERDEKAKAN KITA DARI HUKUM,
TAPI HUKUM YANG JIKA DILAKUKAN DENGAN
SUNGGUH-SUNGGUH, ITU MEMERDEKAKAN
KITA DARI DOSA DAN HUKUMAN DOSA (KEMATIAN KEKAL)
Sebuah ilustrasi.
Hukum lalulintas itu memerdekakan orang
yang sungguh-sungguh melakukannya. Artinya, kalau kita patuh pada Hukum
lalulintas, kita tidak melanggar Hukum lalulintas, kita merdeka, tidak ada
polisi yang bisa menangkap kita, karena
kita tidak melanggar apa-apa. Jadi, Hukum lalulintas ini harus dipatuhi atau
tidak? Kalau
kita mau merdeka, ya harus kita patuhi.
Kalau kita tidak patuh, kita ditangkap
polisi, dan kita kehilangan kemerdekaan kita.
Sama dengan Hukum Tuhan. Kalau kita lakukan
dengan sungguh-sungguh, Hukum itu memerdekakan kita dari segala hukuman dosa.
Kita diberkati.
e) Yakobus
2:12.
Jadi berbicaralah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh Hukum yang memerdekakan.
Kalau kita sudah memahami poin d), maka
tidak ada kesulitan sama sekali untuk memahami poin e) ini.
Apakah setiap orang Kristen akan dihakimi?
Ya.
Ibrani
9:27
Dan sebagaimana telah ditetapkan
bagi manusia untuk mati satu kali, tetapi sesudah
itu penghakiman.
Lalu berdasarkan apa manusia
dihakimi? Ayat di atas mengatakan bahwa manusia akan dihakimi oleh “Hukum
yang memerdekakan”.
Menurut kalian, Hukum yang manakah ini?
Tentunya Hukum Tuhan, bukan? Karena ini
berbicara tentang kerohanian.
Hukum Tuhan yang mana?
Ya semua
Hukum Tuhan, semua yang diperintahkan Tuhan.
ü Seluruh
10 Perintah Tuhan, bukan hanya sebagian.
ü Hukum
Tuhan tentang makanan dan minuman yang boleh dan tidak boleh dimakan atau
diminum.
ü Hukum
Tuhan tentang gaya hidup.
ü Semua
Hukum Tuhan yang ada di Alkitab kecuali yang berkaitan dengan upacara Bait Suci
yang sudah digenapi oleh kematian Yesus di salib.
Ini
adalah kata-kata Yesus sendiri.
Yohanes
8:51
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, ‘Jika seseorang menuruti firman-Ku, ia tidak akan pernah mengalami maut.
Ingat ya, “maut” artinya
kematian kekal, eliminasi yang terakhir untuk selama-lamanya.
Yang manakah Firman Tuhan?
Ya seluruh isi Alkitab.
Banyak
orang Kristen berkata, “Yang penting itu KASIH. Hukum itu dikalahkan oleh
kasih. Asal kita mengasihi Kristus dan sesama, itu sudah cukup.
Bagus!
Tidak salah itu. Sekarang coba kita lihat,
apa definisi KASIH menurut Alkitab, atau menurut Yesus? Jangan memakai
definisi kita sendiri, tetapi coba kita lihat apa kata Yesus tentang KASIH.
Yohanes 14:23-24
23Jawab Yesus dan berkata kepadanya, ‘Jika seorang mengasihi
Aku, ia akan menuruti Firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan
datang kepadanya dan membuat tempat tinggal Kami
bersamanya. 24 Dia
yang tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti kata-kata-Ku;
dan Firman yang kamu dengar itu bukanlah dari
Aku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
Yohanes 14:21
Dia yang memegang Perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan dia yang mengasihi Aku,
akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihinya, dan akan menyatakan
Diri-Ku kepadanya.
Heran? Kasih
tapi kembali kepada mematuhi Hukum, kepada mematuhi Perintah Tuhan.
Jadi JANGAN BICARA TENTANG KASIH
KALAU KITA TIDAK MAU TUNDUK KEPADA HUKUM DAN PERINTAH TUHAN. Selama
kita dengan sengaja tidak mau mematuhi Hukum dan Perintah Tuhan, kita tidak
mengasihi Tuhan ~ menurut definisi Yesus sendiri!
Semoga kita semua menjadi lebih
sadar, bila kita membaca Alkitab, janganlah kita memakai pemahaman kita
sendiri, melainkan membaca dengan teliti dan minta bimbingan Roh Kudus supaya
kita tidak salah paham. Karena bila kita salah paham, kita yang rugi. Bila kita
dengan sengaja melanggar Hukum Tuhan dan menganggapnya tidak apa-apa karena
Kristus sudah memenuhinya untuk kita, suatu hari kita akan kecewa dan terkejut
mendengar Kristus berkata, “Bukan setiap orang yang
berseru kepadaKu ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari itu banyak orang akan berseru kepada-Ku ‘Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat dalam nama-Mu,
dan mengusir setan dengan nama-Mu, dan
mengadakan banyak mujizat dalam nama-Mu?’
Pada waktu itulah Aku akan menyatakan kepada
mereka, ‘Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari Aku, kamu sekalian yang mempraktekkan pelanggaran Hukum!” (Matius 7:21-23)
Perhatikan
peringatan Yesus ini. Orang-orang yang ditolakNya bukan orang-orang yang tidak
mengenal Tuhan, melainkan mereka ini justru sudah bernubuat dengan namaNya,
sudah mengusir Setan dengan namaNya, sudah bikin banyak mujizat dengan namaNya,
jadi mereka
ini orang-orang Kristen yang hebat di mata dunia, penginjil-penginjil
yang terkenal, orang-orang yang dikenal sebagai hamba-hamba Tuhan yang tenar,
orang-orang yang aktif dalam pelayanan. Tetapi
mereka ini TIDAK MELAKUKAN KEHENDAK BAPAK DI SURGA, dengan kata lain mereka itu
TIDAK MEMATUHI PERINTAH DAN HUKUM TUHAN!
Dan
Yesus berkata, “Sori, Aku tidak kenal kalian, enyahlah, kalian para pelanggar
Hukum!”
Mengapa
orang-orang yang sudah berbuat banyak hal-hal yang positif dan hebat ini malah
disebut Yesus, “yang
mempraktekkan pelanggaran Hukum”? Karena mereka TIDAK MEMATUHI
PERINTAH DAN HUKUM TUHAN. Dan melanggar Hukum Tuhan itu namanya DOSA!
Coba
perhatikan apa kata Paulus tentang dosa:
Ibrani
10:26-27
Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah kita menerima
pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk dosa melainkan suatu penantian yang menakutkan akan penghakiman dan api kemarahan
yang akan melahap habis para musuh.
Jika
kita sudah tahu apa yang benar, jika kita sudah tahu Hukum Tuhan itu kekal, “sampai lenyap
langit dan bumi” ini Hukum Taurat itu utuh, tidak akan hilang satu
titik pun, tetapi kita SENGAJA
TIDAK MAU MEMATUHINYA, kita dianggap
orang hina, orang durhaka, dan apa yang akan kita peroleh adalah kematian
yang mengerikan oleh api yang dahsyat. Teman-teman dosa bukan
hanya melanggar apa yang dilarang Allah. Tapi tidak melakukan apa yang kita
tahu itu baik saja, itu sudah dosa.
Yakobus 4:17
Jadi, bagi dia yang
tahu bagaimana berbuat baik, dan tidak melakukannya, baginya itu dosa.
Jadi
tidak ada alasan untuk berkelit.
Kita
harus mempelajari Alkitab dengan tujuan mencari kebenaran Tuhan karena hanya itu yang akan menyelamatkan
kita. Bukan mencari pembenaran bagi pelanggaran kita.
Semoga
keselamatan yang telah kita peroleh, boleh dipertahankan terus hingga
Maranatha.
17 03 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar