153. PELAJARAN DARI SERIGALA DAN ULAR
______________________________________________________________
Bahan pembahasan
ini diambil dari dua episode pertama seri khotbah Pdt. Kristyono: Pertentangan
besar antara Tuhan dengan Setan.
Sejak
Lucifer, kerub yang menudungi takhta Allah di Surga, memberontak dan menentang
Allah, maka dimulailah pertentangan besar antara Tuhan dengan Setan. Alkitab
memberikan kisahnya kepada kita di kitab Yesaya 14:12-14
14:12 Betapa
engkau sudah jatuh dari Surga, hai Lucifer
(Bintang Fajar), putera fajar! Engkau sudah ditebang
dan jatuh ke tanah, yang melemahkan bangsa-bangsa!
14:13 Karena engkau telah
berkata dalam hatimu: ‘Aku akan naik ke Surga, aku akan
meninggikan takhtaku di atas
bintang-bintang Allah, dan aku juga akan duduk
di bukit pertemuan, di sebelah utara.
14:14 Aku akan naik mengatasi ketinggian awan-awan, aku akan menjadi seperti Yang Mahatinggi!’
Kata yang diterjemahkan “Bintang
Timur” oleh LAI, berasal dari kata הילל [hêylêl hay-lale'] yang
oleh KJV ditulis “Lucifer” yang diambil dari Vulgata Latin. Arti kata הילל
[hêylêl hay-lale'] sebenarnya adalah:
bintang fajar, yang bercahaya, pembawa terang. Karena memang itulah
kerub yang menudungi takhta Allah. Dengan demikian kata "Lucifer"
kemudian dikenal sebagai nama mantan kerub yang telah memberontak (Setan).
Kita lihat di ayat 12
di atas bahwa Lucifer ini ibaratnya pohon, telah ditebang, dan jatuh ke bumi.
Di kitab Wahyu ada
informasi yang lebih jelas tentang peperangan yang terjadi di Surga akibat ulah
Lucifer. Lucifer dan pengikut-pengikutnya yang semuanya malaikat, memberontak,
sehingga Mikhael, Penghulu Malaikat, panglima perang bala tentera surgawi,
harus turun tangan untuk mengembalikan ketenteraman di Surga dengan
mengenyahkan Lucifer dan pengikut-pengikutnya.
Marilah kita ke Wahyu 12:7-12.
12:7 Dan ada
peperangan di Surga: Mikhael dan
malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu bersama
malaikat-malaikatnya melawan,
12:8 dan
kalah, begitu pula tempat mereka tidak ditemukan lagi di sorga.
12:9 Dan naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua, yang disebut Iblis dan
Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan keluar ke bumi, dan
malaikat-malaikatnya dilemparkan keluar bersama-sama
dengan dia.
12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata,
‘Sekarang telah tiba keselamatan dan kekuatan dan Kerajaan
Allah kita dan kekuasaan KristusNya, karena
pendakwa saudara-saudara kita telah dilemparkan ke bawah, yang mendakwa mereka
di hadapan Allah kita siang dan malam.
12:11 Dan mereka mengalahkan dia
oleh darah Sang Domba, dan oleh perkataan
kesaksian mereka, dan mereka tidak menyayangkan nyawa mereka sampai mati pun.
12:12 Karena itu bersukacitalah, hai semesta langit, dan kamu sekalian yang diam di dalamnya. Celaka bagi penghuni bumi
dan laut! Karena Iblis telah turun kepadamu, dengan
murka yang besar karena ia tahu ia hanya
punya waktu yang singkat.
Di sini Lucifer disebut
sebagai “naga” dan “ular tua” (ayat 9).
Mengapa terjadi
peperangan di Surga? Apa yang diinginkan oleh Lucifer, Iblis, Setan, si naga
atau ular tua itu?
Kita lihat alasannya
di Yesaya 14:14: “aku akan menjadi seperti yang mahatinggi!”
Jadi
kesombonganlah yang membuat kerub penudung takhta Allah itu mau menyamai Allah.
Lucifer menginginkan kedudukan Allah. Dia
ingin menjadi yang disembah oleh semua makhluk ciptaan. Ambisinya tidak
tanggung-tanggung, dia ingin menjadi allah. Dan, teman-teman, ambisinya itu diturunkannya kepada antikristus, yang juga
pengen disembah sebagai allah.
Jadi
hati-hati, bila kita melihat
- ada
yang bersikap minta disembah-sembah sebagai allah,
- yang duduk di takhta yang mirip deskripsi takhta Allah,
- takhtanya diapit oleh patung kerub seperti takhta Allah yang ditudungi kerub-kerub asli.
- menganggap perkataannya tidak bisa salah (infallible) seperti Allah,
- menyebut dirinya “suci” dan mencantumkan itu di gelarnya,
- merasa berhak mengubah isi Firman Allah,
dia memiliki roh Setan.
Yesus mengajarkan dengan jelas di Matius 20:26-28
20:26 Tetapi tidak boleh
demikian di antara kamu. Melainkan barangsiapa yang mau menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa
ingin menjadi pemimpin di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama seperti
Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Yesus ketika melayani, hidup sederhana. Di
Matius 8:20, Yesus berkata, “…‘Rubah-rubah punya
liang dan burung-burung yang terbang punya
sarang, tetapi Anak Manusia tidak punya tempat untuk membaringkan kepala-Nya.’”
Tetapi
yang mengaku wakil Kristus di dunia, disembah-sembah, diperlakukan sebagai
raja, hidup di istana. Lha yang ngaku wakil
kok mendapatkan penghormatan dan pengakuan lebih hebat daripada yang
diwakilinya?
Kembali
kita kepada Lucifer ini.
Yehezkiel 28:12-19 menyediakan sejumput kisah tentang Lucifer.
Di sini Lucifer diibaratkan raja Tirus.
28:12 ‘Anak manusia, angkatlah suatu ratapan mengenai raja Tirus,
dan katakanlah kepadanya, ‘Beginilah firman Tuhan ALLAH, ‘Engkaulah yang tertinggi, penuh hikmat dan sempurna keindahannya.
28:13 Engkau dulu di Eden, taman Allah; setiap batu permata yang
berharga adalah pakaianmu: yaspis merah,
krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu
darah, malakit dan emas. Seni pembuatan tambur dan alat tiupmu sudah
disiapkan untukmu pada hari penciptaanmu.
28:14 Engkau
adalah kerub
yang telah diurapi, yang menudungi; dan Aku telah menetapkan engkau
demikian; engkau ada di
gunung kudus Tuhan, engkau pernah berjalan bolak-balik di tengah-tengah batu-batu yang menyala.
28:15 Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu
sejak hari engkau diciptakan sampai kejahatan
ditemukan padamu.
28:16 Dengan banyaknya
barang daganganmu mereka telah memenuhi
hatimu dengan kekerasan, dan engkau telah berbuat dosa. Maka Aku akan membuang engkau sebagai barang tak berharga keluar dari
gunung Allah, dan Aku akan membinasakan engkau, wahai kerub penudung, dari tengah batu-batu yang menyala.
28:17 Hatimu
menjadi sombong karena kecantikanmu, engkau telah merusak hikmatmu oleh karena keindahanmu.
Aku akan lemparkan engkau ke tanah, Aku akan meletakkan engkau di hadapan raja-raja,
supaya mereka boleh menontonmu.
28:18 Engkau telah menajiskan tempat-tempat kudusmu dengan dosamu
yang banyak, dengan dosa perniagaanmu. Maka Aku
akan mendatangkan api dari tengahmu, yang akan memakan habis engkau dan Aku
akan menjadikan engkau abu di atas bumi di hadapan
semua mereka yang melihatmu.
28:19 Semua mereka
yang mengenal engkau di antara bangsa-bangsa akan
tercengang melihatmu. Engkau akan menjadi mengerikan dan engkau tidak akan ada lagi selamanya.
Jadi
Lucifer yang diciptakan begitu indah, sempurna, penuh hikmat, tidak bercela,
diurapi sebagai kerub penudung takhta Allah, yang begitu terhormat dan tinggi
posisinya, membiarkan egonya berkembang tak terkendalikan, sehingga dia berani
mengincar posisi Allah, Penciptanya.
Dan
dia bukan hanya menjadi serakah sendiri, tetapi di ayat 18 dikatakan bahwa dia membuat dosa dengan dagangannya.
Ternyata Lucifer ini ahli marketing. Apa yang dijualnya? Memangnya malaikat
yang hidup di Surga bisa berjualan apa? Jelas dia tidak berjualan pakaian atau
gadget teknologi, tidak ada yang membutuhkan itu di Surga. Apa yang dijual Lucifer adalah
gagasannya! Idenya bahwa dia bisa menjadi pemimpin yang lebih baik daripada
Tuhan! Dia menjual kebohongan tentang Tuhan. Dia
menjelek-jelekkan Tuhan dan menjual dirinya sebagai pemimpin yang lebih baik. Dia
berkampanye seperti manusia pada saat menghadapi Pilpres.
Kepada
siapa Lucifer menjual idenya? Kepada rekan-rekan malaikatnya.
Apakah
ada malaikat yang mau membeli jualannya? Ada! Bahkan Alkitab mengatakan bahwa 1/3 dari
malaikat di Surga termakan bujukan Lucifer dan membeli jualannya,
mereka berpihak kepadanya.
Kita lihat tulisan di Wahyu 12:3-4
12:3
Maka tampaklah suatu tanda yang lain
di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh
dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga
dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak
melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, begitu
Dia dilahirkan.”
Seringkali
di dalam nubuatan, naga itu selain melambangkan Setan atau Iblis seperti
yang disebut di Wahyu 12:9 di atas, naga juga melambangkan penguasa/pemerintahan sipil yang
dipakai oleh Setan untuk melaksanakan perintahnya. Firaun juga pernah disebut “naga besar”
(Yehezkiel 29:3) tapi di Alkitab terjemahan LAI ditulis “buaya besar” sehingga
identitasnya jadi kabur karena tidak sama dengan yang di Wahyu. Di Daniel 7:19-25, naga itu kekaisaran Roma. Jadi di zaman itu Roma adalah naga secara jasmani
sedangkan Setan/Iblis itu naga rohaninya, dia yang ada di belakang layar naga
jasmani.
Nah,
di Wahyu 12:3 naga itu di sini jelas yang dimaksud adalah
Setan atau Iblis sendiri, yang dahulunya disebut Lucifer karena ini
bicara tentang kejadian di Surga bukan di bumi ~
berhasil menyeret sepertiga bintang-bintang di langit dengan ekornya dan
melemparkannya ke atas bumi.
Dari
mana kita tahu “bintang-bintang
di langit” yang ditulis di ayat ini adalah malaikat-malaikat?
Menurut
Wahyu 1:20 bintang itu melambangkan malaikat.
Sedangkan Yesaya 9:15 mengatakan ekor
melambangkan nabi yang mengajarkan ajaran dusta yang
sesat.
Dengan
demikian Wahyu 12:4 memberitahu kita bahwa Setan telah menyesatkan 1/3 malaikat
di Surga dengan dustanya. Akibatnya dia dan semua pengikutnya diusir dari
Surga.
Apa
akibatnya itu bagi manusia?
Wahyu 12:12
berkata,
…celakalah kamu, hai penghuni
bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya
sudah singkat.
Jadi sejak waktu itulah, Setan
hanya berniat membinasakan manusia.
Yohanes 10:10 mencatat kata-kata Yesus sbb.:
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan
membinasakan…
Kenapa
Yesus mengibaratkan Setan sebagai pencuri? Karena Setan berupaya keras untuk mencuri manusia yang
sebenarnya adalah anak-anak Tuhan semuanya, yang diciptakan Tuhan dan adalah
milik Tuhan. Setan maunya mencuri anak-anak Tuhan dari Tuhan.
Dan untuk apa Setan mau memiliki anak-anak Tuhan? Untuk membunuh dan membinasakan mereka.
Bagaimana
caranya?
Dengan
mengajak mereka untuk berbuat dosa. Karena “upah dosa ialah maut…” (Roma 6:23) maka jika manusia berbuat dosa, dia
akan menerima ganjaran maut, atau kematian kekal.
Apakah
rumus/ketentuan “upah
dosa ialah maut…” (Roma 6:23) itu
hanya berlaku bagi orang-orang yang tidak ber-Tuhan, orang-orang atheis,
orang-orang duniawi? Tidak. Apakah ketentuan itu hanya berlaku bagi orang-orang
non-Kristen? Tidak!
Ketentuan
“upah dosa
ialah maut…” (Roma 6:23) itu berlaku
bagi SEMUA MANUSIA, di segala zaman, di segala waktu. Sejak Adam hingga
manusia yang terakhir hidup, ketentuan ini berlaku.
Berarti
berlaku juga
bagi orang Kristen!
Jadi
orang Kristen yang berbuat dosa, upahnya atau lebih tepat ganjarannya, juga
maut, mati kekal. Jangan dikira kalau sudah masuk Kristen, sudah ke gereja
pasti selamat. Kalau bikin dosa tidak apa-apa. Tidak
begitu! Patokannya adalah semua dosa itu ganjarannya mati
kekal, apakah yang berbuat itu orang tidak kenal Tuhan atau orang Kristen
sendiri. Jika dosa itu tidak disesali, diakui, dan dimohonkan ampun,
dosa itu pasti mengakibatkan maut atau mati kekal.
BERBUAT DOSA ITU PILIHAN. Seperti Lucifer. Dia diciptakan
sempurna, penuh hikmat, indah. Jabatannya tinggi, kerub penudung takhta Allah.
Tapi dia memilih untuk berbuat dosa.
Jika
kita juga memilih untuk berbuat dosa, maka kita juga akan mendapat ganjaran
mati kekal.
Di
antara kalangan orang Indian pribumi Amerika, ada suatu kisah. Seorang kepala
suku memberikan nasihat kepada pemuda-pemuda di kampungnya. Karena suku-suku
Indian itu sangat membumi, maka nasihat yang diberikan kepala suku ini pun
sangat dekat dengan alam. Dia berkata bahwa setiap orang itu diikuti oleh dua
serigala. Yang satu serigala yang baik, yang satu serigala yang jahat. Kedua
serigala tersebut sama-sama berusaha mempengaruhi tuan yang memeliharanya.
Serigala yang baik selalu mengajak tuannya berbuat kebaikan. Sebaliknya
serigala yang buruk selalu mengajak tuannya berbuat yang tidak baik, alias
dosa.
Nah,
serigala mana yang akan menang? tanya pemuda-pemuda yang mendengarkan. Kepala
suku itu menjawab, “SERIGALA YANG KAMU BERI MAKAN.”
Jika
serigala yang baik yang diberi makan terus, maka dia yang akan menjadi dominan,
semakin hari semakin kuat dia, semakin besar, sementara serigala yang tidak
diberi makan semakin menyusut dan menjadi lemah dan akhirnya mati.
Jika
serigala yang jahat yang diberi makan terus, dia yang akan menjadi semakin
besar dan kuat dan mengalahkan serigala yang baik.
Serigala
yang tidak diberi makan, akan semakin mengecil, melemah, tidur, dan akhirnya
mati.
Berarti,
berbuat dosa itu pilihan, kan? Kita yang memilih serigala mana dalam hati kita yang kita
pelihara, yang kita beri makan.
Mendengarkan
dan melakukan apa yang diusulkan oleh serigala itulah cara kita memberinya
makan. Serigala-serigala itu hidup atau makan dari respons kita kepada
usul-usulnya. Jika kita memberikan respons positif, kita
menuruti usulnya, itu sama dengan kita memberinya makan. Tetapi jika kita tolak
usulnya, kita tidak mau mendengarkannya, kita tidak mau melakukan ajakannya,
itu sama dengan membiarkan serigala tersebut kelaparan.
PELAJARAN PERTAMA: Selama kita masih memelihara dua
serigala bersama-sama, janganlah kita salah memberi makan serigala yang jahat. Pilihan ada di
tangan kita.
Berikutnya
kita akan berbicara tentang ular.
Tadi
di bagian awal kita sudah membaca bahwa ular [tua] atau naga itu adalah sebutan
bagi Setan atau Iblis. Mengapa? Karena Setan sendiri yang memilih merasuki ular ketika menipu Hawa.
Apakah
yang berbicara kepada Hawa di pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk itu betul
binatang ular yang diciptakan Tuhan? Bukan. Karena binatang yang diciptakan
Tuhan tidak ada yang bisa berbicara dengan bahasa manusia. Apakah kita pernah
bertemu dengan ular di kebun binatang
atau di hutan yang bisa berbicara? Tidak. Tetapi ular yang bertemu dengan Hawa
itu bisa berbicara! Maka jelas Setan yang roh, merasuki ular untuk menipu manusia,
supaya manusia tidak sadar bahwa yang berbicara itu malaikat yang sudah diusir
dari Surga karena memberontak terhadap Tuhan. Seandainya yang muncul itu
Lucifer yang sudah dibuang dari Surga, dalam bentuk aslinya, apakah Hawa mau
mengobrol dengannya? Pasti Hawa tidak mau karena sudah tahu itu musuh Tuhan.
Tetapi karena Setan muncul dalam bentuk ular, Hawa tidak merasa terancam, dan
berani mengobrol dengannya. Di zaman itu, di taman Eden tidak ada binatang yang
berbahaya. Ular tidak punya bisa. Semua binatang berteman dengan manusia.
PELAJARAN KEDUA: Apa yang mengilat belum tentu emas.
Dalam
konteks hal-hal rohani, jangan lupa apa yang kita lihat tidak selalu bentuknya
yang asli. Seringkali itu palsu. Jadi untuk membedakan mana yang asli dan mana yang palsu, kita
perlu mengujinya dengan Firman Tuhan.
Karena
ular itu bisa berbicara, maka Hawa menjadi terkesima. Dan karena terkesima,
logikanya tidak jalan.
Tuhan
sudah mengatakan,
Kejadian 2:17
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Tetapi
ketika ular itu berkata,
Kejadian. 3:4-5
Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui,
bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi
seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.
Hawa
memilih untuk lebih mempercayai kata-kata ular ketimbang kata-kata Tuhan.
Mengapa?
Karena
ular itu ular ajaib. Ular itu bisa berbicara, dan ular itu berbicara tentang
firman Tuhan.
PELAJARAN KETIGA:
Jangan suka
terkesima.
Kalau
lagi terkesima, logika tidak jalan. Kita gampang tertipu oleh yang membuat kita
terkesima. Jika kita bertemu dengan sesuatu yang luar biasa, waspada apakah itu
bukan sesuatu yang menyesatkan. Bersikap skeptis lebih aman daripada bersikap
naïf karena Setan juga ahlinya membuat mujizat dan keajaiban!
Simak
Matius 24:24
Sebab mesias-mesias palsu dan
nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar
untuk menyesatkan sekiranya mungkin, bahkan orang-orang pilihan.
PELAJARAN KEEMPAT: Apa yang luar biasa tidak berarti benar.
Ular
bisa berbicara itu luar biasa. Ular bisa berbicara tentang Firman Tuhan, itu
luar biasa. Tapi walaupun luar biasa, ternyata pesan intinya menyesatkan. Pada
akhir zaman, di zaman kita ini, akan ada semakin banyak hal yang luar biasa
karena Setan akan mengadakan banyak hal yang luar biasa untuk mencuri umat
Tuhan dari tangan Tuhan. Jangan mudah percaya. Ujilah semuanya dengan Firman
Tuhan.
PELAJARAN KELIMA: Berarti kita harus rajin mempelajari Firman Tuhan.
Kalau
tidak, bagaimana kita bisa menguji sesuatu yang kita sendiri tidak tahu tolok
ukurnya? Jadi, supaya
kita tidak tertipu ajaran yang sesat, kita harus tahu ajaran yang benar dulu, dan itu ada di Firman Tuhan.
Kita
sekarang ke kitab Bilangan 21:4-9. Baca sendiri ya ayat-ayat ini dari Alkitab.
Nah,
peristiwa ini terjadi pada tahun ke-38 pengembaraan orang Israel di padang
gurun Sinai. Akibat dosa mereka yang melawan Tuhan, Tuhan tidak mengizinkan
generasi yang keluar dari Mesir itu masuk ke tanah Kanaan yang dijanjikan. Oleh
karena itu perjalanan dari Mesir ke Kanaan yang seharusnya bisa dicapai dalam
waktu yang singkat, dijadikan 40 tahun oleh Tuhan, supaya seluruh generasi yang
keluar dari Mesir itu mati dulu (kecuali Yoshua dan Kaleb), dan yang akan masuk
ke tanah perjanjian adalah anak-cucu mereka.
Pada
saat itu untuk yang kesekian kalinya orang Israel berulah lagi. Karena bosan
makan manna (padahal manna itu makanan dari bakeri Surga), mereka marah-marah
lagi terhadap Musa dan terhadap Tuhan.
Bilangan
21:6 berkata:
Dan TUHAN melepaskan ular-ular berapi ke tengah-tengah
bangsa itu, dan mereka memagut orang-orang itu, dan banyak dari orang Israel
yang mati
Kata
yang diterjemahkan LAI “menyuruh” di ayat 6 ini berasal dari kata שׁלח
[shâlach shaw-lakh'] yang dalam bahasa Inggrisnya antara lain berarti let
depart (down, go, loose), yang dalam
bahasa Indonesia berarti “membiarkan lepas” atau “melepaskan”. Jadi di terjemahan kita, kita pakai kata
“melepaskan” sebagai ganti kata “menyuruh”.
Yang
dimaksud adalah, Tuhan mencabut perlindunganNya atas bangsa Israel, sehingga ular-ular
yang memang adalah satwa asli di padang gurun, yang tadinya tidak mengganggu
bangsa Israel karena perlindungan Tuhan, sekarang bebas mendatangi perkemahan
orang Israel karena Tuhan mencabut perlindunganNya.
Jadi,
bukan Tuhan memanggil ular-ular itu lalu menyuruh mereka masuk ke perkemahan
orang Israel dan memagut mereka. Tuhan
hanya mencabut perlindunganNya, maka ular-ular yang tadinya tertahan kuasa
perlindungan Tuhan, sekarang bebas masuk dan memagut bangsa Israel.
PELAJARAN KEENAM: Jangan
suka bersungut-sungut kepada Tuhan.
Siapa
kita yang cuma debu kok berani mempertanyakan kebijakan Tuhan Sang Khalik
semesta alam? Percayalah bahwa Tuhan selalu memberikan yang
terbaik kepada kita. Jika apa yang kita terima itu tidak sesuai
dengan keinginan kita, itu bukan Tuhan yang salah, tapi memang untuk saat itu,
itulah yang terbaik bagi kita. Terimalah dengan ikhlas, sambil berintrospeksi
apa yang masih kurang pada diri kita sehingga kita tidak menerima apa yang kita
harapkan. Bisa saja karena kita belum layak menerima yang lebih baik, atau yang
lebih sering terjadi, sebenarnya apa yang kita anggap lebih baik itu justru
Tuhan tahu bahwa itu tidak baik bagi kita sehingga Dia tidak mengizinkan kita
mendapatnya.
PELAJARAN KETUJUH: Jangan menjadikan perut kita allah
kita.
Jangan
menjadikan makanan sebagai batu sandungan dalam ibadah kita kepada Tuhan.
Jangan gara-gara gereja MAHK mengikuti Perintah Tuhan untuk tidak makan daging
binatang yang haram, kita menolak kebenaran yang disampaikan mereka karena kita
suka makan daging binatang yang dilarang Tuhan untuk dimakan. Kita tidak hidup
untuk makan. Kita makan untuk
hidup, dan kita hidup untuk Tuhan. Apa yang dilarang Tuhan untuk
dimakan, jangan kita makan. Makanlah apa yang memang disediakan Tuhan bagi kita
sebagai makanan, karena Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita.
Bagaimana
kelanjutan kisah tersebut?
Setelah
mati banyak orang, bangsa Israel menyadari kesalahannya, mereka minta Musa
berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan menyingkirkan ular-ular tersebut. Kita baca
sekarang Bilangan 21:8-9
21:8 Dan TUHAN berfirman kepada Musa, ‘Buatlah engkau seekor ular berapi dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka yang akan terjadi, setiap
orang yang terpagut, saat ia memandangnya, akan hidup.’
21:9 Dan
Musa membuat ular dari kuningan dan
menaruhnya pada sebuah tiang; maka yang terjadi,
jika seekor ular telah memagut seseorang, saat orang tersebut memandang ular kuningan itu, ia hidup.
Setelah Musa membuat ular kuningan tersebut dan
memasangnya pada sebuah tiang, maka ular-ular berapi yang masuk ke perkemahan
itu pun segera lari keluar. Tuhan mengembalikan perlindunganNya, dan sekali
lagi perlindungan itu menahan segala yang mengancam nyawa mereka masuk ke
perkemahan mereka.
PELAJARAN KEDELAPAN: Sadarilah bahwa secara pribadi setiap hari kita selamat dari segala yang jahat itu karena perlindungan Tuhan yang ditebarkan untuk menjauhkan segala yang jahat dari kita. Andaikan tidak ada perlindungan Tuhan, sudah lama kita nyungsep menjadi korban mangsa Setan yang kita baca tadi hanya ingin membinasakan kita.
Secara universal, saat ini Tuhan masih menyuruh malaikat-malaikatNya untuk menahan keempat angin bumi (Wahyu 7:1). Tetapi nanti bilamana malaikat-malaikat melepaskan kendalinya, seluruh dunia ini akan porak poranda.
Mengapa ular buatan Musa itu dari kuningan?
Kuningan adalah lambang penghakiman Tuhan.
Kita bisa membacanya di kitab Yehezkiel 40:3
Dan TUHAN membawa aku ke sana, dan lihat, ada Seorang Laki-laki yang penampilannya seperti penampilan kuningan, dengan seutas tali lenan di tanganNya, dan sebatang tongkat pengukur; dan Ia berdiri di pintu gerbang.
Jika kita baca kitab Yehezkiel kita akan tahu bahwa sebelum Tuhan menjatuhkan hukuman atas Yerusalem, tokoh yang berpenampilan seperti kuningan itu sedang mengukur kota tersebut, dengan kata lain sedang menghakimi, sedang memeriksa kelayakan umat Tuhan di sana.
Maka ular dari kuningan merupakan lambang penghakiman Tuhan. Bangsa Israel yang kena pagut ular, harus memandang ular kuningan tersebut supaya dia tidak mati.
Ular kuningan itu juga merupakan simbol kematian Kristus di Kalvari. Sebagaimana ular kuningan itu memberikan kesembuhan kepada seluruh bangsa Israel di perkemahan tersebut, maka kematian Kristus di salib menyediakan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Tetapi hanya mereka yang memandang ular kuningan itu yang sembuh. Yang tidak memandangnya, tetap tidak sembuh. Demikian pula, hanya mereka yang menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya yang selamat. Yang tidak mau menerima Dia, ya tidak selamat.
Kita lihat di kitab Yohanes 3:14-15 Firman Tuhan menegaskannya sekali lagi:
Dan sama seperti Musa mengangkat ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus diangkat, supaya barangsiapa
yang percaya dalam Dia, jangan binasa tapi
beroleh hidup yang kekal
Apa maknanya memandang ular kuningan itu? Mengapa
dengan memandang ular kuningan itu bangsa Israel bisa sembuh?
Jangan
beranggapan ada yang mistik dengan ular kuningan buatan Musa ini.
Ingat, hukum yang kedua dari 10 Perintah Tuhan melarang manusia membuat patung
atau gambar apa pun untuk disembah. Nah, ular kuningan itu bukan semacam jimat
yang ampuh menyembuhkan penyakit, dan bukan untuk disembah. Lalu apa itu?
Ular kuningan
itu untuk mengingatkan bangsa Israel akan dosa mereka yang telah melawan Tuhan
sehingga Tuhan menarik perlindunganNya dari mereka dan mereka dipagut ular-ular
berapi. Dengan memandang ular kuningan itu, mereka diingatkan kepada dosa
mereka, dan mereka menyesal dan bertobat. Penyesalan
dan pertobatan mereka itulah yang membuat Tuhan memberikan pengampunan dan
kesembuhan kepada mereka. Dan Tuhan kembali memberikan perlindunganNya kepada
mereka.
PELAJARAN
KESEMBILAN: Tidak ada kesaktian pada ular kuningan
itu.
Yang menyembuhkan mereka adalah Tuhan, karena
orang Israel menyesal dan bertobat atas dosa mereka, yang mereka nyatakan
dengan memandang ular kuningan itu.
Ini perlu kita ingat, karena banyak orang
Kristen menganggap ada kesaktian pada bentuk salib, sehingga secara
tidak sadar orang Kristen sudah menganggap salib sebagai semacam
jimat. Salib sering dicium. Ingat Hukum Tuhan yang kedua dari 10
PerintahNya: jangan membuat patung atau gambar untuk disembah. Patung bisa
berbentuk apa pun, termasuk bentuk salib, tidak harus bentuk makhluk hidup.
Kalau salib dicium-cium itu sama dengan menganggapnya keramat, padahal salib
itu dibuat oleh tangan-tangan manusia yang berdosa.
Untuk mendapatkan kesembuhan rohani dan pengampunan dari Tuhan,
kita tidak perlu mencium-cium salib yang kita buat sendiri. Kita perlu
memandang kepada Yesus seperti orang Israel saat itu memandang ular kuningan
yang diangkat di atas tongkat, dan kita perlu menyesali dosa-dosa kita dan kita perlu
bertobat darinya. Bertobat artinya tidak melakukannya lagi.
Sebagai penutup marilah kita lihat peringatan
yang diberikan Paulus kepada kita di
1 Korintus 10:9-11
Janganlah juga kita mencobai Kristus, seperti beberapa dari mereka juga
mencobai, dan dibinasakan oleh ular. Janganlah juga kamu bersungut-sungut, seperti beberapa dari mereka juga
bersungut-sungut, dan dibinasakan oleh malaikat maut. Nah, semua hal ini telah menimpa
mereka sebagai contoh, dan mereka ditulis untuk menjadi peringatan bagi kita, yang kepada siapa akhir dunia akan tiba.
Pertentangan
besar antara Tuhan dengan Setan sudah berlangsung sejak sebelum dunia diciptakan
dan akan berlangsung terus dan menjadi semakin parah setiap hari, karena
semakin dekat waktu akhirnya, Setan akan all-out
berupaya membinasakan sebanyak-banyaknya manusia.
Dengan
kekuatan kita sendiri kita tidak akan sanggup melawannya. Maka keselamatan kita hanya ada pada
penyerahan kita kepada Tuhan. Kita hanya perlu memandang
Kristus, dan Tuhan yang berperang untuk
kita.
Keluaran 14:14
TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.
Amin.
20
10 15
Terima kasih utk pelajaran ringkas. JBU
BalasHapus