183. YANG DIKUTUK TUHAN
_______________________________________________________
Dalam kelas pelajaran Sekolah Sabat hari ini, seorang teman mengemukakan hal
yang penting, yang tertulis di Ulangan 27,
yaitu 12 hal yang dikutuk Allah. Terima kasih, Molly Sentana untuk informasi
yang sangat berharga ini. Mari kita baca:
27:15 Terkutuklah orang yang membuat patung
pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang
tukang, dan yang mendirikannya dengan sembunyi-sembunyi.
Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab dan
berkata: Amin!
27:16 Terkutuklah dia
orang yang memandang rendah bapanya atau ibunya.
Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:17 Terkutuklah dia
yang menggeser batas tanah sesamanya manusia. Dan seluruh bangsa itu
haruslah berkata: Amin!
27:18 Terkutuklah dia
yang membuat orang buta salah jalan. Dan seluruh bangsa
itu haruslah berkata: Amin!
27:19 Terkutuklah dia
yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda. Dan seluruh bangsa itu
haruslah berkata: Amin!
27:20 Terkutuklah dia
yang tidur dengan isteri ayahnya, sebab ia telah menyingkap jubah ayahnya. Dan seluruh bangsa itu haruslah
berkata: Amin!
27:21 Terkutuklah dia
yang tidur dengan binatang apa pun. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata:
Amin!
27:22 Terkutuklah dia
yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayahnya, atau anak ibunya. Dan
seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:23 Terkutuklah dia
yang tidur dengan mertuanya perempuan. Dan seluruh bangsa itu haruslah
berkata: Amin!
27:24 Terkutuklah dia
yang memukul sesamanya manusia dengan sembunyi-sembunyi. Dan seluruh bangsa itu
haruslah berkata: Amin!
27:25 Terkutuklah dia
yang menerima upah untuk membunuh orang yang
tidak bersalah. Dan seluruh bangsa itu harus berkata: Amin!
27:26 Terkutuklah dia
yang tidak membenarkan semua perkataan Hukum
ini dengan melakukannya. Dan seluruh bangsa
itu haruslah berkata: Amin!"
Mungkin ada yang berkata, “Ah, itu kan di zaman
Perjanjian Lama, itu kan untuk orang Israel, bukan untuk kita orang-orang
Kristen Perjanjian Baru.”
Begitukah?
Yakin begitu?
Apakah Tuhan itu suka ganti pikiran? Apakah hal yang
dibenci Tuhan di zaman Perjanjian Lama, sekarang jadi dicintai Tuhan? Apakah
Tuhan begitu labil sehingga bisa berubah 180 derajat? Padahal Alkitab berkata:
Ibrani 13:8
Yesus
Kristus tetap sama, kemarin dan hari ini,
dan selama-lamanya.
Jadi Tuhan tidak
pernah berubah. Jika kepada bangsa Israel Tuhan berkata, “Inilah hal-hal yang
Aku benci”, maka sampai kapan pun itulah hal-hal yang dibenci Tuhan.
Nah, ke-12 hal
yang dikutuk Tuhan yang disebutkan di sini (tentunya
masih ada hal-hal lain yang juga disebut sebagai kekejian di mata Tuhan tetapi
sekarang kita bahas hanya yang disebutkan di sini), bisa kalian baca
sendiri. Tidak ada yang sulit dimengerti, semuanya langsung bisa dipahami.
Moga-moga tidak ada perbuatan kita yang termasuk dalam salah satu hal yang
dikutuk Tuhan itu.
Tapi ada satu hal
yang perlu kita perhatikan, yaitu ayat 18.
27:18 Terkutuklah
dia yang membuat orang buta salah jalan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata:
Amin!
Nah, ayat ini selain diartikan secara harafiah yaitu berbicara tentang
orang yang secara fisik matanya buta; juga bisa diartikan secara rohani yaitu
tentang orang
yang buta dalam hal kerohanian.
Jika menjerumuskan orang yang secara fisik memang buta itu dikutuk Tuhan,
maka menjerumuskan orang yang buta secara rohani juga sama dikutuk Tuhan.
Karena masalahnya tidak terletak pada kebutaannya, tetapi pada niat orang yang mau menjerumuskan orang yang buta tersebut!
Ingat di Matius 5:21-22, 27-28 bagaimana Yesus menjelaskan bahwa Perintah
“Jangan membunuh” dan “jangan berzinah” itu tidak hanya berlaku setelah itu
terjadi secara fisik, tetapi sudah dianggap melanggar Hukum ketika itu masih dalam
bentuk niat.
Nah, kita tidak akan membahas perbuatan menjerumuskan orang yang buta
secara fisik karena itu jelas-jelas tindakan kriminal. Jika kita membawa orang
buta ke pinggir tebing dan membiarkannya jatuh ke jurang, kita bisa ditangkap
polisi karena itu namanya membunuh orang. Tetapi di sini kita akan fokus
kepada tindakan menjerumuskan orang yang buta secara rohani. Jadi
artinya ini perbuatan menyesatkan secara rohani.
Banyak orang mungkin tidak merasa bahwa mereka sedang berbuat itu, dan
mereka juga tidak merasa perbuatan mereka itu jahat dan dianggap dosa yang keji
di pemandangan Tuhan. Tapi ini benar-benar perbuatan yang bukan saja
menjerumuskan korbannya yang buta rohani itu, tetapi ini juga menjerumuskan
orang yang dengan sengaja menyesatkan orang yang buta rohani itu.
Ternyata dosa menyesatkan orang “buta” ini sejajar dengan dosa-dosa yang
mengerikan seperti membunuh, berzinah, hubungan incest, menyembah berhala. Jadi
ini bukan kesalahan sepele. Ini dosa berat, karena itu ini masuk dalam
perbuatan yang dikutuk Tuhan.
Bagaimana kita bisa menjerumuskan orang yang buta rohani?
Oh, ada banyak kesempatan, misalnya:
1. Mengajarkan
hal-hal yang salah kepada orang yang tidak
mengerti, hal-hal yang bertentangan dengan isi
Alkitab.
Banyak guru-guru
palsu, termasuk di dalamnya pemimpin-pemimpin organisasi kerohanian yang
mengajarkan hal-hal yang salah kepada jemaatnya. Salah satunya, misalnya Alkitab
berkata ada hewan-hewan yang dilarang Tuhan untuk dimakan, tetapi walaupun kita
tahu ada daftar tersebut di Imamat pasal 11, dan ada banyak ayat lain di
Alkitab yang membuktikan bahwa peraturan Tuhan itu tetap berlaku, kita berkata
kepada orang lain yang tidak tahu, “Makan saja, tidak apa-apa. Asal dimakan
dengan ucapan syukur, asal sudah didoakan, tidak ada yang haram.” Ini namanya sudah
menjerumuskan orang yang buta rohani.
2.
Menghalangi orang
lain yang ingin belajar Alkitab lebih mendalam dengan alasan apa pun.
“Oh, Alkitab itu
tidak bisa dipelajari sendiri, itu sulit dimengerti. Jangan belajar sendiri,
nanti salah.” Padahal Tuhan menghendaki kita senantiasa membaca dan menyelidiki
FirmanNya. Roh Kudus selalu akan membantu orang yang memang mau belajar Firman
Tuhan.
3. Melarang (bukan cuma menghalangi lagi) orang lain yang
mau mencari kebenaran, dengan atau tanpa ancaman.
Biasanya ini
terhadap anggota keluarga sendiri, misalnya orangtua terhadap anak, suami
terhadap istri atau sebaliknya. Misalnya ada yang ingin tahu lebih banyak
tentang Sabat hari ketujuh, tetapi orangtuanya atau istrinya atau suaminya
melarang orang itu mencari kebenaran lebih lanjut, karena dia tidak percaya dan
dia sendiri tidak mau mempelajarinya. Kalau dia sendiri tidak mau itu hak pilih
dia, tetapi dia juga menutup kesempatan orang lain yang mau, semata-mata karena
dia tidak setuju.
Pastikan kita tidak menjadi orang yang
menyesatkan orang buta, karena jika kita berbuat demikian, kita akan dikutuk
Tuhan.
Bisakah kita beralasan kalau
kita sendiri tidak tahu mana yang benar, lalu kita mengajak, menganjurkan, atau
memaksa orang lain untuk ikut kita, maka kita tidak bersalah menyesatkan dia
karena kita sendiri tidak tahu?
Tidak bisa.
Kalau kita menganggap diri kita
orang Kristen, umat Tuhan, kita harus tahu betul apa ajaran
Tuhan seperti yang tertulis di Alkitab. Jangan hanya percaya kepada
apa kata gereja, apa kata pendeta, apa kata romo, bahkan apa kata Paus.
Cocokkan dengan tulisan yang ada di Alkitab. Tuhan berkata,
Matius 6:33
Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, dan semua hal itu akan ditambahkan kepadamu.
Sebagai orang Kristen kita
wajib benar-benar tahu apakah kita sudah mematuhi semua yang tertulis di
Alkitab atau tidak. Sola Scriptura
itu harus menjadi dasar pijakan kita. Supaya kita sendiri jangan buta dan
tersesat dan supaya kita tidak menyesatkan orang lain yang buta.
Tidak usah jauh-jauh, kalau
kita punya anak-anak, dan kita tidak bisa mengarahkan mereka kepada kebenaran
yang hakiki, dan anak-anak itu ikut jalan kita yang sesat, kita sudah
menjerumuskan mereka. Ada banyak “kebenaran” yang palsu beredar di dunia,
kebenaran yang sudah bercampur dengan kesalahan, yang berbeda dari apa yang
tertulis di Alkitab, jika kita menerima itu, kita sendiri sudah tersesat. Dan
jika kita tersesat, maka besar kesempatan kita juga menyesatkan justru orang-orang
lain yang kita kasihi.
Jadi yang penting, kita harus benar-benar tahu isi
Alkitab, apa ajaran Tuhan yang asli. Jangan sampai kita sendiri
tersesat, dan kita menambah dosa kita dengan menyesatkan orang lain. Kita akan dikutuk
Tuhan.
Jadi mari kita membuka hati
kita, dan dengan tulus dan sungguh-sungguh mencari kebenaran Tuhan, percayalah,
pasti kita sendiri akan dituntun oleh Roh Kudus untuk menemukan kebenaran itu.
Masalahnya, kita sering menolak bila Roh Kudus menunjukkan
yang benar kepada kita karena hal itu tidak sesuai dengan keinginan kita.
Kita mengeraskan hati dan bersikeras mempertahankan pendapat kita sendiri. Lalu
dengan semakin kerasnya hati kita, kita tidak segan-segan menjerumuskan orang
lain. Kita sendiri kena kutuk, dan kita membuat orang lain kehilangan
kesempatan untuk mengenal kebenaran.
Semoga kita semua menjadi orang
yang melek, sehingga kita bisa membawa orang buta tidak untuk menyesatkannya,
melainkan juga kepada jalan kebenaran supaya sama-sama mendapatkan kasih
karunia Allah.
09 07 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar