184. BENARKAH SABAT HANYA UNTUK ORANG YAHUDI
MENURUT ULANGAN PASAL 5?
___________________________________________________________________
Banyak orang Kristen berkata, perintah untuk memelihara hari Sabat itu
hanya diberikan kepada orang Yahudi, karena berdasarkan apa yang tertulis di
kitab Ulangan 5:15 jelas itu hanya diberikan kepada orang Yahudi. Mari kita lihat Ulangan 5:15:
5:15
Dan ingatlah, bahwa engkau dahulu adalah
budak di tanah Mesir, dan bahwa TUHAN,
Allahmu membawamu keluar dari sana dengan
tangan yang kuat dan lengan yang terulur;
itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau untuk memelihara hari Sabat.
Lebih parah lagi, ketika orang Advent
yang memelihara hari Sabat ditanya tentang ayat tersebut di atas, banyak yang
tidak bisa memberikan penjelasan yang memuaskan. Jadi sekarang aku ingin
membantu teman-teman memberikan sedikit penjelasan.
Pertama, dari namanya saja Kitab “Ulangan”,
kita sudah diberitahu bahwa ini adalah suatu pengulangan/repetisi dari apa yang sudah pernah disampaikan
sebelumnya. Dalam Bahasa Inggris, kitab Ulangan disebut “Deutronomy”,
atau tulisan
yang kedua (deutro = dua).
Nah, kalau ada yang diulang, ada yang
kedua, berarti pasti ada yang asli, atau yang pertama, bukan?
Nah, yang asli atau yang pertama
diberikan di mana? Khusus tentang 10 Perintah Allah ini, yang asli atau
yang pertama ada di Keluaran 20:1-17.
Mengapa ada pengulangan atau tulisan
kedua? Apa tulisan yang pertama tidak berlaku lalu diperbarui? TIDAK.
Untuk melihat itu, kita harus kembali
ke sejarah diberikannya 10 Perintah yang pertama kalinya.
Siapa yang memberikan? Tuhan sendiri. Tuhan sendiri yang mengucapkan
ke-10 Perintah itu dengan suaraNya sendiri.
Keluaran 19:16-19
Dan
terjadilah pada hari ketiga, pada waktu pagi,
ada guruh dan kilat dan awan tebal di atas
gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh
bangsa yang ada di perkemahan. Lalu Musa
membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah
mereka di kaki gunung. Sekarang Gunung
Sinai ditutupi seluruhnya oleh asap, karena
TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari tungku api, dan seluruh gunung itu bergetar hebat. Dan
ketika bunyi sangkakala terdengar panjang dan kian lama kian keras,
berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dengan
suara.”
Keluaran
20:1
Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: ….
Kita lihat, bahwa di tengah guruh dan
kilat, awan tebal dan asap api, getaran hebat dan bunyi sangkakala, Tuhan
sendiri yang berfirman!
Suara siapa? Suara Tuhan
sendiri.
Bagaimana mereka yang saat itu
berkumpul di kaki gunung Sinai yang menyaksikan fenomena majestik ini? Kita
baca kelanjutnya:
Keluaran 20:18-20
18 Dan seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, dan suara sangkakala, dan gunung berasap. Dan ketika bangsa itu melihatnya, mereka mundur dan berdiri jauh-jauh. 19 Dan mereka
berkata kepada Musa, ‘Bicaralah engkau dengan kami, dan kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah yang berbicara dengan kami, nanti kami mati.’ 20
Dan Musa berkata kepada bangsa itu,
‘Janganlah takut, sebab Allah datang untuk menguji
kamu dan supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.’
Bukan hanya itu. Setelah Tuhan mengucapkan ke-10 PerintahNya, maka Dia memberikan kepada Musa dua loh batu berisikan ke-10 Perintah yang
merupakan Hukum Allah, dan istimewanya, itu ditulis oleh jari Allah sendiri! Ini adalah satu-satunya dokumen yang pernah
ditulis oleh Allah sendiri. Selain ini, tidak ada dokumen lain yang pernah
ditulis oleh Allah sendiri.
Keluaran
24:12
DanTUHAN
berfirman kepada Musa, ‘Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan beradalah di sana, dan Aku akan memberikan kepadamu loh-loh
batu, dan suatu
Hukum dan Perintah-perintah yang telah
Kutuliskan, supaya boleh kauajarkan kepada
mereka.’
Siapa yang menulis pada
kedua loh batu itu? Tuhan sendiri.
Mengapa bukan Musa yang disuruh
menulis?
Ini saja sudah memberikan gambaran
kepada kita bahwa Hukum Allah, Perintah-perintah
Allah khusus yang ditulisNya pada dua loh batu itu, statusnya lebih tinggi
daripada Musa! Musa hanyalah seorang manusia yang fana. Tetapi Hukum
Allah ini mewakili karakter Allah yang ilahi.
Musa adalah seorang manusia yang berdosa. Sedangkan Hukum Allah itu
kudus. Karena itu, Musa tidak layak menulis Hukum
Allah. Allah sendiri yang menulis HukumNya.
Pertanyaan yang harus kita renungkan
benar-benar:
Jika Musa, hamba Allah yang diangkat
sendiri oleh Allah, Musa nabi Allah, orang yang senantiasa patuh, Musa yang
layak berada di dekat hadirat Allah, yang bisa langsung berbicara dengan Allah,
Musa yang dengan kuasa Allah telah membuat mujizat-mujizat besar yang
mengagumkan, Musa nabi besar yang ditugasi Allah untuk menulis tentang proses
penciptaan dunia ratusan tahun sebelum zamannya sendiri, Musa ini saja dianggap Allah TIDAK LAYAK
UNTUK MENULIS HUKUM ALLAH. Tetapi ADA
MANUSIA LAIN, SEBUAH SISTEM YANG BERANI MENGANGGAP DIRINYA BERHAK MENGUBAH
HUKUM ALLAH DAN TELAH MENCOBA MENGUBAH HUKUM ALLAH! Apakah ini bukan namanya menghujat Allah?
Kita menyimpang sejenak karena ini
penting sekali.
Lihat saja, Hukum Allah yang
mengatakan hari ketujuh adalah Sabat Tuhan Allah ~ artinya hari ketujuh adalah
hari perhentian bagi Tuhan Allah ~ tetapi sejak 17 abad yang lalu
telah dipindahkan oleh sistem kepausan ke hari yang pertama. Seluruh dunia
berhenti bekerja pada hari Minggu, kantor-kantor dan sekolah-sekolah tutup pada
hari Minggu. Hari Minggu itu hari ke berapa? Hari pertama! Hari Ahad, hari
Minggu, Sunday (day of the sun) itu hari pertama.
Dan sistem kepausan
mengajarkan bahwa hari Sabat itu hari Minggu! Silakan mencari di
internet, banyak sekali keterangan bahwa dari dulu hari Minggu itu hari pertama.
Hari pertama bukan hari Senin. Coba kita ingat, Yesus bangkit pada hari apa?
Hari Minggu, kan? Alkitab menyebutnya hari ke berapa? “Hari pertama” (Yohanes 20:1). Hari Minggu itu hari yang pertama, bukan
hari ketujuh! Senin adalah hari kedua. Jadi hari ketujuh itu hari
Sabtu, bukan hari Minggu.
Sabat itu hari Sabtu! Jadi Perintah Allah
keempat menyuruh manusia berhenti bekerja pada hari Sabtu, bukan pada hari
Minggu.
Keluaran
20:10
tetapi hari
ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari
itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau
anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu
atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Nah, siapa yang telah begitu berani mengganti hari
perhentian Tuhan Allah dari hari ketujuh ke hari pertama? Kepausan! Menurut catatan sejarah melalui Konsili Laodekia
tahun 336 AD, Kepausan memindahkan hari perhentian Tuhan Allah dari hari yang
ketujuh ke hari yang pertama, dan itu dibukukan sebagai Canon Law XXIX, seperti
ini:
“Christians must not judaize by resting on the
Sabbath, but must work on that day, rather honouring the Lord's Day;
and, if they can, resting then as Christians. But if any shall be found to be
judaizers, let them be anathema from Christ.” (Percival Translation).
“Orang-orang
Kristen tidak boleh mempraktekkan yudaisme dengan berhenti bekerja pada hari
sabat, tetapi harus bekerja pada hari
itu, sebaliknya menghormati hari Tuhan (maksudnya hari Minggu); dan apabila
mereka bisa, berhenti pada hari itu sebagai orang-orang Kristen. Tetapi siapa pun yang didapati mempraktekkan yudaisme, biarlah
mereka dikucilkan (diekskomunikasi) dari Kristus.”
Jadi siapa yang
mengubah waktu dan Hukum Allah?
Bukan Allah sendiri, karena Allah tidak
pernah berubah.
Tapi kepausan, dan itu
diresmikan oleh Konsili Laodekia tahun 336 AD. Manusia-manusia fana!
Apakah Tuhan tahu hal ini akan terjadi?
Tuhan Mahatahu. Sekitar 6 abad sebelum Masehi, Tuhan sudah menyuruh Nabi Daniel
menulis bahwa nanti apa yang dilambangkan oleh sebuah tanduk kecil, akan berani
menentang Tuhan, mengucapkan kata-kata yang sombong yang menentang Tuhan, yang akan
menganiaya umat Tuhan, dan akan berniat mengubah waktu dan hukum Tuhan.
Daniel
7:20, 24-25
20…dan
tentang tanduk yang lain yang muncul dengan
menjatuhkan tiga lainnya, yakni tanduk yang mempunyai mata dan yang
mempunyai mulut yang mengucapkan kata-kata yang
sombong, dan yang tampak lebih hebat daripada
tanduk-tanduk yang lain… 24 …
Sesudah mereka akan muncul seorang raja; dia akan
berbeda dari raja-raja yang dahulu dan akan menaklukkan tiga raja. 25 Ia akan
mengucapkan perkataan sombong yang menentang
Yang Mahatinggi dan akan menganiaya
orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dan
akan berniat (berpikir) untuk mengubah waktu dan hukum, dan orang-orang
kudus akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa, masa-masa
dan setengah masa.
Lho kok di sini dikatakan baru “berniat/berpikir” untuk mengubah waktu dan Hukum,
berarti kan belum berhasil?
Memang belum berhasil 100%, dan tidak akan pernah berhasil 100%,
karena dalam setiap zaman Tuhan selalu memiliki umat yang setia kepada
HukumNya. Tetapi
kekuasaan ini sangat hebat, dan tidak pernah putus asa. Segala upaya tetap dan
masih terus dilakukan hingga sekarang untuk mewujudkan targetnya, yaitu
berhasil mengubah waktu dan Hukum Allah 100%.
Tapi apa kata Allah?
Allah sudah menyuruh Daniel menulis apa takdir si tanduk kecil itu di ayat
berikutnya:
Daniel
7:26
Tetapi Majelis Pengadilan akan duduk, dan mereka akan mencabut kekuasaan darinya untuk dimusnahkan
dan dihancurkan selama-lamanya.
Majelis Pengadilan di mana yang akan
bersidang ini? Majelis Pengadilan di Surga.
Dan kekuasaan yang hebat ini yang terus
mencoba mengubah waktu dan Hukum Allah akan dicabut kekuasaannya, dan
dimusnahkan dan dihancurkan selama-lamanya. Ngeri?
Makanya jangan ikut-ikut perubahan
waktu dan Hukum Allah. Tetap setia saja kepada apa yang telah ditulis jari
Allah sendiri dan yang diucapkan suara Allah sendiri, karena Allah itu kekal,
maka Hukum Allah pun kekal selama-lamanya.
Kembali ke Ulangan 5:15.
Nah, jika kita baca Ulangan 5 mulai
ayat 1, jelas di sana dikatakan:
5:1 Dan Musa memanggil seluruh Israel dan berkata
kepada mereka, ‘Dengarlah, hai Israel, ketetapan-ketetapan
dan peraturan-peraturan yang pada hari ini kuucapkan ke telingamu, supaya kamu boleh mempelajari mereka, dan memelihara dan melakukan
mereka.
5:2 TUHAN,
Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb.
5:3 TUHAN
tidak mengikat perjanjian ini dengan nenek
moyang kita, tetapi dengan kita, yaitu kita semua yang hari ini di sini, yang masih hidup.
5:4 TUHAN
telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di gunung dari tengah-tengah api--
5:5 (aku
pada waktu itu berdiri di antara TUHAN dan
kamu, untuk memberitahukan firman TUHAN kepadamu, sebab kamu takut oleh karena apinya, dan tidak naik ke atas gunung) mengatakan,
Jadi, ini adalah kata-kata Musa, pesan Musa kepada orang-orang Israel.
Setelah pesan singkatnya, Musa lalu mengulangi ke-10 Perintah Allah yang
diucapkan dan ditulis oleh Allah sendiri, yang tertulis di Keluaran pasal
20:1-17.
Mengapa Musa harus mengulangi lagi semua perintah Allah? Mengapa orang
Israel tidak disuruh membaca saja sendiri kedua loh batu yang ditulis jari
Tuhan sendiri?
Karena kedua loh batu itu tersimpan dalam Tabut Perjanjian! Dan Tabut
Perjanjian itu terletak di bilik Mahakudus dari kemah suci, dan hanya imam
besar saja yang boleh masuk ke bilik Mahakudus tersebut. Ini terdapat di Keluaran
pasal 40, dan juga Ulangan pasal 10.
Keluaran
40:20
Dan dia (Musa) mengambil dan meletakkan Kesaksian itu ke
dalam tabut, dan memasang tongkat-tongkat
pengusung pada tabut itu, dan meletakkan tutup
pendamaian di atas tabut itu.
Ulangan
10:5
Lalu aku (Musa) berbalik,
dan turun dari atas gunung, dan meletakkan loh-loh itu ke dalam tabut yang
telah kubuat; dan di situlah mereka berada
sekarang, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadaku.
Jadi, orang Israel tidak bisa membuka Tabut Perjanjian itu sesuka hati
mereka kapan mereka mau untuk membaca kedua loh batu tulisan Tuhan. Itulah
sebabnya Musa menulisnya ulang pada kulit supaya tulisan Musa itu yang bisa
selalu dipelajari bangsa Israel. Dan tulisan Musa itulah yang disebut
kitab Taurat.
Mulai ayat 6, Musa mengulangi ke-10 Perintah Allah:
Ulangan 5
5:6 Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa
engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
5:7 Jangan
ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
5:8 Jangan
membuat bagimu patung apa pun, atau yang menyerupai apa pun yang ada di langit
di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah
bumi.
5:9 Jangan
sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu,
adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa-bapa kepada anak-anak hingga
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
5:10
dan
menunjukkan kemurahan kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang memelihara Perintah-perintah-Ku.
5:11
Jangan menyebut nama TUHAN,
Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang
menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
5:12
Peliharalah
hari Sabat untuk menguduskannya, seperti
yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
5:13
Enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
5:14
tetapi hari ketujuh adalah hari
Sabat TUHAN, Allahmu; pada hari itu jangan
melakukan pekerjaan apa pun, engkau atau
anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang mana pun, atau orang
asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan
boleh berhenti seperti engkau juga.
Sampai di sini
isinya sama dengan Keluaran 20:1-11.
Lalu tiba-tiba
muncul ayat 15 yang tidak ada di Keluaran pasal 20.
5:15 Dan
ingatlah, bahwa engkau dahulu adalah budak
di tanah Mesir, dan bahwa TUHAN, Allahmu membawamu keluar dari sana dengan tangan yang
kuat dan lengan yang terulur; itulah
sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau untuk
memelihara hari Sabat.
Kata-kata siapa
ini yang ada di ayat 15? Kata-kata Tuhan atau kata-kata Musa?
KATA-KATA MUSA!
Jadi Musa mengulangi 4 perintah Allah yang pertama yang ditulis Tuhan pada
loh batu, dan sebelum dia melanjutkan dengan perintah yang ke-5, Musa memberi
komentarnya sendiri. Jadi ayat 15 itu BUKAN KATA-KATA
TUHAN! Itu pesan Musa khusus ditujukan
kepada bangsa Israel yang akan masuk ke tanah Kana’an. Musa mau menegaskan kepada mereka bahwa
perintah untuk memelihara Sabat hari ketujuh itu datang dari Tuhan
sendiri. Tuhan yang mana? Tuhan yang dengan kuat
kuasa telah membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir.
Mengapa Musa menambahkan kata-katanya sendiri di akhir perintah Allah yang
keempat itu? Karena 4 perintah Allah yang pertama itu berkaitan dengan
kewajiban umat Allah terhadap Allah langsung. Katakanlah, kewajiban yang
vertikal. Jadi Musa mau memastikan orang
Israel paham mereka berhadapan dengan Tuhan yang telah menyelamatkan mereka
dari perbudakan di Mesir.
Sedangkan 6 perintah Allah berikutnya, berkaitan dengan kewajiban umat
Allah terhadap sesama manusia, atau kewajiban horizontal.
5:16
Hormatilah ayahmu dan ibumu,
seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya umurmu diperpanjang, dan agar baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
5:17
Jangan membunuh.
5:18
Juga
jangan berzinah.
5:19
Juga
jangan mencuri.
5:20
Juga
jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
5:21 Juga
jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan mengingini
rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan,
atau lembunya, atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.
Ini isinya sama dengan yang ditulis Allah (Keluaran 20:12-17).
Jadi apakah pesan tambahan Musa di tengah-tengah 10 Perintah itu di antara
Perintah ke-4 da Perintah ke-5, yang khusus ditujukan kepada bangsa Israel yang
keluar dari Mesir, mengubah Hukum Allah yang keempat itu menjadi hanya berlaku
bagi bangsa Israel yang keluar dari Mesir?
TIDAK. Karena generasi bangsa Israel yang keluar dari Mesir tidak ada yang masuk ke tanah Kana’an selain
Yoshua dan Kaleb. Yang lain semuanya mati di padang gurun. Generasi yang
masuk ke tanah Kana’an adalah mereka yang lahir selama pengembaraan 40
tahun di padang gurun. Mereka ini tidak pernah
mengalami perbudakan di Mesir. Apakah
berarti mereka tidak memelihara hari Sabat karena pesan Musa hanya ditujukan
mereka yang keluar dari Mesir yang pernah mengalami perbudakan? Tidak! Jelas
mereka semua memelihara Sabat!
Bahkan Sabat itu terus dipelihara di zaman Hakim-hakim, di zaman raja Daud,
dan setelah orang-orang Israel kembali dari penawanan Babilon dan berlangsung
terus hingga zaman Yesus.
Kita harus berpikiran logis. 10 Perintah Allah itu satu
paket, mulai perintah pertama hingga perintah ke-10.
Tidak mungkin ada satu dari ke-10 perintah itu yang hanya berlaku untuk waktu
yang terbatas dan bagi orang-orang yang terbatas. Jika 1 berlaku, ya semua
ke-10nya berlaku. Jika 1 tidak berlaku, ya semua ke-10nya tidak berlaku.
Maka kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, apakah paket 10 Perintah
itu masih berlaku? Adakah orang Kristen yang mengatakan 10 Perintah Allah itu
tidak berlaku? Jelas MASIH BERLAKU.
Maka, jika 10 Perintah Allah itu berlaku, maka
kesepuluh-sepuluhnya berlaku semua, termasuk Perintah ke-4 mengenai
pemeliharaan Sabat hari ketujuh.
Dan istimewanya, Hukum Allah tentang pemeliharaan
Sabat hari ketujuh ini sudah ada sejak Penciptaan dunia, ketika
belum ada bangsa Israel, yang ada cuma Adam dan Hawa. Mari kita lihat apa kata
Alkitab:
Kejadian
2:2-3
“2 Ketika Allah pada hari
ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada
hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu
Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah
Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”
Siapa yang berhenti dari pekerjaan mencipta? Allah.
Berarti hari ketujuh itu adalah hari perhentian
siapa? Hari perhentian Allah! Karena itu di
Keluaran 20:11 hari ketujuh itu disebut sebagai “HARI SABAT TUHAN ALLAHMU”. “Sabat” itu artinya berhenti bekerja. Jadi bukan hari sabat orang Yahudi, tapi hari
sabat Tuhan!
Maka untuk menghormati hari sabat Tuhan ini, manusia juga disuruh berhenti
bekerja. Hari ketujuh itu adalah hari yang istmewa, hari yang spesial, mengapa?
Karena
“…Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya…”.
Satu-satunya hari yang diberkati Allah
di seluruh Alkitab adalah hari yang ketujuh ini, tidak ada hari yang lain.
Boleh dicari dari halaman pertama hingga halaman terakhir.
Selain itu, hari yang ketujuh juga hari
yang telah dikuduskan Allah. Artinya, hari ini dipisahkan dari enam hari yang
lain dalam satu minggu. Hari ketujuh ini lain daripada semua hari yang lain.
Enam hari yang lain namanya hari-hari kerja, hari-hari biasa, hari-hari
sekuler. Tetapi hari yang ketujuh adalah hari yang kudus, memiliki nilai
spiritual, karena itu adalah milik Allah.
Jadi, teman-teman, jangan kita terkecoh tipu daya Setan.
Setan tidak bisa menipu manusia supaya menyembah dia
terang-terangan. Zaman sekarang hanya orang-orang gila yang sengaja mau
menyembah Setan. Semua orang ingin menyembah Tuhan. Karena itu Setan licik. Dia membuat manusia
sengaja melanggar satu saja dari Hukum Allah, yaitu Hukum tentang hari Sabat. Manusia tidak
merasa telah melanggar Hukum itu, karena manusia menganggap hari Sabat itu hari
Minggu, atau hari Sabat itu boleh hari apa saja asal satu kali dalam seminggu
mereka beribadah. Tapi itu salah. Dan melanggar Hukum Tuhan itu namanya dosa.
1
Yohanes 3:4
Setiap
orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah
pelanggaran hukum Allah.
Jadi Setan itu licik. Banyak orang tidak
merasa telah berbuat dosa padahal dia berbuat dosa. Dan dosa yang
tidak kita sesali, dosa yang tidak kita tobati, yang tidak kita mintakan
pengampunan Tuhan, itu menjadi tanggungan kita sendiri! Apa kata Alkitab tentang ganjaran dosa?
Roma
6:23
Sebab
upah dosa ialah maut…
Jadi sementara kita mengira kita sudah selamat, ternyata
sebenarnya kita sedang memikul banyak dosa. Setiap Sabat Tuhan yang tidak kita
pelihara, itu dosa. Tinggal menghitung saja sudah berapa jumlah dosa kita.
Teman-teman, hari Sabat bukan sembarang hari.
Hari Sabat sudah ditentukan oleh Tuhan sendiri, yaitu setiap hari yang ketujuh
dari satu minggu. 24 jam lamanya, dari matahari
terbenam Jumat hingga matahari terbenam Sabtu. Dan seluruh 24 jam itu adalah milik
Tuhan, bukan milik kita. Karena itu 24 jam itu tidak boleh kita
pakai untuk kepentingan kita sendiri, tetapi itu harus kita pakai untuk
kemuliaan Tuhan.
Jangan izinkan kita termakan tipu muslihat Setan.
Jika kita mengaku pengikut Kristus, maka Alkitab haruslah menjadi satu-satunya
pedoman kita, sola scriptura.
Apakah berarti kita tidak boleh membaca buku ro1414hani
lain? Boleh. Tapi harus hati-hati. Betapa pun bagus isinya, betapa pun
terkenalnya si penulis, bila isinya
tidak sama dengan isi Alkitab, maka itu menjerumuskan. Jadi paling aman kita harus tahu betul apa kata
Alkitab dulu supaya kita bisa tahu bila ada ajaran yang bertentangan dengan
ajaran Alkitab.
Satu lagi penipuan Setan ialah mengatakan orang awam
tidak bisa belajar Alkitab sendiri, harus diterangkan oleh gereja. Itu tidak
benar. Itulah yang mengakibatkan di zaman Abad Pertengahan gereja menjadi
mahakuasa sampai berani membunuh semua orang yang tidak sepaham dengannya. Jangan membuat gereja menjadi pengganti Tuhan.
Menjelang kembalinya Yesus ke Surga, Dia mengatakan bahwa
Bapa akan mengirim Penghibur yaitu Roh Kudus.
Yohanes
14:26
tetapi Penghibur itu, yaitu Roh
Kudus, yang
akan dikirim oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu, dan
akan mengingatkan kamu akan
semuanya, apa pun yang telah Kukatakan
kepadamu.
Perhatikan, Penghibur yang akan mengajarkan segala
sesuatu kepada kita itu Roh Kudus, BUKAN GEREJA! Bukan pimpinan gereja, bukan
tokoh-tokoh agama, tapi Roh Kudus! Roh
Kudus-lah yang akan menggantikan Yesus mengajar semua manusia. Vicarius Filii Dei adalah Roh Kudus. Vicarius Christi adalah Roh Kudus,
bukan manusia fana. Jelas ditulis demikian di Alkitab. Bukan menurut
aku.
Tuhan memberikan hikmat kepada siapa saja yang mencari
kebenaran dengan tulus. Jika kita mengetuk, maka pintu akan dibukakan. Jika
kita mencari, kita akan menemukan. Tuhan ingin kita semua selamat.
Jangan bergantung pada manusia. Roh Kudus sendiri yang akan menjelaskan semua
artinya kepada kita. Itu janji Tuhan. Dan penjelasan Roh Kudus tidak
pernah salah. Yang penting awali sesi belajar kita dengan doa yang tulus kepada
Tuhan, minta bimbingan dan penjelasanNya. Lalu akhiri dengan doa terima kasih
agar penjelasan itu boleh menyerap ke hati kita dan boleh kita ingat dan kita lakukan.
Semoga kita yakin bahwa tidak ada Hukum Allah yang boleh diganti,
digeser, diperbarui atau direvisi oleh manusia. Dan jika kita tidak
mematuhi Hukum Allah yang asli, sesuai yang dikatakan dan ditulis oleh Allah
sendiri, maka kita telah berbuat dosa. Dan yang rugi adalah kita sendiri.
11 10 2017
Bu. Bagaimana dgn ayat ini.
BalasHapusKolose 2:16 (TB) Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
Sori baru balas karena emailmu masuk ke kotak spam. Ini aku copaskan dari seri Kita Bertanya Alkitab Menjawab. Sebetulnya bisa lihat di blog ini juga cari aja Alkitab menjawab ttg Sabat dan ttg Makanan
Hapus23. BUKANKAH KOLOSE 2:16-17 MENGATAKAN SABAT SUDAH DIHAPUS?
BUKAN!
Kol. 2:16-17
Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Di hal. 29 sudah ditulis bahwa semua hari raya, hari perayaan, itu disebut hari Sabat. Hari Sabat artinya hari libur kerja.
Jadi “hari Sabat” yang tertulis di Kol. 2:16 ini adalah hari-hari raya orang Yahudi yang tertulis di dalam Kitab Musa, BUKAN SABAT HARI KETUJUH.
Berdasarkan apa kita tahu bahwa ayat 16 ini tidak bicara tentang Sabat Hari Ketujuh? Itu dijelaskan Paulus di ayat yang ke 17: “semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang”. Jari hari sabat yang disebutkan di sini adalah hari-hari sabat (hari libur kerja) upacara dari semua hari raya/hari besar orang Yahudi, yang semuanya mengacu kepada pekerjaan penebusan Kristus.
Kalau kita lihat di kitab Imamat mulai pasal 23, kita temukan ada 7 macam hari raya (perayaan) besar yang harus dipatuhi oleh orang-orang Yahudi, yaitu:
Hari raya Passah – hari ke-14 bulan yang pertama
Hari raya Roti tidak beragi – besoknya, hari ke-15 bulan yang pertama
Hari raya Unjukan – hasil yang pertama
Hari raya Korban Sajian/Pentakosta – hari yang ke-50 setelah Hari raya Unjukan.
Hari raya Nafiri/trompet – hari pertama bulan ke-7
Hari Pendamaian/Grafirat – hari ke-10 bulan ke-7
Hari raya Tabernakel/Pondok Daun – hari ke-15 bulan ke-7
Semua perayaan itu, ada peraturannya sendiri-sendiri, semuanya sudah diatur, misalnya kurban apa yang harus dipersembahkan, baik yang dibakar maupun yang disajikan, makanan apa, minuman apa, dll. dan yang lamanya masing-masing perayaan berbeda, ada yang 1 hari, ada yang seminggu, ada yang dengan puasa, ada yang dilakukan saat bulan baru (hari pertama dalam suatu bulan), ada yang di tengah-tengah bulan, dll.
Kita lihat saja kesimpulannya di Imamat 23:37
Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, yaitu korban bakaran dan korban sajian, korban sembelihan dan korban-korban curahan, setiap hari sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu,
Ketujuh hari raya di atas ini SEMUANYA merupakan bayangan/lambang dari pekerjaan penebusan Kristus. SEMUANYA! Mulai dari perayaan Passah hingga Pondok Daun, kata Paulus, “semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” OLEH KARENA ITU KETIKA YESUS MATI DI KAYU SALIB SEBAGAI DOMBA KURBAN YANG SEJATI, BERAKHIRLAH SEMUA HARI RAYA (HARI SABAT) BAYANGAN ITU KARENA YANG ASLI SUDAH MUNCUL!
Sedangkan Sabat hari Ketujuh sudah ada sebelum Adam berdosa, tidak ada kaitannya dengan pekerjaan penebusan Kristus, melainkan dengan event penciptaan dunia. Sabat hari Ketujuh sudah diadakan oleh Tuhan sebelum manusia berdosa, sehingga tidak berkaitan dengan pekerjaan penebusan Kristus.
Memelihara kekudusan sabat hari Ketujuh merupakan pengakuan kita bahwa Tuhan-lah Khalik Pencipta kita, hari itu kita sendirikan khusus untuk memuliakan Tuhan, karena hari itu sudah diklaim dan dikuduskan oleh Tuhan sendiri – Kej. 2:2-3
Jadi di Kol. 2:16 Paulus sama sekali tidak bicara tentang Sabat Hari Ketujuh! Yang dibicarakannya adalah hari-hari sabat bayangan yang semuanya sudah dihapus saat Yesus mati di salib.
Klo tentang makanannya ini:
Hapus68. KOLOSE 2:16 “JANGAN KAMU BIARKAN ORANG MENGHUKUM KAMU MENGENAI MAKANAN DAN MINUMAN” BERARTI SEMUA PERATURAN MENGENAI MAKANAN DAN MINUMAN SUDAH TIDAK BERLAKU LAGI, BUKAN?
Kolose 2:16
Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru atau pun hari Sabat;
Ayat ini juga sering dipakai untuk membenarkan pendapat bahwa orang Kristen Perjanjian Baru, sudah tidak usah lagi berpegang pada hukum makanan haram/halal.
Kalau kita cuma mencomot satu ayat ini, memang sepertinya demikian. Tetapi, pelajaran yang diberikan Paulus tidak berhenti pada ayat itu saja. Kalau kita teruskan membaca ayat selanjutnya, kita tahu bahwa apa yang dibicarakan Paulus di sini BUKAN MENGENAI BINATANG YANG HARAM/HALAL DIMAKAN.
Kolose 2:17
semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Kita kupas dulu ayat yang ke 17, “bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” Jadi apa yang dibicarakan Paulus di sini?
Siapakah Kristus? Juruselamat, Penebus, Domba Allah yang dikorbankan untuk menebus dosa manusia.
Apa yang merupakan bayangan dari misi yang dipikul Kristus? UPACARA KURBAN.
Kita tahu, begitu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Tuhan segera memberlakukan upacara kurban agar manusia selalu ingat, bahwa mereka tidak dibuang oleh Tuhan, Tuhan akan menyelamatkan mereka. Suatu hari akan datang seorang Juruselamat yang akan mati untuk mereka sebagai kurban dosa, supaya siapa yang percaya boleh hidup. Selama Domba Allah, kurban yang sejati itu belum muncul, maka mereka harus mengadakan UPACARA KURBAN YANG MERUPAKAN BAYANGAN DARI APA YANG HARUS DATANG, YAITU KRISTUS. Tetapi begitu Kristus mempersembahkan DiriNya sebagai kurban untuk manusia, berakhirlah semua upacara kurban yang hanya merupakan bayangan dari apa yang dilakukan Kristus di salib.
Ibrani 9:12
dan Ia [Kristus] telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Kalau kita memeriksa Alkitab, ada banyak ragam upacara kurban yang masing-masing ada peraturannya sendiri, tentang peralatannya, tentang harinya, tentang hewan kurbannya, tentang rotinya, tentang anggurnya, dll. Semua itu bisa kita baca sendiri dari Kitab Imamat. Terlalu panjang kalau dikutip semuanya di sini. Saya kutipkan beberapa saja:
Imamat 3:13
Untuk kurban makanan persembahkanlah dua kilogram tepung dicampur minyak zaitun. Bau kurban itu menyenangkan hati TUHAN. Bersama itu persembahkanlah juga satu liter air anggur.
Imamat 23:18
Bersama roti itu bangsa Israel harus mempersembahkan tujuh ekor anak domba yang berumur satu tahun, seekor sapi jantan muda dan dua ekor kambing. Masing-masing tak boleh ada cacatnya dan harus dipersembahkan untuk kurban bakaran bagi TUHAN, dengan kurban sajian dan kurban air anggur. Bau kurban itu menyenangkan hati TUHAN.
Imamat 23:37
Itulah hari-hari raya agama yang ditetapkan TUHAN dan yang harus kamu umumkan. Pada perayaan-perayaan itu kamu harus menghormati TUHAN dengan mengadakan pertemuan untuk beribadat dan mempersembahkan kurban makanan, kurban bakaran, kurban sajian, kurban binatang dan kurban air anggur, sebanyak yang diperlukan setiap harinya.
Jadi, makanan dan minuman yang disebut di Kol 2:16 di atas, adalah mengenai makanan dan minuman yang dipersembahkan kepada Tuhan pada waktu upacara kurban. Bukan mengenai makanan dan minuman manusia sehari-hari.
Kita mengetahuinya karena di ayat itu Paulus menggolongkan:
• Makanan dan minuman
• Hari raya
• Bulan baru
• Sabat
menjadi satu grup.
Grup apa?
Grup “bayangan”.
Grup bayangan dari apa? Grup “Bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” berarti Grup “bayangan” ini adalah UPACARA KURBAN. Kristus merupakan yang asli. Sedangkan segala upacara kurban itu hanya bayangannya.
(bersambung)
(sambungan)
HapusMaka, yang tidak termasuk bayangan dari penebusan Kristus, TIDAK TERMASUK TOPIK YANG DIBICARAKAN PAULUS DI AYAT INI.
Larangan makan binatang yang haram [tidak halal untuk dimakan], TIDAK TERMASUK YANG DIBICARAKAN PAULUS DI AYAT ITU.
Karena itu, Kolose 2:16
khusus berbicara mengenai makanan dan minuman
yang dipersembahkan kepada Tuhan sebagai kurban
BUKAN makanan-minuman untuk manusia.
Catatan: Termasuk “sabat” yang disebutkan Paulus di sini, BUKANLAH SABAT HARI KETUJUH! Karena Sabat Hari Ketujuh tidak termasuk bayangan dari penebusan Kristus, melainkan sabat yang berkaitan dengan penciptaan dunia.
Sabat yang dimaksudkan di sini adalah hari-hari di mana orang Yahudi harus berhenti dari pekerjaan sehari-hari mereka, karena ada perayaan agamis, misalnya yang tercatat di Imamat 23:7, 21, 24-25, 27-28, 34-35. Sabat berarti “tidak melakukan pekerjaan sehari-hari” atau “libur kerja”. Semua hari di mana Tuhan menghendaki umatnya berkumpul dan tidak melakukan pekerjaan sehari-hari mereka, disebut hari sabat. Tetapi hanya ada satu SABAT HARI KETUJUH, yang terjadi secara terus-menerus setiap tujuh hari, yang khusus diberkati dan disucikan oleh Tuhan, karena pada hari itu Tuhan minta diingat sebagai Khalik Pencipta yang telah menciptakan semua kehidupan dan makhluk hidup di dunia ini. (Silakan membaca kembali “Kita Bertanya Alkitab Menjawab – 1”)
Jadi, sekali lagi, KOLOSE 2:16 JUGA TIDAK BERBICARA TENTANG BINATANG HARAM ATAU HALAL.
Yang dikatakan Paulus adalah, karena Domba Allah yang sejati, Yesus Kristus sudah datang dan melaksanakan misiNya sebagai Penebus umat manusia, maka semua UPACARA YANG MERUPAKAN BAYANGAN DARI PENEBUSAN KRISTUS ITU, SUDAH BERAKHIR. Hal ini ditandai Allah sendiri dengan robeknya tirai Bait Suci ketika Yesus di salib berkata “Sudah selesai.” Itulah sebabnya orang Kristen Perjanjian Baru, tidak lagi mempersembahkan kurban, karena Kristus, sudah datang dan sudah menjadi kurban bagi semua manusia. Cukup satu kali saja kematian Kristus untuk membayar dosa semua manusia dari manusia pertama hingga yang terakhir, tidak perlu diulang-ulang lagi.
Ibrani 9:28
Begitu juga Kristus satu kali saja dipersembahkan sebagai kurban untuk menghapus dosa banyak orang. Ia akan datang lagi pada kedua kalinya, bukan untuk menyelesaikan persoalan dosa, tetapi untuk menyelamatkan orang-orang yang menantikan kedatangan-Nya.
Roma 6:10
Kematian yang dialami Kristus adalah kematian terhadap dosa. Itu terjadi satu kali saja untuk selama-lamanya. Dan hidup yang dijalani-Nya sekarang ini adalah hidup untuk Allah.