185. ROMA 2:13 VERSUS ROMA 3:28
__________________________________________________________________
Roma 2:13
Karena bukanlah orang yang mendengar Hukum
yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan Hukum yang akan dibenarkan.
Roma 3:28
Oleh karena itu, kami simpulkan, bahwa manusia dibenarkan oleh iman tanpa perbuatan Hukum.
Lho, kok dua ayat yang bertentangan? Padahal ditulis oleh penulis yang
sama, yaitu rasul Paulus! Apakah Paulus sedang mabuk waktu menulis ini? Yang
mana yang bisa dipercaya? Yang mana yang benar?
Manusia kalau mendengar kata “hukum” sudah alergi dulu. Hukum atau peraturan
itu dibuat untuk dilanggar, katanya. Tidak usah hukum yang tinggi-tinggi, hukum
lalu lintas saja kalau bisa dilanggar, dilanggar. Jika tidak ada polisi, lampu
merah diterobos. Jika tidak ada polisi, jalan searah dimasuki saja dari arah
berlawanan. Walau tidak punya SIM, tetap saja berkendaraan di jalan, toh polisi
tidak tahu, kecuali pas ketemu ada operasi, ya cepat-cepat putar balik supaya tidak
kena pemeriksaan.
Apalagi berurusan dengan Hukum Allah. Allah kan tidak berjaga-jaga di
pinggir jalan untuk menangkap siapa yang melanggar. Biar pun dilanggar,
seringkali Allah tidak segera menjatuhkan hukuman, sehingga lama-lama banyak
orang menganggap Allah itu tidak ada, atau Allah itu begitu baik sehingga
biarpun orang melanggar juga tidak apa-apa, tidak ada sanksinya.
Nah, kalau kita melihat dua ayat di atas, apa kesimpulan kita?
Mau melakukan Hukum Allah atau tidak?
Apakah kita boleh memilih? Ah, aku memilih Roma 3:28 saja, itu yang cocok
denganku.
Bagaimana dengan yang Roma 2:13? Lha itu tidak cocok denganku, jadi ya
boleh diabaikan.
Teman-teman, Alkitab itu bukan check system, pilih jawaban salah satu, centang
A atau B.
Alkitab itu ditulis oleh orang-orang di bawah bimbingan Roh Kudus,
orang-orang yang diilhami oleh Roh Kudus. Artinya mereka tidak menulis sesuka
hati mereka, tetapi mereka menulis apa yang disuruh tulis oleh Roh Kudus.
Apa maksudnya?
Maksudnya, SELURUH ALKITAB ITU VALID, SELURUH ALKITAB ITU
ADALAH PESAN DARI ALLAH KEPADA MANUSIA.
Lalu mengapa ada ayat-ayat yang bertentangan seperti Roma 2:13 versus Roma
3:28?
KITA YANG SALAH PAHAM.
Alkitab tidak pernah mengkontradiksi dirinya sendiri. Jika kita bertemu
dengan ayat-ayat yang “tampaknya” bertentangan, maka kesalahannya terletak pada
pemahaman kita, bukan pada ayat-ayat Alkitab itu.
Kembali ke kedua ayat di Roma ini.
Mengapa keduanya bertentangan dalam hal “melakukan Hukum”?
Roma 2:13 mengatakan “orang
yang melakukan Hukum yang akan dibenarkan”
Roma 3:28 mengatakan “manusia
dibenarkan oleh iman tanpa melakukan Hukum”.
Jika kita membaca Roma pasal 2, Paulus berbicara tentang apa?
Mari kita baca ayat 12 sebelumnya.
Roma 2:12
Sebab seberapa
banyak orang yang berdosa di luar Hukum,
akan binasa juga di luar Hukum; dan seberapa banyak
orang yang berdosa di dalam Hukum, akan
dihakimi oleh Hukum.
Jadi di pasal 2 Paulus
berbicara tentang apa? TENTANG PENGHAKIMAN.
Apa yang menjadi dasar Tuhan untuk
menghakimi manusia? Jika Indonesia punya KUHP, Tuhan memiliki Hukum Allah. Dan
Hukum Allah itulah yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan apakah seseorang
itu salah atau benar.
Jika orang ini melakukan sesuai dengan
Hukum Allah, maka dia dibenarkan. Jika tidak, maka dia tidak dibenarkan.
Jadi Roma 2:13 itu berbicara tentangn PENGHAKIMAN,
peran Hukum Allah dalam penghakiman.
Kapan perbuatan manusia itu akan
dihakimi?
Wahyu 20:12
Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan
kecil, berdiri di hadapan Allah. Lalu kitab-kitab dibuka. Dan dibuka juga sebuah
kitab lain, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka,
berdasarkan apa yang ada tertulis di
dalam kitab-kitab itu
Jelas?
Pada waktu penghakiman, yang dihakimi ialah PERBUATAN
KITA, dan yang menjadi dasar penghakiman itu ialah HUKUM ALLAH, apakah
perbuatan kita itu sesuai atau tidak dengan Hukum Allah, apakah kita melakukan
atau melanggar Hukum itu.
Kalau begitu Roma 3:28 berbicara tentang apa?
Mari kita baca ayat-ayat sebelumnya supaya tahu apa konteksnya.
Rom 3:23-24
Karena
semua orang telah berbuat dosa dan gagal
mencapai kemuliaan Allah setelah dibenarkan dengan cuma-cuma oleh kasih karuniaNya melalui penebusan
yang terdapat dalam Kristus Yesus.
Di pasal 3 ini
Paulus berbicara TENTANG KESELAMATAN.
Apa yang menyelamatkan manusia? Jelas di sini dikatakan manusia selamat karena penebusan dalam Kristus Yesus. Jadi
manusia diselamatkan oleh Kristus Yesus! Dan itu secara cuma-cuma,
secara gratis, bukan karena perbuatan kita, bukan karena jasa atau perbuatan
kita, melainkan melulu karena jasa atau perbuatan Kristus Yesus.
Ini sama dengan yang ditulis Paulus di Efesus 2:8-9
Karena oleh
kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman,
dan itu bukan karena usaha kamu, itu adalah
pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang
yang memegahkan dirinya.
Jadi, jangan bingung, jangan rancu dengan dua hal yang berbeda:
Roma 3:28 berkata, manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan
melakukan Hukum. Sebaik apa pun dia, dia tetap “gagal mencapai
kemuliaan Allah” [ay. 23]. Urusan keselamatan adalah
urusan Allah. Semuanya inisiatif Allah, pekerjaan Allah, kasih
karunia Allah. Manusia tidak punya andil apa-apa dalam
keselamatannya. Allah yang memberi dengan gratis, manusia tinggal menerimanya
saja melalui iman.
Tetapi SELAMAT ITU BARU
LANGKAH PERTAMA. Setelah selamat, manusia harus menyambut pemberian
Allah tersebut. Bagamana manusia merespon pemberian Allah ini?
Jika kita diberi sesuatu yang sangat
berharga (bebas dari kematian kekal dan mendapatkan hidup kekal itu sesuatu
yang sangat berharga, bukan?) apakah kita berterima kasih kepada si pemberi?
Pasti.
Kalau Tuhan Yesus begitu mengasihi kita
sampai mau mati menggantikan kita, apa kita tidak merespon kasih itu? Masa kita
tidak mengasihi Tuhan Yesus kembali? Wajarnya ya kita pasti mengasihi Tuhan
Yesus kembali.
Nah, jika kita mengasihi Tuhan Yesus,
apa yang harus kita lakukan?
Yohanes
14:15
Jikalau
kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Jadi, kalau kita mengasihi Tuhan Yesus,
apakah kita akan melakukan Hukum Allah? Iya! Tapi kita melakukan
Hukum karena kita mengasihi Tuhan Yesus, bukan karena dengan melakukan Hukum
itu lalu kita bisa menyelamatkan diri sendiri.
Beda?
Beda!
Dengan melakukan Hukum Taurat
kita TIDAK
bisa selamat
Melakukan Hukum Taurat membuktikan bahwa
kita mengasihi Kristus Yesus
Pertanyaan: Bagaimana kalau
tidak melakukan Hukum Allah? Kan dengan melakukannya kita tidak bisa selamat.
Kalau begitu, ya sudah tidak usah melakukannya, iya kan?
Mari kita lihat lagi apa kata Alkitab:
Roma 2:13
Karena bukanlah orang yang mendengar Hukum
yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan Hukum yang akan dibenarkan.
Yakobus 2:17
Demikian
juga halnya, iman sendirian, jika iman
itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu mati
Yakobus 2:24
Jadi
kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan oleh perbuatan-perbuatannya dan
bukan hanya oleh iman
Jadi, diselamatkan itu baru langkah
pertama. LANGKAH BERIKUTNYA IALAH KITA HARUS LULUS PENGHAKIMAN.
Barulah kita akan dibawa Yesus menjadi tamu Surga dan menjadi pewaris dunia
baru.
Dengan melakukan Hukum Allah
kita tidak bisa selamat
tapi
Dengan TIDAK melakukan Hukum Allah
kita TIDAK AKAN LULUS PENGHAKIMAN
Bisa tidak kita melakukan Hukum Taurat?
Yakobus 2:10
Sebab
barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian darinya,
ia bersalah terhadap seluruhnya.
Wah, ngeri ya? Siapa yang berani angkat
tangan mengatakan dia bisa menuruti seluruh Hukum Allah tanpa kecuali?
Umumnya semua akan mengatakan tidak
mungkin ada manusia yang bisa.
Nah, hal ini yang kurang kita sadari.
Apakah Yesus bisa menurut seluruh Hukum
Allah itu ketika Dia hidup di dunia sebagai manusia? Jawabnya jelas iya,
menurut Alkitab:
Ibrani 4:15
Sebab
kita bukan punya seorang imam besar yang
tidak dapat disentuh oleh perasaan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya dalam
segala hal telah dicobai sama dengan kita, namun
tidak
berbuat dosa.
Apa yang dikatakan ayat ini? Imam Besar kita, yaitu Kristus Yesus, ketika hidup di dunia Dia itu sama seperti kita dalam hal memiliki kelemahan-kelemahan
kita, Dia merasakan kelemahan-kelemahan yang sama seperti yang kita
miliki, Dia juga dicobai dalam segala hal sama seperti kita, tetapi DIA TIDAK BERBUAT DOSA.
Tentunya ada yang berkata, “Lha tentu saja, Dia Kristus, Dia Allah, kita
kan manusia?”
Alkitab sudah menjawab ini, ketika Yesus hidup di dunia, dia adalah 100%
manusia, bukan 50% manusia dan 50% Allah, tapi 100% manusia, sama seperti kita.
1 Timotius 2:5
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu MANUSIA
Kristus Yesus.
Karena itu Yesus
lahir secara manusia, melalui seorang ibu manusia, lahir sebagai bayi manusia,
bukan tiba-tiba turun dari langit sudah dewasa. Dia tumbuh sebagaimana layaknya
anak-anak manusia, dan hidup sama seperti semua manusia yang lain.
Teman-teman, dosa
bukanlah kodrat asli kita, tapi itu merupakan pilihan kita. Ketika kita lahir, Tuhan tidak menentukan kita HARUS berbuat dosa. Jika kita
berbuat dosa, ITU ADALAH PILIHAN KITA.
Kita lahir dengan menanggung kutukan/akibat dosa, itu benar. Tubuh kita
dipenuhi oleh tanda-tanda kekuasaan dosa, organ-organ tubuh kita bisa menua,
dan bisa berhenti berfungsi, udara yang kita isap penuh dengan polusi, makanan
yang kita makan penuh dengan racun, kita mungkin mewarisi penyakit keturunan, semua
itu adalah kutukan atau akibat dosa yang tidak bisa kita hindari. Tapi itu
tidak berarti bahwa kita tidak punya pilihan lain kecuali berbuat dosa! Berbuat dosa atau tidak berbuat dosa itu adalah pilihan kita sendiri.
Mau hidup dengan menurut Hukum Allah, atau mau hidup dengan melanggar Hukum
Allah, itu adalah pilihan dan keputusan kita sendiri.
Pertanyaan: Adakah manusia yang hidup mematuhi semua Hukum Allah
tanpa cacat cela?
Kita lihat apa kata Alkitab.
Lukas 1:5-6
Di zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang
imam yang bernama Zakharia dari kelompok
Abia, dan isterinya adalah keturunan Harun, namanya Elisabet. Dan keduanya benar di hadapan Allah, dan hidup menurut segala
perintah dan ketetapan Tuhan tanpa cacat
Apakah Zakharia dan Elisabet ini bukan manusia? Mereka 100% manusia. Tapi
mereka bisa hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan tanpa bercacat.
Jadi bisa, menurut Alkitab.
Apakah mereka bukan orang berdosa? Menurut Alkitab, semua orang itu orang
berdosa.
Rom 3:23
Karena
semua orang telah berbuat dosa dan gagal
mencapai kemuliaan Allah.
Kalau begitu mengapa Alkitab mengatakan
Zakharia dan Elisabet ini tidak bercacat? Karena begitu mereka sadar bahwa Allah
menyelamatkan mereka, mereka hidup menurut segala perintah dan ketetapan Allah.
Mereka secara sadar memilih untuk tidak melanggar
perintah dan ketetapan Allah.
Pertanyaan: Bagaimana
manusia-manusia biasa, manusia-manusia yang lahir dengan kecenderungan untuk
berbuat dosa, manusia-manusia yang lahir sudah terbebani segala kutukan dan
akibat dosa, bisa hidup menurut segala perintah dan ketetapan Allah, bisa
memilih untuk tidak berbuat dosa, tidak melanggar perintah dan ketetapan Allah?
Roma 8-26-27
Demikian
pula Roh juga
membantu kelemahan-kelemahan kita; sebab
kita tidak tahu apa yang seharusnya kita
mohonkan, tetapi Roh sendiri yang mendoakan syafaat untuk kita dengan rintihan yang tidak terucapkan. Dan Dia yang menyelidiki hati mengetahui apa pikiran Roh itu, karena
Dia mendoakan
syafaat bagi orang-orang kudus, sesuai dengan kehendak Allah,
Siapa
yang membantu kita dalam kelemahan kita? Roh.
Roh siapa? Roh Allah, Roh Kudus.
Galatia
5:25
Jikalau
kita hidup dalam Roh, hendaklah kita juga hidup menurut
Roh.
Jadi kita bisa
hidup menurut Roh. Bagaimana suatu hidup yang menurut Roh? Apakah Roh akan
memimpin kita untuk melanggar Hukum Allah? Pasti tidak! Roh pasti akan
memimpin kita untuk hidup menurut Hukum Allah.
Titus
3:5
bukan karena perbuatan benar yang
telah kita lakukan, melainkan karena rahmatNya, Dia menyelamatkan kita, melalui pembasuhan regenerasi (menghidupkan
kembali), dan pembaharuan oleh Roh Kudus.
Setelah kita
diselamatkan oleh kasih karunianya, setelah kita melalui baptisan kelahiran
kembali, apa yang kita alami? Pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus! Jadi Roh Kudus
mengerjakan pembaharuan pada kita,
yang tadinya hidup sesuka hati sendiri, yang tadinya sering melanggar Hukum
Allah, dengan pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus kita menjadi
gemar menuruti Hukum Allah, kita tidak lagi hidup sesuka hati kita,
karena Roh Kudus mengerjakan pembaharuan dalam hati kita.
1
Petrus 4:6
Karena demi tujuan ini Injil
telah diberitakan juga kepada mereka yang
sekarang sudah mati, supaya mereka boleh dihakimi
sebagaimana manusia dalam kedagingannya, tetapi hidup dalam Roh menurut Allah.
Menyimpang
sedikit, ayat ini di terjemahan LAI bisa menimbulkan pemahaman yang salah.
Itulah sebabnya
maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang
mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani;
tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.
Ini memberi kesan bahwa
orang-orang yang sudah mati masih diberi khotbah tentang
injil, tetapi bukan demikian maksudnya.
Orang mati sudah
tidak bisa mendengar lagi dan sudah tidak perlu diinjili karena mereka sudah
tidak tahu apa-apa, mereka sudah tidak bisa bertobat (Pengkhotbah 9:5-6, 10).
Nah, “orang-orang mati” di sini maksudnya ialah orang-orang yang hidup di
zaman dahulu, yang sekarang sudah mati. Mereka juga sudah pernah
mendengar tentang injil pada waktu mereka hidup dulu. Jadi Petrus mau
menekankan bahwa di zaman dulu pun, sebelum zamannya, orang-orang telah mendengar
tentang injil.
Yang perlu kita
perhatikan di ayat ini sesuai konteks pembahasan hari ini ialah “hidup dalam roh menurut
Allah”. Jadi bagaimana kita bisa hidup menurut Allah, patuh pada
Allah? Dalam Roh! Artinya dengan bimbingan Roh Kudus.
Jadi, bisakah kita hidup menurut Allah,
hidup menurut segala perintah dan ketetapan Allah, tanpa bercacat cela seperti
Zakharia dan Elisabet?
BISA JIKA KITA HIDUP DALAM ROH KUDUS.
Pertanyaan: Apakah berarti kita
tidak bisa berbuat dosa lagi?
Jika kita 100% berserah kepada
bimbingan Roh Kudus, 24/7 (24 jam sehari, 7 hari seminggu) tanpa jeda, maka
kita tidak akan berbuat dosa lagi, karena apa?
Galatia
2:19-20
Sebab aku oleh Hukum, mati terhadap Hukum, supaya aku boleh hidup untuk Allah. Aku tersalib
bersama Kristus, namun begitu aku hidup;
tetapi bukan aku melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kujalani sekarang di dalam daging, aku hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi
aku dan telah menyerahkan diri-Nya untuk
aku.
Ini adalah kesaksian Paulus, mantan
pembunuh orang-orang Kristen, dia mengatakan, hidup yang sekarang dia jalani
itu bukan dia sendiri lagi yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup dalamnya.
Jadi kalau Kristus
yang hidup dalam kita, apakah kita masih berbuat dosa? Tidak lagi, karena
Kristus sendiri tidak pernah berbuat dosa, maka saat Kristus hidup di dalam
kita, Dia juga tidak berbuat dosa.
Pertanyaan: Mengapa kadang
kita masih berbuat dosa?
Menurut ayat di atas, Galatia 2:20,
jika kita masih berbuat dosa berarti Kristus tidak 24/7 hidup dalam kita. Ada saat-saat kita menyingkirkan Kristus dan orang lama kita sendiri
yang mau hidup.
Jadi bila kita berbuat dosa setelah
kita dibimbing oleh Roh, setelah Kristus kita undang hidup dalam diri kita, itu
yang gagal bukan Roh Kudus dan bukan Kristus, tetapi kita sendiri yang telah
menyingkirkan Roh Kudus, menyingkirkan Kristus, dan ego kita sendiri yang
mengambil alih.
Tuhan tidak pernah memaksa. Kalau kita
yang tidak mau dipimpin, Tuhan minggir. Kalau kita mau dipimpin itu harus
karena kita sendiri yang mau.
Jadi kembali lagi ke pembahasan kita
tadi, menurut atau melanggar perintah dan ketetapan Tuhan itu pilihan kita
sendiri. Jika kita melekat pada Tuhan, maka Roh Kudus yang
berperan aktif dalam hidup kita, kita aman karena setiap langkah itu dipimpin
Roh Kudus. Tapi jika kita merasa pintar sendiri, merasa mampu
sendiri, merasa sudah tahu semua sendiri, lalu kita tidak mendengarkan suara
Tuhan, tidak mempedulikan pimpinan Roh, maka dipastikan kita akan membuat
pilihan yang salah, kita akan melanggar Hukum Allah. Mengapa? Karena kiita
punya kecenderungan untuk melanggar Hukum Allah.
Tapi sebelum kita akhiri pembahasan
ini, kita harus ingat bahwa Allah itu selalu menginginkan kita selamat dan
lulus penghakiman. Karena itu, seandainya sekali waktu kita berbuat dosa, kita
masih punya kesempatan untuk bertobat.
1
Yohanes 2:1-3
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada
kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pembela pada Bapa yaitu
Yesus Kristus, yang benar. Dan Ia Sendiri
yang menjadi pendamai dosa-dosa kita, dan bukan untuk dosa kita
saja, tetapi juga untuk dosa seluruh
dunia. Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal
Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
1
Yohanes 1:9
Jika kita mengaku
dosa kita, Ia setia dan adil untuk
mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.’
Jadi, jika sekali waktu karena khilaf,
kita berbuat dosa, kita memberontak terhadap pimpinan Roh Kudus, kita menulikan
telinga terhadap bisikanNya, maka Tuhan telah menyediakan jalan kembali bagi
kita, yaitu kita datang kepadaNya, mengakui dosa kita, kita sesali dosa kita,
dan Tuhan akan mengampuninya. Setelah itu, jangan mengulanginya lagi. Jelas
Alkitab berkata, bahwa jika kita memang mengenal Allah, kita akan menuruti
perintah-perintahNya.
Kesimpulan apa yang kita peroleh dari
pembahasan ini?
1.
Kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri dengan perbuatan
kita.
2.
Keselamatan itu 100% adalah inisiatif dan pemberian
Allah, itu kasih karunia Allah, dan diberikan kepada semua manusia secara
gratis.
3.
Keselamatan itu bisa kita peroleh hanya dengan mau
menerimanya, kita mau diselamatkan oleh Allah melalui penebusan Yesus Kristus.
Maka kita menerima keselamatan itu dengan iman. Kita
tidak bisa mendapatkan keselamatan itu dengan perbuatan kita sendiri.
4.
Tetapi menerima keselamatan itu saja belum final.
Karena setelah itu kita masih hidup sekian tahun lagi.
Selama sisa hidup kita, kita harus membuktikan bahwa kita memang benar-benar
telah menerima keselamatan dari Allah.
5.
Berbuat dosa atau melanggar Hukum Allah bukanlah kodrat
kita, tetapi itu adalah pilihan kita.
Kita memang punya kecenderungan untuk melanggar Hukum,
tetapi kita bisa memilih untuk tidak melanggarnya. Tidak ada yang mengharuskan
kita melanggar Hukum. Itu adalah pilihan kita sendiri.
6.
Perbuatan kita selama sisa hidup kita itulah yang membuktikan
apakah kita benar-benar sudah diselamatkan,
karena setelah diselamatkan seharusnya kita mengalami
pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Jika perbuatan kita tidak sesuai
dengan Hukum Allah, berarti kita belum mengalami pembaharuan dalam hidup kita,
berarti kita masih belum benar-benar menerima keselamatan yang telah diberikan
Allah.
7.
Untuk membuktikan benar-tidaknya kita memang
diselamatkan, maka kita akan dihakimi.
8.
Yang dihakimi adalah semua perbuatan kita, termasuk
kata-kata dan pikiran kita.
9.
Yang menjadi dasar penghakiman adalah Hukum Allah.
10.
Setelah kita diselamatkan, kita bisa hidup sesuai dengan
kehendak Allah,
sesuai dengan semua perintah dan ketetapan Allah, artinya
tidak berbuat dosa, asalkan Roh Kudus
hidup dalam kita, membimbing hidup kita. Maka kita akan mengalami
pembaharuan hati.
11.
Apabila karena khilaf, dan sekali waktu kita melepaskan
diri dari bimbingan Roh Kudus lalu berbuat dosa,
maka kita bisa kembali kepada Tuhan dengan mengakui dosa
itu dan menyesalinya, dan Tuhan akan memberikan pengampunan.
Jadi, patuh kepada Hukum Allah itu merupakan bagian dari
pembaharuan hati kita. Tidak ada ajaran di Alkitab yang mengatakan
orang Kristen Perjanjian Baru tidak usah patuh kepada Hukum Allah. Justru orang Kristen akan dihakimi semua perbuatannya menurut Hukum Allah.
Jangan termakan tipuan Iblis. Iblis ingin menjerumuskan sebanyak-banyaknya
orang Kristen. Yang tidak bisa dia cegah untuk tidak menjadi Kristen, dia jegal
dengan tipuan tidak usah mematuhi Hukum Allah sehingga kita tidak lulus
penghakiman. Waspadalah
07 11 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar