187. SIAPA MEMPELAI ANAK DOMBA?
__________________________________________________________________
Wahyu 21:9
Lalu datanglah kepadaku
seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan yang penuh dengan
ketujuh malapetaka terakhir itu, dan berkata:
‘Datanglah kemari, aku akan menunjukkan
kepadamu pengantin perempuan, istri Anak
Domba
Semua orang Kristen tahu bahwa
yang dimaksud dengan “mempelai laki-laki” dalam Alkitab ialah Yesus Kristus.
Pertanyaannya sekarang: Siapa mempelai wanitanya, atau siapa pengantin wanitanya?
Biasanya tanpa berpikir
panjang, banyak orang Kristen akan menjawab: “Kami! Kami ini pengantin wanita
Kristus!” Bahkan ada denominasi yang sebagian dari umatnya menjalani hidup
selibat
(tidak menikah) karena mereka menganggap mereka adalah pengantin Kristus,
mereka sudah menikah dengan Kristus sehingga mereka tidak menikah dengan
manusia lain.
Benarkah konsep demikian? Salah!
Marilah kita lihat apa kata
Alkitab, karena itulah jawaban yang benar.
Di Alkitab, Yesus sendiri
memberikan beberapa parabel dengan topik Perkawinan
dan dengan mudah sekali orang mengaitkan mempelai laki-lakinya dengan Yesus
Kristus. Tapi anehnya dalam perumpamaan-perumpamaan itu, tidak pernah disebut
tentang identitas mempelai wanitanya.
PERUMPAMAAN RAJA YANG MENGADAKAN PERKAWINAN ANAKNYA.
Ini bisa kita baca di:
Matius 22:2-14.
‘Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja,
yang mengadakan perkawinan untuk anaknya.
Sebelumnya perlu kita
perhatikan bahwa ada perbedaan antara “marriage” dengan “wedding”.
Jika kita bisa membedakan dua istilah ini, lebih mudah bagi kita untuk mengerti
perumpamaan-perumpamaan dengan topik perkawinan ini.
“Marriage” itu
sesungguhnya adalah “perkawinan”nya sendiri, akad nikahnya, upacara resmi ketika perjanjian
perkawinan tersebut disahkan.
“Wedding” adalah pesta/perjamuan perkawinannya, resepsinya,
setelah perkawinan diadakan, maka selanjutnya diikuti oleh
resepsi/pesta/perjamuannya.
Jadi “perkawinan”
dan “perjamuan/pesta perkawinan” itu dua peristiwa yang berbeda.
Nah, sayangnya terjemahan LAI
merancukan kedua peristiwa ini.
Karena itu kita lihat
terjemahan KJV yang lebih tepat.
Supaya jelas apa bedanya, aku
berikan penjelasan singkat saja di sini. Terlalu panjang untuk membahasnya di
sini secara lengkap.
1.
Nama setiap umat
tebusan dicantumkan di Kitab Kehidupan ketika mereka menerima Yesus sebagai
Juruselamat.
Ini terjadi sudah sejak zaman Adam, ketika Yesus
dilambangkan oleh domba kurban. Ini yang dilambangkan dengan menerima undangan ke Perkawinan anak
raja.
Menolak undangan ke Perkawinan anak raja adalah mereka
yang menolak menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. Dan nama mereka tidak
dicantumkan di Kitab Kehidupan.
Jadi hanya mereka yang menerima Kristus yang namanya ada
di Kitab Kehidupan.
2.
Mulai tahun 1844
ada penghakiman untuk memeriksa nama-nama di
Kitab Kehidupan,
apakah nama-nama itu layak dipertahankan di Kitab
Kehidupan. Jadi, menerima undangan itu baru tahap namanya dicantumkan di Kitab
Kehidupan. Setelah itu masih harus diteliti apakah dia hidup sesuai Hukum
Allah.
ü
Jika
dia lulus penghakiman, namanya tetap di Kitab Kehidupan, dan dia akan hadir
sebagai tamu Perkawinan Anak Domba.
ü
Jika dia tidak
lulus, namanya dicoret, dan dia sama dengan orang-orang yang tidak
diselamatkan.
Dia tidak akan hadir di Perkawinan Anak Domba.Tidak ada banding di pengadilan
Tuhan.
Jadi,
pemeriksaan
atas umat Allah ini berjalan di Surga tanpa kehadiran umat Allah secara fisik
di pengadilan Allah. Umat Allah
pada waktu itu kalau bukan ada di dalam kubur, ya masih hidup di dunia. Mereka
tidak hadir di Surga. Semua akan diwakili oleh catatan hidup masing-masing yang
dibuat oleh malaikat seumur hidup mereka.
3.
Ketika Yesus Imam
Besar selesai dengan penghakiman atas umat tebusan
yang namanya tercantum di Kitab Kehidupan, maka pintu kasihan
pun ditutup, pada saat itu siapa-siapa yang lulus penghakiman sudah ditetapkan.
Ini dilambangkan oleh mempelai perempuan sudah terpilih.
4.
Maka pada saat itu
terjadi “perkawinan
Anak Domba” dengan mempelai perempuanNya yang sudah terpilih.
Jadi Perkawinan Anak Domba itu
terjadi di Surga, diadakan oleh Allah Bapa. Ini juga disebut sebagai
“Kristus
menerima KerajaanNya
dari BapaNya”, mempelai perempuan itu sama dengan Kerajaan Kristus.
Tapi, ini yang
penting, mempelai perempuan tidak hadir secara literal di
Perkawinan itu. Mempelai perempuannya masih ada di dunia, entah di dalam kubur dalam
kondisi sudah mati, entah masih hidup, tapi semua mereka masih di dunia. Jadi Perkawinan Anak
Domba itu hanya dengan nama-nama mempelai
perempuan.
5.
Kapan Kristus bertemu dengan mempelai perempuanNya secara fisik?
Pada saat kedatanganNya yang kedua. Maka semua umat tebusan pada waktu itu yang mati
dibangkitkan dan yang hidup diubahkan, dan semua dibawa untuk bertemu dengan
Kristus di awan (lihat 1 Tesalonika 4:16-17) lalu lanjut ke Surga.
6.
Lalu setelah semua
umat tebusan dibawa ke Surga, barulah diadakan Perjamuan Perkawinannya, di
Surga (lihat Lukas 12:37) di mana Yesus sendiri yang nanti akan melayani
mempelaiNya.
Jadi itu ya bedanya antara “Perkawinan” dan “Perjamuan
Perkawinan”.
Kembali ke Matius 22. Di ayat
2, dikatakan ini adalah
perumpamaan tentang kerajaan Surga. Berarti ini bukan cerita yang harafiah, tapi ini
cerita kiasan, cerita dengan lambang-lambang. Berarti
Yesus tidak benar-benar menikahi
siapa-siapa. Ini adalah perumpamaan. Jangan sampai ada yang
beranggapan Yesus itu benar-benar punya istri banyak, semua umat tebusan dari segala
zaman itu istri-istriNya, baik laki-laki maupun perempuan.
Sama sekali tidak. Bilamana Yesus menyebut jemaatNya itu “istri”Nya, itu adalah
dalam arti kiasan. Oke?
v Maka raja yang mengadakan
perkawinan di perumpamaan itu mewakili siapa? Allah Bapa.
v Apa yang akan diadakan?
Perkawinan, artinya suatu akad nikah, Yesus
menerima KerajaanNya secara sah.
v Perkawinan siapa?
Anak raja, berarti ini perkawinan Yesus Kristus.
v Tapi sampai ayat
14, tidak disebutkan sama sekali siapa pengantin perempuannya.
Jika kita
lanjutkan membaca perumpamaan ini, kita melihat bagaimana
v hamba-hamba raja
itu mengundang orang-orang untuk datang ke perkawinan ini.
Hamba-hamba raja ini mewakili siapa? Mewakili semua utusan Allah yang menyampaikan
undanganNya untuk menghadiri perkawinan itu. Untuk menyampaikan undangan-undangan yang pertama itu
para nabi dan rasul.
v Lalu siapakah
mereka yang diberi undangan?
Undangan-undangan yang
pertama diberikan kepada bangsa Yahudi. Tetapi mereka
menolak untuk datang dengan macam-macam alasan, bahkan mereka menganiaya
hamba-hamba raja yang menyampaikan undangan kepada mereka.
Matius 10:5-7
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia
memerintahkan mereka, kataNya, ‘Janganlah kamu pergi ke
jalan bangsa lain dan jangan masuk ke kota orang Samaria, melainkan pergilah
kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Dan sambil kalian berjalan, beritakanlah:
Kerajaan Sorga sudah dekat.’
Jadi, orang Israel
adalah mereka yang pertama diundang. Mereka
mendapat prioritas pertama. Tapi, menurut cerita
Yesus, mereka menolak datang ke perkawinan itu dengan bermacam-macam alasan.
Mereka bukan saja tidak mau datang ke perkawinan tersebut, tetapi mereka bahkan
menangkap, menyiksa dan membunuh utusan-utusan Allah yang dikirim untuk
mengundang mereka.
Matius
22:5-6 berkata:
Tetapi mereka
menyepelekannya dan pergi ke urusan mereka
sendiri; yang satu ke ladangnya, yang lain ke usahanya, dan sisanya menangkap hamba-hambanya, memperlakukan
mereka dengan kejam, dan membunuh mereka.
Kita tahu bagaimana murid-murid Kristus yang awal-awal
jatuh sebagai korban di tangan mereka. Hingga ketika mereka membunuh Stefanus,
maka Allah berkata, “Sudah cukup.
Kesempatan kedua yang Aku
berikan kalian selama 490 tahun sekarang berakhir. Kalian bukan lagi umatKu, dan mulai sekarang
Aku akan memberikan undangan langsung kepada bangsa-bangsa lain.”
v Maka seperti
perumpamaan yang diceritakan Yesus, raja lalu menyuruh hamba-hambanya untuk
mengundang orang-orang lain, bangsa-bangsa lain yang tidak berdarah Yahudi,
yang bukan bangsa Israel secara jasmani, yaitu kita-kita ini.
Matius 22:8-9
Lalu ia
berkata kepada hamba-hambanya, ‘Perkawinan sudah
siap, tetapi mereka yang diundang tidak
layak. Sebab itu pergilah ke jalan-jalan raya
dan seberapa banyak yang kalian temukan, undanglah
ke perkawinan itu.
v Maka sekarang undangan
terbuka bagi semua orang, tidak ada yang diprioritaskan lagi, tidak harus orang
Yahudi,
segala bangsa diundang.
Dan banyak orang-orang non-Yahudi yang menerima undangan
itu. Ini dilambangkan dengan tamu-tamu berdatangan ke Perkawinan itu. Nama-nama
orang-orang non-Yahudi mulai masuk ke Kitab Kehidupan. Israel rohani (yang
tidak berdarah Yahudi) datang memenuhi undangan tersebut.
Jadi siapa
tamu-tamu yang menanggapi undangan perkawinan itu dan hadir di sana? Kita. Kitalah tamu-tamu yang
datang ke undangan perkawinan itu. Nama
kita dicatat di Kitab Kehidupan.
Nah, ini soal yang pelik. Jika tamu-tamunya yang datang
adalah kita, berarti kita (umat tebusan) bukan mempelai
wanitanya, kan? Lalu siapa mempelai wanitanya? Mengapa di
atas dikatakan bahwa umat tebusan itu mempelai perempuan Kristus dan
KerajaanNya?
Kita bersabar dulu.
Mulai Matius 22:11-14, fokus cerita beralih. Masih
tentang perkawinan yang sama, tetapi sekarang Yesus membawa fokus pendengarnya
ke pakaian yang dikenakan para unndangan yang datang ke perkawinan tersebut.
Ternyata tamu-tamu undangan ini
harus mengenakan pakaian yang layak yang indah. Tapi ketika raja
itu memeriksa tamu-tamunya, dia melihat ada satu tamu yang tidak mengenakan
pakaian yang layak itu. Dan tamu tersebut dibuang ke tempat yang gelap. Ini merupakan perumpamaan dicoretnya namanya dari Kitab Kehidupan.
Matius 22:13 mengatakan:
Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya, ‘Ikatlah kaki dan tangannya, bawalah dia keluar dan campakkan orang itu ke
dalam kegelapan di luar, di sanalah akan ada
ratapan dan kertak gigi.’
Nah, ada beberapa detail yang kita peroleh dari 4 ayat
ini (Matius 22:11-14).
1.
Pertama, raja memeriksa
tamu-tamunya. Ini melambangkan penghakiman investigasi, ketika nama-nama di Kitab
Kehidupan diperiksa apakah mereka sudah hidup sesuai Hukum Allah.
Ingat kan kita diselamatkan oleh iman tetapi dihakimi
menurut perbuatan? Jadi raja memeriksa pakaian tamu-tamu undangannya, itu bicara tentang
penghakiman investigasi yang dimulai sejak 1844.
2.
Tamu yang ketahuan tidak mengenakan pakaian
indah yang layak itu,
dia tamu yang
diundang ke perkawinan tersebut atau bukan? Apa dia datang mencuri-curi
menyelinap masuk sendiri ke tempat perkawinan itu? Tidak! Dia datang sebagai undangan resmi secara terang-terangan. Jadi ini adalah orang yang secara resmi sudah menjadi
umat Allah, menjadi umat tebusan, namanya tercantum di Kitab Kehidupan, karena
dia menerima undangannya. Dengan kata lain ini orang Kristen yang resmi, sudah dibaptis, anggota gereja.
Tapi dia tidak
mengenakan pakaian indah yang layak.
Apa artinya?
Nah, menurut
tradisi di zaman raja-raja, bila raja mengadakan pesta di istana dan mengundang
rakyat jelata, raja sudah menyiapkan pakaian yang pantas bagi tamu-tamunya ini,
karena rakyat jelata tentunya tidak boleh tampil di hadapan raja dengan pakaian
kerja mereka sendiri yang sembarangan, yang sudah robek, atau lusuh. Jadi raja
sudah menyediakan pakaian yang layak bagi mereka sebelum mereka memasuki
ruangan istana.
Dalam
perumpamaan ini dikisahkan tamu khusus ini, terlihat oleh raja di ruang itu
tanpa memakai pakaian yang layak yang telah dibagikan raja kepada semua
undangan, itu berarti
dia telah kehilangan pakaian
yang telah dibagikan raja kepadanya. Apa artinya?
3.
Karena ini adalah
suatu perumpamaan, maka semuanya merupakan lambang.
Dan pakaian indah itu melambangkan jubah kebenaran Kristus, yang diberikan kepada setiap
orang percaya ketika mereka menerima Kristus sebagai Juruselamatnya.
Di saat
penghakiman, ketika catatan hidup kita terbuka di hadapan Allah, maka segala
keburukan kita, semua dosa kita yang tercatat lengkap tanpa ada yang
terlewatkan, itu akan muncul. Tetapi bagi kita yang telah
mempertahankan kebersihan jubah kebenaran Kristus yang telah diberikan Kristus
kepada kita, maka jubah kebenaran itulah yang akan dilihat oleh Allah.
Tetapi bagaimana
jika kita tidak menjaga kebersihan jubah kebenaran Kristus yang telah diberikan
kepada kita? Bagaimana kalau setelah menerima jubah itu kita mengotorinya dengan
segala dosa kita lagi? Itu sama
seperti tamu yang masuk ke ruang Perkawinan itu tanpa mengenakan pakaian indah
yang layak yang telah diberikan raja kepadanya. Tamu ini ketika menerima undangan raja,
sudah menerima pakaian indah yang diberikan raja kepadanya, pakaian itu sudah
pernah dipakai olehnya tetapi kemudian pakaian itu terlepas darinya dan dia
masuk ke ruang itu tanpa pakaian yang telah diberikan raja kepadanya.
Jadi, dalam 4 ayat ini Kristus mau menekankan, tidak cukup hanya menerima undangan raja, tidak cukup kita hanya menerima undangan keselamatan dari Allah, tetapi setelah itu kita harus mengenakan pakaian indah yang telah diberikan Allah kepada kita, jubah kebenaran Kristus, dan kita harus menjaga agar pakaian itu tetap bersih, tidak boleh hilang, tidak boleh lepas.
Jadi dengan perumpamaan ini Yesus mau menegaskan, bahwa bagaimana kita hidup setelah kita menjadi murid Kristus,
setelah kita menerima keselamatan, itu menentukan. Jika kita tidak
hidup sebagaimana Kristus hidup, jika kita tidak mematuhi Hukum Allah, jika kita
tidak melakukan kehendak Allah, kita akan kehilangan jubah kebenaran Kristus,
dan kita tidak layak
hadir sebagai tamu di Perkawinan Anak Domba. Nama
kita akan dicoret dari Kitab Kehidupan.
Jadi konsep SEKALI SELAMAT TETAP SELAMAT itu konsep yang
salah!
Ini ada beberapa ayat yang berbicara tentang jubah kebenaran Kristus yang harus selalu melekat pada
kita.
Wahyu 3:18
Aku
menasihati engkau, supaya membeli
dariKu emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau boleh menjadi kaya; dan pakaian putih, supaya engkau boleh berpakaian dan
aib ketelanjanganmu tidak
terlihat; dan minyakilah
matamu dengan salep mata, supaya engkau boleh melihat
Wahyu 16:15
Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Diberkatilah dia yang berjaga-jaga dan yang mempertahankan pakaiannya kalau tidak,
ia harus berjalan dengan telanjang dan mereka melihat aibnya.
Wahyu 7:14
Dan aku berkata kepadanya: ‘Tuanku, tuan yang mengetahuinya.’ Lalu ia berkata kepadaku,
‘Mereka ini adalah orang-orang yang telah keluar
dari kesusahan yang besar; dan telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di
dalam darah Anak Domba.’
Berarti, setelah menerima undangan Allah, kita harus
mengalami proses penyucian tabiat oleh Roh Kudus setiap hari supaya kita meninggalkan semua dosa, dan dengan
demikian bisa menjaga kebersihan jubah kebenaran Kristus yang harus tetap kita
pakai sampai saat tiba giliran kita dihakimi. Sebelum kita dihakimi, tabiat
kita sendiri harus sudah lenyap, digantikan oleh tabiat Kristus. Kalau kita berpikir
kita bisa lulus penghakiman itu dengan pakaian (atau tabiat) kita sendiri yang
jauh dari standar kemuliaan Allah, kita bakal kecewa. Karena kita bakal
dilemparkan keluar dari tempat tersebut,
ke tempat yang gelap, tempat di mana tidak terdapat terang, tempat yang tanpa
harapan jauh dari Allah.
Jadi Matius 22:2-14 ini menunjukkan bahwa tamu-tamu yang
hadir di Perkawinan itu ialah kita secara pribadi. Karena yang
ketahuan tidak mengenakan pakaian indah yang layak itu satu orang, bukan satu
kelompok. Berarti secara pribadi kita bukanlah si mempelai
wanita. Secara
pribadi kita adalah tamu-tamu yang telah menerima undangan
Allah, tamu-tamu yang dipanggilNya.
Sekarang mari kita lihat perumpamaan lain yang juga
bicara tentang perkawinan.
PERUMPAMAAN LIMA
GADIS BIJAK DAN LIMA GADIS BODOH.
Kisahnya bisa dibaca di Matius 25:1-13. Silakan buka Alkitabnya
dan dibaca sendiri.
Ringkasnya, sepuluh orang gadis menunggu datangnya
mempelai laki-laki. Mereka semua membawa pelita/lampu minyak, tapi lima membawa
minyak cadangan, yang lima tidak. Karena mempelai laki-laki tidak
muncul-muncul, mereka sama-sama tertidur. Tengah malam, mereka dibangunkan
seruan bahwa mempelai akan segera datang. Saat itu pelita mereka sudah mau
mati. Lima gadis yang punya minyak cadangan bisa menambahkan minyak ke pelita
mereka, dan mereka siap menyongsong mempelai laki-laki yang akan datang. Lima
gadis yang tidak punya minyak cadangan, keluar membeli minyak dulu. Saat mereka
pergi, mempelai laki-laki datang dan kelima gadis yang sudah siap, masuk ke dalam ruang perkawinan. Lalu pintu ruang itu
ditutup. Sewaktu lima orang gadis bodoh yang pergi membeli minyak kembali, pintu sudah tertutup dan mereka tidak
diizinkan masuk.
Mulai ayat 1 hingga 13, tidak disebut
tentang mempelai perempuan.
Lagi-lagi ini adalah perumpamaan, karena jelas dari ayat
1 dikatakan,
Matius 25:1
Pada waktu itu hal Kerajaan
Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan
pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Karena perumpamaan, maka semuanya merupakan
simbol-simbol/lambang-lambang.
Mempelai laki-laki kita tahu melambangkan Yesus
Kristus.
Nah, kesepuluh gadis
yang membawa pelita itu melambangkan siapa? Jelas mereka bukanlah
mempelai perempuan. Mereka adalah orang-orang yang harus masuk
ke dalam ruang perkawinan itu. Mereka tidak bisa masuk sendiri, tetapi harus
menunggu kedatangan mempelai laki-laki, karena pintu ruang itu baru terbuka
saat mempelai laki-laki masuk ke dalamnya.
Kalian yang sudah paham penjelasan di bagian awal, pasti segera bisa menganalogkan kisah ini juga. Ini bicara tentang penghakiman investigasi yang dimulai sejak 1844.
Ke-10 anak gadis itu adalah umat tebusan semuanya, mereka menunggu hasil
penghakiman, apakah mereka lulus, dan boleh masuk ke ruang Perkawinan, atau
tidak. Ketika penghakiman itu selesai, Mempelai laki-laki datang (meninggalkan
tempat penghakiman, menuju ke ruang perkawinan di mana Dia akan menerima
kerajaan/mempelai wanitaNya), 5 gadis yang lulus penghakiman (namanya tetap
dipertahankan di Kitab Kehidupan), itu masuk bersama Mempelai laki-laki. Sedangkan 5 gadis yang tidak lulus penghakiman,
tertinggal di luar, nama mereka dicoret dari Kitab Kehidupan.
Semua pakar Alkitab sepakat bahwa kesepuluh
gadis ini melambangkan kita, umat Allah. Sebagaimana
diceritakan, ada yang bijak, ada yang tidak. Yang bijak membawa minyak
cadangan. Minyak
itu apa? Kita tahu dari kitab
Wahyu, bahwa ketujuh kaki dian di bilik Kudus Bait Suci, minyaknya selalu diisi
oleh Kristus (Imam Besar) supaya tidak pernah padam. Ketujuh kaki dian di kitab
Wahyu disebut sebagai ketujuh sidang Allah sepanjang sejarah kekristenan. Maka
Kristus senantiasa mencurahkan Roh Kudus kepada ketujuh sidang itu supaya api
mereka jangan sampai padam.
Maka sepuluh orang gadis itu semua
sudah memiliki minyak dalam pelita mereka, berarti Roh Kudus sudah menjadi milik mereka. Mereka semuanya umat Allah. Tidak ada yang atheis atau bukan umat
Allah.
Jadi kita harus paham bahwa perumpamaan ini berbicara
tentang orang-orang Kristen, bukan tentang orang-orang non-Kristen!
Dari ke sepuluh gadis itu, yang lima orang memiliki minyak
cadangan. Apa artinya ini? Artinya mereka memiliki porsi Roh Kudus yang lebih banyak dalam
hidup mereka. Bukan hanya yang
ada di dalam pelita, sama seperti lima gadis yang lain, tetapi mereka lebih
kenal Firman Tuhan, mereka lebih tahu tentang segala terang yang telah diberikan
Tuhan dalam FirmanNya dan dalam Roh Nubuat. Dan terutama mereka lebih
menghidupkan kehidupan Kristen di bawah bimbingan Roh Kudus. Tabiat mereka
lebih mirip tabiat Kristus. Roh Kudus bisa mempersiapkan mereka dengan lebih baik. Porsi Roh Kudus yang lebih besar dalam hidup
mereka, memampukan
mereka untuk layak mengikuti Mempelai laki-laki masuk ke ruang Perkawinan.
Sedangkan lima gadis yang lain
yang tidak memiliki minyak cadangan, kebingungan saat mendengar bahwa Mempelai
laki-laki akan segera datang. Mereka belum siap karena
mereka tidak memiliki minyak cadangan. Tabiat mereka belum mirip tabiat
Kristus. Pada detik terakhir itu, mereka baru mau pergi membeli
minyak, sudah terlambat.
Kita tahu semakin
lama Setan semakin ganas, semakin rajin mencari mangsa, “untuk menyesatkan sekiranya mungkin, bahkan orang-orang pilihan.” (Matius 24:24). Maka, jika kita
tidak memiliki minyak cadangan, jika kita tidak memiliki cukup iman, jika Roh
Kudus tidak punya peranan besar dalam hidup kita, kita akan masuk jebakan
Setan. Lha bagaimana supaya kita bisa memiliki cukup iman?
Ingat Roma 10:17
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh Firman Allah.
Harus kita pahami
di zaman dulu orang yang bisa baca-tulis itu terbatas jumlahnya, dan Firman
Allah tidak tersedia sebanyak yang ada hari ini di mana setiap manusia bisa
memiliki Alkitabnya sendiri, maka saat itu orang lebih banyak belajar dari
mendengarkan Firman Allah dibacakan di rumah-rumah ibadah. Zaman sekarang kita
tidak usah menunggu sampai ada yang membacakan Firman Allah buat kita. Setiap
saat kita bisa membacanya sendiri dan mempelajarinya. Karena itu hendaklah kita
memperhatikan nasihat Paulus, bahwa mendengar/membaca Firman Allah, artinya mempelajari
Firman Allah itu menimbulkan iman. Oh, tapi saya sudah punya iman, jadi sudah
tidak perlu lagi mempelajari Firman Allah? Jika sudah punya iman, belajar Firman Allah itu
menguatkan dan menambah iman kita.
Melalui Firman Allah, Roh Kudus
mengajar dan mengingatkan kita, mempersiapkan kita supaya layak menjadi
tamu-tamu Surga saat Yesus datang kembali untuk menjemput umatNya.
Kembali ke
perumpamaan lima gadis bijak dan lima gadis bodoh ini, sekali lagi kita tahu
bahwa mereka bukan mempelai wanita. Kita ini yang dilambangkan oleh gadis-gadis
yang bijak dan bodoh itu, bukan mempelai wanita.
KALAU BEGITU SIAPA MEMPELAI WANITA KRISTUS?
Wahyu
21:9-10
Lalu datanglah kepadaku
seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan yang penuh dengan
ketujuh malapetaka terakhir itu, dan berkata:
‘Datanglah kemari, aku akan menunjukkan
kepadamu pengantin
perempuan, istri Anak Domba. Lalu, ia membawa aku pergi di dalam roh, ke atas sebuah gunung yang
besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang besar
itu, Yerusalem yang kudus, turun
dari sorga, dari Allah.
Wahyu
21:2
Dan
aku, Yohanes, melihat kota yang kudus, Yerusalem
yang baru, turun dari sorga, dari Allah, dipersiapkan sebagai pengantin
perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Jadi siapa kata
Alkitab pengantin perempuan Anak Domba? Siapa mempelai wanita Kristus?
KOTA YERUSALEM BARU
Lho? Kok kota? Bukan manusia? Masa mempelainya sebuah
kota?
Iya, mempelainya KOTA YERUSALEM BARU.
Galatia 4:26
Tetapi Yerusalem
sorgawi, yaitu yang baru, adalah
perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita semua.”
Jadi Yerusalem
Baru, Yerusalem surgawi, itu ibu kita, dialah perempuan yang merdeka, kata Paulus. Dia
bukan budak, dia merdeka, dia telah dimerdekakan. Dimerdekakan dari apa? Dari
dosa.
Dalam Alkitab, seorang perempuan itu melambangkan apa? GEREJA!
Jadi Yerusalem Baru ini, perempuan merdeka ini, apa? GEREJA. Gereja milik siapa? Milik Kristus, karena dia adalah
mempelai wanita Kristus.
Efesus 5:25-27
Suami-suami, kasihilah isteri kalian sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan
telah menyerahkan Diri-Nya baginya supaya Dia
boleh menguduskannya dan membersihkannya
dengan pembasuhan air, oleh firman. Supaya Ia boleh
menampilkan di hadapan diri-Nya, satu gereja
yang mulia, tanpa noda atau kerut atau apa pun yang seperti itu, tetapi agar jemaat itu
bisa kudus dan tanpa cacat.
Jadi GEREJA adalah mempelai
wanita/pengantin Kristus.
Bangunannya? Gedungnya?
Bukan, tapi jemaatnya.
Jadi,
sebagai satu pribadi,
kita
adalah tamu-tamu
di Akad
Pernikahan Anak Domba.
Tapi
sebagai satu jemaat yang utuh,
kita
adalah Yerusalem Baru,
mempelai
Anak Domba
Jadi
GEREJA/JEMAAT sebagai satu
kesatuan, itulah Yerusalem Baru, itulah mempelai perempuan Anak Domba. Mempelai Kristus
bukan individu lepas individu, melainkan seluruh gereja/jemaat sebagai satu
kesatuan.
Jika ada dari antara kita yang menganggap
gereja itu tidak penting, tidak
usah bergereja, yang penting kita percaya saja pada Tuhan Yesus, itu adalah konsep yang
salah.
Kita secara pribadi tidak
bisa menjadi mempelai Kristus. Gereja/Jemaat sebagai satu kesatuan itulah mempelai
Kristus, dan kita termasuk di dalamnya. Jika kita tidak termasuk di dalam gereja
milik Kristus, kita tidak punya tempat.
Sekarang,
gereja yang mana? Gereja ada banyak denominasi.
Bagi
Allah hanya
ada satu gereja, sejak zaman Perjanjian Lama hingga zaman Perjanjian Baru,
hingga akhir zaman.
Di
zaman Perjanjian Baru hingga akhir zaman, Allah membagi gerejaNya menjadi 7
era, ini bisa kita temui di Wahyu pasal 2-3. Tapi itu bukan ada 7 gereja,
melainkan satu
gereja, satu umat Allah, hanya berada
di era yang berbeda. Dan gereja yang terakhir, yang eksis saat kedatangan
Kristus yang kedua kalinya, diberi nama Laodekia. Kitalah umat
Laodekia ini.
Bagaimana
kondisi gereja Laodekia, umat Allah pada akhir zaman?
Wahyu 3:15-21
3:15 ‘Aku tahu segala pekerjaanmu, bahwa engkau tidak dingin maupun panas. Andai engkau dingin
atau panas!
3:16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan
tidak dingin maupun panas, Aku akan
memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17 Karena engkau berkata, ‘Aku kaya, dan makmur dalam harta, dan tidak kekurangan
apa-apa’, dan tidak tahu bahwa engkau malang, susah, miskin, buta dan telanjang,
3:18 Aku menasihati engkau, supaya membeli dariKu emas yang
telah dimurnikan dalam api, agar engkau boleh menjadi
kaya; dan pakaian putih,
supaya engkau boleh berpakaian dan aib
ketelanjanganmu tidak terlihat; dan minyakilah matamu dengan salep
mata, supaya engkau boleh
melihat.
3:19 Seberapa
banyak yang Kukasihi, Aku tegur dan
hajar. Sebab itu bersemangatlah dan bertobatlah!
3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan
mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku
akan masuk ke tempatnya dan makan bersamanya dan ia bersama-Ku.
3:21 Barangsiapa
menang Aku akan mengaruniakan
kepadanya untuk duduk bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama
dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
3:22 Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."
Apakah di sini disebut tentang minyak? Ya. Minyak untuk
melumasi mata. Minyak
melambangkan Roh Kudus, jadi jika
Roh Kudus sering melumasi mata rohani kita, maka mata rohani kita lebih melek,
kita menjadi lebih paham Firman Tuhan.
Apakah di sini disinggung tentang pakaian? Iya. Pakaian putih,
yang harus kita pakai, yaitu kebenaran Kristus.
Apakah kondisi jemaat Laodekia ini menggambarkan lima
gadis yang bijak atau lima gadis yang bodoh? Lima yang bodoh. Kristus
mengatakan kita itu “melarat, dan malang, miskin, buta dan
telanjang”, dan bukan cuma
itu, tapi yang paling parah ialah “engkau tidak
tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.” Karena tidak tahu, kita beranggapan kita sudah bagus,
kita sudah layak dan siap untuk menjadi tamu Surga. Karena tidak tahu maka kita
tidak sadar bahwa kita sebetulnya masih kurang dalam segala hal yang rohani. Karena tidak tahu maka kita tidak merasa perlu untuk mencari apa yang
tidak kita miliki. Dan karena kita tidak tahu, ada resiko besar kita
dimuntahkan dari mulut Tuhan, artinya kita dibuang!
Itulah sebabnya kita perlu tahu, kita harus sadar supaya kita bisa “membeli”
dari Tuhan segala yang masih belum kita miliki: emas yang telah dimurnikan api yang melambangkan iman yang teruji, pakaian putih atau
kebenaran
Kristus, dan minyak atau Roh Kudus untuk mencelekkan mata rohani kita.
Kalau “membeli” berarti kita harus membayar, kan? Kalau tidak membayar itu namanya merampok.
Jadi harus ada yang kita serahkan kepada Tuhan supaya kita bisa membeli
dariNya. Apa bayarannya? Apa harganya? Apa yang harus kita serahkan
kepada Tuhan untuk mendapatkannya? Hidup kita, hati kita, itu yang harus kita serahkan
kepada Tuhan, seluruhnya, seutuhnya.
Bagi umat MAHK tentunya sudah banyak yang mengetahui
tentang penghakiman investigasi yang dimulai pada 22 Oktober 1844, di mana? Di
Surga. Tepatnya di Bilik Mahakudus, saat Kristus sebagai Imam Besar pindah
tugas dari Bilik Kudus ke Bilik Mahakudus di Bait Suci surgawi.
Apa yang dilakukan Kristus di sana?
Kristus mulai memeriksa catatan hidup semua umatNya ~
khusus hanya
umatNya, khusus mereka yang mengaku sebagai umatNya ~
dimulai dari Adam manusia yang pertama, dan
seterusnya hingga akhirnya giliran umatNya yang masih hidup. Sampai sekarang
ini penghakiman itu sudah berjalan 174 tahun. Masih akan berapa lama lagi tidak
ada yang tahu. Tapi melihat tanda-tanda zaman sepertinya tidak lama lagi. Kapan giliran
nama kita, tidak ada yang tahu.
Apakah benar umat Allah harus dihakimi? Bukannya sudah
selamat ya selamat seterusnya? Ternyata tidak.
Kisah 10:42
Dan Ia
telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dia-lah yang telah ditentukan
Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan
orang-orang mati
Dari mana penghakiman Allah dimulai? Dari rumah Allah
sendiri yang pertama-tama dihakimi, artinya dari keluarga Allah, dari kita, dari umat Allah, dari orang-orang Kristen.
Mengapa umat Allah harus dihakimi? Untuk membuktikan
kesetiaan mereka, apakah mereka setia hingga akhir, atau mereka hanya ikut
Tuhan semusim-dua saja.
1 Petrus 4:17
Karena telah tiba saatnya penghakiman harus dimulai di
rumah Allah; dan jika penghakiman itu dimulai dari kita, bagaimanakah akhirnya
mereka yang tidak mematuhi Injil Allah?
Tuhan harus membuktikan siapa-siapa yang layak menjadi
bagian dari KerajaanNya, yang akan menjadi bagian Yerusalem Baru yang akan
dinikahiNya.
Mereka yang tidak lulus penghakiman sepeti yang
diilustrasikan orang yang kehilangan jubah indah kebenaran Kristus, dan kelima
gadis yang bodoh yang kehabisan minyak, mereka batal menjadi bagian
KerajaanNya.
2 Tesalonika 1:3-5
Kami
wajib selalu mengucap syukur kepada Allah untuk
kamu, saudara-saudara, sebagaimana selayaknya,
karena imanmu telah sangat bertambah dan
kasih masing-masing kamu terhadap yang lain semakin besar
sehingga kami sendiri bermegah dalam kamu di
jemaat-jemaat Allah, karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan
dan penindasan yang kamu derita: yang merupakan suatu
bukti yang nyata tentang adilnya penghakiman
Allah, agar kamu boleh diperhitungkan layak menjadi Kerajaan Allah, untuk mana kamu juga menderita.
Jadi mengapa umat Allah harus dihakimi? Untuk menyatakan bahwa mereka
itu layak menjadi Kerajaan Allah. Malah justru umat Allah yang
dihakimi terlebih dulu.
Kapan yang bukan umat Allah dihakimi?
Nanti, setelah kedatangan Yesus yang kedua. Dan yang menghakimi mereka
yang bukan umat Allah adalah umat-umat Allah. Bahkan malaikat-malaikat pengikut
Setan dan Setan sendiri pun juga akan dihakimi oleh umat Allah.
1 Korintus 6:2-3
Tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang
kudus akan menghakimi dunia? Dan jika dunia akan dihakimi olehmu, apakah kamu tidak layak
menghakimi perkara-perkara yang tidak berarti? Tidak tahukah kamu, bahwa kita
akan menghakimi malaikat-malaikat apalagi perkara-perkara yang terkait hidup sekarang ini.
Kembali kepada penghakiman atas kita sendiri yang
sekarang sedang berlangsung di Surga.
Jadi akan terbukti dari catatan hidup semua umat Allah,
apakah pada saat mereka hidup, mereka memang sudah hidup sebagai umat Allah,
atau mereka hanya menyandang nama umat Allah tapi hidup sebagai orang dunia. Setiap dosa
yang belum diakui, belum disesali dan belum ditobati, belum mendapatkan
pengampunan Kristus, itu yang akan membuat kita tidak lulus dalam pemeriksaan
penghakiman itu.
Jadi kita jangan enak-enak beranggapan karena kita sudah terdaftar
sebagai anggota gereja, kita sudah aman, sudah pasti kebagian Surga. Belum
tentu. Catatan hidup kita, akan diperiksa oleh Kristus. Setiap kata, setiap
perbuatan, setiap pikiran yang pernah kita miliki, itu akan tampil. Setiap dosa
akan diteliti apakah itu sudah mendapatkan pengampunan, sudah dibasuh oleh darah
Anak Domba atau belum.
Jadi melalui penghakiman investigasi ini Kristus
menyeleksi atau memilih tamu-tamuNya yang sudah datang memenuhi panggilanNya.
Karena tidak semua yang mengaku umatNya bakal lulus pemeriksaan itu, maka
dikatakan, “Sebab banyak
yang dipanggil…” dan mereka datang, “…tetapi
sedikit yang dipilih." (Matius
22:14) Ternyata
yang lulus penghakiman hanya sedikit.
Kita perlu
khawatir tidak? Perlu! Karena dari yang dipanggil itu Yesus berkata hanya
sedikit yang dipilih!
Paulus sampai meninggalkan
pesan demikian:
Filipi 2:12
Karena itu,
saudara-saudaraku yang kekasih, sebagaimana kamu
senantiasa taat, … kerjakanlah keselamatanmu sendiri
dengan
takut dan gentar.
Kenapa harus takut
dan gentar? Takut dan gentar jangan-jangan kita tidak lulus penghakiman Kristus!
Tapi mereka yang terpilih
itulah yang akan menjadi KerajaanNya, Yerusalem Baru, mempelai Anak Domba itu
sendiri.
Ingatkah pada
perkataan Yesus bahwa Dia akan datang bagai pencuri?
Wahyu 3:3
…Aku akan datang kepadamu seperti pencuri dan
engkau tidak akan tahu kapan Aku akan datang kepadamu.
Ini bukan berbicara tentang kedatangan Kristus yang
kedua, karena kedatanganNya yang kedua itu didahului oleh segala tanda-tanda di
langit dan di bumi, oleh tujuh malapetaka terakhir yang memporak-porandakan
seluruh dunia, jadi pasti bukan diam-diam seperti datangnya seorang
pencuri. Tapi ini berbicara tentang
saat penghakiman investigasi atas kita.
Penghakiman itu sedang berlangsung di Surga, sementara
kita masih hidup di dunia tidak tahu apa-apa. Begitu kita dihakimi, vonnis sudah jatuh, status kita sudah tidak bakal
berubah. Kita selamat atau kita tidak selamat. Tidak ada banding di pengadilan
Tuhan.
Karena itu jangan menunda-nunda meninggalkan dosa, jangan menunda
untuk bertobat, jangan menunda minta ampun kepada Tuhan. Ambillah sikap agar kita siap dihakimi kapan pun
karena kita tidak tahu kapan itu giliran kita. Penghakiman itu mungkin datang
pada kita saat kita sudah mati, atau saat kita masih hidup, itu tidak soal.
Yang jadi soal ialah, siapkah kita dihakimi? Siapkah kita berhasil lulus skrining Tuhan dan masuk golongan yang terpilih menjadi
Kerajaan Allah?
Semoga kita semua boleh seperti kelima gadis bijak dan
tamu-tamu yang mengenakan pakaian indah supaya boleh masuk mengikuti Pernikahan
Anak Domba dengan pengantinnya, yaitu Yerusalem Baru, gereja Tuhan yang sejati.
09 02 18
trimakasih atas Sharingnya...sangat memberkati...
BalasHapuspertanyaan saya : bagaimana posisi kita umat kristen sebagai mempelai wanita yaitu gereja(yerusalem baru) dan sebagai tamu di hari pernikahan anak domba kenapa bisa saat bersamaan memainkan 2 peran sekaligus..trimakasih mas..jk berkenan WA kami 081375725639
Sebagai individu kita adalah tamu2 yg diundang ke pesta perkawinan Anak Domba.
HapusSebagai gereja (jemaat Allah) kita adalah Yerusalem Baru pengantin Kristus.
Mengapa kok tidak masuk akal kita? Karena ini lambang, perumpamaan, jadi bisa saja kita anggap tidak masuk akal. Ini bukan satu2nya perumpamaan yg susah diterima akal kita. Kisah Lazarus di pangkuan Abraham dan orang kaya juga perumpamaan yg tidak masuk akal. Kisah pekerja yg masuk jam ke11 tapi mendapat upah yg sama dgn mereka yg bekerja dari pagi juga tidak masuk akal.