190. ORI, KW, ATAU PALSU?
______________________________________
Kita mengenal istilah:
ü “ORI” untuk “orisinal” atau “asli”,
ü “KW” untuk “kualitas kedua” yang dibuat oleh sumber yang sama dengan yang “ORI”
tetapi ini yang mutunya kurang baik, atau katakanlah “kelas dua” atau
“afkiran”.
ü “PALSU” yang dibuat oleh sumber lain
tapi meniru yang “ORI” dan diperkenalkan sebagai yang “ORI”.
Jika kita berbicara tentang benda, kita semuanya pasti paham.
* Yang “ORI” pasti yang paling bagus, paling bonafide, paling bisa dipercaya.
Pabriknya sudah dikenal, reputasinya bagus, apa yang dijanjikan pasti dipenuhi.
Selain itu yang “ORI” selalu edisi yang pertama, yang sebelumnya tidak ada,
bukan barang meniru barang lain, tapi benar-benar ciptaan baru. Harganya pasti mahal
karena barangnya bermutu dan tahan lama.
* Yang “KW” jelas mutunya kalah dari yang “ORI” karena ini adalah sortiran/buangan
dari yang ORI, afkirannya yang ORI.
Biasanya ada cacatnya sehingga tidak lulus QQ. Barang “KW” bisa dibedakan
dari barang “ORI”.
Harganya lebih
murah daripada yang ORI dan pembelinya sudah tahu bahwa barang KW
pasti tidak tahan lama, tapi karena harganya murah, pembeli menerima kekurangan
tsb.
* Yang “PALSU” ini yang paling menipu. Karena palsu, maka penampilan
luarnya nyaris tidak bisa dibedakan dari yang ORI, tapi mutunya di dalam beda
jauh dari yang ORI. Barang yang “PALSU” tidak mengakui dia palsu,
tidak mengakui dia KW, tapi justru mengaku sebagai ORI!
Dan harganya
sama dengan yang ORI supaya orang percaya ini barang ORI. Tetapi
akhirnya akan ketahuan bila barang tsb. tidak bisa berfungsi sebagaimana yang
diakuinya.
Nah, jika kita bicara tentang benda-benda yang tidak mempengaruhi
keselamatan jasmani kita, maka apakah benda itu ORI/KW/PALSU tidak berbahaya,
paling-paling dia cepat rusak atau tidak nyaman dipakai atau tidak bisa
berfungsi dengan baik. Misalnya beli tas. Kalaupun bukan ORI, itu tidak
mempengaruhi keselamatan kita.
Tapi bagaimana kalau itu benda-benda yang mempengaruhi keselamatan jasmani
kita? Misalnya alat pemadam kebakaran.
Alat pemadam kebakaran yang bagus, yang ORI, akan berfungsi dengan baik
pada saat dibutuhkan untuk memadamkan api. Tapi yang KW, bisa-bisa tekanannya
hanya 50% sehingga tidak segera bisa menaklukkan api. Apalagi yang PALSU,
bisa-bisa pada saat genting dia malah mogok tidak berfungsi.
Nah, kita baru tahu pada saat terakhir, pada saat krusial,
saat ketika dalam bahaya, baru kita bisa membuktikan ORI/tidaknya,
bagus/tidaknya alat pemadam kebakaran itu. Kalau bagus, syukur. Tapi
kalau tidak? Sudah terlambat pada
waktu itu untuk menyesal, bukan?
Begitu juga dengan AJARAN AGAMA.
Nah, aku cuma mau berbicara tentang agama Kristen, karena aku tidak
mengenal ajaran agama lain. Jadi perumpamaan ini hanya aku aplikasikan hanya kepada
agama Kristen.
Nubuatan yang ada di Kitab Wahyu telah mengamarkan bahwa pada hari-hari
akhir Sabat Hari Ketujuh akan menjadi isu yang memisahkan antara umat Allah
dengan yang bukan umat Allah.
Karena itu konsep tentang Sabat Hari Ketujuh ini perlu kita pahami benar-benar.
Ini adalah Perintah ke-4 dari 10 Hukum Allah. Mayoritas orang Kristen mematuhi
(atau berusaha mematuhi) 10 Hukum Allah ini, kecuali Perintah yang ke-4, yaitu
tentang memelihara kekudusan hari Sabat, khusus satu Perintah ini diabaikan
bahkan dilanggar dengan sengaja secara berjamaah dari minggu ke minggu, 52 x
setiap tahunnya.
Jadi kita lihat, Sabat itu selalu menjadi
isu bagi dunia Kristen, dan bahkan itu menjadi ujian terakhir yang akan
menentukan. Karena itu sangat penting kita fokus pada hal ini. Jadi
pembahasan ini salah satu fokusnya juga pada pemeliharaan kekudusan hari Sabat,
di samping juga diberikan beberapa contoh lain tentang doktrin-doktrin Alkitab
yang ada KWnya, dan ada PALSUnya.
Tuhan Yesus mengingatkan bahwa dalam agama Kristen, dari yang mengaku pengikut-pengikutNya,
ada yang namanya nabi-nabi palsu, dan guru-guru palsu.
Kita akan melihat bahwa:
ü “nabi-nabi palsu”
itulah yang mengenalkan doktrin-doktrin PALSU.
ü Sedangkan
“guru-guru palsu” itu yang mengajarkan doktrin-doktrin yang KW.
Kita akan bicara tentang “guru-guru palsu” dulu.
Kisah 20:30
Juga dari antara kamu sendiri akan muncul orang-orang, megatakan
hal-hal yang menyimpang, untuk menarik murid-murid berpaling mengikuti mereka.
Jadi bisa kita sejajarkan bahwa “guru-guru palsu” ini adalah kelompok
“KW”, mereka menjual dagangannya dengan harga yang lebih murah.
Artinya, mereka mempermudah atau meringankan ajaran-ajaran yang mereka
sodorkan, mereka menghapus semua keharusan
menyangkal diri dan pengorbanan setiap pengikut Kristus, sehingga
lebih mudah diterima orang. Mereka boleh disebut tukang kompromi dengan
kesalahan.
Misalnya, di Alkitab jelas dikatakan bahwa “Sabat Hari Ketujuh adalah Sabat Tuhan Allahmu”,
yang harus diingat dan dipelihara kekudusannya, (Kel.
20:8-11), tidak boleh melakukan pekerjaan rutin kesibukan dan
kepentingan sendiri karena itu hari kudus milik Allah, jadi 24 jamnya itu
kudus, hanya boleh dipakai untuk kemuliaan Allah.
Tetapi “guru-guru palsu” ini mengajarkan, “Ya, kita
memelihara Sabat tapi jangan fanatik, jangan jadi orang Farisi, asal sudah ke
gereja pada hari Sabat, selebihnya boleh melakukan hal-hal lain.
Ø kalau perlu, ada
tamu bolehlah memasak, itu menghormati tamu,
Ø untuk potluck juga tidak apa-apa memasak, itu
pelayanan,
Ø boleh menggoreng
telur untuk sarapan, itu lebih cepat daripada harus memanaskan masakan yang
sudah jadi.
Zaman dulu memasak
dilarang karena makan waktu banyak, harus menyalakan kayu dulu, ribet, sekarang
cuma menghidupkan kompor, 5 menit selesai, jadi tidak apa-apa. Yang Tuhan mau
itu jangan kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memasak pada hari
Sabat. Kalau cuma tumis sayur atau menggoreng telur, tidak apa-apa.
Ø Kalau tidak sempat
menyiapakan masakan di rumah, ya makan di restoran bayar pakai kartu kredit,
kan nanti ditagihnya bukan pada hari Sabat.
Ø Kalau pas sedang travelling dan menginap di hotel, ya
hari Sabat tetap makan saja di restoran hotel, kan bisa dibayar nanti kalau check-out, dll.
Ø Sabat itu diadakan
bagi manusia, jadi bukan untuk mempersulit manusia, tetapi untuk menyenangkan
manusia.
Apakah kita pernah bertemu
dengan konsep-konsep begini di dalam komunitas denominasi
kita? Aku bolak-balik, dan bahkan bukan dari mulut jemaat baru atau
jemaat biasa, melainkan dari mereka yang punya jabatan penting, mereka yang
seharusnya tahu apa doktrin Allah yang ORI.
Nah, apakah kalau anggota
jemaat lain menganut doktrin yang KW, kita juga harus mengikuti mereka? JANGAN!
Jangan pernah ikut ambil bagian dalam dosa,
karena melanggar ajaran Tuhan itu dosa. Bahkan andai seluruh gereja sudah
menganut doktrin yang KW pun, kita harus tetap berdiri teguh
di atas doktrin Allah yang ORI. Allah sendiri yang nanti akan
mengadakan pembersihan dalam gerejaNya.
Bagaimana dengan yang di luar komunitas denominasi
kita? Lebih parah lagi.
Yang tadinya Tuhan (ajaran yang ORI) berkata, pengikutNya harus patuh pada
Kesepuluh Perintah Allah, harus patuh pada semua ketentuan Allah, supaya lulus
penghakiman Allah, maka guru-guru palsu yang KW ini berkata,
Ø Tidak ada manusia
yang bisa mematuhi semua perintah Allah. Tuhan sudah tahu itu, karena itu
semuanya sudah dilakukan Yesus.
Ø Asal kita mengakui
Yesus sebagai Juruselamat saja, sudah aman, kita pasti selamat.
Ø Yang penting itu
kasih, banyak beramal, banyak menolong orang.
Ø Kita tidak
diselamatkan karena perbuatan kita, maka kita juga tidak kehilangan keselamatan
karena perbuatan kita.
Ø Ikut Yesus itu
malah enak, banyak berkat, jadi sukses, bisa kaya, padahal Kristus berkata, “Yang
tidak memikul salib, tidak layak jadi pengikutKu” (Mat. 10:38)
Mudah ikut ajaran guru-guru palsu ini.
Mereka menina-bobokan pengikutnya. Orang Kristen binaan mereka tidak usah
meninggalkan dosa-dosanya, dosa tidak pernah disebut, orang-orang
tidak suka diingatkan dosanya, memelihara Hukum Allah, punya buah roh, lahir
baru, tidak pernah disinggung. Manusia punya kelemahan, Tuhan sudah memaklumi, hidup
saja seperti semua orang dunia, asalkan tidak menjadi penjahat besar, sudah
cukup.
Sekarang, bagaimana dengan “nabi-nabi palsu”?
Matius 7:15
Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang
datang kepadamu dengan kulit domba, tetapi
sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Kolose 2:8
Berhati-hatilah, supaya jangan ada yang merusak kamu dengan filsafat dan penipuan hampa menurut ajaran tradisi manusia, menurut prinsip-prinsip mula
dunia dan bukan menurut Kristus.
Istilah “nabi” itu artinya jurubicara Allah. Jadi dia mengaku menerima
wahyu langsung dari Allah. Beda dengan guru. Kalau guru itu meringankan dan
memudahkan doktrin yang ada. Tapi kalau nabi, dia yang membuat doktrin itu atas
nama Allah. Nah, kalau nabi yang palsu, berarti doktrin
itu tidak berasal dari Allah.
Jadi, nabi palsu berarti dia bukan hanya memelintir ajaran yang ORI, tapi
dia menghapus
ajaran yang ORI dan MENGGANTINYA dengan ajarannya sendiri. Dia memalsukan yang ORI dengan yang PALSU, dan
menjualnya sebagai yang ORI!
Masih tentang Perintah Allah yang ke4, yaitu memelihara hari ketujuh
sebagai Sabat Tuhan Allah. Apa kata nabi-nabi palsu?
Mereka punya beberapa kiat untuk membatalkannya.
1.
Mereka mengatakan “Sabat Hari
Ketujuh” itu hari Minggu.
Lalu mereka
merekayasa dan mengganti beberapa kalender sehingga hari yang pertama itu hari
Senin, dengan demikian Sabat Hari Ketujuh jatuh pada hari Minggu.
Pernah mendengar
orang berkata, “Oh, dokter itu prakteknya 1, 3, 5.” Maksudnya itu hari Senin,
hari Rabu, dan hari Jumat. Padahal yang benar, hari pertama dalam satu minggu
itu hari Ahad/hari Minggu, bukan hari Senin. Tapi masyarakat sudah terbiasa menganggap hari
Senin itu hari pertama, sehingga hari Minggu menjadi hari ketujuh. Maka orang Kristen sudah mematuhi Perintah ke-4,
beribadah pada hari ketujuh, yaitu hari Minggu.
2.
Kiat yang kedua
mereka mengatakan hari kemenangan orang Kristen itu hari Minggu, Yesus
bangkit pada hari Minggu.
Hari ketujuh itu
tradisi orang Yahudi. Tapi karena Kristus bangkit pada hari Minggu, ya berarti
sejak itu orang
Kristen beribadah pada hari Minggu, merayakan kebangkitan Kristus.
Mereka sengaja menutup-nutupi bahwa hari
pertama/hari Minggu/Sun-Day sebenarnya adalah hari menyembah dewa matahari! Tapi Tuhan
memelihara jejak itu sehingga sampai hari ini hari Minggu dikenal dengan nama
“Sun-Day” (internasional), “Sonntag” (Jerman), “Zondag” (Belanda), “Soendag”
(Swedia), “Solis” (Latin), jadi ciri khas bahwa
hari itu dikaitkan dengan matahari tetap tampak jelas.
Tuhan sendiri
bersabda dan menulis dengan jariNya: “HARI KETUJUH
ADALAH SABAT TUHAN ALLAHMU.” (Kel.
20:10)
Hari Minggu mau
dijadikan “hari orang Kristen” kek, atau hari Senin mau dijadikan “hari orang
Kristen” kek, TIDAK MENGUBAH FAKTA BAHWA HARI KETUJUH ADALAH SABAT TUHAN
ALLAHMU. Ini bukan bicara tentang “hari orang Kristen”, tapi HARI SABAT TUHAN ALLAHMU!
Hebat, kan?
Ajaran yang ORI yang ditulis jari Allah sendiri, diganti
begitu saja dengan ajaran palsu yang disodorkan sebagai ORI.
Jadi lihat, nabi-nabi palsu menyodorkan ajarannya yang palsu untuk
menggantikan yang asli.
Apa akibatnya? ORANG KRISTEN MELANGGAR HUKUM ALLAH SECARA BERJAMAAH
TANPA SADAR, TANPA TAHU BAHWA MEREKA TELAH BERBUAT DOSA.
Pertanyaan: Apakah Tuhan menyalahkan manusia yang melanggar Hukum Allah ini
dengan alasan “tidak tahu”?
Pada zaman Dark Ages (Zaman Kegelapan – Abad Pertengahan) saat orang awam
tidak punya akses kepada Alkitab dan semua hanya bisa mendengar apa yang dikatakan
gereja, Tuhan tidak menyalahkan mereka.
Tetapi sekarang Alkitab tersedia di mana-mana, mau
beli, mau buka online gratis, mau baca dalam bahasa apa pun, ADA! Manusia juga
sudah tidak ada yang buta huruf. Masih adakah alasan bagi manusia untuk mengatakan dia
tahu mana ajaran yang ORI dan mana yang PALSU?
Jika manusia itu punya keterbelakangan mental, jika dia buta huruf, jika
dia hidup di ujung dunia yang tidak ada listrik, tidak ada internet, terkucil
dari segala peradaban yang lain, dia punya hak memakai alasan tersebut. Tetapi
kita yang hidup di dunia modern, yang segala tersedia, yang sekolahnya sudah
sampai S-S-S bertingkat-tingkat, yang fasih 4-5 bahasa, masih relevankah kita
memakai alasan “tidak tahu mana yang ORI”? Itu mau menipu Tuhan.
Sekarang kita melihat doktrin-doktrin lain yang diajarkan nabi-nabi palsu
ini, yang bertentangan dengan Alkitab.
Tentang penyembahan patung
Perintah Allah yang kedua melarang manusia membuat patung/rupa apa pun
untuk disembah atau disujudi.
Keluaran. 20:4-6
Jangan
membuat bagimu patung pahatan yang
menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah,
atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah
kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang
yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang
yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Nabi-nabi palsu mengajarkan “Berdoalah pada orang-orang suci yang sudah mati, minta
berkat dan perlindungan mereka. Mereka sudah di Surga, dekat dengan Yesus,
mereka bisa membantu memintakan rahmat Yesus buat kamu.” Ini ajaran yang
jahat. Mengapa?
1.
Mereka mengajarkan
seolah-olah manusia tidak bisa langsung berdoa kepada Allah,
karena apa?
Allah itu galak?
Allah itu keras? Allah tidak mau mendengar doa manusia? Tapi kalau lewat
orang-orang saleh yang sudah mati, nanti mereka yang melembutkan hati Allah,
sehingga Allah mengabulkan permintaan kita. Padahal Allah itu maha pengasih.
Bahkan sebelum kita minta, Allah sudah tahu apa yang kita butuhkan.
2.
Mereka mengajarkan
bahwa orang mati itu tidak mati, tapi malah hidup di
Surga tanpa tubuhnya.
Jadi Surga itu
penuh dengan arwah orang mati! Tidak ada ajaran begitu di Alkitab. Surga itu
tempat Allah yang kudus. Orang mati tidak di sana, baik dalam bentuk arwah
maupun dalam bentuk lain. Mereka menunggu kebangkitan (2 Tesalonika 4:16-17).
3.
Mereka mengajarkan penyembahan berhala!
Kepada orang-orang
saleh yang sudah mati itu. Dibuatkanlah patungnya. Manusia sujud di depan
patung, membakar lilin, mengucapkan doa, mencium patung-patung itu. Itu namanya
menyembah berhala! Padahal malaikat saja tidak berani disembah, coba dicek apa
kata Alkitab:
Wahyu
19:10
Maka
tersungkurlah aku (Yohanes) di depan kakinya (kaki malaikat) untuk menyembah dia, tetapi ia berkata
kepadaku: ‘Pastikan engkau tidak berbuat
demikian! Aku adalah sesama hamba seperti engkau dan saudara-saudaramu yang
memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah Roh
nubuat.’
Ini adalah kesaksian Yohanes. Dia tersungkur di depan
kaki malaikat yang menyampaikan wahyu padanya, tapi malaikat itu segera melarangnya
sujud, dan menyuruh dia hanya menyembah Allah!
Malaikat saja tidak berani menerima sujud dari manusia,
lha ajaran yang PALSU itu malah mengajarkan supaya manusia menyembah orang
mati, baik patungnya, gambarnya, atau benda-benda yang dianggap keramat bekas
milik orang-orang saleh itu.
Tentang makan daging hewan yang haram
Tuhan melarang umatNya makan segala daging hewan yang najis, yang tidak
boleh makan. Daftarnya panjang di Imamat
pasal 11.
Tapi nabi-nabi palsu mengatakan, “Oh, itu zaman kuno. Yesus sudah mati di
salib. Sekarang orang Kristen boleh makan segala dengan ucapan syukur.”
Ditambah lagi, “kerajaan Surga itu bukan tentang makanan dan minuman”, jadi
tidak usah ribut soal makan-minum, yang penting punya iman pada Kristus!
Memangnya apa kaitannya Yesus mati di salib dengan hewan yang dikatakan
Tuhan tidak boleh dimakan? Apa kematian Yesus di salib membuat hewan
yang najis dimakan menjadi hewan yang bersih dan boleh dimakan? Tapi ajaran yang PALSU ini menggantikan yang ORI.
Dan orang-orang Kristen yang telah membeli ajaran PALSU ini makanlah semua
hewan, yang najis maupun yang tidak, asal sebelumnya sudah didoakan, semuanya tidak
ada yang ditolak.
Tuhan adalah Allah yang kudus. Tuhan mengajarkan bahwa tubuh kita adalah bait Allah,
Tuhan mau berdiam dalam kita, di hati kita, di pikiran kita, supaya kita juga
menjadi kudus, memiliki hati dan pikiran yang kudus. Nah, kalau kita mengisi
tubuh kita dengan segala yang najis, apa Tuhan mau tinggal dalam kita?
Jadi ajaran yang PALSU ini membuat Tuhan tidak mau tinggal
dalam kita. Siapa yang rugi? Kita!
Masih banyak lagi ajaran-ajaran PALSU yang disodorkan kepada orang-orang
Kristen. Bagi yang berminat bisa mencarinya di blog LIMA GADIS BIJAK,
smaragd84.blogspot.com
Tapi satu hal harus kita sadari:
Segala yang PALSU itu tidak
bersumber dari yang ORI. Yang PALSU itu muncul untuk mencari keuntungan bagi
dirinya sendiri, dengan merampas pengikut yang ORI. Maka jika yang ORI berasal
dari Allah, ajaran yang PALSU sumbernya bukan dari Allah!
Tujuannya justru untuk merampas dari
Allah, orang-orang yang seharusnya ikut ajaran yang ORI.
Kalau yang ORI tujuannya menyelamatkan manusia, membawa manusia dekat
kepada Allah; yang PALSU sebaliknya untuk membinasakan manusia, menjauhkan
manusia dari Allah.
Tuhan Yesus berkata:
Matius 7:13-14
Masuklah
kamu di pintu yang sesak itu, karena
lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak yang masuk ke sana; karena sesaklah pintu dan sempitlah
jalan yang menuju kehidupan, dan sedikit yang menemukannya.
Dua pintu:
1.
yang satu sesak dan jalannya sempit,
2.
yang satu lebar dan jalannya luas.
Banyak orang menganggap yang masuk pintu yang sesak itu orang Kristen, sedangkan
yang masuk ke pintu yang lebar itu orang-orang dunia/orang-orang non-Kristen.
Tapi itu salah!
Perhatikan, ayat ini seluruhnya bicara tentang orang-orang yang masuk melalui pintu! Jadi ayat-ayat ini
khusus berbicara tentang orang-orang Kristen!
Yohanes
10:9
Akulah
pintu;
barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan diselamatkan
dan akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.”
Siapa pintunya? KRISTUS!
Jadi orang-orang yang masuk melalui pintu entah itu pintu yang sesak atau
pintu yang lebar, mereka adalah orang-orang apa? ORANG-ORANG KRISTEN!
Orang-orang yang bukan Kristen tidak diumpamakan masuk melalui pintu, karena mereka
tidak berurusan dengan Kristus. Hanya orang Kristen yang masuk melalui pintu, karena pintu itu adalah Kristus!
Lalu berarti ada DUA Kristus? Kristus yang sempit dan Kristus yang lebar?
Iya! Karena ada Kristus yang ORI dan Kristus yang PALSU.
Kristus yang sempit adalah Kristus yang kita temui di
Alkitab, Kristus yang ORI:
Ø Kristus yang patuh
kepada semua perintah Allah,
Ø Kristus yang tidak
pernah berbuat dosa, melanggar Hukum Allah,
Ø Kristus yang tidak
makan daging hewan yang najis,
Ø Kristus yang
memelihara hari ketujuh sebagai Sabat Tuhan Allah, yang pergi beribadah ke rumah
ibadah pada hari Sabat,
Ø Kristus yang
adalah tuan/pemilik hari Sabat,
Ø Kristus yang
begitu menghormati Sabat hari ketujuh
sehingga ketika
Dia mati pun, Dia tetap memelihara hari Sabat itu sebagai hari perhentian,
karena pada hari itu Dia berhenti di
dalam kubur dari semua pekerjaan penebusanNya, dan baru bangkit beraktivitas
lagi pada hari pertama (Minggu).
Ø Kristus yang
mengasihi Allah di atas segala-galanya dengan menurut semua perintahNya (Yoh.
14:15)
Tetapi juga ada Kristus yang PALSU, yang diciptakan nabi-nabi palsu yang
tidak ada di Alkitab:
Ø Kristus yang
mengajar manusia supaya tidak usah patuh kepada perintah Allah karena semua
sudah dilakukan Kristus,
Ø Kristus yang mengatakan
manusia boleh makan babi, lobster, dan segala hewan yang najis,
Ø Kristus yang
menyuruh manusia untuk beribadah pada hari pertama/Sunday, karena itu hari
kebangkitanNya,
Ø Kristus yang sudah
menghapus hari Sabat karena itu sudah kuno, itu untuk orang Israel, bukan untuk
orang Kristen,
Ø Kristus yang lahir
tanggal 25 Desember,
Ø Kristus yang mengatakan
bahwa Allah mengasihi manusia, sehingga manusia yang tetap melanggar Hukum
Allah pun tetap selamat.
Jika kita memang mau menjadi pengikut Kristus, ikutlah Kristus
yang ORI, yang tertulis di Alkitab. Karena itulah yang membawa kita
kepada keselamatan.
Tidak ada gunanya ikut yang KW, apalagi yang PALSU, yang membawa kita
kepada kebinasaan.
Rajin-rajinlah menyelidiki Alkitab.
Pelajari dengan tekun, dengan hati yang tulus memang untuk mencari
kebenaran Allah. Tuhan akan
mengaruniakan hikmat melalui Roh Kudus sehingga kita bisa melihat mana yang ORI,
mana yang KW, mana yang PALSU.
Nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu itu nanti akan dibinasakan.
Wahyu 20:10
dan
Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang,
yaitu ke tempat Binatang dan nabi palsu itu [telah dilemparkan], dan mereka akan disiksa siang malam selama-lamanya
2 Petrus 2:17
Mereka (guru-guru palsu itu) adalah sumber tanpa air, awan yang dibawa oleh taufan; bagi
mereka telah disediakan kegelapan pekat
selama-lamanya
Jangan sampai kita ikut dibinasakan bersama mereka.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar