198. APAKAH ALLAH MENYIKSA MANUSIA
DI API
NERAKA TANPA
AKHIR?
______________________________________________________
Kematian selalu terjadi di sekitar kita. Pada orang-orang yang kita kenal,
pada orang-orang yang kita kasihi, pada teman, tetangga, kerabat, bahkan pada
anggota keluarga kita sendiri. Dan setiap kali kita harus menghadapi realita
sedih itu, sedikit banyak pasti terbersit dalam pikiran kita, apa yang terjadi
pada saudara kita yang mati ini? Apakah dia sudah bahagia di Surga atau apakah
dia sedang tersiksa dibakar di neraka?
Aku tidak terlalu memikirkan tentang mereka yang ada di Surga karena
tentunya kalau di Surga ya sudah nyaman (walaupun konsep bahwa orang mati
segera ke Surga itu salah), tapi yang mengganjal di pikiranku ialah bagaimana
kondisi di neraka? Karena konsep tentang neraka yang membakar manusia-manusia yang dihukum
di sana untuk selama-lamanya tanpa akhir
yang sudah diajarkan padaku sejak SD dulu sangat mengganggu pikiranku. Kebetulan
selama 13 tahun aku bersekolah di sekolah katolik di kompleks dekat rumah dan
pelajaran agama merupakan salah satu kurikulum. Dan di buku Katekismus yang
diajarkan di sana, ada pelajaran tentang neraka yang membakar orang-orang
hukuman tanpa akhir, ini disertai beberapa gambar manusia yang sedang berteriak
karena tersiksa dibakar hidup-hidup dalam api yang berkobar. Sejak aku muda, aku merasa ada
yang salah dengan konsep ini. Katanya Tuhan itu kasih, kok bisa Tuhan yang mengasihi
menyiksa manusia di api neraka tanpa ada habisnya? Lalu di mana kasihNya? Orangtuaku yang manusia biasa dengan segala
kekurangan manusiawi saja tidak pernah menyiksa aku kalau aku berbuat
kesalahan. Bagaimana Tuhan yang maha pengasih bisa berbuat seperti itu?
Manusia yang usianya cuma sekian puluh tahun, katakanlah ada yang super
sehat bisa hidup sampai 150 tahun, dan katakanlah yang paling ekstrem selama
150 tahun itu dia terus-menerus berbuat dosa sejak hari pertama dia lahir
hingga dia mati, mentok dia jahatnya 150 tahun. Apakah adil untuk kejahatan yang dibuatnya
selama 150 tahun itu dia dihukum dibakar terus-menerus, disiksa dalam api
neraka yang tidak ada ujungnya? Dan
celakanya si
manusia ini hidup kekal di dalam neraka,
tidak mati-mati untuk selama-lamanya, jadi dia akan dibakar selama
beratus-ratus, bahkan beribu-ribu, berjuta-juta tahun tanpa ada batasnya. Apa itu adil?
Apa itu sepadan? Berbuat jahat cuma 150 tahun, tapi dihukum siksa bakar
tanpa ada akhirnya? Itulah pelajaran yang aku terima, dan bukan hanya dari
sekolah, tapi ternyata kebanyakan manusia punya konsep yang demikian, bahwa neraka itu kekal, tidak ada ujungnya,
tidak ada akhirnya. Satu kali masuk ke sana sudah tidak akan keluar lagi walaupun
sudah lewat bermilyar-milyar-milyar tahun! Penderitaan yang tidak ada batasnya!
Tidak! Tidak! Itu membuat aku merasa Tuhan itu tidak adil, dan kejam. Aku
tidak mau punya Tuhan seperti itu. Kita yang manusia egois saja, kalau
pengadilan manusia menjatuhkan hukuman kepada seorang penjahat ulung, mentok ya
hukuman mati, atau hukuman penjara seumur hidup. Kalau orang ini mati,
selesailah dia menjalani hukumannya. Ada batasnya.
Masa manusia lebih baik dari Tuhan?
Karena itu aku tidak bisa menerima konsep neraka yang kekal. Ajaran
ini pasti salah. Ajaran ini membuat Tuhan menjadi sosok yang kejam.
Kalau Tuhan itu kasih, kalau Tuhan tidak kejam, maka konsep neraka yang
kekal ini pasti berasal dari Setan. Setan ingin menipu manusia bahwa Tuhan itu
kejam, supaya manusia membenci Tuhan.
Aku tidak mau tertipu Setan dan menjadi pengikutnya. Tuhanku tidak
kejam. Tuhanku itu kasih. Konsep neraka yang kekal itu tidak sesuai dengan
kemahakasihan Tuhanku.
Karena itu aku bersyukur ketika aku sudah dewasa dan mempelajari Alkitab
dengan sungguh-sungguh, puji Tuhan ternyata Tuhan itu tidak seperti yang
diajarkan kepadaku ketika di sekolah dulu. Aku meyakini Alkitab itu ditulis berdasarkan
ilham dari Allah, di bawah bimbingan Roh Kudus, karena itu seluruh isinya pasti benar, tidak ada yang bertentangan. Dan Alkitab
menjawab semua pertanyaanku tentang neraka yang kekal ini.
Karena itu sekarang aku ingin berbagi kepada semua yang juga punya
pertanyaan seperti aku dulu, supaya kita semua boleh tahu konsep tentang penghukuman
yang alkitabiah, yang sesuai dengan karakter Tuhan, dan tidak lagi tersesat oleh konsep yang salah,
yang tidak alkitabiah, walaupun itu diajarkan dari buku-buku agama!
Mari kita lihat apa kata Alkitab tentang hukuman dosa.
Roma 6:23
Sebab upah
dosa ialah MAUT;
tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Upah/ganjaran/hukuman
dosa itu maut. Maut itu mati
kekal. Mati itu artinya tidak hidup. Jadi upah dosa BUKAN hidup kekal di
neraka, dibakar terus-menerus tanpa ada kesudahannya!
Yohanes
3:16
Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya TIDAK
BINASA, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Orang yang percaya TIDAK BINASA, berarti sebaliknya orang
yang tidak percaya (atau yang tidak selamat) BINASA. Binasa itu mati, mati itu tidak hidup.
Jadi orang tidak percaya itu BINASA,
bukan hidup kekal di dalam api neraka tanpa ada akhirnya.
KESIMPULAN 1:
ORANG MATI ITU MATI,
TIDAK SEDANG HIDUP DI MANA PUN
Jadi orang-orang mati sekarang ada di mana?
Tidak ada di mana-mana, mereka mati. Mati
= tidak hidup = tidak eksis. Kalau tidak eksis, mana bisa ada di
suatu tempat? Mereka semuanya tidak ada. Tubuh mereka rusak kembali menjadi
tanah atau debu. Nafas hidup mereka sudah tidak disuplai lagi oleh Tuhan. Jadi
tidak ada yang tersisa. Yang tersisa hanya catatan hidup mereka yang disimpan
Tuhan. Segala perbuatan mereka
semasa hidup mereka, dicatat dan ada pada Tuhan. Ini yang dipakai Tuhan untuk
menghakimi mereka pada waktu penghakiman nanti.
Wahyu 20:12
Dan
aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan Allah Lalu kitab-kitab
dibuka. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu Kitab Kehidupan. Dan
orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada
tertulis di dalam kitab-kitab itu.
Kalau kita mempelajari Alkitab kita akan tahu bahwa “berdiri di
depan takhta” itu bukan secara literal manusia-manusianya hadir dalam
bentuk fisik, melainkan semua hadir dalam bentuk catatan hidup
mereka karena catatan hidup mereka itu lengkap, direkor oleh
malaikat, tidak ada yang kelewatan. Alkitab mengatakan semua penghakiman atas manusia, yang
selamat maupun yang tidak, dilakukan di Surga oleh Tuhan tanpa kehadiran
manusianya, tetapi berdasarkan catatan hidupnya. Sayang itu terlalu
panjang kalau dikupas semua di sini.
Jadi semua
orang mati menunggu dihakimi. Tidak ada yang dihukum di neraka atau dibawa ke
Surga sebelum penghakiman.
Maka lewat penghakiman, Tuhan akan membagi manusia menjadi dua kelompok:
1.
Mereka yang selamat
2.
Mereka yang tidak
selamat
Tidak ada
kelompok ketiga. Hanya dua kelompok. Ada banyak perumpamaan di Alkitab yang
menyebut kedua kelompok ini, misalnya gandum dan lalang, domba dan kambing. Bukan gandum, lalang, dan jagung. Bukan domba,
kambing, dan anjing. Hanya dua golongan. Yesus berkata dengan sangat jelas,
Matius 12:30
Siapa
tidak bersama Aku, ia melawan Aku…
Jadi cuma dua kelompok, kubu Yesus atau bukan kubu Yesus, tidak ada
kelompok yang abstain atau golput, juga tidak ada kelompok yang
setengah-setengah.
Karena hanya ada dua kelompok manusia, Alkitab mengatakan pada waktu kiamat, juga hanya ada dua
tempat bagi manusia:
1.
dibawa ke Surga, bagi
mereka yang selamat
2.
atau dibakar api
neraka, bagi mereka yang tidak selamat.
Tidak ada tempat
ketiga, tidak ada yang namanya limbo, atau purgatory
(api pencucian). Juga tidak ada reinkarnasi,
tidak ada kesempatan mengulangi lagi dalam kehidupan berikutnya. Tidak ada satu
ayat pun di Alkitab yang mengatakan ada reinkarnasi, atau limbo, atau purgatory,
jadi entah dari mana asal-usul konsep yang tidak alkitabiah ini, yang diajarkan
kepada orang Kristen?
Mengenai mereka yang selamat, sudah banyak dibahas.
Di pembahasan ini saya ingin lebih fokus kepada mereka yang tidak selamat.
Mengapa? Karena nasib mereka yang akan menerima hukuman ini yang
sangat tragis menurut konsep yang umum dikenal manusia. Dan ini yang harus kita
koreksi supaya kita tahu apa konsepnya menurut Alkitab.
Alkitab menyebut mereka yang tidak selamat itu sebagai “orang-orang jahat”,
“orang-orang fasik”, tapi jangan kita bayangkan bahwa mereka ini semuanya
adalah:
v para teroris, para
pembunuh, para koruptor, para pezinah, para perampok.
Iya, memang orang-orang yang kejam-kejam, yang jelas-jelas
pendosa besar itu termasuk di sana juga kalau mereka tidak bertobat,
dan di Wahyu juga diberikan salah satu deskripsinya.
Wahyu 21:8
Tetapi
orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, para pembunuh, para
pelacur, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua
pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala
oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
v tetapi selain itu juga
ada orang-orang yang bukan pembunuh, bukan penipu, bukan pezinah,
atau katakanlah orang-orang biasa,
orang baik-baik, sopan santun, hanya mereka termasuk dalam
golongan ini karena mereka tidak beriman pada Tuhan, mereka
tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, mereka
menolak penebusan Kristus dan keselamatan yang ditawarkan kepada mereka.
Kisah 4:12
Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia (Yesus),
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Nah, sebagai manusia, kita
tidak boleh menghakimi siapa pun mengatakan bahwa “kamu pasti tidak selamat”,
kita tidak tahu isi hati orang lain, karena itu yang menilai adalah Tuhan. Saya hanya
menunjukkan saja apa kata Alkitab.
v Bahkan juga ada mereka yang
mengakui Tuhan,
yang menerima Yesus sebagai
Juruselamat mereka, mereka terdaftar sebagai anggota gereja, tetapi mereka
tidak benar-benar mengikuti teladan Kristus, mereka tidak mematuhi ketetapan dan
perintah Tuhan, mereka tidak meninggalkan dosa, mereka menganggap Tuhan terlalu baik sehingga
berkenan menerima segala dosa mereka. Mereka tidak pernah
mengalami kelahiran baru, tidak pernah menjadi ciptaan baru.
Mereka ini yang disebut orang Kristen nominal, atau
Kristen KTP. Seumur hidup mereka tidak pernah belajar menyangkal
diri, dan tidak memikul salib, dan tidak mengikuti Kristus. Mereka tidak punya
hubungan yang akrab dengan Kristus. Sesungguhnya mereka tidak beda dengan orang
sekuler, orang dunia yang tidak pernah mengizinkan Tuhan punya tempat dalam
hidup mereka.
Yohanes 3:5
Jawab
Yesus, ‘Sungguh-sungguh
Aku berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak
dapat masuk Kerajaan Allah.
ü Dilahirkan dari air artinya
menjalani upacara baptisan selam yang merupakan pengakuan resmi secara publik
bahwa orang itu menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya;
ü dilahirkan dari Roh artinya
meninggalkan semua dosa dan menjalani kehidupan yang baru yang dipimpin oleh Roh Kudus.
v Kemudian juga ada orang-orang
sekuler, yang hanya fokus pada kehidupan duniawi.
Mereka bukan orang jahat, tapi
sampai mati mereka tidak punya waktu untuk Tuhan. Mereka tidak merasa butuh
Tuhan, jarang/tidak pernah berdoa, tidak pernah merasa perlu mengenal Tuhan,
tidak tertarik belajar tentang Tuhan, seluruh waktu mereka hanya untuk memenuhi
kepentingan hidupnya sendiri, makan-minum, kerja, bersenang-senang. Tuhan tidak
ada dalam hidup mereka.
v Dan mereka yang
jelas-jelas menolak eksistensi Tuhan, orang-orang yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada,
orang-orang yang hanya percaya pada logika, pada sains
yang telah menghapus eksistensi Tuhan. Mereka hanya menerima fakta yang bisa
dibuktikan, kata mereka, walaupun mereka sendiri tidak tahu apakah bukti itu
benar ada atau sekadar rekayasa. Tidak ada tempat bagi iman di
hati mereka, karena iman itu meyakini sesuatu yang belum mereka
lihat, yang hanya mereka harapkan benar-benar ada. Mereka tidak pernah
memikirkan Tuhan, sampai mati mereka tetap tidak percaya ada Tuhan. Mereka yang
menganggap Tuhan hanya dongeng.
Jadi akan ada banyak orang yang tidak dibawa ke Surga bukan karena mereka
orang-orang kejam yang merugikan orang lain, malah boleh jadi banyak
dari mereka adalah anggota masyarakat yang baik, humanis, philantrofis, tapi karena mereka tidak menerima Tuhan, mereka tidak mau patuh pada
Hukum Tuhan, mereka tidak punya hubungan
pribadi dengan Tuhan.
Karena mereka tidak suka berkumpul dengan
Tuhan, selama hidup mereka
yang singkat saja mereka cuek pada Tuhan, mereka malas berinteraksi dengan
Tuhan, maka Tuhan tidak akan membawa
paksa mereka ke Surga untuk berkumpul dengan Tuhan selama-lamanya.
Untuk apa? Mereka bakal menderita hidup bersama Tuhan yang tidak pernah mereka
kenal apalagi sayangi, dan Tuhan juga bakal sebel melihat kehadiran mereka yang
tidak senang hidup bersamaNya. Maka karena sama-sama tidak suka, Tuhan harus
“melepaskan” mereka. Tapi apakah mereka ini harus dibakar
di api neraka sepanjang masa tanpa ada akhirnya?
Apa kata Alkitab?
Alkitab memang berkata bahwa semua orang yang tidak dibawa ke Surga pada Kedatangan
Kristus yang kedua ke dunia, akan mengalami kematian kedua. Dan kematian kedua itu ialah dibakar api neraka.
Itu konsep yang alkitbiah.
Wahyu 20:4-6
4 Dan aku melihat takhta-takhta dan mereka yang duduk di atasnya dan penghakiman diserahkan kepada mereka. Lalu aku melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah
dipenggal kepalanya karena kesaksian mereka tentang
Yesus dan karena Firman Allah, yang tidak menyembah Binatang itu atau patungnya dan yang tidak juga menerima
tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah
bersama-sama dengan Kristus selama seribu
tahun. 5 (Tetapi orang-orang mati yang tersisa, tidak hidup lagi sampai
berakhir masa yang seribu tahun itu.) Inilah kebangkitan yang pertama. 6 Diberkati dan kuduslah ia, yang mendapat
bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua
tidak berkuasa atas mereka, tetapi
mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan akan memerintah
bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya
Ayat-ayat di atas ini cara penulisannya bisa membuat bingung, tetapi bila
kita membacanya dengan seksama, maka kita bisa mendapatkan pemahaman yang
benar. Untuk memudahkan, aku membedakannya dengan warna.
ü Teks yang berwarna biru, itu bicara tentang orang-orang
yang selamat,
ü teks yang merah itu bicara tentang orang-orang yang tidak
selamat.
Mari kita kupas ayat-ayat ini. Di sini Alkitab memberitahu kita bahwa akan
ada dua kebangkitan masal.
1.
Kebangkitan yang pertama itu bagi umat Allah,
semua orang yang percaya.
Ayat ini mengatakan mereka berbahagia
dan mereka kudus. Mereka tidak akan
mengalami kematian kedua. Mereka diberi kuasa untuk menghakimi dan akan tinggal bersama-sama dengan Kristus di Surga seribu
tahun lamanya. Mereka inilah yang ditulis di 1
Tesalonika 4:16-17
1 Tesalonika 4:16-17
16 Sebab TUHAN sendiri akan turun
dari surga, dengan satu seruan, dengan suara Penghulu Malaikat, dan dengan sangkakala Allah dan mereka yang
mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. 17 sesudah itu, kita yang
hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan
mereka dalam awan bertemu Tuhan di
angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
2.
Tetapi, orang-orang
mati yang
lain ~ artinya yang tidak termasuk dalam kebangkitan pertama,
mereka ini orang-orang yang tidak selamat, mereka ini akan dihukum ~ mereka baru
dibangkitkan setelah berakhir masa seribu tahun. Dan mereka inilah yang mengalami kematian kedua. Apakah
kematian kedua? Lihat Wahyu 21:8
Tetapi, orang-orang penakut, orang-orang
yang tidak percaya, orang-orang keji, pembunuh, orang-orang amoral secara seksual, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, akan mendapat bagian mereka di dalam lautan
yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua
Wahyu 20:14-15
14 Lalu
maut dan kubur ᾅδης [hadēs] dilemparkanlah
ke dalam lautan api. Inilah kematian yang
kedua. 15 Dan barangsiapa yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam
Kitab Kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Jadi jelas antara kebangkitan pertama (kebangkitan
orang-orang yang selamat yang dibawa ke Surga) dengan kebangkitan
kedua (kebangkingan orang-orang yang tidak selamat yang akan dibakar
api neraka) itu ada jeda 1000 tahun menurut Wahyu
20:4-6, iya kan? Mengapa?
Simak lagi Wahyu 20:4, di mana dikatakan,
“4 Dan aku melihat takhta-takhta dan mereka yang duduk di atasnya dan penghakiman diserahkan kepada
mereka. … dan mereka hidup kembali dan memerintah
bersama-sama dengan Kristus selama seribu
tahun.
Jadi Alkitab menyatakan bahwa orang-orang yang selamat yang dibawa ke
Surga, di sana mereka diberi kuasa untuk menghakimi.
Berapa lama?
Selama seribu tahun mereka akan menjadi imam dan raja
bersama Yesus. Imam dan raja di zaman
dulu menghakimi, mereka mendengarkan kasus perselisihan rakyat dan memberi
keputusan. Ingat Raja Salomo dengan kasus rebutan bayi oleh dua orang yang
mengaku ibunya?
Siapa yang dihakimi?
1 Korintus 6:3
Tidak tahukah kamu, bahwa kita
akan menghakimi malaikat-malaikat? Apalagi perkara-perkara yang terkait hidup sekarang ini
Ternyata orang-orang yang selamat dan dibawa ke Surga, selama masa 1000
tahun di Surga, bersama-sama dengan Yesus akan diberi kesempatan untuk
menghakimi malaikat-malaikat ~ tentunya yang dimaksud di sini ialah
malaikat-malaikat yang telah jatuh dalam dosa, yaitu Lucifer dan semua anak
buahnya ~ termasuk juga manusia-manusia yang tidak selamat karena
mereka menolak ikut Tuhan, mereka termasuk kubu Lucifer.
Itulah sebabnya orang-orang yang tidak
selamat ini baru dibangkitkan setelah berakhir
masa 1000 tahun, yaitu setelah penghakiman
atas mereka yang dilakukan selama masa 1000 tahun itu selesai.
Apa yang terjadi setelah penghakiman atas orang-orang yang tidak selamat
selesai, dan waktu 1000 tahun sudah habis?
Singkat saja saya berikan garis besarnya.
v Ketika
Yesus datang kedua kalinya untuk menjemput
umatNya ke Surga,
semua orang yang tidak dibawa
ke Surga mati kena Tujuh Malapetaka Terakhir (Wahyu 15-16). Jadi, orang-orang
yang selamat dibawa ke Surga, yang tidak selamat ditinggalkan di bumi dalam kondisi
mati. Maka di dunia tidak ada
kehidupan (kecuali Setan).
v Itulah yang
dimaksud dengan ungkapan “Iblis dipenjara” (Wahyu 20:1-2)
karena dunia tidak ada penghuninya. Mereka yang selamat sudah dibawa ke Surga, yang
tidak selamat dalam kondisi mati. Iblis tidak bisa menyesatkan siapa-siapa, dan
dia seakan-akan
dibelenggu dalam penjara karena tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak bisa keluar dari bumi, dan dia tidak
bisa berbuat apa-apa di bumi yang gelap gulita.
Kondisi ini berlangsung selama 1000
tahun.
v Kita tahu dari
ayat-ayat lain di atas selama 1000 tahun itu
orang-orang yang selamat diberi tugas menghakimi
Iblis dan pengikut-pengikutnya, termasuk manusia yang tidak selamat.
v Setelah 1000 tahun berakhir,
maka Wahyu 20:7-8 mengatakan
Iblis dilepaskan dari penjara dan dia pergi menyesatkan bangsa-bangsa lagi. Kalau
tadi Iblis dipenjara karena tidak ada manusia hidup yang tersisa di bumi,
sekarang dengan dihidupkannya kembali manusia di bumi, Iblis terlepas dari
belenggunya. Jadi setelah 1000 tahun berakhir, sekarang manusia-manusia yang
ditinggalkan dalam kondisi mati di bumi, dibangkitkan. Ini kebangkitan kedua.
Wahyu 20:5
Tetapi orang-orang mati yang tersisa, tidak hidup
lagi sampai berakhir masa yang seribu tahun itu.
v Wahyu 20:7-8
memberikan keterangan yang sama yang lebih lengkap.
Wahyu 20:7-8
7 Dan
setelah masa seribu tahun itu berakhir, Setan
akan dilepaskan dari penjaranya, 8 dan
ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa
pada keempat penjuru bumi, Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk
berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya
pasir di laut.
v Kalau kita baca
ayat itu dan selanjutnya,
maka kita akan melihat bahwa
Iblis membujuk orang-orang yang baru dibangkitkan ini untuk mengepung
perkemahan orang kudus dan kota yang dikasihi, Yerusalem Baru.
Wahyu 20:9
Maka naiklah mereka ke seluruh dataran
bumi, lalu mengepung perkemahan orang-orang kudus dan kota
yang dikasihi itu…
Loh, dari mana kok ada “perkemahan orang-orang kudus, kota
yang dikasihi” di bumi? Nah, “kota yang dikasihi” itu ialah Yerusalem surgawi.
Kita tahu bahwa Yerusalem yang baru itu tadinya ada di Surga, tempat di mana
umat Allah yang sudah dibawa ke Surga, berdiam.
Ibrani 12:22
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi
dan kepada kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya.
v Kita perlu pergi ke
Wahyu 21.
Ternyata setelah berakhirnya 1000 tahun itu, Yesus datang lagi ke
dunia untuk ketiga kalinya, kali
ini bersama
kota Yerusalem Baru dan orang-orang kudus yaitu umat yang 1000 tahun
sebelumnya dibawa ke Surga.
Wahyu 21:2, 10, 16-17
2 Dan
aku, Yohanes, melihat kota yang kudus, Yerusalem
yang baru, turun dari sorga, dari Allah, dipersiapkan
sebagai pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. 10 Lalu, ia membawa aku pergi dalam roh, ke atas sebuah gunung yang
besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang besar itu, Yerusalem yang
kudus, turun dari sorga, dari Allah. 16 Kota itu bentuknya empat persegi,
panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur Kota itu dengan tongkat itu:
dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama 17 Lalu
ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran seseorang manusia, yaitu seorang malaikat
Ini sebuah bangunan kota yang
benar-benar ada ujud fisiknya. Jadi hebat sekali, sebuah kota yang begitu
besar, benar-benar secara literal turun dari Surga dan berdiri di atas bumi.
Dan bukan cuma sebuah kota
kosong, melainkan bersama isinya yaitu semua umat Tuhan yang sudah diselamatkan, sekarang
kembali ke bumi untuk menyaksikan Tuhan mengeksekusi hukuman atas
Setan dan pengikut-pengikutnya dan orang-orang yang tidak selamat.
Kota Yerusalem Baru inilah, yang merupakan perkemahan (tempat tinggal) orang-orang kudus yang dikepung
oleh orang-orang yang tidak selamat yang digerakkan Iblis (Wahyu 20:9 di atas).
v Apa yang terjadi berikutnya?
Wahyu 20:9 bagian akhir mengatakan,
Tetapi
api turun dari Allah dari langit dan melahap mereka
Nah, jelas kan tentang api neraka
yang akan membakar orang-orang yang tidak selamat?
1. Api itu turun dari langit.
Neraka itu akan ada di atas
permukaan bumi. Jadi konsep yang mengatakan sekarang ada neraka
di perut bumi yang sedang menyala-nyala dengan api seperti kepundan gunung
berapi sedang membakar orang-orang jahat yang sudah mati itu sama sekali tidak alkitabiah.
2.
Kapan api neraka itu baru ada?
Pada waktu kedatangan Yesus yang ketiga kalinya ke dunia ini, 1000 tahun setelah
kedatanganNya yang kedua.
3. Berarti sekarang sudah ada api
neraka belum? Belum!
Kedatangan Yesus yang kedua saja
belum terjadi, mana ada api neraka?
Sekarang pertanyaan yang paling penting:
Apakah orang-orang
yang tidak selamat itu
akan dibakar
terus-menerus tanpa akhir?
Tidak!
Wahyu 20:9 berkata, api itu “melahap mereka”
kalau dilahap
berarti apa? Habis! Barang yang sudah habis itu mana bisa
terbakar lagi? Barang yang dilahap api itu menjadi apa? Abu!
Nah, sekarang mari kita lihat
ayat-ayat Alkitab yang membenarkan ini:
Mazmur
37:20
Tetapi yang jahat akan binasa; dan musuh-musuh
TUHAN akan seperti lemak domba; mereka akan habis dibakar; menjadi asap
mereka akan habis
lenyap.
Ayat ini sangat jelas,
orang-orang fasik akan binasa, dan yang dimaksud dengan binasa itu adalah “habis
dibakar; menjadi asap mereka akan habis lenyap”. “Lenyap” itu hilang, tidak ada lagi. Kalau sudah lenyap, apa masih ada
sisanya? Tidak!
Maleakhi
4:1-3.
1 Karena itu lihatlah,
hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang yang tinggi hati, ya, semua yang berbuat fasik akan menjadi
jerami dan hari yang datang itu akan membakar
habis mereka, firman TUHAN semesta alam, yang tidak akan meninggalkan akar dan cabang. 2
Tetapi bagi kamu yang takut akan nama-Ku,
Surya Kebenaran akan terbit dengan penyembuhan di sayapNya. Dan kamu
akan keluar dan menjadi tambun seperti anak
lembu yang diberi makan di kandang. 3
Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi
abu di
bawah telapak kakimu, pada hari Aku melakukan
ini,” firman TUHAN semesta alam
Jelas?
Mereka yang tidak selamat akan dibakar seperti jerami. Jerami kalau
dibakar habis tidak? Habis. Malah ditambah
keterangan bahwa orang-orang itu akan menjadi abu, dan abu itu akan diinjak-injak
oleh “kamu yang takut akan nama-Ku”, atau
umat Allah.
Jadi api nerakanya padam atau tidak setelah yang dibakar menjadi
abu? Ya padamlah! Masa umat Allah berjalan di atas api yang menyala?
Matius
3:12
Alat penampi ada
ditangan-Nya dan Ia akan membersihkan tempat
pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi Dia akan membakar habis jerami itu dengan api yang tidak bisa dipadamkan
Mungkin
istilah “api yang tidak bisa dipadamkan” itu yang menimbulkan ide bahwa
orang-orang yang tidak selamat itu dibakar terus menerus tanpa akhir. Tapi arti “api yang tidak bisa dipadamkan” semata-mata ialah tidak ada orang
yang sanggup memadamkan api itu selama masih ada yang terbakar, api
itu tetap menyala. Tapi kalau yang dibakar sudah menjadi abu, ya apinya padam sendiri. Coba saja, sesuatu yang dibakar sampai
menjadi abu, apakah masih bisa terbakar? Tidak. Apinya akan padam dengan sendirinya.
Mazmur 37:10
Karena
sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang
fasik; iya, engkau akan mencari tempatnya, dan
tempatnya itu sudah tidak ada lagi.
Orang
fasik dikatakan “lenyap” dan “tidak ada lagi”,
bukan teriak-teriak kesakitan tanpa akhir dibakar api.
Mazmur 68:2
Seperti asap diusir
pergi, seperti itu usirlah mereka pergi; seperti
lilin meleleh di depan api, begitu juga biarlah
orang-orang fasik binasa di hadirat
Allah.
“Binasa” itu mati, tidak tetap hidup dan terus tersiksa di dalam api.
Yudas 1:7
sama seperti Sodom dan Gomora dan semua kota di
sekeliling mereka dengan cara yang sama, melibatkan
diri mereka dalam perzinahan dan mengejar daging
yang tak wajar, telah dijadikan contoh,
menanggung pembalasan dari api
kekal.
Kalau
melihat istilah “api kekal” jangan mengartikannya sebagai “pembakaran kekal”.
Api
yang dari Tuhan itu disebut api
kekal, karena itu datang dari Tuhan. Sesungguhnya Tuhan sendiri
itulah Api yang kekal, yang menghanguskan.
Ulangan 4:24
Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan,
Allah yang cemburu.
Tetapi pembakarannya tidak kekal. Buktinya, Sodom dan Gomora hari
ini sudah tidak terbakar. Seandainya dianggap pembakarannya kekal, seharusnya
sampai hari ini Sodom dan Gomora masih terbakar, bukan? Malah kota-kota Sodom
dan Gomora sekarang sudah lenyap dari peta, tidak kelihatan lagi, karena sudah menjadi abu. Habis!
Nah, bukan hanya orang-orang yang
tidak selamat yang dibakar, juga Setan dan pengikut-pengikutnya juga dibakar
sampai habis.
Wahyu 20:10
dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan
ke dalam lautan api dan belerang, yaitu ke tempat
Binatang dan nabi palsu itu [telah dilemparkan],
dan mereka akan disiksa
siang malam selama-lamanya.
Nah, di sini ada kata “disiksa siang
malam selama-lamanya”.
Sesungguhnya “selama-lamanya” itu juga berarti “selama mungkin”, kalau
sudah tidak mungkin lagi, ya berhenti.
Kata yang diterjemahkan “selama-lamanya” itu αἰών [aiōn] tidak selalu berarti “tidak ada akhirnya”, melainkan bisa diartikan
“untuk jangka waktu yang lama” atau “sampai matinya” atau “seumur hidupnya”.
Hukuman pembakaran ini tidak sama lamanya antara yang satu dan yang lain.
Yang dosanya ringan, pembakarannya lebih cepat selesai. Yang dosanya
bertumpuk-tumpuk, pembakarannya pasti lebih lama. Itu namanya adil.
Jadi pasti Iblis
yang adalah sumber dosa, akan dibakar paling lama. Demikian juga Binatang Wahyu
13 dan nabi palsu yang menyesatkan manusia dengan ajaran-ajaran
palsu mereka, akan dibakar lebih lama daripada manusia-manusia biasa korban
penipuan mereka. Selama mereka terbakar, mereka tersiksa, dan itu bisa
berlangsung lama, karena itu dikatakan “siang malam”, berarti tidak ada
pause/istirahat. Satu kali dibakar, api itu akan terus-menerus membakar
sampai semuanya habis. Tetapi bila mereka sudah habis dibakar, maka pembakaran
itu berhenti sendiri, api itu padam sendiri.
Ada beberapa contoh tentang istilah “selama(-lama)nya” ini, tetapi di sini diberikan satu saja supaya tidak kepanjangan
pembahasan ini.
Keluaran 21:6
maka tuannya itu akan membawanya menghadap hakim-hakim,
dia juga akan membawanya ke pintu atau ke kosen pintu, dan tuannya itu akan melubangi telinganya
sampai tembus dengan alat penusuk, dan budak
itu akan melayani tuannya untuk selamanya.
Di KJV kata
tersebut diterjemahkan “forever”.
Nah ayat ini
bicara tentang seseorang yang secara sukarela mau menjadi hamba bagi tuannya seumur
hidupnya, dan tandanya ialah dengan melubangi telinganya.
Kata “forever” itu
biasanya dianggap “kekal”, “abadi”, “terus-menerus tanpa henti”. Tetapi kita harus melihat konteksnya. Di konteks ini,
seseorang hanya bisa menjadi hamba bagi tuannya selama dia masih hidup. Jadi
kata “forever” di sini tidak
berarti “kekal” atau “abadi” atau tanpa ada akhirnya. Hanya selama itu mungkin. Jadi kita harus melihat
konteksnya.
Mari kita lihat konteks lain di Alkitab. Ini tentang hukuman yang akan dikenakan kepada Setan/Iblis, apakah “tidak ada akhirnya”, atau
“ada akhirnya”?
Yehezkiel
28:18-19
18Engkau telah menajiskan tempat-tempat kudusmu dengan
dosamu yang banyak, dengan dosa perniagaanmu. Maka Aku
akan mendatangkan api
dari tengahmu, yang akan memakan
habis engkau dan Aku
akan menjadikan
engkau abu di atas bumi di hadapan semua mereka yang melihatmu. 19 Semua mereka yang mengenal engkau di antara
bangsa-bangsa akan tercengang melihatmu. Engkau akan
menjadi mengerikan dan engkau
tidak akan ada lagi selamanya.
Di sini Tuhan mengatakan bahwa
api itu akan memakan habis Lucifer and dia akan menjadi abu di atas bumi
dan akan lenyap selamanya.
Di konteks ini “selamanya”
berarti Dari istilah “habis” itu kita sudah mengerti bahwa Lucifer atau Iblis
itu pun tidak akan ada sisanya, dia akan habis, menjadi abu, lenyap selamanya.
Berarti pembakaran Lucifer pun
bukan tidak ada akhirnya, dia akan “dibakar terus tanpa henti
sampai habis.”
Nah, kalau Lucifer, mantan kerub,
penudung takhta Allah, sumber dosa, dia saja hukumannya ada akhirnya, apalagi
manusia-manusia yang berdosa?
KESIMPULAN 2:
Hukuman bagi
manusia-manusia yang tidak selamat
BUKAN TANPA AKHIR
Tidak disiksa bakar
terus-menerus
selama milyaran
tahun
Tuhan itu
mahapengasih dan mahaadil
Semua dosa itu hukumannya maut
(Rom. 6:23), tapi lamanya pembakaran itu ditakar dengan adil oleh Tuhan.
Masing-masing menjalani hukumannya sesuai takaran dosanya.
Yehezkiel
33:11
Katakanlah kepada mereka: ‘Demi Aku yang
hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak menyukai
kematian orang fasik, melainkan agar orang
fasik itu bertobat dari kelakuannya supaya
ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang
jahat itu! Mengapakah kamu harus mati, hai
kaum Israel?’
Tuhan tidak suka menghukum
manusia. Tuhan tidak ingin manusia mati, melainkan agar semua boleh hidup.
Itulah kasihNya.
Tapi Tuhan tidak bisa hidup
bersama-sama dengan dosa. Karena itu, jika manusia tidak mau meninggalkan
dosanya, tidak mau menerima pengampunan dan penebusan dari Tuhan, tidak ada
jalan lain kecuali membakar habis dosa dan pelakunya.
Tetapi dalam hal itu pun, Tuhan
tidak berbuat kejam dengan menyiksa orang dalam api neraka yang tidak ada
akhirnya.
Semoga membantu.
07 02 21
Amin
BalasHapusSyaloom,saya iwan,pingin sekali tanya jawab ttg isi alkitab ,apa ada no wa?trims tym
BalasHapusSaya jarang ngecek komentar di blog. Maaf baru balas sekarang karena baru baca sekarang.
HapusSilakan kontak email saya smaragd84@gmail.com
Aminn,terima kasih
BalasHapus