Pasal 18 ini berisikan peringatan kepada umat
Tuhan. Karena itu kita tahu bahwa peringatan ini tentunya diberikan SEBELUM dituangkannya Ketujuh
Malapetaka Terakhir. Karena bilamana Ketujuh Malapetaka itu
sudah dituangkan, sudah tidak ada gunanya lagi memberikan peringatan, karena
pada saat itu pintu kemurahan Tuhan sudah ditutup, sudah tidak bisa bertobat
lagi. Ini membuktikan bahwa kitab Wahyu tidak ditulis secara kronologis ya.
Jadi ini bicara tentang masa sebelum berakhirnya
masa kemurahan Allah, sebelum Allah menutup pintu kasihan atau
pintu pertobatan, sebelum Tuhan Yesus menyelesaikan
penghakiman atas umatNya.
Pertama kita perlu memahami, karena ini
nubuatan, maka “Babel Kota Besar” bukan sebuah “kota” atau “negara” atau
“pemerintahan” dengan letak geografis tertentu. “Babel Kota Besar” lebih tepat dikatakan
suatu KEKUATAN atau POWER. Kita sudah
mempelajari identitas Babel ini di pasal-pasal yang lalu. Dan predikat “Kota
Besar” itu menandakan bahwa bukan Babel saja yang terlibat, tetapi Babel bersama
kroni-kroninya, yaitu semua kekuasaan pemerintah yang berpihak kepadanya. Jadi “Babel Kota Besar” ini merujuk kepada Babel
sendiri plus semua kolaboratornya, baik itu gereja-gereja Protestan, baik itu
penguasa-penguasa dunia (raja-raja bumi), yang semua mereka yang telah menerima
Tanda Binatang pada dahi atau tangan kanan mereka. Kalau sudah lupa apa Tanda Binatang itu,
silakan mereview lagi Wahyu 13 dan 14)
Kita akan melihat bahwa pesan yang disampaikan adalah supaya umat Tuhan keluar
dari “Babel Kota Besar”,
supaya mereka “jangan
ikut mengambil bagian dalam dosa-dosanya, sehingga kamu tidak
ditimpa malapetaka-malapetakanya”
Jelas bahwa pada saat itu, Ketujuh Malapetaka
belum dicurahkan. Pada saat seruan ini
disampaikan, Kristus masih bertugas sebagai Imam Besar di Ka’abah yang di Surga,
Dia masih menjadi Perantara Tuhan dengan manusia, Dia masih memberikan
pengampunan dan penghapusan dosa, dan pintu kasihan masih belum
ditutup. Karena bilamana pintu kasihan sudah ditutup, sudah tidak
ada lagi manusia yang bisa bertobat.
Yohanes disuruh menulis pasal ini
supaya manusia tahu apa yang bakal menimpa “Babel Kota Besar” itu, dan supaya mereka
yang masih ada di dalamnya, segera keluar meninggalkannya, supaya “tidak ditimpa malapetaka-malapetakanya”.
18:1 Dan setelah
hal-hal itu, aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga, mempunyai
kekuasaan besar dan bumi diterangi oleh
kemuliaannya.
v
“seorang malaikat lain
turun dari sorga”
Berarti ini bukan salah satu dari ketujuh malaikat yang
membawa ketujuh cawan murka Allah. Malaikat ini “turun dari sorga” berarti malaikat ini
mempunyai misi khusus, mengemban tugas khusus dari Allah, utusan
khusus dari Allah.
v
“mempunyai kekuasaan besar”
Malaikat ini misinya adalah menyampaikan pesan Allah, maka
“kekuasaan” yang dimaksud di sini tentunya kekuasaan yang
berkaitan dengan pekabarannya.
Jadi yang dimaksud adalah malaikat ini menyampaikan pesannya dengan penuh kuasa dari Roh Tuhan.
Inilah pekabaran
yang disampaikan pada saat Hujan Akhir, ketika Roh Kudus
dicurahkan secara berlimpah kepada umat Allah untuk menyampaikan pekabaran
terakhir sedikit waktu sebelum pintu kasihan ditutup.
ü
Hujan awal itu ketika
Pentakosta,
saat Roh Kudus turun ke atas murid-murid mengawali
penginjilan mereka.
ü
Hujan akhir
adalah pencurahan Roh Kudus yang lebih dahsyat daripada saat
Hari Pentakosta, karena itu untuk mematangkan gandum yang siap dituai.
v
“bumi diterangi oleh kemuliaannya”
Pekabaran
yang penuh kuasa ini membawa terang kepada bumi, sehingga mereka yang tadinya berada dalam kegelapan, boleh
melihat dengan jelas.
Apakah benar ada malaikat betulan, makhluk roh yang datang
ke bumi untuk membawa terang kepada bumi? Kita lihat apa kata Kristus kepada
Paulus:
Kisah 26:17-18
17 Menyelamatkan engkau dari bangsa
ini, dan dari bangsa-bangsa lain, ke mana
sekarang Aku mengutusmu 18 untuk membuka mata
mereka, dan memutar mereka
berbalik dari kegelapan kepada terang, dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka boleh menerima pengampunan dosa dan hak waris dari antara mereka yang dikuduskan oleh iman yang ada padaKu.’
Kita bisa berkata, “Lha itu kan Paulus. Kami kan bukan
Paulus.”
Tuhan mengutus semua orang yang mengikutiNya untuk menyampaikan pesan-pesanNya
kepada sesama manusia. Inilah misi agung yang ditinggalkan Yesus kepada murid-muridNya
sebelum Dia kembali ke Surga, berarti juga kepada kita yang juga
murid-muridNya.
Kisah 1:8
Tetapi kamu akan menerima
kuasa, saat Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi bagi-Ku di Yerusalem dan di Yudea, lalu
Samaria dan kemudian sampai ke ujung bumi.’
Yesus
sudah menjelaskan bahwa manusia hanya menerima kuasa “saat Roh
Kudus turun ke atas” orang itu.
Dan
hanya orang yang taat kepada
Tuhan yang dikaruniai Roh Kudus.
Kisah 5:32
Dan kami adalah saksi-saksiNya tentang hal-hal ini; dan begitu pula Roh
Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada mereka yang
taat padaNya.
Dengan demikian, orang-orang yang tidak taat kepada Allah,
tidak dikuasai oleh Roh Kudus, dengan demikian kesaksian mereka, pekabaran/pesan
yang mereka sampaikan bukanlah berasal dari Tuhan. Jadi tidak sulit
menilai apakah seseorang yang bicara dari atas mimbar maupun tidak dari mimbar
itu menyampaikan pesan dari Allah atau bukan. Dari buahnya kita
mengenal orangnya. Jika orang itu tidak hidup taat kepada
Allah, jika dia sendiri masih dengan sadar melanggar Hukum Allah, maka dia
tidak di bawah kuasa Roh Kudus, dan dia tidak menyampaikan pesan atau pekabaran
dari Allah. Kalau itu bukan
pekabaran dari Allah, itu datang dari musuh Allah yang bertujuan menyesatkan
manusia. Jadi kita harus selektif apa yang kita dengarkan. Tidak semua yang mengutip ayat Alkitab itu utusan Allah.
Setan juga tahu semua ayat Alkitab dan bisa berulang-ulang mengutipnya.
Kita sudah mempelajari Pekabaran Tiga Malaikat di Wahyu
14:6-12, di situ Yohanes melihat tiga
malaikat [makhluk Surga] yang membawa pekabaran istimewa dari Tuhan, itu simbolis. Secara literal yang membawa pekabaran itu ke
seluruh dunia bukanlah makhluk-makhluk dari Surga, melainkan manusia-manusia biasa, yang diangkat Tuhan sebagai
utusanNya untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada dunia,
tapi tentunya mereka dibantu malaikat-malaikat surgawi dalam mengemban misi
agung dari Kristus itu.
Harus dimengerti bahwa kata “malaikat” berarti “utusan Tuhan”, bisa balatentara Surga; bisa juga manusia biasa,
satu orang maupun sekelompok orang; bahkan bisa Tuhan Yesus sendiri karena
Tuhan Yesus juga selalu melakukan kehendak Allah Bapa sebagai utusan Bapa. Jadi
siapa pun yang melakukan misi
dari Allah, itu bisa disebut “utusan Allah” yang sinonim dengan
kata “malaikat”.
Demikian pula di Wahyu 18:1 ini, malaikat ini
merupakan rekan dari tiga malaikat sebelumnya dari Wahyu pasal 14, yang mewakili sekelompok orang yang tersebar di seluruh dunia, yang
menyerukan pesan yang mereka terima dari Tuhan kepada dunia.
18:2 Dan
ia berseru keras-keras dengan suara yang
kuat, katanya, ‘Babel yang besar sudah roboh, sudah roboh, dan telah menjadi tempat kediaman roh-roh
jahat, dan tempat penahanan setiap roh najis dan sebuah sangkar untuk setiap burung yang najis dan yang dibenci.
v
“berseru keras-keras dengan suara yang kuat”
Orang-orang yang menyampaikan pesan Tuhan yang mereka bawa
itu melakukannya
dengan berani, dengan terbuka. Ingat
di ayat 1 dikatakan mereka itu “mempunyai kekuasaan besar” yang kita ketahui
adalah kuasa Roh Kudus. Tuhan
selalu menyuruh utusan-utusanNya untuk bicara dengan berani, dengan lantang,
dengan keyakinan, mengatakan apa yang salah itu salah, dan menunjukkan mana
yang benar menurut Allah. Menyampaikan pekabaran Tuhan
tidak boleh ragu-ragu, tidak boleh plin-plan, tidak boleh berkompromi dengan
kesalahan, walaupun kita menjadi tidak populer dan tidak disukai
orang karena itu. Jangan berkata, “Oh
iya semua agama itu benar”, lha untuk apa Tuhan menyuruh kita menginjil kalau
semua agama itu benar? Kebenaran itu
mutlak, hanya satu. Kalau kita sendiri tidak meyakini ini, kita sendiri punya
masalah keselamatan yang besar.
Yesaya 58:1
Serukanlah kuat-kuat,
janganlah tahan-tahan! Angkatlah suaramu seperti sebuah terompet, dan tunjukkanlah umat-Ku pelanggaran mereka, dan kaum keturunan Yakub dosa-dosa mereka.
Bilamana
ada kesalahan, Tuhan selalu mengirim hamba-hambaNya untuk menyatakan kesalahan
itu. Tetapi seperti yang sudah-sudah, manusia kalau diberitahu kesalahannya,
biasanya malah marah, dan langsung menutup telinga. Tetapi Tuhan yang
menghendaki semua manusia selamat, selalu mengirim utusanNya untuk mengingatkan
manusia agar meninggalkan dosa, karena walaupun Tuhan itu mahapengasih, tetapi
Tuhan tidak menoleransi dosa, Tuhan tidak akan mengatakan “tidak apa-apa” pada
dosa.
Perhatikan ayat di atas, siapa yang harus diberitahu? “umat-Ku” dan “kaum
keturunan Yakub”, jadi orang-orang Kristen sendiri, orang-orang yang
telah mengakui Yesus sebagai Juruselamat mereka! Jika orang-orang Kristen sendiri harus ditegur berarti mereka banyak yang salah, iya kan?
Sesungguhnya memang banyak orang Kristen yang tidak tahu isi Alkitab mereka
sendiri, tidak tahu apa Firman Allah, mereka hanya tahu versi Firman
yang diajarkan kepada mereka oleh gereja mereka, padahal banyak
gereja yang doktrinnya sudah sangat tidak alkitabiah.
2 Timotius 4:2
Beritakanlah Firman,
bersiap di masa baik maupun di masa tidak baik. Meyakinkan, menegur, dan menasihati dengan panjang sabar dan dengan doktrin.
Nah,
kita akan melihat Wahyu 18:1-5 ini bicara tentang peringatan dan panggilan keluar
dari Babilon khusus kepada orang-orang Kristen yang berada di dalam Babilon
tanpa mereka sadari. Mereka menganggap mereka berada di tubuh Kristus yang
benar, tetapi ternyata tidak. Mereka mengira mereka sudah selamat, tetapi
ternyata tidak. Dan itulah sebabnya Tuhan mengirim utusan-utusanNya untuk
memanggil mereka keluar, supaya mereka selamat.
v
“Babel yang besar sudah roboh, sudah roboh”
Ini mengulangi seruan Malaikat Kedua Wahyu 14:8. Pekabaran ini disampaikan ke Babel sendiri! Mengapa? Karena di Babel
ada umat Tuhan yang tidak sadar bahwa mereka sudah bergabung dengan
gereja yang sesat. Ingat, ini adalah kejatuhan secara rohani, bukan kejatuhan
literal. Babel bukan suatu tempat geografis yang literal. Babel ada di mana
gereja-gereja sesat berada di seluruh dunia.
“Babel (Kota) Besar” ini dianggap jatuh setelah mereka
menolak pekabaran yang dibawakan malaikat yang pertama! Silakan
review pelajaran Wahyu 14.
Apa pekabaran malaikat pertama?
1. Takutlah akan Allah dan
2. muliakanlah Dia,
3. karena telah tiba jam
penghakiman-Nya,
4. dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut
dan semua mata air.
Maka ketika gereja-gereja tidak takut kepada Allah malah dengan
berani melanggar perintah-perintah dan Hukum Allah, dan mereka tidak menyembah
Allah sebagai Khalik yang menjadikan langit, bumi dan laut dan semua mata air
dengan cara khusus seperti yang tercantum dalam Hukum Allah yang ke-4 dari 10
Hukum (baca lagi Keluaran pasal 20:8-11), mereka telah menolak pekabaran
malaikat yang pertama. Dan semua yang menolak pekabaran
malaikat yang pertama, oleh Tuhan digolongan dalam “Babel Kota Besar yang sudah
roboh”.
Berarti pekabaran pasal 18:1 ini merupakan pengulangan dari
pekabaran Malaikat Kedua Wahyu 14. Begitu besar kasih Tuhan kepada manusia
sehingga Tuhan terus mencoba untuk menyadarkan umatNya yang tersesat, agar
mereka tahu bahwa mereka berada di tempat yang salah dan mereka harus keluar
dari sana.
v
“telah menjadi tempat
kediaman roh-roh jahat, dan tempat penahanan
setiap roh najis”
Jadi
siapa yang ada di Babel (kota) besar yang sudah roboh ini? Wah, ternyata
roh-roh jahat dan roh-roh najis. Babel adalah “rumah”nya Setan
dan semua roh jahat anak buahnya. Mereka tinggal di sana, mereka
nyaman di sana, itu rumah mereka sendiri. Kita paling nyaman saat berada di
rumah kita sendiri, kan? Kita bisa menjadi raja di rumah kita sendiri. Begitu
juga Setan, Babel adalah markas besarnya, basisnya, rumahnya
sendiri. Jadi jangan kita terus mendekam di sana, kalau kita
berkumpul terus dengan Iblis dan roh-roh jahat, pasti kita akan jadi mangsa
mereka.
Bagaimana
kita bisa yakin bahwa roh Setan ada di sana? Kita lihat saja, salah satunya
adalah betapa banyaknya bermunculan ajaran spiritisme di dalam
gereja-gereja. Nyaris semua gereja mengajarkan bahwa orang yang
sudah mati itu masih hidup, entah arwahnya gentayangan, entah arwah itu hidup
di alam roh, entah hidup di dunia astral mana, atau berada di purgatory [api
pencucian], atau paling buruk ada di neraka, atau bahkan sudah hidup bahagia di
Surga bersama Tuhan, “mendapat tempat terbaik” di sana, atau mungkin masih
hidup bersama keluarganya di dunia dan masih sering menolong mereka, dll. Semua ini adalah teori yang diajarkan Setan, karena Alkitab tidak
mengajar demikian.
Alkitab mengajarkan, bahwa orang yang
mati, semuanya mati, tidak hidup dalam bentuk
apa pun, hingga mereka dibangkitkan.
Ø
yang selamat
dibangkitkan untuk menerima
pahala saat Kedatangan Kedua Kristus,
Ø
yang tidak selamat
dibangkitkan untuk menerima
hukuman saat kedatangan Kristus yang ketiga,
ini akan
dibahas di Wahyu pasal 20.
Namun, untuk membuktikan bahwa ajaran spiritisme itu benar, Setan dan
pengikut-pengikutnya [roh-roh jahat] pun menyamar sebagai orang-orang yang
sudah mati untuk menipu manusia yang masih hidup dan menciptakan
penampakan-penampakan untuk meyakinkan manusia bahwa orang mati tidak
benar-benar mati, mereka masih hidup hanya tidak punya tubuh fisik. Penampakan-penampakan, seance, upaya untuk berhubungan dengan
orang-orang yang sudah mati lewat medium-medium [dukun], ajaran untuk minta
berkah dan bantuan dari orang-orang mati, semua ini adalah perbuatan
“roh-roh jahat” dan “semua roh najis” yang bermarkas di Babel besar yang sesat. Dipopulerkan
oleh buku-buku dan film-film tentang hantu dan roh gentayangan, maka konsep ini
pun semarak berkembang dalam masyarakat yang tidak tahu dirinya sebenarnya
sedang tersesat.
v
“dan sebuah sangkar
untuk setiap burung yang najis dan yang dibenci”
Hewan yang digolongkan najis untuk dimakan menurut Alkitab
itu banyak, mengapa dari sekian banyaknya itu yang dipilih di sini adalah
burung? Apakah burung lebih najis daripada hewan najis lainnya? Kenapa Tuhan perlu membedakan antara “roh-roh jahat
dan roh-roh najis” dengan “burung yang najis”?
Kalau “roh jahat” itu sudah jelas Setan, bukan? Karena
manusia bukan roh. Tetapi sekarang apa itu “burung yang najis”? Ternyata “burung”
dipakai Tuhan untuk melambangkan Setan atau Iblis juga.
Kita
lihat dari ayat-ayat di bawah ini:
Lukas 8:5, 11-12
5 Seorang penabur keluar untuk menabur benihnya. Dan sementara ia menabur, sebagian benih itu
jatuh di pinggir jalan, dan itu terinjak-injak,
dan burung-burung di angkasa
memakannya sampai habis. 11 Nah, perumpamaan itu ialah ini: Benih itu ialah Firman Allah. 12 Yang jatuh di
pinggir jalan ialah mereka yang
mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil Firman itu dari
dalam hati mereka, supaya mereka jangan
percaya dan diselamatkan.
Jadi
“setiap burung yang najis” itu melambangkan “Iblis” yang “mengambil
Firman itu dari dalam hati” manusia. Bukan kucing atau anjing
atau monyet atau kodok, tapi burung yang dipakai sebagai lambang Iblis yang
mengambil Firman Allah dari hati manusia supaya mereka tidak percaya dan tidak
selamat.
Maka setelah kejatuhan Babel (gereja-gereja
yang sesat), dia sudah menjadi sarangnya roh-roh najis dan Iblis dan
burung-burung najis yang dibenci. Mengerikan, bukan? Dan celakanya, yang
berada di sana tidak sadar bahwa mereka sedang berkumpul dengan Setan dan
roh-roh jahat anak buahnya dan bahwa sebenarnya mereka sedang disesatkan.
18:3 karena semua bangsa telah minum anggur murka zinahnya,
dan raja-raja di bumi telah berbuat zinah
dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan barang-barang mewahnya.’
v
“semua bangsa telah minum
anggur murka zinahnya”
Sekali lagi Tuhan menekankan bahwa semua bangsa sudah ikut
minum anggur murka zinahnya, artinya mereka sudah menelan
mentah-mentah doktrinnya yang sesat. Anggur murka zinahnya itu
sesat, karena itu hasil perzinahan gereja dengan pemerintahan, dan itu menimbulkan
amarah bangsa-bangsa terhadap umat Allah. Jadi yang tertipu bukan
cuma 1-2 orang, tapi “semua bangsa” tidak ada yang tidak.
v
“raja-raja di bumi telah
berbuat zinah dengan dia”
Sistem hirarki Gereja ini bekerjasama dengan
dunia, dengan pemimpin-pemimpin kekuasaan dunia [raja-raja,
kepala-kepala negara] bukan hanya dalam urusan rohani, tetapi juga dalam hak-hak
sipil. Kita akan melihat bahwa nanti mereka yang tidak mau menerima Tanda
Binatangnya, akan dipersekusi oleh negara, sama seperti di Zaman Kegelapan abad
Pertengahan dulu.
v
“pedagang-pedagang di bumi
telah menjadi kaya oleh kelimpahan barang-barang
mewahnya”
Pedagang-pedagang di dunia juga punya kepentingan besar ikut
mendukung Babel, sebab mereka menjadi kaya karena doktrin-doktrinnya. Di sini perdagangan
mengandung arti ganda. Selain berarti kiasan yaitu menjual doktrin-doktrin
yang palsu yang disodorkan kepada manusia dengan tipu daya pedagang (biasa
dalam berdagang, barang palsu dijual sebagai barang tulen) ini juga bicara tentang konsumerisme yang timbul dari
doktrin-doktrin palsu yang diajarkan.
Kita lihat betapa banyak pedagang yang menjadi kaya dari
ajaran Babel yang salah. Di antaranya, Babel menciptakan perayaan Natal, dan
seluruh dunia merayakan Natal pada 25 Desember secara besar-besaran dengan
semua glamor duniawinya, yang tidak diajarkan Alkitab, dan tidak pernah
diajarkan Tuhan. Itulah saatnya para pedagang di seluruh dunia mencapai target
penjualan tertinggi dan meraup keuntungan yang terbesar ketika manusia di
seluruh dunia berbondong-bondong membeli segala macam untuk merayakan Natal,
dan menggelar segala macam pesta atas nama Natal. Itulah sebabnya demi
keuntungan berlimpah mereka sendiri, para pedagang tidak peduli apakah itu
alkitabiah atau tidak, mereka tentu saja berada di barisan pendukung Babel ini,
karena itu sangat menguntungkan bagi perdagangan dunia.
18:4 Dan aku mendengar suara lain dari sorga
berkata, ‘Keluarlah darinya, hai umat-Ku,
supaya kamu jangan ikut mengambil bagian
dalam dosa-dosanya, sehingga kamu tidak ditimpa malapetaka-malapetakanya
v
“suara lain dari sorga”
Perhatikan, ini bukan malaikat yang di ayat 1 di atas yang
mengumumkan bahwa Babel sudah roboh dan bahwa itu adalah rumahnya Setan. Ini
suara yang lain. Kalau di ayat 1, malaikat itu turun dari Surga baru berseru,
tapi di ayat ini, yang berseru tetap
ada di Surga, hanya suaraNya yang terdengar. Ini suara Tuhan sendiri!
Untuk seruan yang istimewa ini, Kristus tidak menyerahkan
kepada malaikat-malaikatnya, tetapi Tuhan sendiri yang berseru dari Surga. Nah,
apakah suatu saat manusia di bumi akan mendengar secara literal suara Tuhan bicara
dari langit? Tidak. Bagaimana Tuhan
berbicara kepada umatnya? Jelas lewat Alkitab. Jadi seruan Tuhan ini sudah
ditulis di dalam Alkitab 2’000 tahun yang lalu oleh Yohanes, namun mayoritas
manusia tidak mengetahuinya. Tetapi di masa akhir zaman, yaitu sejak 1798,
setelah Alkitab bisa diakses manusia lagi secara bebas, ada lebih banyak
manusia yang mulai tahu tentang seruan Tuhan ini. Dan semakin dekat ke hari akhir, akan ada
semakin banyak manusia yang mengetahui tentang panggilan Tuhan kepada umatNya
yang masih tersangkut di Babel ini.
v
“Keluarlah darinya, hai umat-Ku”
Dari mana? Dari Babel (kota) besar. Berarti di dalam “Babel, kota besar itu” terdapat umat Tuhan! Mereka itu selama
ini tidak mengetahui
bahwa mereka telah mengikuti ajaran yang salah, mereka mengasihi Tuhan dengan
tulus, dan mereka beribadah kepada Tuhan dengan tulus; sekarang Tuhan panggil
mereka keluar. Perhatikan bahwa ini adalah panggilan dari Tuhan
sendiri. Apa kesimpulan yang kita peroleh dari peringatan terakhir
ini? Ketulusan
saja tidak menyelamatkan manusia! Itikad
baik saja tidak cukup. Manusia harus keluar dari semua kesalahannya,
meninggalkan semua kesalahannya, dan masuk kepada kebenaran Tuhan.
Tuhan
ingin semua umatNya selamat, jangan sampai mereka binasa karena tidak
mengetahui kebenaran.
1 Timotius 2:3-4
3 Karena ini yang baik dan berkenan di pemandangan
Allah, Juruselamat kita, 4 yang
mau supaya semua orang diselamatkan, dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran.
Jadi tidak cukup hanya mengakui apa yang benar
tetapi tetap berada di Babel, tempat kita berada. Menurut ayat ini, kita perlu keluar dari tempat
yang salah, kita perlu keluar dari Babel (kota) besar itu.
v
“supaya kamu jangan ikut mengambil bagian dalam dosa-dosanya”
Nah ini sangat penting. Jika kita meninggalkan “Babel Kota
Besar” itu, maka kita tidak dihitung ikut ambil bagian dalam dosa-dosanya. Apa yang kita lakukan sebelum kita mendapat pencerahan ini, diampuni
oleh Tuhan jika kita sekarang keluar dari sana. Tetapi, jika setelah kita sudah
tahu Babel itu salah, tetapi kita menolak keluar dari “Babel Kota Besar” ini,
maka tidak ada lagi pengampunan, seperti yang tertulis:
Ibrani 10:26-27
26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah kita menerima pengetahuan tentang
kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk dosa 27 melainkan suatu penantian yang menakutkan akan
penghakiman dan api kemarahan yang akan melahap habis para musuh
v
“sehingga kamu tidak ditimpa malapetaka-malapetakanya”
Ketujuh Malapetaka Terakhir yang ditulis di Wahyu pasal 15-16 tak lama lagi akan dicurahkan kepada Babel kota besar itu. Dan dengan ayat ini Tuhan jelas menyatakan bahwa “Babel Kota Besar” itu akan “ditimpa malapetaka-malapetaka” itu. Tetapi mereka yang mendisasosiasikan diri darinya, tidak akan kena. Berarti hanya mereka yang ada di dalam Babel kota besar itu yang kena, jadi siapa yang ingin selamat dari Ketujuh Malapetaka Terakhir itu harus cepat-cepat keluar dari sana.
18:5 Sebab dosa-dosanya telah mencapai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya
v
“dosa-dosanya telah mencapai ke langit”
Betapa mengerikan. Begitu banyak dosanya. Ternyata segala
bentuk peribadatan, segala bentuk upacara, segala khotbah, segala amal, segala
yang dikerjakan dan yang ditampilkan oleh Babel selama ini tidak masuk hitungan
sama sekali. Yang diingat Allah adalah “dosa-dosanya”. Sudah pasti selama berabad-abad
Babel ini pernah berbuat kebaikan juga bagi masyarakat, misalnya mendirikan
sekolah-sekolah, membangun rumah-rumah sakit, tapi semua kebaikan itu
tidak bisa mengurangi dosanya, Tuhan tidak hitung-hitungan
debet-kredit. Teman-teman, dosa selamanya tidak bisa
dipotong dari amal. Dosa hanya bisa dihapus jika diampuni oleh
Tuhan. Jangan lupa ini. Dan dosa-dosa “Babel Kota Besar” ini tidak pernah ada yang
diampuni karena mereka tidak merasa berdosa, mereka tidak pernah minta ampun
kepada Tuhan. Yang menyedihkan adalah mereka mengaku umat Tuhan tapi Tuhan
tidak mengakui mereka umatNya.
v
“Allah telah mengingat
segala kejahatannya”
Allah tahu segala. Jika Allah tahu jumlah rambut di kepala
kita yang setiap hari ada yang lepas, Allah juga tahu segala kejahatan yang
dibuat siapa pun, termasuk kejahatan Babel kota besar ini. Dan Allah akan
memberi mereka ganjaran yang setimpal, yaitu dua kali lipat.
18:6 Berikanlah
ganjaran yang sama seperti yang telah dia
berikan kepadamu, dan gandakanlah kepadanya dua kali lipat sesuai
perbuatannya, di dalam cawan yang telah
diisinya, isikan baginya dua kali lipat
18:7 Seberapa
banyak dia telah memuliakan dirinya sendiri, dan hidup dalam kenikmatan,
berikan kepadanya sebanyak itulah siksaan
dan kesedihan. Sebab ia berkata di dalam
hatinya: ‘Aku bertakhta seperti ratu, dan aku
bukan janda, dan tidak akan mengalami
kesedihan.’
v
“ganjaran yang sama… gandakanlah kepadanya dua kali lipat”
Artinya jenis kejahatan yang sama tapi dua kali lipat.
v
“dia telah memuliakan dirinya sendiri”
Sebetulnya
Tuhan menciptakan manusia untuk kemuliaanNya.
Yesaya 43:6-7
Aku akan berkata kepada
utara: Serahkanlah! dan kepada selatan:
Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan
anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi, yaitu
setiap orang yang disebutkan dengan nama-Ku: karena
Aku telah menciptakan dia untuk kemuliaan-Ku, Aku telah membentuknya, iya, Aku yang
telah menjadikannya.
Tapi Babel ini bukannya memuliakan Tuhan, dia malah
memuliakan dirinya sendiri.
Babel
Kota Besar ini bukan saja mewah [kaya], tetapi juga dimuliakan, dihormati oleh
dunia. Ini juga merupakan tanda
pengenalnya yang lain. Siapakah organisasi agamis
yang paling dimuliakan, yang paling mewah, di dunia?
Hanya ada satu jawaban, dan kita semua sudah tahu siapa itu. Tetapi “Seberapa
banyak dia telah memuliakan dirinya sendiri, dan hidup dalam kenikmatan, berikan kepadanya sebanyak
itulah siksaan dan kesedihan”. Jadi
hati-hati, kalau kita melihat gereja yang mewah, yang dimuliakan, jangan
tergiur ikut ke sana.
v
“Aku bertakhta seperti
ratu, dan aku bukan janda, dan tidak akan mengalami kesedihan”
Seorang ratu itu sangat dihormati, dia dihormati bukan saja
oleh rakyatnya, dia disayang juga oleh sang raja, malah sering-sering rajanya
yang tunduk pada ratunya. Jadi seorang ratu itu memiliki segala-galanya.
Seorang janda itu kebalikannya. Janda di zaman dulu itu sangat mengenaskan
karena tidak ada yang menafkahi. Di sini Babel itu menyombong, “aku ini ratu,
bukan janda, hidupku penuh kenikmatan, aku tidak merana.”
Tetapi Nabi Yesaya telah menulis atas
petunjuk Tuhan:
Yesaya 47:5, 7-9
5 Duduklah dengan diam dan
masuklah ke dalam kegelapan, hai puteri Kasdim! Sebab engkau tidak akan
disebut lagi ratu kerajaan-kerajaan. 7 Dan engkau
berkata, ‘Aku akan menjadi ratu selama-lamanya’ sehingga engkau tidak memasukkan
hal-hal ini ke dalam hatimu, maupun mengingat bagian akhir darinya. 8 Oleh
sebab itu, dengarlah ini, kamu yang hidup
bermanja-manja, yang hidup dengan aman, yang
berkata dalam hatimu: ‘Aku ada, tiada yang
lain di sampingku! Aku tidak akan duduk sebagai
seorang janda, maupun akan pernah kehilangan anak-anak.’ 9 Tetapi dua hal ini
akan menimpa engkau dalam sekejap mata, dalam satu hari: hilangnya anak-anak
dan kejandaan. Mereka akan menimpa engkau dengan sepenuhnya karena banyaknya
sihirmu, dan karena banyaknya tenungmu.
Tidakkah
ayat-ayat ini mirip yang kita pelajari di kitab Wahyu? Lihat ayat selanjutnya.
18:8 Sebab itu segala malapetakanya akan datang
dalam satu hari, yaitu kematian, dan
perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar sampai
habis dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, itu perkasa.
v
“segala malapetakanya akan
datang dalam satu hari”
Kata “hari” di sini berasal dari kata ἡμέρα [hēmera]. Ingat-ingat
kata ini. Kita tahu bahwa satu hari nubuatan adalah satu tahun
literal.
Di sini disebutkan “segala malapetaka”,
berarti mulai dari Malapetaka Pertama hingga yang Terakhir itu akan berlangsung dalam satu tahun
literal.
v
“kematian, dan perkabungan dan
kelaparan”
Malapetaka-malapetaka
itu mendatangkan kematian, dan perkabungan, dan kelaparan. Borok parah, infeksi, tidak ada air,
matahari membakar, kelaparan karena semua tanaman mati kering dan hewan mati
tidak ada makan maupun minum, manusianya mau makan apa? Walapun punya uang
bergudang-gudang juga tidak bisa menolong mereka. Ini sungguh pembalasan yang
berlipat-ganda beratnya.
v
“ia akan dibakar sampai habis dengan api”
Ini melompat ke depan, kesetelah Millenium, saat Kedatangan Yesus yang
ketiga kalinya bersama Yerusalem Baru, Babel besar akan
dibangkitkan dan dibakar dengan api sampai habis bersama-sama dengan Setan
Wahyu 20:10
dan Iblis, yang
menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, di mana Binatang dan nabi palsu itu berada dan mereka akan disiksa
siang malam selama-lamanya.
v
“Tuhan Allah, yang
menghakimi dia, itu perkasa”
Walaupun Babel besar itu besar kekuasaannya dan kuat,
pendukungnya banyak, tetapi Tuhan Allah yang menghakimi dia lebih perkasa
daripada dia. Dia akan dibinasakan Tuhan.
18:9 Dan raja-raja
bumi yang telah berzinah dan hidup nikmat bersamanya, akan menangisinya, dan
meratapinya, ketika mereka melihat asap api
yang membakarnya.
18:10 Berdiri jauh-jauh karena takut akan
siksaannya, sambil berkata, ’Celaka, celaka,
kota besar Babel itu, kota yang perkasa itu, sebab dalam satu jam/hari** penghakimanmu telah
tiba!’
v
“raja-raja bumi yang telah berzinah dan hidup nikmat bersamanya, akan menangisinya, dan meratapinya”
Ini kembali ke masa jatuhnya Malapetaka Kelima
dan Keenam. Semua negara yang tadinya berkolaborasi dengan “Babel Kota
Besar” dalam mengembangkan, menyebarkan, mengajarkan dan bahkan memaksakan
doktrin/ajarannya yang sesat, yang telah menerima banyak keuntungan dan
kelimpahan dari kolaborasi tersebut, sekarang hanya “menangisinya, dan meratapinya”
v
“Berdiri jauh-jauh karena
takut akan siksaannya”
Dari jarak jauh pula, tidak memberikan bantuan.
Inilah yang di Wahyu 16:12 dilambangkan dengan mengeringnya sungai Efrat. Semua
dukungan terhadap Babel lenyap.
v
“dalam satu jam/hari** penghakimanmu telah
tiba!’
Kata yang diterjemahkan “satu jam” di sini adalah kata ὥρα [ho’-rah]. Kita sudah mempelajari di pasal sebelumnya bahwa
kata ini bisa berarti “jam”, “hari”, “musim”, “segera”.
Satu hari nubuatan adalah 1 tahun literal
= 360 hari literal.
Satu jam nubuatan adalah 1/24 x 360 = 15 hari literal.
Ø
Di ayat 8
dikatakan “segala
malapetakanya akan datang dalam satu hari”,
dan kata “hari” di sana adalah kata ἡμέρα [hēmera] yang hanya bisa diartikan 24 jam atau
satu hari, tidak bisa diartikan "jam”.
1 hari nubuatan = 1 tahun literal.
jadi ayat 8 berkata segala malapetakanya akan datang dalam
waktu satu tahun literal.
Ø
Di Yesaya 47:9
juga dikatakan ”dalam satu hari:
hilangnya anak-anak dan kejandaan.”
Kata
yang diterjemahkan “hari” di sini berasal dari kata Ibrani יוֹם [yôm] yang artinya hanya
“hari”, tidak bisa diartikan “jam”.
1
hari nubuatan = 1 tahun literal.
Jadi
Yesaya 47:9 berkata bahwa dalam satu tahun Babel (Kasdim) akan menjadi janda
dan kehilangan anak-anaknya.
Baik ayat Wahyu 18:8 maupun Yesaya 47:5-9 bicara tentang
masa ketika Babel menerima penghakiman Tuhan, saat jatuhnya Tujuh Malapetaka
Terakhir. Berarti Babel akan mengalami itu dalam
waktu 1 hari nubuatan atau 1 tahun literal. Nah, “dalam 1 tahun
literal” itu tidak berarti harus tepat 1 tahun literal tidak lebih tidak
kurang; tapi itu bisa 2 bulan, bisa 10 bulan, bisa juga 12 bulan, asalkan dalam
kurun waktu satu tahun. Jadi kita tidak tahu persis berapa lama, kita hanya
tahu itu terjadi dalam 1 tahun.
Nah, berdasarkan dua ayat di atas, maka seharusnya Wahyu 18:10
yang juga bicara tentang Masa Kesukaran Besar saat jatuhnya Tujuh Malapetaka
Terakhir, juga terjadi dalam kurun waktu
1 tahun literal.
Karena itu tidak tepat di ayat 10 kata ὥρα [ho’-rah]
diterjemahkan 1 jam (nubuatan), seharusnya itu 1 hari (nubuatan). Kata ὥρα [ho’-rah] selain berarti “satu jam” bisa berarti “satu hari” juga, dan
di ayat 10
ini lebih tepat diterjemahkan “satu hari” bukan “satu jam”.
Ø
Jadi
seharusnya ayat 10 berbunyi:
“Berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, sambil berkata, ’Celaka, celaka, kota besar
Babel itu, kota yang perkasa itu, sebab dalam satu hari
penghakimanmu telah tiba!’…”
1 hari nubuatan = 1 tahun literal. Baru klop dengan Wahyu
18:8 dan Yesaya 47:9.
Perhatikan:
ὥρα [ho’-rah] “1 hari” di
Wahyu 18:10 ini BUKAN “1
hari” peristiwa Wahyu 17:12. “1 hari”nya sama, tapi bicara tentang peristiwa yang berbeda.
ü
Jika di Wahyu 17:12
kesepuluh raja dan Binatang itu diberi waktu satu hari ὥρα [ho’-rah] untuk
mendatangkan penderitaan dan penyiksaan yang paling berat bagi umat Tuhan.
ü
Di Wahyu 18:10,
justru
ganti si penyiksa sekarang yang mengalami penderitaan selama ὥρα [ho’-rah], jangka waktu yang sama, sama dengan yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya.
Yesaya
47:9–11
9 Tetapi dua hal ini akan menimpa
engkau dalam sekejap mata, dalam satu hari: hilangnya anak-anak dan
kejandaan. Mereka akan menimpa engkau dengan sepenuhnya karena banyaknya
sihirmu, dan karena banyaknya tenungmu. 10
Karena engkau telah
mengandalkan kejahatanmu, engkau telah
berkata, ‘Tiada yang melihat aku!’ Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu itulah
yang telah menyesatkan engkau, dan engkau telah
berkata dalam hatimu: ‘Aku ada, tiada yang
lain kecuali aku!’ 11 Itulah sebabnya malapetaka akan menimpa engkau,
engkau tidak akan tahu dari mana datangnya, dan celaka
akan jatuh atasmu, engkau tidak akan sanggup
menundanya, dan kebinasaan akan menimpa
engkau dengan sekonyong-konyong, yang tidak akan
engkau ketahui.
18:11 Dan pedagang-pedagang di bumi akan menangisi dan berkabung untuknya, sebab tidak ada lagi yang membeli
barang-barang dagangan mereka
18:12 Barang-barang dagangan dari emas dan perak, dan permata-permata berharga, dan mutiara-mutiara, dan
lenan halus, dan kain ungu, dan sutera, dan
kain kirmizi, dan pelbagai jenis kayu yang
harum, dan segala
jenis bejana dari gading, dan segala jenis bejana dari kayu yang mahal, dan dari kuningan,
dan besi,
dan pualam
18:13 dan kayu
manis, dan rempah-rempah, dan minyak-minyak, dan
kemenyan, dan anggur, dan minyak, dan tepung halus, dan
gandum, dan binatang-binatang besar, dan
domba, dan kuda, dan kereta, dan budak, dan nyawa-nyawa
manusia
v
“pedagang-pedagang di bumi akan menangisi dan berkabung untuknya”
Pedagang-pedagang di bumi yang mendapat banyak keuntungan dari
Babel sekarang menangisi Babel, bukan karena mereka mencintainya, tetapi karena dengan jatuhnya Babel tidak ada lagi yang mau membeli barang
dagangan mereka. Lha mau minum dan makan saja sulit kok siapa yang
mau belanja yang lain-lain.
v
“Barang-barang dagangan”
Di sini disebutkan semua jenis barang mewah
yang dikejar oleh manusia untuk membuktikan dan menyombongkan status sosial
mereka.
v “dan nyawa-nyawa manusia”
Ini yang ngeri. Di antara barang
dagangannya juga ada nyawa-nyawa manusia. Ini tidak bicara tentang penjualan
manusia sebagai budak, karena “budak” sudah disebutkan sendiri sebelumnya. Ini
juga bukan yang di zaman kita sekarang terkenal dengan istilah human
trafficking. Pemahaman yang
tepat untuk istilah jual-beli “nyawa manusia” adalah
manusia-manusia yang tertipu membeli dagangan (= ajaran) Babel
yang salah sehingga mereka
masuk kelompok pengikut “Babel
Kota Besar”, dan bakal kehilangan nyawa mereka untuk
selama-lamanya. Suatu jual-beli yang berakibat fatal bagi
manusianya. Ini yang dikatakan di ayat 23: “Karena pedagang-pedagangmu adalah
pembesar-pembesar di bumi, karena oleh ilmu
sihirmu semua bangsa telah disesatkan.”
Yehezkiel
juga sudah mencatat tentang hal ini:
Yehezkiel 27:33-36
33 Ketika barang daganganmu keluar
dari laut, engkau memuaskan banyak bangsa; engkau bahkan memperkaya raja-raja dunia dengan banyaknya
hartamu dan dari barang daganganmu. 34 Di
masa ketika engkau akan dihancurkan oleh laut di dasar lautan, barang-barang daganganmu dan semua
rekan dagangmu di tengah-tengahmu akan mati. 35 Semua penduduk pulau-pulau akan terperangah padamu,
dan raja-raja mereka akan sangat ketakutan,
wajah mereka akan penuh kekhawatiran. 36 Pedagang-pedagang di antara bangsa-bangsa akan mendesis padamu, engkau akan menakutan, dan
tidak pernah akan ada lagi.
18:14 Dan buah-buah
yang didambakan hatimu, lenyap darimu, dan
segala hal yang mewah dan indah hilang darimu, dan engkau tidak akan menemukan mereka
lagi.
18:15 Pedagang-pedagang
barang-barang itu, yang telah menjadi kaya oleh dia, akan berdiri jauh-jauh
karena takut akan siksaannya, sambil menangis dan meratap
18:16 dan
berkata, ‘Celaka, celaka, kota besar itu,
yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu, dan kirmizi, dan dihiasi emas, dan
permata-permata berharga, dan mutiara-mutiara
v
“buah-buah yang didambakan hatimu, lenyap darimu”
Segala
yang diinginkan, semua cita-citanya, hilang menguap, tidak akan ditemukan lagi
karena dia akan binasa.
v
“Pedagang-pedagang… akan berdiri jauh-jauh”
Di ayat 8-9 dikatakan raja-raja bumi yang akan berdiri
jauh-jauh dan meratap. Di ayat ini dikataka para pedagang akan berbuat yang
sama. Semua koalisinya meninggalkannya.
v
“Celaka, celaka, kota besar
itu,”
Dia kaya raya, segala harta dunia ada dalam genggamannya,
tapi semua itu tidak bisa menolongnya.
Matius 16:26
Karena apalah keuntungan seseorang jika dia akan
mendapatkan seluruh dunia dan kehilangan
nyawanya sendiri? Atau apakah yang akan diberikannya
sebagai ganti nyawanya?
18:17 Sebab dalam
satu jam/hari** itu kekayaan sebanyak itu
musnah.’ Dan setiap nakhoda, dan semua yang berlayar dengan kapal, dan para pelaut dan seberapa banyak yang berdagang di laut, berdiri
jauh-jauh
18:18 dan berseru ketika mereka melihat asap pembakarannya, sambil berkata, ‘Kota manakah yang sama seperti kota besar ini?’
18:19 Dan mereka menghamburkan debu ke atas kepala
mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, mengatakan,
‘Celaka, celaka, kota besar itu, di mana semua orang yang mempunyai kapal di
laut, telah menjadi kaya oleh kekayaannya! Sebab
dalam satu jam/hari ia sudah dijadikan terlantar.’
v
“dalam satu jam/hari**
itu kekayaan sebanyak itu musnah.”
Ini kasusnya sama dengan ayat 10 di atas.
Kata ὥρα [ho’-rah] di sini oleh KJV diterjemahkan “jam”, padahal lebih tepat “hari”, sesuai konteks ayat 8 di atas dan Yesaya 47:9.
Jadi “dalam satu hari itu
kekayaan sebanyak itu musnah” berarti
dalam waktu 1 tahun literal.
v
“setiap nakhoda, dan semua yang berlayar dengan kapal, dan para pelaut dan seberapa banyak yang berdagang di laut, berdiri
jauh-jauh”
Di
ayat-ayat sebelumnya disebutkan para raja di bumi, dan para pedagang di bumi semua hanya meratapi dia dari jauh,
tidak ada yang mau mendekat, artinya tidak ada yang memberikan pertolongan. Babel
benar-benar ditinggalkan kroni-kroninya.
v
“semua orang yang mempunyai
kapal di laut, telah menjadi kaya oleh kekayaannya”
Perekonomian suatu negara di zaman dulu sangat bergantung
pada perdagangan maritim. Babel telah membuat banyak pedagang kaya karena itu
mereka berdiri di pihaknya. Tetapi di Masa Kesukaran Besar, semua orang mencari
selamatnya sendiri. Maka dengan bubarnya perdagangan maritimnya, perekomian
Babel pun terjun bebas ke dalam jurang.
v
“dalam satu jam/hari** ia sudah dijadikan terlantar”
Kasus yang sama seperti di ayat 10 dan 17 di atas.
Kata ὥρα [ho’-rah] di sini oleh KJV diterjemahkan “jam” lagi, padahal lebih
tepat “hari”, sesuai konteks ayat 8 di atas dan Yesaya 47:9.
1 hari nubuatan = 1 tahun literal.
Jadi dalam 1 tahun literal, Babel sudah menjadi terlantar,
ditinggalkan kroni-kroninya.
18:20 Bersukacitalah atas dia, hai sorga dan kamu,
rasul-rasul dan nabi-nabi yang kudus, karena
Allah telah membalaskan kamu padanya
v
“Allah telah membalaskan kamu padanya”
Apa yang terjadi pada “Babel Kota Besar” sekarang ini
merupakan jawaban kepada seruan umat Allah yang pernah mereka kejar, siksa, dan
bunuh. Orang-orang yang dilihat Yohanes di Wahyu 6:9-10
9 ….aku melihat di bawah
mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena Firman Allah dan oleh
karena kesaksian yang mereka miliki. 10 Dan mereka berseru dengan
suara nyaring, katanya: ‘Sampai berapa
lamakah lagi, ya, Tuhan, yang kudus dan benar, hingga
Engkau menghakimi dan membalaskan darah
kami kepada mereka yang diam di bumi?’
18:21 Dan seorang malaikat yang perkasa mengangkat sebuah batu seperti batu kilangan yang besar, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya, ‘Demikianlah
Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan kekerasan
ke bawah, dan tidak akan ditemukan lagi.
18:22 Dan suara pemain-pemain kecapi dan para musikus, dan peniup-peniup seruling dan para peniup sangkakala, tidak akan kedengaran
lagi dalam dirimu. Dan tidak ada seorang seniman dari
keterampilan apa pun yang akan ditemukan
lagi di dalammu, dan suara kilangan sama sekali
tidak akan kedengaran lagi di dalammu.
18:23 Dan cahaya lilin
sama sekali tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai
laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena
pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, karena oleh ilmu sihirmu semua bangsa telah
disesatkan.
18:24 Dan di dalamnya didapati darah nabi-nabi dan
orang-orang kudus, dan dari semua orang yang
dibunuh di bumi.
v
Keempat
ayat yang terakhir dari pasal ini menceritakan tentang tamatnya riwayat “Babel
Kota Besar”.
a.
ia “tidak akan ditemukan
lagi”.
Artinya, dia tidak akan eksis lagi selama-lamanya. Dia akan
mati dan lenyap total, hingga bekasnya pun tidak akan ditemukan lagi. Total extinction.
b.
Segala
musik, segala kesenian, segala pekerjaan “sama sekali tidak akan
kedengaran lagi di dalammu”
c.
“cahaya lilin tidak akan bersinar lagi”
d.
“suara mempelai laki-laki
dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi”
Dan semua ini terjadi karena apa? Salah satu alasannya “karena oleh ilmu sihirnya semua bangsa telah disesatkan”, “di dalamnya didapati darah
nabi-nabi dan orang-orang kudus, dan dari semua
orang yang dibunuh di bumi”.
Lihat,
Babel adalah pembunuh orang-orang kudus, pembunuh umat Allah, jika kita adalah
umat Allah, mengapa kita mau nongkrong di Babel, menjual nyawa kita kepadanya,
menelan doktrinnya yang palsu, menunggu kita dibunuh mereka? Sebaiknya kita
cepat-cepat hengkang dari sana, merespons panggilan Kristus, “Keluarlah darinya, hai umat-Ku, supaya kamu
jangan ikut mengambil bagian dalam
dosa-dosanya, sehingga kamu tidak ditimpa malapetaka-malapetakanya!”
Semoga kita mendengarkan peringatan yang diberikan
Tuhan ini supaya kita juga tidak terkena malapetaka yang disediakan Tuhan bagi
Babel, Kota Besar itu.
2013-01-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar