115.
IBRANI PASAL 4
____________________________________
Ibrani 4:1-11
4:1 Sebab itu,
baiklah kita takut, jangan-jangan janji yang ditinggalkan
kepada kita tentang masuk ke dalam perhentian-Nya, di antara kamu mungkin ada yang tidak bisa mencapainya.
4:2 Karena kepada
kita kabar kesukaan (Injil) diberitakan, sama seperti kepada mereka (=
orang Yahudi);
tetapi Firman yang disampaikan itu tidak
berguna bagi mereka, karena tidak dicampur
dengan iman pada mereka yang
mendengarnya.
4:3 Karena kita yang sudah
percaya, masuk ke perhentian seperti yang Ia katakan, ‘Sebagaimana Aku telah bersumpah dalam murka-Ku, jika mereka sampai masuk ke
perhentian-Ku, sekalipun pekerjaan itu sudah
selesai sejak fondasi dunia.’ (= sejak dunia akan dijadikan).
4:4 Sebab Dia
sudah berbicara di suatu tempat (di suatu ayat) tentang hari
ketujuh demikian:
‘Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya.’
4:5 Dan di
tempat itu (di
ayat itu) lagi, ‘Jika mereka
akan masuk ke perhentian-Ku.’ = κατάπαυσις [katapausis]
4:6 Mengingat
karena masih ada beberapa
yang harus masuk ke sana, dan mereka
kepada siapa lebih dahulu disampaikan kabar kesukaan itu (orang-orang Yahudi)
tidak masuk karena ketidakpercayaan mereka.
4:7 Sekali
lagi, Ia membatasi satu hari tertentu, mengatakan
melalui Daud, ‘Hari ini’, setelah sekian lamanya; sebagaimana dikatakan, ‘Hari
ini, jika kamu mau mendengar suara-Nya,
janganlah mengeraskan hatimu!’
4:8 Karena,
andaikata Yosua (= Yesus) telah memberi mereka perhentian, maka Ia tidak akan berkata kemudian tentang suatu hari lain.
4:9 Jadi oleh
karena itu, masih tersisa satu perhentian = σαββατισμός [sabbatismos] bagi umat Allah.
4:10 Karena dia yang telah masuk ke perhentian-Nya, ia
sendiri telah berhenti dari pekerjaannya sendiri,
sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.
4:11 Karena itu marilah
kita bekerja keras untuk masuk ke perhentian itu, jangan sampai siapa pun
jatuh mengikuti contoh ketidakpercayaan yang
sama.
Aku
mengutip mulai dari ayat 1 hingga 11, supaya kalian bisa membaca sendiri.
Karena terjemahan LAI kurang jelas, ini adalah KJV yang diindonesiakan. Tapi
yang akan dibahas di sini hanya ayat 8 hingga 11, karena kalau membahas semuanya
terlalu panjang.
Teman-teman
yang Kristen, boleh jadi kita terkecoh pada waktu kita membaca ayat-ayat yang
ditulis oleh Paulus ini. Itu pernah terjadi padaku, karena itu aku tidak ingin
teman-teman mengalami kebingungan yang sama yang pernah aku alami.
Alkitab
terjemahan bahasa Indonesia memakai kata “Yosua” di ayat 8,
tetapi Alkitab terjemahan bahasa Inggris yang lama-lama memakai kata “Jesus”.
Jadi Yosua yang dimaksud di ayat 8
adalah Yesus, yang dalam bahasa Ibrani dilafalkan “Yehoshua” atau “Yosua” dalam
bahasa Indonesia.
Jika
kita membaca nama Yosua di sini mungkin kita akan mengaitkan ayat-ayat ini
dengan zaman Musa, karena Yosua adalah pengganti Musa, dia yang membawa bangsa
Israel masuk ke Tanah Perjanjian setelah kematian Musa.
Atau
ada lagi seorang Yosua yang lain, yaitu imam besar yang mendampingi Zerubabel
yang membawa orang-orang Israel kembali ke Yerusalem dari pengasingan Babilon.
Juga tokoh dari Perjanjian Lama.
Kalau
Yosua-nya kita anggap tokoh Perjanjian Lama, mungkin kita akan menganggap
ayat-ayat selanjutnya dalam perikop ini berkaitan dengan Perjanjian Lama,
dengan bangsa Israel purba. Jadi “hari perhentian” yang dibicarakan di sini
bisa-bisa dianggap berurusan hanya dengan bangsa Israel purba, tidak ada
kaitannya dengan kita, umat Perjanjian Baru!
TAPI KITA
TERKECOH!
Yosua di sini bukanlah Yosua penerus Musa! Juga bukan
imam besar yang membawa orang Israel kembali dari Babilon. Yosua di sini adalah Yesus Kristus!
Maka jika yang
di ayat 8 itu bicara tentang Yesus Kristus, maknanya jadi berbeda.
Marilah
kita buka beberapa Alkitab terjemahan bahasa Inggris:
For if Jesus had given them rest, then would He not afterward have spoken of
another day. [KJV]
For if Jesus had given them rest,
He would never have afterwards spoken of another day. [Douay-Rheims 1899 American
Edition]
For
if Jesus
had given them rest, then would He not after this have spoken of another day. [1599 Geneva Bible (GNV]
For if Jesus
had given rest to them, He should never speak of other after this day [after
that day]. [Wycliffe Bible (WYC]
Jadi pada semua
alkitab yang diterjemahkan mula-mula di zaman Reformasi Protestan, mereka
dengan jelas menulis nama “JESUS” dan bukan “Joshua”. Tetapi pada Alkitab
terjemahan yang lebih baru, mereka memakai kata “Joshua”.
Walaupun
nama “Yesus” itu sama dengan “Yosua”, tetapi supaya tidak bingung, biarlah kita menggunakan “Yesus” untuk Juruselamat kita, dan “Yosua”
untuk penerus Musa dan imam besar zaman Zerubabel.
Karena
di ayat 8 ini yang dimaksud adalah Juruselamat kita, maka kita sebut saja
“Yesus” dan bukan “Yosua”.
Sekarang
marilah kita lihat tulisan Greeka aslinya, Ibrani
4:8, yang di sini ditulis “Yosua” itu tulisan aslinya Ἰησοῦς yang kalau dilafalkan menjadi Iēsous [ee-ay-sooce'].
Dan keterangannya:
“of
Hebrew origin [H3091]; Jesus (that is, Jehoshua), the name of our Lord
and two (three) other Israelites: - Jesus”
“Jesus” adalah lafal Inggris.
“Jehoshua” adalah lafal Ibraninya, tulisan
Ibraninya demikian יְהוֹשֻׁעַ יְהוֹשׁוּעַ [yehôshûa‛ yehôshûa‛]
sama dengan tulisan Yosua
nama penerus Musa. Arti kata “Jehoshua” ialah “Tuhan itu
keselamatan” (The Lord is salvation). Jadi orangtua Yosua penerus Musa, memberi nama anaknya
"Yosua" karena itu nama yang artinya bagus.
Jadi, sekarang kita sudah tahu siapa Yosua ini, maka kita bisa
memahami Ibrani 4:8-11 itu bicara tentang apa. Mari kita kupas ayat-ayat itu.
4:8 Karena,
andaikata Yesus telah memberi mereka perhentian, maka Ia tidak akan berkata kemudian tentang suatu hari lain.
Kita perhatikan, ada kata “andaikata” di
ayat 8. Semua yang di-“andai”-kan, berarti suatu misal yang TIDAK
BENAR-BENAR TERJADI, bukan? Apa yang diandaikan
adalah kebalikan dari keadaan yang
sesungguhnya.
Karena ada “andaikata” maka berarti, sesungguhnya Yesus tidak memberi mereka perhentian, maka
kalimat selanjutnya juga harus dibalik artinya.
Supaya lebih jelas, marilah kita tulis ulang kalimat
ayat 8 ini, tidak dalam bentuk pengandaian, tetapi dalam bentuk realitanya:
“Sebab, andaikata Yesus telah memberi mereka perhentian,
maka Ia tidak akan berkata kemudian tentang suatu hari lain.”
Sama
artinya dengan:
“Karena Yesus tidak
memberi mereka perhentian,
maka Ia masih bicara
tentang suatu hari [perhentian].”
Bisa
lebih dimengerti kalimatnya, bukan?
Jadi, Paulus di sini menulis bahwa:
1. Yesus tidak memberi
mereka perhentian.
Siapa “mereka” ini? Orang-orang
Yahudi, karena kitab Ibrani ini ditulis kepada orang-orang Ibrani (Yahudi),
mereka yang tadinya diangkat sebagai umat pilihan Allah. Tetapi karena mereka
menolak Yesus Kristus sebagai Mesias, maka akibatnya mereka tidak masuk perhentian Allah. Itulah mengapa Yesus
tidak memberi mereka perhentian, karena mereka sendiri yang menolakNya.
Jadi aslinya ini
bicara tentang orang-orang Yahudi yang menolak Kristus.
2. Perhentian apa yang
dimaksud?
Kata aslinya di sini
adalah kata
Greeka κατάπαυσις [katapausis] yang artinya:
beristirahat,
berbaring di tempat yang tenang, damai, di tempat Allah, di mana kita tidak usah
bergumul lagi dengan Setan, dan dengan dosa.
Kalau begitu apa
artinya masuk perhentian Tuhan? Artinya sudah selamat. Sudah menerima pekerjaan penebusan Kristus
yang sudah selesai.
Jadi mulai ayat 1
hingga 8, Paulus bicara tentang orang-orang Yahudi yang sebagai satu bangsa,
telah gagal masuk perhentian Allah karena mereka tidak menerima Yesus Kristus
sebagai Mesias, sehingga injil disebarkan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi.
Tetapi di ayat 6 (baca saja di atas) dikatakan bahwa masih ada “beberapa” yang akan masuk
perhentian itu secara individu, jadi kesempatan untuk masuk
perhentian Allah masih terbuka untuk Yahudi individu, bukan sebagai satu bangsa
Yahudi, melainkan sebagai seorang manusia.
Dan di ayat 3 (baca di atas) dijelaskan bagaimana orang bisa masuk perhentian,
yaitu dengan
iman, “Karena kita yang sudah percaya, masuk ke perhentian...”. Jadi kita harus tahu, untuk masuk perhentian ( identik
dengan keselamatan), itu hanya dengan “percaya” atau “iman” dan
itulah yang tidak dimiliki orang-orang Yahudi di zaman Yesus.
3. Ingat ya, kata “perhentian di ayat 8
ini
tulisannya
κατάπαυσις [katapausis] yang artinya identik dengan
“keselamatan.”
Kita lanjut ke ayat 9,
4:9 Jadi oleh
karena itu masih tersisa satu perhentian bagi umat Allah.
Ayat 9, dimulai dengan kata “Jadi oleh karena itu” atau artinya
“dengan demikian”,
yang berarti akibat atau perkembangan dari ayat 8 di atasnya. Jadi oleh
karena itu (dengan demikian), masih tersisa satu
perhentian.
Tapi KATA “PERHENTIAN” DI SINI BEDA
DENGAN KATA “PERHENTIAN” DI AYAT 8. Perhatikan, ini penting
supaya kita mendapatkan pengertiannya yang benar. Kata “perhentian” di ayat 9 itu σαββατισμός [sabbatismos], yang artinya perhentian
yang berkaitan dengan pemeliharaan Sabat Hari Ketujuh.
Di ayat 9
tidak dijelaskan lebih lanjut tentang σαββατισμός [sabbatismos] karena sudah ada di ayat 4 sebelumnya,
yang berkata, “Sebab Dia
sudah berbicara di suatu tempat (maksudnya di suatu ayat lain) tentang hari ketujuh demikian: ‘Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala
pekerjaan-Nya.’...”
Berarti, perhentian Sabat hari ketujuh itu masih ada atau sudah
dihapus? MASIH ADA! Paulus jelas menulis “masih tersisa”
artinya
MASIH ADA! Kalau masih ada, berarti harus dipelihara/dilakukan,
kan?
Perhentian σαββατισμός [sabbatismos] itu untuk siapa? Ayat 9 menyebutnya jelas “bagi umat Allah". Jadi perhentian itu
bukan buat orang yang tidak kenal Allah, bukan buat orang atheis, bukan buat
orang Yahudi saja, tetapi jelas disebutkan di sini “bagi umat Allah.”
Apakah yang dimaksudkan umat Allah itu HANYA
ORANG YAHUDI? Kalau begitu kita ini
apa?
TIDAK! Ingat,
yang menulis ayat ini adalah Paulus, bukan Musa! Setelah tahun
34AD, “Umat Allah” adalah semua yang menerima Kristus sebagai Juruselamat mau dari darah apa pun, bangsa mana pun, tinggal
di belahan dunia mana pun.
Berarti,
menurut ayat ini,
SEMUA YANG MENGAKU UMAT ALLAH
PUNYA KEWAJIBAN MASUK
PERHENTIAN
σαββατισμός [sabbatismos]
YA ATAU TIDAK? YA JELAS YA!
Jadi
ada dua “perhentian”:
v
Perhentian
yang berkaitan dengan keselamatan yaitu κατάπαυσις [katapausis]
v
Perhentian
yang berkaitan dengan pemeliharaan Sabat Hari Ketujuh yaitu σαββατισμός [sabbatismos]
Kedua-duanya harus kita
masuki.
Ayat 10,
4:10 Karena dia yang telah masuk ke perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti
dari pekerjaannya sendiri, sama seperti
Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.
Nah,
di sini kata “perhentian” adalah kata κατάπαυσις [katapausis], bukan kata σαββατισμός [sabbatismos]. Jadi ini tidak bicara
tentang perhentian Sabat Hari Ketujuh, tetapi INI BICARA
TENTANG BERHENTI DARI UPAYA MENDAPATKAN
KESELAMATAN DENGAN USAHA SENDIRI.
Jadi
kita yang sudah masuk ke perhentian Allah, kita berhenti dari pekerjaan (usaha)
kita sendiri. Ini bicara tentang keselamatan, ini bukan bicara tentang pekerjaan duniawi
kita. Jangan sampai ada yang
mengira umat Tuhan semua tidak usah bekerja untuk mencari nafkah.
Berhenti
dari pekerjaan kita dalam konteks keselamatan itu apa? Itu artinya kita
menyadari bahwa KESELAMATAN ITU 100%
PEMBERIAN ATAU ANUGERAH DARI ALLAH, bukan hasil perbuatan kita. Kita tidak
bisa selamat dengan upaya kita sendiri. Kita jangan berharap bisa
mendapatkan keselamatan dengan usaha kita sendiri karena itu berarti
kita tidak masuk perhentian Kristus.
Bagaimana
orang mengusahakan keselamatannya sendiri? Dengan amal, dengan berbuat baik,
dengan berziarah ke tempat-tempat yang katanya kudus, dengan berpuasa, dengan
berdoa panjang-panjang yang diulang-ulang, dengan segala ritual yang dianggap
sakral, dengan menyiksa tubuhnya, dengan berbuat apa saja yang tujuannya untuk
mendapatkan angka plus di mata Tuhan.
Orang Kristen harus bisa
membedakan
(1) berbuat baik untuk
mendapatkan keselamatan dengan
(2) berbuat baik sebagai
buah dari keselamatannya.
ü
Yang
pertama itu sia-sia,
karena
manusia tidak akan mendapatkan keselamatan melalui perbuatan baiknya sendiri. Keselamatan
kita telah diselesaikan oleh Kristus. Kita tidak punya andil atau
kontribusi dalamnya. Jadi kita tidak usah bekerja apa-apa untuk mengadakan
keselamatan itu. Ayat 3 tadi berkata bahwa kita mendapatkannya dengan percaya, dengan iman.
ü
Yang
kedua itu keharusan,
karena
itu pertumbuhan dalam proses pengudusan kita. Ini yang namanya buah Roh.
Ayat 11,
4:11 Karena itu marilah
kita bekerja keras untuk masuk perhentian itu, jangan sampai siapa pun
jatuh mengikuti contoh ketidakpercayaan yang
sama.
Sepertinya
kontradiksi ya? Di ayat 10 dikatakan kita “harus berhenti
dari pekerjaan kita sendiri”, sekarang di ayat 11 dikatakan kita
“harus bekerja keras untuk masuk perhentian itu”.
Jadi berhenti atau bekerja keras?
Nah, ada yang harus kita lakukan. Ingat di ayat
9 dikatakan bahwa “masih tersisa Sabat Hari Ketujuh” yang harus kita pelihara. Memelihara Sabat itu tidak
mudah. Bagi yang sekolah dan bekerja, itu bisa menjadi masalah besar. Segala
macam tantangan bisa muncul yang menghalangi kita untuk masuk perhentian Tuhan,
bisa juga keluarga tidak setuju. Tapi di sini Paulus berkata supaya kita harus bisa melampaui semua rintangan, kita harus bekerja keras untuk datang kepada Sang Juruselamat yang sudah selesai
mengerjakan keselamatan itu bagi kita. Kita tidak bisa bekerja apa pun untuk
menyelamatkan diri kita sendiri. Tapi kita harus bekerja keras untuk datang
kepada Tuhan Yesus yang sudah selesai mengerjakan keselamatan itu bagi kita.
Kalau kita tidak datang, maka kita tidak bisa menerima keselamatan yang sudah
diselesaikan Tuhan Yesus.
Di sini juga dikatakan “jangan sampai
siapa pun jatuh mengikuti contoh ketidakpercayaan yang sama.”
Ketidakpercayaan siapa?
Ketidakpercayaan orang Yahudi. Mereka tidak percaya
bahwa keselamatan itu ada dalam Yesus. Mereka tidak percaya Yesus itulah
Mesias. Mereka beranggapan mereka bisa menyelamatkan diri mereka
sendiri dengan penurutan Hukum mereka. Mereka legalis. Mereka
melakukan semua Hukum supaya layak masuk Surga. Mereka tidak punya iman.
Dan ini yang membuat mereka gagal selamat.
Paulus di sini mengingatkan, kita
jangan seperti orang Yahudi, yang ketat melakukan Hukum dengan tujuan layak
mencapai Surga tapi tidak punya iman. Surga/keselamatan itu anugerah, tidak
bisa kita beli dengan amal perbuatan kita.
Hanya Kristus yang bisa menyelamatkan
kita. Kita tinggal masuk dalam perhentianNya, menerima
keselamatan itu dengan iman. Kita tidak bisa berbuat apa pun untuk
menyelamatkan diri sendiri. Tetapi setelah kita diselamatkan,
ya jelas kita harus hidup sebagai orang yang sudah selamat, artinya kita tidak lagi berbuat segala macam dosa melanggar Hukum Tuhan.
Kitab
Ibrani adalah kitab yang sulit. Itu melulu bicara tentang doktrin Pembenaran
oleh iman yang adalah doktrin dasar Kekristenan. Apalagi yang menulis itu
Paulus. Kalimatnya singkat-singkat, tapi isinya padat. Jadi kita harus mempelajarinya
perlahan-lahan dan minta bantuan Tuhan supaya diberi pengertian. Setiap kali
kita belajar Alkitab harus didahului dengan doa.
2013-06-22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar