103. TIDAK MAU TAHU APA-APA SELAIN
YESUS
KRISTUS YANG DISALIBKAN
______________________________________
1 Korintus 2:2
Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mau tahu apa-apa di antara kamu, selain Yesus Kristus, dan Dia yang disalibkan.
Ayat ini pendek saja,
namun artinya sangat dalam.
Pertama, ayat ini
sering dipakai orang-orang Kristen untuk mengatakan bahwa Hukum Tuhan sudah tidak perlu dipelajari apalagi dipatuhi. Karena
menurut mereka, Paulus sudah menulis, yang penting hanya ajaran
mengenai Yesus Kristus dan penyalibanNya, lain-lain tidak perlu.
Inilah akibatnya
apabila kita hanya mengambil 1-2 ayat dari Alkitab, dan tidak menghubungkannya
dengan ayat-ayat yang lain.
Kita harus tahu bahwa SELURUH ALKITAB ITU FIRMAN TUHAN.
Dan FIRMAN TUHAN TIDAK ADA EXPIRY DATENYA, tidak ada tanggal
kadaluwarsanya. Firman Tuhan itu berlaku terus-menerus. Selain itu, FIRMAN ALLAH TIDAK BERTENTANGAN SATU AYAT DENGAN YANG LAIN.
Jika kita “menemukan” ayat-ayat yang bertentangan, itu pemahaman kita tentang
ayat-ayat itu yang salah.
Mazmur 119:160
Firman-Mu dari awal
mula itu benar,
dan setiap
penghakimanMu yang adil, bertahan
selama-lamanya.
Mazmur
119:89
Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, Firman-Mu
tetap teguh di Sorga.
Ayat 1 Korintus 2:2 di
atas mengatakan Paulus tidak mau tahu yang lain kecuali tentang Yesus Kristus
yang disalibkan, titik. Artinya dia tidak menyampaikan ajaran yang lain kecuali tentang Yesus Kristus.
Tetapi banyak dari kita
menganggap Paulus berkata dia hanya mengajarkan tentang penyaliban Yesus,
titik; yang lain-lain tidak diajarkan. Bukan itu maksud ayat ini. Sesungguhnya, ajaran tentang Yesus Kristus yang disalibkan
itu, artinya amat sangat dalam, justru itu adalah seluruh ajaran yang ada di dalam Alkitab, dari kitab Kejadian hingga kitab Wahyu! Itu
adalah seluruh dasar iman Kristen. Marilah
kita kupas bersama:
APA MAKNA YESUS KRISTUS DISALIBKAN?
BAHWA HUKUM TUHAN
TIDAK
BISA DIHAPUS
DAN
TIDAK
BISA DIBATALKAN
Pasti ada yang protes,
“Lho, apa kaitannya?”
Ini kaitannya:
1.
Yesus Kristus tidak akan disalibkan seandainya manusia tidak
berdosa.
Jadi Yesus Kristus
disalibkan karena ada manusia yang berdosa.
2. Dosa itu
apa?
1 Yohanes 3:4
Siapa yang berbuat dosa, juga melanggar hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
Jadi
dosa adalah “pelanggaran
Hukum Allah.”
3.
Yesus Kristus tidak disalibkan seandainya hukuman dosa itu
bukan maut.
Tetapi karena “Upah dosa ialah maut” [Rom 6:23], dan “maut” adalah kematian kekal,
selamanya dilenyapkan. Karena Tuhan ingin menyelamatkan semua manusia dari maut
ini, maka Yesus Kristus rela disalibkan, Dia yang menjalani maut itu bagi
manusia. Manusia kalau sudah kena “maut” sudah habis, tamat riwayatnya. Tetapi
Yesus Kristus karena Dia Allah, maka “maut” itu hanya mengenai kemanusiaanNya,
sedangkan keIlahianNya tetap kekal, jadi Dia bisa bangkit lagi.
4.
Yesus Kristus tidak
disalibkan seandainya Hukum Allah bisa dihapus.
Seandainya tidak ada Hukum Allah, maka jelas
tidak ada yang namanya pelanggaran terhadap Hukum Allah, bukan? Seandainya tidak ada pelanggaran terhadap
Hukum Allah, maka juga tidak ada hukuman maut bagi yang melanggarnya. Tetapi,
justru karena Hukum Allah ini tidak bisa dihapuskan, dan hukuman atas dosa
harus tetap berjalan, maka Yesus Kristus yang disalibkan, karena kasihNya Dia
mau menjalani kematian kekal menggantikan manusia, supaya manusia masih punya
kesempatan hidup jika mereka bertobat.
Jadi:
KEMATIAN YESUS KRISTUS DI SALIB,
BUKAN MENGHAPUS HUKUM ALLAH,
MELAINKAN JUSTRU
MENEGUHKAN HUKUM ALLAH!
Yesaya 42:21
TUHAN sangat
berkenan demi kebenaranNya Dia akan mengagungkan Hukum,
dan membuatnya dimuliakan.
Kata yang diterjemahkan “mengagungkan” atau dalam
bahasa Inggrisnya “magnify” berasal
dari kata גּדל [gaw-dal'] yang berarti membuat lebih besar dan lebih jelas.
Seperti jika kita membaca dengan menggunakan kaca pembesar, maka tulisan yang
kita baca tampak jauh lebih besar dan lebih jelas. Itulah makna kata גּדל [gaw-dal']. Jadi YESUS (TUHAN) JUSTRU MEMBUAT HUKUM ALLAH ITU TAMPAK LEBIH BESAR DAN LEBIH JELAS UNTUK KITA, bukan menghapusnya seperti yang disangka banyak
orang Kristen!
Justru karena
Hukum Allah tidak bisa dihapus, maka yang melanggarnya harus mati. Dan karena Yesus mau
mewakili orang-orang yang berdosa untuk menerima hukuman mati itu, Dia yang disalibkan.
Apakah SETELAH YESUS DISALIBKAN DAN MENANGGUNG
KEMATIAN AKIBAT DOSA KITA, LALU HUKUM ALLAH DIHAPUSKAN?
Wah, kan konyol!
Seandainya Tuhan memang akan menghapus HukumNya,
kan lebih baik dihapus saja tanpa Yesus perlu mati di salib?
Bukankah Tuhan Mahakuasa? Siapa yang akan
melarangNya, seandainya Tuhan mau menghapus HukumNya? Siapa yang berani
melarang Tuhan seandainya Tuhan mau membatalkan HukumNya? TIDAK ADA!
Seandainya pada waktu Adam dan Hawa berdosa,
Tuhan berkata, “Hukum makan dari pohon larangan itu dihapus saja, jadi Adam dan
Hawa dianggap tidak pernah berdosa”, maka Allah Anak tidak perlu datang ke
dunia, dan memikul dosa seluruh umat manusia, dan mati disalibkan.
Tetapi mengapa tidak? Mengapa Allah Anak tetap
datang ke dunia, meninggalkan segala kenikmatan Surga untuk hidup sebagai
manusia sederhana di dunia dan untuk menjalani kematian yang sedemikian
mengerikan di atas salib? Seandainya Tuhan mau menghapus HukumNYA, Allah Anak
tidak usah menderita separah itu. Justru KARENA TUHAN TIDAK
MAU MENGHAPUS HUKUMNYA itulah maka Allah Anak datang ke dunia untuk menjalani
kematian yang seharusnya kita jalani!
Mengapa lalu
banyak orang Kristen menganggap, setelah Yesus mati di salib lalu kita tidak
usah tunduk kepada Hukum Allah? Sungguh tidak logis pikiran ini.
Apakah kita beranggapan karena Yesus telah membayar hukuman
dosa kita, lalu kita boleh berbuat sesuka hati kita karena toh semua hukuman sudah
dibayar oleh Yesus? Keterlaluan seandainya kita berpikir demikian. Itu namanya
kita menyalahgunakan kasih karunia Tuhan.
Jadi sekali lagi, teman-teman, Yesus
Kristus mati di salib karena Tuhan tidak
mau menghapus HukumNya! Jadi Hukum Tuhan itu
sangat penting, sampai demi mematuhinya Yesus Kristus harus mati bagi manusia.
Justru, setelah Yesus Kristus disalibkan, dan
membuktikan bahwa Hukum Allah itu tidak bisa dihapus, maka selanjutnya Hukum Allah itu HARUS menjadi semakin kokoh
posisinya di dalam kehidupan orang-orang tebusan.
Kita lihat tulisan Paulus, pesan yang sangat penting
bagi kita orang Kristen, yang sudah bertobat, dan sudah menerima Kristus
sebagai Juruselamat:
Roma 6:3-8
6:3 Tidak tahukah kamu, bahwa seberapa banyak dari kita yang telah dibaptis
dalam Yesus Kristus, telah dibaptis ke dalam kematian-Nya?
“Dibaptis dalam Kristus” artinya sudah menerima Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Kita sudah menjadi orang
Kristen, anggota jemaat Kristus.
6:4 Dengan demikian melalui baptisan
kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia dalam kematian, supaya, sama
seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
demikian juga kita harus hidup dalam hidup yang baru.
Pada waktu kita
dibaptis, itu melambangkan kita dikuburkan bersama Kristus.
Kita dibenamkan ke dalam air, pada waktu itu kita tidak bernafas, itu
menyimbolkan kita mati ~ tidak bernafas kan mati?
Lalu ketika kita
diangkat keluar dari air ~ kita bernafas lagi ~ itu menyimbolkan kita bangkit dari kematian bersama Kristus.
6:5 Sebab jika kita telah dikuburkan bersama dalam keserupaan dengan
kematian-Nya, kita juga akan dalam keserupaan dengan
kebangkitan-Nya.
Artinya jika
kita sudah mati bersama Kristus, kita juga akan bangkit seperti Kristus. Jadi
itu syaratnya. Pertama kita harus mati bersama Kristus
dulu untuk bisa kelak dibangkitkan bersama Kristus. Bagaimana yang
namanya mati bersama Kristus? Lihat ayat berikutnya.
6:6 Mengetahui
ini, bahwa manusia lama kita telah disalibkan bersama Dia, supaya tubuh dosa kita boleh
dibinasakan, agar sejak saat itu kita tidak
menghamba kepada dosa.
Manusia kita
yang lama ialah kita sebelum bertobat, kita yang menghamba kepada dosa, hidup
kita sebelum kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Nah,
manusia lama itu harus mati disalibkan bersama Kristus. Artinya kita harus benar-benar bertobat dan tidak mau lagi berbuat dosa.
Kalau kita masih tidak mau melepaskan dosa-dosa kita yang lama, masih tetap
mempertahankan dosa-dosa kesayangan kita walaupun kita tahu itu salah, berarti
orang lama kita belum mati bersama Kristus!
6:7 Sebab dia
yang mati, terbebas dari dosa.
Nah, ini maknanya.
Kalau orang lama kita benar-benar sudah mati, kita terbebas dari dosa. Semua hobi lama kita yang berlawanan dengan Hukum Allah, kecenderungan
kita kepada dosa, kegemaran kita melanggar Hukum Allah, semuanya itu mati
bersama orang lama kita.
6:8 Jadi jika
kita telah mati bersama Kristus, kita
percaya bahwa kita juga akan hidup bersama Dia.
Maka, kalau orang lama kita sudah mati, kita sekarang
hidup sebagai orang baru, ciptaan baru, lahir baru, kita sudah tidak
mau berbuat dosa lagi karena kita menyadari kita telah ditebus dengan darah
yang mahal. Saat inilah kita bangkit kepada kehidupan yang baru, kita hidup bersama Kristus, seperti kata Paulus, bukan kita
lagi yang hidup tapi Kristus yang hidup di dalam kita.
Galatia 2:20
Aku tersalib bersama Kristus,
namun begitu aku hidup; tetapi bukan aku
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kujalani
sekarang di dalam daging, aku hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku
dan telah menyerahkan diri-Nya untuk aku
Yang menulis ayat 1 Korintus 2:2 adalah orang
yang sama yang menulis ayat Roma 6:3-8 ini, yaitu Paulus.
Dan apa kata Paulus tentang orang-orang Kristen
yang sudah dibaptis?
Manusia lamanya harus mati, tersalib bersama
Kristus, supaya bisa muncul manusia yang baru, yang hidup bersama Kristus.
Yang
banyak terjadi adalah kita yang
mengaku Kristen ini, walaupun sudah Kristen puluhan tahun, belum
sungguh-sungguh mati manusia lamanya, egonya. Masih banyak
bagian dari manusia lama kita yang kita pertahankan. Kita seperti
zombie, mati tidak mau, hidup tidak bisa; kita tidak seluruhnya mati
kepada dosa, dan tapi juga tidak seluruhnya hidup kepada Allah; kita menjadi separo
orang dunia, separo umat Allah. Akibatnya kita tidak bisa menjadi
“ciptaan yang baru”, kita tidak bisa hidup bersama Kristus, Kristus tidak bisa
hidup di dalam kita. Yang menyedihkan ialah, orang yang hanya separo ikut
Tuhan, itu sama dengan seluruhnya tidak ikut Tuhan. Kita panas tidak, dingin juga tidak. Akhirnya kita
dimuntahkan oleh Tuhan, itulah nasib jemaat Laodekia. Baca Wahyu 3:14-22)
Kembali ke 1 Korintus 2:2. Apakah
Paulus sudah mabok sehingga
ü kepada
orang-orang di Korintus
dia berkata semua (termasuk patuh
kepada Hukum Allah) itu tidak penting, kecuali cerita tentang penyaliban Yesus;
ü tetapi
kepada orang-orang di Roma
dia berkata manusia lama harus sudah
disalibkan dan tidak boleh menghambakan diri lagi kepada dosa?
Ingat setiap kali kita bicara tentang “DOSA”, itu
berarti HUKUM ALLAH itu berlaku, karena “dosa
ialah pelanggaran Hukum”, kalau tidak ada Hukum,
tidak ada dosa.
Perhatikan Roma 6:3-8 di atas. Ada tiga
kriteria orang yang sudah dibaptiskan:
1.
Manusia yang lama telah disalibkan,
artinya manusia lama, ego itu harus sudah mati.
2.
Kalau ego sudah mati, kita sudah terbebas dari kuasa dosa.
3.
Kalau sudah bebas dari dosa, baru kita bisa hidup bersama
Kristus.
Jadi apa artinya ini? Singkatnya adalah “KITA TIDAK BOLEH BERBUAT DOSA LAGI”.
Kita sudah tahu bahwa
berbuat dosa adalah melanggar Hukum Allah (1 Yohanes 3:4), jadi berarti ORANG KRISTEN
YANG SUDAH DIBAPTIS HARUS PATUH PADA HUKUM ALLAH.
Paulus menulis lebih lanjut di
Roma 6:11-13
6:11 Demikian pula
hendaknya kamu menganggap dirimu mati kepada dosa, tetapi hidup kepada Allah dalam Kristus Yesus Tuhan
kita.
6:12 Sebab itu jangan izinkan dosa memerintah dalam tubuhmu yang fana, sehingga kamu menuruti nafsu-nafusnya.
6:13 Dan
janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu
kepada dosa menjadi alat-alat kejahatan; tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah, sebagai orang-orang
yang bangkit dari kematian, dan
anggota-anggota tubuhmu kepada Allah sebagai
alat-alat kebenaran.
Jadi artinya:
1. Kita yang
sudah hidup bagi Allah, hendaknya jangan berbuat dosa lagi.
2. Dosa adalah
pelanggaran Hukum Allah
3. Berarti
kita yang sudah hidup bagi Allah, jangan melanggar Hukum Allah lagi.
4. Berarti HUKUM ALLAH MASIH ADA,
kan?
Seandainya tidak
ada, apanya yang mau dilanggar?
Kita lanjutkan lagi pelajaran Paulus di Roma 6:16-17, 22
6:17 Tetapi syukurlah kepada
Allah bahwa dahulu kamu adalah hamba dosa, tetapi sekarang kamu telah mematuhi dari hatimu bentuk ajaran
yang disampaikan kepadamu.
6:18 Setelah dimerdekakan dari dosa, kamu telah menjadi hamba
kebenaran
6:22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa, dan
menjadi hamba Allah, kamu punya buah dalam kekudusan, dan akhirnya hidup
yang kekal.
Ada beberapa poin penting di sini:
1.
Ada kata “mematuhi
… ajaran”,
berarti harus taat kepada ajaran yang disampaikan
oleh para rasul. Di zaman kita ajaran itu sudah
tertulis, ada di dalam Alkitab, tidak ada
di buku yang lain!
2.
Kita bukan lagi hamba dosa, tetapi menjadi hamba kebenaran.
Ini perlu kita pahami, bahwa setelah kita ditebus
oleh Yesus, bukan berarti kita merdeka 100% boleh berbuat sesuka hati kita!
Baca ayat di atas. Dulu kita hamba dosa, sekarang menjadi hamba kebenaran. Tetap “HAMBA”!.
Hanya saja kita ganti majikan! Dulu majikannya Setan (hamba dosa), sekarang
majikannya Tuhan (hamba kebenaran). Sebagai hamba, maka persyaratan pertama dan
terpenting adalah “PATUH” atau “TAAT”. Jika tidak patuh atau tidak taat, tidak laku
menjadi hamba! Mana ada majikan yang mau
punya hamba yang tidak patuh kepadanya?
3.
Dengan menjadi hamba Allah, kita bisa berbuah dalam proses
kita dikuduskan.
Apa artinya kudus? Kudus adalah tidak berbuat
dosa! Jadi sebagai hamba Allah, kita dibawa kepada proses pengudusan. Harus ada pengudusan ini, dan itu nyata harus
bisa dibuktikan dari buah-buah kita.
4.
Dan akhirnya kita mendapat hidup yang kekal.
Dari semua ayat ini, apa faktor yang paling menonjol?
Bahwa kita, umat yang
sudah ditebus oleh Kristus, yang sudah dikuburkan bersamaNya dalam baptisan, SEHARUSNYA TIDAK BERBUAT DOSA ( = TIDAK MELANGGAR HUKUM ALLAH) LAGI,
TETAPI HARUS TAAT/PATUH KEPADA HUKUM ALLAH YANG TELAH DIJUNJUNG TINGGI OLEH
KRISTUS LEWAT KEMATIANNYA.
Maka semua yang kita sudah
tahu bahwa itu melanggar Hukum Allah, tidak boleh lagi sengaja kita perbuat.
Kebenaran Allah itu
terpampang jelas di hadapan kita. Kita yang hidup di zaman ini tidak punya
alasan bahwa kita tidak tahu mana yang Hukum Allah. Berbeda dengan mereka yang hidup di Abad
Pertengahan, di mana Alkitab itu tidak bisa diakses orang awam. Tetapi kita
sekarang bahkan tidak usah membeli Alkitab, tinggal buka internet kita bisa download Alkitab terjemahan apa saja
yang kita maui. Jadi kita
tidak punya alasan untuk mengatakan kita tidak tahu apa kehendak Tuhan.
Jika kita tidak tahu, berarti kita tidak mempelajarinya. Dan itu salah kita
sendiri mengapa sudah diberi buku pedoman oleh Tuhan tidak kita pelajari tapi masih
berharap kita layak dibawa ke Surga.
Sebaliknya, jika kita
sudah tahu, tetapi kita tidak mau percaya Hukum Allah itu masih berlaku, dan
kita sengaja tidak mau mematuhi Hukum Allah seperti yang tertulis di Alkitab,
maka kita tetap akan dihakimi menurut apa yang kita tahu, bukan
menurut apa yang kita percayai.
Ibrani 10:26-29
26 Sebab jika kita berbuat
dosa dengan sengaja, sesudah kita menerima
pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk
dosa. 27 melainkan
suatu penantian yang menakutkan akan datangnya
penghakiman dan murka yang menyala-nyala
yang akan melahap habis para penentang. 28 Dia yang merendahkan
Hukum Musa, mati tanpa ampun atas kesaksian dua atau tiga orang. 29 Menurut kamu,
betapa lebih beratnyakah hukuman yang layak bagi dia yang telah menginjak-injak Anak Allah, dan yang telah menganggap najis
darah Perjanjian dengan mana dia telah
dikuduskan, dan yang telah berbuat yang menghina Roh
kasih karunia?
Perhatikan ayat di atas: Kriteria yang dipakai untuk menghakimi umat tebusan adalah “BERBUAT DOSA DENGAN SENGAJA, SESUDAH KITA MENERIMA PENGETAHUAN TENTANG KEBENARAN” ~ tidak ditulis apakah kita sudah percaya atau tidak dengan pengetahuan tentang kebenaran itu. Tetapi jika kita sudah mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran, walaupun kita tidak percaya itu berlaku, dan kita sengaja melanggarnya karena kita tidak percaya itu berlaku, “maka tidak ada lagi kurban untuk dosa. 27 melainkan suatu penantian yang menakutkan akan datangnya penghakiman dan murka yang menyala-nyala yang akan melahap habis para penentang”
Bagi orang Kristen yang selalu berkata bahwa
mereka cukup dibenarkan oleh iman tidak usah menurut Hukum Tuhan, silakan baca
Yakobus 2:24
Jadi kamu lihat, bagaimana oleh
perbuatan-perbuatannya seorang manusia dibenarkan, dan bukan hanya oleh iman.
Perhatikan: ayat ini sama sekali tidak
bertentangan dengan Efesus 2:8!
Yakobus TIDAK
menulis “manusia DISELAMATKAN
karena perbuatannya”, jadi jangan
mengatakan ayat ini bertentangan dengan konsep “DISELAMATKAN HANYA OLEH IMAN”
(Efesus 2:8), tetapi Yakobus menulis “manusia DIBENARKAN karena perbuatan-perbuatannya.”
Berarti apa?
Manusia tetap hanya menerima
keselamatan lewat imannya,
karena keselamatan itu pemberian gratis dari Tuhan, tidak bisa dibeli oleh
manusia dengan apa pun, termasuk dengan perbuatan-perbuatan baiknya (amal, dll.) Tetapi, setelah menerima keselamatan, manusia
harus hidup patuh kepada Hukum-Hukum Allah (meninggalkan
semua dosanya), dan kepatuhan inilah bukti bahwa kita
mencintai Tuhan, dan menghargai keselamatan yang telah diberikan Tuhan kepada
kita secara gratis. Dan jika kita hidup sesuai kehendak Tuhan selama
sisa hidup kita, kelak kita akan dibenarkan oleh Tuhan.
Jadi, apa yang kita lakukan itu
menentukan di mana kita akan berakhir kelak.
Yehezkiel 24:14
Aku, TUHAN, yang telah mengatakannya.
Itu akan terjadi, dan Aku yang akan melaksanakannya. Aku tidak akan mundur, aku juga tidak akan meloloskan maupun akan menyesali. Menurut semua kelakuanmu dan menurut
perbuatan-perbuatanmu mereka akan
menghakimi engkau, firman Tuhan ALLAH.
Mari kita kembali ke ayat renungan
kita, maka yakinlah bahwa kata-kata Paulus “tidak mau tahu apa-apa …selain Yesus Kristus, dan Dia yang disalibkan”
itu intinya adalah HUKUM ALLAH TIDAK
BISA DIHAPUS, SEHINGGA YESUS KRISTUS HARUS MATI DISALIBKAN UNTUK MENEBUS
MANUSIA BERDOSA.
Semoga pembahasan ini bermanfaat, dan
menyadarkan kita, apakah kita menganggap Hukum
Allah itu berlaku atau tidak, Tuhan
tetap mengenakan HukumNYA sebagai dasar penghakimanNya atas kita,
karena Hukum Allah berlaku untuk selama-lamanya.
FIRMAN-MU DARI
PERMULAAN ITU BENAR,
DAN SETIAP
PENGHAKIMANMU YANG ADIL,
BERTAHAN SELAMA-LAMANYA.
(Mazmur 119:160)
UNTUK SELAMA-LAMANYA, YA TUHAN,
FIRMAN-MU TETAP TEGUH DI SORGA.
(Mazmur 119:89)
Amin.
2013-08-24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar