112.
HARUS TAKUT ATAU TIDAK TAKUT KEPADA TUHAN?
_______________________________________
Suatu
hari temanku yang Kristen berkata, “Kita itu tidak perlu takut kepada
Tuhan, Tuhan itu sangat baik, maha
pengampun. Semua yang sudah menerima Yesus sebagai Juruselamatnya pasti
selamat, semua dosanya pasti diampuni. Orang Kristen itu harus dipenuhi sukacita
karena sudah diselamatkan. Kita tidak usah khawatir.” Lalu dia mengutip ayat:
1 Yohanes 4:18
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan terkait dengan hukuman dan barangsiapa takut, kasihnya tidak sempurna.
Ayat
ini benar. Memang benar kalau kita benar-benar mengasihi Tuhan, kita tidak
perlu takut. Mengapa?
ü Karena
kalau kita benar-benar mengasihi Tuhan, kita tidak mau berbuat dosa yang
menyedihkan Tuhan,
ü kita
akan gemar melakukan yang menyenangkan Tuhan,
ü kita
tidak akan sengaja melanggar segala Perintah dan Hukum Tuhan.
ü Jadi,
kalau kita memiliki kasih yang sempurna, kita akan membenci dosa, kita akan
menjauhi dosa.
ü Lha kalau kita sudah menjauhi dosa,
ya pasti kita tidak perlu takut.
Mengapa?
Sudah dijelaskan di ayat ini bahwa ketakutan itu terkait dengan hukuman. Maksudnya
kalau kita takut, itu karena kita takut kena hukuman, dengan kata lain kalau kita takut, sesungguhnya
kita menyadari bahwa kita belum benar-benar mengasihi Tuhan, dan kita masih
terus berbuat dosa yang mendatangkan hukuman. Lha kalau kita sudah
tidak berbuat dosa, kita tidak perlu takut kena hukuman lagi, kan?
Jadi
takut atau tidak takut itu sangat tergantung pada apakah
kita masih berbuat dosa atau tidak.
Dan
kita masih berbuat dosa atau
tidak, sangat bergantung pada seberapa besar kasih kita kepada Tuhan.
Semakin besar kasih kita kepada Tuhan, semakin kita menjauhi dosa.
Sebenarnya
bukan ayat ini saja yang mengatakan kita tidak perlu takut. Mungkin di Alkitab
ayat-ayat yang mengatakan tidak perlu takut itu sama banyaknya dengan ayat-ayat
yang mengatakan kita justru harus takut. Kenapa kok berlawanan?
Tidak berlawanan kok. Yang harus kita pahami dulu ialah ayat-ayat itu
mengatakan harus takut pada
apa dan tidak perlu takut kepada apa.
Jika
kita memahami ayat-ayat itu sebagai tidak perlu takut kepada Tuhan, maka kita salah
besar. KITA HARUS TAKUT KEPADA TUHAN. Tapi
takut kepada Tuhan itu bukan seperti kita takut kepada penguasa yang lalim yang
mengerikan. Takut kita kepada Tuhan harus berarti MENGAKUI AUTORITASNYA SEBAGAI KHALIK PENCIPTA DAN
PENEBUS KITA. Rasa takut itu berdasarkan rasa
hormat kita kepada Tuhan, karena Dia Tuhan dan kita makhluk
ciptaanNya. Dengan demikian rasa takut
itu kita wujudkan dalam bentuk dengan senang hati melakukan apa yang Tuhan
suka, dengan senang hati mematuhi segala Perintah dan HukumNya. Kata kuncinya
ada pada “dengan senang hati”, bukan dengan terpaksa.
Allah
adalah Khalik Pencipta, Pemilik seluruh alam semesta raya ini dan semua isinya.
Dialah Tuhan kita. Dia yang memiliki kita, baik lewat penciptaan maupun lewat
penebusan. Kita sudah seharusnya takut (= hormat, respek) kepadaNya,
bukan saja pada waktu kita masih di dunia lama ini, tetapi bahkan hingga nanti saat kita sudah berada di dalam kerajaan Surga,
baca di
Wahyu 19:5
Dan
suatu suara keluar
dari takhta itu, mengatakan, ‘Pujilah
Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, dan kamu
yang takut akan Dia, baik kecil maupun
besar!’
Ayat ini
justru mengatakan, mereka yang
akhirnya ada di surga HANYALAH “semua hambanya yang
takut akan Dia”! Berarti
yang tidak takut akan Dia [Tuhan] tidak bakal ada di sana.
Mari kita lihat ayat-ayat tentang topik
“tidak usah takut” ini dengan lebih teliti:
#1. Roma 8:15
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan lagi supaya takut, tetapi kamu telah menerima Roh pengadopsian, dengan mana kita berseru: ‘Abba,
Bapa!’
Ayat
ini sama sekali TIDAK BERKATA kita tidak perlu takut KEPADA ALLAH, tetapi kita tidak perlu
takut lagi karena kita sudah menjadi anak-anak Allah.
Jadi ayat ini
mengatakan kita tidak perlu takut kepada apa?
Marilah kita
baca seluruh perikop tulisan Paulus ini, maka inti yang disampaikan Paulus ada
di ayat 13-14 sbb:
13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi
jika melalui Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan
tubuhmu, kamu akan hidup. 14Karena seberapa banyak yang dipimpin Roh Allah, mereka ini adalah anak Allah.
Jadi Paulus
bicara tentang orang-orang yang sudah hidup oleh Roh, yang sudah mematikan
perbuatan-perbuatan tubuh, yang sudah dipimpin Roh Allah. Tentu saja orang-orang ini tidak perlu takut lagi.
Mengapa tidak perlu takut lagi? Sebab mereka “akan hidup.” Hidup yang
dibicarakan di sini adalah HIDUP KEKAL.
Jadi ayat 15
bicara “tidak takut” kepada apa? BUKAN TIDAK TAKUT KEPADA TUHAN!
Tetapi TIDAK
TAKUT KEPADA M A T I !! Karena di ayat 13 itu Paulus menulis “jika kamu
hidup menurut daging, kamu akan mati”, nah
sekarang karena kita sudah tidak hidup menurut daging
tetapi menurut Roh, maka kita tidak perlu takut lagi pada MATI.
Dan MATI yang dimaksudkan di sini adalah kematian kekal.
#2. 2 Timotius 1:7
Sebab Allah tidak memberikan
kepada kita roh ketakutan, melainkan roh kekuatan,
dan kasih, dan pikiran yang sehat.
Ayat ini juga sama sekali TIDAK BICARA
MENGENAI TAKUT KEPADA ALLAH.
Paulus bicara mengenai roh ketakutan terhadap apa?
Jawabannya ada di ayat 8
berikutnya:
Oleh
karena itu janganlah engkau
malu akan kesaksian Tuhan kita, atau akan aku, yang menjadi
tawanan karena Dia, tetapi hendaknya engkau mengambil
bagian
dalam penderitaan demi Injil, menurut kuasa Allah.
Surat kedua ke
Timotius merupakan surat Paulus yang terakhir, tak lama kemudian dia dibunuh.
Jadi, Paulus meninggalkan pesan kepada Timotius, pengikut setianya, supaya dia
tegar sepeninggalnya, supaya dia jangan
takut untuk tetap bersaksi mengenai Tuhan, supaya tidak takut menderita bagi
Injil. Jadi ini BUKAN MENGATAKAN JANGAN TAKUT
KEPADA TUHAN.
#3. Lukas 1:74-75
74 bahwa Dia akan mengaruniakan
kepada kita, agar kita yang telah
diselamatkan dari tangan musuh-musuh kita,
boleh melayani
Dia tanpa takut, 75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.
Ayat ini juga
jelas TIDAK BICARA MENGENAI TAKUT KEPADA ALLAH.
Lihat
ayat-ayat sebelumnya, di ayat 71:
agar
kita bisa terlepas
dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua
yang membenci kita,
Lukas menulis
tentang Zakharia, ayah dari Yohanes Pembaptis. Yang menubuatkan
suatu masa di mana kita (umat Tuhan) bisa beribah kepada Tuhan dalam kekudusan
dan kebenaran tanpa takut kepada musuh-musuh kita. Kapan masa ini
akan terjadi? Pada saat Setan dan dosa dan maut sudah dilenyapkan.
Jadi takut di ayat 74 itu ditujukan kepada siapa? Kepada Setan dan semua yang membenci kita
karena kebenaran Tuhan, yaitu mereka semua yang akan dimusnahkan
nanti dalam api penghakiman Tuhan untuk selama-lamanya pada hari kiamat.
Setelah mereka musnah, kita tidak perlu takut lagi pada mereka.
4. 1 Yohanes 4:18
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan terkait dengan hukuman dan barangsiapa takut, kasihnya tidak sempurna.
Dan inilah
ayat yang paling sering dipakai untuk argumentasi bahwa orang Kristen tidak
perlu takut kepada Tuhan, karena sudah tidak ada lagi hukuman. Tetapi benarkah
itu yang ditulis oleh Yohanes?
Ada 4 hal
yang dibicarakan Yohanes di sini:
a) Di dalam kasih tidak ada ketakutan
b) Kasih yang sempurna melenyapkan
ketakutan
c) Ada ketakutan karena takut kena hukuman
d) Barangsiapa yang takut, kasihnya tidak
sempurna.
Jadi apa inti
ayat ini? K A S I H.
Kasih dari
siapa kepada siapa? Apakah kasih Tuhan kepada kita? BUKAN!
Tetapi KASIH KITA KEPADA TUHAN! Dari mana kita tahu?
Lihat ayat 19 yang berkata:
Kita mengasihi, karena Dia (Allah) lebih dahulu mengasihi kita.
Sekarang marilah
kita lihat apa kata rasul yang sama tentang definisi kasih:
Yohanes 14:15
“Jikalau kamu mengasihi Aku, turuti Perintah-perintahKu.
“Perintah-perintah-Ku”
ini tulisan aslinya adalah ἐντολή [en-tol-ay'] yaitu kata yang dipakai untuk 10 Hukum Tuhan yang ditulis
pada dua loh batu oleh jari Tuhan.
Jadi, di ayat
ini Yesus berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku [Yesus], kamu akan menuruti
10 Hukum-Ku.” Berarti jika kita mengatakan kita mengasihi Yesus,
kita tidak akan melanggar 10 HukumNya, dengan kata lain, kita tidak akan
berbuat dosa, karena dosa adalah melanggar Hukum (1 Yohanes 3:4).
Yohanes 15:10
Jikalau kamu menuruti Perintah-perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku sama seperti Aku telah menuruti Perintah-perintah
Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Sama, “Perintah-perintah-Ku”
di sini tulisan aslinya adalah ἐντολή [en-tol-ay'] = 10 Hukum Tuhan.
Ayat ini
berkata “Jikalau
kamu menuruti 10 Hukum-Ku, kamu akan
tinggal di dalam kasihKu....” Berarti Hukum Tuhan itu perlu dipatuhi
atau tidak oleh mereka yang mengaku mengasihi Tuhan? Jadi, yang mengatakan
Hukum Tuhan sudah tidak berlaku lagi, sudah dipakukan di salib, sudah tidak
perlu dipatuhi, itu bohong atau nipu?
1 Yohanes 2:5-6
5 Tetapi barangsiapa
menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh kasih Allah sudah disempurnakan. Dengan itulah kita tahu, bahwa
kita ada di dalam Dia. 6 Dia yang
mengatakan bahwa ia tinggal di dalam Dia, ia
sendiri wajib hidup sedemikian rupa, yang sama seperti Kristus
telah hidup.
Bagaimana Kristus hidup? Melanggar
Hukum Tuhan? Sama sekali tidak. Kristus tidak melakukan satu dosa pun selama
hidup di dunia. Jadi seperti itulah kita “wajib hidup”, berarti kita juga
tidak boleh melanggar Hukum Tuhan. Bukan suatu opsi ini, tapi “wajib” bagi
kita yang mengatakan kita tinggal di dalam Kristus.
Jadi, jelas
sekali “Di dalam kasih tidak ada ketakutan” karena kasih itu berarti “menuruti Perintah-perintah-Ku” atau “menuruti 10
Hukum-Ku”.
Jika kita sudah
menuruti semua perintah Tuhan, maka apa lagi yang perlu ditakuti?
Jadi Tuhan kita itu ajarannya sangat logis.
Marilah kita rinci lagi:
v Kalau
kita mengasihi Tuhan, kita menuruti 10 HukumNya.
v Di
dalam kasih [= menuruti 10 Hukum Tuhan] tidak ada ketakutan,
karena kita tidak melanggar Hukum, kita
tidak bikin dosa, Tuhan berkenan, kita senang, jadi apa yang ditakuti?
v Ketakutan
timbul karena takut kena hukuman.
Kalau kita berbuat salah, kita
melanggar Hukum Allah, itu ada hukumannya, jadi kita takut.
v Kalau
ada ketakutan berarti kita tidak di dalam kasih [= tidak menuruti 10 HukumNya –
lihat poin 2]
v Bila
tidak menuruti 10 HukumNya ya logis kita takut kena hukuman.
Kita harus sangat berhati-hati supaya
tidak tersungkur masuk jebakan Setan. Setan selalu mengajak manusia untuk TIDAK menuruti
perintah dan Hukum Tuhan, karena
dia tahu bahwa itu kelak akan mendatangkan hukuman. Setan tidak ingin manusia
selamat. Setan ingin manusia sama celaka seperti dia. Jadi setiap kali kita membaca atau mendengar
ayat yang “seakan-akan” mengatakan kita tidak perlu takut pada Tuhan, tidak
perlu takut kena hukuman karena tidak mematuhi Hukum Tuhan, sadarlah bahwa
Setan sedang berbisik di telinga kita.
Coba kita lihat ayat-ayat yang
menekankan kita HARUS TAKUT KEPADA TUHAN:
Dan jangan lupa “takut
pada Tuhan” artinya “mematuhi semua Perintah dan Hukum Tuhan:
2 Korintus 7:1
Karena telah memiliki janji-janji ini, Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
“takut akan Allah” itu identik dengan
patuh pada semua PerintahNya, tunduk pada Hukum Allah, dan itu
berarti “menyempurnakan
kekudusan” kita (istilah kita adalah “sanctification”).
2 Korintus 7:15
Dan kasih dalam
hatiNya lebih melimpah terhadap kamu,
apabila ia mengingat ketaatan kamu semua, bagaimana dengan takut dan gentar kamu telah menerimaNya.
“Takut dan gentar” berarti taat kepada
Perintah-perintah Allah.
Efesus 5:21
merendahkan dirimu seorang kepada yang lain di
dalam takut akan Allah.
Nasihat kepada umat Allah untuk saling merendahkan diri (saling melayani, saling mengalah) itu bagian dari menuruti Hukum Tuhan untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri, berarti itu mematuhi Hukum Tuhan.
Ibrani 12:28
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak bisa digoyahkan, marilah kita mengucap syukur dengan mana kita boleh melayani Allah dengan cara yang
berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut akan Allah.
Jadi walaupun
sudah menerima kerajaan, kita tetap melayani Allah dengan hormat dan takut akan
Allah.
Lukas 1:50
Dan belas kasihanNya ada pada mereka yang takut akan Dia secara turun-temurun.
Jadi bukan
kita saja yang perlu takut akan Allah, tapi kita perlu mengajari keturunan kita
untuk berbuat yang sama.
Lukas 12:5
Tetapi
Aku akan peringatkan kamu sebelumnya siapa yang harus kamu takuti. Takutlah Dia, yang
setelah Dia membunuh, punya kuasa untuk melemparkan
orang ke dalam neraka. Ya, Aku berkata kepadamu, ‘Takutlah Dia.’
Ini
kata-kata Yesus sendiri. Dari autoritas yang tertinggi. Jadi kita perlu takut
pada Dia yang bisa melemparkan orang ke dalam neraka.
Wahyu 11:18
Bangsa-bangsa telah marah; dan amarah-Mu telah datang; dan saat bagi orang-orang mati, yaitu mereka harus dihakimi; dan bahwa Engkau akan memberi pahala kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan kepada orang-orang kudus, dan mereka yang takut akan nama-Mu, kecil dan besar; dan harus membinasakan mereka yang membinasakan bumi.
Jadi
siapa yang akan mendapat pahala? Mereka yang takut akan nama Tuhan. Kalau yang
tidak takut nama Tuhan bagaimana? Itu masuk golongan yang akan dibinasakan.
Wahyu 14:6-7
6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah
langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakan kepada mereka yang
diam di atas bumi, dan kepada setiap bangsa, dan suku,
dan bahasa, dan kaum, 7 berseru dengan suara nyaring, ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba jam penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit
dan bumi dan laut dan semua mata air.’
Dan ini pasti
dikenal semua orang Advent. Ini adalah Pekabaran Malaikat Pertama, pekabaran
terakhir sebelum kedatangan kedua Kristus, yang harus kami sampaikan kepada
dunia. Inilah peringatan terakhir kepada
dunia supaya bertobat. Kalau kami menyampaikan kepada dunia untuk “Takutlah akan Allah” ya jelas kami
sendiri juga harus takut akan Allah.
Jadi, janganlah kita menyepelekan
Tuhan. Janganlah karena kita tahu Tuhan mengasihi kita, kita lalu berbuat
sekehendak hati kita sendiri dan menganggap kita tidak perlu takut kepadaNya.
Tuhan telah mengadopsi kita menjadi anak-anakNya dalam Kristus, Dia berkenan
menjadi Bapa kita karena Kristus, tapi Dia tetap Allah yang Mahakuasa dan layak
mendapatkan hormat dan takut kita.
Janganlah kita tertipu bisikan Setan dalam bentuk apa pun.
Hari ini adalah Sabat hari ketujuh
milik Tuhan Allah. Selamat hari Sabat, teman-teman. Menurut 10 Hukum TUHAN,
kita wajib memelihara kekudusan hari yang ketujuh ini, hari yang telah diklaim
Tuhan sebagai milikNya, hari yang telah diberkati dan dikuduskanNya. Jika kita
melanggar hal ini, berarti kita melanggar 10
HukumNya. Dan jika kita melanggar 10 HukumNya, kita tidak benar-benar
mengasihiNya, dan itu mendatangkan hukuman.
31 Mei 2013
Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :
BalasHapusUlangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha
Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "
Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.
Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema
" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱