104. DIPILIH UNTUK DIBENARKAN MELALUI IMAN
DAN KELAHIRAN BARU
_______________________
DIBENARKAN
Kata
“dibenarkan” mengandung arti yang mendalam. Sesuatu yang
“dibenarkan” berarti, dia sendiri sesungguhnya “tidak benar”, tetapi kemudian
“dianggap benar”.
Apakah
berarti sesuatu yang salah (dosa) itu kemudian dianggap benar dan bukan dosa? BUKAN.
Dosa
tetap dosa, kesalahan tetap kesalahan. Hanya saja, dosa itu diampuni, dan di
tempatnya diberi sesuatu yang benar, sehingga bekas dosa itu tidak lagi tampak,
tetapi yang tampak adalah kebenaran yang menutupinya.
Apakah
yang bisa menutupi bekas dosa demikian sempurnanya, sehingga Tuhan tidak lagi
melihatnya? Hanya ada satu, yaitu KEBENARAN
KRISTUS.
DIPILIH UNTUK DIBENARKAN
Denominasi
Calvin meyakini bahwa Tuhan telah menentukan takdir setiap manusia sebelum
manusia itu lahir. Menurut mereka, Tuhan sudah menentukan dari awal si A
selamat, si B tidak selamat, si C selamat, si D tidak selamat. Itulah teori
“predestination” mereka, jadi menurut mereka Tuhan memilih satu per satu. Tapi
ini konsep yang salah. BUKAN BEGITU. TUHAN MEMILIH UNTUK
MENYELAMATKAN SEMUA MANUSIA TANPA KECUALI,
tapi syaratnya manusianya harus mau. Kalau manusianya menolak tidak mau
diselamatkan, ya dia tidak bisa diselamatkan, karena Tuhan hanya bertindak atas
persetujuan dan izin si manusia. Kalau manusianya bilang “Tidak”, ya Tuhan
tidak memaksa. Jadi bukan Tuhan yang menentukan manusia mana yang selamat,
tetapi justru manusia sendiri yang menentukan apakah dia mau diselamatkan Tuhan
atau tidak.
Mengapa
Tuhan harus memilih untuk menyelamatkan manusia? Ini
sejarahnya:
Sebelum
Tuhan menciptakan bumi kita ini dengan semua isinya, Lucifer berhasil menghasut
sepertiga malaikat Surga untuk mengikuti dia memberontak kepada Allah.
Pemberontakan itu sedemikian hebatnya sampai terjadi peperangan di Surga.
Mikhael dan malaikat-malaikatNya mengalahkan Lucifer dkk., dan mereka pun kemudian dibuang keluar dari
Surga. Tuhan yang mahatahu sudah tahu bahwa kalau Dia menciptakan bumi ini,
nanti Setan akan berhasil menipu Adam. Lho Tuhan kok tahu? Ya karena Dia Tuhan yang mahatahu,
Dia tahu segala yang belum terjadi. Yang lampau, yang sekarang, yang akan
datang, semua terbuka bagiNya, Dia bisa melihat semuanya dengan jelas. Jadi
walaupun pada waktu itu bumi belum diciptakan, manusia belum diciptakan, tapi
karena Tuhan tahu nanti manusia yang bakal diciptakanNya itu akan kena tipu
Setan, maka sebelum Tuhan menciptakan bumi ini dan manusianya,
saat itu Tuhan sudah memilih untuk
menyelamatkan SEMUA manusia. Dengan kata lain Tuhan tidak memilih untuk
membiarkan Lucifer membinasakan semua manusia. Tuhan mengambil langkah untuk
mengantisipasi kondisi itu.
Inilah
yang dimaksud Paulus ketika dia menulis ayat ini:
Efesus 1:4
Sebagaimana Allah telah memilih kita di dalam Kristus
sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tanpa cela di hadapanNya dalam kasih.
Ayat
inilah yang sering disalahpahami dan dianggap bahwa Allah pilih kasih dan telah
menentukan takdir setiap manusia bahkan sebelum manusia itu lahir, siapa-siapa
yang akan selamat dan siapa-siapa yang tidak akan selamat; sehingga apa pun
yang kita lakukan tidak bisa mengubah takdir yang sudah ditentukan Allah,
sepatuh apa pun kita pada Tuhan kalau dari awal kita sudah ditakdirkan tidak
selamat, akhirnya kita tetap tidak selamat. Konsep begini ini
tidak alkitabiah.
Allah itu sangat mengasihi kita. Kalau ditanya
apa yang diingini Allah, pasti Dia akan berkata bahwa Dia ingin semua
manusia boleh selamat. Itu sangat jelas di
1 Timotius 2:3-4
3 Karena ini yang baik dan
berkenan di pemandangan Allah, Juruselamat kita, 4 yang mau supaya semua orang diselamatkan, dan memperoleh
pengetahuan tentang kebenaran.
Jadi
sudah pasti Allah tidak menakdirkan ada manusia-manusia yang tidak selamat.
Jadi
apa yang ditulis Paulus di bawah inspirasi Roh Kudus di Efesus 1:4?
Paulus
menulis bahwa sebelum
dunia ini dan semua isinya diciptakan, Allah telah memilih untuk menyelamatkan
semua manusia, supaya mereka yang akan tertipu disesatkan Setan, tetap punya
kesempatan untuk selamat. Itu
yang dimaksud ayat ini.
Mari
kita lihat ayat yang lain yang serupa.
Roma 8:29-30
29 Sebab siapa yang telah dipilihNya dari semula, Dia juga telah menentukan mereka untuk dijadikan serupa dengan
gambaran Anak-Nya, supaya Ia (Anak-Nya) menjadi yang sulung di antara banyak
saudara. 30 Lebih lagi, siapa yang telah ditentukan-Nya dari
semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan siapa yang
dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan siapa yang
dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Jadi
dari semula, sebelum manusia diciptakan, Tuhan sudah menentukan untuk memberi
manusia yang tertipu Setan, kesempatan untuk bisa selamat. Tuhan menyediakan
saranaNya, yaitu Allah Anak yang akan menjalani kematian kekal menggantikan
semua manusia, supaya manusia bisa mendapatkan hidup kekal dalam
Dia.
Jadi
siapa yang dipilih Allah sebelum dunia ini
diciptakan?
Manusia.
Semua manusia. Semua manusia diberi
kesempatan yang sama untuk bisa selamat. Dan karena yang dipilih adalah semua
manusia maka Tuhan juga memanggil semua manusia. Nah, Tuhan sudah lebih dulu
mengulurkan tanganNya. Jika manusia mau menyambut
uluran tangan Tuhan itu, maka dia akan dibenarkan oleh Tuhan, yang pada
akhirnya dia juga akan dimuliakan bila manusia itu setia sampai akhir.
Tetapi
bagaimana jika manusia itu tidak mau menerima uluran tangan Tuhan? Ya sudah,
Tuhan tidak bisa melanjutkan ke tahap berikutnya membenarkan manusia itu. Jadi
kesempatan untuk selamat yang dibuka oleh Tuhan, tapi itu sia-sia bagi manusia
yang menolak menerimanya, kesempatan dan sarana itu tidak terpakai. Manusia
yang menolak Yesus mati baginya, maka kelak dia harus menjalani kematian
kekalnya sendiri.
Bagian
Tuhan itu: memilih dan menentukan – memanggil – membenarkan – memuliakan.
Bagian
manusia itu: menerima panggilan Tuhan – mau dibenarkan – mau dimuliakan.
Jadi
harus ada kerjasama antara manusia dengan Tuhan. Kalau hanya Tuhan yang mau
tapi manusianya tidak mau, ya tidak jadi kerjasamanya.
JANJI YANG KEKAL
Maka,
begitu Adam berbuat dosa, Tuhan mengumumkan kepada Setan di hadapan Adam dan
Hawa, solusi yang SUDAH DISIAPKAN Tuhan sebelum dunia
diciptakan, sebelum Adam berbuat dosa, bahkan
sebelum Adam diciptakan. Jadi solusi itu
bukan mendadak baru dibuat Tuhan setelah Adam berdosa. Solusi itu sudah dibuat
di masa kekekalan, sudah disiapkan Tuhan sebelum Tuhan menciptakan Adam. Mari
kita lihat
Kejadian 3:15
Dan Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan, dan antara benihmu
dan Benihnya. Benihnya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan mememarkan
tumitNya.
Inilah perjanjian yang kekal, bahwa
manusia bisa diselamatkan di dalam Yesus Kristus. Yesus (Benih
perempuan) itu akan meremukkan kepala ular (Setan), dan ular (Setan) akan
mememarkan tumitNya. Kalau kepalanya remuk berarti ular (Setan) kalah kan? Kalau Setan dikalahkan,
berarti manusia-manusia yang disesatkannya bisa dibebaskan, kan?
Inilah perjanjian yang kekal itu.
Inilah hikmat Allah yang misterius, bahwa
Anak Allah akan datang ke dunia untuk menjalani kehidupan yang seharusnya
dihidupkan oleh manusia, dan menjalani kematian yang seharusnya dijalani
manusia, supaya manusia tidak usah mati kekal.
1 Korintus 2:7
Tetapi kami membicarakan hikmat Allah yang merupakan misteri, yaitu hikmat yang tersembunyi, yang sudah ditetapkan Allah sebelum dunia dijadikan, bagi kemuliaan kita.
Lihat?
Hikmat Allah yang misterius demi kemuliaan kita (kita dimuliakan setelah
diselamatkan kan?) itu sudah ditetapkan Allah kapan? “sebelum
dunia dijadikan”.
Janji yg kekal ini adalah janji yang dibuat Tuhan di
waktu kekekalan yang lampau sebelum Dia menciptakan manusia, bahwa jika nanti manusia jatuh dalam dosa, Tuhan yang akan
menyelamatkan manusia melalui pengorbanan Yesus Kristus. Dengan demikian manusia yang berdosa masih punya peluang untuk selamat di dalam Yesus
Kristus. Yesus Kristus sudah teken kontrak untuk mati menggantikan
manusia berdosa. Sejak kapan? Sejak sebelum
dunia diciptakan.
1 Petrus 1:18-20
18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu tidak
ditebus dengan benda-benda yang fana seperti perak atau emas, dari cara hidupmu
yang sia-sia yang kamu warisi dari tradisi nenek moyangmu, 19 melainkan dengan darah Kristus
yang mahal, sebagaimana seekor domba yang tanpa cela dan tanpa cacat. 20 yang sungguh-sungguh sudah ditentukan sebelum dunia dijadikan, namun dinyatakan pada
akhir masa ini untuk kamu.
Jadi
Kristus sudah berjanji akan dikurbankan seperti domba kurban yang tanpa cela
dan cacat untuk menebus kita; sejak kapan
janji itu dibuat? “sebelum
dunia dijadikan”. Ini
tulisan Petrus, jadi bukan hanya Paulus yang menulis demikian, Petrus juga.
Dan
sekarang kita lihat tulisan Yohanes.
Wahyu 13:8
Dan semua yang diam di atas bumi akan
menyembahnya, yang namanya tidak
tertulis di dalam kitab kehidupan Sang Domba, yang telah disembelih dari fondasi dunia
Kita
lihat bagian akhir ayat ini saja, karena bagian depannya bicara tentang
orang-orang yang menerima tanda Binatang (topik yang lain).
Perhatikan
saja bagian akhirnya. Kapan Sang Domba disembelih? Yohanes menulis, “Sang Domba, yang telah
disembelih dari fondasi dunia”. Yesus memang
baru mati tahun 31 AD, tetapi Dia sudah “disembelih” ketika dunia masih
direncanakan akan dijadikan. Artinya, kontrak/perjanjian bahwa Dia akan mati
sebagai domba kurban untuk menebus manusia itu sudah dibuat “dari fondasi dunia”, untuk dieksekusi di
tahun 31 AD nanti. Apa artinya “dari fondasi dunia”? Artinya
sama dengan “sebelum
dunia dijadikan”, sejak penciptaan dunia ini masih direncanakan. Semua
rencana/rancangan itu adalah fondasi/dasar dari segala yang akan dibuat.
Sebelum mau bikin sesuatu, harus ada rencana/rancangannya lebih dulu, kan? Jadi
rancangan itulah “fondasi” dari pekerjaan yang akan dilakukan.
Mengapa
janji itu disebut perjanjian
yang kekal? Ada dua alasan:
1. Karena
janji itu dibuat di masa kekekalan lampau, sebelum dunia
dijadikan.
Perhitungan waktu hanya
ada di dunia ini setelah
dunia ini jatuh dalam dosa. Setelah manusia berdosa, segala sesuatu di dunia
ini harus mati, jadi hidup ada batas waktunya. Karena ada batasnya, maka ada
perhitungan waktu untuk membedakan usia. Ada bedanya antara manusia berusia 4
tahun, 40 tahun, dan 80 tahun.
Di
Surga waktu tidak ada batasnya, tidak
ada yang menjadi tua atau sakit atau mati. Semuanya tetap tidak berubah.
Jadi di sana tidak ada perhitungan waktu, waktunya kekal, jadi
disebut waktu/masa kekekalan, karena semuanya kekal. Jadi perjanjian
yang dibuat di masa itu juga disebut Perjanjian yang kekal.
2. Perjanjian
itu juga berlaku selamanya, jadi sifatnya juga kekal.
Mengapa
Tuhan merasa harus membuat janji yang kekal ini untuk menebus manusia?
Karena
kalau bukan
Tuhan yang menyelamatkan, manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah
Setan berhasil menipu Adam, maka semua manusia itu kehilangan kemuliaan Allah, karena
semua manusia telah berbuat dosa.
Roma 3:10, 23
10 seperti ada tertulis:
‘Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.’ 23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.
Ini bukan mengatakan semua orang menanggung dosa Adam lho,
karena ada denominasi yang mengajarkan bahwa manusia itu lahir dengan “dosa
asal”. Tidak, setiap orang menanggung dosa yang dilakukannya sendiri, bukan
dosa nenek moyangnya. Seorang bayi itu lahir dalam kondisi tidak punya dosa.
Tapi setelah dia bertumbuh, saat dia bisa membedakan mana yang benar mana yang
salah, maka dia bisa mulai berbuat dosa bila dia memilih untuk melakukan yang
salah. Jadi dosa itu bukan warisan, dosa itu pilihan setiap
manusia.
Dan
manusia
tidak bisa memperbaiki kondisi itu dengan upaya mereka sendiri dengan cara apa
pun. Hanya darah Kristus-lah yang bisa menghapus dosa.
Matius 26:28
Sebab inilah darah-Ku dari perjanjian yang baru, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
Mengapa? Karena:
Ibrani 9:22
...tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Jadi
jelaslah, bahwa apa pun yang dilakukan manusia, TIDAK ADA SATU PUN
PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI YANG BISA MENGAMPUNI DOSANYA.
Upaya
Adam dan Hawa mengambil daun-daun ara untuk menjadikannya penutup tubuh mereka,
itu tidak cukup. Tuhan harus mengurbankan domba yang kulitnya dijadikan pakaian
mereka. Inilah lambang pertama, bahwa hanya dengan mengenakan kulit domba (domba melambangkan Kristus), manusia bisa menutupi
ketelanjangannya di hadapan Tuhan. Dan
Tuhan tidak lagi melihat ketelanjangan (kondisi berdosa) mereka, tetapi Tuhan
melihat kulit domba (kebenaran Kristus) sehingga mereka dibenarkan oleh
Kristus.
PEMBENARAN MELALUI IMAN (DIBENARKAN MELALUI IMAN)
Kita
sudah mengenal cerita tentang seorang perwira Roma di Matius pasal 8:5-10 yang
pelayannya sakit dan dia minta Yesus menyembuhkannya. Yesus mengatakan akan ke
rumahnya. Tetapi tentara Roma ini merasa rumahnya tidak layak menerima Yesus,
Yesus tidak usah datang. Cukup Yesus mengucapkan kata-kataNya saja, dia yakin
pelayannya akan sembuh. Ini yang namanya
I M A N, meyakini apa yang belum
terbukti, apa yang tidak tampak. Perwira Roma itu percaya
total kepada Yesus, kepada kata-kataNya (Firman), menyadari bahwa dirinya
sendiri tidak sanggup melakukan apa-apa, dan tanpa keraguan sedikit pun, dia
yakin 100% bahwa Yesus punya kuasa untuk
menyembuhkan. Dan hebatnya, perwira Roma ini bukan orang Kristen, bukan orang
Yahudi, dia adalah orang kafir, tidak kenal Taurat, tidak kenal kitab
nabi-nabi, tidak menyembah Tuhan. Tetapi apa kata Yesus?
Matius 8:10
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun bahkan tidak di antara orang Israel.
Perwira Roma ini tidak dibenarkan
karena dia datang ke sinagog (gereja) menyembah Allah, dia tidak dibenarkan
karena dia hafal seluruh kitab Taurat dan kitab nabi-nabi, dia tidak dibenarkan
karena berbuat kebaikan, beramal atau memberi persembahan, tidak dibenarkan
karena dia berpuasa atau mendanai panti asuhan. Dia MELULU DIBENARKAN
KARENA IMANNYA KEPADA YESUS, lain tidak.
Titus 3:5
bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmatNya, Dia menyelamatkan kita…
Banyak dari kita yang kurang memahami
konsep pembenaran oleh iman ini. Seringkali kita menganggap diri kita adalah
orang baik-baik. Kita tidak mencuri, tidak membunuh, setia kepada pasangan
kita, kita beribadah, kita memberi persembahan, kita beramal, kita menolong
orang lain, kita jujur dalam transaksi kita, kita tidak berbohong, kita bayar
pajak sesuai peraturan, kita patuh kepada pemerintah, kita tidak berbuat onar,
kita hidup damai dengan semua orang, kita baik kepada tetangga, kita menolong
orang miskin, kita hidup sebagai orang-orang yang baik. Dan kita berbangga
karena kita adalah orang-orang yang baik.
Semua ini bagus! Tetapi semua ini tidak
bisa membenarkan kita dari semua dosa kita.
Tuhan tidak mendebet-kredit rekening
kita, teman-teman.
Kita tidak bisa beranggapan, jika kita
punya dosa 10, dan kita sudah berbuat baik 12 kali, maka dosa yang 10 itu sudah
terbayar, malah masih punya 2 pahala. Tidak.
Manusia tidak bisa menghapus dosanya sendiri. SEMUA PERBUATAN BAIK KITA SENDIRI TIDAK BISA MENGHAPUS
DOSA KITA.
Dosa itu tidak bisa dibayar dengan
perbuatan baik. Mengapa? Karena DOSA
ITU HANYA BISA HILANG APABILA DIAMPUNI! Siapa yang bisa
mengampuni? HANYA TUHAN! Mengapa? Karena dosa itu adalah pelanggaran terhadap Hukum
Allah.
1 Yohanes 3:4
Orang yang berbuat dosa, melanggar Hukum
Allah; sebab dosa adalah pelanggaran terhadap Hukum Allah.
Jelas kan, pihak yang dilanggar
HukumNya itulah yang berhak mengampuni. Pihak lain tidak bisa memberikan
pengampunan ini, karena bukan Hukumnya yang dilanggar. Apalagi diri kita
sendiri, yang berbuat kesalahan, kita TIDAK BISA MENGAMPUNI DOSA KITA SENDIRI DENGAN
MEMOTONGNYA DARI PERBUATAN BAIK KITA.
Hanya Kristus yang bisa menghapuskan
dosa-dosa kita. Dan untuk mendapatkan pengampuan hanya dengan MOHON KEPADA TUHAN. Tidak
usah bayar apa-apa. Tidak usah berbuat amal apa-apa, tidak harus disiksa, tidak
harus dihukum, tidak harus berdoa ini-itu beberapa ratus kali. TIDAK ADA YANG
PERLU KITA LAKUKAN SELAIN MEMOHON DENGAN TULUS. Tidak ada apa pun yang bisa dilakukan
manusia untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Tuhan selain dari memohonnya, dan dengan iman, kita akan mendapatkan pengampunan itu.
Markus 2:5
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada yang
sakit lumpuh itu, ‘Anak-Ku, dosamu diampuni.’
LALU APAKAH PERBUATAN BAIK ITU ADA GUNANYA?
Umumnya manusia menganggap berbuat baik
itu sebenarnya suatu beban yang berat, yang harus dipikul. Kalau mau jujur,
mungkin kita hanya berbuat baik karena takut dihukum, baik itu hukuman negara,
maupun hukuman Tuhan. Seandainya tidak ada ancaman
hukuman yang menggantung di atas kepala kita, mungkin kita tidak akan terlalu
berhati-hati dengan perbuatan kita. Ibaratnya kalau tidak ada
polisi, rambu-rambu lalulintas dilanggar saja. Sesungguhnya Setan sudah menanamkan di dalam kepala kita bahwa berbuat tidak baik
itu menyenangkan, exciting, menarik,
menguntungkan, dan tidak membosankan. Banyak orang menganggap,
orang-orang yang terlalu baik itu membosankan, segala-segala tidak berani,
segala-segala takut salah. Orang-orang yang berani menyerempet bahaya, itu yang
lebih menarik, lebih hidup, tidak membosankan. Bahkan ada pendapat bahwa “bad boy”, “bad ass” itu orang-orang
yang lebih menarik. Ya, teman-teman, itulah konsep yang ditanamkan Setan, itu
salah. Jangan percaya.
Selama kita berbuat
baik itu:
v mengandalkan
kemampuan kita sendiri,
v merasa
bahwa itu suatu kewajiban,
v karena
takut dihukum,
v agar
mendapat pahala,
maka bagi Tuhan segala perbuatan baik
itu tidak ada artinya, karena itu
menunjukkan bahwa kita masih berusaha
mengupayakan pembenaran diri kita sendiri lewat perbuatan kita.
Jadi bagaimana seharusnya?
Titus 3:5-8
3:5 bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmatNya Dia menyelamatkan kita, melalui pembasuhan yang
menghidupkan
kembali, dan pembaharuan oleh Roh
Kudus.
3:6 yang telah Dia curahkan kepada kita dengan berlimpah melalui Yesus Kristus,
Juruselamat kita.
3:7 Bahwa setelah dibenarkan oleh kasih karunia-Nya,
kita harus dijadikan ahliwaris sesuai harapan akan hidup kekal.
3:8 Ini perkataan yang
dapat dipercaya, dan aku mau engkau senantiasa meneguhkannya, agar mereka yang sudah percaya (beriman) dalam Allah, harus berhati-hati untuk tetap melakukan perbuatan-perbuatan baik. Hal-hal ini baik dan bermanfaat bagi manusia
Jadi,
setelah kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik kita melainkan karena
Tuhan mengasihi kita (rahmat Tuhan), kita diberikan kelahiran baru
dan hidup baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Nah, kelahiran baru dan hidup baru inilah yang harus kita
alami lebih dulu.
Tapi,
perhatikan: kata “kelahiran baru dan hidup baru” ini mempunyai makna yang
dalam juga. Apa? Artinya
KEHIDUPAN YANG LAMA HARUS MATI LEBIH
DULU. Bagaimana bisa ada
kelahiran baru jika yang lama tidak mati dulu?
Inilah
yang menjadi masalah kita sebagai orang Kristen. Mengapa kita masih terus-menerus berbuat
dosa yang sama? Kita tetap melanggar Hukum-hukum Tuhan yang sama.
Kita masih gemar melakukan hal-hal yang dilarang dan dibenci oleh Tuhan, karena
ORANG LAMA KITA BELUM MATI! Ego kita
yang lama belum ikhlas mati. Kita yang lama masih ingin hidup terus sebagaimana
hidup kita dulu sebelum kita menerima keselamatan dari Kristus.
Di
dalam upacara baptisan, orang Kristen dikuburkan bersama Kristus sebagai
lambang ORANG LAMA KITA YANG PENUH DOSA INI MATI BERSAMA KRISTUS. Jika pada
waktu kita dibaptiskan, orang lama kita belum bersedia
mati, bagaimana kita bisa dikuburkan bersama Kristus dalam baptisan?
Berarti nanti yang muncul dari air baptisan yang
melambangkan kebangkitan Kristus, bukan kita ciptaan yang baru, melainkan tetap kita orang yang lama! Dan keluar dari air baptisan, kita tetap hidup sebagai orang lama kita, yang gemar berbuat segala
yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, karena kita tidak lahir
baru. Itulah masalah kita. Banyak dari kita seumur hidupnya
sampai ke lubang kubur tidak pernah mengalami kelahiran baru.
Padahal, kata Kristus:
Yohanes 3:3
Yesus menjawab dan
berkata kepadanya, ‘Sungguh-sungguh Aku
berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.’
Tanpa
orang lama kita lebih dulu mati, kita tidak akan dilahirkan kembali dan kita
tidak akan memperoleh hidup baru, dan KITA TIDAK AKAN BISA MELIHAT KERAJAAN
ALLAH!
Jadi, bagaimana supaya orang lama kita
benar-benar mati dan dikuburkan bersama Kristus seperti yang dilambangkan dalam
upacara baptisan?
Matius 18:3
dan berkata, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kecuali kamu bertobat dan menjadi seperti anak kecil, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Kisah 8:22
Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan mohonlah kepada
Tuhan, sekiranya niat hatimu boleh diampuni darimu.
2 Korintus 7:9
Sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita,
melainkan karena dukacitamu menuntun kamu kepada
pertobatan. Sebab kamu
berdukacita menurut cara yang benar, sehingga
kamu tidak dirugikan apa pun oleh kami.
Di
atas ada tiga ayat yang memberikan keterangan tentang pertobatan yang benar,
bukan asal bertobat di mulut saja:
A) “BERTOBAT DAN MENJADI SEPERTI ANAK
KECIL”
Kita
yang sudah dewasa ini disuruh Yesus untuk menjadi seperti anak kecil lagi. Apa
ciri khas seorang anak kecil?
· Tidak berdaya.
Jadi
seberapa hebatnya dan berprestasinya kita di kehidupan dunia ini, kita harus menyadari
bahwa kita ini bukan apa-apa, kita tidak berdaya menyelamatkan diri kita
sendiri.
· Pasrah kepada orangtuanya.
Begitu
pula kita harus mau pasrah kepada Tuhan, izinkan Tuhan yang memimpin
hidup kita, bukan kita berjalan menurut keinginan kita sendiri.
Sering kita berkata kita pasrah kepada Tuhan, tetapi sebenarnya kita masih
memegang kemudi sendiri dan berharap Tuhan yang menyingkirkan rintangan di
depan kita. Tidak begitu seharusnya. Serahkan kemudinya kepada Tuhan, dan
biarlah kita menjadi penumpang saja. Tuhan akan membawa kita melewati semua
rintangan dengan selamat.
· Patuh kepada orangtuanya.
Begitu
pula kita harus mau patuh kepada Tuhan. Di zaman Yesus, hingga pertengahan abad
ke-20 pun, tidak akan terlintas di dalam pikiran seorang anak kecil
untuk melawan orangtuanya. Anak dulu itu tidak berani melawan
orangtuanya. Zaman sekarang anak kecil lebih berani membantah dan melawan.
Semakin lama dunia ini terkena dampak dosa, semakin lama Setan berkiprah di
sini, semakin merosotlah kondisi penghuninya. Tetapi Tuhan ingin kita menjadi
anak kecil di zaman Yesus, yang patuh kepadaNya.
B) “BERTOBATLAH DARI KEJAHATANMU DAN MOHONLAH KEPADA
TUHAN,”
· Bertobat dari kejahatan kita.
Untuk bisa bertobat, kita harus menyadari lebih dulu bahwa apa yang kita lakukan itu adalah
hal yang jahat.
Jika kita tidak benar-benar menyadari kejahatan kita, maka pertobatan kita itu
hampa. Sudahkah kita menyadari yang mana perbuatan kita yang jahat? Sudahkah
kita menyadari segala pelanggaran Hukum yang telah kita lakukan itu adalah
dosa? Jika kita tidak kenal mana yang Hukum Tuhan, bagaimana
kita tahu kita telah melanggarnya?
· Dan mohon kepada Tuhan minta pengampunan.
Hal ini sepertinya sudah menjadi
kata-kata yang klise bagi kita. Dalam setiap doa kita, pasti menjelang
akhirnya, kita berkata, “ampunilah dosaku yang banyak, dalam nama Yesus. Amin.”
Satu kalimat untuk mengcover semua dosa kita. Apakah demikian selayaknya? Jika kita kurang tahu bagaimana
seharusnya minta pengampunan, bukalah Alkitab dan bacalah
bagaimana nabi-nabi Tuhan memohon pengampunan. Lihatlah bagaimana
Daud, Daniel, Yeremia, dan yang lain-lain memohon pengampunan. Harus dengan hati yang hancur, dengan dukacita, dengann penyesalan yang
tulus.
C)
“DUKACITAMU
MENUNTUN KAMU KEPADA PERTOBATAN”
Jadi pertobatan kita itu harus diawali
dengan perasaan berduka. Hanya jika kita menyadari kekejaman dosa kita, barulah
kita bisa bertobat. Jika tidak ada perasaan dukacita ini, maka kita belum
benar-benar bertobat. Lihatlah bagaimana di ayat lain Yesus menyebutkan
bahwa harus ada rasa berkabung.
Matius 11:21
Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena andaikan mujizat-mujizat yang telah dibuat di tempatmu itu, dibuat di Tirus dan di Sidon, mereka sudah lama bertobat dalam pakaian berkabung dan abu.
· Berkabung.
Cara orang dulu berkabung itu dengan
mengenakan pakain dari goni hitam dan menaburkan abu ke atas kepalanya. Itu
lahiriahnya yang tampak. Tapi bukan cara berkabung seperti ini yang diminta
Tuhan, melainkan dengan dukacita besar karena menyadari betapa
jahatnya dosa-dosa kita, betapa selama ini kita telah menyakiti dan mengecewakan Tuhan
yang begitu baik kepada kita.
· Yang
sering menjadi kendala adalah, kita tidak merasa sejahat itu.
Rata-rata
kehidupan kita biasa-biasa saja, bukan penjahat. Ada teman yang pernah berkata,
“Aku tidak berbuat kesalahan apa-apa, mengapa aku harus minta ampun kepada
Tuhan?” Jika kita merasa demikian, maka pasti kita tidak bisa bertobat, karena kita tidak merasa kita perlu bertobat dari kesalahan apa pun. Karena itu memang lebih mudah bagi seorang penjahat untuk bertobat daripada orang-orang
biasa.
Itulah sebabnya
orang-orang Farisi di zaman Yesus susah bertobat karena mereka merasa mereka
sudah tidak berbuat dosa apa-apa. Hanya satu orang Farisi yang ditobatkan
secara spektakular oleh Tuhan sendiri, dan setelah dia bertobat, dia menyadari
bahwa semua “kebaikannya” dulu, semua nilai plusnya dulu adalah sampah. Kita
baca pengakuan Paulus:
Filipi 3:7-8
7 Tetapi apa yang dahulu kuanggap
menguntungkan bagiku, sekarang karena Kristus kuanggap tidak bernilai. 8 Malahan segala sesuatu juga kuanggap tidak
bernilai demi
keistimewaan pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, demi Dia-lah aku telah menderita kehilangan segala sesuatu, dan yang kuanggap sebagai sampah, supaya aku boleh memperoleh Kristus.
Jika hingga hari ini kita belum
menganggap segala “kelebihan” kita itu
sampah, maka kita belum bertobat yang sesungguhnya. Kita perlu minta bimbingan
Roh Kudus untuk menuntun kita kepada pertobatan yang sesungguhnya. Karena
sebelum kita sungguh-sungguh bertobat, orang lama kita tidak bisa mati, dan
kita tidak bisa dilahirkan kembali.
APA YANG KITA PEROLEH PADA WAKTU KITA
DILAHIRKAN KEMBALI DAN MENDAPATKAN HIDUP BARU?
Yehezkiel
36:26
Hati yang baru juga akan Aku berikan kamu, dan Roh yang baru akan Aku tempatkan di dalam kamu; dan
Aku akan mengeluarkan hatimu yang dari batu dari dagingmu, dan Aku akan memberi kamu hati dari daging.
Yehezkiel 11:19-20
19 Dan Aku akan memberikan
mereka sebuah hati, dan Aku akan memasukkan satu Roh yang baru dalam kamu; dan Aku akan mengeluarkan hati yang keras dari tubuh mereka, dan akan memberikan mereka hati dari daging. 20 supaya mereka boleh hidup menurut segala ketetapan-Ku dan memelihara peraturan-peraturan-Ku dan melakukan mereka; dan mereka akan menjadi umat-Ku
dan Aku akan menjadi Allah mereka.
Ibrani 8:10-12
10 ‘Karena inilah Perjanjian yang akan
Kubuat dengan kaum Israel sesudah waktu itu,’ firman Tuhan. ‘Aku akan menaruh Hukum-Ku dalam pikiran mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.’ 11 Dan mereka tidak akan mengajar setiap orang tetangganya dan setiap orang saudaranya, dengan mengatakan, ‘Kenallah Tuhan!’ Sebab semua
akan mengenal Aku, dari yang paling kecil hingga
yang paling besar. 12 Sebab Aku akan berbelas kasihan terhadap kesalahan mereka, dan dosa-dosa mereka dan kejahatan mereka
tidak akan Aku ingat lagi.
Jika
kita sudah dilahirkan kembali, maka penurutan kepada Hukum-hukum Tuhan berjalan
dengan penuh sukacita. Kita tidak melakukannya sebagai kewajiban yang berat,
karena takut ancaman neraka; tetapi kita melakukannya karena kita bergemar
melakukannya, kita ingin menyenangkan Tuhan, sebagai ucapan syukur kita
kepadaNya yang telah menyelamatkan kita. Dan sesungguhnya,
teman-teman, yang melakukan semua itu bukan lagi kita, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita!
Galatia 2:20
Aku tersalib
bersama Kristus, namun begitu aku hidup;
tetapi bukan aku melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kujalani sekarang di dalam daging, aku
hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan telah menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Karena
Kristus yang hidup di dalam kita itulah, kita memperoleh pembenaran. Pembenaran
itu bukan karena kita, tetapi karena Kristus yang hidup di dalam kita.
Lebih
lanjut sedikit. Apakah setelah mengalami kelahiran baru
kita tidak bisa berbuat dosa lagi?
BISA! Karena
Iblis selalu mencari kesempatan untuk menjerat kita dan membawa kita ke
perbudakan dosa lagi, dan kita punya kelemahan suka kurang berhati-hati,
gampang takabur, menyepelekan, menganggap tidak apa-apa, jadi kita bisa
terjerumus masuk jerat Iblis lagi.
Lihat
saja Petrus. Setelah mendapat curahan Roh Kudus, setelah menjadi rasul dan
mengabarkan injil ke mana-mana, dia tetap bisa berbuat dosa. Kita bisa membaca
kisahnya di Galatia 2:11-14. Kita lihat
saja teguran keras yang dilontarkan Paulus kepada Petrus tentang kesalahannya
itu:
11 Tetapi waktu Petrus (Kefas) tiba di Antiokhia,
aku secara terbuka menentangnya, sebab ia layak disalahkan. 12 Karena sebelum beberapa orang dari Yakobus datang, ia makan bersama saudara-saudara non-Yahudi, tetapi ketika mereka datang, ia mengundurkan diri dan memisahkan dirinya, karena takut akan
saudara-saudara yang bersunat. 13 Dan orang-orang Yahudi yang lain juga sama bubar bersamanya, sehingga Barnabas pun terseret oleh kemunafikan mereka. 14 Tetapi waktu kulihat,
bahwa kelakuan mereka itu tidak benar
menurut kebenaran Injil, aku berkata kepada Petrus di
hadapan mereka semua, ‘Jika engkau, yang seorang
Yahudi, hidup menurut cara kafir, dan tidak seperti orang Yahudi, mengapa engkau memaksa saudara-saudara
non-Yahudi untuk hidup seperti orang
Yahudi?’
LALU
APA BEDANYA LAHIR BARU DAN TIDAK LAHIR BARU JIKA SAMA-SAMA MASIH BERBUAT DOSA?
Beda.
Orang yang sudah lahir baru:
1. lebih peka terhadap dosa.
Lebih cepat sadar bila dia berbuat dosa karena dia sudah
memilik hati yang baru yang sudah taat kepada Hukum-Hukum Tuhan.
2. dia
tidak akan
berkubang di dalam dosanya itu,
artinya
tidak menetap terus di dalam dosa itu. Dia bisa saja berbuat dosa satu saat
karena kelemahannya, tapi begitu dia sadar, dia akan segera meninggalkan dosa
itu dan tidak melakukannya lagi karena dia mengasihi Allah.
Orang yang belum dilahirkan baru:
1. tidak begitu peka terhadap dosa.
Dia
belum memiliki hati baru. Dia tidak begitu mengenal Hukum-hukum Tuhan. Apa yang
dianggap dosa oleh Allah, dia menganggapnya bukan dosa.
2. Karena
tidak merasa bahwa apa yang dilakukannya itu termasuk dosa, maka dia akan
bertahan lebih lama di dalam dosanya itu.
Akibatnya
dia lebih mudah melakukan dosa yang sama berulang-ulang, melanggar Hukum Tuhan
yang sama berulang-ulang. Tuhan akan memakai banyak cara untuk menyadarkannya,
baik lewat bisikan Roh Kudus maupun lewat teguran manusia, lewat tulisan, atau
sarana lainnya. Jika dia perseptif, jika dia mau mendengar, dan menyadari
kesalahannya, maka jalan pertobatan dan pengampunan terbuka baginya. Tetapi
jika dia berkeras hati, maka inilah yang diperingatkan Paulus:
Roma 2:4-8
4Apakah engkau menganggap sepele kekayaan kemurahan-Nya, toleransi dan panjang
sabar-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa kemurahan Allah itu menuntun engkau
kepada pertobatan? 5 Tetapi menuruti
hatimu yang keras
dan tidak mau bertobat, engkau menimbun
murka bagi dirimu sendiri pada hari murka dan dinyatakannya penghakiman Allah yang adil. 6
Ia akan membalas setiap orang menurut
perbuatannya, 7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun terus-menerus berbuat baik, mencari kemuliaan,
kehormatan dan ketidakbinasaan, 8 tetapi kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman; murka dan geram, 9 kesengsaraan
dan penderitaan, pada setiap orang yang
berbuat jahat, pada orang
Yahudi dulu dan juga pada orang Yunani.
Banyak manusia yang karena merasa
hidupnya selama ini oke-oke saja walaupun dia sadar bahwa dia tidak hidup
menurut Hukum Allah, lupa bahwa suatu hari dia harus mempertanggungjawabkan
semua perbuatannya. Banyak orang yang hidup makmur dan senang di dunia, pada
hari penghakiman akan kaget ketika Tuhan menimpakan hukuman pada mereka untuk
semua dosa yang telah mereka timbun.
Jadi
bagaimana kalau kita yang telah memiliki hati baru, yang telah
mengalami kelahiran baru berbuat dosa lagi?
1 Yohanes 1:9
Jika kita mengakui dosa kita, Ia setia dan adil untuk mengampuni kita
dari segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan
Didahului
oleh kesadaran bahwa kita telah berbuat dosa, disertai rasa sedih karena kita
telah mengecewakan Tuhan, kita menyesali, kita akui dosa itu, dan kita bertobat
dari kesalahan itu (artinya tidak melakukannya lagi), maka Tuhan akan
mengampuni dosa kita dan menyucikan kita lagi dari segala kejahatan kita. Kita
kembali dibenarkan.
Amin.
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar