158. MENGASIHI SESAMA ALA KRISTUS
______________________________________________________________
Sebagai orang Kristen khotbah yang paling sering kita dengar adalah tentang KASIH. Allah itu kasih, dan the golden rules atau Hukum terutama dalam Taurat juga bicara tentang kasih (Matius 22:37-39, Markus 12:33):
1. Mengasihi
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap
akal budimu dan segenap kekuatanmu. Itulah Hukum yang
terutama dan yang pertama.
2. Dan Hukum yang kedua, yang sama dengan
itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Kebanyakan yang dipentingkan oleh orang Kristen
adalah poin ke-2, dan ayat yang mereka pakai sebagai dasar adalah 1 Yohanes 4:20
Jikalau seorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah,’ dan membenci
saudaranya, ia seorang pendusta, karena dia yang
tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, mana
bisa dia mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya?
Lalu untuk mengaplikasikan “kasih kepada sesama saudara” ini, orang Kristen
kehilangan arah. Segala dianggap baik. Segala dianggap betul. Tidak
menyalahkan apa pun. Tidak menyalahkan siapa pun, tidak bicara tentang dosa, merancukan
makna antara mengenal kebenaran dengan menghakimi orang lain.
ü LGBT, oke. Setuju.
Siapa aku menghakimi? Pro saja, sampai
ikut pasang lambang tiga warna di profil Facebooknya. Kalau tidak, nanti dicap
tidak intelek, tidak modern.
ü Berbohong, oke.
Pro, tidak apa-apa, “white lies” atau
“bohong demi kebaikan”. Itu dibutuhkan dalam pergaulan, supaya tidak
menyinggung perasaan orang lain. Harus supel dalam pergaulan, supaya populer.
ü Selingkuh, oke.
Pro, sudah zamannya, biasa itu. Semua
orang melakukannya. Dan kalaupun kita tidak melakukannya, jangan menyalahkan
mereka yang melakukannya.
ü Kumpul kebo, oke.
Semua orang melakukannya. Belum siap
untuk nikah, tapi tidak berarti harus menunggu. Atau memang hubungan ini cuma
untuk iseng-iseng, tidak permanen.
ü Perceraian pun oke.
Janji pernikahan? Janji tinggal janji,
bulan madu hanya mimpi. Lem birulah, lempar yang lama ganti yang baru, yang
lama sudah model tua, sudah bosan, sekarang keluar model baru.
ü Menyimpang dari Alkitab,
oke.
Pro, Alkitab sudah digantikan oleh
tulisan “orang-orang suci” lainnya. Tuhan juga bisa berbuat kesalahan,
peraturanNya sudah kadaluwarsa, jadi FirmanNya perlu direvisi atau diralat dari
waktu ke waktu oleh manusia-manusia yang “suci” yang lebih tahu daripada Tuhan.
ü Menolak Alkitab sebagai Firman
Allah dan kitab yang berasal dari Tuhan.
Alkitab dianggap setara buku dongeng
yang berisikan cerita khayal karangan manusia. Kisah Penciptaan dunia ini dan
isinya seperti yang tertulis di Alkitab, ditolak sebagai tidak saintifik. Begitu
juga kisah Air Bah di zaman Nuh, ketika dunia yang pertama dibinasakan Allah. Orang
Kristen justru lebih percaya pada Teori Big Bang.
ü Teori Evolusi, setuju.
Yang masih percaya kisah Penciptaan di
Alkitab itu tidak terpelajar, tidak ilmiah. Lebih baik memilih monyet sebagai
nenek moyang daripada diciptakan oleh tangan Allah sendiri.
ü Bahkan
melanggar
perintah dan Hukum Tuhan pun oke.
Pro, asal sudah mengasihi sesama,
menjadi donatur panti-panti, aktif dalam organisasi sosial, bagi-bagi sembako,
semua peraturan Tuhan yang lain tidak perlu dipikir.
Memang
seperti inikah yang diminta Yesus dari murid-muridNya untuk mengasihi sesama?
Apakah dengan mengasihi sesama berarti kita
berkompromi dengan dosa?
Apakah
mengasihi sesama itu artinya kita membutakan mata terhadap apa yang salah?
Apakah
mengasihi sesama itu artinya kita membenarkan semua pelanggaran perintah dan
Hukum Tuhan?
Jika seperti
itu cara kita mengasihi sesama, maka itu sungguh bukan cara Kristus
mengasihi sesama!
Orang Kristen
sudah keblinger oleh pemikiran modernnya sendiri, jika itu anggapan mereka.
Mari kita
kembali ke Hukum yang Terutama menurut Yesus.
Kita baca
dulu dari injil Matius:
22:37 Yesus berkata
kepadanya, ‘Engkau harus mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah Perintah
yang utama dan yang pertama.
22:39 Dan yang kedua, sama seperti itu: Engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’
Kemudian
kita baca dari injil Markus:
12:33 Dan mengasihi Dia dengan segenap hati, dan dengan segenap pengertian, dan dengan segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan, dan mengasihi sesama manusia seperti dirinya
sendiri adalah lebih daripada semua kurban bakaran dan kurban sembelihan.
Jadi apa
Hukum YANG PERTAMA DAN TERUTAMA?
v
Mengasihi TUHAN ALLAHmu.
Bagaimana caranya mengasihi Tuhan Allah
kita?
ü
Dengan
segenap hati
ü
Dengan
segenap jiwa
ü
Dengan
segenap akal budi/pengertian
ü
Dengan
segenap kekuatan
Jadi, kita harus teliti dalam membaca
Alkitab. Apa Hukum YANG PERTAMA DAN TERUTAMA?
Kalau sudah “pertama” berarti tidak ada
yang mendahuluinya, benar?
Kalau sudah “terutama” berarti tidak
ada yang lebih penting daripadanya, betul tidak?
Jadi, MENGASIHI TUHAN ALLAH DENGAN SEGENAP-SEGENAP KITA,
itu adalah Hukum yang pertama dan terutama. Tidak ada Hukum lain yang bisa
mengalahkan Hukum ini. Hukum ini harus DI
ATAS SEGALA HUKUM YANG LAIN, betul?
Berarti juga DI ATAS MENGASIHI SESAMA MANUSIA. Betul?
Mungkin ada
orang Kristen yang tidak setuju dan berdalih, tetapi 1 Yohanes 4:20 jelas berkata:
Jikalau seorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah,’ dan membenci
saudaranya, ia seorang pendusta, karena dia yang
tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, mana
bisa dia mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya?
Lalu
orang-orang Kristen yang tidak mau membaca dengan teliti, menyimpulkan bahwa mengasihi saudara/sesama itu
berarti sudah mengasihi Allah.
Betulkah
begitu?
TIDAK!
Perhatikan
kalimat ini adalah kalimat yang NEGATIF, bukan kalimat yang POSITIF. Ada kata “TIDAK” dalam kalimat ini. Coba kita baca lagi yang teliti:
…dia yang TIDAK mengasihi saudaranya yang dilihatnya, mana bisa dia mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya?
Jadi ini berbicara tentang kondisi yang
NEGATIF: Jika kita TIDAK mengasihi sesama, mana mungkin kita mengasihi Allah.
Apakah ini benar? 100% benar, tidak
mungkin salah, karena Yohanes menulis di bawah pimpinan Roh Kudus.
Jadi, sekali lagi, Roh Kudus lewat
tangan Yohanes berkata, orang yang tidak mengasihi sesama, tidak mungkin
mengasihi Allah.
Tetapi kalimat yang NEGATIF tidak selalu, tidak automatis,
memiliki makna yang sebaliknya bila diubah menjadi kalimat yang POSITIF.
Ini tidak berarti, jika kita
mengasihi sesama berarti kita sudah mengasihi Allah! Mengapa? Karena rumusnya mengasihi Allah itu yang pertama
dan terutama. Harus mengasihi Allah dulu, kelanjutannya baru mengasihi sesama.
Kalau hanya mengasihi sesama bukan jaminan sudah mengasihi Allah.
Bisa dipahami?
Contoh: “Kalau kamu tidak minum air
putih, kamu tidak sehat.” Apakah berarti kalau kamu minum air putih, kamu pasti
sehat? Tidak! Banyak orang yang minum air putih tapi juga tidak sehat. Masih
ada banyak faktor yang lain, misalnya apakah minum air putihnya dalam jumlah
yang cukup, apakah makanannya bergizi, apakah pola hidupnya sehat, apakah dia
punya penyakit turunan, dll. Itu semua ikut menentukan. Tetapi kalau kamu tidak
minum air putih, kamu pasti tidak sehat.
Jadi kalimat yang dalam bentuk negatif,
tidak otomatis memiliki makna yang sebaliknya bila kata “tidak”nya dihilangkan.
Maka:
“orang yang tidak
mengasihi sesama, tidak mungkin mengasihi Allah” TIDAK AUTOMATIS BERARTI “orang yang mengasihi sesama, pasti mengasihi Allah”.
Bisa dipahami perbedaannya?
Buktinya?
Banyak orang filantropis di dunia ini,
penyandang mega-dana segala macam yayasan sosial yang tidak mengasihi Allah,
bahkan mereka tidak mengakui adanya Allah, mereka adalah orang-orang sekuler,
salah satunya yang pasti kita kenal adalah pemilik Facebook, Mark Zuckenberg.
Juga orang-orang yang terkenal di Amerika Serikat, yang tercatat dalam
wawancara tertanggal 25 November 2011:
(http://ieet.org/index.php/IEET/more/pellissier20111125)
ü Warren Buffett (yang menyumbang $40.785
milyar untuk kesehatan, pendidikan dan kemanusiaan)
ü Bill & Melinda Gates (yang menyumbang
$27.602 milyar untuk kesehatan global dan pengembangan, pendidikan)
ü George Soros (yang menyumbang $6.936 milyar)
Ini cuma beberapa contoh.
Dibandingkan persepuluhan dan persembahan
yang kita serahkan kepada Tuhan, sungguh tidak sebanding dengan pemberian
mereka. Padahal mereka mengaku atheis dan kita mengaku ber-Tuhan. Uang mereka
menyelamatkan banyak manusia, uang kita?
Apakah mereka mengasihi sesama? Ya, karena dengan dana mereka banyak jiwa tertolong dari penyakit, dari
kebodohan, dari keterbelakangan, dari penderitaan. Mereka bisa saja memakai
semua uang itu sendiri tapi mereka memilih untuk menyumbangkannya bagi kebaikan
orang banyak. Mereka mengasihi sesama.
Jadi, kita lihat,
MENGASIHI SESAMA TIDAK AUTOMATIS
BERARTI MENGASIHI
TUHAN
SEBALIKNYA, TIDAK MENGASIHI SESAMA,
ITU PASTI TIDAK MENGASIHI
TUHAN !!
Tricky, bukan?
Sekarang kita lihat apa kata Tuhan tentang hal ini.
Apakah kesimpulan kita salah atau tidak.
Mari kita baca lagi 1 Yohanes 4:20-21
4:20 Jikalau
seorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah,’ dan membenci saudaranya, ia seorang
pendusta, karena dia yang tidak mengasihi
saudaranya yang dilihatnya, mana bisa dia mengasihi
Allah yang tidak dilihatnya?
4:21 Dan perintah
ini kita terima dari Dia, yakni dia yang
mengasihi Allah, mengasihi saudaranya juga.
Apa kata ayat 21? “perintah
ini kita terima dari Dia”, perhatikan kata yang dipakai: “PERINTAH”. Perintah itu artinya apa? PENUGASAN DARI YANG DI ATAS KEPADA YANG DI
BAWAHNYA, YANG TIDAK BISA DITOLAK, benar? Ini bukan permintaan, tapi
perintah.
Perintah dari TUHAN kepada umatNya.
Apa perintahnya? “dia yang mengasihi
Allah, mengasihi saudaranya juga”.
Apa yang diperintahkan?
“mengasihi saudaranya juga”. Jadi ini konsekuensi dari mengasihi
Allah.
Siapa yang diberi perintah?
“Dia yang mengasihi Allah”
Jadi yang mana yang lebih dulu?
Mengasihi Allah lebih dulu atau mengasihi saudaranya lebih dulu? Lihat di mana kata “juga” terletak? Di bagian
mengasihi Allah atau di bagian mengasihi saudaranya? Di bagian mengasihi
saudaranya. Kata “juga” berarti mengikuti yang sebelumnya, bukan? Berarti orang sudah mengasihi Allah dulu, baru setelah itu juga mengasihi saudaranya.
Jadi jangan mengganti kalimat Roh
Kudus.
BUKAN MENGASIHI MANUSIA IDENTIK/SAMA DENGAN MENGASIHI TUHAN. SALAH itu! Mengasihi manusia ya
mengasihi manusia, belum tentu itu karena mengasihi Tuhan.
Tetapi kalau orang sungguh-sungguh
mengasihi Tuhan, sudah pasti dia akan mengasihi sesama manusianya, yang juga
diciptakan dalam bentuk dan rupa Tuhan, sama seperti dirinya.
Jadi jangan salah ya, jangan terbalik.
Kita harus belajar mengasihi Tuhan dulu, baru kita mengasihi
sesama manusia.
Jika kita hanya mengasihi manusia,
tetapi tidak mengasihi Tuhan, itu tidak ada manfaatnya buat kerohanian kita.
Nah, setelah kita tahu bahwa kita harus
mengasihi Tuhan dulu, baru mengasihi manusia, maka CARA KITA MENGASIHI MANUSIA HARUSLAH BERDASARKAN CARA
TUHAN, BUKAN BERTENTANGAN DENGAN CARA TUHAN.
ü Jadi
bukan dengan
cara berkompromi dengan apa yang jelas-jelas sudah dikategorikan Tuhan sebagai
dosa/kesalahan,
melainkan dengan memperkenalkan
kebenaran Tuhan kepada orang-orang yang tenggelam di dalam dosa itu.
ü Bukan dengan membenarkan
atau menyetujui atau mendukung perbuatan dosa mereka,
tetapi dengan menunjukkan bahwa
perbuatan mereka itu melanggar Hukum Allah, dan membantu mereka untuk berserah
kepada Tuhan yang bisa mengeluarkan mereka dari jurang dosa itu.
ü Bukan dengan ikut
terseret perbuatan dosa
mereka,
tetapi dengan bantuan Tuhan mengajak
mereka mau meninggalkan dosa mereka.
Mengasihi sesama yang LGBT, atau pelaku
kejahatan lainnya, bukan dengan mengizinkan mereka
apalagi memfasilitasi mereka melanjutkan perbuatan mereka yang
jelas-jelas dikategorikan dosa oleh Tuhan sehingga mereka kelak binasa oleh api
Tuhan, tetapi perkenalkanlah Kristus yang bisa
menciptakan manusia yang baru bagi siapa pun yang menyerahkan hidupnya kepada
Dia.
Mengasihi sesama yang belum hidup dalam
kebenaran, bukan dengan membiarkan mereka tetap tersesat di sana sehingga kelak mereka tidak mendapat
bagian dalam hidup kekal, tetapi dengan memperkenalkan terang kebenaran Tuhan
kepada mereka supaya mereka tahu bahwa mereka tersesat dan punya kesempatan
untuk memilih jalan yang benar.
Mengasihi Tuhan ada caranya. Bagaimana?
Tentunya banyak yang masih ingat kata-kata Yesus sendiri:
Jikalau kamu mengasihi Aku,
turuti Perintah-perintah-Ku
(Yohanes 14:15)
Ini adalah ayat inti seluruh Alkitab.
INILAH
INTI SELURUH PELAJARAN TUHAN KEPADA MANUSIA, pelajaran yang diberikan Tuhan kepada pasangan manusia yang
pertama, nenek moyang kita, Adam dan Hawa.
Seandainya mereka menuruti semua
perintah Tuhan, mereka tidak sampai diusir keluar dari Eden, mereka tidak
sampai harus mati, dan kita keturunannya tidak sampai harus hidup menderita di
dunia ini menjadi korban mangsa Setan.
Tapi manusia tidak kapok-kapok, tidak
jera, walaupun manusia sudah tahu:
MENURUT TUHAN ITU A M A N
TIDAK MENURUT TUHAN ITU C E LA K A
Manusia tetap saja berani mati melanggar
perintah-perintah Tuhan. Lalu menyalahkan Tuhan tidak melindungi mereka jika
mereka kena masalah dan menderita.
Ada satu hal yang mungkin kurang
disadari teman-teman Kristen:
1. Jika kita tidak menuruti semua perintah
Tuhan, itu artinya kita tidak mengasihi Tuhan.
2. Jika kita tidak mengasihi Tuhan, itu
artinya kita sudah langsung melanggar Hukum yang pertama dan terutama!
Dan itu mengakibatkan pelanggaran
terhadap perintah-perintah yang lain, karena dosa itu tidak pernah muncul
sendiri, pasti dia mengajak temannya. Karena itu Yakobus 2:10 mengatakan
melanggar satu Perintah Tuhan berarti melanggar semuanya.
3. Siapa yang membuat Hukum ini? Tuhan.
Jadi jika kita melanggar Hukum yang
dibuat Tuhan, berarti kita tidak menghormati dan tidak menghargai Tuhan yang
membuat Hukum itu.
4. Jika kita tidak menghargai dan tidak menghormati
Tuhan yang menciptakan dan menyelamatkan kita, lalu di manakah kita
telah menempatkan diri kita sendiri?
Janganlah
dengan beralasan mau mengasihi sesama manusia lalu kita berani melanggar
perintah Tuhan.
Tuhan berkata LGBT itu dosa. Jangan kita
bilang itu bukan dosa, oh itu cuma penyakit, itu hak azasi mereka, dan
segala macam alasan yang kita dengar hari ini. Apa yang Tuhan bilang dosa, kita
harus juga bilang itu dosa. Kalau tidak, itu namanya kita melawan Tuhan!
Tuhan berkata berselingkuh itu dosa.
Jangan kita bilang itu bukan dosa, itu gaya hidup modern, surat nikah itu cuma
kertas, pasti Adam dan Hawa tidak punya surat nikah, dll.
Tuhan berkata menyimpang dari ajaran
Tuhan yang tertulis di Alkitab itu dosa. Jangan kita membenarkannya dan berkata
itu tidak apa-apa, yang lebih penting itu kasih, dan asal sudah mengasihi
sesama.
Kita mau melihat beberapa kategori
manusia yang menurut Tuhan tidak akan
selamat?
1 Korintus 6:9-10:
6:9 Atau tidak
tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak benar tidak akan mewarisi
Kerajaan Allah? Janganlah tertipu!
Baik pezinah
yang tidak punya pasangan resmi, maupun penyembah berhala, atau pezinah yang punya pasangan resmi, atau laki-laki yang menjadi perempuan, atau pelaku sodomi,
6:10 atau pencuri, atau orang yang serakah, atau pemabuk, atau pemfitnah, atau pemeras, tidak akan mewarisi Kerajaan
Allah
Yesaya 66:16-17
66: 16 Sebab dengan
api dan dengan pedang-Nya TUHAN akan mengadili segala
makhluk, dan orang-orang yang mati dibunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya.
66:17 Mereka yang
menguduskan diri dan mentahirkan dirinya di taman-taman, di
belakang seseorang yang di tengah, yang memakan daging babi dan
binatang-binatang yang jijik, serta tikus, akan dihanguskan semuanya, demikianlah firman TUHAN.
Wahyu 14:910
14:9 Dan malaikat yang ketiga mengikuti
mereka, dan berkata dengan suara nyaring: ‘Jikalau seorang menyembah Binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya,
14:10 maka ia sendiri
akan minum dari anggur murka Allah, yang dicurahkan
dengan seluruh kekuatannya ke dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa
dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata
Anak Domba.
Ini beberapa kategori yang disebut oleh
Tuhan siapa-siapa yang tidak mendapat bagian dalam keselamatan. 1 Korintus
6:9-10 dan Yesaya 66:16-17 sudah sangat jelas, tidak mungkin disalahpahami.
Keluaran
20:8 Ingatlah hari
Sabat, peliharalah kekudusannya
20:9 enam hari
lamanya engkau harus bekerja dan melakukan
segala pekerjaanmu
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau
orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan
bumi, laut dan segala isinya, dan telah berhenti
bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya
TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Inilah bentuk penyembahan atau worship
atau ibadah yang ditentukan oleh Tuhan sendiri, ketika Tuhan sendiri yang mengumandangkannya dari atas G.
Sinai, dan yang menulisNya dengan jariNya di atas dua loh batu yang
diberikanNya kepada Musa.
Cara beribadah ini masuk di dalam 10
Perintah Allah. Jadi ini adalah PERINTAH ALLAH, bukan sesuatu yang bisa
ditawar, bisa diganti. Tidak bisa. Ini adalah Perintah Allah.
Paling aman itu kita
patuh. Jangan protes, jangan mendebat, jangan menawar, jangan mencari alasan.
Patuhi saja. Ini perintah
dari Allah, Khalik semesta alam.
Kita yang punya anak tentunya bisa
membayangkan, jika kita minta anak kita melakukan sesuatu, lalu dia ngeyel
ini-itu, mendebat, protes, tidak mau dengan segala alasan, kita jengkel tidak?
Itu sama-sama manusianya. Yang memberi perintah manusia, yang menolak perintah
juga manusia. Bagaimana kalau yang memberi perintah itu Allah semesta alam?
Lalu kita yang cuma makhluk ciptaan ini berani berkelit macam-macam untuk tidak
patuh kepada Tuhan, apakah Allah tidak jengkel luar biasa?
Jika ada yang menganggap perintah ini
sudah tidak berlaku lagi, karena itu terjadi di zaman Perjanjian Lama, maka
marilah kita melihat ke apa yang tertulis di kitab yang terakhir di Perjanjian
Baru, di kitab Wahyu 14:6-7
14:6 Dan aku
melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada
Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan
kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan ia berseru
dengan suara nyaring: ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah
tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah
menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.’
Bandingkan Keluaran 20:11 dengan Wahyu
14:7 apakah isinya tidak sama? Wahyu pasal 14 merupakan seruan terakhir kepada
dunia supaya bertobat sebelum kedatangan Kristus yang kedua. Apa kata malaikat
itu? "Takutlah
akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan
sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata
air."
Bagaimana malaikat itu menyuruh manusia
menyembah Tuhan? Dengan menyembah Tuhan sebagai
Khalik Pencipta, yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua
mata air, betul?
Bagaimana di Keluaran pasal 20 Tuhan
mengajar manusia untuk menyembahNya sebagai Khalik Pencipta? Dengan mengingat
dan memelihara Sabat Hari Ketujuh, yang adalah SABAT TUHAN ALLAH. Jadi dengan memelihara hari ketujuh sebagai Sabat Tuhan Allah,
kita mengingat bahwa Tuhanlah yang telah menciptakan langit, bumi, laut dan
segala isinya.
Berarti jika kita tidak mengingat Sabat Hari Ketujuh sebagai
Sabat Tuhan Allah, kita tidak menyembah Tuhan sebagai Tuhan yang telah
menciptakan langit, bumi, laut dan segala isinya. Dan kita tidak menyembah
Tuhan sesuai cara yang dikehendaki Tuhan.
Bila kita mempelajari Wahyu, khususnya
tentang Binatang di pasal 13, maka kita akan tahu bahwa Binatang itu mengajarkan
dan kemudian memaksakan bentuk penyembahan yang berbeda dari yang diminta oleh
Tuhan. Binatang itu tidak mau menyembah Tuhan sebagai Pencipta langit dan bumi
dan laut dan segala isinya, dan Binatang itu menyesatkan manusia supaya mau
mengikuti model penyembahan yang dibuatnya sebagai tandingan penyembahan yang
asli yang ditentukan oleh Tuhan sendiri.
Bagi yang mau mempelajari Wahyu, bisa
dicari di blog LIMA GADIS BIJAK, seluruh pembahasan Wahyu pasal demi pasal ada
di sana.
Kembali kepada topik kita semula, yaitu
MENGASIHI SESAMA ALA KRISTUS, maka hendaknya kita mengingat:
1. pertama kita harus mengasihi Tuhan
dahulu,
maka jika kita mengasihi Tuhann, Tuhan
yang akan mengubah hati kita yang keras sehingga kita bisa mengasihi sesama
manusia, bukan dengan kasih kita, melainkan dengan kasih yang berasal dari
Tuhan.
2. Jangan kita terbalik, memfokuskan diri
pada mengasihi sesama manusia lebih dulu,
dengan melanggar perintah, Hukum, dan
ketentuan Tuhan demi membuktikan kepada manusia bahwa kita mengasihi sesama.
Ini bodoh.
3. Matius
10:37
Dia yang mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak
bagi-Ku; dan dia yang mengasihi anaknya
laki-laki atau perempuan lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Ini kata-kata Yesus sendiri. Jadi
mengasihi Tuhan dan melakukan segala perintahNya itu adalah prioritas kita yang
pertama. Yang lain-lain harus mengikuti rambu-rambu yang telah diberikan oleh
Tuhan.
Karena itu, janganlah kita mengkhianati
Tuhan. Yang Tuhan bilang salah, kita juga harus bilang salah,
jangan kita bela, jangan kita dukung, jangan kita fasilitasi, jangan kita
berbuat apa pun yang bersifat memberi angin kepada apa yang Tuhan sebut sebagai dosa. Jangan kita plin-plan supaya tampil intelek,
supaya tampil supel, supaya tampil “bijaksana”, supaya tampil “baik hati”, supaya
dianggap “cool”, supaya kita diterima oleh dunia, lalu apa yang Tuhan
kategorikan sebagai dosa, kita bilang itu bukan dosa. Kita justru menjerumuskan
orang yang berbuat dosa itu dan kita sendiri juga berbuat dosa.
Bagaimana
kalau kita lalu dibenci dunia karena kita dianggap tidak fleksibel, tidak
kompromis, tidak intelek, tidak modern, fanatik, kuno, konservatif, bahkan
farisi, dan tidak mengasihi sesama? Percayalah, jika kita berada
di pihak Tuhan, dunia akan selalu membenci kita, dan itu akan
berlangsung terus sampai kedatangan Yesus yang kedua kalinya.
Yesus sudah
meninggalkan pesanNya yang ditulis di injil Yohanes:
15: 18 Jikalau dunia membenci kamu, kamu tahu bahwa dunia
telah lebih dahulu membenci Aku sebelum dia
membencimu.
15:19 Andaikan
kamu dari dunia, tentulah dunia akan mengasihi
miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu keluar dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
15:20 Ingatlah perkataan
yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih besar daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya
kamu; jikalau mereka telah menuruti Firman-Ku,
mereka akan menuruti perkataanmu juga
Pertanyaannya:
SEBERAPA SERIUSKAH KITA
MENGASIHI KRISTUS? Apakah kasih kita kepada Kristus cukup besar untuk membuat kita mau
memikul salib kita dan mengikutiNya?
Memikul salib itu tidak mudah. Berdiri di pihak Tuhan itu tidak mudah,
karena itu menempatkan kita sebagai musuh dunia. Tetapi Tuhan berkata:
Matius
10:38
Dan dia yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Matius
10:22, 39
22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi dia yang bertahan hingga akhir akan diselamatkan.
39 Dia yang mencari nyawanya, akan kehilangan nyawanya, dan dia yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menemukannya.
Semoga kita
bertahan sampai kesudahan, dan kita beroleh selamat.
Amin.
15 03 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar