159. WASPADA PADA AJARAN
PALSU
______________________________________________________________
5:21 merendahkan
dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Allah.
5:22 Hai isteri-istri, tunduklah kepada suamimu sendiri
seperti kepada Tuhan,
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama
seperti Kristus adalah kepala jemaat dan Dialah
penyelamat tubuh (tubuh = jemaat).
5:24 Karena itu
sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, hendakya
istri-isteri demikian juga kepada suami-suami
mereka dalam segala hal.
5:25 Suami-suami, kasihilah isteri
kalian sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya
5:26 supaya Dia boleh menguduskannya dan
membersihkannya dengan pembasuhan
air, oleh
Firman.
5:27 Supaya Ia boleh menampilkan di
hadapan Diri-Nya, satu gereja yang mulia, tanpa
noda atau kerut atau apa pun yang seperti itu, tetapi agar
jemaat itu bisa
kudus dan tanpa cacat.
5:28 Demikian juga laki-laki
harus mengasihi isteri mereka seperti tubuh mereka sendiri: Dia
yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
5:29 Sebab tidak
pernah ada orang yang membenci tubuhnya sendiri, melainkan
memeliharanya dan menyayanginya, sama
seperti Tuhan terhadap jemaat,
5:30 karena kita
adalah anggota tubuh-Nya, dari dagingNya dan
dari tulangNya.
5:31 Karena alasan inilah laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya untuk dipersatukan dengan isterinya, dan keduanya itu menjadi satu daging.
5:32 Ini adalah misteri yang besar, tetapi yang aku
maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
5:33 Namun demikian, hendaknya
kamu masing-masing khususnya sedemikian
mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri; dan hendaknya isteri itu memastikan bahwa
dia menghormati suaminya.
Biasanya kita
mendengar ayat-ayat ini saat ada perkawinan, ada acara rumah tangga, atau
konseling pra-nikah. Tapi kita sekarang
tidak sedang bicara tentang pernikahan.
Perikop ini memiliki pesan ganda. Sekilas pesan yang
diberikan Paulus adalah kepada pasangan suami-istri, tetapi sebenarnya pesan
Paulus itu memiliki arti yang jauh lebih mendalam.
Kita ke ayat 32 dulu, apa kata Paulus di sana? “Ini adalah misteri yang
besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan
Kristus dan jemaat” Berarti memang benar di permukaannya Paulus sedang
bicara tentang hubungan suami-istri, tetapi yang lebih penting daripada itu
adalah Paulus
memakai ilustrasi hubungan suami-istri untuk menggambarkan hubungan antara
Kristus dengan jemaatNya.
Nah, kita di sini tidak perlu membahas tentang
hubungan suami-istri, tetapi kita langsung saja melihat hubungan Kristus dengan
jemaatNya.
5:21 merendahkan
dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Allah.
Ayat
21, kata yang diterjemahkan “merendahkan dirimu” itu berasal dari kata ὑποτασσόμενοι
[hypotassomenoi] yang
artinya, “subdue unto” [= tunduk kepada/mengakui ada di bawah kekuasaan pihak lain],
atau “be obedient to” [= patuh
kepada].
Jadi
kita bisa melihat bahwa ayat ini bicara tentang
KEPATUHAN, TUNDUK, MENGAKUI BERADA DI BAWAH WEWENANG PIHAK LAIN. Dalam
hal ini, sesama anggota jemaat disuruh saling menghormati, saling menghargai, mengakui
kewenangan satu sama lain, tidak boleh mau menang sendiri, tidak boleh minta
dihormati, tidak boleh merasa lebih unggul daripada yang lain. Karena itu dikatakan,
“merendahkan dirimu seorang kepada yang lain”. Ini bagian pertama.
Bagian
kedua, sangat menarik, apa katanya? “di dalam takut akan Allah” LAI
menerjemahkannya “Kristus” tetapi sebenarnya di tulisan salinan naskahnya yang
asli [Textus Receptus] adalah θεός [theos]
di
dalam KJV diterjemahkan “God” atau “Allah”. Jadi bukan hanya takut akan Kristus
saja, Pribadi Allah yang kedua, tetapi takut akan Allah.
Apa
artinya “di dalam takut akan Allah”? Artinya kehendak Allah yang harus
menjadi pola atau konsep hidup kita, termasuk bagaimana kita bersikap di dalam
jemaat satu sama lain, bukan?
Haruskah kita ~ jemaat ~ orang-orang Kristen yang sudah
diselamatkan ~ MASIH TAKUT AKAN ALLAH?
Karena
banyak gereja atau pendeta atau penginjil yang berkata ORANG KRISTEN TIDAK
PERLU TAKUT AKAN ALLAH LAGI, Allah itu kasih, Allah itu baik, kenapa harus
takut? Orang Kristen itu harus selalu penuh sukacita. Kita sudah tidak di bawah
Hukum tapi kita di bawah kasih karunia. Dengan kata lain, Allah sudah tidak
akan menghukum kita walaupun kita melanggar Hukum Allah, karena Hukum Allah
sudah dipakukan di salib. Wow! Ini konsep yang salah. Ini konsep yang
menyesatkan.
Betul,
orang
Kristen harus selalu penuh sukacita, mengapa? Karena dia telah diselamatkan.
Itu alasannya. Kristus telah mati bagi kita, kalau kita tetap setia kepada
Kristus, kita patuh pada Allah, kita tidak usah menjalani kematian kekal, jadi
kita patut bersukacita. Itu alasannya. Tetapi jangan beranggapan bahwa orang
Kristen selalu penuh sukacita karena dia boleh berbuat semau-maunya sendiri
yang bertentangan dengan kehendak Allah. Hukum Allah tetap ada, dan tetap berlaku,
haloooo, Hukum Allah tidak dipakukan di salib, yang
dipakukan di salib itu surat utang manusia (baca Kolose 2:14).
Betul,
Allah itu kasih, Allah itu baik, Allah mengasihi semua
orang berdosa dan Allah mau semua orang boleh selamat, Allah telah
menyediakan keselamatan itu yang diberikan kepada manusia secara gratis. Tidak
salah. Tapi Allah itu
juga mahakudus, Allah tidak menoleransi dosa, dan Allah itu mahaadil.
Karena itu seberapa pun besarnya kasih Allah kepada manusia sehingga Kristus
rela mati bagi manusia, tapi Allah tidak dapat membawa
manusia yang tetap hidup dalam dosa ke Surga, ke kerajaanNya yang hanya dihuni
oleh semua yang kudus. Karena itu Allah menenggelamkan seluruh dunia
di zaman Nuh; karena itu Saul, raja Israel pertama yang diurapi, mati
mengenaskan kehilangan keselamatannya; karena itu Ananias dan Safira mati di
hadapan Petrus; karena itu Yudas mati bunuh diri; mereka semua tidak bisa
dibawa ke Surga.
Hanya
bila manusia mau meninggalkan dosanya setelah dia diselamatkan, hanya bila
manusia itu hatinya diubahkan oleh kuasa Roh Kudus menjadi patuh dan tunduk
kepada Allah, menjadi ciptaan yang baru, yang hidup dalam Roh, barulah dia bisa
dibawa ke Surga bila Kristus datang menjemput umatNya kelak.
Surga nanti tidak akan diisi oleh manusia-manusia yang masih mempertahankan
dosanya. Surga hanya bisa disinggahi oleh manusia-manusia yang telah dikuduskan
oleh kuasa Roh Kudus.
Sejenak
mari kita lihat 2 Korintus 7:1 yang ditulis
oleh rasul yang sama, “…marilah kita menyucikan
diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, menyempurnakan kekudusan
kita dalam takut akan Allah.
Jadi
haruskah kita sudah kudus dulu SEBELUM kita bisa dijemput Kristus
saat kedatanganNya? Betul
sekali. Kita bukan dikuduskan nanti kalau sudah sampai di Surga. Kita tidak bakal bisa menginjak Surga bila kita belum kudus.
Jadi
Paulus yang
tulisannya sering diartikan oleh banyak orang Kristen sebagai telah
menghapuskan Hukum Tuhan, ternyata sebenarnya tidak pernah berkata demikian.
Hanya pemahaman manusia-manusia yang hobinya suka berbuat sesuka hatinya
sendiri yang mencari celah untuk membenarkan perbuatannya yang melanggar Hukum
Tuhan.
Lanjut.
5:22 Hai isteri-istri, tunduklah kepada suamimu sendiri
seperti kepada Tuhan,
Kembali
kita bertemu dengan kata “tunduk”, dan
dalam konteks berbicara mengenai hubungan antara jemaat dengan Tuhan, maka
“istri” yang adalah “jemaat” HARUS TUNDUK kepada
“suami” yang adalah “Tuhan”.
Apa
maksudnya tunduk kepada Tuhan? Langsung membungkuk hormat begitu mendengar kata
“Tuhan”? Tidak! Bagaimana jemaat itu
tunduk kepada Tuhan? DENGAN TUNDUK KEPADA KEHENDAK
TUHAN! Di mana kita menemukan daftar kehendak Tuhan? Ada di dalam semua Perintah
dan Hukum Tuhan yang tertulis di Alkitab!
Jangan mencari di tempat lain. Alkitab itu buku pedoman yang diberikan
Tuhan supaya manusia mengetahui apa kehendakNya.
O,
ternyata baru sampai di sini saja sudah jelas bahwa Perintah dan Hukum
Tuhan itu masih berlaku, masih mengikat, dan MASIH HARUS DIPATUHI, MASIH HARUS
DITURUTI.
Berikutnya:
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama
seperti Kristus adalah kepala jemaat dan
Dialah penyelamat tubuh (tubuh = jemaat).
Paulus
mengulangi lagi penjelasannya, Kristus itu kepala jemaat. Jemaat itu tubuhNya.
Dan Kristus-lah yang menyelamatkan tubuhNya, artinya Kristus yang menyelamatkan
jemaatNya.
Berarti
jemaatNya ini diselamatkan oleh siapa? Oleh Kristus. Bukan karena jemaatNya melakukan Hukum Allah.
Jangan lupa. Jika manusia merasa dia diselamatkan karena dia sudah mematuhi
Hukum Allah, maka yang menyelamatkan dia adalah perbuatannya sendiri. Itu
adalah konsep yang salah. Itu adalah konsep kepercayaan-kepercayaan di luar Kristen,
bahwa jika manusia berbuat baik, dia bisa selamat. Konsep Kristen bukan itu.
Konsep Kristen adalah Kristus-lah yang menyelamatkan
jemaatNya, bukan perbuatan baik jemaat itu
sendiri.
Tetapi,
apabilia jemaat yang sudah diselamatkan Kristus tidak mematuhi Hukum Allah,
maka dia akan kehilangan keselamatannya. Jadi ini perlu dipahami betul-betul. Mematuhi Hukum
Allah tidak menyelamatkan. Tetapi tidak mematuhi Hukum Allah, membuat kita
kehilangan keselamatan yang sudah diberikan kepada kita.
Lanjut.
5:24 Karena itu
sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, hendakya
istri-isteri demikian juga kepada suami-suami
mereka dalam segala hal.
Kembali
Paulus menegaskan lagi, jemaat itu harus apa kepada
Kristus? TUNDUK. Jadi berulang-ulang Paulus ulangi bahwa jemaat itu
harus tunduk kepada Kristus. Bagaimana caranya tunduk? Dengan melakukan segala
Perintah Kristus. Kristus sendiri berkata demikian: "Jikalau kamu
mengasihi Aku, turuti Perintah-perintah-Ku.” (Yohanes 14:15) Kata kuncinya adalah “turuti Perintah-perintah-Ku”
bukan cuma satu atau sebagian, bukan cuma apa yang kamu suka, bukan cuma apa
yang cocok untukmu, tapi semuanya,
seluruhnya, tidak ada yang terlewatkan.
Kalau membaca Firman Tuhan perhatikan
kata-katanya, setiap kata itu mengandung makna, jangan dikebut asal sehari
sudah membaca tiga pasal, sudah menunaikan kewajiban. Membaca Firman Tuhan
bukan menunaikan kewajiban, itu adalah makanan rohani kita, supaya rohani kita
hidup dan tidak mati kelaparan.
5:25 Suami-suami, kasihilah isteri
kalian sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan Diri-Nya baginya,
5:26 supaya Dia boleh menguduskannya dan
membersihkannya dengan pembasuhan
air, oleh
firman.
5:27 Supaya Ia boleh menampilkan di
hadapan Diri-Nya, satu gereja yang mulia, tanpa
noda atau kerut atau apa pun yang seperti itu, tetapi agar
jemaat itu bisa
kudus dan tanpa cacat.
Dari
3 ayat ini kita mendapatkan:
1. Kristus mengasihi jemaatNya
2. Kristus telah menyerahkan diriNya bagi
jemaatNya, yaitu dengan menjalani kematian kekal yang seharusnya dijalani
jemaatNya sendiri.
3. Kristus
mau menguduskan jemaatNya. Bagaimana Kristus bisa menguduskan jemaatNya? “dengan pembasuhan air” dan “Firman”.
Jadi ada
dua alat pembersih yang disebutkan di sini: (1) pembasuhan air = artinya dengan
baptisan yang merupakan lambang ikut dikuburkan dalam kematian Kristus dan ikut
dibangkitkan bersama Kristus. Dan (2) Firman = artinya dengan rajin mempelajari Firman,
hati kita dibersihkan, pikiran kita dikuduskan, kehendak kita menjadi lebih
sinkron dengan kehendak Tuhan.
4. Kristus mau menempatkan jemaatNya di
hadapanNya sebagai jemaat yang bagaimana?
ü Yang
mulia,
ü Yang
tanpa cacat (kata aslinya tanpa noda)
ü Yang tanpa
kerut
5. Supaya apa? Supaya jemaat itu KUDUS dan
TIDAK BERCELA.
Kembali
lagi Paulus menegaskan bahwa jemaat Kristus harus apa? JEMAATNYA HARUS
KUDUS DAN TANPA NODA.
Kudus
itu artinya berdosa atau tidak? Jelas tidak.
Tanpa
noda itu artinya tidak punya kesalahan, berarti jemaat ini segalanya sudah
benar menurut ketentuan Tuhan, menurut Alkitab, iya kan? Kalau masih ada yang
bisa disalahkan, berarti masih tidak benar menurut ketentuan Tuhan. Berarti jemaat ini sudah SELURUHNYA benar, SELURUHNYA sesuai ketentuan Tuhan, SELURUHNYA
SESUAI HUKUM DAN PERINTAH TUHAN.
Tanpa
berkerut artinya karakternya sudah digosok/diseterika halus, sudah licin, sudah
sempurna, sudah indah karakternya.
Bagaimana
manusia-manusia yang cenderung berbuat dosa bisa menjadi benar? Karena mereka
telah menjadi seperti Paulus, yang berkata, “Aku tersalib bersama Kristus,
namun aku hidup; tetapi bukan aku melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kujalani sekarang di dalam
daging, aku hidup oleh iman Anak Allah, yang
telah mengasihi aku dan telah menyerahkan
diri-Nya untuk aku.” (Gal. 2: 20)
Bila kita sudah bisa berkata seperti
Paulus, kita pun sudah dibenarkan seluruhnya, karena kita “hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan
telah menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
Kita langsung
ke ayat
5:31 Karena alasan inilah laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya untuk dipersatukan dengan isterinya, dan keduanya itu menjadi satu daging.
Bicara
dalam konteks hubungan Kristus (suami) dengan jemaat (istri), maka keduanya itu harus menjadi satu. Dalam konteks suami-istri, istilahnya
menjadi satu daging, tetapi dalam konteks Kristus dan jemaatNya itu menjadi satu kesatuan, seperti yang dimohonkan Yesus kepada
Allah Bapa dalam doaNya yang terakhir bagi murid-muridnya sebelum Dia
disalibkan, yang dicatat di injil Yohanes:
17:20 Aku pun
tidak hanya mendoakan bagi mereka ini saja, melainkan
juga untuk mereka yang akan percaya kepada-Ku melalui perkataan mereka.
17:21 supaya mereka semua boleh menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku, dan
Aku di dalam Engkau, agar mereka juga boleh menjadi satu di dalam Kita, supaya dunia boleh percaya,
bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
17:22 Dan kemuliaan
yang telah Engkau berikan kepada-Ku, Aku
telah memberikan kepada mereka; supaya mereka boleh menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.
17:23 Aku di dalam
mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka boleh dijadikan sempurna sebagai satu, dan agar dunia tahu, bahwa
Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti
Engkau mengasihi Aku.
Inilah
mengapa kita harus meninggalkan dosa, kita jangan sengaja melanggar Hukum dan
Perintah Tuhan, karena KITA HARUS
MENJADI SATU DENGAN KRISTUS, sedangkan Kristus itu juga menjadi satu dengan
Allah Bapa, berarti kita juga menjadi SATU DENGAN ALLAH BAPA. Bagaimana kita
bisa menjadi satu dengan Dia Jika Kita Tetap Melanggar Hukum Dan Perintah Allah?
Hubungan
suami-istri itu khusus dan sakral, hanya dimiliki oleh pasangan suami dan istri
itu saja. Orang lain tidak boleh masuk dalam hubungan itu. Tidak boleh ada
orang ketiga.
Demikian
pula hubungan
Kristus (suami) dengan jemaatNya (istri), itu juga harus sakral dan khusus.
Orang lain atau ajaran lain tidak boleh masuk dalam hubungan itu.
Tetapi
bila kita melihat sejarah, bila kita melihat kitab Wahyu di bagian pesan-pesan
Kristus kepada ketujuh jemaat, kita mendapati bahwa ternyata akhirnya ajaran dan doktrin palsu berhasil masuk ke dalam jemaat Kristus.
Mari
kita lihat dari Wahyu pasal 2 dan 3. Ayat-ayatnya baca sendiri dari Alkitab
karena terlalu panjang jika dicantumkan semuanya di sini.
a. sejak
jemaat Perjanjian Baru yang pertama, sejak jemaat Efesus, pihak ketiga sudah berusaha
masuk ke dalam jemaat.
Tetapi
di era jemaat Efesus, yaitu era apostolik, jemaatnya masih kokoh-kokoh
berpegang pada ajaran Tuhan, sehingga mereka tidak menoleransi
ajaran-ajaran yang palsu itu, mereka menguji semua roh, orang-orang
yang mengaku sebagai rasul mereka uji dan mereka mendapatkan semua itu dusta.
b. Di era jemaat
Smirna, orang-orang yang disebut
“Yahudi” (Yahudi itu identik dengan “umat Allah”, bukan?) tetapi ternyata
mereka disebut “jemaat Iblis” oleh Tuhan,
jadi ini
orang-orang yang pura-pura mengaku umat Allah, tetapi mengikuti ajaran yang
berbeda, mereka berhasil masuk dan memfitnah dan
menyusahkan jemaat yang murni. Kekuatan mereka sudah bertambah
karena mereka bisa membuat susah jemaat.
c. Di era jemaat
Pergamus, celaka, “jemaat Iblis” ini bukan saja berhasil mempenetrasi ke dalam
jemaat Kristus, tetapi mereka jumlahnya justru sangat banyak dan mereka sangat
berkuasa, sehingga mereka bisa mendirikan takhtanya di
dalam jemaat Kristus!
Berarti
jemaat Kristus sudah membuat banyak kompromi mengakomodasi kehadiran mereka. Apa
akibatnya? Akibatnya jemaat Kristus disebut berzinah.
Yang dimaksudkan bukan perzinahan harafiah, tetapi berzinah secara rohani.
Ingat kan bahwa jemaat itu adalah istri dan Kristus adalah suaminya? Maka bila
jemaat sudah menerima ajaran dan doktrin-doktrin yang tidak alkitabiah dari
jemaat Iblis yang berhasil mendirikan takhtanya di dalam jemaat Kristus ini,
berarti jemaat Kristus sudah berzinah, jemaat Kristus tidak lagi murni hanya
menjadi istri Kristus, tetapi jemaat Kristus sudah berzinah dengan segala ajaran palsu.
d. Berlanjut
ke era jemaat Tiatira, kondisi jemaat Kristus menjadi semakin
terpuruk.
Perzinahan
semakin bertambah, artinya doktrin palsu semakin berkembang. Dan
Kristus yang telah memberikan kesempatan jemaatNya untuk bertobat, ternyata mereka tidak bertobat. Jemaat Kristus yang murni sisa sangat
sedikit dan terdesak tidak berkutik. Mereka yang mengizinkan seekor ular kecil
masuk, sekarang melihat bahwa ular kecil itu sudah menjadi naga yang buas, dan
siapa yang tidak setuju dengan tindak tanduknya, itu akan disingkirkan. Jadi
banyak jemaat Tuhan yang murni berkompromi daripada disingkirkan. Maka Kristus sebagai suami yang telah dikhianati, melemparkan jemaatNya, dan
bahkan mematikan anak-anaknya. Jadi sekarang malah sudah beranak,
tetapi anak-anaknya adalah anak-anak yang haram, hasil zinah. Apa ini? Yaitu segala
organisasi yang lahir dari jemaat Kristus yang sekarang telah benar-benar
murtad. Maka jemaat Kristus yang lahir di zaman apostolik akhirnya
dilemparkan Kristus karena tidak mau bertobat artinya Kristus
menceraikan istriNya. Berarti putus sudah hubungan antara Kristus dengan
istriNya yang pertama. Kristus akan mengambil jemaat yang baru menjadi istriNya
yang baru.
e. Di era jemaat
Sardis berikutnya, Kristus sudah ganti istri.
Istri
yang pertama yang berzinah sudah dilemparkan karena tidak mau bertobat. Sekarang
Kristus memiliki jemaat yang baru. Namun jemaat Kristus yang baru ini pun tidak
memuaskan, mereka tidak benar-benar hidup, karena mereka masih belum
seluruhnya membuang segala ajaran palsu dari era sebelumnya. Tetapi
sebagaimana di segala zaman, selalu ada sejumlah umat Tuhan yang setia kepada
Tuhan, sekarang pun masih ada sejumlah kecil umat yang setia kepada Tuhan.
f. Di era jemaat
Filadelfia, jemaat Kristus
mengalami masa kejayaannya. Mari kita lihat bagaimana jemaat Kristus di era
ini:
ü Mereka jumlahnya kecil, kekuatannya sedikit (ingat, umat Tuhan selalu “kawanan kecil”) ~ Wahyu
3:8.
ü Mereka me nuruti Firman Tuhan (berarti mereka alkitabiah!)
dan tidak
menyangkal nama Tuhan (mereka
sadar bahwa hanya Tuhan yang menyelamatkan, bukan perbuatan mereka sendiri) ~
Wahyu 3:8.
ü Kristus akan menyerahkan beberapa dari
jemaat Iblis agar mereka tersungkur di depan kaki jemaat Kristus ini ~
Wahyu 3:9.
Kepada
jemaat Filadelfia diserahkan pekabaran Tuhan yang terakhir kepada dunia
mempersiapkan dunia bagi kedatangan Kristus yang kedua. Mereka menunjukkan
kesalahan-kesalahan dan membuka kedok jemaat Iblis yang tidak alkitabiah supaya
orang tahu bahwa istri yang diceraikan Kristus itu sekarang sudah mejadi jemaat
Iblis.
ü Kristus mau jemaat Iblis itu tahu bahwa Kristus
mengasihi jemaatNya ~ Wahyu 3:9
Walapun
mereka jumlahnya sangat kecil dan mudah digilas, namun mereka bertahan dan
berkembang dan tetap menyuarakan dengan nyaring pekabaran terakhir yang
dipasrahkan Kristus kepada mereka di bawah perlindungan dan rahmat Kristus.
ü Jemaat Kristus ini menuruti Firman Kristus (lihat,
dua kali Kristus mengatakan mereka “menuruti Firman”,
karena
itu menuruti Firman itu sangat berarti), dan tekun menantikan Kristus
(artinya mereka siap sewaktu-waktu Kristus datang) ~ Wahyu 3:10
ü Kristus melindungi mereka dari hari
pencobaan atas seluruh dunia,
(artinya
mereka diizinkan beristirahat dulu, Kristus tidak akan datang pada zaman mereka,
karena kedatangan Kristus akan diawali oleh masa kesusahan yang sangat besar
yang menimpa seluruh dunia) ~ Wahyu 3:10. Dan jemaat Filadelfia ini diloloskan
dari keharusan mengalami masa kesusahan besar itu.
g. Di era
yang terakhir, era jemaat Laodekia, kembali jemaat
Kristus mengalami kesuraman.
Inilah era kita, jemaat yang merasa kaya dan tidak kurang apa-apa,
kita memiliki semua kebenaran, kita tahu doktrin lebih banyak, tetapi sayangnya
kita tidak menghidupkannya, kita justru disebut Kristus sebagai miskin, buta,
melarat, telanjang. Tuh, apa tidak parah? Jadi jemaat Kristus di era sekarang
ini kondisinya parah, suam-suam saja, tidak panas tidak dingin, artinya tidak serius menantikan kedatangan Kristus, tidak serius
mengerjakan keselamatan sendiri dengan takut dan gentar seperti yang sudah
dipesankan rasul Paulus (Filipi 2:12), tidak serius memikul salib masing-masing
mengikuti Kristus, tetapi menganggap dirinya sudah benar,
sudah kaya dan tidak kurang apa-apa. Jemaat Laodekia (Laodekia
artinya umat di masa penghakiman) ini
malah tidak takut kepada penghakiman yang justru
sedang terjadi sekarang. Jemaat yang seharusnya banyak introspeksi, banyak
menyelidiki hati sendiri, banyak prihatin, banyak berusaha mengikuti teladan
Kristus, banyak membuat persiapan untuk menghadapi pencobaan besar yang akan
segera terjadi sedikit waktu sebelum kedatangan kedua Kristus, sekarang malah
lebih menyerupai dunia dan mengikuti Kristus hanya dalam nama, tapi hatinya
tidak benar-benar lekat pada Kristus. Jemaat ini ada dalam bahaya akan
dimuntahkan Kristus jika tidak ada perbaikan.
5:32 Ini adalah misteri yang besar, tetapi yang aku
maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Apa
bedanya “rahasia” dengan “misteri”? Sepertinya sama, tapi sebenarnya beda.
“Rahasia”
itu suatu informasi yang disembunyikan dengan sengaja. Ada informasinya, ada
penjelasannya, tetapi sengaja disembunyikan.
“Misteri”
itu sesuatu yang tidak diketahui jawabannya, sesuatu yang tidak diketahui
penjelasannya.
Jadi
hubungan antara Kristus dengan jemaat itu suatu misteri yang besar, yang tidak
bisa kita pahami sekarang dengan kemampuan nalar manusiawi.
Teman-teman, Alkitab sudah mengingatkan ada banyak
nabi palsu, guru palsu, bahkan Antikristus yang menjelang akhir masa akan
semakin giat melancarkan ajaran-ajaran yang tidak alkitabiah untuk menipu
jemaat.
Ada banyak macam
ajaran yang palsu, yang
paling menjerumuskan adalah konsep: SEKALI SELAMAT TETAP SELAMAT.
Tidak, teman-teman, semua yang sudah diselamatkan
nanti juga tetap akan dihakimi, dan Yesus berkata di Wahyu
2:23
…Akulah Dia yang menguji
batin dan hati. Dan Aku akan membalaskan kepada setiap kamu menurut perbuatanmu.
Penghakiman itu justru akan dimulai dari umat Tuhan,
kata Petrus di 1
Petrus 4:17
Karena telah tiba saatnya penghakiman harus dimulai di
rumah Allah; dan jika penghakiman itu dimulai dari kita, bagaimanakah akhirnya
mereka yang tidak mematuhi Injil Allah?
Jadi jangan
mengira umat Tuhan tidak akan dihakimi, justru penghakiman itu mulai dari kita!
Inilah pesan-pesan yang ditinggalkan Tuhan bagi
kita, bukan untuk kita baca sekilas lalu kita lupakan, tetapi supaya kita
waspada dan jangan sampai kita ikut tertipu.
Matius 7:15
Waspadalah terhadap nabi-nabi
palsu yang datang kepadamu dengan kulit domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Matius
24:24 (juga Markus 13:22)
Sebab Mesias-mesias palsu
dan nabi-nabi palsu akan muncul
dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar untuk menyesatkan sekiranya mungkin, bahkan orang-orang pilihan.
2 Petrus 2:1-2
Sebagaimana ada nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu yang secara sembunyi-sembunyi memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan yang menyangkal TUHAN yang telah menebus mereka, dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka sendiri. Banyak orang akan mengikuti jalan mereka yang mencelakakan, dan karena itulah Jalan Kebenaran akan dihujat.
Mengerikan
kan? Mengapa ada banyak orang yang justru mengikuti jalan yang mencelakakan? Mengapa mereka tidak mau ikut jalan kebenaran
Tuhan yang jelas tertulis di Alkitab? Jangan beranggapan yang banyak jumlahnya
yang benar. Dalam urusan rohani, mayoritas justru selalu salah. Umat Tuhan selalu
“kawanan kecil” seperti kata Yesus di Lukas 12:32. Matius 7:13-14 juga
mengingatkan untuk mencari dan masuk ke pintu yang sesak dan jalan yang sempit
yang hanya sedikit orang yang menemukannya. Mayoritas berbondong-bondong masuk
ke pintu yang lebar dan jalan yang luas, tapi itu menuju kebinasaan.
Jadi kita perlu
segera memeriksa apakah selama ini ajaran yang kita ikuti, ibadah kita, itu
sesuai dengan yang diajarkan Alkitab atau itu berbeda? Jika berbeda, berarti kita sudah ada di jalan yang mencelakakan
dan kita harus cepat-cepat
keluar dari sana, dan ikut jalan yang benar
jika kita ingin selamat.
Wahyu 16:13-14
Dan aku melihat tiga roh najis yang menyerupai
katak keluar dari mulut naga dan dari mulut Binatang dan dari mulut nabi palsu.
Itulah roh-roh iblis
yang mengadakan tanda-tanda ajaib, yang pergi kepada raja-raja bumi dan seluruh
dunia untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar Allah Yang
Mahakuasa.
Semoga kita semua waspada. PEDOMAN KITA SELALU DAN SELAMANYA ADALAH ALKITAB. Cocokkan semua doktrin semua
ajaran yang kita terima dengan yang ada di Alkitab, apakah memang benar
demikian atau tidak. Jika kita sendiri tidak waspada, kita hanya bisa menyesali
diri sendiri bila kita tertipu oleh Setan yang mengerahkan seluruh kekuatannya
untuk mengajak kita binasa bersamanya.
25 03 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar