171. KEMATIAN ITU SUATU
MISTERI
__________________________________________________________
Postingku
tentang kematian Mike Mohede selagi tidur dalam usia 32 tahun kemarin
menghasilkan beberapa komen dari teman-teman.
Membaca komen-komen itu, aku pun ingin membahas tentang kematian secara
umum, jadi bukan khusus kematian Mike Mohede.
Pertama, karena
aku Kristen, maka platformku adalah Kristen, dan aku di sini memakai Alkitab
sebagai dasar komenku. Jika konsep ini
berbeda dengan agama lain, harap dimengerti bahwa aku di sini hanya
memperkenalkan konsep yang ada di Alkitab, tidak
mengharuskan orang lain untuk menerimanya.
Kematian itu adalah akibat dosa,
kata Alkitab
Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita.
Sebelum ada dosa tidak ada kematian.
Doktrin Alkitab
ini menepis segala teori Evolusi, yang mengatakan bahwa kematian itu proses trial and error alam untuk menciptakan
spesies yang sempurna. Jadi semua tipe-tipe, prototipe yang mula-mula yang
belum sempurna harus mati hingga tiba pada produk akhir yang bisa hidup. Maka orang
Kristen yang berdiri di atas Alkitab, tidak bisa mempercayai teori Evolusi
di mana kematian terjadi berulang-ulang bahkan sebelum produk akhir itu
sempurna.
Alkitab
mengatakan, kematian itu akibat dosa. Tuhan menciptakan manusia Adam dan Hawa itu sempurna,
satu kali langsung jadi, bukan hasil percobaan-percobaan gagal selama
berjuta-juta tahun. Selama Adam dan Hawa tidak berdosa, tidak ada
kematian di dunia ini di mana mereka ditempatkan, baik pada tanaman maupun pada
hewannya. Kematian baru terjadi setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Karena itu
nanti di dunia ini yang diciptakan baru, di mana tidak akan ada dosa lagi, juga
tidak akan ada kematian lagi.
Siapa yang menentukan
bahwa upah atau ganjaran atau akibat dosa itu maut? TUHAN.
Apakah Tuhan mau
manusia mati? Tidak. Itulah sebabnya Tuhan memperingatkan Adam ketika Adam
masih di Taman Firdaus, sebelum Adam berbuat dosa, supaya Adam jangan berbuat
dosa, karena jika Adam berbuat dosa, dia pasti mati.
Peringatan yang diberikan sebelumnya
itu adalah untuk mencegah, kan? Jadi Tuhan tidak pernah ingin manusia berbuat
dosa, karena itu diberitahu,
kalau berbuat dosa, pasti mati.
Kejadian 2:16-17
16 Dan TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia laki-laki itu, ‘Dari
semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas’. 17
‘tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya,
engkau pasti akan mati.’
Jadi menurut Alkitab, dosa mengakibatkan
kematian.
Sebelum Adam berbuat dosa, apakah Adam akan mati? Apakah Adam
diciptakan dengan batas usia? Hidup
sampai sekian ratus tahun lalu harus mati? Tidak. Adam diciptakan
untuk hidup selamanya, namun kondisi hidup kekalnya itu bersyarat.
Apa syaratnya? Tidak berbuat dosa. Adam tidak akan mati asalkan Adam terus
patuh kepada Tuhan. Tetapi, Tuhan sudah memperingatkan, pada saat Adam berbuat
dosa, maka dia pasti mati. Maksudnya pada saat Adam berbuat dosa, dia
langsung kehilangan status hidup kekalnya. Memang Adam tidak segera
jatuh mati tersungkur pada waktu dia makan buah terlarang itu, tetapi pada saat
itu juga dia kehilangan status hidup kekalnya.
Dan karena Tuhan telah menyerahkan dunia ini ke tangan Adam
untuk Adam pelihara dan kelola, maka begitu Adam kehilangan status
hidup kekalnya, seluruh dunia ini pun ikut kehilangan status hidup kekalnya.
Semua yang ada di dunia ini menjadi bisa mati, baik tumbuh-tumbuhan, baik
binatang, baik manusianya.
Itulah asal usul adanya kematian.
Sekarang marilah kita berbicara tentang nasib kita.
Mengapa kita mati?
Karena nenek moyang kita (Adam dan Hawa) telah membawa dosa
masuk ke dunia ini, sehingga semua
yang hidup di dunia ini tidak lagi kekal, melainkan suatu saat harus mati.
Jadi apakah kita sendiri berbuat dosa atau kita tidak berbuat dosa, kita tetap
harus mati. Karena apa? Karena dosa sudah masuk ke dunia ini, dan kita adalah
bagian dari dunia ini, berarti kita juga harus mati, sebagai akibat dosa yang dibuat Adam.
Jadi mati itu adalah suatu kodrat
bagi semua makhluk hidup di dunia ini sejak Adam berbuat dosa.
Mati tidak berarti orang
itu orang jahat yang penuh dosa, makanya dia mati. Dan tidak mati juga tidak
berarti orang itu orang baik sehingga dia boleh hidup terus.
Lucunya, ada anggapan bahwa jika kita mati muda, artinya
Tuhan sayang pada kita, atau artinya kita adalah orang baik, dan Tuhan
mempersingkat waktu kita harus menderita di dunia, maka Tuhan memanggil kita
“pulang”. Dan sebaliknya, jika kita panjang usia, itu artinya kita orang jahat
sehingga Tuhan tidak memanggil kita “pulang” karena Tuhan memberi kita
kesempatan untuk bertobat.
Benarkah anggapan itu?
Yang pasti, itu bukanlah konsep
yang ada di Alkitab.
Keluaran 20:12
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di negeri yang diberikan
TUHAN, Allahmu, kepadamu.
Ini adalah Hukum yang kelima dalam 10
Perintah Allah, yang ditulis oleh jari Allah i pada dua loh batu, dan disampaikan oleh suara Allah
sendiri dari atas Gunung Sinai. 10 Perintah Allah ini merupakan satu-satunya Hukum
yang diucapkan sendiri dan ditulis oleh Allah. Berarti 10 Perintah Allah ini
sangat istimewa, bukan? Bayangkan, Allah sendiri yang menulis dan
mengumandangkannya.
Jadi apa kata Tuhan? “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu…”
Jelas ini bertentangan dengan konsep
bahwa karena Tuhan mencintai kita, malah kita cepat-cepat mati. Andai begitu,
Tuhan tidak akan menyuruh manusia menghormati ayah-ibunya, karena justru
menghormati orangtua (patuh pada Perinta Tuhan) mendapatkan karunia panjang
umur dari Tuhan.
Amsal 16:31.
Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat
pada jalan kebenaran.
Rambut putih berarti usia lanjut. Tuhan
justru berkata bahwa rambut putih itu mahkota yang indah. Mengapa indah? Karena
sudah hidup lama, punya banyak pengalaman, punya hikmat, yang semuanya itu
diperoleh dari mana? Dari hidup di jalan kebenaran. Jadi jangan melupakan
bagian belakangnya. Itu syarat yang penting.
Hidup sampai tua jika mengikuti pola
hidup yang tidak benar, ya rambut putihnya bukan mahkota yang indah, karena
orang ini tidak punya pengalaman hidup bersama Tuhan, tidak punya hikmat yang
dari Tuhan. Banyak tidak orang yang sudah tua tapi tidak punya hikmat dari
Tuhan? Banyak. Mereka ini rambut putihnya hanya rambut putih saja, tidak
menjadi mahkota yang indah.
1 Raja-raja 3:14
Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu."
Inilah
janji Tuhan kepada Salomo, raja Israel yang paling kaya, yang paling berhikmat,
yang dipercaya Tuhan untuk membangun Bait Suci bagi Tuhan.
Jadi, apakah
ayat-ayat ini membuktikan bahwa orang yang mati muda itu orang baik yang disayang
Tuhan, sebaliknya orang yang panjang umurnya itu orang jahat? Padahal ayat-ayat
di Alkitab mengatakan Tuhan justru menjanjikan panjang umur kepada orang-orang
yang menurut semua Hukum dan PerintahNya.
Sekarang kita
lihat konsep yang sebaliknya. Dunia ini memang punya banyak konsep, dan lucunya
konsep-konsep itu semua bertentangan.
Konsep yang ini
mengatakkan, jika Tuhan mengaruniai orang-orang baik yang patuh padaNya, panjang
umur, apakah berarti orang-orang yang tidak panjang umur adalah
orang-orang jahat yang “dibuang” Tuhan?
Ada juga
sebagian orang yang menganut faham ini, bahwa mereka yang kena penyakit, mereka
yang mati muda, itu adalah orang-orang yang paling sedikitnya tidak diperkenan
Allah, dan paling parahnya mereka itu kena hukuman Allah.
Benarkah konsep
ini?
Mari kita lihat
apa kata Alkitab.
Di Perjanjian
Baru kita mengenal seorang tokoh yang sangat unik, saudara sepupu Yesus,
namanya Yohanes, dan karena dia membaptis banyak orang, dia disebut Yohanes
Pembaptis. Usianya hanya lebih tua setengah tahun dari Yesus. Dia mati
dipancung atas perintah Herodias, sang ratu, pada usia sekitar 31 tahun.
Apakah dia kena hukuman Tuhan? Apakah dia dibuang Tuhan? Apakah Tuhan tidak
sayang padanya?
Matius 11:11
Sesungguhnya Aku berkata
kepadamu, di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan, tidak pernah bangkit seorang yang
lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, walaupun dia yang terkecil dalam
Kerajaan Sorga itu lebih besar daripada dia.
Di
sini
“Kerajaan Surga” maksudnya adalah
umat Allah. Kita ini Kerajaan Surga milik Yesus. Pada waktu Yesus mengucapkan
itu, umat Allah (Kerajaan Surga) baru murid-murid Yesus, karena orang-orang
Yahudi yang lain belum menerima Yesus sebagai Mesias.
Yesus
berkata bahwa yang paling kecil dari muridNya itu masih lebih besar daripada Yohanes
Pembaptis walaupun Yohanes ini dikatakan tidak pernah bangkit seorang yang
dilahirkan perempuan, yang lebih besar daripada dia. Jadi bagaimana ini kok kontradiktif?
Ternyata
maksud Yesus mengatakan Yohanes Pembaptis lebih kecil daripada murid Yesus yang
paling kecil, karena dia tidak sempat mengikuti ministri Yesus,
tidak pernah menyaksikan Yesus membuat mujizat, atau mendengarNya mengajar.
Yohanes
Pembaptis khusus dilahirkan hanya untuk mengemban satu tugas yang luar biasa,
yaitu membuka jalan dan mengenalkan Domba Allah yang akan mengangkat
dosa dunia. Di sungai Yordan dia memperkenalkan Yesus, disaksikan oleh Allah
Bapa dan Roh Kudus yang membuktikan kehadiran Mereka di sana untuk mengesahkan
bahwa Yesus betul-betul adalah Sang Anak yang diperkenan.
Yohanes
mendapat tugas yang mulia, yang istimewa, yang tidak pernah diberikan kepada
orang lain, membaptis Yesus. Tapi setelah tugas tersebut selesai, dia
diistirahatkan Tuhan.
Inilah kata-kata Yesus sendiri tentang
Yohanes Pembaptis. Jadi jelas walaupun Yohanes Pembaptis mati
muda, dia sama sekali tidak dibuang oleh Tuhan.
Kita juga
mengenal seorang tokoh yang bernama Stefanus, nabi yang terakhir bagi bangsa Israel,
yang mati dirajam orang Yahudi karena dia adalah murid Yesus. Stefanus belum
tua. Kisahnya bisa dibaca di Kisah Para Rasul pasal 6 dan 7, terlalu panjang
dikutip di sini. Tuhan mengizinkan Stefanus mati dirajam walaupun Tuhan sangat
mengasihinya, karena sebelum dia mati dirajam, Stefanus melihat langit terbuka, dan Yesus
Kristus di sebelah kanan Allah Bapa.
Berarti, menurut konsep
Alkitab, sesungguhnya kapan seseorang mati itu tidak ada kaitannya dengan
baik/jahatnya dia, tidak ada kaitannya dengan apakah Tuhan sayang padanya atau
tidak.
Jelas ya, kedua
pendapat yang banyak beredar di masyarakat ini tidak sesuai dengan konsep
Alkitab:
1.
bahwa jika ada yang mati muda, dia itu
disayang oleh Tuhan, sudah tidak punya dosa, jadi sudah boleh dipanggil
“pulang” oleh Tuhan.
Sedangkan yang tidak mati-mati sampai
tua, itu karena dosanya masih banyak dan Tuhan memberinya kesempatan untuk
bertobat.
2.
Atau sebaliknya bahwa orang yang masih
muda sudah banyak penyakitnya lalu mati berarti dia tidak diperkenan oleh
Allah,
dan
orang yang hidup sampai tua itu pasti orang baik karena diberkati panjang umur
oleh Tuhan.
Tidak
ada yang tahu mengapa seseorang itu mati pada usia dia mati. Hanya Tuhan yang
tahu.
Konsep yang lain
lagi. Ada lagi orang yang berpendapat bahwa umur setiap manusia itu sudah
ditentukan oleh Tuhan. Mau dia baik, mau dia jahat, setiap orang sudah diberi
jatah umur oleh Tuhan, sehingga sesehat apa pun orang itu, kalau jatah umurnya
sudah tiba, ya dia mati. Sesakit apa pun dia, kalau jatah umurnya masih
panjang, ya dia bertahan terus walaupun hanya bisa berbaring di ranjang.
Benarkah Tuhan
yang sudah menentukan umur setiap orang?
Jika kita percaya
kepada tulisan di Alkitab, maka Alkitab menyatakan bahwa Tuhan ingin semua
orang hidup. Tuhan tidak menginginkan ada yang mati sebenarnya. Mengapa?
Mazmur 115:17-18
Orang-orang mati tidak memuji
TUHAN, begitu pula
setiap orang yang turun ke keheningan,
tetapi kita akan memuji TUHAN, mulai sekarang
ini dan sampai selama-lamanya. Haleluya!
Orang-orang mati tidak bisa memuji
Tuhan, semua orang “yang turun ke keheningan” artinya masuk kubur, tidak bisa
memuji Tuhan, kenapa? Karena mereka sudak tidak eksis.
Siapa yang bisa memuji Tuhan? Kita yang
masih hidup ini. Karena itu Tuhan lebih menyukai orang yang
hidup, yang masih bisa memuji Dia.
Jadi apakah
Tuhan yang menentukan umur setiap manusia? TIDAK. Tuhan memberi manusia
kebebasan untuk mengurus hidupnya sendiri. Jika manusia itu memelihara
tubuhnya, kesehatannya, dengan baik, menjalankan pola hidup yang baik, maka
sebagai hasilnya, tubuhnya bisa bertahan hidup lebih lama dibandingkan mereka
yang tidak memelihara tubuh dan kesehatannya dengan baik.
Tetapi, Tuhan
itu Mahatahu! Tuhan tahu apa yang akan terjadi pada setiap manusia bahkan
sebelum manusia itu lahir. Tuhan
tahu kapan kita akan mati dan mengapa kita mati. Tuhan tahu, tetapi bukan Tuhan
yang menentukan.
Itu adalah akibat rangkaian pilihan yang kita ambil sendiri sehingga
akhirnya tiba pada titik yang terakhir itu.
Di Alkitab
ada sebuah kisah yang sangat menarik. Kisah raja Hizkia, raja Yehuda yang keduabelas. Bisa dibaca di 2 Raja-raja pasal 16:20 sampai pasal
20. Raja Hizkia ini termasuk raja yang baik, yang tidak menyembah berhala, yang
setia kepada Tuhan. Di pasal 20:1 dikisahkan setelah hidup sekian lamanya
Hizkia sakit keras, dan Tuhan yang Mahatahu, sudah tahu bahwa Hizkia akan mati.
Maka Tuhan melalui nabiNya Yesaya, menyuruh Hizkia bersiap-siap membereskan
semua urusan duniawinya, berpamitan pada keluarganya, dll. Tetapi Hizkia belum
mau mati. Apa yang dilakukannya? Dia menghadap dinding dan memohon kepada Tuhan
supaya boleh tidak mati. Apa yang dilakukan Tuhan? Tuhan mengabulkan
permohonannya! Jadi Tuhan tidak menentukan umur Hizkia, tapi Tuhan sudah tahu
Hiskia akan mati sebagai akibat penyakitnya itu. Sekarang Hizkia minta jangan
mati, maka Tuhan campur tangan. Tuhan mengabulkan permohonan Hizkia. Hizkia
tidak jadi mati saat itu.
Pertanyaan: Mengapa Tuhan dari pertamanya tidak langsung menyembuhkan
Hizkia saja? Mengapa Tuhan mengizinkan Hizkia mati, dan baru setelah Hizkiah
menangis memohon kepada Tuhan, Tuhan mau menyembuhkan Hizkia?
Jika kita
baca kelanjutan sejarah negara Yehuda, maka justru dengan usia
Hizkia ditambah 15 tahun lagi, kehancuran datang pada negeri itu. Apa
yang terjadi selama 15 tahun pertambahan usia Hizkia?
1. Hizkia menyombongkan kekayaannya kepada
utusan Babilon (1 Raja 20:13-19). Ini terjadi setelah dia sembuh. Apa
akibatnya?
Babilon terpancing untuk merampok semua
harta itu. Nabi Yesaya menyampaikan pesan Tuhan
bahwa suatu saat seluruh harta karun itu akan diangkut ke Babilon semuanya. Begitu
pun Hizkia tidak menyesal, dia berpikir, asal jangan terjadi pada zamanku saja,
ya tidak apalah!
2. Anaknya Manasye lahir.
Dan Manasye adalah
raja yang jahat di mata Tuhan. Pasal 21 menceritakan segala akibat
diperpanjangnya usia Hizkia. Semua berhala yang dihancurkan Hizkia, dihidupkan
kembali oleh Manasye, dia mempersembahkan anak-anaknya sebagai kurban, dia main
dukun dan peramal. Dan dia menyesatkan rakyatnya, yang seharusnya adalah umat
Tuhan.
Seandainya Manasye tidak lahir, mungkin
anak Hizkia yang lain yang akan menjadi raja, kemungkinan malah raja yang baik
seperti ayahnya. Tetapi lahirnya Manasye membuat jatuhnya Yehuda ke dalam
penyembahan berhala lagi.
Lebih celaka lagi dari Manasye malah lahir
Amon, yang lebih jahat lagi.
Sekarang kembali kepada pertanyaan
mengapa Tuhan tadinya mengizinkan Hizkia mati? Karena Tuhan yang
Mahatahu, sudah tahu bahwa jika Hizkia hidup lebih lama lagi, maka kelanjutan
hidupnya itu sudah tidak menguntungkan dirinya maupun bangsanya lagi.
Tetapi kalau begitu mengapa Tuhan
mengabulkan permintaan Hizkia untuk menambah umurnya? Jika Tuhan sudah tahu
semua yang akan terjadi dalam 15 tahun tambahan usia Hizkia, mengapa tidak
Tuhan tolak saja dan membiarkan Hizkia tetap mati? Itulah Tuhan memberi contoh, memberi bukti jika manusia tidak mau berserah kepada Tuhan, jika manusia
merasa dia lebih tahu daripada Tuhan, maka akibatnya justru adalah kerugian.
Tuhan memberi manusia hak untuk
memilih. Memilih berserah kepada Tuhan, menurut Tuhan, atau memilih menuruti
keinginan hatinya sendiri.
Karena itu ada kata-kata bijak yang
berkata, “Hati-hati apa yang kamu minta. Bisa-bisa jika permintaanmu
dikabulkan, kamu justru akan celaka.”
Jadi, bagi orang yang berserah kepada
Tuhan, bila kita memohon apa-apa kepada Tuhan, jangan lupa mengakhirinya dengan perkataan
yang sudah diajarkan Tuhan Yesus kepada kita, “Jadilah kehendakMu”, bukan kehendak kita
sendiri.
Kesimpulannya
apa kalau begitu?
Apakah seseorang itu mati muda atau mati tua, apakah seseorang
itu mati selagi tidur pulas atau mati kecelakaan, apakah seseorang itu mati
kaya atau mati miskin, yang tahu alasannya hanyalah Tuhan. Kita
tidak tahu, karena itu kita tidak boleh berasumsi.
Sekarang,
siapakah sebenarnya yang mengakhiri hidup seseorang?
Nah, Alkitab
memberikan tiga pelaku:
1.
TUHAN
Kejadian 38:10
Dan hal yang dilakukannya tidak
diperkenan TUHAN, oleh karena itu TUHAN membunuh dia juga.
Ini adalah kisah Onan yang tidak mau
memberikan keturunan bagi saudaranya yang sudah mati. Yang perlu kita
perhatikan di sini adalah Tuhan membunuh dia. Tentu saja Tuhan tidak
turun sendiri dari Surga untuk membunuh Onan, Tuhan mengutus malaikatNya untuk
melakukan tugas itu. Tetapi Tuhan-lah yang memutuskan untuk menghentikan
suplai nafas hidupnya. Jangan lupa, Onan ini masih muda lho.
1 Tawarikh 10:13-14
Demikianlah Saul mati karena pelanggarannya
yang dilakukannya melawan TUHAN, yaitu
melawan Firman TUHAN, yang tidak dipeliharanya,
dan juga karena ia meminta petunjuk dari seorang
dukun, untuk bertanya pada roh yang dimiliki dukun itu; dan tidak meminta
petunjuk dari TUHAN. Sebab itu TUHAN membunuh dia dan menyerahkan kerajaan itu kepada Daud bin Isai.
Ini berbicara tentang raja Israel yang
pertama, Saul. Terjemahan LAI kurang tepat. Bukan “meminta petunjuk dari arwah” dalam
bahasa aslinya adalah בָּא֖וֹב [bā-’ō-wḇ] לִדְרֽוֹשׁ׃
[liḏ-rō-wōš.] artinya
minta nasihat kepada seorang dukun agar dukun itu bertanya pada roh yang
dipakainya.
Jadi hati-hati, jangan kita sampai
seperti Saul ini. Saul adalah orang yang dipilih Tuhan sendiri menjadi raja
Israel yang pertama. Tetapi karena semua pelanggarannya terhadap Hukum dan Perintah
Tuhan, dan di sini khusus disebutkan salah satunya karena Saul sudah minta nasihat
seorang dukun untuk bertanya pada roh kegelapan, maka Tuhan membunuhnya.
Bagaimana Tuhan membunuhnya? Tuhan
tidak menolong Saul saat dia berperang dengan orang Filistin. Bahkan tiga
anaknya mati dalam pertempuran itu. Saul yang sudah terluka menyuruh pembawa
senjatanya untuk menghabisinya, tetapi bawahannya itu tidak mau. Akhirnya Saul bunuh diri. Baca kisahnya di 1 Tawarikh
pasal 10. Karena putus asa, Saul membunuh dirinya sendiri, tetapi
di ayat 13 dikatakan bahwa Tuhan yang membunuh Saul.
2. Setan
Yohanes 8:44
Kamu
berasal dari bapakmu, si Iblis, dan keinginan bapakmulah yang kamu mau lakukan. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam
dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, itu bersumber dari dirinya
sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapak segala dusta.
Nah,
Iblis membunuh manusia dengan tujuan supaya manusia mati dalam
kondisi tidak selamat. Itulah yang ditarget Iblis. Jadi Iblis berusaha
bisa membunuh sebanyak mungkin manusia sebelum mereka sempat bertobat, sebelum mereka menerima keselamatan dari Tuhan. Mengapa?
Karena jika orang yang dibunuhnya itu mati dalam Kristus, Iblis tetap kalah
karena orang itu nanti akan dibangkitkan Tuhan dan mewarisi Dunia yang Baru.
Karena itu Iblis mentarget orang-orang yang belum selamat, supaya orang-orang
itu tidak mendapat kesempatan untuk selamat. Iblis tahu suatu saat Tuhan akan
membinasakan dia, jadi dia tidak mau binasa sendiri. Dia berusaha melibatkan
sebanyak mungkin manusia masuk ke kubunya, supaya kelak mereka juga binasa
bersama-sama dirinya. Bencana-bencana alam banyak yang ditimbulkan oleh Iblis
karena dia bisa membunuh banyak orang sekaligus.
Andaikan
dia bisa, Iblis akan segera membunuh semua orang di dunia ini. Tetapi tentunya
Tuhan tidak mengizinkan itu. Iblis hanya bisa membunuh jika hal itu diperkenankan Tuhan.
3. Manusia sendiri
Matius 15:19
Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Hati siapa?
Hati kita! Hati manusia! Manusia saling membunuh satu sama lain karena
pikirannya jahat.
Yakobus
4:2
Kamu bernafsu,
dan tidak mendapat; kamu membunuh dan ingin mendapat, dan tidak memperolehnya; kamu berkelahi dan berperang, namun kamu tidak mendapat, karena kamu tidak memohon
Dan ini bukan hanya membunuh orang lain, tetapi juga termasuk perbuatan bunuh diri, karena kecewa tidak mendapat apa yang
diharapkan.
Jadi
KEMATIAN ITU
SUATU MISTERI BAGI KITA.
v Kita tidak tahu
kapan kematian itu datang,
v Kita tidak tahu
siapa yang “membunuh” orang itu,
v kita tidak tahu
mengapa Tuhan mengizinkan dia mati baik pada usia muda, atau pada usia tua.
Kita sama sekali tidak tahu.
Jadi
janganlah kita berasumsi mengapa suatu kematian itu terjadi. Kita hanya perlu
ingat bahwa tidak ada apa pun
yang bisa terjadi tanpa perkenan Tuhan. Maka jika Tuhan
memperkenankan kematian itu terjadi, pasti itu ada dalam rancangan Tuhan, dan
semua rancangan Tuhan itu adalah untuk keselamatan kita.
Yeremia 29:11
Sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan yang Aku rancang untukmu, firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kejahatan, untuk memberikan kepadamu akhir yang engkau harapkan.
Bagaimana dan kapan kita mati itu tidak penting. Orang
baik dan orang jahat sama ada yang mati muda ada yang mati tua. Orang baik dan
orang jahat sama ada yang matinya tenang, ada yang mati dengan mengerikan. Jadi
bagaimana dan kapan orang itu mati, bukan ukuran apakah dia baik atau buruk,
apakah dia disayangi Tuhan atau dibuang Tuhan.
Nabi Yesaya itu mati digergaji jadi dua (Ibrani
11:37) oleh raja Manasye. Nabi-nabi Tuhan mayoritas mengalami siksaan, begitu
juga rasul-rasul Kristus. Jadi bagaimana kita mati, dan umur berapa kita mati,
itu tidak jadi soal. Yang penting KITA HARUS MATI
DALAM KRISTUS, setia sampai akhr. Tapi untuk bisa mati dalam
Kristus, lebih dulu KITA HARUS HIDUP DALAM KRISTUS.
Tidak mungkin kita hidup sesuka hati kita, lalu berharap kita bisa mati dalam
Kristus. Jadi, kita harus fokus pada bagaimana kita hidup sekarang. Jika
kita hidup mengasihi Tuhan, patuh pada
Tuhan, jika kita memelihara Hukum dan Perintah-perintah Tuhan, besar
kemungkinan kita bisa tetap setia sampai akhir, dan mati pun dalam Tuhan. Maka
kita punya pengharapan untuk dibangkitkan kepada suatu kehidupan yang kekal
bila Kristus datang menjemput umatNya.
Amin.
02 08 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar