131. MENGAPA YESUS
LAHIR DI PALUNGAN
___________________________________________________________
Walaupun
sudah puluhan tahun menjadi orang Kristen, jujur tidak pernah terpikirkan
olehku mengapa Yesus harus lahir di Bethlehem dan harus lahir di kandang, dan
diletakkan di palungan.
Khotbah
sabat siang tadi dari Pdt. Kristiyono Sarjono telah memberikan pemahaman baru
bagiku. Makasih, Pak Krist, sudah memberikan roti hidup yang begitu bermakna.
Sekarang
aku ingin membagikannya kepada semua yang gemar mempelajari Firman Tuhan.
Seluruh
kehidupan Yesus di dunia merupakan penggenapan dari tanda-tanda yang diberikan
Tuhan jauh sebelum peristiwa itu terjadi. Tanda-tanda
itu dalam bahasa Alkitab lebih kita kenal sebagai “nubuatan”.
Untuk
apa Tuhan memberikan tanda-tanda/nubuatan-nubuatan ini? Jawaban yang paling
sederhana yang akan diberikan orang Kristen adalah: Supaya manusia tahu bahwa nanti
akan terjadi seperti itu.
Tapi
bukan hanya itu. Tujuan yang lebih besar adalah: Untuk membuktikan bahwa Yesus ini
adalah Sosok yang menggenapi semua tanda-tanda/nubuatan-nubuatan tersebut,
dengan demikian Yesus
benar-benar adalah salah satu Pribadi Ilahi yang datang dari Surga, yang
kedatanganNya sudah direncanakan jauh sebelumnya ~ menurut Alkitab bahkan
sebelum dunia dijadikan.
Ada
banyak sekali tanda/nubuatan tentang Yesus ini, tapi kali ini aku hanya akan
menyinggung tentang kelahiranNya, sesuai materi khotbah Sabat siang tadi.
Mikah 5:2
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, walaupun engkau yang
terkecil di antara ribuan Yehuda, namun darimu akan muncul bagi-Ku yang akan menjadi Pemerintah
di Israel, yang keluarnya sudah sejak purbakala, sejak kekekalan.
Ini adalah salah satu nubuatan tentang
kelahiran Yesus.
Jadi Yesus harus lahir
di Betlehem.
Mengapa?
Benar, Yusuf suami Maria, kampungnya di
Betlehem, dan karena pada waktu itu ada keharusan sensus, maka Yusuf harus
pulang kampung, membawa Maria yang hamil. Tetapi bukan karena itu Tuhan
menentukan Yesus harus lahir di Betlehem. Yusuf harus datang ke Bethlehem untuk
ikut disensus itu justru pengaturan yang dibuat Tuhan supaya Yusuf dan Maria
berada di Bethelem pada waktu kelahiran Yesus.
Tapi ada alasannya mengapa.
Bethlehem tulisan aslinya ialah בֵּית לֶחֶם[bêyth lechem].
bêyth artinya “rumah” (= bait)
lechem artinya “roti”
Jadi Bethlehem artinya “rumah roti”.
Ini juga salah satu pertanda. Yesus adalah Roti Hidup. Karena itu Dia lahir di “rumah roti”.
Kebetulan? Tidak ada yang kebetulan dengan Allah.
Kota Betlehem sendiri adalah pemasok terbesar domba kurban untuk Bait
Suci!
Maka Yesus yang adalah
Domba Allah, kurban yang sejati, nanti harus berasal
dari Betlehem sebagaimana domba-domba yang lain untuk kurban!
Menakjubkan!
Tapi bukan hanya ini. Masih ada lagi.
Kalaupun Yesus harus lahir di Betlehem,
tapi Dia kan bisa lahir dalam sebuah rumah seperti bayi-bayi yang lain, bukan?
Mengapa pada waktu kedatangan Yusuf dan Maria ke Betlehem, semua penginapan
penuh dan mereka hanya kebagian tempat di kandang? Kita semua tahu, bahwa
“kebetulan” itu tidak ada. Semua yang kita anggap “kebetulan” sebenarnya memang
sudah diplot demikian oleh Tuhan.
Ternyata, ini juga menggenapi peranan
Yesus sebagai Domba Allah.
Di zaman itu, kandang hewan ada di
lantai pertama dari suatu bangunan, sedangkan penghuni-penghuni manusianya
semua tinggal di lantai yang kedua. Dan di musim panas, gembala-gembala membawa domba-domba mereka ke
padang rumput dan bermalam di sana, maka yang tinggal di dalam kandang hanyalah
induk-induk domba beserta bayi-bayi domba yang baru lahir.
Jadi, mengapa Yesus harus lahir di
kandang? Karena sebagai Domba Allah dia sama dengan bayi-bayi
domba yang lain, yang harus dilahirkan
di dalam kandang.
Tidak ada kan domba kurban
yang lahir dalam rumah? Jadi Yesus pun tidak boleh lahir di
dalam rumah.
Masih ada satu lagi tandanya.
Lukas 2:12
Dan ini akan
menjadi tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai bayi itu dibungkus kain
lampin, terbaring dalam sebuah palungan.
“Kain lampin” ini ternyata dipakai
untuk membersihkan anak domba yang baru lahir. Bayi-bayi domba yang baru lahir
itu biasanya bergerak-gerak, dan karena
orientasinya belum baik, untuk melindungi mereka dari benturan atau gesekan
yang bisa membuat bayi itu cacat, maka bayi-bayi domba yang baru lahir ini diletakkan di dalam
palungan yang berisikan jerami, dan dibungkus dengan kain lampin
karena domba-domba ini memang dipersiapkan untuk menjadi domba-domba kurban yang tidak boleh ada
cacatnya.
Jadi, bayi Yesus pun diletakkan di
dalam palungan dan dibungkus kain lampin karena itu satu-satunya tempat yang
lunak di dalam kandang. Tetapi, dengan diletakkannya Yesus di
dalam palungan, itu menggenapi persyaratanNya lahir sebagai domba yang
dipersiapkan untuk dikurbankan, yang tidak boleh ada cacatnya.
Menakjubkan sekali, bukan?
Jadi dari semua peristiwa yang
menyangkut kelahiran Yesus saja, Tuhan
sudah menyatakan bahwa YESUS INI BENAR-BENAR ADALAH DOMBA ALLAH YANG AKAN MATI
SEBAGAI DOMBA KURBAN YANG SEJATI!
Sayang orang Yahudi di zaman Yesus
tidak mengenaliNya, padahal ada begitu banyak tanda yang diberikan Tuhan untuk
membuktikan bahwa Yesus itulah Sang Mesias,
Domba Allah yang akan menghapus dosa dunia.
Jika kita juga tidak mengenaliNya,
alangkah ruginya kita.
Nah, domba yang dikurban di Bait Suci
fungsinya adalah untuk menggantikan kematian orang berdosa yang
mengurbankannya. Dengan demikian, orang yang berdosa itu selamat, tidak usah
mati, karena hukuman matinya sudah dipikul oleh Domba Allah yang tidak berdosa,
yang dilambangkan oleh domba hewan.
Maka Kristus, yang sejak sebelum
inkarnasiNya sudah dinyatakan Dialah Anak Domba Allah yang akan mati sebagai
kurban, Dia pulalah yang menggantikan kematian orang-orang berdosa yang
memohonNya untuk menjadi Penebus mereka. Dengan demikian, orang-orang berdosa
tidak usah mati, karena hukuman mati mereka sudah dipikul oleh Kristus, Domba
Allah yang tidak berdosa.
Masih ragukah kita bahwa keselamatan hanya ada di dalam Kristus?
Siapa yang bisa menggantikan hukuman
mati kita selain Domba Allah yang memang khusus datang ke dunia ini
untuk mati sebagai kurban untuk dosa?
Kisah 4:12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun yang lain, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan.
Ajaran Alkitab adalah satu-satunya
doktrin yang mempunyai solusi bukan saja untuk mengampuni dosa-dosa manusia,
tetapi juga untuk menghapuskan hukumannya. Hukuman itu tidak lenyap tetapi hukuman itu telah dijalani
oleh Kristus, Domba Allah yang menjadi pengganti manusia.
Setiap dosa itu hukumannya kematian
kekal (maut = kematian oleh api yang turun dari Surga).
Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita.
Dosa hanya bisa lenyap bila dihapus
oleh darah. Karena itu Yesus Kristus datang ke dunia, lahir di Bethlehem,
dibungkus kain lampin, diletakkan di dalam palungan sebagai salah satu bukti
bahwa Dialah Juruselamat
yang dijanjikan sejak sebelum dunia dijadikan, yang darahNya akan dicurahkan untuk menghapus
dosa manusia, supaya manusia yang menerima
Yesus Kristus sebagai Penebus dan Tuhannya, tidak usah mati karena dosanya,
tetapi mendapatkan hidup kekal, karunia Allah.
Mana ada ajaran lain yang menawarkan
penyelamatan tuntas seperti ini?
Semoga kita semua tidak menyia-nyiakan
karunia Allah yang luar biasa ini.
07 06 14
Hebat karangan bebasnya hehehe
BalasHapusYg hebat yg memberikan pelajaran tsb. 😃
HapusKemulian hanya milik Yesus Kristus sampai selama-lamanya.
BalasHapusAmin.
HapusShalom alechem.
BalasHapusDitinjau dr akar ibrani mmg betul apa yg dipaparkan ibu.
Yg mau sy soroti adalah soal nama. Baik nama bp lebih pas kl pakai Yahweh, dan putranya adalah Yeshua Ha Masiach yg memiliki arti, Yahweh yg menyelamatkan. Itu nama asli dr Yesus. Sedangkankan Yesus sndiri tdk memiliki arti apa2.
Todah raba
https://youtu.be/y3Px0qUJZ_o
BalasHapushttps://youtu.be/xOM_wK5_URw
Mari kita belajar firman elohim
Kok ga ada namanya?
HapusSetiap bahasa dan aksen itu berbeda. Bahasa Ibrani sudah berbeda dgn bahasa Yunani sehinggga sebutan Allah di Perjanjian Lama dan Baru pun beda.
Yang penting kita memakao nama Allah dg takut dan gentar, penuh hormat dan kesadaran bahwa Allah itu Khalik semesta yg mahakuasa. Tidak mengaitkan Allah dgn segala perayaan sekuler maupun paganisme spt perayaan 25 desember. Itu yg penting. Kita di Indonesia memakai bahasa Indonesia utk menyebut Allah Bapa maupun Yesus.