128. TUHAN TAHU
PERSIS SIAPA KITA
___________________________________________________
10 Hukum yang ditulis oleh jari Tuhan pada dua tablet/loh batu dan yang diberikanNya kepada Musa untuk disampaikan kepada bangsa pilihanNya, Israel, pada waktu itu, sebenarnya adalah cermin sifat-sifat manusia.
10
Hukum yang berisikan 8 perintah “Jangan”, 1 perintah “Ingat” dan 1 perintah
“Hormati” itu benar-benar menggambarkan segala kecenderungan kita sebagai
manusia. Marilah kita baca lagi (dalam terjemahan bahasa Indonesia tentunya)
apa yang ditulis Tuhan pada kedua tablet/loh batu itu, yang tercatat di kitab Keluaran pasal 20:
20:3 JANGAN engkau punya allah lain di hadapanKu.
20:4-6 JANGAN engkau
membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau keserupaan dari apa
pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada
di dalam air di bawah bumi. Jangan engkau sujud menyembah
kepada mereka, atau melayani mereka; sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak ke atas anak-anak, hingga ke
keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka
yang membenci Aku, dan menunjukkan rahmat kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada
Perintah-perintah-Ku.
20:7 JANGAN menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN tidak akan menganggap
orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan, tidak bersalah.
20:8-11 INGATLAH hari Sabat, peliharalah kekudusannya. Enam hari lamanya
engkau harus bekerja dan melakukan segala
pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu
laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat
kediamanmu. Sebab dalam enam hari TUHAN
menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan telah berhenti bekerja
pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan
menguduskannya.
20:12 HORMATIlah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu
20:13 JANGAN membunuh.
20:14 JANGAN berzinah.
20:15 JANGAN mencuri.
20:16 JANGAN memberikan saksi dusta tentang sesamamu.
20:17 JANGAN mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau
hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya,
atau apapun yang milik sesamamu.
Mengapa
Tuhan memberikan 10 PERINTAH/HUKUM ini kepada kita?
Karena
Tuhan tahu persis, itulah kita yang hidup dalam daging. Itulah kita yang punya
kecenderungan untuk berbuat dosa.
Coba
kita analisa sendiri benar tidak ini adalah gambaran kita.
1. Kita
sangat egois,
selalu
menomorsatukan diri sendiri, tidak ada yang lebih kita pentingkan daripada diri
kita sendiri, hobi kita, pendirian kita, kesibukan kita, kenyamanan hidup kita,
bahkan Tuhan pun sering kita singkirkan ke belakang, kepentingan kita sendiri
dulu yang kita lakukan. Tuhan nanti-nanti saja, kalau kita sudah tidak sibuk,
kalau kita punya waktu sisa, kalau kita punya umur sisa. Mengetahui sifat egois
kita ini, peringatan pertama yang diberikan Tuhan kepada kita adalah “JANGAN engkau punya allah
lain di hadapanKu”
Semua yang lebih kita pentingkan, semua yang lebih kita dahulukan daripada
Tuhan, itu adalah “allah lain”, karena kata “allah” sebenarnya berarti “yang kita
sembah.” Dan sosok yang paling kita sembah setiap waktu adalah diri kita
sendiri.
2. Kita mau menciptakan allah menurut
konsep kita.
Sebenarnya hubungan antara Tuhan dengan
kita itu hubungan batiniah, tetapi karena kita tidak punya hubungan batiniah dengan
Allah yang tidak kita lihat, maka kita merasa perlu ada “sesuatu yang konkret”
yang bisa kita pegang, bisa kita lihat, untuk meyakinkan kita ada “sosok” yang
punya kemampuan untuk menolong kita. Kita lalu menciptakan sendiri
sesuai konsep kita, segala bentuk yang kita anggap bisa mewakili Tuhan,
kadang dalam bentuk hewan pula. Bayangkan Tuhan digambarkan sebagai hewan! Atau tidak kurang konyolnya, kita membuat patung/gambar orang-orang yang sudah mati, dan kita
menyembah semua hasil ciptaan tangan manusia sendiri, semua benda-benda mati yang tidak bisa
melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa berkata, dan yang sama sekali tidak
hidup. Dan kita sembah semua benda mati ini, kita minta berkat darinya, kita
minta perlindungannya, kita minta bantuannya.
Padahal sebenarnya ada Tuhan yang hidup, Tuhan yang tidak dibuat oleh
tangan manusia, Tuhan yang mendengar, Tuhan yang melihat, Tuhan yang tahu
segala sesuatu, dan menguasai segala sesuatu, mengapa kita justru bersujud
kepada segala yang mati? Karena itu
Tuhan mengingatkan, ”JANGAN engkau membuat
bagimu patung pahatan apa pun, atau keserupaan
dari apa pun… Jangan engkau sujud
menyembah kepada mereka…”
3. Tuhan tahu bahwa kita tidak bisa
mengendalikan lidah kita,
dan ada suatu kecenderungan dalam diri
kita yang menganggap menyebut nama Tuhan itu akan membuat kata-kata kita lebih
berbobot, jadi kita obral ucapan “demi
Tuhan”, atau yang lebih konyol lagi buat orang-orang zaman sekarang,
memaki-maki atau menyatakan keterkejutan itu sangat “cool” jika kita
melakukannya dalam bahasa asing sambil menyebut nama Tuhan. Maka muncullah
segala istilah “omg” dan sejenisnya. Juga segala jokes atau banyolan atau satire yang membawa-bawa nama Tuhan. Orang
sekarang sudah tidak lagi menghormati, atau takut kepada Tuhan Yang Mahakuasa,
Khalik Pencipta Alam Semesta ini, sehingga berani sembarangan menyebut namaNya
secara tidak pantas. Padahal kalau ada yang menyebut nama bapaknya secara
bergurau saja, manusia bisa marah. Tapi nama Tuhan diobral sembarangan di
mana-mana. Karena itu Tuhan mengingatkan, “JANGAN menyebut nama
TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan”.
4. Kita melanggar kesucian waktu milik Tuhan.
Perintah yang ke-4 ini paling istimewa.
Isinya tiga: “INGAT”, “KUDUSKAN” dan “JANGAN”. Tuhan
sudah tahu manusia akan berpura-pura lupa, karena itu Tuhan berkata “INGATLAH hari Sabat, peliharalah
kekudusannya.” Berarti tidak boleh melupakan apa? Tidak boleh
melupakan untuk menguduskan hari Sabat.
Lalu supaya manusia tidak punya alasan
berbuat kesalahan, Tuhan sudah memberikan petunjuk yang mana yang disebut “hari
Sabat” itu, yaitu “hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN,
Allahmu”. Perhatikan, “hari ketujuh” bukan “hari pertama”. Hari yang
ketujuh menurut urutan penanggalan yang benar adalah hari Sabtu, bukan hari
Minggu. Hari Minggu adalah hari pertama, karena itu kita sebut juga hari Ahad,
“Ahad” artinya “Satu” jadi hari Minggu adalah hari yang nomor satu dalam urutan
satu minggu, bukan yang ketujuh.
Sekarang, perhatikan kata-kata yang ditulis jari Tuhan ini, “hari
ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu”
jadi, hari ketujuh itu bukan hari sabat orang
Yahudi! Orang Yahudi memelihara Sabat Hari Ketujuh karena itu Sabat
Tuhan dan mereka mematuhinya. Sebenarnya semua manusia harus mematuhinya, sama
seperti Perintah-perintah yang lain di 10 Hukum ini. Ini tulisan Tuhan sendiri!
Dan Tuhan sudah menulis, “hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu” Berarti, hari yang ketujuh, hari
sabat itu milik Tuhan Allah kita. Jika kita mengatakan Tuhan itu Allah kita,
maka kita harus “mengingat” dan “menguduskan” hari sabat Tuhan Allah kita.
Lebih lanjut, Tuhan memberikan
petunjukNya, bagaimana cara “mengingat” dan “menguduskan” hari sabatNya ini,
yaitu dengan “jangan melakukan sesuatu pekerjaan” pada hari tersebut.
Nah, di ayat-ayat Alkitab yang lain ada keterangan yang lebih banyak tentang
bagaimana Tuhan menghendaki hari sabatNya ini diingat dan dikuduskan, pada
dasarnya adalah dengan berhenti dari mengerjakan segala pekerjaan mencari
nafkah dan kesibukan rutin sehari-hari, karena ini hari Tuhan maka hari ini harus kita pakai sepenuhnya untuk Tuhan dan pekerjaan Tuhan.
5. Kita melupakan tanggung jawab terhadap orangtua.
Nah, Tuhan juga sudah tahu bahwa kita
ini punya kecenderungan untuk tidak menghormati orangtua kita. Kita menganggap
mereka bodoh, tertinggal zaman, barang antik, menyebalkan, membuat repot,
bawel, dll. Dan kita cenderung menyingkirkan mereka, meninggalkan mereka,
pura-pura tidak mendengar apa pun yang mereka katakan, kita menjauhi mereka,
kita anggap seperti perabot saja di rumah, atau sebaliknya kita menjadikan
mereka orang suruhan kita, kita suruh ini, suruh itu, memberi mereka tugas yang
sebenarnya berat buat mereka lakukan karena sudah lanjut usianya. Sering juga
kita menelantarkan mereka, melupakan faktanya bahwa mereka yang melahirkan,
membesarkan, dan merawat kita pada saat kita kecil dan tidak berdaya. Tuhan
tidak menulis perintah “Sayangilah pasanganmu” atau “sayangilah anak-anakmu”,
tapi Tuhan menulis perintah khusus “HORMATIlah ayahmu dan
ibumu.” Berarti Tuhan
tahu, kita cenderung tidak menghormati orangtua kita.
Karena itu Tuhan khusus memberikan peringatan ini. Ini perintah yang disertai
janji.
6. Kita membenci, itu sama dengan membunuh.
Berikutnya Tuhan tahu bahwa sebenarnya
hati kita mudah membenci, dan membenci sama dengan
membunuh di dalam hati. Karena itu Tuhan mengingatkan, “JANGAN membunuh” baik di dalam hati, maupun secara
harafiah; baik orang lain maupun diri sendiri.
7. Kita
suka yang cabul.
Satu
lagi kecenderungan negatif kita yang diketahui oleh Tuhan, kita cenderung
amoral. Berapa banyak hidup yang berantakan karena tindakan kita
yang amoral? Tuhan mengingatkan “JANGAN
berzinah.” Dan
berzinah ini bukan hanya perbuatan secara harafiah, tetapi segala keinginan
amoral, berkhayal pun yang masih ada di dalam hati pun sudah dianggap berzinah.
“Jangan” kata Tuhan.
8. Kita
suka mencuri.
Ternyata Tuhan juga tahu, kita suka mencuri. Segala sesuatu yang bukan hak dan milik
kita, tapi kita pakai dan kita ambil tanpa izin si empunya, itu adalah mencuri.
Jadi, bukan hanya mencuri ayam tetangga yang masuk dalam kategori ini, tapi
mencuri waktu Tuhan misalnya dengan tidak mengingat dan menguduskan hari Sabat;
atau tidak mengembalikan persepuluhan yang adalah milik Tuhan; atau tidak
membayar pajak dengan jujur yang adalah milik Negara. Ada banyak bentuk
pencurian, yang pada dasarnya adalah memakai atau menghaki apa yang bukan hak
kita. Jadi Tuhan memberi peringatan “JANGAN mencuri.”
9. Lidah
kita tidak bisa dikendalikan.
Tuhan
tahu kita punya hobi lain lagi yang sangat buruk,
yaitu suka berbohong dan memfitnah. Kedua hal ini
masuk dalam satu kategori yang sama, sama-sama tidak bicara kenyataan. Bohong
menjadi jalan keluar yang paling mudah bagi kita kalau lagi menghadapi masalah.
Kita sering berkata, boleh kalau itu “bohong baik” (artinya bohong demi
kebaikan), itu tidak apa-apa. Tidak benar. Tidak ada yang namanya bohong demi
kebaikan. Kebenaran selalu lebih baik daripada yang tidak benar. Karena itu
Tuhan mengingatkan “JANGAN memberikan saksi dusta
tentang sesamamu,” bicaralah yang jujur saja.
10. Kita
serakah.
Dan, kecenderungan kita yang walaupun
dicantumkan Tuhan di urutan terakhir, tapi sama sekali tidak berarti itu adalah
kecenderungan yang terkecil. Justru bagi banyak di antara kita, kecenderungan
ini yang membawa kita kepada kesalahan-kesalahan yang lebih parah. Apa itu? Kecenderungan kita untuk mengingini apa yang dimiliki orang lain,
kita serakah. Melihat orang yang lebih sukses, lebih kaya, lebih cantik, lebih
terkenal, lebih dihormati orang, lebih pintar, lebih ini, lebih itu, kita iri
hati, kita membenci mereka tapi kita ingin seperti mereka, dan sering jalan
yang kita tempuh itu jalan yang tidak terhormat. Karena itu Tuhan mengingatkan “JANGAN mengingini.” Syukuri saja yang yang kita punya. Tuhan selalu memberikan
yang terbaik kepada kita. Jika kita tidak mempunyainya, berarti saat ini memang
itu tidak baik untuk kita.
Jadi
dengan memberikan 10 Perintah/10 Hukum ini, Tuhan memasang
sebuah cermin besar di depan hidung kita. Tuhan bilang, “Lihat, ini
adalah kamu! Kamu itu egois, kamu lebih menghargai ciptaan tangan manusia
daripada Aku, kamu tidak bisa mengendalikan mulutmu, kamu tidak mengingat dan
menguduskan hari sabatKu, kamu menelantarkan orangtuamu, kamu membenci orang,
kamu mencuri dari Aku dan dari sesamamu, kamu suka bohong, dan lain-lain! Ini adalah kamu. Kenalilah dirimu sendiri! Kamu mengira kamu baik, tapi ini lihatlah ke cermin ini, kamu tidak baik, yang kamu lihat di cermin itu adalah kamu!”
Itulah
kita. Penuh dengan kebusukan. Penuh dengan kesalahan.
Roma 3:23, 10
Karena semua orang telah berbuat
dosa dan gagal
mencapai kemuliaan Allah.
Seperti ada tertulis: ‘tidak ada yang benar, seorang pun tidak.’
Kesimpulannya:
KITA
TIDAK BISA MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI. Kita tidak bisa berharap menyelamatkan diri kita sendiri DENGAN PERBUATAN BAIK KITA,
karena hati kita, pikiran kita adalah seperti yang ditunjukkan Tuhan ini.
Karena itu kita butuh
Juruselamat yang bisa menyelamatkan kita. Semua dosa yang telah kita
buat, tidak bisa kita hapus sendiri dengan perbuatan baik kita. Dosa adalah
melanggar hukum Tuhan (1 Yohanes 3:4), dosa tidak bisa dibayar dengan perbuatan
baik. Karena itulah kita membutuhkan KASIH KARUNIA
TUHAN, untuk menyelamatkan kita. Hanya KASIH KARUNIA TUHAN yang menyelamatkan kita,
jika kita mau menerimanya lewat IMAN.
Lalu apa gunanya larangan-larangan dan
peringatan-peringatan yang diberikan Tuhan? Apa gunanya ke-10 PERINTAH/10 HUKUM
TUHAN itu? Jelas itu tidak bisa menyelamatkan kita karena justru tulisan Tuhan
itulah yang menunjukkan semua dosa kita, bukan? Tuhan berkata “JANGAN” tapi
kita tetap berbuat. Jadi TULISAN TUHAN YANG MENYATAKAN KESALAHAN KITA, TIDAK
MENYELAMATKAN KITA.
Tapi tulisan Tuhan itu menyatakan apa
yang Tuhan suka jika kita menuruti semua PerintahNya. Tuhan suka kita bisa
seperti yang diinginkanNya, yaitu tidak melakukan hal-hal yang tidak
disukaiNya.
Pertanyaan: WALAUPUN TULISAN
TUHAN ITU TIDAK MENYELAMATKAN KITA, APAKAH KITA TETAP HARUS MEMATUHINYA?
Jawabannya ini harus dipahami betul-betul
oleh semua orang Kristen. Ini adalah doktrin PEMBENARAN
OLEH IMAN ~ JUSTIFICATION BY FAITH yang sering disalahpahami
oleh banyak orang Kristen:
IYA! KITA HARUS
MEMATUHI TULISAN TANGAN TUHAN INI, SEMUANYA. Tetapi kita mematuhinya BUKAN supaya
kita bisa selamat (karena kita sudah diselamatkan oleh Kasih
Karunia), tetapi kita mematuhinya KARENA ITU YANG TUHAN SUKA KITA
PERBUAT,
kita mematuhinya supaya kita bisa membuat Tuhan senang, kita mematuhinya karena
kita sudah diselamatkan Tuhan dan kita mencintai Tuhan, dan jika kita mencintai
Tuhan, sudah pasti kita ingin membuat Tuhan senang.
"JIKALAU KAMU MENGASIHI AKU,
TURUTI PERINTAH-PERINTAH-KU”
(Yohanes 14:15),
Inilah kata-kata Yesus sendiri.
Jadi, sekali lagi, kita tidak
mematuhi semua perintah Tuhan SUPAYA BISA SELAMAT. Tidak. KITA SUDAH
DISELAMATKAN.
Tetapi sekarang, sebagai orang yang
sudah diselamatkan, sebagai anak-anak Tuhan, kita mau membuat Bapa kita yang di
Surga itu senang, kita tidak mau menyedihkan hatiNya, KITA MEMATUHI SEMUA PERINTAHNYA KARENA KITA MENGASIHI DIA, KARENA DIA SUDAH
LEBIH DAHULU MENGASIHI KITA, DAN MENYELAMATKAN KITA SELAGI KITA MASIH
ORANG-ORANG BERDOSA. (1 Yohanes 4:19)
Jika kita tidak menuruti segala
perintah Tuhan, berarti kita tidak mengasihi Tuhan. Setelah Tuhan menyelamatkan
kita, setelah Tuhan mengasihi kita, setelah Tuhan mengampuni dosa kita, setelah
Tuhan membebaskan kita dari hukuman mati kekal, apakah kita tidak ada perasaan
terima kasih kepada Tuhan dan mencintaiNya juga? Tuhan tahu isi hati kita. Dan BUKTI BAHWA KITA MENCINTAI TUHAN
ADALAH DENGAN MEMATUHI SEGALA PERINTAHNYA.
Amin.
01 06 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar