Pelajaran
hari sabat ini, yang diberikan oleh Pdt. Kristyono Sarjono
MENDAHULUKAN
TUHAN ITU MEMBAWA BERKAT BAGI KITA ~ PELAJARAN ISRAEL BAGI KITA
Latar
belakang true story ini diambil dari pengalaman orang Israel. Orang Israel
tadinya adalah bangsa pilihan Tuhan. Tetapi karena mereka sering tidak setia
kepada Tuhan dan berpaling kepada penyembahan berhala, akhirnya Tuhan menghukum
mereka dan membiarkan mereka ditaklukkan Babilon, negara yang paling kuat pada
zaman itu.
Tiga
kali Raja Nebukadnezar menyerang Yerusalem.
Pertama
di tahun 606/605BC, pada waktu itu Raja Yehuda Jehoiakim menyatakan takluk dan
diizinkan terus memerintah di Yerusalem sebagai bawahan Nebukadnezar yang
membayar upeti.
Sekitar
597BC, setelah Jehoiakim digantikan oleh Jehoiakin [Jaconiah] anaknya,
Yerusalem memberontak, dan ditaklukkan lagi oleh Nebukadnezar. Kali ini bangsa
Israel dari kalangan bangsawan diangkut sebagai tawanan ke Babilon, termasuk
semua peralatan upacara kurban yang terbuat dari emas dari dalam Bait Suci.
Pemberontakan
ketiga terjadi pada zaman pemerintahan Zedekiah sekitar 586BC dan kali ini
Yerusalem dihancurkan total oleh Babilon, termasuk Bait Suci yang super megah
yang didirikan oleh Raja Sulaiman [Salomo] dibakar dan dihancurkan. Pada waktu
ini terjadi lagi deportasi bangsa Israel ke Babilon.
Deportasi
bangsa Israel ke Babilon yang ketiga terjadi sekitar 582-581BC ketika
Nebukadnezar membutuhkan tambahan tentara akibat peperangannya selama 13 tahun
dengan Tyre [Tirus].
Sekarang
70 tahun telah lewat sejak Israel pertama ditaklukkan. Dan seperti yang
dijanjikan Tuhan bahwa Israel hanya dihukum 70 tahun, maka mereka pun saatnya
dipulangkan ke Yerusalem.
“Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila
telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku
akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
[Yeremia 29:10]
Maka
diaturlah oleh Tuhan pemulangan orang Israel ke Yerusalem.
Pertama
lewat titah Raja Cyrus [Koresh] dari Persia yang telah menaklukkan Babilon pada
tahun 537BC. Titah ini membebaskan orang-orang Israel dan mengizinkan mereka
pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali negeri mereka dan Bait Suci mereka.
Bukan itu saja, Raja Cyrus memberikan mereka segala kemudahan untuk membangun
Yerusalem kembali. Tetapi hanya kurang dari 50ribu orang yang mau pulang.
Sebagian besar mereka sudah betah hidup di tanah Babilon. Mereka yang mau
kembali bersama Zerubabel [gubernur] dan Yoshua [imam besar], ternyata akhirnya
tidak mendahulukan restorasi Bait Suci, melainkan sibuk menata hidup pribadi
mereka sendiri, membangun rumah-rumah mereka sendiri. Pembangunan Bait Suci
diabaikan. Jadi orang-orang Israel ini tidak belajar dari kesalahan mereka yang
lalu. Sudah dihukum 70 tahun di pengasingan, sekarang masih mengulangi lagi keberanian
mereka mengabaikan perintah Tuhan!
17
tahun kemudian, Tuhan mengatur agar Raja Darius Hyystapes [pengganti Cyrus
urutan ke 3] mengeluarkan titah yang kedua di tahun 520BC dan pulanglah
gelombang yang kedua ke Israel.
Bagaimanakah
kondisi orang-orang Israel di Yerusalem pada waktu itu? Tragis. Alkitab
mencatat:
“Kamu menabur banyak, tetapi membawa
pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum,
tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas;
dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam
pundi-pundi yang berlobang!” [Hagai 1:6]
Mengapa?
Karena Tuhan tidak memberkati usaha mereka. Mengapa?
“Kamu mengharapkan banyak, tetapi
hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya.
Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku
yang tetap menjadi reruntuhan, sedang KAMU MASING-MASING SIBUK DENGAN URUSAN
RUMAHNYA SENDIRI.
Itulah sebabnya langit menahan embunnya
dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri,
ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas
segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala
hasil usaha." [Hagai 1:9-11]
Lewat nabiNya Hagai, Tuhan berpesan:
“Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu
dan bangunlah Rumah [=Bait Suci] itu; maka
Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman
TUHAN.” [Hagai 1:8]
Dan ketika orang-orang Israel akhirnya melakukan
apa yang diperintahkan Tuhan, maka Tuhan berkata:
“Perhatikanlah mulai dari hari ini dan
selanjutnya--mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan ke sembilan. Mulai
dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih
tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon
delima dan pohon zaitun belum berbuah? MULAI DARI HARI INI AKU AKAN MEMBERI
BERKAT!" [Hagai 2:19-20]
Inilah
pelajaran untuk kita hari ini, karena “Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.” [2 Tim 3:16]
Jika
kita merasa mengapa kurang ada berkat di dalam hidup kita, di dalam usaha kita,
hendaknya kita ingat tentang pengalaman orang Israel ini.
Yesus
Sendiri juga berkata:
“TETAPI
CARILAH DAHULU KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARANNYA, MAKA SEMUANYA ITU AKAN DITAMBAHKAN
KEPADAMU.” [MATIUS 6:33]
Orang
Israel telah salah meletakkan prioritas mereka, tidak mendahulukan Tuhan di
dalam hidup mereka. Kebanyakan kita juga begitu. Karena Tuhan tidak pernah
komplain, tidak seperti bos yang galak, kita sering melupakanNya. Semua
kepentingan kita sepertinya lebih mendesak, lebih penting, sehingga TUHAN MENDAPAT URUTAN NOMOR PALING AKHIR.
Suami/istri kita, anak-anak kita, pekerjaan kita, hobi kita, bahkan mungkin
acara kopdar teman-teman kita masih lebih penting daripada melakukan kehendak
Tuhan dan menuruti perintahNya. Herankah kita jika kita mengalami seperti yang
dialami orang-orang Israel ini?
Semoga
ini bisa membuka mata kita sehingga kita tidak salah menempatkan prioritas
lagi.
Tuhan
memberkati.
2013-06-08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar