RENUNGAN
HARI INI:
ZAMAN
NABI NUH
DAN ZAMAN
SEKARANG
Teman-teman
yang Kristen tentunya sangat familier dengan kisah Nabi Nuh dan bahteranya, itu
merupakan salah satu dari kisah-kisah yang sudah diperkenalkan kepada
anak-anak. Mungkin saking begitu familier dengan cerita itu, kita tidak terlalu
perhatian lagi.
Kita
perlu mempelajari lebih teliti lagi mengenai kisah Nuh dan air bah karena kata
Yesus Sendiri:
“Sebab sebagaimana mereka
pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan
mereka tidak
tahu akan sesuatu, sebelum air bah
itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia. [Mat 24:38-39]
Yesus berkata “sebagaimana
mereka pada zaman sebelum air bah itu.... demikian pulalah halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia.” Sangat jelas. Bukan manusia yang
berkata ini, tapi Yesus. Jadi, generasi
akhir zaman PERSIS SAMA DENGAN GENERARSI SEBELUM AIR BAH!
Berarti KITA INI SAMA DENGAN ORANG-ORANG YANG HIDUP DI
ZAMAN NUH!
Jadi marilah kita pelajari, bagaimana
orang-orang di zaman Nuh itu hidup! Di Matius 24:38-39 Yesus menyebutkan TIGA CIRI KHAS dari generasi Nuh, yang sama
dengan generasi akhir zaman.
1. Mereka makan dan
minum ~ ini adalah hal yang biasa, manusia hidup pasti butuh makan dan minum.
Tetapi Yesus menyebutnya secara spesifik di sini sebagai suatu
kesalahan/teguran, karena yang dimakan
dan diminum tidak sesuai dengan kodrat manusia yang diciptakan Tuhan.
Artinya, manusia pada zaman pra-air bah itu RAKUS.
Mereka melampiaskan nafsu makan-minum mereka tanpa kendali. Mereka makan dan minum segala yang
diharamkan Tuhan untuk dimakan dan diminum. Sehari-hari pikiran mereka
hanya terfokus kepada apa yang akan mereka makan dan minum. Acara terpenting
dalam kehidupan mereka sehari-hari adalah memuaskan indera perasa mereka.
Mereka tidak ingat kepada hukum Allah, mereka tidak
perduli lagi kepada larangan makan binatang yang haram, semua mereka terjang,
karena mereka sudah tidak punya lagi rasa takut kepada Allah.
2. Mereka kawin dan
mengawinkan ~ ini pun adalah hal yang biasa, karena Tuhan Sendiri-lah yang
menciptakan lembaga perkawinan. Tetapi Yesus menyebutnya di sini sebagai suatu
kesalahan/teguran karena mereka tidak kawin dan mengawinkan sesuai kehendak
Allah. Perkawinan di zaman itu sudah amoral, bukan
lagi antara 1 laki-laki dengan 1 perempuan seperti yang diatur oleh Allah untuk
Adam dan Hawa, melainkan satu orang sudah mengambil sebanyak-banyaknya pasangan
yang dia suka, tanpa ada batasan lagi. Persetubuhan yang suci antara seorang
laki-laki dengan seorang wanita sudah menjadi perbuatan amoral antara banyak
pasangan, antara sesama jenis, bahkan antara manusia dengan hewan. Tidak ada
lagi yang suci dalam persekutuan itu.
3. Mereka tidak tahu
akan sesuatu ~ artinya mereka tidak tahu apa-apa
sampai air bah itu datang. Apakah yang dimaksudkan Yesus generasi pra-air bah
itu orang tolol semuanya yang tidak mengerti apa-apa? Tidak! Mereka adalah
generasi-generasi awal manusia. Adam diciptakan dalam rupa dan gambar Allah.
Tentunya inteligensia Adam itu sangat tinggi karena dialah rupa dan gambar
Allah. Jadi bertolakbelakang dengan teori Evolusi yang mengatakan manusia itu
asalnya dari monyet yang otaknya kecil dan baru berkembang menjadi manusia,
Alkitab justru menyatakan kebalikannya. Adam itu seharusnya adalah manusia yang terpandai yang pernah
hidup, karena dia tidak dilahirkan dari manusia melainkan dia diciptakan khusus
oleh tangan Tuhan Sendiri, sesuai rupa dan gambarNya. Apakah Tuhan
menciptakan orang bego atau orang idiot? Sudah pasti tidak! Walaupun kemudian
Adam berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah, tetapi inteligensianya masih utuh.
Dan manusia-manusia yang hidup pada zaman Nuh adalah keturunan Adam hingga yang
ke-10. Tetapi Yesus mengatakan mereka tidak tahu apa-apa.
Jadi apa yang tidak mereka ketahui? Bukan pengetahuan umum, melainkan
pengetahuan tentang Allah! Mereka telah meninggalkan Allah, mengabaikan
hukum-hukum Allah, dan tidak lagi mencari kebenaran
Allah. Mereka menganggap diri mereka sendiri sudah pintar dan tahu
segala sesuatu, namun semua yang diketahui oleh manusia, tanpa mereka kenal
tentang Allah, adalah sama dengan tidak tahu apa-apa.
APAKAH KITA MELIHAT
PERSAMAAN GENERASI KITA INI
DENGAN MEREKA YANG DISEBUTKAN YESUS?
“Yang
terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir
akan tampil
pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah janji tentang
kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala
sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." Mereka sengaja tidak mau tahu,
bahwa oleh
firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air
dan oleh air, dan bahwa oleh air itu,
bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi
yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan
kebinasaan orang-orang fasik.” [2 Pet 3:3-7]
Sama dengan peringatan Yesus, Petrus
juga mengingatkan bahwa pada hari-hari zaman akhir, orang-orang akan hidup
menuruti hawa nafsunya dan mereka sengaja tidak mau tahu tentang Firman Allah.
1. Soal makan dan minum ~
Kita melihat setiap hari bagaimana semua tempat makan dipenuhi orang. Acara
makan dalam jumlah yang banyak digelar di mana-mana. Kalau bisa setiap hari ada
acara makan besar. Pertemuan ini, pertemuan itu, semuanya dibarengi acara makan
besar. Dan yang
dihidangkan? Banyak makanan yang menurut Tuhan haram dimakan! Manusia tidak
perduli. Bahkan sampai di dalam dapur rumah tangga sendiri, ibu-ibu
memberi makan keluarganya makanan yang haram tanpa perasaan bersalah. Daftar makanan haram sudah tercantum di
Alkitab, di Imamat pasal 11, tapi orang Kristen tidak perduli. Langgar saja, enak
kok, toh Tuhan tidak protes. Hingga yang sudah punya penyakit pun, bukannya
bertarak tidak makan makanan yang berbahaya itu, tetapi justru minum obat untuk
mengurangi efeknya. Makan tidak lagi merupakan kebutuhan, melainkan sudah
menjadi kegemaran untuk melampiaskan sifat rakus manusia. Lidah dan perut sudah
menjadi allah kita. Bukankah ini gambaran kita sekarang? Persis seperti yang dikatakan
Yesus dan Petrus.
2. Soal kawin-mengawin ~
Zaman sekarang nyaris semua suami pernah berselingkuh dan para istri juga sudah
mulai banyak yang berbuat demikian. Mereka yang tidak terikat dalam perkawinan,
mempraktekkan sex bebas. Sex bukan lagi sesuatu yang suci, tetapi sudah menjadi sesuatu
yang menjijikkan, yang diumbar di mana saja, dengan siapa saja, kapan saja.
Dan sama juga seperti generasi pra-air bah, generasi akhir zaman ini pun tidak
menganggapnya berdosa melakukan hubungan seksual yang amoral, antara
orang-orang yang tidak terikat perkawinan, antara orang-orang yang sejenis, antara
orang dewasa dengan anak-anak, dan lebih hebat lagi, bahkan ada antara manusia
dengan alat-alat yang diciptakan khusus untuk kepentingan itu. Kesucian adalah
pelajaran yang sudah lama dilupakan.
3. Tidak tahu apa-apa
~ kita mungkin menganggap kita tahu segala. Kita punya titel dua-tiga-empat,
kita multilingual, kita sukses dalam karier, kita juga tahu tentang Alkitab,
kita ke gereja, kita menuruti ajaran Tuhan tetapi hanya yang sesuai dengan
pendapat kita. Segala
sesuatu yang ada di Alkitab tapi tidak sesuai dengan lifestyle kita, tidak
sesuai dengan kesibukan kita, tidak sesuai dengan kepentingan kita, tidak
sesuai dengan lidah kita, kita memilih untuk tidak tahu saja. Kita
menciptakan agama kita sendiri. Kita menciptakan Tuhan kita sendiri sesuai
dengan keinginan kita. Tuhan yang selalu menutup mata terhadap kesalahan kita.
Tuhan yang akan menerima kita walaupun kita melanggar hukum-hukumNya, Tuhan
yang telah menjamin keselamatan kita sehingga kita boleh hidup sesuka hati kita
karena kita toh sudah ditebus. Dan kita membuat Surga begitu murah, dan pengorbanan Kristus di
salib begitu tidak berharga. Kita tidak tahu bahwa setiap
pelanggaran yang kita lakukan, setiap hukum yang kita langgar, membuat Kristus
merasakan lagi tusukan paku pada lengan dan kakinya. Kita tidak tahu bahwa di
Surga tidak ada setetes kenajisan pun yang bisa masuk sementara setiap hari
kita bergelimang dalam kenajisan, dalam dosa-dosa yang kita buat, dalam
pelanggaran-pelanggaran kita terhadap hukum-hukum Allah. Kita tidak tahu betapa
sedihnya Kristus melihat orang-orang untuk siapa Dia telah mengurbankan
Dirinya, akhirnya harus diserahkan ke dalam lautan api untuk dimusnahkan,
karena mereka tidak tahu bagaimana menjaga keselamatan mereka. Ya, banyak dari
kita tidak tahu apa-apa! Dan seperti generasi pada zaman Nuh, kita akan
dimusnahkan selama-lamanya.
Teman-teman, jikalau sebelum ini kita
sudah bersikap seperti generasi Nuh, SEKARANG
INILAH WAKTUNYA KITA BERBALIK KEPADA TUHAN.
1. Tinggalkan KERAKUSAN kita, jangan membiarkan lidah dan perut
kita menjadi allah kita. Kembalilah ke Alkitab, MAKANLAH SESUAI KETENTUAN YANG DIBERIKAN TUHAN. Lebih
bagus lagi jika kita bisa menjadi vegetarian, tetapi kalau belum, setidaknya
jangan lagi kita memasukkan makanan yang haram ke dalam tubuh kita, karena tubuh kita ini adalah Bait Allah yang suci. Stop menajiskan tubuh kita. Mana Roh Kudus mau
tinggal bersama kita jika rumah yang kita sediakan itu kotor dan najis oleh
segala hewan yang haram yang kita jejalkan ke dalam mulut kita? Kita harus
sadar bahwa apa yang kita makan dan minum itu MENJADI TUBUH
KITA, menjadi sel-sel kita, dan tidak hanya numpang lewat saja.
Karena itu, jika kita makan semua yang najis, tubuh kita menjadi najis, karena
sel-sel kita dibentuk dari semua kenajisan yang kita makan! Bagaimana kita
berharap bisa dibawa ke Surga dengan semua kenajisan yang melekat pada diri
kita ini? Jangan menukar hidup kekal dengan segala makanan dan minuman yang diharamkan
Tuhan untuk dimasukkan ke dalam tubuh kita. Itu sangat tidak sebanding dan
sangat merugikan kita.
“Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan
sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” [1 Kor 10:31]
Ingatlah, apa yang TIDAK
kita makan atau minum TIDAK BISA membuka jalan kita ke Surga, karena
keselamatan itu hanya diberikan oleh Tuhan, bukan karena perbuatan kita.
Tetapi, APA YANG KITA MAKAN DAN MINUM, ITU BISA MEMBUAT PINTU SURGA
TERTUTUP BAGI KITA, karena Surga tidak menerima semua yang najis.
2. Tinggalkan KEHIDUPAN YANG AMORAL. Jadilah pasangan yang
setia. Jadilah orang yang bermoral. Hormatilah ranjang perkawinan. Tinggalkan
praktek seks bebas. Tinggalkan hubungan yang tidak wajar. KEMBALILAH KEPADA KODRAT KITA SEBAGAI MANUSIA YANG DICIPTAKAN OLEH TUHAN
DALAM RUPA DAN GAMBARNYA. Jangan menjadi manusia keturunan
monyet. Kita ini suci, kita ini aggun, kita telah ditebus dengan harga yang
mahal, dengan darah Kristus Sendiri, kita harus membuktikan bahwa kita layak
menerima pengurbanan yang besar ini. Kita harus membuktikan bahwa kita
menghargai pengurbanan itu.
“Saudara-saudaraku yang
kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua
pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan
kekudusan kita dalam takut akan Allah.” [2
Kor 7:1]
3. Mulai hari ini, jadikanlah Alkitab itu sumber pengetahuan
kita. Ada begitu banyak yang harus kita pelajari. Alkitab berisi segala jenis
pengetahuan, baik petunjuk bagaimana untuk hidup di dunia ini, baik petunjuk
bagaimana kita bisa termasuk dalam mereka yang dibawa ke Surga. Karena untuk
boleh menginjakkan kaki di Surga, kita harus suci.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran. [2 Tim 3:16]
Tidak ada yang
lebih penting daripada memelihara keselamatan kita. Hidup di dunia ini hanya
sebentar saja. Tuhan telah menyediakan hidup kekal bagi kita, janganlah anugrah
yang istimewa itu kita sia-siakan.
Janganlah kita menjadi orang-orang yang
cuek, yang tegar tengkuk seperti generasi Nuh pra-air bah. Nuh berkhotbah
selama 120 tahun terus-menerus, sambil dia membangun bahtera yang disuruh oleh
Tuhan. 120 tahun lamanya, tidak ada yang mau mendengarnya. Bahkan
saudara-saudaranya sendiri pun tidak. Teman-temannya juga tidak.
Tetangga-tetangganya tidak. Besan-besannya tidak. Paman-bibi dan
saudara-saudara sepupunya juga tidak. Tidak ada yang mau percaya. Yang mau
percaya hanya istri, ketiga anaknya dan ketiga menantunya. Seluruh dunia binasa
oleh air bah itu kecuali 8 orang ini.
PELAJARAN TERAKHIR
DARI KISAH NUH
INI UNTUK KITA: MENGIKUTI MAYORITAS, MENGIKUTI YANG POPULER,
MENGIKUTI YANG DIIKUTI SEMUA ORANG, TIDAK MEMBAWA KITA KE SURGA. Tuhan sendiri sudah berpesan:
“Masuklah melalui pintu
yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan
luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk
melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju
kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." [Matius 7:13-14]
Jangan beranggapan bahwa Tuhan akan
mengubah hukumNya atau menurunkan standarNya karena mayoritas manusia tidak
mematuhiNya. Jika Tuhan tidak sayang membinasakan seluruh generasi Nuh dan
menyisakan hanya 8 orang, apakah Tuhan
akan sayang membinasakan kita karena kita termasuk golongan mayoritas? Atau
barangkali kita beranggapan yah tidak apa-apa, mati bersama ramai-ramai banyak
temannya? Konyollah kalau kita berpikir begitu.
Kebanyakan orang sekarang ini sedang
hidup seperti generasi Nuh pra-air bah. Jika kita mengikuti trend ini, kita
akan berakhir seperti generasi itu, bedanya mereka binasa dalam lautan air
bah, dan kita bakal binasa dalam lautan api.
Tetapi jika kita bisa memilih untuk
hidup, MENGAPA KITA TIDAK MAU?
4 Juni 13
nabi nuh dari indonesia,siapa dia?
BalasHapusIni tanya ato teka teki?
HapusIni pelajaran Alkitab, tidak melayani teka teki.