Yesaya 58:13-14
13 Apabila kamu tidak menginjak-injak hari Sabat, dengan (1) tidak melakukan kesenangan kamu
sendiri pada hari kudus-Ku dan
(2) menyebut Sabat suatu yang
menyenangkan’, (3) hari kudus TUHAN, yang dihormati;
dan akan menghormati Dia, dengan (4) tidak melakukan kehendakmu sendiri atau (5) mencari kesenanganmu
sendiri, atau (6) mengucapkan kata-katamu
sendiri, 14 maka kamu akan bersenang-senang dalam
TUHAN, dan Aku akan membuat kamu berkendaraan ke tempat-tempat yang tinggi di
bumi dan memberi kamu makan dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhan-lah yang telah mengatakannya.
Hanya itu! Jadi:
1. Tidak melakukan
kesenangan kita sendiri,
artinya yang menjadi kegemaran kita, misalnya
olahraga, nonton TV, nonton bioskop, baca novel, main game, bermedsos ria, jalan-jalan, ke mall, belanja, makan-makan di
restoran, apa saja yang kita sukai yang tidak ada kaitannya dengan kerohanian
atau kehendak Tuhan.
2. Menyebut Sabat
menyenangkan,
Artinya menikmati ke-24 jam Sabat itu, menikmatinya
dengan hati yang gembira.
3. Sabat itu hari
kudus Tuhan yang kita hormati,
Menyadari bahwa jam-jam Sabat itu kudus, dan kita
berada di jam-jam milik Tuhan yang kudus pada waktu itu. Dengan kesadaran itu
kita akan menghormati jam-jam itu.
4. Tidak melakukan
kehendak kita sendiri,
Artinya kita tidak memakai jam-jam Sabat untuk
menyelesaikan pekerjaan kita. Semua pekerjaan yang harus dikerjakan minggu itu,
harus diselesaikan sebelum jam-jam Sabat. Juga untuk keperluan makanan, pakaian,
bahan bakar, pulsa, dan hal-hal lain yang akan digunakan pada hari Sabat, itu
harus sudah disiapkan sebelum hari Sabat, sehingga sudah siap dipakai pada hari
Sabat. Semua pekerjaan yang tidak sempat dikerjakan sebelum hari Sabat, ditunda
hingga berakhirnya hari Sabat.
5. Tidak mencari
kesenangan kita sendiri,
ini mirip-mirip nomor 1 di atas, hanya yang di no. 1
itu “melakukan” dan di sini itu “mencari”. Kalau “melakukan”
itu sudah tahu apa yang mau dilakukan, tapi kalau “mencari”
itu masih belum tahu, masih dipikir-pikir apa yang mau dilakukan.
6. Tidak mengucapkan
kata-kata kita sendiri,
artinya tidak bicara tentang hal-hal yang duniawi,
misalnya tentang bisnis, tentang pelajaran, tentang segala yang tidak ada
kaitannya dengan kerohanian. Kita punya waktu 6 hari untuk bicara dan diskusi
tentang segala kepentingan sekuler kita. Tuhan hanya minta 1 hari kita fokus
kepadaNya, kepada hal-hal yang rohani, jadi waktu itu harus kita manfaatkan
sepenuhnya, jangan mencari-cari kesibukan duniawi yang lain.
Sederhana, bukan? Prinsipnya adalah karena hari itu
sudah diklaim Tuhan sebagai milikNya, maka apa pun yang kita lakukan,
katakan, dan pikirkan pada hari
tersebut haruslah fokus pada Tuhan dan
pekerjaanNya. Segala
pekerjaan rutin kita yang berhubungan dengan nafkah, dengan kesibukan rumah
tangga, dengan aktivitas dunia (belanja, pesta, olahraga, nonton dll) kita lakukan pada hari-hari yang lain yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita
sudah diberi Tuhan 6 hari untuk kita pakai sesuka hati kita, tetapi 1 hari
dalam seminggu, hari yang ketujuh,
itu Tuhan mau kita memakainya untuk kemuliaanNya. Sama sekali
tidak berat, bukan?
1 Yohanes 2:6
Barangsiapa mengatakan,
bahwa ia ada di dalam Dia, ia sendiri wajib hidup sama seperti
Kristus telah hidup.
Bagaimanakah Kristus hidup? Kristus bersabat pada hari yang
ketujuh! Kristus tidak bersabat pada hari pertama (Minggu).
Maka jika kita meniru Kristus, ya kita pun harus bersabat pada hari yang
ketujuh.
Kita baca sendiri apa kerja
Yesus pada Sabat hari ketujuh:
Lukas 6:6
Dan terjadilah pada suatu hari Sabat yang lain, Yesus masuk ke rumah
ibadah dan mengajar. Dan di situ ada seorang laki-laki yang
tangan kanannya lumpuh.
Kalau dikatakan “hari Sabat yang lain” berarti hari-hari Sabat sebelumnya Yesus
juga masuk ke rumah ibadah.
Lukas 4:16
Dan Ia (=
Yesus) datang ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya Ia masuk
ke rumah ibadah pada hari Sabat, dan berdiri untuk membaca [dari kitab-kitab para nabi].
Lihat, apa kebiasaan Yesus pada hari Sabat?
Masuk ke rumah ibadah.
Lukas 4:31
Dan (Yesus) pergi ke Kapernaum,
sebuah kota di Galilea, dan mengajar mereka pada hari-hari Sabat.
Di sini sangat jelas karena dikatakan “pada hari-hari Sabat” artinya bukan hanya pada satu hari Sabat, tetapi pada
banyak hari Sabat. Berarti kalau hari Sabat di
Kapernaum Yesus mengajar orang di sinagog (rumah ibadah), karena di ayat 33,
disebutkan lokasi Dia mengajar ialah di sinagog.
Lukas 13:10
Dan Dia (Yesus) sedang mengajar dalam salah satu rumah
ibadah pada hari Sabat.
Markus 1:21
Dan mereka pergi ke Kapernaum; dan segera pada hari
Sabat, Dia [Yesus] masuk ke rumah ibadah dan mengajar.
Markus 6:2
Dan ketika hari Sabat tiba, Ia (Yesus) mulai mengajar di
rumah ibadah, dan banyak yang mendengar Dia,
takjub, berkata, ‘Dari mana Orang ini mendapatkan semua itu? Dan hikmat apa ini
yang diberikan kepada-Nya sehingga perbuatan
yang besar ini dikerjakan oleh tangan-tanganNya?’
Jadi ada begitu
banyak ayat, yang bercerita tentang apa yang dilakukan Yesus pada hari-hari
Sabat. Sudah jelaslah bahwa Yesus memelihara kekudusan hari
Sabat, dan melewatkan jam-jam Sabat sesuai yang ditentukan Tuhan.
Bahkan hingga kematianNya, Yesus tetap
menghormati kekudusan hari Sabat. Dia melewatkan seluruh jam-jam
Sabat hari ketujuh itu dengan masuk ke perhentian Tuhan, tidur dalam kematian di dalam kubur,
dan baru bangkit setelah lewat hari Sabat, pada hari Minggunya.
TIDAK!
Matius 12:9-12
9 Dan ketika Dia (Yesus) sudah
meninggalkan tempat itu, Dia pergi ke rumah ibadah mereka. 10 Dan
lihat, ada seorang yang sebelah tangannya lumpuh.
Dan mereka bertanya kepada-Nya, mengatakan, ‘Apakah
sesuai Hukum untuk menyembuhkan pada
hari-hari Sabat?’ Supaya mereka bisa mendakwaNya. 11 Dan dia (Yesus) berkata kepada mereka, ‘Manusia macam
apa yang ada di antara kamu yang mempunyai
seekor domba, dan domba itu terjatuh ke dalam lubang pada hari Sabat, tidakkah
ia akan memegangnya dan mengangkatnya keluar? 12 Kalau
begitu betapa lebih berharganya seorang manusia daripada seekor domba? Karena itu berbuat baik pada hari-hari Sabat itu
sesuai Hukum.’
Sebetulnya semua pertanyaan tentang apakah yang dilakukan Yesus dan murid-muridNya pada hari Sabat itu salah atau benar, itu menggelikan. Seperti tadi sudah kita baca dua ayat yang mengatakan bahwa Anak Manusia adalah Tu(h)an atas Hari Sabat. Kita juga tahu bahwa yang menciptakan hari Sabat pada hari ke-7 setelah selesai menciptakan dunia adalah Yesus sendiri, yang menciptakan segala sesuatu. Jadi sudah pasti Yesus paling tahu bagaimana harus memelihara hari Sabat itu.
Kolose 1:16
Karena oleh Dialah (Yesus) telah diciptakan
segala sesuatu, yang ada di Sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan, apakah itu singgasana atau daerah kekuasaan, atau pemerintah, atau kekuasaan; segala sesuatu diciptakan melalui Dia dan untuk Dia.
Maka, Yesus adalah yang paling tahu bagaimana seharusnya Sabat hari ke-7 itu disucikan dan dipelihara menurut kehendakNya, karena Dia yang menciptakannya. Dan melihat apa yang dilakukan Yesus pada hari Sabat, dengan menyembuhkan orang-orang yang sakit, maka kita boleh merasa yakin bahwa tindakan menyembuhkan atau mengobati atau menolong atau merawat orang sakit dan berbuat kebaikan yang lain untuk menolong orang lain yang harus segera ditolong pada hari Sabat tidaklah melanggar kesucian hari Sabat itu.
Lukas 6:9
Lalu Yesus berkata kepada mereka, ‘Aku bertanya satu hal kepada kamu: Apakah itu sesuai Hukum pada hari-hari
Sabat berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa atau
membinasakannya?’
Yesus
tahu niat orang-orang ini yang ingin membunuhNya, di ayat 11 dikatakan begitu.
Jadi orang-orang yang mengaku
sebagai pemelihara Sabat yang ketat menurut peraturan mereka sendiri, justru
pada hari yang kudus itu merencanakan berbuat kejahatan yaitu
mencari akal untuk membunuh Yesus. Mereka sendiri yang telah melanggar Hukum
tentang hari Sabat dengan niat jahat mereka itu, tetapi mereka menyalahkan
Yesus karena menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat.
Nah,
jika kita mempelajari kitab Wahyu dan nubuatan akhir zaman, nanti pada akhir
zaman hal ini
akan terulang dalam skala global. Akan ada orang-orang yang
merencanakan perbuatan jahat (hingga kepada pembunuhan) pada hari yang mereka
anggap kudus (hari Minggu), atas orang-orang yang memelihara Sabat hari
ketujuh.
YA!
MISALNYA, PAULUS.
Kisah 17:2
Dan Paulus, seperti kebiasaannya, datang ke mereka, dan tiga hari Sabat ia membahas bersama mereka dari Kitab Suci.
Ini pas Paulus ke Tesalonika, dan dia hanya sempat
tinggal tiga minggu di sana karena kondisi yang tidak ramah
sehingga hanya tiga Sabat dia mengajar orang-orang di rumah
ibadah. Tapi jelas kita lihat di sini bahwa pada hari Sabat, Paulus
ke rumah ibadah. Paulus ini baru menjadi Kristen setelah Yesus kembali ke
Surga, tapi toh dia mengikuti teladan Yesus, pada hari Sabat dia
pergi ke rumah ibadah untuk mengajar, bukan tiduran di rumah atau pergi
ke tempat-tempat wisata yang lain. Maka kalau kita mengikuti teladan Yesus, seharusnya hari Sabat kita juga ke rumah ibadah.
Kisah 13:14-15
14 Tetapi ketika mereka (Paulus dkk.) meninggalkan Perga, mereka pergi ke Antiokhia di Pisidia; dan
pergi ke rumah ibadah pada hari Sabat, dan duduk. 15 Dan setelah pembacaan dari kitab Hukum dan
kitab nabi-nabi, pemimpin-pemimpin rumah ibadah
menyuruh bertanya kepada mereka, mengatakan,
‘Saudara-saudara, jikalau saudara-saudara ada kata-kata
nasihat untuk umat ini, silakanlah!’
Lihat, ini di gereja Perjanjian Baru yang mula-mula, ingat bahwa di
Antiokia-lah pertama kalinya pengikut Kristus disebut Kristen? Nah, ini adalah
gereja Perjanjian Baru, dan mereka berkumpul untuk ibadah
kapan? Hari Sabat, hari ketujuh. Dan dikatakan bahwa dalam ibadah
itu ada pembacaan dari kitab Hukum dan kitab nabi-nabi. Jadi Hukum di gereja Perjanjian Baru yang mula-mula itu tetap dibacakan,
tetap diajarkan, dan tetap dipatuhi! Betapa gereja-gereja sekarang
telah menyimpang dari aslinya, sudah tidak beribadah lagi pada hari ketujuh,
dan sudah tidak perduli lagi pada Hukum Tuhan. Tapi menganggap tetap selamat.
Mengenaskan.
Kisah 18:4
Dan dia (Paulus) membahas di rumah ibadah setiap hari Sabat, dan meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.
Ini
di Korintus. Paulus ke rumah ibadah setiap hari Sabat. Jadi ke mana pun Paulus
pergi, setiap hari ketujuh
dia pasti ada di rumah ibadah, di gereja. Di mana kita pada hari Sabat?
DAN
JUGA BARNABAS.
Kisah 13:42-44
42 Dan ketika orang-orang Yahudi sudah
meninggalkan sinagog, orang-orang non-Yahudi memohon
agar Firman itu boleh dikhotbahkan kepada mereka hari Sabat berikutnya. 43 Nah, ketika jemaat bubar, banyak orang Yahudi
dan penganut Kristen yang baru dari golongan non-Yahudi yang rohani, mengikuti Paulus dan Barnabas; yang
berbicara kepada mereka meyakinkan mereka untuk berlanjut dalam kasih karunia
Allah. 44 Dan pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh
kota itu berkumpul untuk mendengar Firman Allah.
Di sini
sangat jelas bahwa mereka beribadah pada Sabat
hari ketujuh, baik orang-orang Yahudi yang
menjadi Kristen maupun orang-orang non-Yahudi yang juga menjadi Kristen. Jadi ini umat Perjanjian Baru, ini bukan orang Yahudi yang
beragama Yahudi yang menolak
Kristus. Ini orang-orang Kristen
Perjanjian Baru, dan mereka datang ke sinagog atau
rumah ibadah, atau yang kita sebut gereja, pada Sabat
hari ketujuh untuk
mendengarkan Paulus dan Barnabas berkhotbah.
Setelah
mereka mendengarnya, mereka minta agar Sabat depannya itu dikhotbahkan lagi,
karena mereka akan mengajak teman-temannya sekota untuk mendengar. Mengapa
mereka tidak minta supaya Paulus dan Barnabas mengajar pada keesokan harinya
saja yang adalah hari Minggu? Toh Paulus dan Barnabas juga masih ada di sana. Karena
pada hari Minggu tidak ada ibadah!! Ibadah hanya ada pada hari ketujuh, jadi Paulus
dan Barnabas diminta untuk bicara lagi Sabat berikutnya. Selain itu, pada hari Minggu semua orang bekerja, karena itu hari kerja biasa,
itu bukan hari libur, sehingga tidak akan ada yang hadir andai pun Paulus dan Barnabas
berkhotbah pada hari Minggu. Jadi lama setelah Yesus kembali ke Surga, hari ibadah tetap Sabat
hari ketujuh, sementara hari yang pertama setiap minggu, hari Ahad/Sunday/Minggu, itu hari bekerja biasa.
BUKAN!
Kolose 2:13-14
13 Kamu juga, yang dalam keadaan mati
dalam dosamu dan kedaginganmu yang tidak disunat, telah dihidupkanNya bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia
mengampuni segala pelanggaranmu, 14 dengan menghapuskan semua surat utang yang mendakwa kita, yang mengancam kita, dan itu telah disingkirkanNya dengan memakukannya
pada kayu salibNya
Yang diterjemahkan “surat utang” di sini, di KJV tertulis “handwriting of ordinances”. Ini adalah peraturan-peraturan yang ditulis oleh Musa, atau Taurat Musa.
Pada dasarnya,
yang dilanggar manusia itu Hukum Allah. Di Taurat Musa juga ada salinan
10 Hukum Allah. Maka kalau manusia melanggar Hukum Allah,
tulisan-tulisan Musa (handwriting of
ordinances) itu yang mendakwanya. Misalnya, kamu berdosa karena kamu sudah
melanggar Hukum tidak boleh mencuri. Atau kamu berdosa karena kamu sudah
melanggar Hukum mengingini milik orang lain. Jadi Hukum Allah yang salinannya ada di kitab Taurat
(handwriting of ordinances) itu yang mendakwa manusia bila dia berbuat dosa.
Nah, semua
dosa hanya bisa dihapuskan oleh darah. Karena itu ketika Adam dan Hawa berdosa,
Tuhan berjanji akan mengirim Juruselamat yang darahNya akan menghapuskan
dosa-dosa mereka dan menebus mereka dari hukuman dosa. Lihat Kejadian 3:15.
Tapi karena Juruselamat itu tidak langsung datang, maka sebelum
Juruselamat itu datang, pekerjaan penebusanNya dilambangkan oleh kurban hewan, supaya
manusia tidak lupa bahwa Tuhan sudah menjanjikan Juruselamat. Dan praktek
ini dimulai dengan disembelihnya domba yang pertama di taman Eden, yang
kulitnya kemudian dijadikan pakaian Adam.
Kita melihat langkah demi langkah proses penghapusan dosa ini di
kitab Imamat yang ditulis Musa. Tuhan mengajarkan kepada bangsa Yahudi segala
macam upacara kurban. Kalau ada yg bikin dosa, dia harus membawa hewan kurban
ke Bait Suci, menumpangkan tangannya ke atas kepala hewan itu, mengakui dosanya dan secara
simbolis memindahkan dosanya kepada hewan yang tidak berdosa itu, lalu menyembelihnya. Oleh imam, darah
hewan kurban itu dibawa masuk ke Bait Suci, dengan demikian dosa orang itu
dibawa masuk ke Bait Suci, dan orang ybs. boleh pulang dengan keyakinan bahwa sudah
ada jaminan dosanya diampuni. Jadi orang yang tadi berdosa sudah menerima pengampunannya, tapi dosanya
belum dihapuskan, masih ada di dalam Bait Suci, berhubung darah hewan kurban tidak sungguh-sungguh bisa
menghapuskan dosa. Hanya darah Kristus yang nanti akan
menghapus dosa-dosa itu.
Ibrani 10:4
Sebab tidak mungkin darah lembu jantan dan darah kambing bisa
menghapuskan dosa.
Karena itu sementara Yesus Kristus belum disalibkan, pengampunan dosa umat manusia masih dalam bentuk utang, belum dilunasi. Jadi sementara pengampunan itu diberikan atas janji bahwa nanti darah Kristus yang akan benar-benar menghapus dosa-dosa itu. Semacam promissory note. Inilah yang disebut “surat utang” oleh terjemahan LAI, dan istilah ini lebih mudah dimengerti daripada "handwriting of ordinances” Karena itu di ayat ini kita juga memakai istilah “surat utang”.
Maka menurut Kolose 2:13-14, yang dipakukan pada kayu salib itu semua SURAT UTANG, atau “handwriting of ordinances”, dakwaan-dakwaan dari Hukum Allah yang disalin di kitab Taurat, mulai zaman Adam hingga salib. Jadi yang dipakukan bukan HUKUMNYA!
Pada waktu Yesus disalibkan, tumpukan surat utang sejak dari
zaman Adam, dipakukan semuanya di salib, karena pada waktu itu Yesus melunasi
semuanya.
Jika kita baca lagi Kolose 2:13-14 dengan teliti, maka sangat
jelas bahwa surat utang
itulah yang dipakukan di salib dan yang ditiadakan, karena sudah dilunasi.
BUKAN HUKUM ALLAH. Hukum Allah tidak bisa dihapus oleh
darah Kristus karena Hukum Allah itu adalah karakter Allah sendiri, kekal untuk
selamanya.
Bagaimana
setelah kematian Kristus di salib? Apa masih ada lagi surat utang? Tidak.
Karena setelah kematian Kristus, tidak perlu lagi ada kurban hewan sebagai lambang penebusan. Orang berdosa bisa
langsung datang kepada Kristus dalam doa dan memohon ampun untuk dosa-dosanya.
Tidak perlu lagi harus menyembelih hewan kurban. Upacara itu sudah digenapi
oleh kematian Kristus. Jadi surat utang itu
semuanya adalah milik umat Allah zaman Perjanjian Lama, bukan milik
umat Allah Perjanjian Baru setelah kematian Yesus di salib.
Jadi, bagi umat Allah Perjanjian Baru, lebih mudah minta pengampunan daripada di zaman Perjanjian Lama. Hanya lewat doa kita bisa memohon pengampunan langsung kepada Kristus. Tetapi, bisakah kita minta Kristus mengampuni kita bila kita terus-menerus sengaja berbuat dosa yang sama, terus-menerus tetap dengan kesadaran melanggar Hukum yang sama, walaupun kita sudah mengetahui kebenaran yang seharusnya? Bacalah tulisan Paulus di bawah ini.
Ibrani 10:26-27
26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah kita menerima pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi
kurban untuk dosa, 27 melainkan suatu
penantian yang menakutkan akan penghakiman dan api kemarahan yang akan melahap habis para musuh
Paulus menulis
dengan sangat jelas bahwa jika kita sengaja berbuat dosa sesudah kita tahu apa
yang benar, maka Yesus tak lagi mau menjadi kurban dosa kita. Akibatnya kita
harus menanggung sendiri semua hukuman dosa kita, dan itu bakal harus kita
bayar dengan dibakar api dahsyat yang menghanguskan. Karena itu jangan sengaja berbuat dosa,
sengaja melanggar Hukum Allah setelah kita tahu bagaimana kita harus
hidup sebagai umat Allah.
Lihat apa yang
ditulis Yakobus 4:17
Jadi, bagi dia yang tahu bagaimana berbuat baik,
dan tidak melakukannya, baginya itu dosa.
Jadi kita tidak
usah berbuat kejahatan dulu baru diperhitungkan sebagai dosa. Kita tahu apa yang baik, apa yang benar saja, tapi
tidak kita lakukan, itu bagi kita sudah dosa! No excuse. Ini kata Alkitab loh, bukan kataku. Jadi sekarang kita
tahu lebih banyak apa yang diminta Tuhan dari kita yang mengaku sebagai umat
Allah atau orang Kristen.
BUKAN!
Kisah 20:7
Dan pada hari pertama minggu itu, ketika para murid berkumpul untuk memecah-mecah roti, Paulus berkhotbah kepada mereka, siap untuk berangkat pada keesokan harinya; dan melanjutkan orasinya hingga tengah malam.
Kesalahan banyak
orang dalam mengerti Alkitab adalah tidak membaca seluruh konteksnya. Marilah
kita teruskan membaca seluruh konteksnya mulai ayat 8-12:
8 Dan ada banyak lampu yang menyala di ruang atas, di mana mereka
berkumpul, 9 Dan di sana duduk di jendela seorang pemuda bernama
Eutikhus, yang tertidur lelap. Dan karena Paulus berkhotbah lama, pemuda itu tenggelam
dalam tidurnya dan jatuh ke bawah dari tingkat ketiga, dan sudah mati ketika diangkat. 10 Dan Paulus turun ke bawah, dan
rebah di atas pemuda itu, dan sambil mendekapnya, berkata, ‘Jangan khawatir, sebab ia hidup.’ 11 Maka ketika ia (Paulus) sudah naik kembali dan sudah memecah-mecah roti, dan sudah makan; dan bicara untuk waktu yang lama, yaitu
sampai fajar menyingsing, maka ia pun
berangkat. 12 Dan mereka membawa pemuda itu hidup-hidup ke rumahnya, dan
sangat terhibur.
a.
“memecah-mecah roti”
Pertama-tama jika membaca seluruh
perikop ini dengan teliti, kita tahu bahwa “memecah roti” pada
kesempatan ini ternyata bukanlah
Perjamuan Suci seperti yang disangka banyak orang, melainkan hanya acara makan bersama sambil berbincang-bincang. Kebudayaan di sana
kalau makan roti itu dirobek dengan tangan, bukan dipotong pakai pisau. Di sini
sama sekali tidak disebut tentang cawan anggur yang harus
ada dalam Perjamuan Suci dan juga tidak ada kata-kata bahwa
perjamuan itu dilakukan sebagai peringatan kematian Kristus, berarti ini bukan Perjamuan Suci.
Karena dikatakan “pada hari pertama minggu itu”, berarti setelah matahari terbenam hari
Sabat, setelah Sabat berakhir, maka Paulus dan
para murid makan
malam biasa, bukan mengadakan perjamuan suci.
b.
Tidak beda dengan apa yang dikatakan di Kisah 2:46:
Dengan bertekun dan dengan
sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah, dan memecahkan roti dari rumah ke rumah secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.
Jadi istilah “memecah roti” di sini itu artinya makan
biasa. Mereka makannya roti bukan nasi, jadi seperti itu cara makannya.
c.
Dua kali makan.
Bila kita baca, pertama mereka makan, lalu Paulus berkhotbah, lalu Euthikus
terjatuh dari lantai tiga karena mengantuk, lalu Paulus turun ke bawah dan
menghidupkannya kembali, dan setelah itu mereka kembali di ruang atas, Paulus
memecah-mecahkan roti lagi, artinya Paulus makan lagi. Jadi ini
hanyalah makan
bersama yang terjadi paling sedikit 2 x malam itu, dalam suatu
pertemuan yang panjang selama sekitar 11 jam, dihitung dari matahari terbenam
setelah berakhirnya Sabat, pertama sebelum Euthikus
jatuh, dan yang kedua setelah Euthikus ditolong. Tidak mungkin kan mengadakan
Perjamuan Suci 2 x dalam satu pertemuan dengan orang-orang yang sama? Jadi
jelas ini hanya makan biasa.
d.
Mengapa mereka berkumpul begitu lama
sampai fajar menyingsing?
Dihitung dari mulainya hari pertama
sekitar pukul 18:00 WIB, hingga fajar menyingsing itu sekitar 11 jam. Untuk
beribadah kepada Tuhan? T I D A K ! Apa yang mereka lakukan selama 11 jam ini
bukan ibadah. Mereka berkumpul karena Paulus mau berbicara dengan
mereka sebelum dia berangkat pagi harinya (fajar hari pertama/hari Minggu). Katakanlah Paulus memberikan pelajaran dan nasihat kepada para murid
itu, dan sepertinya banyak sekali yang
mau disampaikan Paulus kepada murid-murid ini.
e. Pertemuan ini dilakukan pada malam hari,
karena ayat 8 berkata “ada banyak lampu yang menyala”. Berarti waktu itu sudah
gelap,
bukan pagi atau siang hari! Satu-satunya saat gelap (tidak
ada matahari) pada hari pertama dari suatu minggu adalah setelah matahari terbenam
Sabtu petang hingga datang fajar sekitar 11-12 jam lamanya. Kalau
menurut hitungan kita sekarang itu sekitar pukul
18:00 hari Sabtu malam Minggu hingga pukul 05:00-06:00 Minggu pagi. Jangan lupa
pada zaman Alkitab pergantian hari itu terjadi pada saat matahari terbenam.
“Pada hari pertama minggu
itu”(ayat 7) berarti setelah
matahari terbenam hari yang ketujuh (Sabtu) mulai
pukul 18:00 waktu kita sekarang). Jadi, setelah mereka selesai menjalankan
ibadah Sabat hari ke-7 (yang berakhir saat matahari terbenam) mereka melanjutkannya
dengan acara bincang-bincang sambil
makan-makan “sampai fajar menyingsing” (ayat 11). Jadi Paulus itu bisa ngomong sekitar 11
jam non-stop ya. Belum lagi kalau dia juga mengajar pada waktu jam-jam Sabat sebelumnya. Coba zaman sekarang mana ada yang mau mendengarkan
pendetanya ngoceh 11 jam lebih!
Jadi ini sama sekali bukanlah ibadah hari Minggu kepada Tuhan. Setelah berakhirnya hari Sabat, mereka
melanjutkan pertemuan mereka dengan acara bincang-bincang sambil makan karena
Paulus akan meninggalkan mereka begitu fajar menyingsing. Memakai ayat ini
untuk mengatakan Paulus telah menggeser hari ibadah dari Sabat hari ketujuh ke
hari pertama dalam setiap minggu, adalah suatu kesalahan dan sama sekali tidak
berdasar.
BUKAN!
1 Korintus 16:2
Pada hari pertama setiap minggu hendaklah setiap orang di antara kamu menyisihkan sesuatu dan menyimpannya, sesuai dengan berkat yang diperolehnya dari Tuhan, supaya jangan ada pengumpulan waktu aku datang.
Yang dibicarakan
di sini adalah MENGUMPULKAN
SUMBANGAN. Sumbangan pada
masa dahulu kebanyakan berbentuk materi [hasil bumi, pakaian, dll], jarang
uang. Jadi proses mengumpulkannya lebih ribet. Justru karena Paulus tidak mau jemaat sibuk mengumpulkan
sumbangan pada hari Sabat pada waktu mana mereka harus berkonsentrasi
pada ibadah dan berbakti kepada Tuhan, maka segala kesibukan mengumpulkan sumbangan ini Paulus minta
supaya dilakukan pada hari pertama setiap minggu [yang bukan hari Sabat],
supaya pada waktu Paulus datang, jemaat bisa memberikan perhatian
mereka sepenuhnya untuk belajar Firman bersama Paulus.
Jika kita
membaca dengan cermat, Paulus minta supaya sumbangan dikumpulkan pada hari
pertama (hari Minggu) supaya “jangan
ada pengumpulan waktu aku datang”.
Berarti ayat ini justru mengatakan PAULUS TIDAK AKAN DATANG
PADA HARI PERTAMA! Karena
itu, hari itu bisa dipakai untuk kesibukan mengumpulkan sumbangan.
Kesimpulan:
PAULUS TIDAK AKAN DATANG PADA HARI PERTAMA (= hari Minggu) KARENA ITU MEMANG BUKAN HARI UNTUK BERIBADAH BERSAMA!
BUKAN
!
Yohanes 20:19
Lalu di hari yang sama saat malam, itu adalah hari pertama minggu itu, ketika pintu-pintu terkunci di mana murid-murid berkumpul karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah dan berkata kepada mereka, ‘Damai sejahtera bagi kamu!’
a. “hari pertama minggu itu” berarti itu hari Minggu/Ahad/Sunday.
Tapi ada keterangan “saat malam”, jadi, ini bukan hari Minggu/Ahad pagi. Yesus bangkit Minggu pagi, tapi sampai sudah gelap murid-murid inti (11 orang) masih belum bertemu dengan Yesus. Ketika matahari terbenam, itu sudah masuk hari Senin. Dan karena dikatakan “saat malam”, jelas ini sudah malam Senin. Hitungan waktu zaman Alkitab, malam dulu baru pagi, sudah ganti hari.
b. Mereka berkumpul untuk apa?
Untuk berbakti? TIDAK! Mereka berkumpul karena “mereka takut kepada orang-orang Yahudi” alias mereka sedang bersembunyi! Jadi ini bukan berkumpul untuk beribadah.
c. Markus 16:14 menjelaskan apa yang sedang mereka lakukan ketika bersembunyi itu:
Belakangan Ia (Yesus) menampakkan Diri kepada kesebelas (murid) itu saat mereka sedang duduk makan, dan mencela mereka karena ketidakpercayaan dan kekerasan hati mereka, karena mereka tidak mempercayai orang-orang yang telah melihat Dia sesudah Dia bangkit.
Jadi ke-11 murid yang sisa ini sedang makan ketika Yesus muncul. Ini malam Senin dan tidak ada ibadah.
Jadi sama sekali tidak benar kalau murid-murid Kristus ini dianggap berkumpul pada hari Minggu untuk merayakan kebangkitan Kristus sebagai pengganti ibadah Sabat hari ketujuh, karena malam itu (sebenarnya itu sudah malam Senin), mereka sendiri saja belum bisa percaya bahwa Kristus memang sudah bangkit!
Sampai matahari sudah terbenam dan hari Minggu sudah lewat, sudah masuk malam Senin, baru Yesus muncul di tengah-tengah mereka. Jadi, pertemuan Yesus pertama kalinya dengan ke-11 muridNya bukan terjadi pada hari Minggu, melainkan pada malam Senin! Kita perlu teliti membaca ayat supaya tidak ditipu Antikristus.
BUKAN!
Kolose
2:16-17
16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang
menghakimi kamu mengenai makanan dan minuman
atau mengenai suatu hari raya, atau bulan baru, atau hari-hari sabat, 17 yang adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan
substansinya ialah Kristus.
Di hal. 30 sudah ditulis bahwa semua
hari raya, hari perayaan, di mana orang Yahudi harus libur kerja, itu disebut
hari Sabat karena hari Sabat artinya hari libur kerja.
Jadi “hari Sabat” yang tertulis di Kolose 2:16 ini adalah
hari-hari raya orang Yahudi yang tertulis di dalam Kitab Musa, BUKAN Sabat HARI KETUJUH.
Berdasarkan apa kita tahu bahwa ayat 16 ini tidak bicara tentang Sabat Hari Ketujuh? Itu dijelaskan Paulus di ayat yang ke 17: semua itu adalah “bayangan dari apa yang harus datang”. Jari hari Sabat yang disebutkan di sini adalah hari-hari Sabat (hari libur kerja) untuk mengikuti upacara hari-hari raya/hari besar orang Yahudi, yang semuanya mengacu kepada pekerjaan penebusan Kristus.
Kalau kita lihat di kitab Imamat mulai pasal 23, kita temukan ada 7 macam hari raya (perayaan) besar yang harus dipatuhi oleh orang-orang Yahudi, yaitu:
v Hari
raya Passah – hari ke-14 bulan yang pertama
v Hari
raya Roti tidak beragi – besoknya, hari ke-15 bulan yang pertama
v Hari
raya Unjukan – hasil yang pertama
v Hari
raya Korban Sajian/Pentakosta – hari yang ke-50 setelah Hari raya Unjukan.
v Hari
raya Nafiri/trompet – hari pertama bulan ke-7
v Hari
Pendamaian/Grafirat – hari ke-10 bulan ke-7
v Hari
raya Tabernakel/Pondok Daun – hari ke-15 bulan ke-7
Semua perayaan itu, ada peraturannya sendiri-sendiri, semuanya sudah diatur, misalnya kurban apa yang harus dipersembahkan, baik yang dibakar maupun yang disajikan, makanan apa, minuman apa, dll. dan lamanya masing-masing perayaan berbeda, ada yang 1 hari, ada yang seminggu, ada yang harus libur kerja penuh, ada yang dengan puasa, ada yang dilakukan saat bulan baru (hari pertama dalam suatu bulan), ada yang di tengah-tengah bulan, dll.
Kita lihat saja kesimpulannya di Imamat 23:37-38
37 Inilah
Perayaan-perayaan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus
untuk mempersembahkan kurban api-apian kepada TUHAN, yaitu kurban bakaran dan
kurban biji-bijian, kurban sembelihan dan
kurban-kurban minuman, semua sesuai harinya 38 di samping Sabat-sabat TUHAN, di samping persembahan-persembahanmu, di
samping semua nazarmu, dan di samping segala kurban sukarelamu, yang
kamu persembahkan kepada TUHAN.
Ketujuh hari raya di atas ini SEMUANYA merupakan
bayangan/lambang dari pekerjaan penebusan Kristus. SEMUANYA! Mulai
dari perayaan Passah hingga Pondok Daun, kata Paulus, semuanya ini “adalah bayangan dari apa yang harus
datang, sedangkan substansinya ialah Kristus.”
KARENA ITU KETIKA YESUS MATI DI KAYU
SALIB SEBAGAI DOMBA KURBAN YANG SEJATI, BERAKHIRLAH SEMUA HARI RAYA (HARI
SABAT) BAYANGAN ITU KARENA YANG ASLI SUDAH MUNCUL!
v Sedangkan Sabat hari Ketujuh sudah ada sebelum ada dosa,
tidak ada kaitannya dengan pekerjaan penebusan Kristus, melainkan
dengan event penciptaan dunia. Sabat hari Ketujuh sudah diadakan oleh Tuhan
sebelum Adam berdosa, sehingga tidak berkaitan dengan pekerjaan penebusan
Kristus.
v Sabat Hari Ketujuh berkaitan dengan Penciptaan.
Memelihara kekudusan Sabat hari Ketujuh
merupakan pengakuan
kita bahwa Tuhan-lah Khalik Pencipta kita, hari itu kita pisahkan
khusus untuk memuliakan Tuhan, karena hari itu sudah diklaim dan dikuduskan oleh Tuhan sendiri – Kejadian.
2:2-3
Jadi di Kolose 2:16 Paulus sama sekali
tidak bicara tentang Sabat Hari Ketujuh! Yang dibicarakannya
adalah hari-hari Sabat bayangan yang semuanya sudah digenapi saat Yesus
mati di salib, jadi tidak usah dilakukan lagi.
Hari
kebangkitan Kristus adalah hari kemenangan kita atas kuasa maut dan dosa.
Tetapi di dalam Alkitab tidak pernah Yesus maupun murid-muridNya
mengatakan bahwa sejak itu,
hari kebangkitan Kristus menjadi hari Sabat. Sabat itu artinya istirahat,
perhentian, tidak bekerja. Bagaimana Yesus bangkit bisa dikatakan itu
istirahat? Justru pada hari pertama (hari Minggu) itu Yesus mulai bekerja
kembali setelah Dia bangkit. Yesus beristirahat ketika Dia ada di dalam kubur. 24 jam selama hari
Sabat itu Yesus beristirahat di dalam kubur. Jadi kebangkitan Yesus
tidak bisa disebut hari Sabat! Kalau kita mau memperingati hari
kebangkitanNya setiap tahun, boleh saja, tapi itu adalah 1 x kejadian dalam satu
tahun, tidak bisa menggantikan Sabat hari ketujuh selama
52 x dalam setahun. Tidak ada satu pun ayat di dalam Alkitab yang mendasari perubahan ini, dan
memang perubahan ini terjadi bukan atas kehendak Tuhan, melainkan atas kehendak
Kepausan Roma.
Yakobus 2:10
Sebab barangsiapa yang menuruti seluruh Hukum itu,
tetapi melanggar
dalam satu hal darinya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
Jadi
melanggar 1 Hukum Tuhan, sama dengan melanggar semuanya. Kalau kita melanggar Hukum Sabbat hari
ketujuh, berarti kita juga melanggar Hukum #1, karena kita sudah lebih
mementingkan diri kita sendiri di atas Tuhan. Kita sudah menjadi allah kita
sendiri. Kita juga sudah melanggar
Hukum # 5, karena Allah itu Bapa kita dan kita tidak menghormatiNya. Kita juga
melanggar Hukum # 8, karena kita mencuri hari milik Tuhan. Jadi ternyata dengan
melanggar 1 Hukum Tuhan, kita melanggar lebih dari satu, dan itu artinya kita
melanggar seluruh Hukum Tuhan, karena yang kita langgar sebenarnya autoritas
Tuhan yang membuat Hukum itu.
Kalau
kita tidak ingat menyucikan hari Sabbat, berarti secara moral kita ikut tidak mengakui autoritas Tuhan sebagai pencipta kita, walaupun mungkin bukan itu niat kita,
karena hari itulah yang dikuduskan oleh Tuhan bagi DiriNya sendiri, dan
kita yang makhluk ciptaan pada hari itu wajib memuliakan Tuhan sebagai Khalik
Pencipta alam semesta.
Kejadian 2:2-3
2 Dan pada hari ketujuh Allah telah mengakhiri pekerjaanNya yang telah dibuatNya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena di hari itu Ia telah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Apa
yang dikatakan Yesus kepada orang Farisi berlaku juga untuk kita sekarang. Orang-orang Farisi lebih mementingkan patuh pada
peraturan-peraturan yang mereka buat, yang sudah menjadi tradisi mereka daripada
mematuhi Hukum Tuhan. Sama dengan orang Kristen sekarang. Sebenarnya banyak
yang tahu bahwa hari Sabat adalah hari ketujuh, tetapi karena sejak abad
ke-4 Masehi gereja Universal sudah menetapkan hari Minggu sebagai pengganti
hari ketujuh, tanpa dasar yang alkitabiah, orang Kristen mayoritas memilih
untuk tetap mengikuti tradisi itu daripada mengikuti Peintah Tuhan.
Tetapi Tuhan tidak menerima pelanggaran ini. Dialah Tuhan alam semesta, masa
Dia yang disuruh tunduk pada peraturan buatan manusia? Lihat apa kata Yesus
kepada orang-orang Farisi, itu juga yang dikatakanNya kepada orang Kristen hari
ini.
Matius 15:3, 9:
3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka, ‘Mengapa kamu pun melanggar Perintah Allah dengan adat istiadatmu?’ 9 Tetapi percuma mereka beribadah kepada-Ku, sementara mengajarkan perintah-perintah manusia sebagai doktrin.’
Markus 7:9, 13
7 Yesus berkata kepada mereka: ‘Baguslah kamu menolak perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.’13 menjadikan Firman Allah tidak berlaku melalui adat istiadatmu, yang telah kamu wariskan. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan.’
Roma 14:5-6
5 Satu orang menghargai satu hari di atas hari yang lain; orang lain menghargai semua hari sama. Hendaklah setiap orang
benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. 6 Dia yang menghargai hari itu, ia menghargainya bagi Tuhan. Dan dia yang tidak menghargai hari itu, bagi Tuhan dia
tidak menghargainya. Dia yang makan, makan
bagi Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan dia yang tidak makan, bagi Tuhan ia tidak makan., dan mengucap syukur kepada
Allah.
Loh, bukankah ini ayat yang mengatakan yang mau memelihara Sabat hari
ketujuh ya oke, yang mau memelihara hari Minggu ya oke? Yang mau makan daging
haram ya oke, yang tidak mau makan ya oke? Tidak! Karena di ayat-ayat lain Paulus sangat
tegas melarang segala pelanggaran terhadap Hukum Allah. Paulus pasti tidak akan
mengontradiksi dirinya sendiri.
Tulisan Paulus terkadang memang rada membingungkan jika
kita tidak tahu latar belakangnya. Petrus sudah mengingatkan bahwa
tulisan Paulus bisa membingungkan, tapi tulisannya benar, hanya saja mungkin
sulit dipahami.
2 Petrus 3:15-17
15 Dan anggaplah panjangsabarnya Tuhan kita itu keselamatan, yaitu seperti saudara kita yang terkasih Paulus juga telah menulis kepadamu, menurut
hikmat yang dikaruniakan kepadanya. 16 Sebagaimana
di semua suratnya, yang di dalamnya berbicara
tentang perkara-perkara ini; di mana di dalamnya
ada hal-hal
yang sukar difahami, jadi orang-orang yang tidak berpengetahuan dan yang tidak teguh imannya, memelintirnya
seperti yang mereka lakukan juga dengan ayat-ayat yang lain, itu menjadi kebinasaan mereka
sendiri. 17 Tetapi kamu, saudara-saudaraku
yang terkasih, oleh sebab kamu telah
mengetahui hal-hal ini sebelumnya, waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan juga oleh
kesalahan orang-orang yang jahat, dan jatuh dari keteguhanmu sendiri.
Apa kata
Petrus dalam 3 ayat ini?
1.
“Paulus… menulis
kepadamu, menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya”
Artinya
semua tulisan Paulus itu datang dari Allah,
dan ditulisnya menurut hikmat/kebijaksanaan yang diberikan Allah.
Dengan
kata lain, tulisan-tulisan
Paulus itu BENAR! TIDAK ADA YANG SALAH.
2.
“di semua
suratnya… ada hal-hal yang sukar difahami”
Mengapa sukar difahami? Karena Paulus bicara tentang doktrin, dan itu adalah
topik-topik yang pelik, yang sukar, yang butuh pemikiran, karena itu penjelasannya juga
sukar lebih sulit dipahami daripada cerita biasa.
3.
“orang-orang
yang tidak berpengetahuan dan yang tidak
teguh imannya, memelintirnya… menjadi
kebinasaan mereka sendiri”
Orang-orang yang tidak berpengetahuan, maksudnya tidak berpengetahuan rohani
(pengetahuan rohaninya dangkal) dan mereka dan yang tidak teguh imannya (mudah
diombang-ambingka segala doktrin yang muncul), memlintir kata-kata Paulus sehingga akhirnya mereka sendiri yang binasa, mereka sendiri yang
tidak selamat. Selain diri mereka tidak selamat, mereka juga berpotensi
menyesatkan orang-orang lain. Simak kelanjutan ayat ini.
4.
“waspadalah,
supaya kamu jangan disesatkan juga oleh kesalahan orang-orang yang jahat”
Orang jahat adalah orang yang melanggar Hukum Allah. Baca 1 Yohanes 3:4. Berarti Petrus di sini memberi peringatan supaya kita jangan ikut melanggar Hukum Allah.
Kembali ke penjelasan Roma
14:4-5
Kita kembali ke sejarah gereja Kristen yang mula-mula di zaman Paulus. Roma dan Korintus adalah
dua kota di mana terjadi banyak sekali masalah antara orang Kristen dari
keturunan Yahudi, dengan orang Kristen dari keturunan Yunani.
Orang Kristen keturunan Yahudi sudah sejak lahir
mengenal Hukum Taurat. Dari lahir mereka sudah ikut menjalankan semua upacara Bait Suci,
semua hari raya dan pertemuan-pertemuan kudus orang Yahudi. Semua itu sudah
mendarah-daging.
Sebaliknya orang Kristen keturunan Yunani, tadinya
adalah penyembah berhala, mereka tidak kenal Hukum Taurat.
Maka datang dari latar belakang yang berbeda itu,
timbullah banyak gesekan ketika mereka dipersatukan dalam tubuh Kristus, yaitu
menjadi satu gereja Kristen.
Apa yang mereka permasalahkan?
Nah, Paulus dalam suratnya kepada orang-orang
Kristen di Roma (dan juga di Korintus) di pasal 14 ini memberi nasihat bahwa urusan yang tidak prinsipial ini, tidak perlu dipertentangkan.
Kalau orang Yahudi masih mau merayakan hari-hari raya tradisionalnya, ya
biarkan saja walaupun itu tidak ada manfaat rohaninya.
Kalau orang Yunani tidak mau makan bekas sajian dewa-dewa, ya jangan dipaksa,
biar saja karena mereka menganggap makanan bekas disajikan dewa-dewa
itu najis, walaupun sesungguhnya tidak karena dewa-dewa itu sebetulnya tidak
ada. Pertumbuhan iman butuh waktu, meninggalkan kebiasaan lama
butuh waktu, mengganti pola pikir itu butuh waktu. Itu yang
dikatakan Paulus di ayat ini. Nanti kalau mereka sudah lebih lama mengerti
doktrin Kristus orang-orang Kristen keturunan Yahudi akan mengerti bahwa segala
upacara dan perayaan Bait Suci sudah berakhir di salib; dan orang-orang Kristen
keturunan Yunani akan mengerti sesungguhnya makanan bekas disajikan dewa-dewa
itu sama saja dengan makanan lainnya karena dewa-dewa itu tidak benar-benar
ada. Jadi Paulus
bilang, jangan bertengkar, yang sabar saja satu sama lain, terimalah kelemahan
dan kekurangan satu sama lain, karena sama-sama masih baru jadi pengikut
Kristus.
Roma 14:10
Tetapi mengapa engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapa engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta penghakiman Kristus.
Itu maksud ayat-ayat ini. Paulus
di sini tidak menulis tentang hari Sabat maupun
makan binatang yang diharamkan Tuhan,
Lihat, di Roma 14:5-6 Paulus sama
sekali tidak berbicara mengenai pemeliharaan Sabat hari ketujuh, karena
SABAT HARI
KETUJUH ITU TIDAK PERNAH DIPERTENTANGKAN ATAU MENJADI MASALAH PADA ZAMAN PARA
RASUL. Mengapa? Karena
satu-satunya hari yang dipelihara sebagai hari kudus untuk beribadah kepada
Tuhan adalah hari yang ketujuh. Pada zaman Paulus belum ada orang Kristen yang
memelihara hari lain sebagai hari
kudus kecuali hari yang ketujuh.
Ibadah pada
hari Minggu baru dimulai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Kaisar
Constantine dari Roma pada tanggal 7 Maret 321AD (lihat
pembahasan poin 1), yang baru disahkan
oleh Konsili Laodekia 336AD, lamaaaaaa
setelah Paulus mati.
22 Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi
yang baru yang akan Kujadikan akan tetap ada di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘demikianlah keturunanmu
dan namamu akan tetap ada. 23 Dan yang akan terjadi, ialah
dari satu bulan
baru ke
bulan baru yang lain,
dan dari satu Sabat ke Sabat yang
lain, maka semua manusia akan datang untuk sujud
menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.
Tak perlu dijelaskan lagi bukan?
Yang akan terjadi di bumi baru nanti ialah dari satu Sabat ke Sabat yang lain, maka semua manusia akan datang untuk
sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN.
Pemeliharaan Sabat hari ketujuh itu akan tetap ada untuk
selamanya,
bukan saja di dunia yang sekarang, tetapi hingga
langit yang baru dan bumi yang baru nanti.
Feb 2012
puasa sabat untuk menguduskan hari sabat
BalasHapusMau puasa boleh, kalau tidak mau repot menyediakan makanan sebelum Sabat tapi itu pilihan bukan keharusan.
Hapus