Selasa, 02 April 2013

ALKITAB MENJAWAB TENTANG SABAT HARI KETUJUH BAGIAN KEDUA

Bagian kedua


15. BAGAIMANAKAH SEHARUSNYA  SABAT HARI KETUJUH ITU DIKUDUSKAN?

Yesaya 58:13-14

13 Apabila kamu tidak menginjak-injak hari Sabat, dengan (1) tidak melakukan kesenangan kamu sendiri pada hari kudus-Ku dan (2) menyebut Sabat suatu yang menyenangkan’, (3) hari kudus TUHAN, yang dihormati; dan akan menghormati Dia, dengan (4) tidak melakukan kehendakmu sendiri atau (5) mencari kesenanganmu sendiri, atau (6) mengucapkan kata-katamu sendiri, 14 maka kamu akan bersenang-senang dalam TUHAN, dan Aku akan membuat kamu berkendaraan ke tempat-tempat yang tinggi di bumi dan memberi kamu makan dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhan-lah yang telah mengatakannya.

 

Hanya itu! Jadi:

1.   Tidak melakukan kesenangan kita sendiri,

artinya yang menjadi kegemaran kita, misalnya olahraga, nonton TV, nonton bioskop, baca novel, main game, bermedsos ria, jalan-jalan, ke mall, belanja, makan-makan di restoran, apa saja yang kita sukai yang tidak ada kaitannya dengan kerohanian atau kehendak Tuhan.

2.   Menyebut Sabat menyenangkan,

Artinya menikmati ke-24 jam Sabat itu, menikmatinya dengan hati yang gembira.

3.   Sabat itu hari kudus Tuhan yang kita hormati,

Menyadari bahwa jam-jam Sabat itu kudus, dan kita berada di jam-jam milik Tuhan yang kudus pada waktu itu. Dengan kesadaran itu kita akan menghormati jam-jam itu.

4.   Tidak melakukan kehendak kita sendiri,

Artinya kita tidak memakai jam-jam Sabat untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Semua pekerjaan yang harus dikerjakan minggu itu, harus diselesaikan sebelum jam-jam Sabat. Juga untuk keperluan makanan, pakaian, bahan bakar, pulsa, dan hal-hal lain yang akan digunakan pada hari Sabat, itu harus sudah disiapkan sebelum hari Sabat, sehingga sudah siap dipakai pada hari Sabat. Semua pekerjaan yang tidak sempat dikerjakan sebelum hari Sabat, ditunda hingga berakhirnya hari Sabat.

5.   Tidak mencari kesenangan kita sendiri,

ini mirip-mirip nomor 1 di atas, hanya yang di no. 1 itu “melakukan” dan di sini itu “mencari”. Kalau “melakukan” itu sudah tahu apa yang mau dilakukan, tapi kalau “mencari” itu masih belum tahu, masih dipikir-pikir apa yang mau dilakukan.

6.   Tidak mengucapkan kata-kata kita sendiri,

artinya tidak bicara tentang hal-hal yang duniawi, misalnya tentang bisnis, tentang pelajaran, tentang segala yang tidak ada kaitannya dengan kerohanian. Kita punya waktu 6 hari untuk bicara dan diskusi tentang segala kepentingan sekuler kita. Tuhan hanya minta 1 hari kita fokus kepadaNya, kepada hal-hal yang rohani, jadi waktu itu harus kita manfaatkan sepenuhnya, jangan mencari-cari kesibukan duniawi yang lain.

 

Sederhana, bukan? Prinsipnya adalah karena hari itu sudah diklaim Tuhan sebagai milikNya, maka apa pun yang kita lakukan, katakan, dan pikirkan pada hari tersebut haruslah fokus pada Tuhan dan pekerjaanNya. Segala pekerjaan rutin kita yang berhubungan dengan nafkah, dengan kesibukan rumah tangga, dengan aktivitas dunia (belanja, pesta, olahraga, nonton dll) kita lakukan pada hari-hari yang lain yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita sudah diberi Tuhan 6 hari untuk kita pakai sesuka hati kita, tetapi 1 hari dalam seminggu, hari yang ketujuh, itu Tuhan mau kita memakainya untuk kemuliaanNya. Sama sekali tidak berat, bukan?

 

1 Yohanes 2:6

Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia sendiri wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.


Bagaimanakah Kristus hidup? Kristus bersabat pada hari yang ketujuh! Kristus tidak bersabat pada hari pertama (Minggu). Maka jika kita meniru Kristus, ya kita pun harus bersabat pada hari yang ketujuh.



16. APAKAH YESUS SENDIRI MEMELIHARA HARI SABAT HARI KETUJUH?

Kita baca sendiri apa kerja Yesus pada Sabat hari ketujuh:

Lukas 6:6

Dan terjadilah pada suatu hari Sabat yang lain, Yesus masuk ke rumah ibadah dan mengajar. Dan di situ ada seorang laki-laki yang tangan kanannya lumpuh.

 

Kalau dikatakan hari Sabat yang lain”  berarti hari-hari Sabat sebelumnya Yesus juga masuk ke rumah ibadah.

 

Lukas 4:16

Dan Ia (= Yesus) datang ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya Ia masuk ke rumah ibadah pada hari Sabat, dan berdiri untuk membaca [dari kitab-kitab para nabi].

 

Lihat, apa kebiasaan Yesus pada hari Sabat? Masuk ke rumah ibadah.

 

Lukas 4:31

Dan (Yesus) pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, dan mengajar mereka pada hari-hari Sabat.

 

Di sini sangat jelas karena dikatakan “pada hari-hari Sabat” artinya bukan hanya pada satu hari Sabat, tetapi pada banyak hari Sabat. Berarti kalau hari Sabat di Kapernaum Yesus mengajar orang di sinagog (rumah ibadah), karena di ayat 33, disebutkan lokasi Dia mengajar ialah di sinagog.

 

Lukas 13:10

Dan Dia (Yesus) sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadah pada hari Sabat.

 

Markus 1:21

Dan mereka pergi ke Kapernaum; dan segera pada hari Sabat, Dia [Yesus] masuk ke rumah ibadah dan mengajar.

 

Markus 6:2

Dan ketika hari Sabat tiba, Ia (Yesus) mulai mengajar di rumah ibadah, dan banyak yang mendengar Dia, takjub, berkata, ‘Dari mana Orang ini mendapatkan semua itu? Dan hikmat apa ini yang diberikan kepada-Nya sehingga perbuatan yang besar ini dikerjakan oleh tangan-tanganNya?

 

Jadi ada begitu banyak ayat, yang bercerita tentang apa yang dilakukan Yesus pada hari-hari Sabat. Sudah jelaslah bahwa Yesus memelihara kekudusan hari Sabat, dan melewatkan jam-jam Sabat sesuai yang ditentukan Tuhan.

Bahkan hingga kematianNya, Yesus tetap menghormati kekudusan hari Sabat. Dia melewatkan seluruh jam-jam Sabat hari ketujuh itu dengan masuk ke perhentian Tuhan, tidur dalam kematian di dalam kubur, dan baru bangkit setelah lewat hari Sabat, pada hari Minggunya.

 


17. BUKANKAH MENYEMBUHKAN ORANG PADA HARI SABAT SUATU PELANGGARAN KARENA ITU TERMASUK BEKERJA?

TIDAK!

Matius 12:9-12

9 Dan ketika Dia (Yesus) sudah meninggalkan tempat itu, Dia pergi ke rumah ibadah mereka. 10  Dan lihat, ada seorang yang sebelah tangannya lumpuh. Dan mereka bertanya kepada-Nya, mengatakan,Apakah sesuai Hukum untuk menyembuhkan  pada hari-hari Sabat?’ Supaya mereka bisa mendakwaNya. 11 Dan dia (Yesus) berkata kepada mereka, ‘Manusia macam apa yang ada di antara kamu yang mempunyai seekor domba, dan domba itu terjatuh ke dalam lubang pada hari Sabat, tidakkah ia akan memegangnya dan mengangkatnya keluar? 12 Kalau begitu betapa lebih berharganya seorang manusia daripada seekor domba? Karena itu berbuat baik pada hari-hari Sabat itu sesuai Hukum.’

Sebetulnya semua pertanyaan tentang apakah yang dilakukan Yesus dan murid-muridNya pada hari Sabat itu salah atau benar, itu menggelikan. Seperti tadi sudah kita baca dua ayat yang mengatakan bahwa Anak Manusia  adalah Tu(h)an atas Hari Sabat. Kita juga tahu bahwa yang menciptakan hari Sabat pada hari ke-7 setelah selesai menciptakan dunia adalah Yesus sendiri, yang menciptakan segala sesuatu. Jadi sudah pasti Yesus paling tahu bagaimana harus memelihara hari Sabat itu.

 Kolose 1:16

Karena oleh Dialah (Yesus) telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di Sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, apakah itu singgasana atau daerah kekuasaan, atau pemerintah, atau kekuasaan; segala sesuatu diciptakan melalui Dia dan untuk Dia.

Maka, Yesus adalah yang paling tahu bagaimana seharusnya Sabat hari ke-7 itu disucikan dan dipelihara menurut kehendakNya, karena Dia yang menciptakannya.  Dan melihat apa yang dilakukan Yesus pada hari Sabat, dengan menyembuhkan orang-orang yang sakit, maka kita boleh merasa yakin bahwa tindakan menyembuhkan atau mengobati atau menolong atau merawat orang sakit dan berbuat kebaikan yang lain untuk menolong orang lain yang harus segera ditolong pada hari Sabat tidaklah melanggar kesucian hari Sabat itu.

Lukas 6:9

Lalu Yesus berkata kepada mereka, ‘Aku bertanya satu hal kepada kamu: Apakah itu sesuai Hukum pada hari-hari Sabat berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa atau membinasakannya?’

 

Yesus tahu niat orang-orang ini yang ingin membunuhNya, di ayat 11 dikatakan begitu. Jadi orang-orang yang mengaku sebagai pemelihara Sabat yang ketat menurut peraturan mereka sendiri, justru pada hari yang kudus itu merencanakan berbuat kejahatan yaitu mencari akal untuk membunuh Yesus. Mereka sendiri yang telah melanggar Hukum tentang hari Sabat dengan niat jahat mereka itu, tetapi mereka menyalahkan Yesus karena menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat.

Nah, jika kita mempelajari kitab Wahyu dan nubuatan akhir zaman, nanti pada akhir zaman hal ini akan terulang dalam skala global. Akan ada orang-orang yang merencanakan perbuatan jahat (hingga kepada pembunuhan) pada hari yang mereka anggap kudus (hari Minggu), atas orang-orang yang memelihara Sabat hari ketujuh.

  



18. APAKAH RASUL-RASUL PERJANJIAN BARU MEMELIHARA SABAT HARI KETUJUH SETELAH KEPERGIAN YESUS?

YA!

MISALNYA, PAULUS.

Kisah 17:2

Dan Paulus, seperti kebiasaannya, datang ke mereka, dan tiga hari Sabat ia membahas bersama mereka dari Kitab Suci.

 

Ini pas Paulus ke Tesalonika, dan dia hanya sempat tinggal tiga minggu di sana karena kondisi yang tidak ramah sehingga hanya tiga Sabat dia mengajar orang-orang di rumah ibadah. Tapi jelas kita lihat di sini bahwa pada hari Sabat, Paulus ke rumah ibadah. Paulus ini baru menjadi Kristen setelah Yesus kembali ke Surga, tapi toh dia mengikuti teladan Yesus, pada hari Sabat dia pergi ke rumah ibadah untuk mengajar, bukan tiduran di rumah atau pergi ke tempat-tempat wisata yang lain. Maka kalau kita mengikuti teladan Yesus, seharusnya hari Sabat kita juga ke rumah ibadah.

 

Kisah 13:14-15

14 Tetapi ketika mereka (Paulus dkk.) meninggalkan Perga, mereka pergi ke Antiokhia di Pisidia;  dan pergi ke rumah ibadah pada hari Sabat, dan duduk. 15 Dan setelah pembacaan dari kitab Hukum dan kitab nabi-nabi, pemimpin-pemimpin rumah ibadah menyuruh bertanya kepada mereka, mengatakan, ‘Saudara-saudara, jikalau saudara-saudara ada kata-kata nasihat untuk umat ini, silakanlah!’

 

Lihat, ini di gereja Perjanjian Baru yang mula-mula, ingat bahwa di Antiokia-lah pertama kalinya pengikut Kristus disebut Kristen? Nah, ini adalah gereja Perjanjian Baru, dan mereka berkumpul untuk ibadah kapan? Hari Sabat, hari ketujuh. Dan dikatakan bahwa dalam ibadah itu ada pembacaan dari kitab Hukum dan kitab nabi-nabi. Jadi Hukum di gereja Perjanjian Baru yang mula-mula itu tetap dibacakan, tetap diajarkan, dan tetap dipatuhi! Betapa gereja-gereja sekarang telah menyimpang dari aslinya, sudah tidak beribadah lagi pada hari ketujuh, dan sudah tidak perduli lagi pada Hukum Tuhan. Tapi menganggap tetap selamat. Mengenaskan.

 

Kisah 18:4

Dan dia (Paulus) membahas di rumah ibadah setiap hari Sabat, dan meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.

 

Ini di Korintus. Paulus ke rumah ibadah setiap hari Sabat. Jadi ke mana pun Paulus pergi, setiap hari ketujuh dia pasti ada di rumah ibadah, di gereja. Di mana kita pada hari Sabat?

 

 

DAN JUGA BARNABAS.

Kisah 13:42-44

42 Dan ketika orang-orang Yahudi sudah meninggalkan sinagog, orang-orang non-Yahudi memohon agar Firman itu boleh dikhotbahkan kepada mereka hari Sabat berikutnya. 43 Nah, ketika jemaat bubar, banyak orang Yahudi dan penganut Kristen yang baru dari golongan non-Yahudi yang rohani, mengikuti Paulus dan Barnabas; yang berbicara kepada mereka meyakinkan mereka untuk berlanjut dalam kasih karunia Allah. 44 Dan pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar Firman Allah.

 

Di sini sangat jelas bahwa mereka beribadah pada Sabat hari ketujuh, baik orang-orang Yahudi yang menjadi Kristen maupun orang-orang non-Yahudi yang juga menjadi Kristen. Jadi ini umat Perjanjian Baru, ini bukan orang Yahudi yang beragama Yahudi yang menolak Kristus. Ini orang-orang Kristen Perjanjian Baru, dan mereka datang ke sinagog atau rumah ibadah, atau yang kita sebut gereja, pada Sabat hari ketujuh untuk mendengarkan Paulus dan Barnabas berkhotbah.

Setelah mereka mendengarnya, mereka minta agar Sabat depannya itu dikhotbahkan lagi, karena mereka akan mengajak teman-temannya sekota untuk mendengar. Mengapa mereka tidak minta supaya Paulus dan Barnabas mengajar pada keesokan harinya saja yang adalah hari Minggu? Toh Paulus dan Barnabas juga masih ada di sana.  Karena pada hari Minggu tidak ada ibadah!! Ibadah hanya ada pada hari ketujuh, jadi Paulus dan Barnabas diminta untuk bicara lagi Sabat berikutnya. Selain itu, pada hari Minggu semua orang bekerja, karena itu hari kerja biasa, itu bukan hari libur, sehingga tidak akan ada yang hadir andai pun Paulus dan Barnabas berkhotbah pada hari Minggu. Jadi lama setelah Yesus kembali ke Surga, hari ibadah tetap Sabat hari ketujuh, sementara hari yang pertama setiap minggu, hari Ahad/Sunday/Minggu, itu hari bekerja biasa.


 


19. BUKANKAH  SEMUA HUKUM SUDAH DIPAKUKAN
      DI SALIB? 

BUKAN!

Kolose 2:13-14

13 Kamu juga, yang dalam keadaan mati dalam dosamu dan kedaginganmu yang tidak disunat, telah dihidupkanNya bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaranmu, 14 dengan menghapuskan semua surat utang yang mendakwa kita, yang mengancam kita, dan itu telah disingkirkanNya dengan memakukannya pada kayu salibNya

Yang diterjemahkan “surat utang” di sini, di KJV tertulis “handwriting of ordinances”. Ini adalah peraturan-peraturan yang ditulis oleh Musa, atau Taurat Musa.

Pada dasarnya, yang dilanggar manusia itu Hukum Allah. Di Taurat Musa juga ada salinan 10 Hukum Allah. Maka kalau manusia melanggar Hukum Allah, tulisan-tulisan Musa (handwriting of ordinances) itu yang mendakwanya. Misalnya, kamu berdosa karena kamu sudah melanggar Hukum tidak boleh mencuri. Atau kamu berdosa karena kamu sudah melanggar Hukum mengingini milik orang lain. Jadi Hukum Allah yang salinannya ada di kitab Taurat (handwriting of ordinances) itu yang mendakwa manusia bila dia berbuat dosa.

Nah, semua dosa hanya bisa dihapuskan oleh darah. Karena itu ketika Adam dan Hawa berdosa, Tuhan berjanji akan mengirim Juruselamat yang darahNya akan menghapuskan dosa-dosa mereka dan menebus mereka dari hukuman dosa. Lihat Kejadian 3:15. Tapi karena Juruselamat itu tidak langsung datang, maka sebelum Juruselamat itu datang, pekerjaan penebusanNya dilambangkan oleh kurban hewan, supaya manusia tidak lupa bahwa Tuhan sudah menjanjikan Juruselamat. Dan praktek ini dimulai dengan disembelihnya domba yang pertama di taman Eden, yang kulitnya kemudian dijadikan pakaian Adam.

  

Kita melihat langkah demi langkah proses penghapusan dosa ini di kitab Imamat yang ditulis Musa. Tuhan mengajarkan kepada bangsa Yahudi segala macam upacara kurban. Kalau ada yg bikin dosa, dia harus membawa hewan kurban ke Bait Suci, menumpangkan tangannya ke atas kepala hewan itu, mengakui dosanya dan secara simbolis memindahkan dosanya kepada hewan yang tidak berdosa itu, lalu menyembelihnya. Oleh imam, darah hewan kurban itu dibawa masuk ke Bait Suci, dengan demikian dosa orang itu dibawa masuk ke Bait Suci, dan orang ybs. boleh pulang dengan keyakinan bahwa sudah ada jaminan dosanya diampuni. Jadi orang yang tadi berdosa sudah menerima pengampunannya, tapi dosanya belum dihapuskan, masih ada di dalam Bait Suci, berhubung darah hewan kurban tidak sungguh-sungguh bisa menghapuskan dosa. Hanya darah Kristus yang nanti akan menghapus dosa-dosa itu.

Ibrani 10:4

Sebab tidak mungkin darah lembu jantan dan darah kambing bisa menghapuskan dosa.

Karena itu sementara Yesus Kristus belum disalibkan, pengampunan dosa umat manusia masih dalam bentuk utang, belum dilunasi. Jadi sementara pengampunan itu diberikan atas janji bahwa nanti darah Kristus yang akan benar-benar menghapus dosa-dosa itu. Semacam promissory note. Inilah yang disebut “surat utang” oleh terjemahan LAI, dan istilah ini lebih mudah dimengerti daripada "handwriting of ordinances” Karena itu di ayat ini kita juga memakai istilah “surat utang”.

Maka menurut Kolose 2:13-14, yang dipakukan pada kayu salib itu semua SURAT UTANG, atau “handwriting of ordinances”, dakwaan-dakwaan dari Hukum Allah yang disalin di kitab Taurat, mulai zaman Adam hingga salib. Jadi yang dipakukan bukan HUKUMNYA!

Pada waktu Yesus disalibkan, tumpukan surat utang sejak dari zaman Adam, dipakukan semuanya di salib, karena pada waktu itu Yesus melunasi semuanya.

Jika kita baca lagi Kolose 2:13-14 dengan teliti, maka sangat jelas bahwa surat utang itulah yang dipakukan di salib dan yang ditiadakan, karena sudah dilunasi. BUKAN HUKUM ALLAH. Hukum Allah tidak bisa dihapus oleh darah Kristus karena Hukum Allah itu adalah karakter Allah sendiri, kekal untuk selamanya.

 

Bagaimana setelah kematian Kristus di salib? Apa masih ada lagi surat utang? Tidak. Karena setelah kematian Kristus, tidak perlu lagi ada kurban hewan sebagai lambang penebusan. Orang berdosa bisa langsung datang kepada Kristus dalam doa dan memohon ampun untuk dosa-dosanya. Tidak perlu lagi harus menyembelih hewan kurban. Upacara itu sudah digenapi oleh kematian Kristus.  Jadi surat utang itu semuanya adalah milik umat Allah zaman Perjanjian Lama, bukan milik umat Allah Perjanjian Baru setelah kematian Yesus di salib.

Jadi, bagi umat Allah Perjanjian Baru, lebih mudah minta pengampunan daripada di zaman Perjanjian Lama. Hanya lewat doa kita bisa memohon pengampunan langsung kepada Kristus. Tetapi, bisakah kita minta Kristus mengampuni kita bila kita terus-menerus sengaja berbuat dosa yang sama, terus-menerus tetap dengan kesadaran melanggar Hukum yang sama, walaupun kita sudah mengetahui kebenaran yang seharusnya? Bacalah tulisan Paulus di bawah ini.

Ibrani 10:26-27

26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah kita menerima pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk dosa, 27 melainkan suatu penantian yang menakutkan akan penghakiman dan api kemarahan yang akan melahap habis  para musuh

 

Paulus menulis dengan sangat jelas bahwa jika kita sengaja berbuat dosa sesudah kita tahu apa yang benar, maka Yesus tak lagi mau menjadi kurban dosa kita. Akibatnya kita harus menanggung sendiri semua hukuman dosa kita, dan itu bakal harus kita bayar dengan dibakar api dahsyat yang menghanguskan. Karena itu jangan sengaja berbuat dosa, sengaja melanggar Hukum Allah setelah kita tahu bagaimana kita harus hidup sebagai umat Allah.

 

Lihat apa yang ditulis Yakobus 4:17

Jadi, bagi dia yang tahu bagaimana berbuat baik, dan tidak melakukannya, baginya itu dosa.

 

Jadi kita tidak usah berbuat kejahatan dulu baru diperhitungkan sebagai dosa. Kita tahu apa yang baik, apa yang benar saja, tapi tidak kita lakukan, itu bagi kita sudah dosa! No excuse. Ini kata Alkitab loh, bukan kataku. Jadi sekarang kita tahu lebih banyak apa yang diminta Tuhan dari kita yang mengaku sebagai umat Allah atau orang Kristen.

 


20. BUKANKAH KISAH 20:7 BERKATA PAULUS BERIBADAT PADA HARI PERTAMA [HARI MINGGU]?

BUKAN!

Kisah 20:7

Dan pada hari pertama minggu itu, ketika para murid berkumpul untuk memecah-mecah roti, Paulus berkhotbah kepada mereka, siap untuk berangkat pada keesokan harinya; dan melanjutkan orasinya hingga tengah malam.

 

Kesalahan banyak orang dalam mengerti Alkitab adalah tidak membaca seluruh konteksnya. Marilah kita teruskan membaca seluruh konteksnya mulai ayat 8-12:

8 Dan ada banyak lampu yang menyala di ruang atas, di mana mereka berkumpul, 9 Dan di sana  duduk di jendela seorang pemuda bernama Eutikhus, yang tertidur lelap. Dan karena Paulus berkhotbah lama, pemuda itu tenggelam dalam tidurnya dan jatuh ke bawah dari tingkat ketiga, dan sudah mati ketika diangkat. 10 Dan Paulus turun ke bawah, dan rebah di atas pemuda itu, dan sambil mendekapnya, berkata, ‘Jangan khawatir, sebab ia hidup.’ 11 Maka ketika ia (Paulus) sudah naik kembali dan sudah memecah-mecah roti, dan sudah makan; dan bicara untuk waktu yang lama, yaitu sampai fajar menyingsing, maka  ia pun berangkat. 12 Dan mereka membawa pemuda itu hidup-hidup ke rumahnya, dan sangat terhibur.

 

a.   memecah-mecah roti

Pertama-tama jika membaca seluruh perikop ini dengan teliti, kita tahu bahwa “memecah roti” pada kesempatan ini ternyata bukanlah Perjamuan Suci seperti yang disangka banyak orang, melainkan hanya acara makan bersama sambil berbincang-bincang. Kebudayaan di sana kalau makan roti itu dirobek dengan tangan, bukan dipotong pakai pisau. Di sini sama sekali tidak disebut tentang cawan anggur yang harus ada dalam Perjamuan Suci dan juga tidak ada kata-kata bahwa perjamuan itu dilakukan sebagai peringatan kematian Kristus, berarti ini bukan Perjamuan Suci. Karena dikatakan pada hari pertama minggu itu, berarti setelah matahari terbenam hari Sabat, setelah Sabat berakhir, maka Paulus dan para murid makan malam biasa, bukan mengadakan perjamuan suci.

 

b.   Tidak beda dengan apa yang dikatakan di Kisah 2:46:

Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah, dan memecahkan roti dari rumah ke rumah secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.

     Jadi istilah “memecah roti” di sini itu artinya makan biasa. Mereka makannya roti bukan nasi, jadi seperti itu cara makannya.

 

c.    Dua kali makan.

Bila kita baca, pertama mereka makan, lalu Paulus berkhotbah, lalu Euthikus terjatuh dari lantai tiga karena mengantuk, lalu Paulus turun ke bawah dan menghidupkannya kembali, dan setelah itu mereka kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lagi, artinya Paulus makan lagi. Jadi ini hanyalah makan bersama yang terjadi paling sedikit 2 x malam itu, dalam suatu pertemuan yang panjang selama sekitar 11 jam, dihitung dari matahari terbenam setelah berakhirnya Sabat, pertama sebelum Euthikus jatuh, dan yang kedua setelah Euthikus ditolong. Tidak mungkin kan mengadakan Perjamuan Suci 2 x dalam satu pertemuan dengan orang-orang yang sama? Jadi jelas ini hanya makan biasa. 

 

d.   Mengapa mereka berkumpul begitu lama sampai fajar menyingsing?

Dihitung dari mulainya hari pertama sekitar pukul 18:00 WIB, hingga fajar menyingsing itu sekitar 11 jam. Untuk beribadah kepada Tuhan? T I D A K ! Apa yang mereka lakukan selama 11 jam ini bukan ibadah. Mereka berkumpul karena Paulus mau berbicara dengan mereka sebelum dia berangkat pagi harinya (fajar hari pertama/hari Minggu). Katakanlah Paulus memberikan pelajaran dan nasihat kepada para murid itu, dan sepertinya banyak sekali yang mau disampaikan Paulus kepada murid-murid ini.

 

e.   Pertemuan ini dilakukan pada malam hari, 

     karena ayat 8 berkata “ada banyak lampu yang menyala”. Berarti waktu itu sudah gelap, bukan pagi atau siang hari! Satu-satunya saat gelap (tidak ada matahari) pada hari pertama dari suatu minggu adalah setelah matahari terbenam Sabtu petang hingga datang fajar sekitar 11-12 jam lamanya. Kalau menurut hitungan kita sekarang itu sekitar pukul 18:00 hari Sabtu malam Minggu hingga pukul 05:00-06:00 Minggu pagi. Jangan lupa pada zaman Alkitab pergantian hari itu terjadi pada saat matahari terbenam.  




“Pada hari pertama minggu itu”(ayat 7) berarti setelah matahari terbenam hari yang ketujuh (Sabtu) mulai pukul 18:00 waktu kita sekarang). Jadi, setelah mereka selesai menjalankan ibadah Sabat hari ke-7 (yang berakhir saat matahari terbenam) mereka melanjutkannya dengan acara bincang-bincang sambil makan-makan sampai fajar menyingsing” (ayat 11). Jadi Paulus itu bisa ngomong sekitar 11 jam non-stop ya. Belum lagi kalau dia juga mengajar pada waktu jam-jam Sabat sebelumnya. Coba zaman sekarang mana ada yang mau mendengarkan pendetanya ngoceh 11 jam lebih!

Jadi ini sama sekali bukanlah ibadah hari Minggu kepada Tuhan. Setelah berakhirnya hari Sabat, mereka melanjutkan pertemuan mereka dengan acara bincang-bincang sambil makan karena Paulus akan meninggalkan mereka begitu fajar menyingsing. Memakai ayat ini untuk mengatakan Paulus telah menggeser hari ibadah dari Sabat hari ketujuh ke hari pertama dalam setiap minggu, adalah suatu kesalahan dan sama sekali tidak berdasar.

 




21. DALAM 1 KORINTUS 16:2 BUKANKAH PAULUS MENGAJAK BERBAKTI PADA HARI PERTAMA [HARI MINGGU]?

BUKAN!


1 Korintus 16:2 

Pada hari pertama setiap minggu hendaklah setiap orang di antara kamu menyisihkan sesuatu dan menyimpannya, sesuai dengan berkat yang diperolehnya dari Tuhan, supaya jangan ada pengumpulan waktu aku datang.

 

Yang dibicarakan di sini adalah MENGUMPULKAN SUMBANGAN. Sumbangan pada masa dahulu kebanyakan berbentuk materi [hasil bumi, pakaian, dll], jarang uang. Jadi proses mengumpulkannya lebih ribet. Justru karena Paulus tidak mau jemaat sibuk mengumpulkan sumbangan pada hari Sabat pada waktu mana mereka harus berkonsentrasi pada ibadah dan berbakti kepada Tuhan, maka segala kesibukan mengumpulkan sumbangan ini Paulus minta supaya dilakukan pada hari pertama setiap minggu  [yang bukan hari Sabat], supaya pada waktu Paulus datang, jemaat bisa memberikan perhatian mereka sepenuhnya untuk belajar Firman bersama Paulus.

 

Jika kita membaca dengan cermat, Paulus minta supaya sumbangan dikumpulkan pada hari pertama (hari Minggu) supaya jangan ada pengumpulan waktu aku datang”. Berarti ayat ini justru mengatakan PAULUS TIDAK AKAN DATANG PADA HARI PERTAMA! Karena itu, hari itu bisa dipakai untuk kesibukan mengumpulkan sumbangan.

Kesimpulan: PAULUS TIDAK AKAN DATANG PADA HARI PERTAMA (= hari Minggu)  KARENA ITU MEMANG BUKAN HARI UNTUK BERIBADAH BERSAMA!



  
22. BUKANKAH YOHANES 20:19 MEMBUKTIKAN RASUL-RASUL BERBAKTI PADA HARI PERTAMA SETELAH KEMATIAN YESUS?

BUKAN !

 

Yohanes 20:19

Lalu di hari yang sama saat malam, itu adalah hari pertama minggu itu, ketika pintu-pintu terkunci di mana murid-murid berkumpul karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah dan berkata kepada mereka, ‘Damai sejahtera bagi kamu!’  

 

a.   “hari pertama minggu itu” berarti itu hari Minggu/Ahad/Sunday.

Tapi ada keterangan saat malam”, jadi, ini bukan hari Minggu/Ahad pagi. Yesus bangkit Minggu pagi, tapi sampai sudah gelap murid-murid inti (11 orang) masih belum bertemu dengan Yesus. Ketika matahari terbenam, itu sudah masuk hari Senin. Dan karena dikatakan saat malam”, jelas ini sudah malam Senin. Hitungan waktu zaman Alkitab, malam dulu baru pagi, sudah ganti hari.

 

b.   Mereka berkumpul untuk apa?

Untuk berbakti? TIDAK! Mereka berkumpul karena “mereka takut kepada orang-orang Yahudi” alias mereka sedang bersembunyi! Jadi ini bukan berkumpul untuk beribadah.

 

c.    Markus 16:14 menjelaskan apa yang sedang mereka lakukan ketika bersembunyi itu:

Belakangan Ia (Yesus) menampakkan Diri kepada kesebelas (murid) itu saat mereka sedang duduk makan, dan mencela mereka karena ketidakpercayaan dan kekerasan hati mereka, karena mereka tidak mempercayai orang-orang yang telah melihat Dia sesudah Dia bangkit.

 

Jadi ke-11 murid yang sisa ini sedang makan ketika Yesus muncul. Ini malam Senin dan tidak ada ibadah.

 

Jadi sama sekali tidak benar kalau murid-murid Kristus ini dianggap berkumpul pada hari Minggu untuk merayakan kebangkitan Kristus sebagai pengganti ibadah Sabat hari ketujuh, karena malam itu (sebenarnya itu sudah malam Senin), mereka sendiri saja belum bisa percaya bahwa Kristus memang sudah bangkit!

Sampai matahari sudah terbenam dan hari Minggu sudah lewat, sudah masuk malam Senin, baru Yesus muncul di tengah-tengah mereka. Jadi, pertemuan Yesus pertama kalinya dengan ke-11 muridNya bukan terjadi pada hari Minggu, melainkan pada malam Senin! Kita perlu teliti membaca ayat supaya tidak ditipu Antikristus.

  



  
23. BUKANKAH KOLOSE 2:16-17 MENGATAKAN SABAT SUDAH DIHAPUS?

BUKAN!

 

Kolose 2:16-17

16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghakimi kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai suatu hari raya, atau bulan baru, atau hari-hari sabat, 17 yang adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan substansinya ialah Kristus. 

 

Di hal. 30 sudah ditulis bahwa semua hari raya, hari perayaan, di mana orang Yahudi harus libur kerja, itu disebut hari Sabat karena hari Sabat artinya hari libur kerja.

Jadi “hari Sabat” yang tertulis di Kolose 2:16 ini adalah hari-hari raya orang Yahudi yang tertulis di dalam Kitab Musa, BUKAN Sabat HARI KETUJUH.

Berdasarkan apa kita tahu bahwa ayat 16 ini tidak bicara tentang Sabat Hari Ketujuh? Itu dijelaskan Paulus di ayat yang ke 17: semua itu adalah bayangan dari apa yang harus datang. Jari hari Sabat yang disebutkan di sini adalah hari-hari Sabat  (hari libur kerja) untuk mengikuti upacara hari-hari raya/hari besar orang Yahudi,  yang semuanya mengacu kepada pekerjaan penebusan Kristus.

Kalau kita lihat di kitab Imamat mulai pasal 23, kita temukan ada 7 macam hari raya (perayaan) besar yang harus dipatuhi oleh orang-orang Yahudi, yaitu:

v   Hari raya Passah – hari ke-14 bulan yang pertama

v   Hari raya Roti tidak beragi – besoknya, hari ke-15 bulan yang pertama

v   Hari raya Unjukan – hasil yang pertama

v   Hari raya Korban Sajian/Pentakosta – hari yang ke-50 setelah Hari raya Unjukan.

v   Hari raya Nafiri/trompet – hari pertama bulan ke-7

v   Hari Pendamaian/Grafirat – hari ke-10 bulan ke-7

v   Hari raya Tabernakel/Pondok Daun – hari ke-15 bulan ke-7

Semua perayaan itu, ada peraturannya sendiri-sendiri, semuanya sudah diatur, misalnya kurban apa yang harus dipersembahkan, baik yang dibakar maupun yang disajikan, makanan apa, minuman apa, dll. dan lamanya masing-masing perayaan berbeda, ada yang 1 hari, ada yang seminggu, ada yang harus libur kerja penuh, ada yang dengan puasa, ada yang dilakukan saat bulan baru (hari pertama dalam suatu bulan), ada yang di tengah-tengah bulan,  dll.

Kita lihat saja kesimpulannya di Imamat 23:37-38

37 Inilah Perayaan-perayaan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan kurban api-apian kepada TUHAN, yaitu kurban bakaran dan kurban biji-bijian, kurban sembelihan dan kurban-kurban minuman, semua sesuai harinya 38 di samping Sabat-sabat TUHAN, di samping persembahan-persembahanmu, di samping semua nazarmu, dan di samping segala kurban sukarelamu, yang kamu persembahkan kepada TUHAN.

 

Ketujuh hari raya di atas ini SEMUANYA merupakan bayangan/lambang dari pekerjaan penebusan Kristus. SEMUANYA! Mulai dari perayaan Passah hingga Pondok Daun, kata Paulus, semuanya ini “adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan substansinya ialah Kristus.”

KARENA ITU KETIKA YESUS MATI DI KAYU SALIB SEBAGAI DOMBA KURBAN YANG SEJATI, BERAKHIRLAH SEMUA HARI RAYA (HARI SABAT) BAYANGAN ITU KARENA YANG ASLI SUDAH MUNCUL!

v   Sedangkan Sabat hari Ketujuh sudah ada sebelum ada dosa,

tidak ada kaitannya dengan pekerjaan penebusan Kristus, melainkan dengan event penciptaan dunia. Sabat hari Ketujuh sudah diadakan oleh Tuhan sebelum Adam berdosa, sehingga tidak berkaitan dengan pekerjaan penebusan Kristus.

 

v   Sabat Hari Ketujuh berkaitan dengan Penciptaan.

Memelihara kekudusan Sabat hari Ketujuh merupakan pengakuan kita bahwa Tuhan-lah Khalik Pencipta kita, hari itu kita pisahkan khusus untuk memuliakan Tuhan, karena hari itu sudah diklaim  dan dikuduskan oleh Tuhan sendiri – Kejadian. 2:2-3

 

Jadi di Kolose 2:16 Paulus sama sekali tidak bicara tentang Sabat Hari Ketujuh! Yang dibicarakannya adalah hari-hari Sabat bayangan yang semuanya sudah digenapi saat Yesus mati di salib, jadi tidak usah dilakukan lagi

 




24. BUKANKAH KEBANGKITAN KRISTUS ITU HARI KEMENANGAN BAGI ORANG KRISTEN PERJANJIAN BARU JADI PANTAS DIPAKAI SEBAGAI HARI IBADAH?

Hari kebangkitan Kristus adalah hari kemenangan kita atas kuasa maut dan dosa. Tetapi di dalam Alkitab tidak pernah Yesus maupun murid-muridNya mengatakan bahwa sejak itu, hari kebangkitan Kristus menjadi hari Sabat. Sabat itu artinya istirahat, perhentian, tidak bekerja. Bagaimana Yesus bangkit bisa dikatakan itu istirahat? Justru pada hari pertama (hari Minggu) itu Yesus mulai bekerja kembali setelah Dia bangkit.  Yesus beristirahat ketika Dia ada di dalam kubur. 24 jam selama hari Sabat itu Yesus beristirahat di dalam kubur. Jadi kebangkitan Yesus tidak bisa disebut hari Sabat! Kalau kita mau memperingati hari kebangkitanNya setiap tahun, boleh saja, tapi itu adalah 1 x kejadian dalam satu tahun, tidak bisa menggantikan Sabat hari ketujuh selama 52 x dalam setahun. Tidak ada satu pun ayat di dalam Alkitab yang mendasari perubahan ini, dan memang perubahan ini terjadi bukan atas kehendak Tuhan, melainkan atas kehendak Kepausan Roma.

Yakobus 2:10

Sebab barangsiapa yang menuruti seluruh Hukum itu, tetapi melanggar dalam satu hal darinya, ia bersalah terhadap seluruhnya.

 

Jadi melanggar 1 Hukum Tuhan, sama dengan melanggar semuanya.  Kalau kita melanggar Hukum Sabbat hari ketujuh, berarti kita juga melanggar Hukum #1, karena kita sudah lebih mementingkan diri kita sendiri di atas Tuhan. Kita sudah menjadi allah kita sendiri. Kita juga sudah melanggar Hukum # 5, karena Allah itu Bapa kita dan kita tidak menghormatiNya. Kita juga melanggar Hukum # 8, karena kita mencuri hari milik Tuhan. Jadi ternyata dengan melanggar 1 Hukum Tuhan, kita melanggar lebih dari satu, dan itu artinya kita melanggar seluruh Hukum Tuhan, karena yang kita langgar sebenarnya autoritas Tuhan yang membuat Hukum itu.

Kalau kita tidak ingat menyucikan hari Sabbat, berarti secara moral kita ikut tidak mengakui autoritas Tuhan sebagai pencipta kita, walaupun mungkin bukan itu niat kita, karena hari itulah yang dikuduskan oleh Tuhan bagi DiriNya sendiri, dan kita yang makhluk ciptaan pada hari itu wajib memuliakan Tuhan sebagai Khalik Pencipta alam semesta.

Kejadian 2:2-3 

2 Dan pada hari ketujuh Allah telah mengakhiri pekerjaanNya yang telah dibuatNya, dan  Ia berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena di hari itu Ia telah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

 

Apa yang dikatakan Yesus kepada orang Farisi berlaku juga untuk kita sekarang. Orang-orang Farisi lebih mementingkan patuh pada peraturan-peraturan yang mereka buat, yang sudah menjadi tradisi mereka daripada mematuhi Hukum Tuhan. Sama dengan orang Kristen sekarang. Sebenarnya banyak yang tahu bahwa hari Sabat adalah hari ketujuh, tetapi karena sejak abad ke-4 Masehi gereja Universal sudah menetapkan hari Minggu sebagai pengganti hari ketujuh, tanpa dasar yang alkitabiah, orang Kristen mayoritas memilih untuk tetap mengikuti tradisi itu daripada mengikuti Peintah Tuhan. Tetapi Tuhan tidak menerima pelanggaran ini. Dialah Tuhan alam semesta, masa Dia yang disuruh tunduk pada peraturan buatan manusia? Lihat apa kata Yesus kepada orang-orang Farisi, itu juga yang dikatakanNya kepada orang Kristen hari ini.

 

Matius 15:3, 9:

3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka, ‘Mengapa kamu pun melanggar Perintah Allah dengan adat istiadatmu?’ 9 Tetapi percuma mereka beribadah kepada-Ku, sementara mengajarkan  perintah-perintah manusia sebagai doktrin.’

 

Markus 7:9, 13

7 Yesus berkata kepada mereka: ‘Baguslah kamu menolak perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.’13 menjadikan Firman Allah tidak berlaku melalui adat istiadatmu, yang telah kamu wariskan.  Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan.

 



25.  BUKANKAH  ROMA 14:5-6 MENYATAKAN BAHWA SEMUA
       HARI ITU SAMA?

Roma 14:5-6

5 Satu orang menghargai satu hari di atas hari yang lain; orang lain menghargai semua hari sama. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. 6 Dia yang menghargai hari itu, ia menghargainya bagi Tuhan. Dan dia yang tidak menghargai hari itu, bagi Tuhan dia tidak menghargainya. Dia yang makan, makan bagi Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan dia yang tidak makan, bagi Tuhan ia tidak makan., dan mengucap syukur kepada Allah.

 

Loh, bukankah ini ayat yang mengatakan yang mau memelihara Sabat hari ketujuh ya oke, yang mau memelihara hari Minggu ya oke? Yang mau makan daging haram ya oke, yang tidak mau makan ya oke? Tidak! Karena di ayat-ayat lain Paulus sangat tegas melarang segala pelanggaran terhadap Hukum Allah. Paulus pasti tidak akan mengontradiksi dirinya sendiri.

Tulisan Paulus terkadang memang rada membingungkan jika kita tidak tahu latar belakangnya. Petrus sudah mengingatkan bahwa tulisan Paulus bisa membingungkan, tapi tulisannya benar, hanya saja mungkin sulit dipahami.

2 Petrus 3:15-17

15 Dan anggaplah panjangsabarnya Tuhan kita itu keselamatan, yaitu seperti saudara kita yang terkasih Paulus juga telah menulis kepadamu, menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. 16 Sebagaimana di semua suratnya, yang di dalamnya berbicara tentang perkara-perkara ini; di mana di dalamnya ada hal-hal yang sukar difahami, jadi orang-orang yang tidak berpengetahuan dan yang tidak teguh imannya, memelintirnya seperti yang mereka lakukan juga dengan ayat-ayat yang lain, itu menjadi kebinasaan mereka sendiri. 17 Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang terkasih, oleh sebab kamu telah mengetahui hal-hal ini sebelumnya, waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan juga oleh kesalahan orang-orang yang jahat, dan jatuh dari keteguhanmu sendiri.

 

Apa kata Petrus dalam 3 ayat ini?

1.   “Paulus… menulis kepadamu, menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya”

Artinya semua tulisan Paulus itu datang dari Allah, dan ditulisnya menurut hikmat/kebijaksanaan yang diberikan Allah.

Dengan kata lain, tulisan-tulisan Paulus itu BENAR! TIDAK ADA YANG SALAH.

 

2.   “di semua suratnya… ada hal-hal yang sukar difahami”

Mengapa sukar difahami? Karena Paulus bicara tentang doktrin, dan itu adalah topik-topik yang pelik, yang sukar, yang butuh pemikiran, karena itu penjelasannya juga sukar lebih sulit dipahami daripada cerita biasa.

 

3.   “orang-orang yang tidak berpengetahuan dan yang tidak teguh imannya, memelintirnya… menjadi kebinasaan mereka sendiri”

Orang-orang yang tidak berpengetahuan, maksudnya tidak berpengetahuan rohani (pengetahuan rohaninya dangkal) dan mereka dan yang tidak teguh imannya (mudah diombang-ambingka segala doktrin yang muncul), memlintir kata-kata Paulus sehingga akhirnya mereka sendiri yang binasa, mereka sendiri yang tidak selamat. Selain diri mereka tidak selamat, mereka juga berpotensi menyesatkan orang-orang lain. Simak kelanjutan ayat ini.

 

4.   “waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan juga oleh kesalahan orang-orang yang jahat”

Orang jahat adalah orang yang melanggar Hukum Allah. Baca 1 Yohanes 3:4. Berarti Petrus di sini memberi peringatan supaya kita jangan ikut melanggar Hukum Allah. 

 

Kembali ke penjelasan Roma 14:4-5

 

Kita kembali ke sejarah gereja Kristen yang mula-mula di zaman Paulus. Roma dan Korintus adalah dua kota di mana terjadi banyak sekali masalah antara orang Kristen dari keturunan Yahudi, dengan orang Kristen dari keturunan Yunani.

Orang Kristen keturunan Yahudi sudah sejak lahir mengenal Hukum Taurat. Dari lahir mereka sudah ikut menjalankan semua upacara Bait Suci, semua hari raya dan pertemuan-pertemuan kudus orang Yahudi. Semua itu sudah mendarah-daging.

Sebaliknya orang Kristen keturunan Yunani, tadinya adalah penyembah berhala, mereka tidak kenal Hukum Taurat.

Maka datang dari latar belakang yang berbeda itu, timbullah banyak gesekan ketika mereka dipersatukan dalam tubuh Kristus, yaitu menjadi satu gereja Kristen.

Apa yang mereka permasalahkan?




Nah, Paulus dalam suratnya kepada orang-orang Kristen di Roma (dan juga di Korintus) di pasal 14 ini memberi nasihat bahwa urusan yang tidak prinsipial ini, tidak perlu dipertentangkan. Kalau orang Yahudi masih mau merayakan hari-hari raya tradisionalnya, ya biarkan saja walaupun itu tidak ada manfaat rohaninya. Kalau orang Yunani tidak mau makan bekas sajian dewa-dewa, ya jangan dipaksa, biar saja karena mereka menganggap makanan bekas disajikan dewa-dewa itu najis, walaupun sesungguhnya tidak karena dewa-dewa itu sebetulnya tidak ada. Pertumbuhan iman butuh waktu, meninggalkan kebiasaan lama butuh waktu, mengganti pola pikir itu butuh waktu. Itu yang dikatakan Paulus di ayat ini. Nanti kalau mereka sudah lebih lama mengerti doktrin Kristus orang-orang Kristen keturunan Yahudi akan mengerti bahwa segala upacara dan perayaan Bait Suci sudah berakhir di salib; dan orang-orang Kristen keturunan Yunani akan mengerti sesungguhnya makanan bekas disajikan dewa-dewa itu sama saja dengan makanan lainnya karena dewa-dewa itu tidak benar-benar ada. Jadi Paulus bilang, jangan bertengkar, yang sabar saja satu sama lain, terimalah kelemahan dan kekurangan satu sama lain, karena sama-sama masih baru jadi pengikut Kristus.


Roma 14:10 

Tetapi mengapa engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapa engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta penghakiman Kristus.

 

Itu maksud ayat-ayat ini. Paulus di sini tidak menulis tentang hari Sabat maupun makan binatang yang diharamkan Tuhan,



Lihat, di Roma 14:5-6 Paulus sama sekali tidak berbicara mengenai pemeliharaan Sabat hari ketujuh, karena SABAT HARI KETUJUH ITU TIDAK PERNAH DIPERTENTANGKAN ATAU MENJADI MASALAH PADA ZAMAN PARA RASUL. Mengapa? Karena satu-satunya hari yang dipelihara sebagai hari kudus untuk beribadah kepada Tuhan adalah hari yang ketujuh. Pada zaman Paulus belum ada orang Kristen yang memelihara hari lain sebagai hari kudus kecuali hari yang ketujuh.

Ibadah pada hari Minggu baru dimulai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Kaisar Constantine dari Roma pada tanggal 7 Maret 321AD (lihat pembahasan poin 1), yang baru disahkan oleh Konsili Laodekia 336AD, lamaaaaaa setelah Paulus mati.

 




26. SAMPAI KAPAN  SABAT HARI KETUJUH INI AKAN 
      BERLAKU?

Yesaya 66:22-23

22 Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan akan tetap ada di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘demikianlah keturunanmu dan namamu akan tetap ada23 Dan yang akan terjadi, ialah dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain, dan dari satu Sabat ke Sabat yang lain, maka semua manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.

 

Tak perlu dijelaskan lagi bukan?

Yang akan terjadi di bumi baru nanti ialah dari satu Sabat ke Sabat yang lain, maka semua manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN.

Pemeliharaan Sabat hari ketujuh itu akan tetap ada untuk selamanya, bukan saja di dunia yang sekarang, tetapi hingga langit yang baru dan bumi yang baru nanti.

 

 

 

 

Feb 2012      









2 komentar:

  1. puasa sabat untuk menguduskan hari sabat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau puasa boleh, kalau tidak mau repot menyediakan makanan sebelum Sabat tapi itu pilihan bukan keharusan.

      Hapus