Senin, 06 Mei 2013

113. IBRANI 12:28

113. IBRANI 12:28

_____________________________________


Aku mendapat kiriman ayat ini dari salah seorang teman, dan aku sangat berterimakasih padanya, karena ayat ini indah sekali dan mengandung banyak informasi penting bagi kita.

Ibrani 12:28

Jadi, karena kita menerima (menjadi bagian dari) kerajaan yang tidak bisa digoyahkan, marilah kita mengucap syukur dengan jalan mana kita boleh melayani Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut akan Allah.

 

Di sini Paulus menulis tentang 4 topik:

1.   Kita menerima (menjadi bagian dari) kerajaan yang tidak bisa digoyahkan.

2.   Marilah kita mengucap syukur (kepada Allah).

3.   Diwujudkan dengan melayani Allah menurut cara yang berkenan kepadaNya.

4.   dan dengan hormat dan takut.

 

 

Point 1

Merupakan alasan dari point 2-3-4. Kita bahas dulu.

Kerajaan yang mana yang tidak bisa digoyahkan?

Kalau kita melihat ke ayat-ayat sebelumnya, itu jelas.

Ibrani 12:22

Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi dan kepada kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya.

 

Jadi jelas bahwa kerajaan yang tidak akan goyah itu adalah Kerajaan AllAH, Yerusalem Surgawi, Kota Allah yang hidup.

 

Sebelum kita lanjut, ada pengertian yang penting yang harus kita pahami dulu. Istilah-istilah ini agak berbeda dengan kebiasaan dunia. Istilah-istilah ini adalah cara Allah menggambarkan kita.

Kerajaan Allah” itu sesungguhnya adalah kita, umat Allah secara korporasi, secara keseluruhan, katakanlah gereja Kristus.

Ingat perumpamaan Yesus tentang talenta-talenta? Kalau lupa bacalah Lukas 19:12-26. Tapi ayat yang berkaitan dengan pelajaran kita sekarang adalah ayat 12 dan 15.

Lukas 19:12, 15

12 Maka Ia berkata, ‘Seorang bangsawan tertentu, berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk menerima bagi dirinya sendiri sebuah kerajaan dan untuk kembali.15 Dan terjadilah, ketika ia (bangsawan itu) kembali, setelah ia menerima kerajaannya, lalu ia menyuruh hamba-hambanya dipanggil menghadapnya, kepada siapa dia telah memberikan uang itu, untuk mengetahui berapa yang telah dihasilkan oleh setiap orang dengan berdagang.

Perumpamaan ini sesungguhnya bercerita tentang Tuhan Yesus, yang memberi pengikut-pengikutNya talenta-talenta untuk dikembangkan sampai Dia datang kembali. Lalu Dia “pergi ke sebuah negeri yang jauh”, artinya Tuhan Yesus kembali ke Surga, untuk apa? Untuk “menerima sebuah kerajaan”. Apa artinya? Penjelasan yang lengkap terlalu panjang, jadi di sini versi singkatnya saja. Tuhan Yesus sekarang menjadi Imam Besar di Surga, sedang menghakimi umatNya yang ada di dunia, dimulai dari generasi yang sudah mati, hingga nanti ke generasi yang masih hidup. Tujuan penghakiman ini ialah menentukan siapa-siapa dari semua yang mengaku umatNya ini, benar-benar lulus penghakiman, dan berhak nanti dibawa ke Surga. Pada waktu penghakiman nanti selesai (jadi sekarang masih sedang berlangsung, belum selesai), maka nama-nama umatNya yang lulus penghakiman sudah terkumpul semua; yang tidak lulus namanya sudah dicoret dari Kitab Kehidupan, dan yang lulus namanya tetap ditinggalkan di dalam Kitab Kehidupan. Nah, ini bagian pentingnya: semua nama yang masih ada di dalam Kitab Kehidupan itu, itulah “kerajaan”Nya. Itulah “rakyat”Nya. Itulah kerajaan yang diterima Yesus dari BapaNya.

Jadi istilah “menerima kerajaan” adalah Yesus menerima nama-nama umatNya yang sudah lulus penghakiman, yang nanti akan dijemputNya ke Surga pada kedatanganNya yang kedua.

 

Nah, “kerajaan Allah” ini juga disebut “mempelai perempuan Kristus” atau “pengantin Kristus”. Juga disebut “Kota Yerusalem Baru” atau “Kota Suci yang dikasihi”. Jadi jangan bingung bila bertemu dengan istilah-istilah ini. Semua istilah ini adalah umat Allah secara korporasi, yang telah lulus penghakiman, dan berhak atas Surga.

 

 

Kembali ke Ibrani 12 di atas. Sekarang kita bisa lebih mengerti arti ayat ini.

Ibrani 12:22

Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi dan kepada kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya.

 

Dikatakan bahwa kita “sudah datang ke Bukit Sion”, ini bukan Bukit Sion di Israel, tetapi Bukit Sion yang di Surga. Dan kita sudah datang “ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi”. Berarti Kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi itu terletak di Bukit Sion surgawi. Nah, ayat ini mengatakan bahwa kita sudah datang ke sana, di mana ada  “kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya”.

Pertanyaan: Kapan kita sudah datang ke sana? Perhatikan, di sini dikatakan “sudah datang”  bukan “akan datang”. Berarti pada waktu kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, kita disimbolkan sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi”, nama kita sudah tercantum sebagai warganegara Surga di dalam Kitab Kehidupan. Dan sampai giliran nama kita dihakimi, maka nama kita akan tetap tercantum di dalam Kitab Kehidupan. Pada waktu nama kita dihakimi, maka saat itulah ditetapkan apa nama itu boleh tetap ada di dalam Kitab Kehidupan, atau nama itu harus dicoret dari sana dan kita kehilangan kewarganegaraan surgawi kita.

Jadi paham ya? Dari saat kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita, kita telah menjadi warganegara surga, nama kita dicantumkan dalam Kitab Kehidupan. Tapi ini belum final. Penghakiman nanti yang akan membuktikan apakah nama kita akan tetap ada dalam Kitab Kehidupan atau tidak.

 

Sekarang kita ke ayat 28.

Ibrani 12:28

Jadi, karena kita menerima (menjadi bagian dari) kerajaan yang tidak bisa digoyahkan, marilah kita mengucap syukur dengan jalan mana kita boleh melayani Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut akan Allah.

 

 

Point 2

“Marilah kita mengucap syukur (kepada Allah)”

 

Kita harus mengucap syukur karena kita bisa menjadi bagian Kerajaan Allah. Apa tidak bersyukur, kita manusia yang berdosa ini, bukan saja ditebus, dibebaskan dari hukuman dosanya, nanti masih diberi lagi kesempatan hidup bersama-sama dengan Kristus di kerajaan Surga selama 1000 tahun, dan setelah itu kita akan dikembalikan ke bumi ini yang diciptakan baru untuk hidup selama-lamanya bersama-sama dengan Kristus? Semua ucapan syukur kita tidak bisa mewakili besarnya keuntungan kita begitu dikasihi oleh Allah.

 

 

Point 3

dengan jalan mana kita boleh melayani Allah menurut cara yang berkenan kepadaNya”

 

Paulus berkata, tidak cukup kita hanya mengucap syukur saja, tetapi kita harus melayani Allah ~ dan perhatikan bagian yang penting ini, cara kita melayani Allah harus ”menurut cara yang berkenan kepadaNya.”

Selama ini banyak manusia sudah melayani Allah, tetapi .... menurut cara yang dipilih manusia sendiri! Paulus di sini mengingatkan, kalau kita melayani Allah, ya harus MENURUT CARA YANG BERKENAN KEPADA ALLAH.  Sebelum kita membahas cara mana yang berkenan kepada Allah, baiklah kita lihat ke point berikutnya dulu.

 

 

Point 4

dengan hormat dan takut akan Allah”

 

Nah, ini, jadi jika kita melayani Allah itu tidak boleh sembarangan, seenaknya, tapi harus  DENGAN HORMAT DAN TAKUT.  Berarti tidak main-main, tidak sambil bergurau, tidak sambil mengantuk, tidak sambil melamun, tidak sambil ngobrol, dan tidak sambil memikirkan hal-hal lain!

Bagaimana sikap kita pada waktu kita berdoa? Apakah dengan sepenuh hati dan terfokus di sana? Atau kita berdoa singkat-singkat aja, asal sudah berdoa sebagai formalitas, supaya kita bisa segera melanjutkan kesibukan kita sendiri?

Bagaimana sikap kita saat beribadah di hadapan Tuhan? Apakah fokus kita seluruhnya ditujukan kepada Khalik Pemberi Hidup kita? Atau kita tolah-toleh dan lebih tertarik kepada apa yang dilakukan orang-orang lain di sekitar kita? Atau kita malah tertidur di bangku dan baru buka mata ketika pengkhotbah berkata “amin”?

Bagaimana perhatian kita pada waktu kita menyanyi memuji Allah? Apakah kita memuji dari hati kita dan sepenuhnya untuk kemuliaan Allah, atau kita asal buka mulut dengan setengah hati? Atau mungkin kebalikannya, pada waktu kita menyanyi pujian yang seharusnya untuk kemuliaan Allah, tapi kita sebagai soloist justru melakukannya untuk kemuliaan diri sendiri, tenggelam dalam performance kita supaya dipuji orang suaranya bagus sedangkan Allah tersingkirkan dari benak kita entah ke mana, dll.?

Sering sekali dalam ibadah, fokus kita tidak pada Allah,  kita tidak memberikan kepada Allah rasa hormat dan takut yang selayaknya.

 

Kita selalu harus menghampiri Allah dengan hormat dan takut, karena Dia-lah Khalik Pencipta! Pemilik seluruh alam semesta raya ini. Dia-lah yang memberi kita hidup. Kalau Dia berkehendak kita mati, detik ini juga kita mati. Mengapa kita bisa tidak takut dan hormat kepadaNya?  Jangan-jangan kalau kita menghadap seorang Presiden kita bersikap lebih hormat daripada kalau kita menghampiri takhta Allah.

 

 

Sekarang, marilah kita kembali ke Point 3

kita boleh melayani Allah menurut cara yang berkenan kepadaNya”

 

Untuk mengetahui cara yang berkenan kepada Allah, tentunya kita harus membuka buku pedoman yang ditinggalkan Allah: ALKITAB. Di dalam Alkitab ada banyak sekali tulisan para nabi dan rasul yang memberikan petunjuk kepada kita, apa itu kehendak Allah.

Tetapi di atas semua itu, ada pedoman YANG DITULIS JARI ALLAH SENDIRI, pada dua loh batu, yang diberikannya kepada kita.

Jika semua tulisan nabi dan rasul itu menunjukkan apa yang dikehendaki Allah, APALAGI YANG DITULIS OLEH JARI ALLAH SENDIRI! Tetapi, ternyata kita semua sering mengabaikan, menganggap enteng, bahkan berani melanggar KEHENDAK ALLAH YANG SUDAH DITULIS JARI ALLAH SENDIRI ITU!

 

Marilah kita membahas kesepuluh ketetapan/hukum/perintah yang ditulis oleh jari Allah

 

 

HUKUM PERTAMA  [Keluaran 20:2-3]

2AKULAH  TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, keluar dari tempat perbudakan.  3Jangan engkau punya allah lain di hadapanKu.

v   Sebagaimana Tuhan telah membawa orang Israel jasmani (berdarah Israel) keluar dari perbudakan Mesir,

demikian pula Tuhan telah membawa kita, Israel rohani/simbolis, keluar dari perbudakan dosa. Menyimpang sedikit supaya kita yakin bahwa kita ini adalah “Israel rohani”, marilah kita baca di

Galatia 3:26-29.

26  Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus. 27 Karena seberapa banyak dari kamu yang dibaptis ke dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. 28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada budak atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. 29Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu adalah benih Abraham, dan  para ahliwaris menurut  perjanjian.

 

“benih Abraham” artinya orang Israel, karena Abraham adalah bapak cikal bakal orang Israel. Tetapi jelas Paulus menulis, bahwa baik orang Yahudi (berdarah Israel) maupun orang Yunani (tidak berdarah Israel), semuanya sudah menjadi milik Kristus, dan dianggap “benih Abraham”. Karena itu orang Kristen dari bangsa apa pun sekarang disebut Israel rohani/simbolis. Kita bukan Israel secara jasmani karena kita tidak berdarah Yahudi, tetapi kita menjadi “benih Abraham” lewat iman di dalam Yesus Krisitus!

 

Kembali ke pembahasann Hukum pertama.

Setelah Tuhan menyatakan Dia-lah yang telah menyelamatkan kita dari segala jenis perbudakan, maka Tuhan berkata Jangan engkau punya allah lain di hadapanKu.”

 

v   “allah lain” bisa dalam bentuk apa pun.

Yang dimaksud ialah, apa pun yang lebih kita dahulukan ketimbang Tuhan Allah Sang Khalik. Bisa itu pacar kita, pasangan kita, anak kita, atau pekerjaan kita, bos kita, hobi kita, kesibukan kita, bisnis kita, harta kita, bahkan diri kita sendiri ~ pokoknya semua yang mendapat tempat nomor satu dalam daftar prioritas kita, itulah “allah” bagi kita. Hukum yang pertama ini menyatakan bahwa Tuhan minta Dia-lah yang menjadi nomor satu dalam daftar prioritas kita.

 

v   “allah lain” juga termasuk semua yang kita sembah di samping Tuhan.

Ada di antara kita yang suka berdoa kepada orang-orang yang sudah mati (leluhur-leluhurnya), atau orang-orang mati yang dianggap suci. Padahal mereka semua adalah makhluk ciptaan! Pada waktu hidupnya, mereka sama manusianya dengan kita, terbuat dari darah dan daging yang fana, dan semuanya adalah orang berdosa. Kematian tidak menjadikan mereka setara dengan Tuhan hingga layak disembahMengapa manusia yang hidup harus berdoa kepada manusia yang sudah mati? Banyak dari kita minta perlindungan kepada orang-orang suci yang sudah mati ini, minta berkat, minta bantuan, dan banyak permintaan lainnya. Padahal Tuhan jelas mengatakan bahwa perantara Tuhan dengan manusia, hanyalah Kristus, tidak ada yang lain.

2 Korintus 5:18

Dan semuanya berasal dari Allah, yang telah mendamaikan kita kepada Diri-Nya Sendiri oleh Yesus Kristus, dan telah memberikan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

 

1 Timotius 2:5

Karena Allah itu satu, dan Pengantara itu satu antara Allah dan manusia, yaitu Manusia Kristus Yesus.

Seorang  perantara harus bisa mewakili kedua belah pihak. Seorang manusia biasa tidak bisa menjadi wakil Tuhan. Hanya yang Ilahi yang bisa mewakili Tuhan. Karena itu hanya Yesus sendirilah, Anak Allah dan Anak Manusia, yang bisa menjadi perantara Tuhan dengan manusia.

Karena itu, jika kita berdoa kepada orang-orang mati, ibadah kita sudah melanggar Hukum Allah yang pertama.

 

 

HUKUM KEDUA [Keluaran 20:4-6]

4 Jangan engkau membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau keserupaan  dari apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan engkau sujud menyembah kepada mereka, atau melayani mereka; sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang  cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak ke atas anak-anak, hingga ke keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, 6 Dan menunjukkan rahmat kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada Perintah-perintah-Ku.

v   Di sini sangat jelaslah Tuhan melarang manusia dalam ibadahnya memakai bentuk-bentuk simbol apa pun untuk disembah, termasuk gambar atau patung atau simbol Tuhan Yesus.

 

v   Pertanyaan: Apakah manusia boleh membuat gambar atau patung?

BOLEH, asal tidak untuk disembah, tidak ada yang sujud atau beribadah kepadanya. Mau bikin lukisan, foto, patung, kaligrafi, sebagai hiasan tidak masalah, mau menempatkan 100 boneka pun di dalam rumahnya juga tidak masalah, tetapi syaratnya, jangan kita sujud kepada benda-benda itu. Artinya, jangan berdoa di depan benda-benda itu, jangan berlutut (bersujud) di depannya, jangan membakar lilin di bawahnya, jangan mencium kakinya, jangan mengaraknya keliling ke mana-mana, jangan memperlakukannya sebagai obyek yang sakral, karena semua yang buatan tangan manusia tidak ada yang sakral. Manusia yang membuatnya  saja tidak ada yang suci, apalagi buatan tangannya! Jangan menciptakan ritual relijius untuk benda-benda tersebut. Jangan membuat benda-benda itu menjadi benda-benda mistik.

 

v   Warning (peringatan) dari Tuhan cukup tegas dan keras di sini.

Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang  cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak ke atas anak-anak, hingga ke keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku.

Lihat, mereka yang menyembah atau sujud di depan patung dianggap Tuhan mereka yang membenci Aku”. Jadi janganlah menganggap enteng peringatan ini. Apakah karena hukuman Tuhan tidak langsung nyata sekarang, maka manusia menganggap itu hanya gertak sambal? Jangan khawatir, jika Tuhan sudah berkata, pasti Tuhan akan melaksanakannya.  Baiklah kita baca beberapa ayat, bagaimana Tuhan berjanji pasti akan melaksanakan apa yang sudah direncanakanNya:

Pengkhotbah 8:11

Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia mantap untuk berbuat jahat.

 

Yeremia 30:24

Murka TUHAN yang menyala-nyala itu tidak akan surut sampai Ia telah melaksanakannya, dan sampai Ia telah mewujudkan niat isi hati-Nya; pada hari-hari kemudian kamu akan mengerti hal itu.

 

Yesaya 46:9-11

9  Ingatlah hal-hal di zaman dahulu: karena Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah, dan tidak ada yang seperti Aku, 10  mendeklarasikan yang akhir dari permulaan, dan dari zaman dahulu hal-hal yang belum terjadi, mengatakan, ‘Keputusan-Ku tetap berlaku, dan Aku akan melaksanakan segala kesenanganKu. 11Memanggil burung buas dari timur, orang yang melaksanakan keputusan-Ku dari negeri yang jauh. Iya, Aku telah mengatakannya, Aku juga akan membuatnya jadi, Aku telah merencanakannya, Aku juga akan melakukannya.’

 

Jadi, jangan menganggap enteng kata-kata Tuhan, apalagi kata-kata yang sudah ditulis oleh jari Allah! Bukannya mau menakut-nakutin, tapi ini adalah kata-kata Tuhan sendiri.

 

 

HUKUM KETIGA [Keluaran 20:7]

7Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN tidak akan menganggap orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan, tidak bersalah.

v   Kata “OMG” yang mengglobal, dan sejenisnya.

Kata-kata itu sudah menjadi ucapan pasaran yang muncul di mana-mana dalam pembicaraan maupun tulisan kita. Ini melecehkan nama Allah.

 

v   Di dunia Barat

nama Tuhan sering dipakai sebagai kata seru makian. Jangan sekali-kali ikut berbuat demikian.

 

v   Kita juga sering meminjam nama Tuhan untuk hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan Tuhan.

Banyak dari kita punya kebiasaan jelek dengan menyebut nama Tuhan dalam konteks yang tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang spiritual.

 

v   Dalam gurauan-gurauan,

kita sering menjadikan Tuhan objek lelucon, ejekan, dan satire. Ini tidak lucu dan ini perbuatan yang kurangajar terhadap Sang Khalik.

Tuhan itu pemilik alam semesta raya, pemberi hidup kita, Dia Mahasuci, tidak pantas kita membuat lelucon tentang Tuhan. Di zaman raja-raja jika kita berani menertawakan raja, kepala kita bisa hilang. Namun kita berani kurangajar kepada Tuhan yang adalah Raja Surga dan Alam Semesta. Jangan dikira kepala kita tidak akan menggelinding karenanya nanti.

 

Hendaknya kita lebih berhati-hati supaya kita tidak mengulangi kesalahan ini lagi.

 

 

HUKUM KEEMPAT [Keluaran 20:8-11]

8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah kekudusannya, 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya

v   Sebenarnya sangat jelas perintah Tuhan ini.

Hari yang sudah dikuduskan oleh Tuhan adalah hari ketujuh. Sudah tidak ada perbantahan, tidak ada keraguan lagi. Sudah tertulis di Alkitab demikian, dan tidak ada ayat yang membatalkan atau menggantinya.

 

v   Bagaimana Tuhan menguduskannya?

Tuhan berhenti mencipta pada hari itu, Tuhan menjadikan hari itu hari perhentianNya, dan mengklaim hari tersebut sebagai hari miliknya: hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu”  ~ sangat jelas. Bukan hari pertama (Minggu), bukan hari kedua (Senin) atau hari-hari lainnya yang diambil Tuhan sebagai milikNya, tapi HARI KETUJUH.

Karena itu perintahNya kepada manusia adalah: “jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.”

Jadi, hari yang ketujuh itu bukan saja hari di mana manusia harus datang sujud kepada Tuhan sebagai Pencipta “langit dan bumi, laut dan segala isinya” tetapi manusia sendiri pada hari itu harus berhenti dari semua pekerjaannya sendiri, dan masuk ke perhentian Tuhan. Tuhan sudah memberikan enam hari kepada manusia untuk mengerjakan urusannya sendiri, tetapi HARI YANG KETUJUH itu, tidak boleh dipakai untuk mengerjakan urusan manusia, melainkan untuk memuliakan Tuhan!

 

v   Dan sebagai pahalanya, “TUHAN memberkati hari Sabat”

agar manusia yang memelihara kekudusan hari tersebut, mendapat berkat istimewa.

 

Tetapi, ternyata mayoritas manusia bukan saja melanggar ketentuan tidak boleh memakai hari yang ketujuh untuk mengerjakan urusannya sendiri, bahkan datang bersujud kepada Tuhan pun, tidak mereka lakukan.

Dan sebagai alasan atau pembenarannya, manusia mengatakan Hukum keempat ini hanya untuk orang Yahudi. Coba kita pikir,

ü   hukum jangan mencuri itu berlaku untuk siapa? Untuk semua manusia.

ü   Hukum jangan berzinah itu berlaku untuk siapa? Untuk semua manusia.

ü   Hukum jangan menyembah allah lain itu berlaku untuk siapa? Untuk semua manusia.

ü   Hukum jangan menyembah patung itu berlaku untuk siapa? Untuk semua manusia.

ü   Nah, jika seluruh 10 Hukum itu berlaku untuk semua manusia, segala bangsa, mengapa khusus Hukum ke-4 ini kok dibilang hanya untuk orang Yahudi? Di mana logikanya? Apa di ayat ini Tuhan menulis bahwa khusus ayat ini hanya untuk orang Yahudi?

Atau ada juga yang mengatakan, seluruh dunia sekarang sujud kepada Tuhan pada hari Minggu (hari pertama), masa seluruh dunia salah?  Cobalah kita ingat pada waktu Tuhan mendatangkan air bah dan menenggelamkan seluruh dunia kecuali 8 orang keluarga Nuh. Apakah seluruh dunia disalahkan? Ikut mayoritas tidak menjamin kita selamat. Tetapi kalau ikut kehendak tuhan, itu bisa menjamin kita selamat.

 

Tuhan sama sekali tidak pernah berkata, bahwa 10 HukumNya itu untuk semua manusia kecuali Hukum nomor 4, itu hanya berlaku buat orang Israel jasmani, atau peraturan ini hanya berlaku hingga kebangkitan Yesus, setelah itu diganti hari Minggu. Tidak ada firman seperti itu, juga tidak ada tulisan begitu. Sama seperti semua Hukum yang ditulisNya pada kedua loh batu itu abadi, Hukum keempat ini pun sifatnya abadi.

 

Simak, justru Hukum keempat ini khusus disebutkan tetap berlaku sampai kelak setelah dunia yang sekarang ini diperbarui oleh Tuhan, dari Sabat hingga Sabat, manusia tetap datang menyembah Tuhan. Tidak percaya? Lihat ayat berikut:

Yesaya 66:22-23

22 Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan akan tetap ada di hadapan-Ku,’ demikianlah firman TUHAN, ‘demikianlah keturunanmu dan namamu akan tetap ada. 23 Dan yang akan terjadi, ialah dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain, dan dari satu Sabat ke Sabat yang lain, maka semua manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.”

 

Jadi jangan mau dikibulin agen-agen Setan. Hukum keempat tentang memelihara kekudusan hari ketujuh sebagai Sabat Tuhan Allah itu justru menjadi Hukum yang menentukan apakah kita benar umat milik Tuhan atau bukan.

Yehezkiel 20:12, 20

12Selain itu, hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi suatu tanda di antara Aku dan mereka, supaya mereka boleh tahu  bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka.

20 Kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, dan itu menjadi tanda di antara Aku dan kamu, supaya kamu boleh tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.

 

 

HUKUM KELIMA [Keluaran 20:12]

12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

v   Ini resepnya panjang umur hidup damai di tempat kita berpijak.

Menghormati orangtua harus datang dari hati. Artinya bukan hanya memberi mereka makan seperti hewan ternak di kandang, tetapi juga memberikan rasa aman, terpelihara dan kasih sayang kepada orangtua, bukan saja pada waktu mereka masih kuat, tetapi terutama di hari-hari tua mereka, saat mereka sudah renta dan tidak berdaya. Banyak orang mampu yang menyerahkan pemeliharaan orangtua mereka kepada suster atau pembantu sedangkan mereka sendiri nyaris tidak pernah datang untuk menemani orangtua mereka. Hendaknya orang Kristen tidak demikian. Tidak ada salahnya perawatan orangtua diserahkan kepada suster tetapi anak-anaknya harus ikut terlibat, harus hadir, harus memberikan kasih sayang.

 

v   Menghormati artinya menempatkan kepentingan orangtua di atas kepentingan kita sendiri.

Banyak orang sayang mengeluarkan uang demi pengobatan dan perawatan orangtuanya, padahal mereka tidak sayang mengeluarkan uang untuk hiburan, jalan-jalan, dan belanja yang bukan barang vital bagi diri sendiri dan anak-anaknya. Itu membuat ngenas hati orangtua. Dulu orangtua berkorban segala demi anak-anaknya, tapi di saat mereka tidak berdaya, anak-anaknya tidak peduli.

 

v   Ditiru anak-anak kita.

Jika kita bersikap buruk terhadap orangtua kita, kita memberikan teladan yang sama kepada anak-anak kita, dan suatu hari saat kita sendiri tua, mereka akan memperlakukan kita seperti kita dulu memperlakukan orangtua kita.

 

 

HUKUM KEENAM [Keluaran 20:13]

13 Jangan membunuh.

v   Apa kata Yesus tentang Hukum ini?

Matius 5:22

Tetapi Aku berkata kepadamu, bahwa siapa pun yang marah terhadap saudaranya tanpa alasan, akan ada dalam bahaya dihakimi. Dan siapa pun yang berkata kepada saudaranya: ῥακά [rhaka] Tidak berguna!’ akan ada dalam bahaya disidang, tetapi siapa pun yang berkata, ‘Kamu tolol!’ Akan ada dalam bahaya api neraka.’

 

1 Yohanes 3:15

Barangsiapa membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh; dan kamu tahu, bahwa tidak ada pembunuh yang memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

 

Jadi sudah berapa orang yang kita bunuh secara mental di dalam hati kita? 

 

v   Ini juga termasuk tidak boleh bunuh diri

dengan tidak menyayangi kesehatan sendiri, pola hidup yang salah, pola makan-minum yang salah, lupa istirahat, memacu tubuh melampaui kewajaran, menggunakan obat-obatan terlarang, menyimpan dendam, berpikiran jahat, semua itu merusak kesehatan.

 


 

HUKUM KETUJUH [Keluaran 20:14]

14Jangan berzinah.

v   Apa kata Yesus tentang ayat ini?

Matius 5:28

Tetapi Aku berkata kepadamu, bahwa siapa pun yang memandang seorang perempuan dengan nafsu terhadapnya, sudah melakukan perzinahan dengan dia di dalam hatinya.

 

Yesus tidak main-main dengan penjelasanNya ini, coba kita baca ayat berikutnya:

Matius 5:29

Dan jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah darimu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada seluruh tubuhmu dicampakkan ke dalam neraka.

 

Ini nasihat yang ekstrem, kan? Lha daripada mencungkil mata kenapa tidak berhenti melihat yang bisa menyesatkan saja? Kalau sudah tahu itu menyesatkan, ya jangan dilihat. Kalau sudah tahu si A ini koruptor ya jangan berteman dengannya, alih-alih kita bisa terlibat. Kalau sudah tahu bar itu tempat orang minum-minum, ya jangan ke sana, kalau ke sana ya pasti ikutan minum. Jadi mencegah itu lebih mudah daripada menyembuhkan.

Kita perlu menjaga pancaindera kita karena dari sanalah semua informasi itu masuk ke otak kita. Apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita bau, apa yang kita icip, apa yang kita rasa, jika itu buruk maka itu bisa menimbulkan kecanduan kepada yang buruk, kita bisa terus merosot semakin lama semakin sesat. Sebaliknya jika apa yang kita dengar, lihat, bau, icip, dan rasa itu adalah hal-hal yang baik yang berkenan kepada Tuhan, itu pasti akan mengangkat kita ke level kerohanian yang lebih tinggi. Ini yang dimaksud Yesus, kalau matanya suka melihat yang dosa-dosa, lebih baik tidak punya mata supaya tidak bikin dosa, daripada punya mata tapi nanti dibakar api neraka.

 

v   Termasuk di dalam ketegori “berzinah”

juga semua aktivitas seksual dengan orang yang bukan pasangan resminya, free sex, atau penyimpangan seksual dalam segala bentuk (LGBTQA+) yang adalah kekejian di mata Tuhan, tetapi yang sekarang ini sudah tidak segan dilakukan manusia terang-terangan tanpa merasa bersalah. Jangan lupa, di mata Tuhan itu tetap kekejian dan seperti semua dosa, hukumannya juga mati kekal.

 

 

HUKUM KEDELAPAN [Keluaran 20:15]

15Jangan mencuri.

v   Ini adalah Hukum yang sering kita langgar tanpa merasa telah melanggar.

ü   Membawa pulang bolpen dari kantor,

ü   datang terlambat atau pulang lebih pagi dari tempat kerja,

ü   mensabotase kesempatan kompetitor,

ü   tidak membayar pajak yang seharusnya,

ü   mark-up harga barang,

ü   tidak membayar upah yang layak kepada karyawannya,

ü   malas/tidak berdedikasi 100% dalam mengerjakan tugasnya,

ü   tidak mengembalikan persepuluhan yang seharusnya kepada Tuhan,

ü   mencuri hasil karya orang lain,

ü   mencuri kehormatan orang lain,

ü   mencuri kesempatan orang lain,

ü   mencuri reputasi orang lain,

kalau didaftar semua tidak ada habisnya.

 

v   Kalau kita tidak memelihara Sabat Hari Ketujuh milik Tuhan, itu kita juga mencuri waktu Tuhan.

 

 

HUKUM KESEMBILAN [Keluaran 20:16]

16 Jangan memberikan saksi dusta tentang sesamamu

v   Ini juga salah satu Hukum yang sering kita langgar tanpa berpikir dua kali.

Berapa kali kita berbohong dalam sehari? Dari hal kecil sampai hal besar, dari hal serius sampai hal sepele, kita mudah sekali berbohong tanpa berpikir lagi.

ü   Membesar-besarkan perkara demi keuntungan pribadi,

ü   tidak mengakui kesalahan,

ü   lari dari tanggung jawab,

ü   mengatakan kita mencintai seseorang padahal sebenarnya tidak.

ü   Mengatakan kepada orangtua kita pergi belajar padahal pergi nonton.

ü   Pamit kepada istri ke tempat saudara, ternyata ke tempat selingkuhannya.

ü   Membuat bon palsu.

ü   Pura-pura lupa.

ü   Pura-pura tidak tahu.

ü   Juga termasuk memfitnah orang,

ü   menjelek-jelekkan produk kompetitor,

ü   ingkar janji,

ü   memberikan keterangan palsu,

ü   merekayasa kondisi,

ü   dan lain-lain 1001 kebohongan.

 

1 Yohanes 4:20

Jikalau seorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah,’ dan membenci saudaranya,  ia seorang pendusta, karena dia yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, mana bisa dia mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya?

 

v   Termasuk di sini juga yang mengajarkan ajaran palsu kepada orang lain. Guru-guru palsu, nabi-nabi palsu semuanya tukang bohong. Setan itu raja bohong.

 

 

HUKUM KESEPULUH [Keluaran 20:17]

17 Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang milik sesamamu.

v   Iri hati, menginginkan milik orang lain.

Sifat yang umum dimiliki semua orang, terutama di zaman serba-konsumerisme ini. Celakanya kita bukan menginginkan sifat-sifat baik yang dimiliki orang lain, tetapi kita menginginkan harta benda, suami/istri, status sosial dan kehormatan milik orang lain.

 

v   Padahal yang diajarkan Yesus, bukannya menginginkan milik orang lain, justru memberikan milik kita kepada orang lain yang membutuhkan:

Matius 25:35

Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;

 

Inilah standar yang ditetapkan Tuhan untuk kita.

Inilah kehendak Tuhan. Jika kita beribadah, Hukum-hukum inilah yang harus kita turuti. Semuanya, keseluruhannya, utuh, 10 Hukum atau 10 Perintah Allah.

 

Kalau kita memakai standar Tuhan ini untuk mengukur diri sendiri, kalau kita melihat diri kita dari kacamata Tuhan,  betapa kecilnya kita, betapa busuknya kita, bukan? Segala prestasi yang kita capai, bila dibandingkan dengan segala keburukan kita, segala pelanggaran kita, apakah masih ada yang bisa kita banggakan?

 

Untuk mengakhiri pembahasan ini, marilah kita melihat ke ayat di bawah ini yang bisa memberi kita motivasi agar mulai sekarang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk  beribadah kepada Tuhan menurut kehendakNya, dengan hormat dan takut.

 

 

Yohanes 14:15

 

Jikalau kamu mengasihi Aku,

turuti Perintah-perintah-Ku.

 

 

2013-05-05



Tidak ada komentar:

Posting Komentar