113. IBRANI 12:28
_____________________________________
Aku mendapat kiriman ayat ini dari salah seorang teman, dan aku sangat berterimakasih padanya, karena ayat ini indah sekali dan mengandung banyak informasi penting bagi kita.
Ibrani 12:28
Jadi, karena kita menerima (menjadi bagian dari) kerajaan yang tidak bisa digoyahkan,
marilah kita mengucap syukur dengan jalan mana
kita boleh melayani Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan
hormat dan takut akan Allah.
Di
sini Paulus menulis tentang 4 topik:
1. Kita
menerima (menjadi bagian dari) kerajaan yang tidak bisa digoyahkan.
2. Marilah
kita mengucap syukur (kepada Allah).
3. Diwujudkan
dengan melayani Allah menurut cara yang berkenan kepadaNya.
4. dan
dengan hormat dan takut.
Point 1
Merupakan
alasan dari point 2-3-4. Kita bahas dulu.
Kerajaan
yang mana yang tidak bisa digoyahkan?
Kalau
kita melihat ke ayat-ayat sebelumnya, itu jelas.
Ibrani 12:22
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi
dan kepada kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya.
Jadi
jelas bahwa kerajaan yang tidak akan goyah itu adalah Kerajaan AllAH, Yerusalem Surgawi, Kota Allah yang hidup.
Sebelum
kita lanjut, ada pengertian yang penting yang harus kita pahami dulu.
Istilah-istilah ini agak berbeda dengan kebiasaan dunia. Istilah-istilah ini
adalah cara Allah menggambarkan kita.
“Kerajaan Allah” itu
sesungguhnya adalah kita, umat Allah secara
korporasi, secara keseluruhan, katakanlah gereja
Kristus.
Ingat
perumpamaan Yesus tentang talenta-talenta? Kalau lupa bacalah Lukas 19:12-26.
Tapi ayat yang berkaitan dengan pelajaran kita sekarang adalah ayat 12 dan 15.
Lukas 19:12, 15
12 Maka Ia berkata, ‘Seorang
bangsawan tertentu, berangkat ke sebuah
negeri yang jauh untuk menerima bagi dirinya sendiri sebuah kerajaan dan untuk kembali.15 Dan
terjadilah, ketika ia (bangsawan itu) kembali, setelah ia menerima kerajaannya, lalu ia menyuruh hamba-hambanya dipanggil
menghadapnya, kepada siapa dia telah memberikan uang itu, untuk mengetahui berapa yang telah dihasilkan oleh setiap orang dengan
berdagang.
Perumpamaan ini sesungguhnya bercerita tentang Tuhan Yesus,
yang memberi pengikut-pengikutNya talenta-talenta untuk dikembangkan sampai Dia
datang kembali. Lalu Dia “pergi ke sebuah negeri yang jauh”, artinya
Tuhan Yesus kembali ke Surga, untuk apa? Untuk “menerima
sebuah kerajaan”. Apa artinya? Penjelasan yang lengkap terlalu
panjang, jadi di sini versi singkatnya saja. Tuhan Yesus
sekarang menjadi Imam Besar di Surga, sedang menghakimi umatNya yang ada di
dunia, dimulai dari generasi yang sudah mati, hingga nanti ke
generasi yang masih hidup. Tujuan penghakiman ini ialah
menentukan siapa-siapa dari semua yang mengaku umatNya ini, benar-benar lulus
penghakiman, dan berhak nanti dibawa ke Surga. Pada waktu
penghakiman nanti selesai (jadi sekarang masih sedang berlangsung,
belum selesai), maka nama-nama umatNya yang lulus penghakiman sudah terkumpul
semua; yang tidak lulus namanya sudah dicoret dari Kitab Kehidupan,
dan yang lulus namanya tetap ditinggalkan di dalam Kitab Kehidupan. Nah, ini
bagian pentingnya: semua nama yang
masih ada di dalam Kitab Kehidupan itu, itulah “kerajaan”Nya.
Itulah “rakyat”Nya. Itulah kerajaan yang diterima Yesus dari BapaNya.
Jadi istilah “menerima kerajaan” adalah Yesus menerima nama-nama umatNya yang sudah lulus penghakiman, yang
nanti akan dijemputNya ke Surga pada kedatanganNya yang kedua.
Nah, “kerajaan
Allah” ini juga disebut “mempelai
perempuan Kristus” atau “pengantin
Kristus”. Juga disebut “Kota
Yerusalem Baru” atau “Kota
Suci yang dikasihi”. Jadi jangan bingung bila bertemu dengan
istilah-istilah ini. Semua istilah ini adalah umat Allah secara korporasi, yang telah
lulus penghakiman, dan berhak atas Surga.
Kembali
ke Ibrani 12 di atas. Sekarang kita bisa lebih mengerti arti ayat ini.
Ibrani 12:22
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi
dan kepada kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya.
Dikatakan
bahwa kita “sudah
datang ke Bukit Sion”, ini bukan Bukit Sion di Israel, tetapi Bukit
Sion yang di Surga. Dan kita sudah datang “ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi”.
Berarti Kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi itu terletak di Bukit Sion
surgawi. Nah, ayat ini mengatakan bahwa kita sudah datang ke sana, di mana ada “kumpulan malaikat yang tidak terhitung
jumlahnya”.
Pertanyaan:
Kapan kita sudah datang ke sana? Perhatikan, di sini dikatakan “sudah datang” bukan “akan datang”. Berarti pada waktu kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat kita, kita disimbolkan “sudah datang ke Bukit Sion, dan ke
kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi”, nama kita sudah tercantum sebagai warganegara Surga di
dalam Kitab Kehidupan.
Dan sampai giliran nama kita dihakimi, maka nama kita akan tetap tercantum di
dalam Kitab Kehidupan. Pada waktu nama kita dihakimi, maka saat itulah ditetapkan
apa nama itu boleh tetap ada di dalam Kitab Kehidupan, atau nama itu harus
dicoret dari sana dan kita kehilangan kewarganegaraan surgawi kita.
Jadi paham ya? Dari saat kita menerima Tuhan Yesus sebagai
Juruselamat kita, kita telah menjadi warganegara surga, nama kita
dicantumkan dalam Kitab Kehidupan. Tapi ini belum final. Penghakiman nanti yang
akan membuktikan apakah nama kita akan tetap ada dalam Kitab Kehidupan atau
tidak.
Sekarang kita ke ayat 28.
Ibrani 12:28
Jadi, karena kita menerima (menjadi bagian dari) kerajaan yang tidak bisa digoyahkan,
marilah kita mengucap syukur dengan jalan mana
kita boleh melayani Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan
hormat dan takut akan Allah.
Point 2
“Marilah kita mengucap
syukur (kepada Allah)”
Kita
harus mengucap syukur karena kita bisa menjadi bagian
Kerajaan Allah. Apa tidak bersyukur, kita manusia yang berdosa ini,
bukan saja ditebus, dibebaskan dari hukuman dosanya, nanti masih diberi lagi kesempatan
hidup bersama-sama dengan Kristus di kerajaan Surga selama 1000 tahun, dan
setelah itu kita akan dikembalikan ke bumi ini yang diciptakan baru untuk hidup
selama-lamanya bersama-sama dengan Kristus? Semua ucapan syukur kita tidak bisa
mewakili besarnya keuntungan kita begitu dikasihi oleh Allah.
Point 3
“dengan jalan mana kita
boleh melayani Allah menurut cara yang
berkenan kepadaNya”
Paulus
berkata, tidak cukup kita hanya mengucap syukur saja, tetapi kita harus melayani
Allah ~ dan perhatikan bagian yang penting ini, cara kita melayani Allah harus ”menurut cara
yang berkenan kepadaNya.”
Selama
ini banyak manusia sudah melayani Allah, tetapi .... menurut cara yang
dipilih manusia sendiri! Paulus di sini mengingatkan, kalau kita melayani
Allah, ya harus MENURUT CARA YANG BERKENAN KEPADA ALLAH. Sebelum kita membahas cara mana yang
berkenan kepada Allah, baiklah kita lihat ke point berikutnya dulu.
Point 4
“dengan hormat dan takut akan Allah”
Nah,
ini, jadi jika kita melayani Allah
itu tidak boleh sembarangan, seenaknya, tapi harus DENGAN HORMAT DAN
TAKUT. Berarti tidak main-main, tidak sambil
bergurau, tidak sambil mengantuk, tidak sambil melamun, tidak sambil ngobrol,
dan tidak sambil memikirkan hal-hal lain!
Bagaimana
sikap kita pada waktu kita berdoa? Apakah dengan sepenuh hati dan terfokus di
sana? Atau kita berdoa singkat-singkat aja, asal sudah berdoa sebagai
formalitas, supaya kita bisa segera melanjutkan kesibukan kita sendiri?
Bagaimana
sikap kita saat beribadah di hadapan Tuhan? Apakah fokus kita seluruhnya
ditujukan kepada Khalik Pemberi Hidup kita? Atau kita tolah-toleh dan lebih
tertarik kepada apa yang dilakukan orang-orang lain di sekitar kita? Atau kita
malah tertidur di bangku dan baru buka mata ketika pengkhotbah berkata “amin”?
Bagaimana
perhatian kita pada waktu kita menyanyi memuji Allah? Apakah kita memuji dari
hati kita dan sepenuhnya untuk kemuliaan Allah, atau kita asal buka mulut
dengan setengah hati? Atau mungkin kebalikannya, pada waktu kita menyanyi
pujian yang seharusnya untuk kemuliaan Allah, tapi kita sebagai soloist justru
melakukannya untuk kemuliaan diri sendiri, tenggelam dalam performance kita supaya dipuji orang suaranya bagus sedangkan Allah
tersingkirkan dari benak kita entah ke mana, dll.?
Sering sekali dalam ibadah, fokus kita tidak pada
Allah, kita tidak memberikan kepada
Allah rasa hormat dan takut yang selayaknya.
Kita
selalu harus menghampiri Allah dengan hormat dan takut, karena Dia-lah Khalik
Pencipta! Pemilik seluruh alam semesta raya ini. Dia-lah yang memberi kita
hidup. Kalau Dia berkehendak kita mati, detik ini juga kita mati. Mengapa kita
bisa tidak takut dan hormat kepadaNya?
Jangan-jangan kalau kita menghadap seorang Presiden kita bersikap lebih
hormat daripada kalau kita menghampiri takhta Allah.
Sekarang,
marilah kita kembali ke Point 3
“kita
boleh melayani Allah menurut cara yang
berkenan kepadaNya”
Untuk
mengetahui cara yang berkenan kepada Allah, tentunya kita harus membuka buku
pedoman yang ditinggalkan Allah: ALKITAB. Di dalam Alkitab ada banyak sekali
tulisan para nabi dan rasul yang memberikan petunjuk kepada kita, apa itu
kehendak Allah.
Tetapi
di atas semua itu, ada pedoman YANG DITULIS JARI ALLAH SENDIRI, pada dua loh
batu, yang diberikannya kepada kita.
Jika
semua tulisan nabi dan rasul itu menunjukkan apa yang dikehendaki Allah, APALAGI
YANG DITULIS OLEH JARI ALLAH SENDIRI! Tetapi, ternyata kita semua
sering mengabaikan, menganggap enteng, bahkan berani melanggar KEHENDAK ALLAH
YANG SUDAH DITULIS JARI ALLAH SENDIRI ITU!
Marilah
kita membahas kesepuluh ketetapan/hukum/perintah yang ditulis oleh jari
Allah
HUKUM
PERTAMA [Keluaran 20:2-3]
2AKULAH TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, keluar dari tempat perbudakan.
3Jangan engkau punya allah
lain di hadapanKu.
v
Sebagaimana
Tuhan telah membawa orang Israel jasmani (berdarah Israel) keluar dari
perbudakan Mesir,
demikian
pula Tuhan telah membawa kita, Israel rohani/simbolis, keluar dari perbudakan
dosa. Menyimpang sedikit supaya kita yakin bahwa kita ini adalah “Israel
rohani”, marilah kita baca di
Galatia 3:26-29.
26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman
di dalam Yesus Kristus. 27 Karena seberapa banyak dari kamu yang dibaptis ke dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. 28
Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada budak atau orang merdeka, tidak ada laki-laki
atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. 29Dan jikalau kamu adalah milik
Kristus, maka kamu adalah benih Abraham, dan para ahliwaris
menurut perjanjian.
“benih Abraham” artinya orang Israel, karena Abraham adalah bapak cikal
bakal orang Israel. Tetapi jelas Paulus menulis, bahwa baik orang Yahudi
(berdarah Israel) maupun orang Yunani (tidak berdarah Israel), semuanya sudah
menjadi milik Kristus, dan dianggap
“benih Abraham”. Karena itu orang Kristen dari bangsa apa
pun sekarang disebut Israel rohani/simbolis. Kita bukan Israel
secara jasmani karena kita tidak berdarah Yahudi, tetapi kita menjadi “benih
Abraham” lewat iman di dalam Yesus Krisitus!
Kembali ke pembahasann Hukum pertama.
Setelah Tuhan menyatakan Dia-lah yang
telah menyelamatkan kita dari segala jenis perbudakan, maka Tuhan berkata “Jangan engkau punya allah lain di hadapanKu.”
v
“allah lain” bisa dalam bentuk apa pun.
Yang
dimaksud ialah,
apa pun yang lebih kita dahulukan ketimbang Tuhan Allah Sang Khalik.
Bisa itu pacar kita, pasangan kita, anak kita, atau pekerjaan kita, bos kita,
hobi kita, kesibukan kita, bisnis kita, harta kita, bahkan diri kita sendiri ~
pokoknya semua yang mendapat tempat nomor satu dalam daftar prioritas kita,
itulah “allah” bagi kita. Hukum yang pertama ini menyatakan bahwa Tuhan minta
Dia-lah yang menjadi nomor satu dalam daftar prioritas kita.
v
“allah lain” juga termasuk semua yang kita sembah di samping Tuhan.
Ada
di antara kita yang suka berdoa kepada orang-orang yang sudah mati (leluhur-leluhurnya), atau
orang-orang mati yang dianggap suci. Padahal mereka semua adalah
makhluk ciptaan! Pada waktu hidupnya, mereka sama manusianya dengan kita,
terbuat dari darah dan daging yang fana, dan semuanya adalah orang berdosa. Kematian tidak menjadikan mereka setara dengan Tuhan hingga layak
disembah. Mengapa manusia yang hidup harus berdoa kepada manusia
yang sudah mati? Banyak dari kita minta perlindungan kepada
orang-orang suci yang sudah mati ini, minta berkat, minta bantuan, dan banyak
permintaan lainnya. Padahal Tuhan jelas mengatakan bahwa perantara Tuhan dengan manusia, hanyalah Kristus, tidak ada yang
lain.
2 Korintus 5:18
Dan semuanya berasal dari
Allah, yang telah mendamaikan
kita kepada
Diri-Nya Sendiri oleh Yesus Kristus, dan telah memberikan
pelayanan pendamaian itu kepada kami.
1 Timotius 2:5
Karena Allah itu satu, dan Pengantara itu satu antara Allah dan manusia,
yaitu Manusia Kristus
Yesus.
Seorang perantara harus bisa mewakili kedua belah
pihak. Seorang manusia biasa tidak bisa
menjadi wakil Tuhan. Hanya yang Ilahi yang bisa mewakili Tuhan.
Karena itu hanya Yesus sendirilah, Anak Allah dan Anak Manusia, yang bisa
menjadi perantara Tuhan dengan manusia.
Karena
itu, jika kita berdoa kepada orang-orang mati, ibadah kita sudah melanggar
Hukum Allah yang pertama.
HUKUM
KEDUA [Keluaran 20:4-6]
4 Jangan engkau membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau
keserupaan dari apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di
bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan engkau sujud menyembah kepada mereka, atau melayani
mereka; sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak ke atas anak-anak, hingga ke
keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka
yang membenci Aku, 6 Dan menunjukkan
rahmat kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang
berpegang pada Perintah-perintah-Ku.”
v
Di
sini sangat jelaslah Tuhan melarang manusia dalam ibadahnya memakai
bentuk-bentuk simbol apa pun untuk disembah, termasuk gambar atau
patung atau simbol Tuhan Yesus.
v
Pertanyaan:
Apakah manusia boleh membuat gambar atau patung?
BOLEH,
asal tidak untuk disembah, tidak ada
yang sujud atau beribadah kepadanya. Mau bikin lukisan, foto,
patung, kaligrafi, sebagai hiasan tidak masalah, mau menempatkan 100 boneka pun
di dalam rumahnya juga tidak masalah, tetapi syaratnya, jangan kita sujud kepada benda-benda itu.
Artinya, jangan berdoa di depan benda-benda itu, jangan berlutut (bersujud) di
depannya, jangan membakar lilin di bawahnya, jangan mencium kakinya, jangan
mengaraknya keliling ke mana-mana, jangan memperlakukannya sebagai obyek yang
sakral, karena
semua yang buatan tangan manusia tidak ada yang sakral. Manusia yang
membuatnya saja tidak ada yang suci,
apalagi buatan tangannya! Jangan menciptakan ritual relijius untuk benda-benda
tersebut. Jangan membuat benda-benda itu menjadi benda-benda mistik.
v
Warning
(peringatan) dari Tuhan cukup tegas dan keras di sini.
Aku, TUHAN, Allahmu,
adalah Allah yang cemburu, yang
membalaskan dosa bapak-bapak ke atas anak-anak, hingga
ke keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka
yang membenci Aku.
Lihat,
mereka yang
menyembah atau sujud di depan patung dianggap Tuhan “mereka yang membenci Aku”. Jadi janganlah menganggap
enteng peringatan ini. Apakah karena hukuman Tuhan tidak langsung nyata
sekarang, maka manusia menganggap itu hanya gertak sambal? Jangan khawatir, jika Tuhan sudah berkata, pasti Tuhan akan melaksanakannya. Baiklah kita baca beberapa ayat, bagaimana
Tuhan berjanji pasti akan melaksanakan apa yang sudah direncanakanNya:
Pengkhotbah
8:11
Oleh
karena
hukuman
terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia mantap untuk berbuat
jahat.
Yeremia 30:24
Murka TUHAN yang menyala-nyala itu tidak akan
surut sampai Ia telah melaksanakannya, dan sampai Ia telah mewujudkan niat isi hati-Nya;
pada hari-hari kemudian kamu akan mengerti
hal itu.
Yesaya
46:9-11
9 Ingatlah hal-hal di zaman dahulu: karena
Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah, dan tidak ada yang
seperti Aku, 10 mendeklarasikan yang akhir dari permulaan, dan
dari zaman dahulu hal-hal yang belum terjadi, mengatakan,
‘Keputusan-Ku tetap
berlaku, dan Aku akan melaksanakan segala
kesenanganKu. 11Memanggil
burung buas dari timur, orang yang melaksanakan keputusan-Ku dari negeri yang
jauh. Iya, Aku telah mengatakannya, Aku juga akan membuatnya
jadi, Aku telah merencanakannya, Aku juga
akan melakukannya.’
Jadi,
jangan menganggap enteng kata-kata Tuhan, apalagi kata-kata yang sudah ditulis
oleh jari Allah! Bukannya mau menakut-nakutin, tapi ini adalah kata-kata Tuhan
sendiri.
HUKUM
KETIGA [Keluaran 20:7]
7Jangan menyebut nama
TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN tidak
akan menganggap orang yang menyebut
nama-Nya dengan sembarangan, tidak bersalah.
v
Kata
“OMG” yang mengglobal, dan sejenisnya.
Kata-kata
itu sudah menjadi ucapan pasaran yang muncul di mana-mana dalam pembicaraan
maupun tulisan kita. Ini melecehkan nama Allah.
v
Di
dunia Barat
nama
Tuhan sering dipakai sebagai kata seru makian. Jangan sekali-kali ikut berbuat
demikian.
v
Kita
juga sering meminjam nama Tuhan untuk hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan
Tuhan.
Banyak
dari kita punya kebiasaan jelek dengan menyebut nama Tuhan dalam konteks yang
tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang spiritual.
v
Dalam
gurauan-gurauan,
kita
sering menjadikan Tuhan objek lelucon, ejekan, dan satire. Ini tidak lucu dan
ini perbuatan yang kurangajar terhadap Sang Khalik.
Tuhan itu
pemilik alam semesta raya, pemberi hidup kita, Dia Mahasuci, tidak pantas kita
membuat lelucon tentang Tuhan. Di zaman raja-raja jika kita berani menertawakan
raja, kepala kita bisa hilang. Namun kita berani kurangajar kepada Tuhan yang adalah
Raja Surga dan Alam Semesta. Jangan dikira kepala kita tidak akan menggelinding
karenanya nanti.
Hendaknya kita lebih berhati-hati
supaya kita tidak mengulangi kesalahan ini lagi.
HUKUM
KEEMPAT [Keluaran 20:8-11]
8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah
kekudusannya, 9 enam hari
lamanya engkau harus bekerja dan melakukan
segala pekerjaanmu, 10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN,
Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan
sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau
hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang
di tempat kediamanmu.11 Sebab dalam
enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan telah berhenti bekerja
pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan
menguduskannya
v
Sebenarnya
sangat jelas perintah Tuhan ini.
Hari yang sudah
dikuduskan oleh Tuhan adalah hari ketujuh. Sudah
tidak ada perbantahan, tidak ada keraguan lagi. Sudah tertulis di Alkitab
demikian, dan tidak
ada ayat yang membatalkan atau menggantinya.
v
Bagaimana
Tuhan menguduskannya?
Tuhan
berhenti mencipta pada hari itu, Tuhan menjadikan hari itu hari perhentianNya, dan
mengklaim hari tersebut sebagai hari miliknya: “hari ketujuh adalah hari Sabat
TUHAN, Allahmu” ~ sangat jelas. Bukan hari pertama (Minggu),
bukan hari kedua (Senin) atau hari-hari lainnya yang diambil Tuhan sebagai
milikNya, tapi HARI KETUJUH.
Karena itu
perintahNya kepada manusia adalah: “jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu
laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.”
Jadi, hari
yang ketujuh itu bukan saja hari di mana manusia harus datang sujud kepada
Tuhan sebagai Pencipta “langit dan bumi, laut dan segala isinya”
tetapi manusia sendiri pada hari itu harus berhenti dari semua
pekerjaannya sendiri, dan
masuk ke perhentian Tuhan. Tuhan sudah memberikan enam hari kepada
manusia untuk mengerjakan urusannya sendiri, tetapi HARI YANG KETUJUH itu, tidak boleh
dipakai untuk mengerjakan urusan manusia, melainkan untuk memuliakan Tuhan!
v
Dan
sebagai pahalanya, “TUHAN memberkati hari Sabat”
agar
manusia yang memelihara kekudusan hari tersebut, mendapat berkat istimewa.
Tetapi,
ternyata mayoritas manusia bukan saja melanggar ketentuan tidak boleh memakai
hari yang ketujuh untuk mengerjakan urusannya sendiri, bahkan datang bersujud
kepada Tuhan pun, tidak mereka lakukan.
Dan sebagai
alasan atau pembenarannya, manusia mengatakan Hukum keempat ini hanya untuk
orang Yahudi. Coba kita pikir,
ü
hukum jangan mencuri itu berlaku untuk
siapa? Untuk semua manusia.
ü
Hukum jangan berzinah itu berlaku untuk
siapa? Untuk semua manusia.
ü
Hukum jangan menyembah allah lain itu
berlaku untuk siapa? Untuk semua manusia.
ü
Hukum jangan menyembah patung itu
berlaku untuk siapa? Untuk semua manusia.
ü
Nah, jika seluruh 10
Hukum itu berlaku untuk semua manusia, segala bangsa, mengapa khusus Hukum ke-4
ini kok dibilang hanya untuk orang Yahudi? Di
mana logikanya? Apa di ayat ini Tuhan menulis bahwa khusus ayat ini hanya untuk
orang Yahudi?
Atau ada juga
yang mengatakan, seluruh dunia sekarang sujud kepada Tuhan pada hari Minggu
(hari pertama), masa seluruh dunia salah?
Cobalah kita ingat pada waktu Tuhan mendatangkan air bah dan
menenggelamkan seluruh dunia kecuali 8 orang keluarga Nuh. Apakah seluruh dunia
disalahkan? Ikut
mayoritas tidak menjamin kita selamat. Tetapi kalau ikut kehendak tuhan, itu
bisa menjamin kita selamat.
Tuhan sama
sekali tidak pernah berkata, bahwa 10 HukumNya itu untuk semua manusia kecuali
Hukum nomor 4, itu hanya berlaku buat orang Israel jasmani, atau peraturan ini
hanya berlaku hingga kebangkitan Yesus, setelah itu diganti hari Minggu. Tidak ada firman
seperti itu, juga tidak ada tulisan begitu.
Sama seperti semua Hukum yang ditulisNya pada kedua loh
batu itu abadi, Hukum keempat ini pun sifatnya abadi.
Simak, justru Hukum keempat ini khusus
disebutkan tetap berlaku sampai kelak setelah dunia yang sekarang ini
diperbarui oleh Tuhan, dari Sabat hingga
Sabat, manusia tetap datang menyembah Tuhan. Tidak percaya?
Lihat ayat berikut:
Yesaya
66:22-23
22 Sebab sama seperti langit
yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan akan
tetap ada di hadapan-Ku,’ demikianlah firman
TUHAN, ‘demikianlah keturunanmu dan namamu akan tetap ada. 23 Dan
yang akan terjadi, ialah dari satu bulan baru ke bulan baru yang lain, dan dari satu Sabat ke Sabat yang
lain, maka semua manusia akan datang untuk sujud
menyembah di hadapan-Ku,’ firman TUHAN.”
Jadi jangan
mau dikibulin agen-agen Setan. Hukum keempat tentang
memelihara kekudusan hari ketujuh sebagai Sabat Tuhan Allah itu justru menjadi Hukum yang menentukan
apakah kita benar umat milik Tuhan atau bukan.
Yehezkiel
20:12, 20
12Selain itu,
hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada
mereka menjadi suatu tanda di antara Aku dan mereka, supaya mereka boleh tahu bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka.
20 Kuduskanlah hari-hari
Sabat-Ku, dan itu menjadi tanda di antara Aku dan kamu, supaya kamu
boleh tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.
HUKUM
KELIMA [Keluaran 20:12]
12 Hormatilah ayahmu dan
ibumu, supaya lanjut umurmu di negeri yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
v
Ini
resepnya panjang umur hidup damai di tempat kita berpijak.
Menghormati
orangtua harus datang dari hati. Artinya bukan hanya memberi mereka makan
seperti hewan ternak di kandang, tetapi juga memberikan rasa aman, terpelihara dan kasih
sayang kepada orangtua, bukan
saja pada waktu mereka masih kuat, tetapi terutama di hari-hari tua mereka, saat mereka sudah renta
dan tidak berdaya. Banyak orang mampu yang menyerahkan pemeliharaan
orangtua mereka kepada suster atau pembantu sedangkan mereka sendiri nyaris
tidak pernah datang untuk menemani orangtua mereka. Hendaknya orang Kristen
tidak demikian. Tidak ada salahnya perawatan orangtua diserahkan kepada suster
tetapi anak-anaknya harus ikut terlibat, harus hadir, harus memberikan kasih
sayang.
v
Menghormati
artinya menempatkan
kepentingan orangtua di atas kepentingan kita sendiri.
Banyak
orang sayang mengeluarkan uang demi pengobatan dan perawatan orangtuanya,
padahal mereka tidak sayang mengeluarkan uang untuk hiburan, jalan-jalan, dan
belanja yang bukan barang vital bagi diri sendiri dan anak-anaknya. Itu membuat
ngenas hati orangtua. Dulu orangtua berkorban segala demi anak-anaknya, tapi di
saat mereka tidak berdaya, anak-anaknya tidak peduli.
v
Ditiru
anak-anak kita.
Jika
kita bersikap buruk terhadap orangtua kita, kita memberikan teladan yang sama
kepada anak-anak kita, dan suatu hari saat kita sendiri tua, mereka akan
memperlakukan kita seperti kita dulu memperlakukan orangtua kita.
HUKUM
KEENAM [Keluaran 20:13]
13 Jangan membunuh.
v
Apa
kata Yesus tentang Hukum ini?
Matius 5:22
Tetapi Aku berkata
kepadamu, bahwa siapa pun yang marah terhadap saudaranya tanpa alasan, akan ada dalam bahaya dihakimi. Dan siapa pun yang berkata kepada saudaranya: ‘ῥακά [rhaka] Tidak berguna!’ akan
ada dalam bahaya disidang, tetapi siapa pun
yang berkata, ‘Kamu tolol!’ Akan ada dalam bahaya
api neraka.’
1 Yohanes 3:15
Barangsiapa membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh; dan kamu tahu, bahwa
tidak ada pembunuh yang memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Jadi sudah berapa orang yang kita bunuh
secara mental di dalam hati kita?
v
Ini
juga termasuk tidak boleh bunuh diri
dengan
tidak menyayangi kesehatan sendiri, pola hidup yang salah, pola makan-minum
yang salah, lupa istirahat, memacu tubuh melampaui kewajaran, menggunakan
obat-obatan terlarang, menyimpan dendam, berpikiran jahat, semua itu merusak
kesehatan.
HUKUM
KETUJUH [Keluaran 20:14]
14Jangan berzinah.
v
Apa
kata Yesus tentang ayat ini?
Matius 5:28
Tetapi Aku berkata
kepadamu, bahwa siapa pun yang memandang seorang perempuan dengan nafsu terhadapnya, sudah melakukan perzinahan dengan dia di dalam hatinya.
Yesus
tidak main-main dengan penjelasanNya ini, coba kita baca ayat berikutnya:
Matius 5:29
Dan jika matamu yang kanan
menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah darimu, karena lebih baik bagimu
jika satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada seluruh
tubuhmu dicampakkan ke dalam neraka.
Ini
nasihat yang ekstrem, kan? Lha daripada mencungkil mata kenapa tidak berhenti melihat yang bisa
menyesatkan saja? Kalau sudah
tahu itu menyesatkan, ya jangan dilihat. Kalau sudah tahu si A ini koruptor ya
jangan berteman dengannya, alih-alih kita bisa terlibat. Kalau sudah tahu bar
itu tempat orang minum-minum, ya jangan ke sana, kalau ke sana ya pasti ikutan
minum. Jadi mencegah itu lebih mudah daripada menyembuhkan.
Kita
perlu menjaga pancaindera kita karena dari sanalah semua
informasi itu masuk ke otak kita. Apa yang kita lihat, apa yang kita
dengar, apa yang kita bau, apa yang kita icip, apa yang kita rasa, jika itu
buruk maka itu bisa menimbulkan kecanduan kepada yang buruk, kita bisa terus
merosot semakin lama semakin sesat. Sebaliknya jika apa yang kita dengar, lihat, bau,
icip, dan rasa itu adalah hal-hal yang baik yang berkenan kepada Tuhan, itu
pasti akan mengangkat kita ke level kerohanian yang lebih tinggi.
Ini yang dimaksud Yesus, kalau matanya suka melihat yang dosa-dosa, lebih baik
tidak punya mata supaya tidak bikin dosa, daripada punya mata tapi nanti
dibakar api neraka.
v
Termasuk
di dalam ketegori “berzinah”
juga
semua
aktivitas seksual dengan orang yang bukan pasangan resminya, free sex, atau penyimpangan seksual
dalam segala bentuk (LGBTQA+) yang adalah kekejian di mata Tuhan, tetapi yang sekarang ini sudah tidak segan
dilakukan manusia terang-terangan tanpa merasa bersalah. Jangan lupa, di mata
Tuhan itu tetap kekejian dan seperti semua dosa, hukumannya juga mati kekal.
HUKUM
KEDELAPAN [Keluaran 20:15]
15Jangan mencuri.
v
Ini
adalah Hukum yang sering kita langgar tanpa merasa telah melanggar.
ü
Membawa pulang bolpen dari kantor,
ü
datang terlambat atau pulang lebih pagi
dari tempat kerja,
ü
mensabotase kesempatan kompetitor,
ü
tidak membayar pajak yang seharusnya,
ü
mark-up harga barang,
ü
tidak membayar upah yang layak kepada
karyawannya,
ü
malas/tidak berdedikasi 100% dalam
mengerjakan tugasnya,
ü
tidak mengembalikan persepuluhan yang
seharusnya kepada Tuhan,
ü
mencuri hasil karya orang lain,
ü
mencuri kehormatan orang lain,
ü
mencuri kesempatan orang lain,
ü
mencuri reputasi orang lain,
kalau
didaftar semua tidak ada habisnya.
v
Kalau
kita tidak memelihara Sabat Hari Ketujuh milik Tuhan, itu kita juga mencuri
waktu Tuhan.
HUKUM
KESEMBILAN [Keluaran 20:16]
16 Jangan memberikan saksi dusta tentang sesamamu
v
Ini
juga salah satu Hukum yang sering kita langgar tanpa berpikir dua kali.
Berapa kali kita
berbohong dalam sehari?
Dari hal kecil sampai hal besar, dari hal serius sampai hal sepele, kita mudah
sekali berbohong tanpa berpikir lagi.
ü
Membesar-besarkan perkara demi
keuntungan pribadi,
ü
tidak mengakui kesalahan,
ü
lari dari tanggung jawab,
ü
mengatakan kita mencintai seseorang
padahal sebenarnya tidak.
ü
Mengatakan kepada orangtua kita pergi
belajar padahal pergi nonton.
ü
Pamit kepada istri ke tempat saudara,
ternyata ke tempat selingkuhannya.
ü
Membuat bon palsu.
ü
Pura-pura lupa.
ü
Pura-pura tidak tahu.
ü
Juga termasuk memfitnah orang,
ü
menjelek-jelekkan produk kompetitor,
ü
ingkar janji,
ü
memberikan keterangan palsu,
ü
merekayasa kondisi,
ü
dan lain-lain 1001 kebohongan.
1 Yohanes 4:20
Jikalau seorang berkata,
‘Aku mengasihi Allah,’ dan membenci saudaranya,
ia seorang pendusta, karena dia yang tidak mengasihi saudaranya yang
dilihatnya, mana bisa dia mengasihi Allah,
yang tidak dilihatnya?
v
Termasuk
di sini juga yang mengajarkan ajaran palsu kepada orang lain.
Guru-guru palsu, nabi-nabi palsu semuanya tukang bohong. Setan itu raja bohong.
HUKUM
KESEPULUH [Keluaran 20:17]
17 Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya,
atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau
keledainya, atau apapun yang milik sesamamu.
v
Iri
hati, menginginkan
milik orang lain.
Sifat
yang umum dimiliki semua orang, terutama di zaman serba-konsumerisme ini.
Celakanya kita bukan menginginkan sifat-sifat baik yang dimiliki orang lain,
tetapi kita menginginkan harta benda, suami/istri, status sosial dan kehormatan
milik orang lain.
v
Padahal
yang diajarkan Yesus, bukannya menginginkan milik orang lain, justru
memberikan milik kita kepada orang lain yang membutuhkan:
Matius 25:35
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus,
kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
Inilah
standar yang ditetapkan Tuhan untuk kita.
Inilah
kehendak Tuhan. Jika kita beribadah, Hukum-hukum inilah yang harus kita turuti.
Semuanya, keseluruhannya, utuh, 10 Hukum atau 10 Perintah
Allah.
Kalau kita memakai standar Tuhan ini
untuk mengukur diri sendiri, kalau kita melihat diri kita dari kacamata
Tuhan, betapa kecilnya kita, betapa
busuknya kita, bukan? Segala prestasi yang kita capai, bila dibandingkan dengan
segala keburukan kita, segala pelanggaran kita, apakah masih ada yang bisa kita
banggakan?
Untuk mengakhiri pembahasan ini,
marilah kita melihat ke ayat di bawah ini yang bisa memberi kita motivasi agar
mulai sekarang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk beribadah kepada Tuhan menurut kehendakNya,
dengan hormat dan takut.
Yohanes 14:15
Jikalau kamu mengasihi Aku,
turuti Perintah-perintah-Ku.
2013-05-05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar