RENUNGAN
MINGGU SIANG INI:
PERSAMAAN HABAKUK DAN KITA
(pelajaran
dari Pdt. Kristyono Sarjono)
Habakuk 2:4
....
orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
.....
the just shall live by his faith. [KJV]
Kita sering
sekali mendengar kata-kata ini. Tetapi
apakah kita benar-benar mengerti makna yang sangat dalam dari kata-kata ini?
Jika kita
membaca Kitab Habakuk yang hanya terdiri atas 3 pasal, maka kita akan
mendapatkan latar belakang Tuhan mengucapkan kalimat itu kepada nabi Habakuk.
Habakuk hidup
di zaman di mana bangsa Israel yang tersisa (bani Yehuda dan bani Benyamin) di
sebelah selatan, berada dalam kondisi yang terburuk sekitar abad ke 6 BC. Raja
Yoahas adalah raja yang jahat. Dia memerintah hanya 3 bulan lalu ditawan Firaun
Nekho dari Mesir. Sebagai gantinya Nekho mengangkat saudaranya: Elyakim atau
Yoyakim, yang juga adalah raja yang jahat. Mereka bukan hanya menindas sesama
manusia, mereka juga telah melupakan Allah, menyembah berhala dewa-dewa kafir,
mengorbankan anak-anak mereka kepada Baal, dan banyak kejahatan yang lain.
Habakuk
meratap kepada Tuhan. Pertanyaannya yang pertama kepada Tuhan adalah mengapa
Tuhan mengizinkan semua kejahatan itu terjadi. Sama seperti kebanyakan kita
yang bertanya-tanya, mengapa Tuhan mengizinkan hal-hal yang buruk itu terjadi?
Mengapa orang jahat boleh tetap makmur? Mengapa orang lalim masih menindas yang
lemah? Mengapa kejahatan merajalela di mana-mana?
Mengapa
Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya,
aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi.
Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan,
sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul
terbalik. [Hab 1:3-4]
Dan Tuhan menjawab, bahwa Dia akan
mengizinkan bangsa Kasdim [Babilon] datang untuk menghukum bangsa Israel yang
tersisa.
Seluruh
bangsa itu datang untuk melakukan kekerasan, serbuan pasukan depannya seperti
angin timur, dan mereka mengumpulkan tawanan seperti banyaknya pasir. [Hab 1:0]
Habakuk semakin tidak mengerti. Bangsa
Kasdim [Babilon] adalah bangsa kafir yang sama sekali tidak mengenal Tuhan.
Mengapa Tuhan memakai bangsa kafir untuk menghukum bangsa pilihanNya [Israel]
yang pasti masih lebih baik daripada bangsa kafir itu? Inilah pertanyaan
Habakuk yang kedua kepada Tuhan.
Mengapa
Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri,
apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia? [Hab 1:13]
Sama dengan yang sering kita
pertanyakan kepada Tuhan. Mengapa orang-orang jahat itu malah masih boleh
menindas orang-orang yang lebih benar daripada mereka? Mengapa orang-orang yang
tidak takut kepada Tuhan justru bisa berkiprah dengan unggulnya di dunia ini? Di
mana keadilan Tuhan?
NAH, SEKARANG TUHAN MEMBERIKAN
JAWABANNYA. JAWABAN YANG BERLAKU BAGI HABAKUK, DAN JAWABAN YANG SAMA YANG
BERLAKU KEPADA KITA:
.... ORANG YANG BENAR ITU AKAN HIDUP
OLEH PERCAYANYA. [Hab 2:4]
..... THE JUST SHALL LIVE BY HIS FAITH.
[KJV]
Apa maknanya?
TUHAN berkata, JANGAN MEMPERTANYAKAN KEBIJAKAN TUHAN. JANGAN MENILAI APAKAH TUHAN ITU
ADIL ATAU TIDAK. PERCAYA SAJA BAHWA
TUHAN MEMEGANG KENDALI, DAN BAHWA APA YANG DIRANCANG OLEH TUHAN SELALU ADALAH
YANG TERBAIK.
.... ORANG
YANG BENAR ITU AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA [kepada Tuhan].
.....THE
JUST SHALL LIVE BY HIS FAITH. [KJV]
PASRAHKAN SEMUANYA KEPADA TUHAN. TUHAN MENGETAHUI
SEGALA SESUATU. TUHAN MENGENDALIKAN SEGALA SESUATU.
Janganlah kita
kehilangan percaya pada Tuhan. Jangan pernah merasa Tuhan itu tidak adil.
Jangan merasa kita lebih baik daripada Tuhan! Jangan mengritik Tuhan! Dan
jangan mengambilalih wewenang Tuhan dengan membalas sendiri tindakan jahat
orang lain kepada kita.
Saudara-saudaraku
yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat
kepada murka Allah, sebab ada tertulis: PEMBALASAN ITU ADALAH HAK-KU. AKULAH
YANG AKAN MENUNTUT PEMBALASAN, FIRMAN TUHAN.
TETAPI,
JIKA SETERUMU LAPAR, BERILAH DIA MAKAN; JIKA IA HAUS, BERILAH DIA MINUM! DENGAN
BERBUAT DEMIKIAN KAMU MENUMPUKKAN BARA API DI ATAS KEPALANYA. [ROM 12:19-20]
Dan akhirnya
Habakuk mengerti. Habakuk benar-benar menghidupkan makna namanya. Namanya
[Habaq] berarti “memeluk erat-erat”. Dan pada akhirnya dia benar-benar bisa
“memeluk erat-erat” Tuhannya tanpa reserve.
Dia tidak
perlu protes kepada Tuhan. Dia tidak perlu komplain kepada Tuhan. Dia tidak
perlu menyalahkan Tuhan atau menuduhNya tidak adil. Tuhan sudah tahu semuanya.
Sekalipun semuanya lenyap, Tuhan tetap adalah kekuatannya. Lihatlah apa yang ditulisnya
kemudian, mengakhiri kitab Habakuk:
Sekalipun
pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun
mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing
domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
NAMUN
AKU AKAN BERSORAK-SORAK DI DALAM TUHAN, BERIA-RIA DI DALAM ALLAH YANG
MENYELAMATKAN AKU.
ALLAH
TUHANKU ITU KEKUATANKU: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku
berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi).
[Hab 3:17-19]
Marilah kita
meneladani pencerahan Habakuk dan mengingat kata-kata Tuhan Sendiri ini:
Sebab di
dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada
iman, seperti ada tertulis: "ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN." [Rom
1:17]
Dan:
Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat. [Ibr 11:1]
Peliharakan iman kita sendiri, maka semuanya akan beres pada
akhirnya. Jangan sampai kita kehilangan iman, maka kita sendiri yang akan
tersapu lenyap dalam murka Tuhan.
Tuhan memberkati semua upaya kita untuk tetap berada di
dalam iman.
Amin.
26 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar