Ini adalah
kelanjutan dari pasal sebelumnya. Tidak ada jeda waktu. Sekarang, setelah Domba
itu mengambil gulungan kitab dari tangan Allah Bapa, maka dibukaNyalah satu
demi satu meterainya. Kita ingat bahwa angka 7 itu mewakili kesempurnaan,
kelengkapan, keseluruhan. Berarti gulungan kitab itu berisikan rangkuman semua pengalaman
umat Allah, tentunya hanya seputar peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan Kekristenan
dari zaman munculnya era Kristen hingga kedatangan Kristus yang kedua.
Di kitab Wahyu,
Tuhan memberikan tiga seri rangkuman
yang meliputi kurun waktu yang sama, yaitu dari masa apostolik (masa rasul-rasul
Yesus, abad pertama Masehi) hingga
akhir zaman. Jadi ketiga
seri tersebut bicara tentang periode yang sama, yaitu periode Perjanjian Baru,
dari zaman apostolik hingga kedatangan kedua Kristus, tetapi fokus topiknya
berbeda, yaitu:
Ø Seri
Tujuh Sidang/Jemaat
Ø Seri
Tujuh Meterai
Ø Seri
Tujuh Terompet
Seri Tujuh
Sidang/Jemaat sudah kita lewati saat membahas Wahyu
pasal 2 dan 3.
Wahyu pasal 4
dan 5 adalah pengantar kepada Seri Tujuh Meterai, itu memberikan latar belakang
adegan di Surga pada saat Ketujuh Meterai mulai dibuka satu per satu.
Kita harus
cermat saat meneliti tulisan dalam Alkitab. Karena sumber penulisan Alkitab itu
adalah satu, yaitu berasal dari Tuhan, maka semua kitab itu isinya saling
melengkapi, saling menguatkan. Tidak ada yang bertentangan satu sama lain
walaupun tangan yang menulisnya berasal dari orang-orang yang berbeda dan
terpisah oleh jangka waktu yang lama.
Di pasal 5 kita
sudah melihat Domba itu mengambil gulungan kitab dari tangan Allah Bapa,
berarti di manakah posisiNya? Di hadapan Allah Bapa.
Kita ingat dari
pembahasan Daniel pasal 8 dan 9, bahwa Kristus memasuki bilik
yang Mahasuci dari Ka’abah yang di Surga pada tahun 1844, tepatnya 22 Oktober 1844. Tetapi di Wahyu
pasal 6 ini, Dia masih ada di hadapan Allah Bapa, akan membuka meterai gulungan
kitab yang ada di tanganNya. Jadi kesimpulannya, kita bisa menempatkan SEMUA PERISTIWA YANG AKAN TERJADI DENGAN DIBUKANYA KEENAM
METERAI YANG PERTAMA DI SINI HARUSLAH TERJADI SEBELUM KRISTUS MASUK KE TEMPAT
MAHASUCI DARI KA’ABAH DI SURGA, dengan kata lain, SEBELUM 22 Oktober 1844.
Jika seri Tujuh Sidang/Jemaat fokus pada perjalanan dan
perubahan/perkembangan ajaran/doktrin Allah dalam gereja Allah mulai dari
zaman rasul-rasul hingga kedatangan kedua Kristus, maka seri Tujuh Meterai ini
fokus pada perjalanan umat Allah selama periode yang sama. Jadi kita
akan melihat bagaimana umat Allah mengalami perubahan dari zaman ke zaman
hingga akhirnya.
METERAI PERTAMA
6:1 Maka aku melihat ketika Domba itu membuka yang pertama dari
ketujuh meterai itu, dan aku mendengar satu
dari keempat makhluk hidup itu berkata
dengan suara bagaikan bunyi guruh: ‘Kemari dan
lihatlah!’
6:2 Dan aku melihat,
dan tampaklah seekor kuda putih. Dia yang menungganginya memegang sebuah busur; dan kepadanya dikaruniakan sebuah
mahkota. Dan dia keluar untuk mendapatkan
kemenangan dan untuk menaklukkan.
v Begitu meterai
yang pertama dibuka maka salah satu dari kerub atau makhluk hidup itu menyuruh
Yohanes melihat.
v “Kuda putih” ~ warna putih menandakan kesucian,
kemurnian, kebersihan, kebenaran.
Kuda sendiri merupakan simbol peperangan
karena pada zaman dulu kuda adalah binatang yang dipakai untuk berperang.
Karena di sini kudanya berwarna putih, maka semuanya masih murni, tidak
terpolusi, dan peperangan yang dilakukannya adalah peperangan kebenaran, seperti yang digambarkan oleh:
Wahyu 19:11
Lalu aku melihat sorga
terbuka dan lihatlah, ada seekor kuda putih;
dan Ia yang menungganginya bernama ‘Yang Setia dan Yang Benar’, dan dalam kebenaran Ia menghakimi dan berperang.
Kita di sini hanya mengambil persamaan “kuda
putih”nya saja, karena penunggang di
Wahyu 19:11 ini berbeda dengan yang di ayat Wahyu 6:2. Tetapi kudanya
sama kuda putih, melambangkan peperangan kebenaran.
v “Dia yang menungganginya memegang sebuah busur” ~
Alkitab
LAI menulis “panah”, tapi kata aslinya adalah τόξον [tox'-on] yang diterjemahkan
“busur” dalam bahasa Inggrisnya, bukan “panah.”
Mengapa hanya ada
busur tidak disebutkan panahnya? Mungkinkah karena panahnya sudah habis dipakai
semua sehingga tidak ada yang tersisa? Karena dikatakan berikutnya bahwa dia
sudah mendapat mahkota, berarti penunggang kuda putih itu sudah menyelesaikan
tugasnya. Panahnya sudah dipakai semua.
v “kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota” ~
“mahkota” di sini bahasa aslinya adalah
“stephanos” yang artinya “garland” yang biasanya dipakaikan kepada seorang yang telah memenangkan suatu pertandingan. Bukan mahkota
yang dipakai seorang raja yang bahasa aslinya disebut “diadeem”. Dengan
demikian jelaslah bahwa yang menunggang di atas kuda
putih ini adalah gereja Tuhan yang mula-mula, orang-orang Kristen awal, yang
telah memenangkan pertandingannya, seperti kata Paulus di:
2 Timotius 4:7-8
7 Aku telah mengakhiri pertarungan yang baik, aku telah menyelesaikan pertandingannya dan aku telah memelihara
iman. 8 Akhirnya telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari itu; dan
bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan
kedatangan-Nya.
v “keluar untuk mendapatkan
kemenangan dan untuk menaklukkan” ~
Penunggang kuda putih ini yang
melambangkan gereja apostolik, gereja Kristen yang mula-mula itu sangat berhasil
dalam penginjilan. Kita tahu betapa cepatnya injil di abad-abad
pertama menyebar ke seluruh dunia berkat kerja keras mereka. Kata Paulus di Kolose 1:23:
Jika kamu benar-benar bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak goyah, dan kamu tidak bergeser
dari pengharapan injil yang telah kamu dengar, yang telah dikabarkan kepada setiap
makhluk di bawah langit, dan yang aku ini,
Paulus, telah menjadi pelayannya.
v Periode
yang dilambangkan oleh kuda putih ini adalah periode penginjilan para Rasul, dari
tahun 31 – 100 AD,
Inilah periode
yang sama yang diuraikan dalam Wahyu 2:1 dalam surat kepada jemaat Efesus.
Periode ketika injil yang diberitakan masih dalam bentuknya yang murni, belum
terpolusi. Namun karena lawan yang mereka hadapi bukanlah manusia biasa,
seperti kata Paulus di Efesus 6:12,
Karena kita tidak bergumul melawan darah dan daging, tetapi melawan pemimpin-pemimpin,
melawan penguasa-penguasa, melawan pemerintah -pemerintah kegelapan masa kini, melawan balatentara
roh-roh jahat di langit.
maka
Tuhan sudah memberikan gambaran, bahwa seluruh
sejarah penginjilan ini merupakan peperangan melawan Setan dan pengikut-pengikutnya. Dan tak pelak
lagi, di kemudian hari, gereja Tuhan yang murni ini akan terperosok ke dalam
jebakan Setan.
METERAI KEDUA
6:3 Dan ketika Domba itu
membuka Meterai Kedua, aku mendengar makhluk hidup
yang kedua berkata: ‘Mari dan lihatlah!’
6:4 Seekor kuda lain, yang merah, keluar, dan orang yang menungganginya dikaruniai kuasa
untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga manusia akan saling membunuh.
Dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
v Ketika meterai
yang kedua dibuka oleh Yesus, maka kerub yang kedua pun mengajak Yohanes untuk
melihat.
v Kuda yang kedua
berwarna “merah”.
Merah
adalah warna darah, lambang persekusi. Maka
Tuhan mengamarkan bahwa pada periode berikutnya setelah kuda putih itu, gereja Tuhan akan menghadapi
persekusi. Kuda yang tadinya putih bersih menaklukkan dan
mendapatkan kemenangan, sekarang berwarna merah, berdarah-darah. Mengapa ada
persekusi? Karena Setan tidak tinggal diam. Melihat
kemajuan penyebaran agama Kristen di masa apostolik, maka Setan membangkitkan
persekusi.
v Dan ada “sebilah pedang yang besar” yang
dibawa oleh penunggangnya.
Dan si penunggang kuda itu “dikaruniai kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi”. Maka gereja Tuhan mengalami persekusi,
penganiayaan, dan korban berjatuhan. Yang tadinya penuh sukacita mengikuti
Kristus, sekarang menghadapi penuh masalah.
v Jika kita ingat
surat Kristus kepada jemaat Smirna (Wahyu
2:8), kita menjumpai kondisi yang sama.
Jemaat Smirna adalah jemaat (gereja)
yang pertama harus berurusan dengan Iblis yang membuat hidup mereka penuh
pederitaan. Iblis menggunakan tangan raja-raja Roma untuk melancarkan
penganiayaan. Yang paling parah adalah dari tahun 303-313 AD pada masa
pemerintahan Diocletian.
Sejarah mencatat bahwa Constantine
bersama ayahnya tadinya mengabdi kepada Diocletian. Dia menyaksikan
penganiayaan dan penyiksaan yang luar biasa dilancarkan kepada orang-orang
Kristen pada tahun 303 AD. Pada 1 Mei 305 AD, Diocletian lengser, dan digantikan
oleh Galerius. Menyadari bahwa nyawanya
terancam, tak lama setelah itu Constantine melarikan dirinya bergabung dengan
ayahnya. Setelah ayahnya meninggal, Constantine
mengangkat dirinya sebagai raja, dan diterima oleh Galerius. Secara sah Constantine mendapat titel Augustus pada tahun 306 AD dan
berkuasa hanya atas ¼ daerah kerajaan Roma pada waktu itu. Pada tahun 313 AD Constantine mengeluarkan
suatu Perjanjian di Milan yang memberikan toleransi kepada orang-orang Kristen
dan mengizinkan mereka yang mau, boleh pindah secara resmi menjadi pemeluk
agama Kristen tanpa dipersekusi lagi. Untuk sementara, penganiayaan dan
pengejaran terhadap gereja Tuhan pun berhenti.
v Periode
yang disimbolkan oleh kuda merah ini adalah dari 100-313 AD, sama seperti periode jemaat Smirna.
v Maka melihat dua
meterai yang pertama itu membagi periode gereja Tuhan sama dengan yang tertulis
dalam ketujuh surat kepada ketujuh jemaat di Wahyu pasal 2 dan 3, kita sudah
bisa menyimpulkan, yang berikutnya akan mengikuti pola yang sama.
METERAI KETIGA
6:5 Dan ketika Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar
makhluk hidup yang ketiga berkata: ‘Datang dan lihatlah!’ Dan aku melihat:
sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan yang menungganginya memegang sebuah
timbangan di tangannya.
6:6 Dan aku mendengar suara di tengah-tengah keempat makhluk hidup itu berkata: ‘Secupak gandum untuk sedinar, dan tiga cupak jelai untuk sedinar. Dan
janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.’
v “seekor kuda hitam” ~
Warna hitam adalah
kebalikan/lawan dari warna putih. Kalau warna putih melambangkan kesucian,
kebenaran, kemurnian, maka warna hitam melambangkan yang sebaliknya. Segala yang
najis, segala yang sesat/palsu, segala yang kotor. Maka di sini
jelas bahwa gereja Tuhan sudah
menunggang [duduk di atas] ajaran [kuda] yang sesat/salah/tidak benar. Inilah saatnya gereja mulai
berkompromi dengan ajaran-ajaran sesat paganisme. Dari mana datangnya ajaran-ajaran paganisme bisa
masuk ke dalam gereja? Maka kita harus melihat kembali ke pembahasan Sidang
yang ketiga, yaitu Sidang Pergamus, dan kita bisa melihat bagaimana paganisme
menginfiltrasi gereja Tuhan.
v “memegang sebuah timbangan di tangannya” ~
Timbangan di dalam Alkitab dipakai untuk
menggambarkan:
1.
Perdagangan/jual-beli
Yeremia 32:9
Dan aku membeli ladang Hanameel, anak pamanku yang di Anatot, dan menimbang uang baginya, yaitu
tujuh belas syikal perak.
2.
Korupsi
Hosea 12:7
Dia seorang pedagang, timbangan palsu ada di tangannya, dia suka menindas.
Amos 8:5
Yang mengatakan, ‘Kapan bulan baru ini berlalu,
supaya kami boleh menjual jagung? Dan hari Sabatnya, supaya kami boleh menawarkan gandum, membuat efanya kecil, dan
syikalnya besar, dan memalsukan timbangan dengan penipuan?
3.
Penghakiman
Daniel 5:27
Tekel: engkau ditimbang di neraca, dan didapati kurang.
Menurut
sejarah, pada masa ini
agama dikomersialkan
karena gereja yang sesat sudah menjadi serakah. Gereja
membuatnya sedemikian rupa sehingga orang-orang harus membayar/mengeluarkan
uang untuk membeli
keselamatan. Semua pelayanan di gereja harus dibayar, misalnya untuk
dibaptiskan, untuk diteguhkan [confirmation], untuk dinikahkan, untuk
dikuburkan, untuk didoakan [dalam misa],
bahkan untuk mendapatkan pengampunan dosa pun orang harus membayar! Dan
itu menjadi sumber pemasukan yang besar bagi pengurus-pengurus gereja.
Selain itu, gereja juga menjual barang-barang
“keramat”, tulang-belulang orang-orang yang dianggap suci. Banyak
katederal yang mengaku memiliki barang-barang peninggalan ini, seperti
jari-jari tangan yang katanya berasal dari tangan para Rasul, potongan dari kayusalib
Kristus, rambut Bunda Maria, hingga bagian dari kepala Yohanes Pembaptis. Di
buku “A Laymen’s History of the Church of England” hal. 47-49 dikatakan bahwa gereja Canterburry mengungguli dalam
hal kepemilikan barang-barang peninggalan ini. Sekitar tempat pemujaan St.
Thomas dikatakan ada 12 kerangka komplet orang-orang yang disucikan, 3
tengkorak, 4 tulang lengan dan 300 tulang paha, tulang jempol, gigi, dan tulang
rahang. Juga kata mereka, secuil dari palungan Betlehem dan tempat tidur sang Perawan,
dan bagian dari meja perjamuan akhir. Juga ada tongkat Harun yang bertunas dan yang
lebih mengagumkan lagi ialah tanah liat yang katanya dipakai Tuhan untuk
membentuk Adam!
Pada waktu itu gereja juga memberikan janji-janji palsu kepada mereka yang
menghormati barang-barang “keramat” itu. Salah satunya adalah remisi dari api
pencucian untuk jangka waktu yang lama.
Timbangan juga melambangkan penghakiman. Tuhan sedang menimbang
mereka dan jika didapati mereka kurang
beratnya akhirnya Tuhan pun akan menolak mereka.
Hosea 4:6
Umat-Ku binasa karena kurangnya
pengetahuan
(tentang Allah); karena engkau telah menolak pengetahuan, Aku juga
akan menolak engkau, bahwa engkau tidak menjadi
imam-Ku; karena engkau telah melupakan Hukum Allahmu, Aku juga akan melupakan anak-anakmu.
v “suara di tengah-tengah keempat makhluk hidup” ~
Ingat, keempat makhluk hidup adalah
kerub-kerub, malaikat tinggi Allah? Berarti itu perintah
dari Surga, bukan si penunggang kuda [=gereja] yang
bicara. Apa perintah dari Surga ini? “Secupak gandum untuk sedinar, dan tiga cupak jelai untuk sedinar.”
Di sini dipakai takaran yang dikenal
pada zaman itu. Satu dinar adalah upah satu hari bagi seorang pekerja. Ini
menggambarkan kondisi di mana makanan pada waktu itu sangat mahal, dan dengan
sendirinya terjadi kekurangan/ kelangkaan makanan dan kondisi kelaparan. Karena
di sini Tuhan berbicara tentang kondisi spiritual, maka tentu saja kelangkaan makanan yang dinubuatkan
bukanlah kelangkaan makanan secara harafiah, melainkan secara rohani. Pada zaman itu terjadi
kelangkaan/kelaparan makanan rohani. Kebenaran
Tuhan tidak lagi diajarkan dan diganti dengan segala macam ajaran yang salah.
v “janganlah rusakkan minyak dan anggur” ~
Artinya si penunggang kuda hitam itu
[gereja] tidak
diberi izin untuk merusak kedua item itu, yang masih tetap dipelihara Tuhan. Apakah yang
dilambangkan oleh “minyak dan anggur”?
Minyak
dipakai untuk melambangkan pencerahan/penerangan dari Roh Kudus. Kita
ingat parabel 5 anak dara yang bodoh yang tidak membawa minyak tambahan dalam
Matius 25:1-13. Kelima anak dara yang bodoh itu sebenarnya sama dengan kelima
anak dara yang bijaksana, yaitu mereka:
Ø sama-sama adalah
anak dara [artinya mereka memeluk ajaran yang murni/bukan ajaran yang
sesat],
Ø sama-sama
membawa pelita [artinya mereka kenal Firman Tuhan,
pasti mereka belajar Alkitab],
Ø sama-sama
pelitanya menyala [artinya mereka juga menghidupkan Firman Tuhan, aktif melayani Tuhan],
Ø sama-sama
menunggu [artinya mereka sadar bahwa Kristus akan segera datang lagi,
mereka bukan orang yang tidak perduli],
Ø sama-sama
tertidur [artinya mereka sama-sama capek menunggu sehingga tidak waspada lagi].
Bedanya hanya satu, yang bijaksana membawa
minyak cadangan, sedangkan yang bodoh, tidak. Yang bodoh tidak mempunyai penerangan tambahan dari Roh Kudus, karena itu mereka
belum meninggalkan semua dosa, mereka belum memiliki karakter Kristus, proses
pengudusan mereka macet, mereka tidak siap untuk menjadi warga kerajaan Allah, ketika
Sang Mempelai tiba, mereka tidak siap menyambutNya.
Sedangkan anggur dipakai untuk melambangkan ajaran/doktrin.
Dalam hal ini tentunya ajaran/doktrin yang
benar.
Ulangan
32:32-33
32 Karena
pohon anggur mereka adalah pohon anggur dari Sodom dan
dari kebun-kebun Gomora; buah anggur mereka adalah buah anggur yang beracun,
gugusan-gugusannya pahit. 33 Air anggur mereka adalah racun dari naga, dan bisa jahat ular kobra.
Jadi
walaupun
masa itu adalah masa kegelapan secara spiritual [terjadi kelaparan spiritual],
namun Tuhan tetap menjaga agar penerangan dari
Roh Kudus dan ajaran/doktrin yang benar tidak lenyap semuanya. Dalam setiap
zaman, Tuhan selalu memeliharakan sejumlah umatNya walaupun mereka diburu untuk
dimusnahkan, namun selalu masih ada umat Tuhan yang tersisa untuk melanjutkan
pekerjaan penyebaran injil keselamatan.
v Periode
yang disimbolkan oleh kuda hitam ini adalah dari 313-538 AD, sama
seperti periode jemaat Pergamus dari Wahyu pasal
2.
Di era itu kondisi spiritual menjadi
gelap, pemimpin-pemimpin gereja menjadi korup, ajaran/doktrin yang sesat
menggantikan kebenaran Tuhan, terjadi kelaparan rohani. Banyak tradisi dan
takhayul pagan mulai diperkenalkan ke dalam perbaktian gereja Kristen sehingga sedikit
demi sedikit ajaran yang murni tergerus oleh yang palsu, dan gereja berubah
haluan dari gereja Tuhan menyeberang ke pihak lawan.
METERAI KEEMPAT
6:7 Dan ketika Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar
suara makhluk hidup yang keempat berkata:
‘Mari lihatlah!’
6:8 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda pucat dan yang menungganginya bernama Maut, dan
kubur (Hades) mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas
seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dengan kelaparan dan kematian, dan dengan binatang-binatang buas
yang di bumi.
v
“seekor kuda pucat” ~
Dibukanya
meterai yang keempat memperkenalkan seekor kuda yang lain. Dalam terjemahan
bahasa Indonesia disebutkan “kuda hijau
kuning” dan mungkin ini membuat kita membayangkan warna jeruk
nipis, hehehe. Tetapi bahasa aslinya memakai kata χλωρός [chloros] yang menggambarkan warna hijau kelabu
pucat, atau rona orang yang sakit parah menjelang ajalnya.
v “yang menungganginya bernama Maut” ~
Ini cocok dengan kudanya yang berwarna
kulit orang yang sekarat. Jadi baik kudanya maupun penunggangnya berbau
kematian. Bahkan disebutkan “kubur (Hades) mengikutinya”. Jadi aroma kematian sangat mendominasi di era ini. Tentunya ini mudah dimengerti bahwa pada periode segala
yang berbau kematian ini, akan terjadi banyak
sekali kematian yang tidak wajar karena Maut sedang menjelajah
di mana-mana, dan korbannya sebegitu banyak sampai dikatakan “kubur (Hades) mengikutinya”.
v “kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh” ~
Lihat, begitu luasnya daerah yang
dijelajahi Maut ini, seperempat jumlah penduduk bumi yang dikenal pada saat itu, akan menjadi korbannya!
v “dengan pedang, dengan kelaparan dan kematian, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi” ~
Lalu Tuhan dengan jelas memberi petunjuk
bagaimana korban-korban itu akan mati. Keterangan
ini sudah sangat jelas menunjuk ke zaman kekuasaan Kepausan ketika Kepausan
dengan meminjam tangan raja-raja, membunuh semua yang berani menentangnya
dengan segala cara, di antaranya yang terkenal adalah pada masa
Inquisisi di mana jutaan orang dibunuh karena tidak mau tunduk kepada Kepausan.
Berapa orang yang mati karena pedang, atau dijebloskan ke ruang-ruang tahanan
yang pengap dan kotor dan dibiarkan mati oleh kelaparan dan penyakit menular,
belum lagi mereka yang disodorkan sebagai makanan binatang-binatang buas dan
lain-lain.
v Maka periode yang dilambangkan oleh
kuda berwarna kematian ini adalah dari 538–1517 dari saat Kepausan berkuasa tanpa ada lagi
yang menentangnya hingga zaman Reformasi Luther dan kawan-kawannya.
METERAI KELIMA
6:9 Dan ketika Domba itu membuka Meterai yang Kelima, aku melihat di
bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena Firman Allah dan
oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
6:10 Dan mereka berseru dengan suara nyaring,
katanya: ‘Sampai berapa lamakah lagi, ya,
Tuhan, yang kudus dan benar, hingga
Engkau menghakimi dan membalaskan darah
kami kepada mereka yang diam di bumi?’
6:11 Lalu
kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka
dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga jumlah
kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti
mereka, digenapi.
v Kita tahu bahwa
empat meterai yang pertama, menggambarkan keadaan di atas bumi.
Maka meterai yang kelima pun tetap menggambarkan keadaan di
atas bumi. Ada orang yang berpendapat bahwa adegan pada
pembukaan meterai kelima ini terjadi di Surga, dan yang dilihat Yohanes itu
adalah arwah-arwah orang yang sudah mati di Surga, tetapi itu tidak benar, itu
tidak alkitabiah.
v “jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena Firman Allah dan
oleh karena kesaksian yang mereka miliki” ~
Ingat kitab Wahyu banyak berisikan
simbol, jadi ini juga simbol. Para martir dilukiskan sebagai korban yang dipersembahkan di mezbah.
Nah, di mana mereka dipersembahkan sebagai korban? Di dunia. Mezbah kurban
tidak ada di Surga, mezbah kurban hanya ada di bumi. Jadi ini tidak bicara tentang arwah-arwah
atau roh-roh para martir di Surga minta pembalasan. Ini menggambarkan saat kematian mereka di dunia, ketika
mereka dibunuh.
Supaya tahu, di Surga tidak ada mezbah untuk
mempersembahkan kurban. Di Surga
hanya ada mezbah dupa, tempat Yesus mempersembahkan doa umatNya kepada Allah
Bapa atas namaNya yang dicampur dengan harum dupa jasa pengorbanan Yesus.
v Alasan lain
mengapa ayat ini tidak menggambarkan arwah atau roh para martir ialah,
pada waktu
Yohanes melihat adegan itu (itu sebelum tahun 100AD), korban-korban itu belum mati, mereka
bahkan belum lahir. Mereka adalah korban-korban Kepausan dari meterai keempat, yang masih akan
terjadi beberapa ratus tahun lagi dari
zaman Yohanes. Jadi Yohanes bukan
melihat arwah-arwah orang yang sudah mati,
melainkan dia melihat ke masa depan ke tahun 538-1798, ke umat Allah yang kelak
akan dibunuh di zaman kejayaan Kepausan.
v
“jiwa-jiwa mereka yang
telah dibunuh” ~
Kata
“jiwa” itu diterjemahkan dari bahasa Inggrisnya
“soul”,
yang bahasa Ibraninya נֶפֶשׁ
[nephesh] dan bahasa
Greekanya ψυχή [psuchē], terjemahan bahasa Indonesia yang paling
tepat untuk itu ialah “pribadi”.
Istilah “soul” ini sering kita dapatkan di dalam
Alkitab dan dipakai dalam pengetian “manusia” atau “orang”, bukan arwah orang mati,
misalnya di:
Bilangan 19:22
Dan apa pun yang disentuh orang yang
najis itu, akan menjadi najis; dan orang (soul = נֶפֶשׁ
[nephesh] yang menyentuhnya
akan menjadi najis sampai matahari terbenam.
Kisah
2:41
Lalu orang-orang yang menerima perkataannya dengan sukacita dibaptiskan dan pada hari itu jumlah mereka
bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. (souls = ψυχή [psuchē] Artinya 3’000
orang.
Jadi kata
“soul” yang di Wahyu 6:9 diterjemahkan “jiwa” itu bukan arwah orang mati! Itu artinya “orang”.
Ungkapan Yohanes melihat “jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh” merupakan suatu
metafor. Yang dimaksud adalah Yohanes melihat ke depan, ke orang-orang yang akan
dibunuh berkumpul di bawah mezbah. Dan mereka berteriak minta keadilan.
v “kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih” ~
Mereka adalah umat Allah yang tidak
mencemarkan dirinya dengan ajaran yang salah, yang setia sampai akhir, bahkan
sampai mati dibunuh karena Injil dan kesaksian mereka, maka mereka mendapat jubah putih (Wahyu 2:17; 3:5).
ü Jubah putih kebenaran Kristus (jubah spiritual)
itu diberikan kepada kita pada waktu
kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
ü Tetapi jubah putih yang
literal (jubah terang)
hanya diberikan setelah Kristus datang
ke dunia kedua kalinya untuk menjemput umatNya. Jadi pemberian jubah putih yang
literal ini masih di masa depan, saat semua umat tebusan sudah dibangkitkan
atau diubahkan, pada saat itu mereka mendapat tubuh baru yang tidak bisa mati,
dan jubah putih yang literal.
v “mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi” ~
Di mana mereka beristirahat? Di kubur bukan di Surga!
Ingat kan tidak ada orang mati yang ke Surga sebelum Yesus datang untuk
menjemput mereka pada kedatanganNya yang kedua. Mereka semua masih di kubur,
jasadnya sudah menyatu dengan tanah.
Yohanes 14:2-3
2 Di rumah Bapa-Ku ada banyak
tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah
mengatakannya kepadamu. Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. 3
Dan apabila Aku pergi dan menyediakan
tempat bagimu, Aku akan datang
kembali, dan menerima kamu kepada Diriku
Sendiri, supaya di mana Aku
berada, kamu pun boleh berada.
v Amaran apa yang
kita dapat dari kalimat berikut ini?
“mereka harus beristirahat
sedikit waktu lagi hingga jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara
mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka, digenapi”
Jelas bahwa setelah pembunuhan
orang-orang yang dilihat Yohanes di bawah mezbah itu (yang akan terjadi dari
tahun 538-1798), masih akan
terjadi lagi penganiayaan dan pembunuhan yang berikutnya atas umat Allah. Setelah itu baru
kematian para martir ini dibalaskan. Jadi teman-teman, jika kita umat Tuhan
yang setia, dan jika kita berumur panjang, kita akan mengalami satu kali lagi
masa penganiayaan dan persekusi yang keras atas umat Allah.
v Bagi yang sudah
mempelajari Nubuatan Daniel,
tentunya tahu bahwa sebelum peristiwa
kebangkitan yang pertama yang bersamaan dengan kedatangan Kristus yang kedua
kalinya, akan ada dua masa
penganiayaan atas umat Allah terlebih
dahulu (lihat Dan 12:2, 7). Maka Wahyu
6:11 ini juga menyebut tentang dua masa penganiayaan tersebut.
ü Yang pertama terjadi saat dibukanya meterai keempat,
yang korban-korbannya tampak oleh Yohanes
berkumpul di bawah mezbah. Dan ini digenapi dari tahun 538-1798, masa kejayaan
Kepausan.
ü dan
setelah itu akan terjadi lagi masa penganiayaan yang kedua
sedikit waktu sebelum kedatangan kedua Kristus,
oleh Binatang Wahyu 13 yang nanti akan kita pelajari.
Walaupun yang menulis nubuatan itu
adalah dua orang yang berbeda [Daniel dan Yohanes] yang dipisahkan oleh rentang
waktu sekitar 700 tahun, dan dari tempat yang berbeda [Daniel di Babilon/Medo-Persia
dan Yohanes di P. Patmos], namun pesannya sama, yaitu: umat Allah Perjanjian Baru harus
mengalami dua kali masa penganiyaan sebelum kedatangan Kristus yang kedua
kalinya.
v Periode yang
dilambangkan oleh meterai kelima ini terjadi menjelang akhir dari periode
meterai yang keempat,
yaitu dimulai saat kebangkitan Reformasi Luther (sekitar 1517) hingga 1798.
Selama beberapa abad, Alkitab telah menghilang dari akses orang-orang beragama.
Tetapi dengan
munculnya kebangkitan Reformasi Protestan, injil keselamatan yang tadinya sudah
terpolusi oleh segala ajaran yang salah, mulai diperkenalkan lagi
kepada masyarakat walaupun dengan harga yang mahal, yaitu pengorbanan nyawa pionir-pioner Reformasi
yang mati sebagai martir.
METERAI KEENAM
6:12 Maka aku melihat, ketika
Domba itu membuka meterai yang keenam, dan
lihatlah, terjadi gempa bumi yang dahsyat; dan matahari menjadi hitam
bagaikan goni dari bulu hitam, dan bulan menjadi bagaikan darah.
6:13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan
ke atas bumi bagaikan pohon ara menjatuhkan
buah-buahnya yang hijau ketika ia digoncang angin yang kencang.
v Kita bandingkan
ayat-ayat di atas dengan apa kata Yesus di:
Markus 13:24-25
24 Tetapi di zaman itu, sesudah masa kesukaran,
matahari akan digelapkan dan bulan tidak akan bercahaya. 25
dan bintang-bintang di langit akan berjatuhan, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.
Matius 24:29
Segera sesudah masa kesukaran
pada waktu itu, matahari akan digelapkan dan bulan tidak akan bercahaya, dan bintang-bintang akan jatuh dari langit,
dan kuasa-kuasa langit akan terguncang.
Yesus mengatakan bahwa setelah “masa kesukaran” artinya setelah masa penganiayaan
terhadap umat Allah itu, akan terjadilah tanda-tanda di langit sama seperti yang
disebutkan di Wahyu 6:12-13 di atas.
Seperti
yang sudah kita ketahui dari nubuatan Daniel dan Wahyu, Kepausan diberi waktu
1260 tahun untuk berjaya dan menganiaya umat Tuhan. Masa kesukaran
yang pertama bagi umat Perjanjian Baru terjadi dari 538-1798 (1260 tahun). Di sini Matius dan Markus mengatakan bahwa
tanda-tanda pada matahari, bulan, bintang, dan kuasa langit itu terjadi “sesudah masa kesukaran” berarti pasti setelah tahun 538,
tidak mungkin sebelumnya dan masa kesukaran itu resmi berakhir di 1798 saat
Paus Pius VI ditangkap Jenderal Berthier pemimpin pasukan Napoleon Bonaparte,
dan ditahan sampai meninggal di pengasingan, tetapi sebelum itu kekuasaan
Kepausan sudah mengalami kemunduran dan persekusi sudah sangat berkurang. Jadi
tanda-tanda itu terjadi menjelang berakhirnya secara resmi masa kesukaran yang
pertama.
v “gempa bumi yang dahsyat” ~
Ada ribuan kali gempa bumi yang sudah
terjadi di ribuan tempat di seluruh dunia. Tetapi yang dibicarakan di sini
adalah gempa bumi yang terjadi pada tanggal 1 November
1755, sejarah mencatat telah
terjadilah gempa bumi dahsyat, meliputi sedikitnya 10’360’000 kilometer persegi,
mengguncang sebagian besar Eropa, Afrika dan Amerika. Bisa dilihat
di internet tentang gempa bumi akbar ini. Lisbon (Portugal)
yang tadinya berpenduduk 150.000 jiwa, kehilangan 90.000 warganya dalam
hitungan menit. Kerusakan paling parah terjadi di Spanyol, Portugal dan Afrika
Utara, tetapi Eropa hingga Hindia Barat pun mengalami guncangannya pada hari
yang sama.
Menurut
tulisan Robert Sears dalam Wonders of the
World, dikatakan bahwa:
“The
great earthquake of 1755 extended over a tract of at least four millions of square miles. Its effects were even extended to the waters, in many places
where the shocks were not perceptible. It pervaded the greater portions of the continents of Europe, Africa, and America;
but its extreme violence was exercised on the southwestern part of the former.”
(hal.
50)
“In
Africa, this earthquake was felt almost as severely as it had been in Europe. A
great part of the city of Algiers was
destroyed. Many houses were thrown down at Fez
and Mequinez, and multitudes were buried beneath their ruins. Similar
effects were realized in Morocco. Its
effects were likewise felt at Tangier, at
Tetuan, at Funchal in the Island of Madeira; ... it is probable... that all
Africa was shaken by this tremendous convulsion. At the North, it extended to Norway and Sweden; Germany, Holland, France, Great
Britain, and Ireland were all more or less agitated by the same great and
terrible commotion of the elements.” (hal. 58).
A.R.
Spotford dan Chales Gibbon menulis dalam The
Library of Choice Literature Vol. VII hal 162-163:
“In no part
of the volcanic region of Southern Europe has so tremendous an earthquake
occurred in modern times as that which began on the 1st of November, 1755, at Lisbon... In the course of about six minutes,
sixty thousand persons perished... The great area over which this Lisbon
earthquake extended is very remarkable. The movement was most violent in Spain, Portugal, and the north of Africa; but
nearly the whole of Europe, and even the East
Indies, felt the shock on the same day... and at the distance of eight
leagues from Morocco, a village with the
inhabitants to the number of about eight
or ten thousand persons, together with all their cattle, were swallowed up.
Soon after, the earth closed again over them... In Antigua and Barbadoes, as also in Norway,
Sweden, Germany, Holland, Corsica, Switzerland, and Italy, tremors and
slight oscillations of the ground were felt... It is said that the movement of this earthquake was
undulatory, and that it traveled at the rate of twenty miles a minute. A great wave swept over the coast of Spain, and it
is said to have been sixty feet high at Cadiz. At Tangier in Africa, it
rose full fifteen feet perpendicular above highwater mark, although the tide,
which ebbs and flows there seven feet, was then at half ebb...”
v “matahari menjadi hitam bagaikan goni dari bulu hitam” ~ tanda
yang kedua setelah itu.
Yang dimaksud di sini adalah bagaikan
karung yang terbuat dari bulu kambing.
(“...The
sun turned black like sackcloth made of goat hair” – NIV).
Peristiwa ini harus mengikuti peristiwa gempa bumi dahsyat sebelumnya.
Sejarah
mencatat tanggal 19 Mei 1780 dikenal sebagai the Dark
Day, yang
berlangsung mulai pukul sepuluh pagi hingga tengah malam
hari berikutnya dan terjadi
di enam negara bagian Amerika yang dikenal sebagai New England, yaitu Connecticut, Maine, New Hampshire, Vermont,
Massachusetts dan Rhode Island.
Referensi dari Webster’s Unabridged Dictionary, edisi
1884, hal 1604:
“Dark
Day, The. May 19,
1780; so called on account of a remarkable darkness on that day, extending over
all New England. In some places persons could not see to read common
print in the open air for several hours together. Birds sang their evening
song, disappeared, and became silent; fowls went to roost; cattle sought the
barn-yard; and candles were lighted in the houses. The obscuration began about ten o’clock
in the morning, and continued till the middle of the next night, but
with differences of degree and duration in different places. For several days
previous, the wind had been variable, but chiefly from the southwest and the
northeast. The true cause of this remarkable phenomenon is not known.”
v “bulan menjadi bagaikan darah” ~ tanda yang
ketiga.
Bulan biasanya berwarna kuning [dari
kuning pucat hingga kuning terang], karena dia memantulkan sinar matahari.
Tetapi di sini dikatakan, bulan berwarna merah darah, artinya berwarna gelap.
Dan itu disebabkan karena dia tidak memantulkan sinar matahari. Mengapa? Karena pada waktu itu langit gelap
gulita. Sejarah mencatat pada hari yang sama, yaitu 19 Mei 1780,
saat sinar matahari lenyap, di beberapa tempat di mana bulan masih bisa terlihat,
warnanya adalah merah darah di langit yang gelap gulita.
Tulisan
Samuel Tenny di Collections of
Massachusetts Historical Society for the Year 1792 Vol I, hal. 97-98 berbunyi:
The
darkness of the following evening was
probably as gross as ever has been observed since the Almighty fiat gave
birth to light... A sheet of white paper held within a few inches of
the eyes, was equally invisible with the blackest velvet.”
Tulisan
Uriah Smith dalam Daniel and the
Revelation hal 409 berkata:
“...
Whenever on this memorable night the moon did appear, as at certain times it
did, it had, according to this prophecy, the appearance of blood.”
v “bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi” ~ tanda
yang keempat.
Sejarah mencatat pada tanggal 13 November 1833,
di seluruh Amerika utara, Kep. Hindia Barat, Meksiko terus ke arah selatan,
dari pantai timur Amerika hingga ke Samudra Pasifik di sebelah barat bintang-bintang berjatuhan ke bumi yang berlangsung
selama beberapa jam terus-menerus dari
segala arah, seperti yang dinubuatkan yaitu mirip buah ara yang
gugur tertiup angin kencang.
New
York Journal of Commerce, Nov. 14, 1833,
Vol. VIII no. 534 hal. 2 mencatat:
“... The
falling stars did not come, as if from several trees shaken, but from one:
those which appeared in the north fell toward the north; those which appeared
in the south... fell toward the south, and they fell, not as ripe fruit falls.
Far from it. But they flew, they were cast, like the unripe fruit, which at
first refuses to leave the branch, and when it does break its hold, flies
swiftly, straight off, descending, and in the multitude falling, some cross the
track of others, as they are thrown with more of less force.”
Elijah,
H. Burritt menulis di The Geography of
the Heavens hal. 163:
“The
most sublime phenomenon of shooting stars of which the world has furnished any
record, was witnessed throughout the United States on the morning of the 13th
of November 1833... The shower pervaded nearly the whole of North America, having appeared in nearly equal splendor
from the British possessions on the north, to
the West India Islands and Mexico on the south and from sixty one degrees of longitude east of the American coast,
quite to the Pacific Ocean on the west.
Throughout this immense region, the duration was nearly the same. The meteors
began to attract attention by their unusual frequency and brilliancy from 9 to
12 o’clock in the evening; were most striking in their appearance from 2 to 5,
arrived at their maximum, in many places about four o’clock; and continued
until rendered invisible by the light of day.”
Nah, SEBELUM YOHANES
DIPERLIHATKAN PEMBUKAAN METERAI YANG KETUJUH, DIA DIBERI PENGLIHATAN TENTANG
BEBERAPA PERISTIWA LAIN.
Jadi ayat 14-17 bukan kelanjutan ayat 13 secara
kronologis. Jadi penglihatan ini meloncati beberapa peristiwa
yang nanti akan dibahas di pasal lain.
Di
4 ayat yang terakhir ini Yohanes langsung di bawa ke KONDISI PADA WAKTU
YESUS KRISTUS DATANG KEMBALI KE DUNIA UNTUK KEDUA KALINYA.
6:14 Lalu menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung, dan setiap gunung dan pulau pun pindah dari tempatnya.
v
“menyusutlah langit
bagaikan gulungan kitab yang digulung”
Setelah
ketiga fenomena alam yang disebutkan di ayat 12-13 di atas, maka Yohanes
diberikan penglihatan lebih jauh ke depan, ke saat kedatangan Kristus yang
kedua kalinya.
Entah
bagaimana bentuknya langit yang menyusut bagaikan kitab yang digulung, tapi
pasti dahsyat dan mengerikan. Selama ini bila kita membuka mata kita selalu
melihat langit terbentang di atas kita. Apa yang dilukiskan Yohanes bahwa
langit menyusut seperti kitab yang digulung, sulit dibayangkan.
Ibrani 12:26
yang suara-Nya waktu itu menggoncangkan bumi. Tetapi sekarang Ia telah berjanji, mengatakan, ‘Masih satu kali lagi Aku tidak akan
menggoncangkan hanya bumi, melainkan langit juga.’
6:15 Dan raja-raja di bumi, dan pembesar-pembesar, orang-orang kaya, perwira-perwira, orang-orang perkasa, dan setiap budak serta setiap orang merdeka menyembunyikan diri di dalam gua-gua dan celah batu-batu karang di gunung-gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung
dan kepada batu-batu karang itu, ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah
kami dari wajah
Dia, yang duduk di atas takhta dan dari
murka Anak Domba itu!’
6:17 Sebab sudah tiba hari besar murkaNya, dan siapakah
yang dapat bertahan?
v
Banyak
nabi dan rasul telah melukiskan hebatnya hari tersebut. Kita bisa membacanya
di:
Wahyu 16:18,20-21
18 Dan ada suara-suara, dan guntur-guntur, dan kilat-kilat, dan ada gempa bumi yang dahsyat sehebat dan sebesar gempa bumi itu belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. 20 Lalu semua pulau lari
kabur dan gunung-gunung tidak ditemukan.21 Dan hujan batu es besar dari langit jatuh menimpa
manusia, setiap batu itu seberat satu talen (itu 50 pon - sekitar 34 kg). Manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan batu es itu, sebab malapetaka itu sangat
dahsyat.
Yeremia 4:23-27
23 Aku melihat bumi, dan sungguh dia
tidak berbentuk dan kosong, dan langitnya
tidak ada terangnya. 24Aku melihat ke gunung-gunung dan sungguh mereka
bergoncang dan semua bukit pun bergerak
maju-mundur. 25 Aku melihat, dan
sungguh tidak ada manusia dan
semua burung di udara sudah hilang, 26
Aku melihat, dan sungguh tanah subur sudah
menjadi padang gurun, dan segala
kotanya sudah runtuh di hadapan TUHAN, oleh
murka-Nya yang dahsyat! 27 Sebab
beginilah firman TUHAN, ‘Seluruh negeri ini akan menjadi terlantar namun Aku tidak akan
membuat suatu akhir yang tuntas.
Yesaya 24:19-21
19 Bumi terpecah dengan kekerasan,
bumi terbelah membuka, bumi bergetar
sangat hebat. 20 Bumi akan terhuyung-huyung
seperti orang mabuk dan akan bergoyang
seperti gubuk; dosa pemberontakannya akan sangat
membebaninya, ia akan jatuh dan tidak
akan bangkit-bangkit lagi. 21 Maka akan
terjadi pada hari itu TUHAN akan menghukum kekuatan
yang di langit di atas, dan raja-raja bumi di bawah.
v “siapakah yang dapat bertahan?”
Inilah
pertanyaan yang akan dijawab di pasal 7.
Kita tidak bisa membayangkan bagaimana
mengerikannya keadaan pada waktu itu. Yang bisa kita persiapkan adalah agar
diri kita tidak termasuk mereka yang akan mengalami kengerian itu. Semoga kita
termasuk mereka yang aman berlindung di dalam Tuhan kita.
Mazmur 37:39
Namun keselamatan orang-orang benar ada dalam TUHAN; Dia-lah kekuatan mereka pada waktu kesesakan.
Mazmur 62:7 (8)
Dalam Allah-lah keselamatanku dan kemuliaanku; batu kekuatanku, dan tempat
perlindunganku ada dalam Allah.
Mazmur 142:5 (6)
Aku berseru-seru kepada-Mu, ya TUHAN, kataku: ‘Engkaulah
tempat perlindunganku, bagianku di negeri orang-orang hidup!’
Amin.
Aug 2012
Aminn..HalleluYah
BalasHapusMndapat pencerahan yg puji Tuhan sangt mmbntu pengetahuan