Kita sudah mempelajari enam pasal pertama di Wahyu, jadi
sekarang tentunya kita sudah sadar bahwa kitab Wahyu tidak ditulis sesuai urutan kronologis.
Kita sudah melihat bahwa Wahyu pasal 4 dan 5 itu tentang peristiwa yang terjadi
sebelum Wahyu pasal 2 dan 3. Wahyu 4 dan 5 bicara tentang saat menjelang dan
setelah kenaikan Yesus kembali ke Surga setelah menyelesaikan misiNya di dunia,
yang terjadi pada tahun 31AD. Sedangkan Wahyu pasal 2 dan 3 bicara tentang doktrin/ajaran
Kristen mulai dari gereja apostolik hingga akhir zaman.
Wahyu 6
bicara tentang periode yang sama dengan Wahyu 2 dan 3, hanya dari perspektif
yang berbeda, pengalaman umat Allah dalam sejarah Kekristenan.
Nah,
kita akan melihat Wahyu 7 ini bicara tentang
kelompok yang dikenal dengan nama 144’000, yaitu mereka yang akan hidup pada
saat kedatangan kedua Kristus. Mereka ini tidak akan pernah
mengalami kematian. Mereka akan diangkat hidup-hidup ke Surga
seperti Elia dan Henokh.
Umat Allah umumnya semua
pernah mati 1 x, kecuali kelompok 144ribu ini.
Yang
bukan umat Allah harus mengalami kematian 2 x, bahkan ada satu kelompok khusus
yang harus mengalami kematian sampai 3 x.
Ini ada
di pelajaran tentang Kebangkitan, ada di blog ini juga.
Kita lihat Wahyu 6:17 berakhir dengan pertanyaan “17 Sebab sudah tiba hari besar murkaNya, dan siapakah yang dapat bertahan?”
Maka sekarang Tuhan menunjukkan kepada
Yohanes siapa yang dapat bertahan. Jadi ternyata ada orang-orang yang bisa
lulus ujian besar ini. Dengan demikian semua pelajar Alkitab tidak usah
berkecil hati, karena bila ada yang bisa bertahan, maka tentunya kita yang
bersungguh-sungguh, juga bisa bertahan.
7:1 Setelah hal-hal itu aku melihat empat malaikat
berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi supaya
angin tidak bertiup di darat, di laut, atau
di pohon mana pun.
v “keempat penjuru bumi” ~
walaupun bumi kita ini bulat,
namun langgam bahasa pada zaman Yohanes mengumpamakan semua itu datar, dan bila
dikatakan empat penjurunya maka artinya adalah seluruh permukaannya. Di sini “seluruh permukaan bumi” berarti di
mana-mana.
v “keempat angin ~
kita ingat dalam pembahasan nubuatan
Daniel, “angin” adalah lambang peperangan, kekacauan, penderitaan, malapetaka,
kondisi yang porak-poranda.
Yeremia 49:36-37
36 Dan ke atas Elam Aku akan mendatangkan keempat angin dari keempat penjuru
langit, dan akan menyerakkan mereka ke arah
semua angin itu, dan tidak akan ada bangsa yang
tidak akan didatangi
oleh orang-orang buangan dari Elam. 37
Sebab Aku akan membuat Elam kecil hati di depan musuh-musuh mereka, dan di depan orang-orang yang mau membunuh mereka; Dan Aku akan mendatangkan malapetaka
ke atas mereka,
yakni murka-Ku yang menyala-nyala, firman TUHAN. Dan
Aku akan mengirimkan pedang mengejar
mereka sampai Aku habiskan mereka.
v “mereka menahan keempat angin bumi supaya angin tidak bertiup di darat, di laut, atau di pohon mana pun”
Jadi Yohanes melihat bagaimana Tuhan menyuruh
malaikat-malaikatNya untuk masih menahan malapetaka/kekacauan/peperangan besar
yang akan mengenai seluruh permukaan bumi ini.
Dunia ini selalu didera oleh
peperangan dan kekacauan, namun dua kali Perang Dunia I dan II yang telah
menewaskan berjuta manusia itu bukanlah apa-apa, karena pada waktu itu para
malaikat masih menahan “keempat angin dari keempat penjuru bumi”. Bayangkan betapa parahnya keadaan
nanti jika Tuhan menyuruh malaikat-malaikatnya melepaskan “keempat angin dari keempat penjuru bumi”.
Tuhan sekarang masih memberikan waktu
kepada manusia. Tetapi sayangnya, banyak manusia tidak menyadarinya, dan menganggap dunia ini
akan tetap eksis untuk waktu yang tidak terbatas.
7:2 Lalu aku melihat seorang
malaikat lain naik dari timur, sambil membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan
suara nyaring kepada keempat malaikat yang diberi
wewenang untuk mencelakai bumi dan laut,
7:3 katanya,
‘Janganlah mencelakai bumi, atau laut, atau
pohon-pohon, sampai kami telah memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada
dahi mereka!’
v “seorang malaikat lain” ~
ini adalah malaikat yang berbeda
dari keempat malaikat yang menahan angin tadi.
v “naik dari timur” ~
Istilah “dari timur” sering
disebut sebagai “dari tempat matahari terbit” ~ Alkitab sendiri memberikan
pengertian yang lebih mendalam. Di Lukas dan Yehezkiel kita menemukan bahwa
“tempat matahari terbit” itu artinya adalah “dari Tuhan”.
Lukas 1:78-79
78 oleh rahmat belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Sang Fajar (= Dayspring = Matahari Terbit ) dari tempat tinggi telah
melawat kita, 79 untuk memberi
terang kepada mereka yang duduk dalam
kegelapan dan dalam bayang-bayang maut untuk
menuntun kaki kita ke jalan damai sejahtera.
Yehezkiel 43:2
Dan lihatlah, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan suaraNya seperti suara air terjun; dan bumi bersinar dengan kemuliaan-Nya
Jadi malaikat yang membawa perintah ini
datang dari Tuhan.
v “membawa meterai Allah yang hidup” ~
Dalam
bahasa kita sekarang, dia membawa
stempel [cap] Tuhan.
Kita tahu bahwa:
fungsi sebuah
stempel/cap itu adalah untuk
mengesahkan
suatu dokumen/suatu perjanjian,
bahwa
itu adalah ASLI, SAH dan MENGIKAT kedua belah pihak.
Maka
jika malaikat itu membawa stempel/cap Tuhan, artinya dia bertugas untuk mengesahkan sesuatu. Kita
akan segera tahu apa yang akan disahkan itu.
v “‘Janganlah mencelakai bumi,
atau laut, atau pohon-pohon, sampai kami telah memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada
dahi mereka!’…”
Dari sini kita tahu bahwa malaikat yang
membawa stempel Allah itu bertugas “memeteraikan hamba-hamba Allah”. Berarti, meterai itu adalah tanda pengesahan perjanjian antara Allah dengan hamba-hamba Allah.
Dan selama pemeteraian masih terjadi,
keempat angin kekacauan masih terus ditahan tidak boleh dilepaskan, baik di
darat maupun di laut. Mengapa? Kita nanti akan tahu bahwa pemeteraian umat Allah ini melindungi
mereka dari akibat dilepaskannya keempat angin.
Tentang pemeteraian hamba-hamba
Allah ini juga akan dibahas lagi dalam Wahyu pasal 14.
v “memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka” ~
Kenapa di dahi?
Kita
tahu di belakang
tulang dahi kita, adalah bagian otak yang disebut “frontal lobe” di mana salah
satu fungsinya adalah untuk membuat keputusan/pilihan. Sudah barang
tentu, stempel/meterai/cap Allah yang akan dipasang pada dahi hamba-hamba Allah
ini bukanlah stempel/cap literal, sudah pasti kita tidak akan melihat
manusia-manusia berkeliaran dengan tulisan tinta di dahi mereka. Jadi stempel
ini sifatnya simbolis.
Yang
distempel bukan kulit dahi kita secara fisik, tetapi kemampuan membuat keputusan/pilihan kita. Jika kita
memilih untuk mengasihi dan patuh pada Tuhan, kita mendapat stempel Tuhan. Itu
menjadi tanda bahwa kita milik Tuhan, dan Tuhan itu Allah kita. Dan bagi umat Allah yang hidup di
hari-hari akhir, stempel itu merupakan jaminan bahwa kita terlindung dari Tujuh
Malapetka Terakhir ketika malapetaka-malapetaka tersebut
dicurahkan ke bumi.
v Sekarang
kita akan mengupas lebih jauh tentang Meterai/Stempel/Cap Allah ini.
Kalau kita perhatikan sebuah
stempel/cap, apa yang ada di sana? Pasti ada:
1. Identitas si pemilik
cap/meterai/stempel itu
2. Kedudukannya (mengapa dia layak punya
stempel tersebut)
3. Daerah kekuasaan di mana dia punya
wewenang
Misalnya:
Adam (identitas)
Direktur (kedudukan)
PT Makmur (daerah
kekuasaannya)
Alkitab
adalah buku yang penulisannya berada di bawah panduan Tuhan, maka jika kita mau
mencari stempel Tuhan, kita harus mencari di dalam Alkitab.
Kalau
kita membaca seluruh Alkitab, kita akan menemukan sesuatu yang sangat istimewa,
yaitu, ternyata TUHAN
PERNAH MENULIS DENGAN JARINYA SENDIRI PADA DUA LOH BATU. Dibandingkan
dengan semua yang pernah ditulis oleh manusia, tentunya apa yang ditulis oleh
jari Tuhan sendiri itu lebih istimewa, bukan?
Begitu
istimewanya, sehingga kedua loh batu itu ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian, yang ditudungi oleh dua patung malaikat, dan diletakkan di
dalam tempat yang Mahasuci di dalam Bait Allah. Kita tahu bahwa
bilik yang Mahasuci ini tidak boleh dimasuki oleh siapa pun selain Imam Besar,
dan itu pun hanya sekali setahun! Tidak ada benda lain lagi yang lebih
diistimewakan oleh Tuhan selain kedua loh batu tersebut. KARENA PADA KEDUA LOH BATU ITULAH TUHAN TELAH MENULISKAN 10
HUKUMNYA, yang merupakan dasar pemerintahanNya.
Keluaran
31:18
Dan setelah TUHAN selesai berbicara dengan dia (Musa) di gunung
Sinai, Dia memberikan kepada Musa dua loh Kesaksian, loh-loh batu, yang ditulis oleh jari Allah.
Jadi,
jika Tuhan memberikan stempel/meterai/capNya, pasti harus pada tulisan yang ada
pada kedua loh batu tersebut, pada 10 HUKUM yang ditulisNya Sendiri. Marilah
sekarang kita melihat ke 10 HUKUM yang ditulis jari Tuhan:
Keluaran
20:2-17
1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
(1) 2 AKUlah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah
Mesir, dari tempat perbudakan. 3Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu.
(2) 4 Jangan membuat bagimu
patung pahatan yang menyerupai apa pun yang ada di langit di
atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
5Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab
Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang
yang membenci Aku, 6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada
beribu-ribu orang yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada
perintah-perintah-Ku.
(3) 7Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab
TUHAN tidak akan menganggap orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan, tidak bersalah.
(4) 8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah
kekudusannya 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 10 tetapi
hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau
orang asing yang di tempat kediamanmu.11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan
segala isinya, dan telah berhenti
bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya
TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
(5) 12 Hormatilah ayahmu dan
ibumu, supaya lanjut umurmu di negeri yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
(6) 13 Jangan membunuh.
(7) 14 Jangan berzinah.
(8) 15 Jangan mencuri.
(9) 16 Jangan memberikan saksi dusta tentang sesamamu.
(10) 17 Jangan mengingini rumah
sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya
perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang milik sesamamu.
v Di
hukum pertama hingga ketiga, kita menjumpai kata-kata “TUHAN” dan “ALLAH”.
Begitu juga di hukum yang kelima. Tetapi tidak ada keterangan
tentang kedudukan/kelayakan serta daerah
kekuasaanNya, mengapa TUHAN itu berhak mempunyai kedudukan
sebagai ALLAH dan di mana Dia menjadi Allah. Sedangkan di hukum keenam hingga
kesepuluh, bahkan tidak disebutkan nama Tuhan sama sekali.
Satu-satunya
hukum di mana kita menjumpai ketiga faktor sebuah stempel, adalah pada hukum
yang keempat.
Ć¼ ada identitas, yaitu “TUHAN,
ALLAHmu”,
Ć¼ ada kedudukan, yaitu Sang Khalik,
Allah yang “menjadikan”
atau menciptakan langit dan bumi, laut dan segala isinya dalam enam
hari,
Ć¼ ada daerah kekuasaanya, yaitu “langit dan
bumi, laut dan segala isinya”.
Jadi,
di hukum yang keempat itulah Tuhan telah meletakkan
stempel/ meteraiNya.
1)
Dia menyebutkan identitasnya,
2)
Dia menerangkan mengapa Dia adalah
Allah yang harus disembah (karena Dialah yang telah menciptakan langit dan
bumi, laut dan segala isinya), dan
3)
karena langit dan bumi, laut dan segala
isinya itu diciptakan olehNya, maka Dia
berkuasa atas semua itu.
Dengan
adanya meterai ini, maka Tuhan menyatakan bahwa Dia tidak bisa dirancukan
dengan dewa-dewa atau allah-allah lainnya, karena hanya Dia-lah yang
menciptakan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Yeremia menulis:
Yeremia
10:11
Beginilah harus kamu
katakan kepada mereka, ‘Allah-allah yang tidak menjadikan langit dan bumi, mereka itulah yang akan lenyap dari bumi dan
dari kolong langit.’
Kesimpulan:
Meterai/stempel/cap Tuhan itu adalah:
Hukum ke-4 dari 10 HUKUM:
MEMELIHARA KEKUDUSAN SABAT
HARI KETUJUH
Di atas sudah dikatakan bahwa sebuah meterai/stempel/cap itu mengesahkan suatu dokumen/suatu
perjanjian, bahwa itu adalah ASLI, SAH dan MENGIKAT kedua belah pihak. Maka hukum yang
keempat yang berfungsi sebagai meterai Tuhan itu sudah mengesahkan ke 10 HUKUM
sebagai perjanjian yang mengikat antara Tuhan dengan hamba-hambaNya.
Keluaran 31:13
‘Katakanlah kepada orang
Israel, demikian: ‘Pastikan hari-hari
Sabat-Ku harus kamu pelihara sebab itulah sebuah tanda antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga
kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang
menguduskan kamu.
Lalu orang-orang Kristen sekarang
mengatakan bahwa mereka bukanlah umat Israel, sehingga perjanjian itu tidak
berlaku bagi mereka. Benarkah demikian?
Pertama kalau kita mau teliti, kita
pertama melihat bahwa Tuhan menciptakan hari perhentian dan memberkati hari ketujuh
itu sudah sejak penciptaan dunia.
Kejadian
2:2-3
2 Dan pada hari ketujuh Allah mengakhiri pekerjaanNya yang telah dibuatNya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh dari segala
pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena di hari itu Ia telah
berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Mengapa Allah menciptakan hari
perhentian? Apakah Allah bisa capek dan membutuhkan istirahat? Tentu saja
tidak!
Markus
2:27
Dan Yesus berkata kepada mereka, ‘Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk
hari Sabat.
Jelaslah sekarang bahwa sabat hari
ketujuh itu diadakan/dijadikan untuk manusia, bukan karena Tuhan capek dan
perlu istirahat. Manusia yang perlu istirahat dari semua kegiatan dan kesibukan
duniawinya, karena itu Tuhan
menciptakan waktu istirahat atau waktu perhentian bagi manusia.
Nah, pada awal mulanya, manusia di
taman Firdaus hanya ada Adam dan Hawa, belum ada bangsa Israel. Karena itu, Tuhan menetapkan penyucian hari
ketujuh sudah sejak awal manusia diciptakan, BUKAN HANYA UNTUK ORANG ISRAEL.
Namun jika kita masih bersikeras menganggap
perhentian sabat hari ketujuh itu hanya untuk orang Israel, bukan untuk kita,
cobalah kita lihat apa kata Paulus. Paulus berkata, jika kita mengaku milik
Kristus, maka kita dianggap
keturunan Abraham, yaitu yang disebut “Israel secara rohani”,
atau Israel simbolis, walaupun secara darah/daging kita bukan keturunan
Abraham.
Galatia 3:29
Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu adalah benih Abraham dan menurut janji Allah, adalah
ahliwaris.
Jika kita tidak mau menjadi benih
Abraham atau “Israel rohani/Israel simbolis” maka kita tidak berhak menjadi
ahliwaris kerajaan Allah, kita tidak punya bagian dalam perjanjian yang dibuat
Allah, karena perjanjian itu
dibuat oleh Allah dengan Abraham, bukan dengan bangsa-bangsa
lain.
Maka, 10 Hukum yang diturunkan Tuhan di gunung Sinai,
termasuk PerintahNya yang keempat tentang perhentian sabat hari yang ketujuh
itu, BERLAKU JUGA BAGI KITA, YAITU
BAGI SEMUA YANG ADALAH ISRAEL SECARA ROHANI.
Dari sejarah kita tahu bahwa Israel
sebagai bangsa pilihan Tuhan telah punah pada zaman raja-raja. Karena mereka
telah berpaling kepada penyembahan berhala, Tuhan telah meninggalkan mereka,
dan yang tersisa hanyalah keturunan Daud [bani Yehuda]. Pada zaman Yesus,
mereka sudah jarang disebut orang Israel, tetapi disebut orang Yahudi [dari
kata Yehuda]. Setelah kematian Yesus, dan berakhirnya status orang Yahudi sebagai
bangsa pilihan (tahun 34 AD), Injil diberitakan kepada bangsa-bangsa
non-Yahudi, maka semua orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya,
disebut “umat Israel”, entah dia berdarah Yahudi, maupun yang
tidak berdarah Yahudi.
Kita lihat apa kata rasul Perjanjian
Baru mengenai umat “Israel” ini.
Yakobus
1:1
Aku, Yakobus, seorang hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus,
kepada kedua belas suku yang tersebar di luar negeri,
salam.
Pada waktu Yakobus menulis suratnya
ini, kedua belas suku Israel yang mula-mula [keturunan Yakub], sudah lama
punah, bahkan negara Israel pun sudah dicaplok beberapa bangsa, dan di masa
Yakobus mereka adalah jajahan Roma. Jadi kepada siapa Yakobus mengalamatkan
suratnya ini? Tidak lain kepada semua saudara seimannya di dalam Yesus, ada yang berdarah Yahudi, tetapi lebih banyak
lagi yang tidak berdarah Yahudi, karena Yakobus menyebut mereka “di luar negeri”. Jadi jelas yang
dimaksudnya adalah kepada orang-orang non-Yahudi di luar Yerusalem, di zaman itu tidak banyak orang berdarah Yahudi
yang tersebar di luar negeri.
Penjelasan tentang “Israel rohani” ini
penting dipahami, untuk bisa memahami ayat-ayat berikutnya.
Lanjut ke
Wahyu 7:4 dan seterusnya.
7:4 Dan aku mendengar bilangan mereka yang dimeteraikan itu seratus
empat puluh empat ribu dari semua suku keturunan Israel.
7:5 Dari suku Yehuda
yang dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Ruben dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Gad dimeteraikan dua belas ribu,
7:6 dari suku Asyer dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Naftali dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Manasye dimeteraikan dua belas ribu,
7:7 dari suku Simeon
dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Lewi dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Isakhar dimeteraikan dua belas ribu,
7:8 dari suku
Zebulon dimeteraikan dua belas ribu, dari
suku Yusuf dimeteraikan dua belas ribu, dari
suku Benyamin dimeteraikan dua belas ribu.
v Yohanes mendengar
malaikat itu berkata bahwa jumlah yang
akan dimeteraikan adalah 144ribu, dari semua suku keturunan
Israel, masing-masing suku 12ribu.
Kita tahu Israel jasmani terdiri atas 12
suku. Jadi angka
12 itu sudah mencakup seluruh bangsa Israrel tanpa kecuali. Karena
Israel jasmani sudah digantikan oleh Israel rohani (segala bangsa yang menerima
Yesus) yang tersebar di mana-mana, maka disebutnya ke-12 suku di sini
melambangkan tidak ada umat Tuhan yang tidak termasuk dalam bilangan ini.
Setiap umat Tuhan dari bangsa apa pun, berada di lokasi mana pun, pasti
termasuk salah satu dari ke-12 suku Israel rohani.
v Angka 144ribu
itu merupakan suatu angka yang simbolis,
yang menyatakan bahwa semua umat Tuhan mendapat kesempatan yang
sama [sama-sama 12ribu dari setiap suku, tidak ada yang kurang tidak ada yang
lebih]. Namun
banyak gereja yang mengatakan itu adalah angka literal,
benar-benar hanya 144ribu. Sebetulnya tidak logis kalau angka 144ribu
itu dianggap angka yang literal, tidak kurang satu tidak lebih
satu, karena Tuhan tidak
membatasi jumlah umatNya yang akan keluar sebagai pemenang dari
masa kesukaran besar. Semakin banyak yang berhasil keluar, pasti Tuhan semakin
senang, karena kelompok 144ribu ini kelompok yang sangat istimewa. Alasan kedua ialah, kitab Wahyu
itu penuh dengan simbol. Angka 3½ itu simbol, angka 1260 hari
itu simbol, angka 42 bulan itu simbol, angka 666 itu simbol, angka 7 itu
simbol, angka 10 itu simbol, mengapa angka 144ribu tiba-tiba menjadi literal?
Tapi kita tidak perlu berdebat tentang
apakah ini angka yang literal atau simbolis. Angkanya tidak terlalu penting,
yang penting adalah, jika kita masih hidup di saat itu, apakah kita bisa masuk
kelompok ini. Jika kita tidak termasuk, mau itu angka literal mau itu angka
simbolis tidak ada gunanya bagi kita.
7:9 Setelah hal-hal itu aku melihat: dan tampaklah,
suatu kumpulan besar yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa
dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Sang Domba, memakai jubah putih dan memegang
daun-daun palem di tangan mereka.
7:10 Dan dengan suara nyaring mereka berseru:
‘Keselamatan adalah milik Allah kami yang
duduk di atas takhta dan milik Sang Domba!’
v “aku melihat” ~
Kalau
tadi Yohanes mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu 144ribu, sekarang dia “melihat”. Apa yang dilihat?
v “suatu kumpulan besar yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” ~
kumpulan besar ini adalah kelompok 144ribu
tadi, karena deskripsinya sama. Yang 144ribu dari ke12 suku Israel (= artinya
segala bangsa tidak terkecuali), dan kumpulan besar ini juga dari “segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa”.
Tadi
belum ada keterangan tentang siapa ke-144ribu itu, mengapa mereka dimeteraikan.
Sekarang diberikan keterangannya.
v “memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem” ~
Kumpulan
besar ini adalah para pemenang, karena
mereka sudah mendapatkan jubah putih dan memegang daun-daun palem. Mereka telah
membuktikan iman mereka, mereka setia sampai akhir. Daun-daun palem adalah lambang sukacita dan
kemenangan. Ingat waktu Yesus masuk ke Yerusalem dan banyak orang melambaikan
daun-daun palem dan berseru Hosana! Hosana!
Jadi
ke-144ribu itu tadi dikisahkan saat akan
dimeteraikan selagi mereka masih hidup di dunia. Sekarang
kumpulan besar itu sudah “berdiri di hadapan
takhta dan di hadapan Sang Domba” artinya
mereka sudah berada di Surga, sedang memuji Allah.
7:11 Dan semua malaikat berdiri mengelilingi
takhta, dan mengelilingi tua-tua dan keempat
makhluk hidup itu; dan tersungkur di hadapan takhta dengan
wajah ke lantai dan menyembah Allah.
7:12 mengatakan, ‘Amin! Berkat, dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan
kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!’
v
Semua
malaikat yang di sana menyembah Allah.
7:13 Dan seorang dari antara tua-tua itu menjawab
dan berkata kepadaku, ‘Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan
dari manakah mereka datang?’
7:14 Dan
aku berkata kepadanya: ‘Tuanku, tuan yang mengetahuinya.’ Lalu ia berkata kepadaku,
‘Mereka ini adalah orang-orang yang telah keluar
dari kesukaran yang besar; dan telah mencuci
jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Sang
Domba.’
7:15 Karena itu mereka ada di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang dan malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk
di atas takhta itu akan diam di tengah-tengah
mereka.
7:16 Mereka tidak akan menderita lapar lagi maupun akan dahaga lagi, dan matahari
tidak akan menimpa mereka, maupun panas terik
apa pun.
7:17 Sebab Sang
Domba yang ada di tengah-tengah takhta
itu, akan memberi makan mereka dan akan
menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata
dari mata mereka.
v
“orang-orang yang telah keluar dari kesukaran yang besar” ~
Ini
bicara tentang orang-orang di kumpulan besar itu, yang sama dengan kelompok
144ribu. Jadi mereka ini yang mengalami masa kesukaran besar di
dunia (yaitu masa jatuhnya Ketujuh Malapetaka Terakhir),
dan mereka tetap mempertahankan kesucian mereka, mereka tetap setia, mereka
berhasil keluar sebagai pemenang.
Matius 24:21
Sebab setelah itu akan terjadi masa kesukaran yang dahsyat seperti yang belum
pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan pernah terjadi lagi.
Yeremia 30:7
Celaka!
Karena hari itu sangat dahsyat,
sehingga tidak ada yang seperti itu; itulah waktu kepicikan
Yakub, tetapi ia akan diselamatkan darinya
Kita akan membahas masa kesukaran besar ini secara lebih
rinci nanti pada waktu pembahasan
tujuh malapetaka.
v “telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Sang Domba” ~
mencuci
jubah artinya mereka telah menyucikan diri mereka dalam darah Kristus, mereka
tidak lagi tinggal di dalam dosa, mereka telah meninggalkan semua dosa mereka, mereka tidak lagi menjadi hamba dosa, mereka
tidak lagi melanggar Hukum Allah, mereka hidup untuk kemuliaan Allah.
2 Korintus 7:1
Karena telah memiliki
janji-janji ini, Saudara-saudaraku yang
terkasih, marilah kita menyucikan diri kita dari
semua pencemaran jasmani dan rohani, menyempurnakan
kekudusan kita dalam takut akan Allah.
v “ada di hadapan takhta Allah
dan melayani Dia siang dan malam di Bait
Suci-Nya” ~
Mereka ini memiliki hubungan yang
istimewa dengan Tuhan, hubungan
yang sangat akrab dan dekat.
v “tidak akan menderita lapar lagi
maupun akan dahaga lagi” ~
berarti mereka pernah
menderita lapar dan dahaga. Pada
masa kesukaran kecil (sebelum masa kesukaran besar), di saat orang-orang yang
tidak memiliki Tanda Binatang (Wahyu 13:17) tidak bisa berjual beli, dan di
masa kesukaran besar saat jatuhnya Tujuh Malapeta terakhir, maka umat Allah
ini mengalami kelaparan dan kehausan, walaupun Tuhan
tetap memeliharakan mereka dengan
memberikan mereka makanan dan minuman yang secukupnya untuk bertahan hidup.
Yesaya 33:15-16
15 Orang yang jalannya benar,
yang berbicara dengan jujur, yang membenci
pendapatan dari hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya menolak suap, yang menutup telinganya dari mendengarkan rencana penumpahan darah, dan menutup matanya dari melihat kejahatan, 16dia akan berdiam di tempat yang
tinggi, tempat pertahanannya akan di benteng batu; rotinya disediakan air
minumnya terjamin.
v “matahari tidak akan menimpa mereka, maupun panas terik apa pun” ~
juga menandakan bahwa mereka pernah
mengalami ketidaknyamanan terkena panas terik saat jatuhnya Malapetaka
Terakhir yang keempat.
Wahyu 16:8-9
8 Lalu malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi
kuasa untuk membakar manusia dengan api. 9 Dan manusia dibakar
oleh panas yang dahsyat, dan mereka menghujat
nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka ini, dan mereka tidak bertobat dan
memuliakan Dia.
v “Sang Domba yang ada di tengah-tengah takhta itu, akan memberi makan mereka dan akan menuntun mereka
ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata
mereka.”
Segala penderitaan yang pernah mereka
alami tidaklah berarti dibandingkan pahala yang mereka peroleh.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar