Selasa, 07 Mei 2013

PEMBAHASAN WAHYU PASAL 7



KITAB  WAHYU
Pasal 7

MEREKA YANG DIMETERAIKAN

Kita sudah mempelajari enam pasal pertama di Wahyu, jadi sekarang tentunya kita sudah sadar bahwa kitab Wahyu tidak ditulis sesuai urutan kronologis. Kita sudah melihat bahwa Wahyu pasal 4 dan 5 itu tentang peristiwa yang terjadi sebelum Wahyu pasal 2 dan 3. Wahyu 4 dan 5 bicara tentang saat menjelang dan setelah kenaikan Yesus kembali ke Surga setelah menyelesaikan misiNya di dunia, yang terjadi pada tahun 31AD. Sedangkan Wahyu pasal 2 dan 3 bicara tentang doktrin/ajaran Kristen mulai dari gereja apostolik hingga akhir zaman.

Wahyu 6 bicara tentang periode yang sama dengan Wahyu 2 dan 3, hanya dari perspektif yang berbeda, pengalaman umat Allah dalam sejarah Kekristenan.

Nah, kita akan melihat Wahyu 7 ini bicara tentang kelompok yang dikenal dengan nama 144’000, yaitu mereka yang akan hidup pada saat kedatangan kedua Kristus. Mereka ini tidak akan pernah mengalami kematian. Mereka akan diangkat hidup-hidup ke Surga seperti Elia dan Henokh.

Umat Allah umumnya semua pernah mati 1 x, kecuali kelompok 144ribu ini.

Yang bukan umat Allah harus mengalami kematian 2 x, bahkan ada satu kelompok khusus yang harus mengalami kematian sampai 3 x.

Ini ada di pelajaran tentang Kebangkitan, ada di blog ini juga.

 

Kita lihat Wahyu 6:17 berakhir dengan pertanyaan 17 Sebab sudah tiba hari besar murkaNya, dan  siapakah yang dapat bertahan?”

Maka sekarang Tuhan menunjukkan kepada Yohanes siapa yang dapat bertahan. Jadi ternyata ada orang-orang yang bisa lulus ujian besar ini. Dengan demikian semua pelajar Alkitab tidak usah berkecil hati, karena bila ada yang bisa bertahan, maka tentunya kita yang bersungguh-sungguh, juga bisa bertahan.

  

7:1          Setelah hal-hal itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi supaya angin tidak bertiup di darat, di laut, atau di pohon mana pun.

 

v   keempat penjuru bumi” ~

walaupun bumi kita ini bulat, namun langgam bahasa pada zaman Yohanes mengumpamakan semua itu datar, dan bila dikatakan empat penjurunya maka artinya adalah seluruh permukaannya.  Di sini “seluruh permukaan bumi” berarti di mana-mana.

 

v   “keempat angin  ~

kita ingat dalam pembahasan nubuatan Daniel, “angin” adalah lambang peperangan, kekacauan, penderitaan, malapetaka, kondisi yang porak-poranda.

Yeremia 49:36-37

36 Dan ke atas Elam Aku akan mendatangkan keempat angin dari keempat penjuru langit, dan akan menyerakkan mereka ke arah semua angin itu, dan tidak akan ada bangsa yang tidak akan didatangi oleh orang-orang buangan dari Elam. 37 Sebab Aku akan membuat Elam kecil hati di depan musuh-musuh mereka, dan di depan orang-orang yang mau membunuh mereka; Dan Aku akan mendatangkan malapetaka ke atas mereka, yakni murka-Ku yang menyala-nyala, firman TUHAN. Dan Aku akan mengirimkan pedang mengejar mereka sampai Aku habiskan mereka.

 

v   “mereka menahan keempat angin bumi supaya angin tidak bertiup di darat, di laut, atau di pohon mana pun

Jadi Yohanes melihat bagaimana Tuhan menyuruh malaikat-malaikatNya untuk masih menahan malapetaka/kekacauan/peperangan besar yang akan mengenai seluruh permukaan bumi ini.

Dunia ini selalu didera oleh peperangan dan kekacauan, namun dua kali Perang Dunia I dan II yang telah menewaskan berjuta manusia itu bukanlah apa-apa, karena pada waktu itu para malaikat masih menahan “keempat angin dari keempat penjuru bumi”. Bayangkan betapa parahnya keadaan nanti jika Tuhan menyuruh malaikat-malaikatnya melepaskan keempat angin dari keempat penjuru bumi”.

Tuhan sekarang masih memberikan waktu kepada manusia. Tetapi sayangnya, banyak manusia  tidak menyadarinya, dan menganggap dunia ini akan tetap eksis untuk waktu yang tidak terbatas.

 

7:2          Lalu aku melihat seorang malaikat lain naik dari timur, sambil membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang diberi wewenang untuk mencelakai bumi dan laut,

7:3          katanya, ‘Janganlah mencelakai bumi, atau laut, atau pohon-pohon, sampai kami telah memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!’

 

v   “seorang malaikat lain” ~

ini adalah malaikat yang berbeda dari keempat malaikat yang menahan angin tadi.

 

v   naik dari timur” ~

Istilah “dari timur”  sering disebut sebagai dari tempat matahari terbit ~ Alkitab sendiri memberikan pengertian yang lebih mendalam. Di Lukas dan Yehezkiel kita menemukan bahwa “tempat matahari terbit” itu artinya adalah “dari Tuhan”.

Lukas 1:78-79

78 oleh rahmat belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Sang Fajar (= Dayspring = Matahari Terbit ) dari tempat tinggi telah melawat kita, 79 untuk memberi terang kepada mereka yang duduk dalam kegelapan dan dalam bayang-bayang maut untuk menuntun kaki kita ke jalan damai sejahtera.

 

Yehezkiel 43:2

Dan lihatlah, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan suaraNya  seperti suara air terjun; dan bumi bersinar dengan kemuliaan-Nya

 

Jadi malaikat yang membawa perintah ini datang dari Tuhan.

 

v   “membawa meterai Allah yang hidup” ~

Dalam bahasa kita sekarang, dia membawa stempel [cap] Tuhan.

Kita tahu bahwa:

 

fungsi sebuah stempel/cap itu adalah untuk

mengesahkan suatu dokumen/suatu perjanjian,

bahwa itu adalah ASLI, SAH dan MENGIKAT kedua belah pihak.

 

Maka jika malaikat itu membawa stempel/cap Tuhan, artinya dia bertugas untuk mengesahkan sesuatu. Kita akan segera tahu apa yang akan disahkan itu.

 

v   “‘Janganlah mencelakai bumi, atau laut, atau pohon-pohon, sampai kami telah memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!’…”

Dari sini kita tahu bahwa malaikat yang membawa stempel Allah itu bertugas memeteraikan hamba-hamba Allah”. Berarti, meterai itu adalah tanda pengesahan perjanjian antara Allah dengan hamba-hamba Allah.

Dan selama pemeteraian masih terjadi, keempat angin kekacauan masih terus ditahan tidak boleh dilepaskan, baik di darat maupun di laut. Mengapa? Kita nanti akan tahu bahwa pemeteraian umat Allah ini melindungi mereka dari akibat dilepaskannya keempat angin.

Tentang pemeteraian hamba-hamba Allah ini juga akan dibahas lagi dalam Wahyu pasal 14.

 

v   “memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka” ~

Kenapa di dahi?

Kita tahu di belakang tulang dahi kita, adalah bagian otak yang disebut “frontal lobe” di mana salah satu fungsinya adalah untuk membuat keputusan/pilihan. Sudah barang tentu, stempel/meterai/cap Allah yang akan dipasang pada dahi hamba-hamba Allah ini bukanlah stempel/cap literal, sudah pasti kita tidak akan melihat manusia-manusia berkeliaran dengan tulisan tinta di dahi mereka. Jadi stempel ini sifatnya simbolis.

Yang distempel bukan kulit dahi kita secara fisik, tetapi kemampuan membuat keputusan/pilihan kita. Jika kita memilih untuk mengasihi dan patuh pada Tuhan, kita mendapat stempel Tuhan. Itu menjadi tanda bahwa kita milik Tuhan, dan Tuhan itu Allah kita. Dan bagi umat Allah yang hidup di hari-hari akhir, stempel itu merupakan jaminan bahwa kita terlindung dari Tujuh Malapetka Terakhir ketika malapetaka-malapetaka tersebut dicurahkan ke bumi.

 

v   Sekarang kita akan mengupas lebih jauh tentang Meterai/Stempel/Cap Allah ini.

Kalau kita perhatikan sebuah stempel/cap, apa yang ada di sana? Pasti ada:

1.   Identitas si pemilik cap/meterai/stempel itu

2.   Kedudukannya (mengapa dia layak punya stempel tersebut)

3.   Daerah kekuasaan di mana dia punya wewenang

 

Misalnya:

 

Adam (identitas)

Direktur (kedudukan)

PT Makmur (daerah kekuasaannya)

 

 

Alkitab adalah buku yang penulisannya berada di bawah panduan Tuhan, maka jika kita mau mencari stempel Tuhan, kita harus mencari di dalam Alkitab.

Kalau kita membaca seluruh Alkitab, kita akan menemukan sesuatu yang sangat istimewa, yaitu, ternyata TUHAN PERNAH MENULIS DENGAN JARINYA SENDIRI PADA DUA LOH BATU. Dibandingkan dengan semua yang pernah ditulis oleh manusia, tentunya apa yang ditulis oleh jari Tuhan sendiri itu lebih istimewa, bukan?

Begitu istimewanya, sehingga kedua loh batu itu ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian, yang ditudungi oleh dua patung malaikat, dan diletakkan di dalam tempat yang Mahasuci di dalam Bait Allah. Kita tahu bahwa bilik yang Mahasuci ini tidak boleh dimasuki oleh siapa pun selain Imam Besar, dan itu pun hanya sekali setahun! Tidak ada benda lain lagi yang lebih diistimewakan oleh Tuhan selain kedua loh batu tersebut. KARENA PADA KEDUA LOH BATU ITULAH TUHAN TELAH MENULISKAN 10 HUKUMNYA, yang merupakan dasar pemerintahanNya.

Keluaran 31:18

Dan setelah TUHAN selesai berbicara dengan dia (Musa) di gunung Sinai, Dia memberikan kepada Musa dua loh Kesaksian, loh-loh batu, yang ditulis oleh jari Allah.

 

Jadi, jika Tuhan memberikan stempel/meterai/capNya, pasti harus pada tulisan yang ada pada kedua loh batu tersebut, pada 10 HUKUM yang ditulisNya Sendiri. Marilah sekarang kita melihat ke 10 HUKUM yang ditulis jari Tuhan:

Keluaran 20:2-17

1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:

(1)      2 AKUlah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. 3Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu.

(2)      4 Jangan membuat bagimu patung pahatan  yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, 6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

(3)      7Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN tidak akan menganggap orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan, tidak bersalah.

(4)      8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah kekudusannya 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinyadan telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

(5)      12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

(6)      13 Jangan membunuh.

(7)      14 Jangan berzinah.

(8)      15 Jangan mencuri.

(9)      16 Jangan memberikan saksi dusta tentang sesamamu.

(10)   17 Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang milik sesamamu.

 

v   Di hukum pertama hingga ketiga, kita menjumpai kata-kata “TUHAN” dan “ALLAH”. Begitu juga di hukum yang kelima. Tetapi tidak ada keterangan tentang  kedudukan/kelayakan serta daerah kekuasaanNya, mengapa TUHAN itu berhak mempunyai kedudukan sebagai ALLAH dan di mana Dia menjadi Allah. Sedangkan di hukum keenam hingga kesepuluh, bahkan tidak disebutkan nama Tuhan sama sekali.

 

Satu-satunya hukum di mana kita menjumpai ketiga faktor sebuah stempel, adalah pada hukum yang keempat.

Ć¼     ada identitas, yaitu “TUHAN, ALLAHmu”,

Ć¼    ada kedudukan, yaitu Sang Khalik, Allah yang “menjadikan” atau menciptakan langit dan bumi, laut dan segala isinya dalam enam hari,

Ć¼    ada daerah kekuasaanya, yaitu “langit dan bumi, laut dan segala isinya”.

 

Jadi, di hukum yang keempat itulah Tuhan telah meletakkan stempel/ meteraiNya.  

1)   Dia menyebutkan identitasnya,

2)   Dia menerangkan mengapa Dia adalah Allah yang harus disembah (karena Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala isinya), dan 

3)   karena langit dan bumi, laut dan segala isinya itu diciptakan olehNya, maka  Dia berkuasa atas semua itu.

 

Dengan adanya meterai ini, maka Tuhan menyatakan bahwa Dia tidak bisa dirancukan dengan dewa-dewa atau allah-allah lainnya, karena hanya Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Yeremia menulis:

Yeremia 10:11

Beginilah harus kamu katakan kepada mereka, ‘Allah-allah yang tidak menjadikan langit dan bumi, mereka itulah yang akan lenyap dari bumi dan dari kolong langit.’

 

Kesimpulan:

 

Meterai/stempel/cap Tuhan itu adalah:

Hukum ke-4 dari 10 HUKUM:

MEMELIHARA KEKUDUSAN SABAT HARI  KETUJUH

 

Di atas sudah dikatakan bahwa sebuah meterai/stempel/cap itu mengesahkan suatu dokumen/suatu perjanjian, bahwa itu adalah ASLI, SAH dan MENGIKAT kedua belah pihak. Maka hukum yang keempat yang berfungsi sebagai meterai Tuhan itu sudah mengesahkan ke 10 HUKUM sebagai perjanjian yang mengikat antara Tuhan dengan hamba-hambaNya.

Keluaran 31:13

Katakanlah kepada orang Israel, demikian: ‘Pastikan hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara sebab itulah sebuah tanda antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu.

 

Lalu orang-orang Kristen sekarang mengatakan bahwa mereka bukanlah umat Israel, sehingga perjanjian itu tidak berlaku bagi mereka. Benarkah demikian?

 

Pertama kalau kita mau teliti, kita pertama melihat bahwa Tuhan menciptakan hari perhentian dan memberkati hari ketujuh itu sudah sejak penciptaan dunia.

Kejadian 2:2-3

2 Dan pada hari ketujuh Allah mengakhiri pekerjaanNya yang telah dibuatNya, dan  Ia berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3  Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena di hari itu Ia telah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

 

Mengapa Allah menciptakan hari perhentian? Apakah Allah bisa capek dan membutuhkan istirahat? Tentu saja tidak!

Markus 2:27

Dan Yesus berkata kepada mereka, ‘Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.

 

Jelaslah sekarang bahwa sabat hari ketujuh itu diadakan/dijadikan untuk manusia, bukan karena Tuhan capek dan perlu istirahat. Manusia yang perlu istirahat dari semua kegiatan dan kesibukan duniawinya, karena itu Tuhan menciptakan waktu istirahat atau waktu perhentian bagi manusia.

Nah, pada awal mulanya, manusia di taman Firdaus hanya ada Adam dan Hawa, belum ada bangsa Israel. Karena itu, Tuhan menetapkan penyucian hari ketujuh sudah sejak awal manusia diciptakan, BUKAN HANYA UNTUK ORANG ISRAEL.

 

Namun jika kita masih bersikeras menganggap perhentian sabat hari ketujuh itu hanya untuk orang Israel, bukan untuk kita, cobalah kita lihat apa kata Paulus. Paulus berkata, jika kita mengaku milik Kristus, maka kita dianggap keturunan Abraham, yaitu yang disebut “Israel secara rohani”, atau Israel simbolis, walaupun secara darah/daging kita bukan keturunan Abraham.

Galatia 3:29  

Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu adalah benih Abraham dan menurut  janji Allah, adalah ahliwaris.

 

Jika kita tidak mau menjadi benih Abraham atau “Israel rohani/Israel simbolis” maka kita tidak berhak menjadi ahliwaris kerajaan Allah, kita tidak punya bagian dalam perjanjian yang dibuat Allah, karena perjanjian itu dibuat oleh Allah dengan Abraham, bukan dengan bangsa-bangsa lain.

Maka, 10 Hukum yang diturunkan Tuhan di gunung Sinai, termasuk PerintahNya yang keempat tentang perhentian sabat hari yang ketujuh itu, BERLAKU JUGA BAGI KITA, YAITU BAGI SEMUA YANG ADALAH ISRAEL SECARA ROHANI.

 

Dari sejarah kita tahu bahwa Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan telah punah pada zaman raja-raja. Karena mereka telah berpaling kepada penyembahan berhala, Tuhan telah meninggalkan mereka, dan yang tersisa hanyalah keturunan Daud [bani Yehuda]. Pada zaman Yesus, mereka sudah jarang disebut orang Israel, tetapi disebut orang Yahudi [dari kata Yehuda]. Setelah kematian Yesus, dan berakhirnya status orang Yahudi sebagai bangsa pilihan (tahun 34 AD), Injil diberitakan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, maka semua orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, disebut “umat Israel”, entah dia berdarah Yahudi, maupun yang tidak berdarah Yahudi.

 

Kita lihat apa kata rasul Perjanjian Baru mengenai umat “Israel” ini.

Yakobus 1:1

Aku, Yakobus, seorang hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku yang tersebar di luar negeri, salam.

 

Pada waktu Yakobus menulis suratnya ini, kedua belas suku Israel yang mula-mula [keturunan Yakub], sudah lama punah, bahkan negara Israel pun sudah dicaplok beberapa bangsa, dan di masa Yakobus mereka adalah jajahan Roma. Jadi kepada siapa Yakobus mengalamatkan suratnya ini? Tidak lain kepada semua saudara seimannya di dalam Yesus, ada yang berdarah Yahudi, tetapi lebih banyak lagi yang tidak berdarah Yahudi, karena Yakobus menyebut mereka “di luar negeri”. Jadi jelas yang dimaksudnya adalah kepada orang-orang non-Yahudi di luar Yerusalem, di zaman itu tidak banyak orang berdarah Yahudi yang tersebar di luar negeri.

 

Penjelasan tentang “Israel rohani” ini penting dipahami, untuk bisa memahami ayat-ayat berikutnya.

 

Lanjut ke Wahyu 7:4 dan seterusnya.

 

7:4          Dan aku mendengar bilangan mereka yang dimeteraikan itu seratus empat puluh empat ribu dari semua suku keturunan Israel.

7:5          Dari suku Yehuda yang dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Ruben dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Gad dimeteraikan dua belas ribu,

7:6          dari suku Asyer dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Naftali dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Manasye dimeteraikan dua belas ribu,

7:7          dari suku Simeon dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Lewi dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Isakhar dimeteraikan dua belas ribu,

7:8          dari suku Zebulon dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Yusuf dimeteraikan dua belas ribu, dari suku Benyamin dimeteraikan dua belas ribu.

 

v   Yohanes mendengar malaikat itu berkata bahwa jumlah yang akan dimeteraikan adalah 144ribu, dari semua suku keturunan Israel, masing-masing suku 12ribu.

Kita tahu Israel jasmani terdiri atas 12 suku. Jadi angka 12 itu sudah mencakup seluruh bangsa Israrel tanpa kecuali. Karena Israel jasmani sudah digantikan oleh Israel rohani (segala bangsa yang menerima Yesus) yang tersebar di mana-mana, maka disebutnya ke-12 suku di sini melambangkan tidak ada umat Tuhan yang tidak termasuk dalam bilangan ini. Setiap umat Tuhan dari bangsa apa pun, berada di lokasi mana pun, pasti termasuk salah satu dari ke-12 suku Israel rohani.

 

v   Angka 144ribu itu merupakan suatu angka yang simbolis,

yang menyatakan bahwa semua umat Tuhan mendapat kesempatan yang sama [sama-sama 12ribu dari setiap suku, tidak ada yang kurang tidak ada yang lebih]. Namun banyak gereja yang mengatakan itu adalah angka literal, benar-benar hanya 144ribu.  Sebetulnya tidak logis kalau angka 144ribu itu dianggap angka yang literal, tidak kurang satu tidak lebih satu, karena Tuhan tidak membatasi jumlah umatNya yang akan keluar sebagai pemenang dari masa kesukaran besar. Semakin banyak yang berhasil keluar, pasti Tuhan semakin senang, karena kelompok 144ribu ini kelompok yang sangat istimewa. Alasan kedua ialah, kitab Wahyu itu penuh dengan simbol. Angka 3½ itu simbol, angka 1260 hari itu simbol, angka 42 bulan itu simbol, angka 666 itu simbol, angka 7 itu simbol, angka 10 itu simbol, mengapa angka 144ribu tiba-tiba menjadi literal?

Tapi kita tidak perlu berdebat tentang apakah ini angka yang literal atau simbolis. Angkanya tidak terlalu penting, yang penting adalah, jika kita masih hidup di saat itu, apakah kita bisa masuk kelompok ini. Jika kita tidak termasuk, mau itu angka literal mau itu angka simbolis tidak ada gunanya bagi kita.

 

 

7:9          Setelah hal-hal itu aku melihat: dan tampaklah, suatu kumpulan besar yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Sang Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

7:10        Dan dengan suara nyaring mereka berseru: ‘Keselamatan adalah milik Allah kami yang duduk di atas takhta dan milik Sang Domba!’

 

v   “aku melihat” ~

Kalau tadi Yohanes mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu 144ribu, sekarang dia “melihat”. Apa yang dilihat?

 

v   “suatu kumpulan besar yang tidak dapat dihitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” ~

kumpulan besar ini adalah kelompok 144ribu tadi, karena deskripsinya sama. Yang 144ribu dari ke12 suku Israel (= artinya segala bangsa tidak terkecuali), dan kumpulan besar ini juga dari “segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa”.

Tadi belum ada keterangan tentang siapa ke-144ribu itu, mengapa mereka dimeteraikan. Sekarang diberikan keterangannya.

 

v   “memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem” ~

Kumpulan besar ini adalah para pemenang, karena mereka sudah mendapatkan jubah putih dan memegang daun-daun palem. Mereka telah membuktikan iman mereka, mereka setia sampai akhir. Daun-daun palem adalah lambang sukacita dan kemenangan. Ingat waktu Yesus masuk ke Yerusalem dan banyak orang melambaikan daun-daun palem dan berseru Hosana! Hosana!

Jadi ke-144ribu itu tadi dikisahkan saat akan dimeteraikan selagi mereka masih hidup di dunia. Sekarang kumpulan besar itu sudah  “berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Sang Domba” artinya mereka sudah berada di Surga, sedang memuji Allah.

 

 

7:11        Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta, dan mengelilingi tua-tua dan keempat makhluk hidup itu; dan tersungkur di hadapan takhta dengan wajah ke lantai dan menyembah Allah.

7:12        mengatakan, ‘Amin! Berkat, dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!’

 

v   Semua malaikat yang di sana menyembah Allah.

 

 

7:13        Dan seorang dari antara tua-tua itu menjawab dan berkata kepadaku, ‘Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?’

7:14        Dan aku berkata kepadanya: ‘Tuanku, tuan yang mengetahuinya.’ Lalu ia berkata kepadaku, ‘Mereka ini adalah orang-orang yang telah keluar dari kesukaran yang besar; dan telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Sang Domba.’

7:15        Karena itu mereka ada di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang dan malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan diam di tengah-tengah mereka.

7:16        Mereka tidak akan menderita lapar lagi maupun akan dahaga lagi, dan matahari tidak akan menimpa mereka, maupun panas terik apa pun.

7:17        Sebab Sang Domba yang ada di tengah-tengah takhta itu, akan memberi makan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.

 

v   “orang-orang yang telah keluar dari kesukaran yang besar” ~

Ini bicara tentang orang-orang di kumpulan besar itu, yang sama dengan kelompok 144ribu. Jadi mereka ini yang mengalami masa kesukaran besar di dunia (yaitu masa jatuhnya Ketujuh Malapetaka Terakhir), dan mereka tetap mempertahankan kesucian mereka, mereka tetap setia, mereka berhasil keluar sebagai pemenang.

Matius 24:21

Sebab setelah itu akan terjadi masa kesukaran yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan pernah terjadi lagi.

 

Yeremia 30:7

Celaka! Karena hari itu sangat dahsyat, sehingga tidak ada yang seperti itu; itulah waktu kepicikan Yakub, tetapi ia akan diselamatkan darinya

 

 Kita akan membahas masa kesukaran besar ini secara lebih rinci nanti pada     waktu pembahasan tujuh malapetaka.

 

v   “telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Sang Domba” ~

mencuci jubah artinya mereka telah menyucikan diri mereka dalam darah Kristus, mereka tidak lagi tinggal di dalam dosa, mereka telah meninggalkan semua dosa mereka, mereka tidak lagi menjadi hamba dosa, mereka tidak lagi melanggar Hukum Allah, mereka hidup untuk kemuliaan Allah.

2 Korintus  7:1

Karena telah memiliki janji-janji ini, Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

 

v   ada di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang dan malam di Bait Suci-Nya” ~

Mereka ini memiliki hubungan yang istimewa dengan Tuhan, hubungan yang sangat akrab dan dekat.

 

v   “tidak akan menderita lapar lagi maupun akan dahaga lagi” ~

berarti mereka pernah menderita lapar dan dahaga. Pada masa kesukaran kecil (sebelum masa kesukaran besar), di saat orang-orang yang tidak memiliki Tanda Binatang (Wahyu 13:17) tidak bisa berjual beli, dan di masa kesukaran besar saat jatuhnya Tujuh Malapeta terakhir, maka umat Allah ini  mengalami kelaparan dan kehausan, walaupun Tuhan tetap memeliharakan mereka dengan memberikan mereka makanan dan minuman yang secukupnya untuk bertahan hidup.

Yesaya 33:15-16

15 Orang yang jalannya benar, yang berbicara dengan jujur, yang membenci pendapatan dari hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya menolak suap, yang menutup telinganya dari mendengarkan rencana penumpahan darah, dan menutup matanya dari melihat kejahatan, 16dia akan berdiam di tempat yang tinggi, tempat pertahanannya akan di benteng batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin.

 

v   “matahari tidak akan menimpa mereka, maupun panas terik apa pun” ~

juga menandakan bahwa mereka pernah mengalami ketidaknyamanan terkena panas terik saat jatuhnya Malapetaka Terakhir yang keempat.

Wahyu 16:8-9

8 Lalu malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk membakar manusia dengan api. 9  Dan manusia dibakar oleh panas yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka ini, dan mereka tidak bertobat dan memuliakan Dia.

 

v   Sang Domba yang ada di tengah-tengah takhta itu, akan memberi makan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”

Segala penderitaan yang pernah mereka alami tidaklah berarti dibandingkan pahala yang mereka peroleh.

 

Amin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar