105.
KASIH
KARUNIA VERSUS PENURUTAN
______________________________________
Ketika pertama kalinya Adam dan Hawa bernapas begitu mereka selesai diciptakan, mereka SEPENUHNYA HIDUP OLEH KASIH KARUNIA TUHAN. Tidak ada kuasa lain kecuali KASIH KARUNIA TUHAN yang menghidupkan mereka. Mereka jelas tidak bisa hidup karena usaha mereka sendiri. Mereka diciptakan dengan sempurna, diberi bentuk, diberi kerangka dari tulang, diberi daging, diberi kulit, semuanya dilekatkan dengan segala jenis otot, dan dilengkapi dengan organ-organ, pembuluh-pembuluh darah dan saraf-saraf, otak, kelenjar-kelenjar, dll. dan setelah itu diberi napas. Dan hiduplah manusia. Semua itu datang dari Tuhan. Manusia sendiri tidak punya kontribusi apa-apa.
Setelah
manusia hidup, Tuhan meletakkan dasar-dasar kehidupannya. Apa yang diberi Tuhan
kepada manusia yang baru jadi ini? Tuhan
memberikan DUA HUKUMNYA.
1.
HUKUM
PENURUTAN.
Kejadian 2:16
16 Dan TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia laki-laki itu, ‘Dari
semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 17 ‘tetapi pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.
Benar,
topiknya adalah tidak boleh makan buah pohon pengetahuan, tetapi intinya adalah
tentang penurutan. Artinya, jika manusia menurut Tuhan, dia
akan selamat. Jika tidak menurut, “engkau pasti akan mati.”
2. HUKUM SABAT
Pada
hari yang ketujuh Tuhan menunjukkan kepada Adam bahwa Dia sudah selesai
mencipta, dan Tuhan menetapkan hari yang ketujuh ini kudus dan
memberkatinya. Tuhan memberi contoh bagaimana masuk perhentianNya
itu. Dan selanjutnya Adam harus meniru pola Tuhan ini, yaitu
bekerja enam hari, dan hari yang ketujuh masuk ke perhentian Tuhan.
Kejadian 2:3
Lalu Allah memberkati hari ketujuh
itu dan menguduskannya, karena di hari itu Ia telah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan
yang telah dibuat-Nya itu
Di kitab
Kejadian hanya dicatat tentang Sabat yang pertama, saat Allah berhenti,
memberkatinya dan menguduskannya. Tidak tercatat perintahNya kepada Adam untuk
memelihara hari yang ketujuh. Tetapi dari kata-kata “Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya”,
itu jelas bahwa Allah memberikan hari Sabat itu kepada manusia,
untuk dipelihara manusia. Yesus sendiri berkata,
Markus 2:27-28
27 Dan Yesus berkata kepada mereka, ‘Hari Sabat diadakan untuk
manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28
jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.’
Yang dimaksud
“Tuhan atas hari Sabat” itu “Penguasa atas hari Sabat” atau “Yang menciptakan
hari Sabat”.
ALLAH MEMBERKATI DAN MENGUDUSKAN HARI
YANG KETUJUH ITU UNTUK SIAPA?
a) Waktu itu di dunia hanya ada Adam dan
Hawa dan Allah.
Jelas
Allah memberkati hari yang ketujuh itu bukan untuk DiriNya
Sendiri,
Allah Sendiri adalah sumber segala
berkat, Dia tidak butuh hari yang diberkat. Jadi untuk siapa Allah memberkati
hari yang ketujuh? UNTUK MANUSIA! Siapa
yang akan menikmati berkat hari yang ketujuh? MANUSIA! Dengan kata lain, tentunya ini manusia-manusia yang menyadari bahwa mereka harus memelihara hari ketujuh sebagai Sabat
Tuhan Allah.
b) Lalu mengapa Allah menguduskan hari
yang ketujuh?
Karena Allah Sendiri itu
kudus. Dan dengan menguduskan hari yang ketujuh, Allah menyatakan
kepada Adam, bahwa khusus hari yang ketujuh itu
adalah milik Allah! Karena itu hari yang ketujuh disendirikan dan
dikuduskan oleh Allah. Hari yang pertama hingga hari keenam, tidak dikuduskan
oleh Allah, dan itu adalah milik manusia, manusia bebas menggunakannya untuk
mengerjakan segala urusannya sendiri. Tetapi hari yang ketujuh,
karena sudah dikuduskan oleh Allah, maka hari itu sudah diklaim oleh Allah
sebagai hari milikNya, dan manusia tidak boleh memakai hari itu
untuk urusannya sendiri, melainkan harus berhenti dari semua pekerjaannya
sendiri dan fokus kepada Allah.
Jadi,
kalau kita lihat dari histori/sejarah paling awal kehidupan manusia ini, kita
menyimpulkan bahwa:
ü Tuhan pertama memberikan kasih karunia dengan memberi hidup kepada
manusia, supaya manusia bisa menikmati hidup bersama Tuhan.
ü Kedua, Tuhan memberikan kasih karunia
dengan memberi Hukum Penurutan sebagai pilihan
kepada
manusia.
Manusia
berhak dan berdaulat 100% menentukan masa depannya sendiri. Jika manusia
memilih untuk menurut Hukum Tuhan, maka dia akan terus hidup bersama Tuhan.
Tetapi kalau dia memilih untuk tidak mematuhi Hukum Tuhan, maka akibatnya dia
akan mati. Tuhan sudah memberikan keterangan yang sangat jelas ketika
menurunkan Hukum Penurutan ini. Pilih patuh pada
ketentuan Tuhan, Adam dan Hawa akan hidup aman tenteram bahagia di taman Eden
selamanya. Pilih melanggarnya,
konsekuensinya akan mati. Dan mati yang
dimaksudkan adalah kematian yang kekal. Jadi Tuhan sudah
sangat jelas membuka kartuNya di atas meja. Tidak ada yang disembunyikan. Pilih
patuh, hidup. Pilih tidak patuh, mati. Pilihan di tangan manusia.
ü Ketiga, Tuhan juga memberikan kasih
karuniaNya dengan menciptakan Sabat hari ketujuh
bagi
manusia,
supaya
manusia bisa masuk ke perhentian Tuhan dan menikmati berkat-berkat hari khusus
itu.
Nah, mari KITA LIHAT KEHIDUPAN KITA DI ZAMAN KITA INI SEKARANG VERSUS
KEHIDUPAN ADAM.
1. Tuhan
sudah memberikan kasih karunia kepada kita dengan memberi kita hidup kekal
lewat penebusan Yesus Kristus.
Kita
yang tadinya automatis ikut mati karena Adam mengizinkan dosa masuk ke dalam
dunia ini sehingga tidak ada manusia yang bisa terbebas dari dosa, sekarang hukuman mati
kekal itu sudah ditanggung oleh Yesus, sehingga
siapa yang mau menerima Yesus sebagai Penebusnya, tidak usah menanggung hukuman
mati kekal sendiri lagi. Kita terbebas dari hukuman dosa-dosa kita. KARUNIA PEMBEBASAN INI ADALAH 100% OLEH KASIH KARUNIA ALLAH.
Kita tidak berbuat apa-apa yang layak untuk menerimanya. Sama ketika Tuhan
menciptakan Adam, 100% adalah kasih karunia Tuhan, Adam tidak
berbuat apa-apa. Tuhan mengaruniakan hidup kekal ini kepada kita gratis. Kita
tidak perlu melakukan apa-apa. Kita tinggal menerimanya saja. Kalau kita mau
menerimanya dengan iman, maka karunia penebusan ini menjadi milik kita. Semudah
itu.
Apa
makna penebusan ini sebenarnya?
KITA DIKEMBALIKAN KE STATUS ZERO.
Artinya?
Kita
yang tadinya tidak punya pilihan alternatif lain
kecuali
harus mati kekal karena dosa Adam mempengaruhi status semua keturunannya di dunia, sekarang HAK PILIH KITA
DIKEMBALIKAN. KITA DIBERI HAK UNTUK MENENTUKAN MASA DEPAN KITA SENDIRI. Kita sekarang boleh memilih sendiri untuk hidup
bersama Tuhan, atau mati tanpa Tuhan. Berarti PILIHAN SEKARANG
ADA DI TANGAN KITA SENDIRI.
Mengapa
bisa begitu? Karena semua dosa kita yang lalu sebelum kita mengenal Kristus,
hukumannya sudah ditebus oleh Kristus. Maka bagi kita yang menerima Kristus sebagai
Juruselamat pribadi, kita sudah dibebaskan dari hukuman dosa yang lama.
Kita merdeka. Kita diberi halaman baru, yang putih bersih, diberi awal yang
baru. Selanjutnya kita bisa menjalani kehidupan menurut pilihan
kita sendiri.
2. Dengan mengembalikan kita ke STATUS ZERO,
status
kita sama seperti status Adam sewaktu di taman Firdaus dulu sebelum dia berbuat
dosa, (ini bicara status
ya, bukan bicara kodrat, itu beda lagi), kita bisa memilih
untuk patuh atau tidak patuh pada Tuhan.
Sebelumnya
status kita sebagai keturunan Adam itu mati kekal, karena dosa Adam
menenggelamkan semua keturunannya ke dalam sifat alami yang jahat, kita
mewarisi kegemaran untuk berbuat dosa, jadi pasti selama hidup kita, kita suka
berbuat dosa. Dan dosa-dosa itu tidak bisa dihapus selain oleh darah Yesus
Kristus. Karena upah dosa itu maut (mati kekal), maka kita semua akan mati
kekal.
Satu-satunya
jalan untuk lolos dari kematian kekal ini ialah dengan menerima Yesus Kristus
sebagai Juruselamat, Penebus, dan Tuhan kita. Dan saat kita menyesali dan bertobat dari
dosa-dosa kita dan minta pengampunan, dan kita menerima Yesus Kristus inilah,
kita dikembalikan ke status zero. Semua dosa kita yang lama sebelum itu,
diampuni, dan dihapuskan. Kita diberi kesempatan kedua. Sekarang kita bisa membuat pilihan kita
sendiri.
Maka
setelah kita kembali ke status zero, sebagaimana dulu Tuhan menyodori Adam
Hukum penurutan, sekarang KITA PUN DISODORI HUKUM
PENURUTAN OLEH TUHAN. Rumusnya sama dengan yang diberikan kepada
Adam: menurut
berarti bisa terus hidup bersama Tuhan, melanggar berarti mati tanpa Tuhan.
3. HUKUM
SABAT HARI KETUJUH yang dahulu dikaruniakan kepada Adam, SEKARANG MENJADI WARISAN KITA JUGA.
Hari
ketujuh yang dahulu sudah diberkati
dan dikuduskan oleh Tuhan, harus kita pelihara juga, karena Tuhan tidak pernah
mencabut pemberkatan dan pengudusanNya atas hari yang ketujuh ini. Maka seperti Adam,
kita juga punya kewajiban memelihara
kekudusan hari yang ketujuh ini.
Ini termasuk bagian dari Hukum Penurutan juga.
Pertanyaan:
Apakah kita sadar bahwa HUKUM
PENURUTAN INI JUSTRU BERLAKU HANYA BAGI ORANG-ORANG YANG SUDAH DITEBUS?
Bagi
mereka yang tidak/belum menerima penebusan Yesus, Hukum Penurutan ini tidak
berlaku. Toh mereka masih ada di status mati kekal. Mereka tidak perlu diberi
Hukum Penurutan karena mereka memang tidak ikut Tuhan. Bisa dipahami?
Jadi,
pendapat banyak orang Kristen, bahwa kalau sudah menerima
Yesus sebagai Juruselamat, berarti sudah bebas merdeka tidak perlu menuruti
Hukum lagi, itu terbalik!
Justru MEREKA
YANG SUDAH MENERIMA YESUS SEBAGAI JURUSELAMAT, YANG HARUS MEMATUHI SEMUA
PERINTAH DAN HUKUM ALLAH.
Coba,
apa anak-anak tetangga yang harus patuh pada ayah kita? Ya tidak! Kita yang
anak-anak ayah kita sendiri yang harus patuh ayah kita. Anak-anak
tetangga mau patuh, mau tidak, tidak ada pengaruhnya.
HUKUM PENURUTAN HANYA
BERLAKU BAGI MEREKA YANG SUDAH DIITEBUS
BAGI YANG BELUM DITEBUS,
MEREKA MASIH DI STATUS MATI
KEKAL,
MEREKA TIDAK PERLU HUKUM
PENURUTAN
Cuma,
tidak ada catatannya di kitab Kejadian bagaimana Allah menyampaikan semua
HukumNya kepada Adam, apakah sekaligus semuanya atau secara bertahap satu per
satu, setiap hari saat Tuhan datang berjalan-jalan ke taman
untuk berbicara dengan Adam, tidak ada catatannya.
Di Eden bagi Adam
dan Hawa lambang penurutan yang paling relevan adalah tidak makan buah Pohon
Pengetahuan Baik dan Jahat dan memelihara Sabat Hari Ketujuh. Tetapi itu sudah mewakili semua
Hukum Allah yang tercatat di Keluaran 20:1-17. Karena melanggar
satu Hukum Allah sesungguhnya melanggar semuanya.
JADI HUKUMNYA SAMA!
Sewaktu
masih di Eden,
ü Adam tidak
boleh menyembah allah yang lain.
ü Adam
tidak boleh membuat patung dan menyembahnya.
ü Adam tidak
boleh sembarangan memakai nama Allah.
ü Adam
tidak boleh tidak memelihara Sabat Hari Ketujuh?
ü Adam
tidak boleh tidak menghormati orangtuanya, yaitu Tuhan yang menciptakannya.
ü Adam
tidak boleh membunuh Hawa.
ü Adam
tidak boleh berzinah secara literal maupun rohani.
ü Adam
tidak boleh mencuri.
ü Adam tidak
boleh berdusta.
ü Adam
tidak boleh iri hati dan mengingini yang bukan haknya.
Jadi
Adam terikat pada Hukum yang sama dengan kita.
Dan
ketika Adam makan buah terlarang itu, dia nyaris melanggar semua Hukum Allah.
1. Hukum ke-1
Adam
menjadikan dirinya sendiri allah di atas Tuhan, karena dia menuruti kehendaknya
sendiri.
2. Hukum ke-2
Adam
menjadikan Hawa berhala karena dia lebih menurut kata-kata Hawa daripada
perintah Tuhan.
3. Hukum ke-5
Adam tidak
menghormati Tuhan (orangtuanya yang menciptakan dia) ketika dia melanggar
peraturanNya.
4. Hukum ke-6
Adam
menyalahkan Hawa yang menyebabkan dia berbuat dosa. Ada kebencian di hatinya
terhadap Hawa.
5. Hukum ke-7
Adam
telah berzinah secara rohani dengan Setan (ular) karena mendengarkan ajaran palsunya. Semua umat Allah adalah mempelai Kristus. Jadi jika umat Allah
mendengarkan ajaran lain yang bertentangan dengan ajaran Kristus, itu namanya
sudah berzinah secara rohani.
6. Hukum ke-8
Adam
telah mencuri buah milik Tuhan yang tidak boleh dimakannya.
7. Hukum ke-9
Adam
tidak berani jujur bertemu dengan Tuhan dan mengakui kesalahannya. Dia
bersembunyi ketika dia mendengar suara Tuhan yang berjalan di taman Eden.
8. Hukum ke-10
Adam mengingini buah yang bukan miliknya.
Jadi,
jangan kita sangka jika kita berbuat dosa, kita hanya melanggar satu Hukum
Tuhan. Periksa lagi, karena dosa itu tidak pernah datang sendiri, dia selalu datang berombongan. Kita mengira kita
cuma punya satu dosa, kita cuma mengakui dan minta pengampunan untuk satu dosa,
padahal masih ada banyak dosa lainnya yang tidak kita sadari dan tidak pernah
kita mintakan ampun kepada Tuhan. Bahaya. Karena itu usahakan sungguh-sungguh
untuk tidak berbuat dosa, karena ekornya panjang.
Kepada
KITA DIBERI PERINCIAN HUKUM
ALLAH MENJADI 10 PERINTAH.
Larangan
makan Pohon Pengetahuan sudah tidak relevan bagi kita karena pohon itu sudah
tidak ada lagi di dunia ini; tetapi Hukum memelihara kesucian hari ketujuh itu
tetap berlaku, karena setiap satu minggu, kita akan bertemu dengan hari yang
ketujuh!
Selain
itu, Tuhan sekarang memerinci 9 Hukum yang
lain, dan semua itu ditulis oleh jari Tuhan Sendiri pada dua
loh batu, yang kita kenal dengan nama SEPULUH PERINTAH ALLAH. Lengkapnya silakan baca di Keluaran 20:1-17.
Jadi,
sekali lagi, sama seperti Adam, penurutan kita kepada Hukum TUHAN, bukanlah
syarat Tuhan memberi kita hidup [kekal].
Sama
seperti kepada Adam, Tuhan JUGA SUDAH MEMBERI KITA HIDUP KEKAL (MENGEMBALIKAN KITA KE STATUS ZERO) sebelum kita berbuat apa-apa, sebelum kita menuruti Hukum Tuhan. Bahkan
sebelum kita mengenal Yesus, Dia sudah mati untuk menebus kita, dan menyediakan
pembebasan kita dari hukuman mati bagi yang mau menerima penebusanNya.
LALU UNTUK APA KITA HARUS PATUH
PADA HUKUM PENURUTAN?
Mematuhi
Hukum Tuhan membawa kita
DARI
STATUS ZERO KE STATUS SELAMAT HINGGA AKHIR.
Jadi
kita diselamatkan sebelum kita mematuhi Hukum Allah.
Itu status Zero. Tetapi untuk mempertahankan
keselamatan yang sudah kita terima itu, kita harus mematuhi Hukum Allah. Kalau tidak, kita bisa kehilangan
keselamatan yang sudah kita peroleh.
Teman-teman,
setiap hari kita hidup, kita dihadapkan pada pilihan, untuk patuh pada
Hukum-Hukum Tuhan atau tidak. SETIAP KEPUTUSAN YANG KITA AMBIL
UNTUK PATUH ATAU TIDAK KEPADA HUKUM-HUKUM TUHAN INI, MENGGESER STATUS ZERO
KITA, APAKAH KEPUTUSAN ITU MEMBAWA KITA LEBIH DEKAT KEPADA TUHAN, LEBIH AMAN
DALAM PELUKAN TUHAN, ATAU MEMBAWA KITA MENJAUHI TUHAN DAN LEBIH BESAR RESIKONYA
HILANG DARI TUHAN. Tuhan menunggu kita dengan sabar. Tapi kita
sendiri yang harus mengambil langkah-langkah untuk menapak di jalan kebenaran
yang menuju kepadaNya. Jika kita membalikkan tubuh dan mengambil jalan yang
berlawanan, maka kita akan kehilangan segalanya.
KONSEP YANG MENYESATKAN
Ada
satu konsep yang banyak diyakini orang Kristen yang mengatakan bahwa kita hanya
perlu memandang kepada kebenaran Kristus, maka kita tidak pernah akan
kehilangan keselamatan kita. Mereka berkata bahwa karena Efesus
2:8-9 dengan jelas menyebut:
8 Karena oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena usaha kamu, itu adalah pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan sampai ada orang yang memegahkan dirinya.
Jadi,
kata mereka, karena
kita memperoleh keselamatan bukan karena perbuatan kita, maka kita juga tidak akan kehilangan keselamatan itu karena
perbuatan kita, sejelek apa pun
perbuatan itu, itu tidak mengubah status selamat kita, karena keselamatan itu
tidak ada kaitannya dengan perbuatan kita, tetapi
keselamatan itu adalah 100% karunia Tuhan. Argumentasi ini sekilas masuk akal
sekali, bukan? Apalagi bagi mereka yang memang kurang suka patuh kepada
kehendak Tuhan. Tapi ini konsep yang menyesatkan.
Selain
itu, mereka mengatakan bahwa karena manusia mustahil bisa menuruti Hukum Tuhan 100%
setiap saat, sepanjang hari, sepanjang tahun, seumur hidupnya, maka sia-sialah
manusia berusaha mematuhi semua Hukum Tuhan, karena itu tidak akan
pernah terjadi. Kristus sudah melakukan segalanya untuk kita. Ketika Dia hidup
di dunia ini, Dia sudah menjalankan hidup yang kudus, yang 100% sesuai dengan
Hukum-hukum Tuhan. Jadi, kita hanya perlu mengklaim kebenaran Kristus untuk
diri kita, dan kita
diselamatkan sampai akhir, tidak jadi soal bagaimana kita hidup. Ini kata mereka, bukan kata Alkitab!
Ini adalah konsep tipuan dari Setan. Setan
selalu mencampur yang benar dengan yang salah, sehingga lebih mudah dipercaya,
dan sepertinya “masuk akal” semua.
Marilah
kita uraikan satu per satu konsep ini, karena memang ada bagian yang benar,
tetapi juga ada bagian yang salah. Dan bagian yang salah itu bisa menjerumuskan
kita.
Ø Benar, manusia hanya bisa selamat karena kasih karunia Allah,
sama
sekali bukan karena perbuatan/pekerjaan manusia.
Ø Benar, keselamatan yang diperoleh manusia sama
sekali tidak ada kaitannya dengan, atau tidak berdasarkan perbuatannya sendiri.
Ø Benar, Kristus telah menjalani kehidupan di
dunia ini yang
seharusnya kita jalani.
Ø Benar, dengan kekuatannya sendiri manusia mustahil menuruti
semua Hukum Tuhan 100% setiap saat, sepanjang hari, sepanjang tahun,
seumur hidupnya.
Ø Benar, manusia bisa mengklaim kebenaran Kristus
sehingga
kebenaran Kristus-lah yang menutupi dirinya dan Tuhan tidak lagi melihat dosa
manusia, tetapi melihat kebenaran Kristus.
Semua
ini BENAR! Semua ini adalah ajaran Alkitab.
Karena
itu banyak orang Kristen menganggap sebagai orang Kristen mereka tidak perlu
lagi ngoyo mematuhi Hukum Tuhan, karena toh segala ketidakmampuan mereka itu
akan ditutupi oleh kebenaran Kristus, sehingga yang diperhitungkan bukan hasil
perbuatan mereka, melainkan kebenaran Kristus.
Dan
ini adalah tipuan Setan supaya manusia tidak selamat. Di mana Setan
menipu kita?
“bahwa KITA TIDAK PERLU MEMATUHI HUKUM TUHAN karena
Kristus yang sudah mematuhi Hukum itu untuk kita, karena itu dengan mengklaim
kebenaran Kristus, kita tetap diselamatkan.”
Hebat
bukan?
Inilah
penipuan Setan!
UNTUK BISA MENGKLAIM KEBENARAN KRISTUS,
ada syaratnya, yaitu KRISTUS
HARUS LEBIH DULU HIDUP DI DALAM KITA, DAN ORANG LAMA KITA HARUS MATI. Kita
harus mengalami kelahiran baru.
Yohanes
3:3, 5-6
3 Yesus menjawab dan berkata
kepadanya, ‘Sungguh-sungguh Aku berkata
kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah’. 5 Jawab
Yesus, ‘Sungguh-sungguh
Aku berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk Kerajaan Allah. 6 Apa yang dilahirkan dari
daging, adalah daging; dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.’
Tentunya kita semua mengerti “dilahirkan dari air” adalah baptisan. Itulah sebabnya, baptisan yang benar adalah dengan cara
diselamkan. Karena pada waktu orang yang dibaptis itu seluruhnya dimasukkan ke
dalam air, itu melambangkan kematiannya. Dan pada waktu dia diangkat keluar
dari air, itu melambangkan kelahiran yang baru. Jadi Yesus sendiri sudah
meneguhkan cara pembatisan dengan diselamkan ke dalam air.
Baptisan merupakan SIMBOL kelahiran
baru secara jasmani.
Tetapi baptisan air ini tidak ada artinya jika orang tersebut tidak dilahirkan
dari Roh.
Apa yang dimaksud dengan “dilahirkan dari Roh”?
Sebetulnya tidak begitu sukar untuk
menangkap arti “dilahirkan
dari Roh” ini. Jelas yang dimaksud di sini adalah Roh Kudus, bukan
sembarang roh. Kita tahu Roh Kudus itu berasal dari Surga, Roh itu kudus, Roh
itu Allah. Jadi segala yang berasal dari Roh Kudus itu pasti TIDAK
BERBUAT DOSA. Mari kita baca beberapa
ayat untuk memastikan pemahaman ini:
Roma 8:6-9
6 Karena pikiran yang jasmani
(daging) adalah maut, tetapi pikiran yang
rohani adalah hidup dan damai sejahtera. 7 Sebab pikiran yang jasmani (daging)
itu perseteruan melawan
Allah, karena ia tidak takluk kepada Hukum Allah; dan memang tidak bisa. 8
Maka dengan demikian, mereka yang hidup dalam
daging, tidak bisa menyenangkan Allah. 9
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang demikian, Roh Allah diam di dalam kamu. Nah, siapa pun yang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Pikiran yang
jasmani itu perseteruan melawan Allah, tidk takluk kepada Hukum Allah; berarti sebaliknya pikiran yang rohani itu apa? TAKLUK KEPADA HUKUM ALLAH! Jelas banget di sini. Jadi perlu atau tidak patuh kepada
Hukum Allah? Kalau mau tetap selamat, ya perlu.
Roma 8:13
Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu
akan mati; tetapi jika melalui Roh kamu mematikan
perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Ini lebih
jelas lagi. Kalau hidup menurut daging (di ayat 7 di atas dikatakan menurut
daging itu tidak takluk kepada Hukum Allah) itu akibatnya mati. Sebaliknya jika
hidup menurut Roh, justru mematikan
perbuatan-perbuatan daging, itu
berarti takluk kepada Hukum Allah.
Galatia 5:24-25
24 Dan mereka yang adalah milik Kristus Yesus, telah
menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 25Jika kita hidup dalam
Roh, hendaklah kita juga berjalan dalam
Roh.
Jadi
dagingnya masih ada atau tidak? Dagingnya sudah disalibkan, sudah tidak bisa bergerak,
terpaku di salib bersama semua
hawa nafsu dan keinginannya. Sebaliknya karena dagingnya sudah disalibkan, kita sekarang hidup
dalam Roh, artinya kita berjalan langkah demi langkah
sinkron dengan Roh, dengan kata lain, itu patuh kepada Hukum
Allah!
Jadi menurut ayat ini yang masih punya
keinginan daging dan hawa nafsu, mereka bukan milik Kristus karena
mereka belum menyalibkan dagingnya.
Galatia 6:7-8
7 Jangan tertipu! Allah tidak akan diejek. Karena apa pun yang
ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. 8 Sebab barangsiapa menabur untuk dagingnya, akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi dia yang
menabur untuk
Roh, akan menuai hidup yang kekal dari Roh.
“menabur untuk daging”
artinya menabur untuk kepentingan duniawi, “menabur untuk Roh” artinya menabur untuk
kepentingan surgawi. Jadi yang ingin hidup kekal menaburnya
untuk apa? Untuk Roh, yang rohani, yang surgawi. Segala yang berkaitan dengan Roh itu
jelas patuh kepada Hukum Allah, karena Roh itu juga Allah.
Dari sekian ayat-ayat yang kita baca
ini, jelaslah bahwa:
segala
yang masih fokus ke daging
itu:
a) akan mati atau binasa,
b) berseteru dengan Allah,
c) tidak takluk pada Hukum Allah
d) tidak menyenangkan Allah.
e) Bukan milik Kristus
Sebaliknya semua yang fokus ke Roh itu:
a) Akan hidup (kekal)
b) Damai sejahtera
c) Mematikan perbuatan tubuh = tidak
berbuat dosa seperti daging
d) Berjalan dalam Roh = patuh pada
tuntunan Roh Kudus
e) Milik Kristus
Berdasarkan ini, apa arti “lahir dari
Roh?”
Tentunya itu berarti:
Ø
meninggalkan segala kegemaran dan kebiasaan jasmani/daging kita,
menon-aktifkan orang lama kita dan kebiasan lama kita yang berseteru dengan Allah dan tidak
takluk pada Hukum Allah, artinya kita harus mematikan kesenangan daging yang
bertentangan dengan kehendak Allah dan Hukum Allah.
Ø
Lalu selanjutnya hidup dipimpin oleh Roh dari hari ke hari.
Paulus mengilustrasikannya dengan
sangat indah di:
Galatia 2:20
Aku tersalib
bersama Kristus, namun begitu, aku hidup (walaupun aku tersalib, aku tidak mati); tetapi bukan aku (sendiri yang hidup) melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kujalani sekarang di dalam daging, aku
hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan telah
menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Jadi,
bagaimana seharusnya orang yang sudah diselamatkan itu hidup? Semaunya, karena
hukuman dosanya sudah ditebus oleh Kristus? T I D A K !
Jika
orang yang menganggap dirinya sudah diselamatkan masih hidup sesuka hatinya,
maka itu berarti dia belum dilahirkan dari Roh. Dan jika dia belum
dilahirkan dari Roh, menurut kata-kata Yesus sendiri di Yohanes 3:3, 5-6 di atas dia sesungguhnya BELUM
SELAMAT!
Jangan
tertipu Setan. Jangan sampai kita mengira kita sudah selamat tetapi sebenarnya
belum.
PERBUATAN/PENURUTAN BUKANLAH SYARAT MENDAPATKAN KESELAMATAN,
PERBUATAN/PENURUTAN ITU ADALAH BUAH-BUAH DARI KESELAMATAN.
Perbuatan/penurutan
bukan SEBAB kita diselamatkan, tapi
Perbuatan/penurutan
itu adalah HASIL kita diselamatkan.
Tuhan
menawari kita keselamatan selagi kita masih orang jahat, penuh dosa; jika kita
menyesali dan mengakui dosa kita, kita diampuni Tuhan, kita dibersihkan dari
dosa, dan kita diberi keselamatan.
Setelah
kita diselamatkan, apa kita mau kembali menjadi orang jahat lagi, hidup dalam
dosa? Apa kita mau mengotori lagi diri kita yang sudah dibersihkan Tuhan?
Tentu
tidak. Setelah
kita diselamatkan, kita harus mengalami dilahirkan dari Roh, yang mengajar kita
untuk tidak berseteru dengan Allah, mengajar kita agar hidup berkenan kepada
Allah, mengajar kita takluk pada Hukum Allah. Supaya apa? Supaya selamat? Tidak! Kita SUDAH selamat, ingat?
Jadi,
supaya apa?
SUPAYA KITA BERTUMBUH DALAM IMAN, SUPAYA KITA BERBUAH
YANG BAIK! SUPAYA KITA BERTAHAN DALAM KESELAMATAN ITU.
Pertanyaan:
HARUSKAH KITA BERBUAH YANG BAIK? HARUS!!
Bukan
asal berbuah, karena buah ada yang baik ada yang tidak. Kita harus berbuah yang
baik!
Matius 3:10
Dan
bahkan sekarang kapak sudah diletakkan di akar pohon. Oleh karena itu setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, itu ditebang dan dibuang ke dalam api.
Matius 21:43
Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa
Kerajaan Allah akan diambil darimu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah darinya.
Ini bicara
tentang Israel, bangsa yang tadinya diangkat Allah menjadi bangsa pilihanNya.
Tetapi karena mereka tidak menghasilkan buah yang sesuai dengan status mereka
sebagai bangsa pilihan, maka hak istimewa sebagai bangsa pilihan Allah dicabut,
dan diberikan kepada bangsa lain yang akan menghasilkan buah sesuai statusnya
sebagai umat Allah. Jika Allah tidak sayang memecat Israel, bangsa yang
dibentuk Allah sendiri selama hampir 2’000 tahun, apakah Allah akan sayang
membuang kita jika kita juga sama tidak menghasilkan buah pertobatan?
Roma 6:22
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa, dan
menjadi hamba Allah, kamu punya
buah yang menuju kekudusan, dan
akhirnya hidup yang kekal.
Lukas 3:8-9
8 Jadi hasilkanlah buah-buah yang
sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berkata di antara kamu sendiri, ‘Kami punya Abraham
sebagai bapa kami!’ Karena aku berkata
kepadamu, Allah dapat membangkitkan
anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 9 Dan sekarang juga kapak sudah diletakkan
pada akar pohon; karena itu setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang
dan dibuang ke dalam api.
Galatia 5:19-21
19 Sekarang perbuatan daging telah nyata yaitu: perzinahan,
kenajisan, nafsu cabul, 20 penyembahan
berhala, sihir, kebencian, perselisihan, iri
hati, luapan murka, ambisi egois/perkelahian,
memecahbelah/menghasut, kemurtadan, 21 kedengkian, pembunuhan,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Semuanya itu sebelumnya sudah kuperingatkan kamu seperti
yang sudah aku sampaikan kepadamu di masa
lalu -- bahwa mereka yang melakukan hal-hal demikian, tidak akan mewarisi kerajaan Allah.
Ini semua buah yang tidak baik yang mencelakakan kita.
Galatia 5:22-23
22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, panjang sabar, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23
kelemahlembutan, penguasaan diri. Terhadap semua
ini tidak Hukumnya.
Kolose1:9-10
9 Demi hal inilah, kami juga, sejak
hari kami mendengarnya, tidak berhenti-henti
berdoa untuk kamu, dan ingin supaya kamu dipenuhi dengan pengetahuan
kehendakNya dalam segala hikmat dan pengertian rohani.
10 Agar kamu boleh hidup layak bagi Tuhan,
diperkenan dalam segala hal, berbuah dalam segala perbuatan baik, dan bertambah dalam
pengetahuan tentang Allah.
Banyak sekali ayat yang mengatakan pengikut Tuhan harus hidup menurut tuntunan Roh Kudus dan menghasilkan
buah Roh. Jika kita tidak hidup dalam Roh, kita tidak bisa
menghasilkan buah Roh, karena itu buah Roh bukan buah kita. Makanya kita harus
hidup menurut Roh Kudus agar Roh Kudus bisa menumbuhkan buahNya dalam diri
kita. Berarti setelah kita
menerima keselamatan, itu bukan akhir perjalanan, itu bukan garis finis, itu justru awal dari perjalanan
yang baru hidup bersama Roh Kudus, mematuhi semua Hukum Allah,
melakukan kehendak Allah, sampai kapan? Sampai kita mati atau sampai
kedatangan Yesus lagi.
Jadi,
jangan tertipu bisikan Setan. Memang kita sudah ditebus. Memang hukuman dosa
kita sudah dibayar Kristus. Memang kita tidak diselamatkan
karena perbuatan baik kita, tetapi setelah
diselamatkan:
ü
kita harus dilahirkan dari Roh,
ü
kita harus mematuhi Perintah-perintah
Allah,
ü
kita harus menurut semua ketetapan
Allah,
ü
kita harus meninggalkan kesukaan daging
kita,
ü
kita harus
berbuah.
Kalau kita tidak patuh pada Allah, kita tidak akan
bisa berbuah yang baik. Dan kalau kita tidak berbuah yang baik, “kapak sudah diletakkan di akar
pohon. Oleh karena itu setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, itu ditebang dan dibuang ke dalam api.”
Semoga
renungan ini bermanfaat untuk hidup kita.
Amin.
27
Apr. 13
ijin share
BalasHapusBoleh memperkenalkan diri dulu situ siapa, dan tulisan saya mau dishare di mana?
BalasHapus