Senin, 06 Mei 2013

105. KASIH KARUNIA, VERSUS PENURUTAN?

105. KASIH KARUNIA VERSUS PENURUTAN

______________________________________

Ketika pertama kalinya Adam dan Hawa bernapas begitu mereka selesai diciptakan, mereka SEPENUHNYA HIDUP OLEH KASIH KARUNIA TUHAN. Tidak ada kuasa lain kecuali KASIH KARUNIA TUHAN yang menghidupkan mereka. Mereka jelas tidak bisa hidup karena usaha mereka sendiri. Mereka diciptakan dengan sempurna, diberi bentuk, diberi kerangka dari tulang, diberi daging, diberi kulit, semuanya dilekatkan dengan segala jenis otot, dan dilengkapi dengan organ-organ, pembuluh-pembuluh darah dan saraf-saraf, otak, kelenjar-kelenjar, dll. dan setelah itu diberi napas. Dan hiduplah manusia. Semua itu datang dari Tuhan. Manusia sendiri tidak punya kontribusi apa-apa.

 

 

Setelah manusia hidup, Tuhan meletakkan dasar-dasar kehidupannya. Apa yang diberi Tuhan kepada manusia yang baru jadi ini? Tuhan memberikan DUA HUKUMNYA.

 

1.   HUKUM PENURUTAN.

Kejadian 2:16

16 Dan TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia laki-laki itu, Dari semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 17  ‘tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.

 

Benar, topiknya adalah tidak boleh makan buah pohon pengetahuan, tetapi intinya adalah tentang penurutan. Artinya, jika manusia menurut Tuhan, dia akan selamat. Jika tidak menurut, “engkau pasti akan mati.”

 

2.   HUKUM SABAT

Pada hari yang ketujuh Tuhan menunjukkan kepada Adam bahwa Dia sudah selesai mencipta, dan Tuhan menetapkan hari yang ketujuh ini kudus dan memberkatinya. Tuhan memberi contoh bagaimana masuk perhentianNya itu. Dan selanjutnya Adam harus meniru pola Tuhan ini, yaitu bekerja enam hari, dan hari yang ketujuh masuk ke perhentian Tuhan.

Kejadian 2:3

Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena di hari itu Ia telah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu

 

Di kitab Kejadian hanya dicatat tentang Sabat yang pertama, saat Allah berhenti, memberkatinya dan menguduskannya. Tidak tercatat perintahNya kepada Adam untuk memelihara hari yang ketujuh. Tetapi dari kata-kata  “Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya”, itu jelas bahwa Allah memberikan hari Sabat itu kepada manusia, untuk dipelihara manusia. Yesus sendiri berkata,

Markus 2:27-28

27 Dan Yesus berkata kepada mereka,  ‘Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.’

Yang dimaksud “Tuhan atas hari Sabat” itu “Penguasa atas hari Sabat” atau “Yang menciptakan hari Sabat”.

 

ALLAH MEMBERKATI DAN MENGUDUSKAN HARI YANG KETUJUH ITU UNTUK SIAPA?

a)    Waktu itu di dunia hanya ada Adam dan Hawa dan Allah.

Jelas Allah memberkati hari yang ketujuh itu bukan untuk DiriNya Sendiri, Allah Sendiri adalah sumber segala berkat, Dia tidak butuh hari yang diberkat. Jadi untuk siapa Allah memberkati hari yang ketujuh? UNTUK MANUSIA! Siapa yang akan menikmati berkat hari yang ketujuh? MANUSIA! Dengan kata lain, tentunya ini manusia-manusia yang menyadari bahwa mereka harus memelihara hari ketujuh sebagai Sabat Tuhan Allah.

 

b)    Lalu mengapa Allah menguduskan hari yang ketujuh?

Karena Allah Sendiri itu kudus. Dan dengan menguduskan hari yang ketujuh, Allah menyatakan kepada Adam, bahwa khusus hari yang ketujuh itu adalah milik Allah! Karena itu hari yang ketujuh disendirikan dan dikuduskan oleh Allah. Hari yang pertama hingga hari keenam, tidak dikuduskan oleh Allah, dan itu adalah milik manusia, manusia bebas menggunakannya untuk mengerjakan segala urusannya sendiri. Tetapi hari yang ketujuh, karena sudah dikuduskan oleh Allah, maka hari itu sudah diklaim oleh Allah sebagai hari milikNya, dan manusia tidak boleh memakai hari itu untuk urusannya sendiri, melainkan harus berhenti dari semua pekerjaannya sendiri dan fokus kepada Allah.

 

 

Jadi, kalau kita lihat dari histori/sejarah paling awal kehidupan manusia ini, kita menyimpulkan bahwa:

ü   Tuhan pertama memberikan kasih karunia dengan memberi hidup kepada manusia, supaya manusia bisa menikmati hidup bersama Tuhan.

 

ü   Kedua, Tuhan memberikan kasih karunia dengan memberi Hukum Penurutan sebagai pilihan kepada manusia.

Manusia berhak dan berdaulat 100% menentukan masa depannya sendiri. Jika manusia memilih untuk menurut Hukum Tuhan, maka dia akan terus hidup bersama Tuhan. Tetapi kalau dia memilih untuk tidak mematuhi Hukum Tuhan, maka akibatnya dia akan mati. Tuhan sudah memberikan keterangan yang sangat jelas ketika menurunkan Hukum Penurutan ini. Pilih patuh pada ketentuan Tuhan, Adam dan Hawa akan hidup aman tenteram bahagia di taman Eden selamanya. Pilih melanggarnya, konsekuensinya akan mati. Dan mati yang dimaksudkan adalah kematian yang kekal. Jadi Tuhan sudah sangat jelas membuka kartuNya di atas meja. Tidak ada yang disembunyikan. Pilih patuh, hidup. Pilih tidak patuh, mati. Pilihan di tangan manusia.

 

ü   Ketiga, Tuhan juga memberikan kasih karuniaNya dengan menciptakan Sabat hari ketujuh bagi manusia, 

supaya manusia bisa masuk ke perhentian Tuhan dan menikmati berkat-berkat hari khusus itu.

 

Nah, mari KITA LIHAT KEHIDUPAN KITA DI ZAMAN KITA INI SEKARANG VERSUS KEHIDUPAN ADAM.

 

1.    Tuhan sudah memberikan kasih karunia kepada kita dengan memberi kita hidup kekal lewat penebusan Yesus Kristus.

Kita yang tadinya automatis ikut mati karena Adam mengizinkan dosa masuk ke dalam dunia ini sehingga tidak ada manusia yang bisa terbebas dari dosa, sekarang hukuman mati kekal itu sudah ditanggung oleh Yesus, sehingga siapa yang mau menerima Yesus sebagai Penebusnya, tidak usah menanggung hukuman mati kekal sendiri lagi. Kita terbebas dari hukuman dosa-dosa kita. KARUNIA PEMBEBASAN INI ADALAH 100% OLEH KASIH KARUNIA ALLAH. Kita tidak berbuat apa-apa yang layak untuk menerimanya. Sama ketika Tuhan menciptakan Adam, 100% adalah kasih karunia Tuhan, Adam tidak berbuat apa-apa. Tuhan mengaruniakan hidup kekal ini kepada kita gratis. Kita tidak perlu melakukan apa-apa. Kita tinggal menerimanya saja. Kalau kita mau menerimanya dengan iman, maka karunia penebusan ini menjadi milik kita. Semudah itu.

 

Apa makna penebusan ini sebenarnya?

KITA DIKEMBALIKAN KE STATUS ZERO.

 

Artinya?

Kita yang tadinya tidak punya pilihan alternatif lain kecuali harus mati kekal karena dosa Adam mempengaruhi status semua keturunannya di dunia, sekarang HAK PILIH KITA DIKEMBALIKAN. KITA DIBERI HAK UNTUK MENENTUKAN MASA DEPAN KITA SENDIRI. Kita sekarang boleh memilih sendiri untuk hidup bersama Tuhan, atau mati tanpa Tuhan. Berarti PILIHAN SEKARANG ADA DI TANGAN KITA SENDIRI.

Mengapa bisa begitu? Karena semua dosa kita yang lalu sebelum kita mengenal Kristus, hukumannya sudah ditebus oleh Kristus. Maka bagi kita yang menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi, kita sudah dibebaskan dari hukuman dosa yang lama. Kita merdeka. Kita diberi halaman baru, yang putih bersih, diberi awal yang baru. Selanjutnya kita bisa menjalani kehidupan menurut pilihan kita sendiri.

 

2.    Dengan mengembalikan kita ke STATUS ZERO,

status kita sama seperti status Adam sewaktu di taman Firdaus dulu sebelum dia berbuat dosa, (ini bicara status ya, bukan bicara kodrat, itu beda lagi), kita bisa memilih untuk patuh atau tidak patuh pada Tuhan. 

Sebelumnya status kita sebagai keturunan Adam itu mati kekal, karena dosa Adam menenggelamkan semua keturunannya ke dalam sifat alami yang jahat, kita mewarisi kegemaran untuk berbuat dosa, jadi pasti selama hidup kita, kita suka berbuat dosa. Dan dosa-dosa itu tidak bisa dihapus selain oleh darah Yesus Kristus. Karena upah dosa itu maut (mati kekal), maka kita semua akan mati kekal.

Satu-satunya jalan untuk lolos dari kematian kekal ini ialah dengan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, Penebus, dan Tuhan kita. Dan saat kita menyesali dan bertobat dari dosa-dosa kita dan minta pengampunan, dan kita menerima Yesus Kristus inilah, kita dikembalikan ke status zero. Semua dosa kita yang lama sebelum itu, diampuni, dan dihapuskan. Kita diberi kesempatan kedua. Sekarang kita bisa membuat pilihan kita sendiri.

 

Maka setelah kita kembali ke status zero, sebagaimana dulu Tuhan menyodori Adam Hukum penurutan, sekarang KITA PUN DISODORI HUKUM PENURUTAN OLEH TUHAN. Rumusnya sama dengan yang diberikan kepada Adam: menurut berarti bisa terus hidup bersama Tuhan, melanggar berarti mati tanpa Tuhan.

 

3.    HUKUM SABAT HARI KETUJUH yang dahulu dikaruniakan kepada Adam, SEKARANG MENJADI WARISAN KITA JUGA.

Hari ketujuh yang dahulu sudah diberkati dan dikuduskan oleh Tuhan, harus kita pelihara juga, karena Tuhan tidak pernah mencabut pemberkatan dan pengudusanNya atas hari yang ketujuh ini. Maka seperti Adam, kita juga punya kewajiban  memelihara kekudusan hari yang ketujuh ini. Ini termasuk bagian dari Hukum Penurutan juga.

 

 

Pertanyaan: Apakah kita sadar bahwa HUKUM PENURUTAN INI JUSTRU BERLAKU HANYA BAGI ORANG-ORANG YANG SUDAH DITEBUS?

Bagi mereka yang tidak/belum menerima penebusan Yesus, Hukum Penurutan ini tidak berlaku. Toh mereka masih ada di status mati kekal. Mereka tidak perlu diberi Hukum Penurutan karena mereka memang tidak ikut Tuhan. Bisa dipahami?

 

Jadi, pendapat banyak orang Kristen, bahwa kalau sudah menerima Yesus sebagai Juruselamat, berarti sudah bebas merdeka tidak perlu menuruti Hukum lagi, itu terbalik!  Justru MEREKA YANG SUDAH MENERIMA YESUS SEBAGAI JURUSELAMAT, YANG HARUS MEMATUHI SEMUA PERINTAH DAN HUKUM ALLAH.

Coba, apa anak-anak tetangga yang harus patuh pada ayah kita? Ya tidak! Kita yang anak-anak ayah kita sendiri yang harus patuh ayah kita. Anak-anak tetangga mau patuh, mau tidak, tidak ada pengaruhnya.

 

HUKUM PENURUTAN HANYA BERLAKU BAGI MEREKA YANG SUDAH DIITEBUS

 

BAGI YANG BELUM DITEBUS,

MEREKA MASIH DI STATUS MATI KEKAL,

MEREKA TIDAK PERLU HUKUM PENURUTAN

 

Cuma, tidak ada catatannya di kitab Kejadian bagaimana Allah menyampaikan semua HukumNya kepada Adam, apakah sekaligus semuanya atau secara bertahap satu per satu, setiap hari saat Tuhan datang berjalan-jalan ke taman untuk berbicara dengan Adam, tidak ada catatannya.

Di Eden bagi Adam dan Hawa lambang penurutan yang paling relevan adalah tidak makan buah Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat dan memelihara Sabat Hari Ketujuh. Tetapi itu sudah mewakili semua Hukum Allah yang tercatat di Keluaran 20:1-17. Karena melanggar satu Hukum Allah sesungguhnya melanggar semuanya.

JADI HUKUMNYA SAMA!

 

Sewaktu masih di Eden,

ü   Adam tidak boleh menyembah allah yang lain.

ü   Adam tidak boleh membuat patung dan menyembahnya.

ü   Adam tidak boleh sembarangan memakai nama Allah.

ü   Adam tidak boleh tidak memelihara Sabat Hari Ketujuh?

ü   Adam tidak boleh tidak menghormati orangtuanya, yaitu Tuhan yang menciptakannya.

ü   Adam tidak boleh membunuh Hawa.

ü   Adam tidak boleh berzinah secara literal maupun rohani.

ü   Adam tidak boleh mencuri.

ü   Adam tidak boleh berdusta.

ü   Adam tidak boleh iri hati dan mengingini yang bukan haknya.

Jadi Adam terikat pada Hukum yang sama dengan kita.

 

Dan ketika Adam makan buah terlarang itu, dia nyaris melanggar semua Hukum Allah.

1.   Hukum ke-1

Adam menjadikan dirinya sendiri allah di atas Tuhan, karena dia menuruti kehendaknya sendiri.

2.   Hukum ke-2

Adam menjadikan Hawa berhala karena dia lebih menurut kata-kata Hawa daripada perintah Tuhan.

3.   Hukum ke-5

Adam tidak menghormati Tuhan (orangtuanya yang menciptakan dia) ketika dia melanggar peraturanNya.

4.   Hukum ke-6

Adam menyalahkan Hawa yang menyebabkan dia berbuat dosa. Ada kebencian di hatinya terhadap Hawa.

5.   Hukum ke-7

Adam telah berzinah secara rohani dengan Setan (ular) karena mendengarkan ajaran palsunya. Semua umat Allah adalah mempelai Kristus. Jadi jika umat Allah mendengarkan ajaran lain yang bertentangan dengan ajaran Kristus, itu namanya sudah berzinah secara rohani.

6.   Hukum ke-8

Adam telah mencuri buah milik Tuhan yang tidak boleh dimakannya.

7.   Hukum ke-9

Adam tidak berani jujur bertemu dengan Tuhan dan mengakui kesalahannya. Dia bersembunyi ketika dia mendengar suara Tuhan yang berjalan di taman Eden.

8.   Hukum ke-10

Adam mengingini buah yang bukan miliknya.

 

Jadi, jangan kita sangka jika kita berbuat dosa, kita hanya melanggar satu Hukum Tuhan. Periksa lagi, karena dosa itu tidak pernah datang sendiri, dia selalu datang berombongan. Kita mengira kita cuma punya satu dosa, kita cuma mengakui dan minta pengampunan untuk satu dosa, padahal masih ada banyak dosa lainnya yang tidak kita sadari dan tidak pernah kita mintakan ampun kepada Tuhan. Bahaya. Karena itu usahakan sungguh-sungguh untuk tidak berbuat dosa, karena ekornya panjang.

 

 

Kepada KITA DIBERI PERINCIAN HUKUM ALLAH MENJADI 10 PERINTAH.

Larangan makan Pohon Pengetahuan sudah tidak relevan bagi kita karena pohon itu sudah tidak ada lagi di dunia ini; tetapi Hukum memelihara kesucian hari ketujuh itu tetap berlaku, karena setiap satu minggu, kita akan bertemu dengan hari yang ketujuh!

Selain itu, Tuhan sekarang memerinci 9 Hukum yang lain, dan semua itu ditulis oleh jari Tuhan Sendiri pada dua loh batu, yang kita kenal dengan nama  SEPULUH PERINTAH ALLAH. Lengkapnya silakan baca di Keluaran 20:1-17.

 

Jadi, sekali lagi, sama seperti Adam, penurutan kita kepada Hukum TUHAN, bukanlah syarat Tuhan memberi kita hidup [kekal].

Sama seperti kepada Adam, Tuhan JUGA SUDAH MEMBERI KITA HIDUP KEKAL (MENGEMBALIKAN KITA KE STATUS ZERO) sebelum kita berbuat apa-apa, sebelum kita menuruti Hukum Tuhan. Bahkan sebelum kita mengenal Yesus, Dia sudah mati untuk menebus kita, dan menyediakan pembebasan kita dari hukuman mati bagi yang mau menerima penebusanNya.

 

LALU UNTUK APA KITA HARUS PATUH

PADA HUKUM PENURUTAN?

 

Mematuhi Hukum Tuhan membawa kita

DARI STATUS ZERO KE STATUS SELAMAT HINGGA AKHIR.

 

Jadi kita diselamatkan sebelum kita mematuhi Hukum Allah. Itu status Zero. Tetapi untuk mempertahankan keselamatan yang sudah kita terima itu, kita harus mematuhi Hukum Allah. Kalau tidak, kita bisa kehilangan keselamatan yang sudah kita peroleh.

 

Teman-teman, setiap hari kita hidup, kita dihadapkan pada pilihan, untuk patuh pada Hukum-Hukum Tuhan atau tidak. SETIAP KEPUTUSAN YANG KITA AMBIL UNTUK PATUH ATAU TIDAK KEPADA HUKUM-HUKUM TUHAN INI, MENGGESER STATUS ZERO KITA, APAKAH KEPUTUSAN ITU MEMBAWA KITA LEBIH DEKAT KEPADA TUHAN, LEBIH AMAN DALAM PELUKAN TUHAN, ATAU MEMBAWA KITA MENJAUHI TUHAN DAN LEBIH BESAR RESIKONYA HILANG DARI TUHAN. Tuhan menunggu kita dengan sabar. Tapi kita sendiri yang harus mengambil langkah-langkah untuk menapak di jalan kebenaran yang menuju kepadaNya. Jika kita membalikkan tubuh dan mengambil jalan yang berlawanan, maka kita akan kehilangan segalanya.

 

 

KONSEP YANG MENYESATKAN

Ada satu konsep yang banyak diyakini orang Kristen yang mengatakan bahwa kita hanya perlu memandang kepada kebenaran Kristus, maka kita tidak pernah akan kehilangan keselamatan kita. Mereka berkata bahwa karena Efesus 2:8-9 dengan jelas menyebut:

8 Karena oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan karena usaha kamu, itu adalah pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan sampai ada orang yang memegahkan dirinya.

 

Jadi, kata mereka, karena kita memperoleh keselamatan bukan karena perbuatan kita, maka kita juga tidak akan kehilangan keselamatan itu karena perbuatan kita, sejelek apa pun perbuatan itu, itu tidak mengubah status selamat kita, karena keselamatan itu tidak ada kaitannya dengan perbuatan kita, tetapi keselamatan itu adalah 100% karunia Tuhan. Argumentasi ini sekilas masuk akal sekali, bukan? Apalagi bagi mereka yang memang kurang suka patuh kepada kehendak Tuhan. Tapi ini konsep yang menyesatkan.

 

Selain itu, mereka mengatakan bahwa karena manusia mustahil bisa menuruti Hukum Tuhan 100% setiap saat, sepanjang hari, sepanjang tahun, seumur hidupnya, maka sia-sialah manusia berusaha mematuhi semua Hukum Tuhan, karena itu tidak akan pernah terjadi. Kristus sudah melakukan segalanya untuk kita. Ketika Dia hidup di dunia ini, Dia sudah menjalankan hidup yang kudus, yang 100% sesuai dengan Hukum-hukum Tuhan. Jadi, kita hanya perlu mengklaim kebenaran Kristus untuk diri kita, dan kita diselamatkan sampai akhir, tidak jadi soal bagaimana kita hidup. Ini kata mereka, bukan kata Alkitab!

Ini adalah konsep tipuan dari Setan. Setan selalu mencampur yang benar dengan yang salah, sehingga lebih mudah dipercaya, dan sepertinya “masuk akal” semua.

 

 

Marilah kita uraikan satu per satu konsep ini, karena memang ada bagian yang benar, tetapi juga ada bagian yang salah. Dan bagian yang salah itu bisa menjerumuskan kita.

Ø    Benar, manusia hanya bisa selamat karena kasih karunia Allah,

sama sekali bukan karena perbuatan/pekerjaan manusia.

Ø   Benar, keselamatan yang diperoleh manusia sama sekali tidak ada kaitannya dengan, atau tidak berdasarkan perbuatannya sendiri.

Ø    Benar, Kristus telah menjalani kehidupan di dunia ini yang seharusnya kita jalani.

Ø    Benar, dengan kekuatannya sendiri manusia mustahil menuruti semua Hukum Tuhan 100% setiap saat, sepanjang hari, sepanjang tahun, seumur hidupnya.

Ø    Benar, manusia bisa mengklaim kebenaran Kristus

sehingga kebenaran Kristus-lah yang menutupi dirinya dan Tuhan tidak lagi melihat dosa manusia, tetapi melihat kebenaran Kristus.

 

Semua ini BENAR! Semua ini adalah ajaran Alkitab.

 

Karena itu banyak orang Kristen menganggap sebagai orang Kristen mereka tidak perlu lagi ngoyo mematuhi Hukum Tuhan, karena toh segala ketidakmampuan mereka itu akan ditutupi oleh kebenaran Kristus, sehingga yang diperhitungkan bukan hasil perbuatan mereka, melainkan kebenaran Kristus.

Dan ini adalah tipuan Setan supaya manusia tidak selamat. Di mana Setan menipu kita?

“bahwa KITA TIDAK PERLU MEMATUHI HUKUM TUHAN karena Kristus yang sudah mematuhi Hukum itu untuk kita, karena itu dengan mengklaim kebenaran Kristus, kita tetap diselamatkan.”

Hebat bukan?

Inilah penipuan Setan!

 

 

UNTUK BISA MENGKLAIM KEBENARAN KRISTUS, ada syaratnya, yaitu KRISTUS HARUS LEBIH DULU HIDUP DI DALAM KITA, DAN ORANG LAMA KITA HARUS MATI. Kita harus mengalami kelahiran baru.

Yohanes 3:3, 5-6

3 Yesus menjawab dan berkata kepadanya, ‘Sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah’. 5 Jawab Yesus,  ‘Sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk Kerajaan Allah. 6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging; dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

 

Tentunya kita semua mengerti “dilahirkan dari air” adalah baptisan. Itulah sebabnya, baptisan yang benar adalah dengan cara diselamkan. Karena pada waktu orang yang dibaptis itu seluruhnya dimasukkan ke dalam air, itu melambangkan kematiannya. Dan pada waktu dia diangkat keluar dari air, itu melambangkan kelahiran yang baru. Jadi Yesus sendiri sudah meneguhkan cara pembatisan dengan diselamkan ke dalam air.

Baptisan merupakan SIMBOL kelahiran baru secara jasmani. Tetapi baptisan air ini tidak ada artinya jika orang tersebut tidak dilahirkan dari Roh.

 

Apa yang dimaksud dengan “dilahirkan dari Roh”?

Sebetulnya tidak begitu sukar untuk menangkap arti “dilahirkan dari Roh” ini. Jelas yang dimaksud di sini adalah Roh Kudus, bukan sembarang roh. Kita tahu Roh Kudus itu berasal dari Surga, Roh itu kudus, Roh itu Allah. Jadi segala yang berasal dari Roh Kudus itu pasti TIDAK BERBUAT DOSA. Mari kita baca beberapa ayat untuk memastikan pemahaman ini:

Roma 8:6-9

6 Karena pikiran yang jasmani (daging) adalah maut, tetapi pikiran yang rohani adalah hidup dan damai sejahtera. 7 Sebab pikiran yang jasmani (daging) itu perseteruan melawan Allah, karena ia tidak takluk kepada Hukum Allah; dan memang tidak bisa. 8 Maka dengan demikian, mereka yang hidup dalam daging, tidak bisa menyenangkan Allah. 9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang demikian, Roh Allah diam di dalam kamu. Nah, siapa pun yang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

Pikiran yang jasmani itu perseteruan melawan Allah, tidk takluk kepada Hukum Allah; berarti sebaliknya pikiran yang rohani itu apa? TAKLUK KEPADA HUKUM ALLAH! Jelas banget di sini. Jadi perlu atau tidak patuh kepada Hukum Allah? Kalau mau tetap selamat, ya perlu.

 

Roma 8:13

Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika melalui Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

Ini lebih jelas lagi. Kalau hidup menurut daging (di ayat 7 di atas dikatakan menurut daging itu tidak takluk kepada Hukum Allah) itu akibatnya mati. Sebaliknya jika hidup menurut Roh, justru mematikan perbuatan-perbuatan daging, itu berarti takluk kepada Hukum Allah.

 

Galatia 5:24-25

24 Dan mereka yang adalah milik Kristus Yesus, telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 25Jika kita hidup dalam Roh, hendaklah kita juga berjalan dalam Roh.

Jadi dagingnya masih ada atau tidak? Dagingnya sudah disalibkan, sudah tidak bisa bergerak, terpaku di salib bersama semua hawa nafsu dan keinginannya. Sebaliknya karena dagingnya sudah disalibkan, kita sekarang hidup dalam Roh, artinya kita berjalan langkah demi langkah sinkron dengan Roh, dengan kata lain, itu patuh kepada Hukum Allah!

Jadi menurut ayat ini yang masih punya keinginan daging dan hawa nafsu, mereka bukan milik Kristus karena mereka belum menyalibkan dagingnya.

Galatia 6:7-8

7 Jangan tertipu! Allah tidak akan diejek. Karena apa pun yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. 8 Sebab barangsiapa menabur untuk dagingnya,  akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi dia yang menabur untuk Roh, akan menuai hidup yang kekal dari Roh.

“menabur untuk daging” artinya menabur untuk kepentingan duniawi, “menabur untuk Roh” artinya menabur untuk kepentingan surgawi. Jadi yang ingin hidup kekal menaburnya untuk apa? Untuk Roh, yang rohani, yang surgawi. Segala yang berkaitan dengan Roh itu jelas patuh kepada Hukum Allah, karena Roh itu juga Allah.

 

 

Dari sekian ayat-ayat yang kita baca ini, jelaslah bahwa:

segala yang masih fokus ke daging itu:

a)   akan mati atau binasa,

b)   berseteru dengan Allah,

c)    tidak takluk pada Hukum Allah

d)   tidak menyenangkan Allah.

e)   Bukan milik Kristus

 

Sebaliknya semua yang fokus ke Roh itu:

a)   Akan hidup (kekal)

b)   Damai sejahtera

c)    Mematikan perbuatan tubuh = tidak berbuat dosa seperti daging

d)   Berjalan dalam Roh = patuh pada tuntunan Roh Kudus

e)   Milik Kristus

 

 

Berdasarkan ini, apa arti “lahir dari Roh?”

Tentunya itu berarti:

Ø   meninggalkan segala kegemaran dan kebiasaan jasmani/daging kita,

menon-aktifkan orang lama kita dan kebiasan lama kita yang berseteru dengan Allah dan tidak takluk pada Hukum Allah, artinya kita harus mematikan kesenangan daging yang bertentangan dengan kehendak Allah dan Hukum Allah.

Ø   Lalu selanjutnya hidup dipimpin oleh Roh dari hari ke hari.

 

 

Paulus mengilustrasikannya dengan sangat indah di:

Galatia 2:20

Aku tersalib bersama Kristus, namun begitu, aku hidup (walaupun aku tersalib, aku tidak mati); tetapi bukan aku (sendiri yang hidup) melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kujalani sekarang di dalam daging, aku hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan telah menyerahkan diri-Nya untuk aku.

 

Jadi, bagaimana seharusnya orang yang sudah diselamatkan itu hidup? Semaunya, karena hukuman dosanya sudah ditebus oleh Kristus? T I D A K !

Jika orang yang menganggap dirinya sudah diselamatkan masih hidup sesuka hatinya, maka itu berarti dia belum dilahirkan dari Roh. Dan jika dia belum dilahirkan dari Roh, menurut kata-kata Yesus sendiri di Yohanes 3:3, 5-6  di atas dia sesungguhnya BELUM SELAMAT!

 

Jangan tertipu Setan. Jangan sampai kita mengira kita sudah selamat tetapi sebenarnya belum.

  

PERBUATAN/PENURUTAN BUKANLAH SYARAT MENDAPATKAN KESELAMATAN,

PERBUATAN/PENURUTAN ITU ADALAH BUAH-BUAH DARI KESELAMATAN.

 

Perbuatan/penurutan bukan SEBAB kita diselamatkan, tapi

Perbuatan/penurutan itu adalah HASIL kita diselamatkan.

 

Tuhan menawari kita keselamatan selagi kita masih orang jahat, penuh dosa; jika kita menyesali dan mengakui dosa kita, kita diampuni Tuhan, kita dibersihkan dari dosa, dan kita diberi keselamatan.

Setelah kita diselamatkan, apa kita mau kembali menjadi orang jahat lagi, hidup dalam dosa? Apa kita mau mengotori lagi diri kita yang sudah dibersihkan Tuhan?

Tentu tidak. Setelah kita diselamatkan, kita harus mengalami dilahirkan dari Roh, yang mengajar kita untuk tidak berseteru dengan Allah, mengajar kita agar hidup berkenan kepada Allah, mengajar kita takluk pada Hukum Allah. Supaya apa?  Supaya selamat? Tidak! Kita SUDAH selamat, ingat?

Jadi, supaya apa?

SUPAYA KITA BERTUMBUH DALAM IMAN, SUPAYA KITA BERBUAH YANG BAIK! SUPAYA KITA BERTAHAN DALAM KESELAMATAN ITU.

 

Pertanyaan: HARUSKAH KITA BERBUAH YANG BAIK?  HARUS!!

Bukan asal berbuah, karena buah ada yang baik ada yang tidak. Kita harus berbuah yang baik!

 

Matius 3:10

Dan bahkan sekarang kapak sudah diletakkan di akar pohon. Oleh karena itu setiap pohon  yang tidak menghasilkan buah yang baik, itu ditebang dan dibuang ke dalam api.

 

Matius 21:43

Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil darimu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah darinya.

Ini bicara tentang Israel, bangsa yang tadinya diangkat Allah menjadi bangsa pilihanNya. Tetapi karena mereka tidak menghasilkan buah yang sesuai dengan status mereka sebagai bangsa pilihan, maka hak istimewa sebagai bangsa pilihan Allah dicabut, dan diberikan kepada bangsa lain yang akan menghasilkan buah sesuai statusnya sebagai umat Allah. Jika Allah tidak sayang memecat Israel, bangsa yang dibentuk Allah sendiri selama hampir 2’000 tahun, apakah Allah akan sayang membuang kita jika kita juga sama tidak menghasilkan buah pertobatan?

 

Roma 6:22

Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa, dan menjadi hamba Allah, kamu punya buah yang menuju kekudusan, dan akhirnya hidup yang kekal.

 

Lukas 3:8-9

8 Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berkata di antara kamu sendiri, ‘Kami punya Abraham sebagai bapa kami!’ Karena aku berkata kepadamu, Allah dapat membangkitkan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 9 Dan sekarang juga kapak sudah diletakkan pada akar pohon; karena itu setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.

 

Galatia 5:19-21

19 Sekarang perbuatan daging telah nyata yaitu:  perzinahan, kenajisan, nafsu cabul, 20 penyembahan berhala, sihir, kebencian, perselisihan, iri hati, luapan murka, ambisi egois/perkelahian, memecahbelah/menghasut, kemurtadan, 21 kedengkian, pembunuhan, kemabukan, pesta pora  dan sebagainya. Semuanya itu  sebelumnya sudah kuperingatkan kamu seperti yang sudah aku sampaikan kepadamu di masa lalu -- bahwa mereka yang melakukan hal-hal demikian, tidak akan mewarisi kerajaan Allah.

Ini semua buah yang tidak baik yang mencelakakan kita.

 

Galatia  5:22-23

22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, panjang sabar, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Terhadap semua ini tidak Hukumnya.

 

Kolose1:9-10

9 Demi hal inilah, kami juga, sejak hari kami mendengarnya, tidak berhenti-henti berdoa untuk kamu, dan ingin supaya kamu dipenuhi dengan pengetahuan kehendakNya dalam segala  hikmat dan pengertian rohani. 10 Agar kamu boleh hidup layak bagi Tuhan, diperkenan dalam segala hal, berbuah dalam segala perbuatan baik, dan bertambah dalam pengetahuan tentang Allah.

 

Banyak sekali ayat yang mengatakan pengikut Tuhan harus hidup menurut tuntunan Roh Kudus dan menghasilkan buah Roh. Jika kita tidak hidup dalam Roh, kita tidak bisa menghasilkan buah Roh, karena itu buah Roh bukan buah kita. Makanya kita harus hidup menurut Roh Kudus agar Roh Kudus bisa menumbuhkan buahNya dalam diri kita. Berarti setelah kita menerima keselamatan, itu bukan akhir perjalanan, itu bukan garis finis, itu justru awal dari perjalanan yang baru hidup bersama Roh Kudus, mematuhi semua Hukum Allah, melakukan kehendak Allah, sampai kapan? Sampai kita mati atau sampai kedatangan Yesus lagi.

 

Jadi, jangan tertipu bisikan Setan. Memang kita sudah ditebus. Memang hukuman dosa kita sudah dibayar Kristus. Memang kita tidak diselamatkan karena perbuatan baik kita, tetapi setelah diselamatkan:

ü  kita harus dilahirkan dari Roh,

ü  kita harus mematuhi Perintah-perintah Allah,

ü  kita harus menurut semua ketetapan Allah,

ü  kita harus meninggalkan kesukaan daging kita, 

ü  kita harus berbuah.

 

Kalau kita tidak patuh pada Allah, kita tidak akan bisa berbuah yang baik. Dan kalau kita tidak berbuah yang baik, kapak sudah diletakkan di akar pohon. Oleh karena itu setiap pohon  yang tidak menghasilkan buah yang baik, itu ditebang dan dibuang ke dalam api.”

 

Semoga renungan ini bermanfaat untuk hidup kita.

 

Amin.

 

 

 

 

27 Apr. 13

 

 

 

 

 

 


2 komentar: