Rabu, 08 Mei 2013

PEMBAHASAN WAHYU PASAL 9




KITAB  WAHYU
Pasal 9

Meterai yang ketujuh
SANGKAKALA KELIMA & KEENAM 



JADI, MULAI SANGKAKALA YANG KELIMA INI DIPERKENALKAN TIGA CELAKA SECARA BERTURUT-TURUT.

 

Sangkakala kelima adalah Celaka yang pertama.

Sangkakala keenam adalah Celaka yang kedua.

Sangkakala ketujuh adalah Celaka yang ketiga dan terakhir, nanti baru kita jumpai di pasal 11.

 

Sangkakala kelima bisa dikatakan Sangkakala Transisi, sama seperti Meterai Kelima dan Jemaat kelima yang bersifat transisi.

 

 

SANGKAKALA KELIMA ~ CELAKA YANG PERTAMA

 

9:1          Dan malaikat yang kelima meniup, dan aku melihat sebuah bintang yang sudah jatuh dari langit ke bumi; dan kepadanya diberikan anak kunci lubang yang tidak berdasar.

 

v   “sebuah bintang yang sudah jatuh dari langit ke bumi” ~

terjemahan yang benar ialah bintang ini sudah jatuh ketika dilihat Yohanes, bukan sedang jatuh. Jadi bintang ini sudah jatuh sebelum periode Sangkakala Kelima. Ayat ini menunjukkan bahwa bintang ini tadinya berasal dari langit, dan sudah jatuh ke bumi.  Ini jelas mengacu kepada kejatuhan Lucifer dulu. Di tulisan aslinya yang diterjemahkan KJV, bintang ini mendapat kata ganti orang ketiga (kata “kepadanya”) itu dari “to him”, jadi jelas di sini bintang itu bukan benda (“it”), tapi bintang itu makhluk hidup, merujuk kepada Lucifer.

 

v   Nah, bintang ini diberi  “anak kunci lubang yang tidak berdasar” ~   

Siapa yang memberi bintang ini anak kunci? Allah. Ingat seri Terompet adalah seri penghakiman, jadi ada yang akan dihakimi di sini. Karena itu Lucifer (Setan) diberi anak kunci supaya dia bisa membuka lubang yang tidak ada dasarnya ini untuk menghukum manusia-manusia tertentu.

Apa yang dilambangkan oleh lubang yang tidak ada dasarnya ini? Dalam bahasa Greekanya ialah ἄβυσσος [abussos]. Secara harafiah itu tempat yang sangat dalam sampai tidak kelihatan dasarnya, tempat yang pasti sangat gelap. Dalam pengertian yang lebih luas itu tempat di mana tidak ada manusia yang hidup, tempat di mana tidak ada aktivitas, atau tempat kematian, tidak ada kehadiran Tuhan di sana. Berarti tempat yang baik atau buruk? Ini tempat yang mengerikan, tidak ada sesuatu yang baik bisa keluar dari tempat yang gelap pekat ini.

 

 

9:2          Dan ia membuka lubang yang tidak berdasar itu, dan di sana keluar asap dari lubang itu, bagaikan asap tanur besar; dan matahari dan langit menjadi gelap karena asap dari lubang itu.

 

v   “keluar asap dari lubang itu” ~

Apa yang kita ketahui tentang “asap”?

1)   Asap adalah sesuatu yang menyebar dengan cepat dan merata sampai ke mana-mana ~

jadi yang dilambangkan oleh “asap” ini juga sesuatu yang menyebar dengan cepat dan merata sampai ke mana-mana.

2)   Selain itu ayat ini berkata asap ini keluar dari lubang yang tidak berdasar ~  

berarti asap ini berasal dari tempat yang tidak baik, tempat yang melambangkan kematian.

3)   Asap ini begitu hebatnya hingga menutupi bukan saja  matahari melainkan juga langit, ~ sehingga langit bahkan menjadi gelap.

Sebelumnya kita sudah tahu bahwa matahari melambangkan Kristus, dan langit merupakan lawan kata dari “lubang yang tidak berdasar”; langit di atas, lubang ini jauh di bawah apalagi tidak ada dasarnya. Jadi asap ini menutupi Kristus dan semua yang terang yang di atas. Apa yang bisa menutupi Kristus? Ajaran yang sesat, ajaran yang salah, ajaran yang bertolakbelakang dengan ajaran Kristus.

 

 

9:3          Dan dari asap itu keluarlah belalang-belalang ke atas bumi, dan kepada mereka diberikan kuasa, sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.

 

v   “keluarlah belalang-belalang ke atas bumi” ~

Ada dua kata dalam bahasa Inggris untuk belalang: grasshopper = belalang biasa, dan locust = belalang pelahap yang kalau menyerang, berpasukan secara gerombolan dan pasti menghabiskan semua tanaman. Di sini belalangnya adalah “locusts” jadi belalang pelahap yang menghabiskan semua tanaman. Kita bisa melihat keganasan belalang ini di:

Keluaran 10:15

Karena mereka menutupi seluruh permukaan bumi, sehingga negeri itu menjadi gelap dan mereka memakan habis segala tumbuh-tumbuhan di negeri itu dan segala buah pada pohon-pohon yang disisakan oleh hujan bola es/api, sehingga tidak tersisa apa pun yang hijau pada pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan di padang di seluruh tanah Mesir.

 

v   “kepada mereka diberikan kuasa” ~

Belalang-belalang ini dikatakan diberi kuasa sama dengan kuasa  kalajengking. Di manakah kuasa [power] seekor kalajengking [scorpio]? Bukan di mulutnya, tetapi di ekornya, karena ekornya itu punya sengat yang berbisa. Apa kata Alkitab tentang “ekor”?

Yesaya 9:15 (9-14)

Tua-tua dan orang yang terpandang, dialah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, dialah ekor.

 

Jadi belalang-belalang ini diberi kuasa untuk mengajarkan dusta, jelas mereka bukan belalang literal tapi mereka adalah makhluk-makhluk yang intelijen yang  mengajarkan dusta. Dan karena di sini dipakai bentuk jamak (belalang-belalang), maka jumlah mereka yang mengajarkan dusta ini pun bukan cuma satu, melainkan banyak seperti rombongan belalang.

 

 

9:4          Dan diperintahkan kepada mereka supaya mereka tidak merusak rumput-rumput di bumi, atau apa pun yang hijau, atau pohon apa pun, melainkan hanya manusia yang tidak mempunyai meterai Allah di dahinya.

 

v   “tidak merusak rumput-rumput di bumi, atau apa pun yang hijau, atau pohon apa pun”  ~

Rumput, segala yang hijau, pohon, yang tidak boleh dirusak, tidak boleh diganggu, itu siapa? Rumput dan pohon itu melambangkan manusia. Di ayat ini  itu melambangkan umat Allah, mereka yang punya meterai Allah. Kita bertemu dengan pembahasan tentang meterai Allah di Wahyu 7. Silakan kembali ke sana untuk melihatnya lagi. Dari mana kita tahu di sini yang dimaksud adalah umat Allah? Karena di kalimat berikutnya, belalang-belalang ini diizinkan merusak manusia yang tidak punya meterai Allah. Berarti yang punya meterai Allah tidak boleh, kan?

 

v   “hanya manusia yang tidak mempunyai meterai Allah di dahinya” ~

Jadi ini belalangnya harus menyeleksi. Mereka hanya boleh merusak manusia yang tidak punya meterai Allah di dahinya. Berarti inilah penghakiman atas manusia-manusia yang tidak punya meterai Allah, yang tidak diakui Allah sebagai milikNya.

Apa artinya meterai? Cap kewenangan, cap legalisasi, cap kepemilikan. Suatu tanda untuk membuktikan keabsahan sebuah perjanjian atau sebuah ikatan.

Jadi mereka yang tidak mempunyai meterai Allah ialah mereka yang secara legal/sah bukan milik Allah, dan yang tidak diakui Allah sebagai umatNya. Jadi Tuhan tidak mengizinkan “belalang-belalang” ini menyesatkan umatNya yang memang sungguh-sungguh secara sah diakui Tuhan sebagai umatNya. Mereka yang tidak diakui Tuhan sebagai umatNya, akan bisa dirusak/disesatkan oleh belalang-belalang ini.

 

 

9:5          Dan mereka diperintahkan bahwa mereka tidak boleh membunuh mereka, melainkan mereka harus disiksa lima bulan lamanya. Dan siksaan mereka itu seperti siksaan kalajengking ketika ia menyengat manusia.

9:6          Dan pada masa itu orang-orang akan mencari kematian, dan tidak akan menemukannya; dan akan ingin mati, dan kematian lari dari mereka

 

v   “tidak boleh membunuh” ~

Belalang-belalang ini diizinkan Tuhan hanya untuk menyiksa, tidak boleh membunuh. Mengapa? Karena hukuman yang diberikan Tuhan kepada manusia di masa ini masih bertujuan untuk menyadarkan, untuk mengoreksi. Pintu pengampunan masih terbuka, orang-orang jahat masih punya peluang untuk bertobat sekiranya mereka menjadi sadar dengan penghukuman ini. Jadi mereka tidak dibunuh supaya mereka masih bisa bertobat.

 

v   “disiksa lima bulan lamanya” ~  

Berapa lamanyakah 5 bulan nubuatan itu? Dari pembahasan-pembahasan sebelumnya kita sudah tahu bahwa:

1 bulan nubuatan = 30 hari nubuatan

1 hari nubuatan = 1 tahun literal.

Maka 5 bulan nubuatan = 150 tahun literal. 

 

Nah, sekitar 150 tahun sebelum Revolusi Perancis, Rene Descartes, seorang Perancis, menulis buku A Discourse on Methods yang dicetak di tahun 1637 mengetengahkan pendapatnya bahwa yang terpenting adalah logika. Descartes berusaha keras agar manusia membuang konsep tentang adanya Tuhan. Perancis kemudian dilanda faham baru hingga munculnya sebutan The Age of Reason (Zaman Logika) atau The Enlightenment (Pencerahan) yang menolak adanya Allah. Faham Atheisme masuk ke Perancis.

The Age of Reason (Zaman Logika) mencampakkan iman dan mujizat dari agama. Keyakinan pada Allah digantikan oleh keyakinan pada hikmat manusia. Selama periode ini ilmu sains merasa yakin segala masalah bisa diselesaikan oleh akal manusia tanpa butuh campur tangan terus-menerus dari Allah. Maka filsafat yang demikian tidak akan membunuh manusia, tetapi membuat kehidupan manusia menjadi menyedihkan.

Setelah sekitar 150 thun mengajarkan fahamnya, The Age of Reason (Zaman Logika) akhirnya menginspirasi pecahnya Revolusi Perancis.

 

v   Apa yang terjadi ketika manusia tidak percaya lagi pada adanya Tuhan yang mengendalikan alam semesta?

Ketika sains dan akal manusia tidak bisa mengatasi masalahnya, yang tersisa hanya kesedihan, keputusasaan, dan kegagalan. Tidak ada masa depan, tidak ada harapan, titik. Manusia tenggelam dalam lembah kekelaman yang paling gelap di mana tidak tampak sedikit pun kemungkinan adanya pertolongan. Tidak mendapatkan pertolongan dari sesama manusia dan tidak meyakini ada Allah yang bisa menolong, maka sirnalah segala harapan. Bukan hanya itu, tanpa mengakui kehadiran Satu Sosok yang Mahatahu, yang Mahabenar yang akan memberikan pembalasan yang adil, manusia lepas kendali menjadi lebih kejam daripada binatang. Apa pun mereka lakukan demi sesaat memuaskan nafsu diri sendiri, hanya untuk menyadari pada akhirnya bahwa segala itu tidak ada artinya. Hidupnya penuh kegelapan, tidak punya harapan, tidak punya masa depan. Suatu kehidupan yang percuma. Inilah seperti apa yang ditulis Salomo di:

Pengkhotbah 2:17-18

17 Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena pekerjaan yang dilakukan di bawah matahari itu berat bagiku. Semuanya adalah kesia-siaan dan mengejar angin. 18 Aku membenci segala hal yang telah kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkan mereka kepada orang yang datang sesudah aku.

 

Jadi faham atheisme yang diajarkan belalang-belalang pendusta ini menghancurkan manusia dari dalam dirinya sendiri. Mereka memang tidak membunuh secara langsung, tetapi secara tidak langsung mereka menimbulkan kerusakan akhlak yang sangat parah.

 

 

9:7          Dan bentuk belalang-belalang itu seperti kuda yang disiapkan untuk berperang, dan di kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka seperti muka laki-laki

9:8          Dan mereka punya rambut seperti rambut perempuan; dan gigi mereka seperti gigi singa,

9:9          dan mereka punya baju zirah seperti baju zirah dari besi; dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta kuda dengan banyak kuda, yang sedang lari ke medan perang.

9:10        Dan mereka punya ekor seperti kalajengking, dan ada sengatnya di ekor mereka. Dan kuasa mereka ialah untuk menyakiti manusia lima bulan lamanya.

 

v   “seperti kuda yang disiapkan untuk berperang” ~  

Karena cepatnya gerakan belalang-belalang pelahap itu sekarang mereka  disamakan dengan kuda yang berlari dalam peperangan. Dalam bahasa Italia, belalang itu disebut cavalletta” artinya “kuda kecil”. Dan orang-orang di pedesaan Jerman menyebut mereka “Heupferde” artinya kuda jerami. Jadi rupanya kalau mereka terbang bergerombol dalam kecepatan tinggi itu mirip kuda-kuda yang berlari dalam peperangan.

 

v   “di kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas” ~  

Jadi pasti mereka ini bukan sembarang “belalang” atau sembarang makhluk. Mahkota menandakan status. Jadi mereka adalah makhluk-makhluk yang punya kemampuan yang cukup tinggi. Kita pikir, siapa yang diizinkan Tuhan untuk menyiksa manusia? Yang bisa bergerak cepat, dalam jumlah yang banyak, dan punya kemampuan? 

 

v   “muka mereka seperti muka laki-laki… punya rambut seperti rambut perempuan” ~

Belalang-belalang ini yang sudah pasti bukan belalang literal, dikatakan punya muka laki-laki, tapi punya rambut perempuan, jadi mereka ini bukan laki-laki dan bukan perempuan. Andai manusia pasti hanya ada dua gender, laki-laki atau perempuan. Tapi mereka bukan salah satu gender itu. Apakah karena mereka itu malaikat? Malaikat kan tidak punya gender. Jadi ini adalah malaikat-malaikat yang diizinkan Tuhan untuk menghukum segolongan manusia. Malaikat yang baik atau malaikat yang jahat? Pasti malaikat yang jahat karena mereka keluar dari asap yang berasal dari lubang yang tidak ada dasarnya, ingat?

 

v   “gigi mereka seperti gigi singa” ~  

Jadi mereka punya kemampuan mencabik-cabik mangsanya, mereka bukan macan ompong. Siapa yang juga diumpamakan singa?

1 Petrus 5:8

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Karena musuhmu si Iblis, berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum,  mencari siapa yang dapat ditelannya

Semakin jelas kan identitasnya?

 

v   “punya baju zirah” ~           

Mereka memang siap untuk berperang, tujuan mereka adalah untuk berperang dan mereka mempersiapkan diri untuk itu, mereka bukan maju asal-asalan tanpa persiapan, tapi maju lengkap dengan baju zirah.

 

v   “bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta kuda” ~  

Begitu cepatnya kepak sayap mereka dan begitu banyaknya jumlah mereka sehingga rombongan belalang bisa terdengar seperti suara kereta-kereta kuda.

 

v   sengatnya di ekor mereka... menyakiti manusia lima bulan lamanya” ~

Ekor kalajengking dengan sengatnya yang menyakiti manusia lima bulan lamanya, sudah dibahas di Wahyu 9:3, 5 di atas.

 

 

9:11        Dan mereka punya sebagai raja atas mereka, yaitu malaikat lubang yang tidak berdasar yang namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon tetapi dalam bahasa Yunani dia punya nama Apolion

 

v   “punya sebagai raja atas mereka, yaitu malaikat lubang yang tidak berdasar ~  

Nah, sekarang sangat jelas siapa belalang-belalang itu dan siapa rajanya yang beraja di lubang yang tidak berdasar itu. Di sini jelas disebutkan bahwa rajanya adalah “malaikat lubang yang tidak berdasar,  yang tidak lain adalah Lucifer, Iblis, Setan.

Lucifer di sini disebut “Abadon” atau “Apolion”. Arti dari dua kata ini dalam bahasa Inggris adalah “destroyer” atau dalam bahasa Indonesia “penghancur”.

 

INILAH CELAKA YANG PERTAMA

Manusia-manusia yang tidak diakui Allah sebagai umatNya, yang tidak punya meterai Allah di dahi mereka,  menjadi mangsa empuk malaikat-malaikat jahat anak buah Lucifer, selama 150 tahun diizinkan menyodorkan doktrin-doktrin palsu yang menyesatkan kepada mereka bahwa logika itulah pencapaian tertinggi, bahwa tidak ada Allah, tidak ada penghakiman, tidak ada Surga, tidak ada neraka.

Mengapa ini disebut celaka?

Karena inilah yang mengakibatkan pecahnya revolusi Perancis, dari sinilah bermulanya faham atheisme, sosialisme, komunisme, yang muncul menggantikan ajaran Tuhan yang benar. Dan efeknya sangat parah. Ajaran Tuhan bukan saja dikepung oleh ajaran-ajaran palsu sinkretisme yang masuk ke dalam gereja di era sebelumnya, tetapi sekarang dikepung juga oleh faham baru dari luar gereja bahwa logika itulah allah yang sesungguhnya, semua yang tidak bisa diterima logika itu tidak benar. Ini mempersiapkan ladang baru bagi faham Evolusi dan Big Bang yang menolak doktrin Penciptaan alam semesta dan isinya oleh Tuhan. Dan manusia yang terpengaruh oleh semua ajaran palsu ini meninggalkan Tuhan, meninggalkan Hukum Tuhan, dan membuang kesempatannya untuk selamat.

 

Sangkakala Keempat dari era sebelumnya yang berlangsung selama 1260 tahun kekuasaan Kepausan telah membuat banyak negara di Eropa terpuruk secara rohani, dan Perancis yang paling parah. Rajanya, bangsawan-bangsawannya, petinggi-petinggi gereja semua hidup bergelimang harta yang diperoleh dari memeras rakyat, sementara rakyat tertindas hampir sekarat. Karena itu sangat mudah masuknya faham atheisme dan sosialisme di kalangan rakyat jelata yang sengsara. Rakyat yang menderita, yang selama ratusan tahun tidak pernah mengenal ajaran Allah yang benar, karena Kristus, Kitab Suci, dan umat Allah (matahari, bulan, bintang-bintang) telah digelapkan sebagian sehingga mereka tidak bisa memancarkan terang kebenaran. Selama 150 tahun yang terakhir orang-orang terpelajar seperti Descartes mengisi kekosongan rohaninya dengan faham-faham sesat dan menyuapkannya kepada rakyat Perancis. Seperti orang yang akan tenggelam, rakyat Perancis segera menerima pelampung atheisme ini. Mereka mudah diyakinkan bahwa tidak ada Allah, karena petinggi-petinggi gereja semuanya hanya menindas dan omong kosong, sama sekali tidak mencerminkan hamba-hamba Allah yang benar. Api pun membara dalam sekam. 150 tahun lamanya kebencian menumpuk, sedikit demi sedikit akhirnya pada 5 Mei 1789 meletuslah pemberontakan mereka, yang semakin memburuk hingga pada 14 Juli 1789 mereka menyerbu penjara Bastille di Paris. Kejatuhan Bastille merupakan titik ditabuhnya genderang perang yang berlangsung beberapa tahun. Revolusi Perancis pecah sebagai akibat kekuasaan Kepausan selama seribu tahun lebih telah menggelapkan Kristus, Kitab Suci, dan umat Allah (matahari, bulan, bintang-bintang).

 

Kalau kita membuka sejarah, kita melihat saat Revolusi Perancis begitu banyak orang yang dipancung kepalanya, termasuk rajanya Louis XVI dan permaisurinya Marie Antoinette. Semua yang berdarah bangsawan kehilangan kepala mereka. Harta mereka dijarah. Pisau guillotine bekerja siang malam memancung kepala tanpa henti. Dan Perancis mengalami masa teror yang paling mengerikan dalam sejarahnya.

Great Controversy 284.1

Kemudian tibalah hari-hari itu ketika peraturan yang paling biadab dijalankan oleh pengadilan yang paling biadab; ketika tidak ada manusia yang bisa menyapa tetangganya atau berdoa… tanpa resiko dianggap melakukan kejahatan yang dikenai hukuman mati; ketika mata-mata bersembunyi di setiap sudut; ketika setiap pagi pisau guillotine bekerja keras dan lama; ketika penjara penuh bagaikan tempat para budak di dalam kapal pengangkutnya; ketika selokan-selokan dipenuhi darah yang membuih yang mengalir ke dalam sungai Seine… Sementara setiap hari gerobak-gerobak penuh dimuati korban-korban untuk dibawa ke kematian mereka melalui jalan-jalan di Paris, para proconsul yang dikirim komite penguasa ke departemen-departemen, bersorak-sorak dalam kekejaman yang berlebihan yang bahkan asing bagi ibu kota itu. Pisau  mesin pembunuh naik dan turun terlalu lambat melakukan pekerjaan pembantaiannya. Barisan panjang para tawanan diberondong dengan amunisi dari meriam. Di bagian bawah kapal-kapal yang padat dibuatlah lubang-lubang. Kota Lyons berubah menjadi padang gurun. Di Arras para tawanan bahkan tidak diberi belas kasihan kematian yang cepat. Sepanjang Loire dari Saumur hingga ke laut, rombongan besar burung-burung gagak dan elang berpesta memakan mayat-mayat telanjang, yang terikat bersama dalam pelukan yang mengerikan. Baik jenis kelamin maupun usia tidak ada yang mendapatkan belas kasihan. Para pemuda dan pemudi remaja yang dibunuh oleh pemerintahan yang keji itu berjumlah ratusan. Bayi-bayi yang tercabik dari pelukan ibunya dilemparkan dari satu tombak ke tombak yang lain sepanjang barisan Jacobin.” (The Atrocities of the Reign of Terror – M.A. Thiers, History of the French Revolution). Dalam kurun waktu 10 tahun yang pendek,  sejumlah besar manusia binasa.”

 

 

9:12        Satu celaka sudah lewat. Lihat, masih dua celaka lagi yang akan datang setelah ini.

 

 

 

SANGKAKALA KEENAM ~ CELAKA YANG KEDUA

 

9:13        Dan malaikat yang keenam meniup, dan aku mendengar suatu suara dari keempat tanduk mezbah emas yang  di hadapan Allah.

 

v   “suara dari keempat tanduk mezbah emas” ~  

Kita kembali ke lokasi Ka’abah di Surga, di mana terdapat mezbah emas di hadapan Allah.

Suara siapa itu? Jelas yang melayani di depan mezbah emas di hadapan Allah adalah Yesus, perantara Allah dengan manusia.

Ayat ini menunjukkan bahwa saat sangkakala keenam, Yesus masih bertugas di Bait Allah surgawi, dengan demikian berarti pintu kasihan masih terbuka. Manusia masih bisa bertobat.

 

 

9:14        berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala, ‘Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat di sungai besar Efrat itu.’

 

v   “empat malaikat yang terikat di sungai besar Efrat” ~

Ini tidak sama dengan empat malaikat yang menahan mata angin di Wahyu 7:1. Ini adalah empat malaikat yang ditahan dan diikat di dekat sungai Efrat. Berarti ini bukanlah malaikat-malaikat yang baik. Ini malaikat-malaikat anak buah Setan. Dan ketika Sangkakala Keenam itu ditiup, Yesus memberi perintah agar keempat malaikat jahat itu dilepaskan.

 

v   Angka 4 itu punya makna universal/global.

Karena itu Sangkakala Keenam ini tidak hanya untuk setempat, tetapi berlaku global. Karena itu ada kaitan antara Sangkakala Keenam ini dengan Malapetaka Keenam, karena sama-sama menyangkut Sungai Efrat, dan sama-sama bersifat global.

 

v   Nah, karena angka 4 itu secara simbolis punya makna universal/global,

berarti malaikat jahat yang dilepaskan itu bukan hanya literal 4, tapi banyak. Mereka sebelumnya  “terikat”, artinya kebebasan mereka beraktivitas dibatasi. Tetapi sekarang mereka akan dilepaskan. Berarti mereka akan bebas mendatangkan bencana bagi manusia.

 

v   Sungai Efrat yang literal ada di Timur Tengah.

Babilon kuno dulu terletak di sungai Efrat. Kita perlu memahami ini, karena di kitab Wahyu kita berulang-ulang akan bertemu dengan Babilon/Babel. Tetapi jelas semua ini tidak bicara tentang kota Babilon kuno yang eksis sebelum Masehi, melainkan Babilon sekarang adalah simbol bagi musuh Allah. Musuh Allah, si Antikristus, punya beberapa sebutan. Di kitab Daniel dia disebut “Tanduk Kecil”. Di kitab Wahyu 13 dia disebut “Binatang”, di Wahyu 17 disebut “Perempuan Pelacur”, juga  “Babel/Babilon”. Di 2 Tesalonika dia disebut “Anak kebinasaan”, “Manusia Dosa (duhaka)”, “Antikristus”. Semua nama itu bicara tentang kekuasaan yang sama, yaitu Kepausan Roma Katolik.

 

v   Di Wahyu 17

perempuan pelacur yang bernama “Babilon yang Besar” itu duduk di atas banyak air. Air yang didudukinya itulah Sungai Efrat karena Babilon literal duduk di atas Sungai Efrat literal. Tapi karena ini tidak bicara tentang Babilon literal, maka ini juga tidak bicara tentang Sungai Efrat literal. Ingat di atas kita sudah membahas bahwa di Alkitab “laut” atau “banyak air” itu melambangkan orang banyak, bangsa-bangsa, bahasa-bahasa, kaum-kaum.

Wahyu 17:15

Lalu ia berkata kepadaku: Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah kaum-kaum, dan orang banyak, dan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa.’

 

Jadi Sungai Efrat yang dimaksudkan di sini adalah kaum-kaum, orang banyak, bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa yang mendukung Kepausan.

 

 

9:15        Dan keempat malaikat itu dilepaskan, yang telah disiapkan bagi jam itu, dan hari, dan bulan, dan tahun, untuk membunuh sepertiga bagian manusia.

 

v   Kita lihat apa yang ada di naskah aslinya.

Di Strong’s Dictionary semua kata yang ada kode G++++ itu berarti di naskah aslinya ada kata tersebut. Yang tidak ada kodenya, itu ditambahkan oleh yang menerjemahkan, dan terkadang penambahan itu tidak tepat.

 

AndG2532 theG3588 fourG5064 angelsG32 were loosed,G3089 which were preparedG2090 forG1519 an hour,G5610 andG2532 a day,G2250 andG2532 a month,G3376 andG2532 a year,G1763 for toG2443 slayG615 theG3588 third partG5154 of men.G444 

ü   Lihat kata “an hour” pada kata “an” tidak ada kode G++++, yang ada kodenya adalah kata “hour” itu G5610.

ü   Dan kata “a day” pada kata “a” tidak ada kodenya, yang ada hanya kata “day” G2250.

ü   Juga kata “a month” yang ada kodenya hanya kata “month” G3376.

ü   Dan kata “a year” yang ada kodenya juga hanya pada kata “year” G1763.

 

Jadi bukan satu jam, satu hari, satu bulan, dan satu tahun, melainkan seharusnya Wahyu 9:15 demikian bunyinya:

 

AndG2532 theG3588 fourG5064 angelsG32 were loosed,G3089 which were preparedG2090 forG1519 the hour,G5610 andG2532 day,G2250 andG2532  month,G3376 andG2532 year,G1763 for toG2443 slayG615 theG3588 third partG5154 of men.G444 

 

v   “jam itu, dan hari, dan bulan, dan tahun” ~

Jam, hari, bulan, tahun yang mana? Nah, kalau kita lihat di Kitab Wahyu, hanya ada satu referensi tentang kata “jam” ὥραν (hōran), kata yang sama yang dipakai di Wahyu 14:6-7.

Wahyu 14:6-7

6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi, kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, 7 dan ia berseru dengan suara nyaring: ‘Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba jam penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.’"

 

Maka jika “jam”nya adalah “jam penghakiman” yang ada di Wahyu 14:6-7, dan kita tahu bahwa “jam penghakiman” itu jatuh pada hari ke-10, bulan ke-7 (Tishri), tahun 1844; yang menurut kalender kita jatuh pada 22 Oktober 1844.

Ini adalah dimulainya penghakiman umat Allah, saat Yesus Kristus pindah dari Bilik Kudus ke Bilik Mahakudus Bait Suci surgawi untuk memulai pemeriksaan nama-nama mereka yang tercantum dalam Kitab Kehidupan.

Jadi sejak 22 Oktober 1844, malaikat-malaikat jahat yang tadinya terikat di Sungai Efrat dilepaskan. Sampai kapan? Sampai sekarang masih.

 

v   “untuk membunuh sepertiga bagian manusia” ~  

Artinya, malaikat-malaikat jahat itu mulai waktu itu diizinkan mengumpulkan pengikutnya, tetapi mereka masih diberi batasan tidak boleh membunuh semua manusia, hanya sepertiga bagian yang diperbolehkan.

Jadi jelas ini belum penghakiman terakhir ketika semua manusia yang tidak selamat akan dibinasakan. Pada waktu ini masa kemurahan Allah belum berakhir, pintu pertobatan belum tutup, manusia masih bisa mengubah nasibnya.

Jadi mulai 22 Oktober 1844 Tuhan mulai mengumpulkan umatNya melalui penghakiman investigasi atas nama-nama di Kitab Kehidupan; dan Setan juga mulai mengumpulkan pengikutnya. Dunia akan terpolarisasi menjadi dua kubu: Kubu Kristus dan Kubu Setan untuk berhadapan terakhir kalinya sebelum kedatangan kedua Kristus.

 

 

9:16        Dan bilangan tentara berkuda itu ialah dua ratus juta, dan aku mendengar bilangan mereka.

 

v   “tentara berkuda dua ratus juta” ~  Tulisan aslinya 2 x 10000 x 10000.

Apakah ini bicara tentang 200juta literal, tidak lebih satu tidak kurang satu? Tidak. Sama seperti bilangan 144ribu yang juga didengar Yohanes, itu bukan angka literal. Ini hanya memberikan perbandingan, betapa banyaknya musuh kita. Jumlah simbolis umat Allah yang terakhir hidup hanya 144ribu, sedangkan musuhnya 200juta. Perbandingan yang sangat tidak seimbang.

 

v   “tentara berkuda” ~

Apakah malaikat naik kuda? Bukankah malaikat itu terbang? Nah, ini adalah bahasa simbolis, gambaran malaikat yang akan berperang. Ketika Kristus datang bersama malaikat-malaikatNya mereka juga digambarkan naik kuda putih (Wahyu 19:14).

 

 

9:17        Dan demikianlah aku melihat kuda-kuda dalam penglihatan ini: dan mereka yang menungganginya memakai baju zirah merah api, biru bunga, dan kuning belerang; dan kepala kuda-kuda itu seperti kepala singa, dan dari mulut mereka keluar api, asap, dan belerang.

 

v   “yang menungganginya memakai baju zirah” ~  

Sekali lagi diulangi bahwa malaikat-malaikat jahat yang menunggang kuda itu memakai baju zirah lengkap untuk maju berperang. Warna baju zirah mereka adalah warna nyala api, lidah api itu berwarna merah dan biru dan kuning.   Jadi kalau mereka berpakaian lengkap maka kita pun jangan lupa memakai perlengkapan perang kita yang disebutkan di Efesus 6:13-18.

 

v   “kepala kuda-kuda itu seperti kepala singa” ~

Sekali lagi disinggung kata “singa”. Ingat 1 Petrus 5:8 yang mengatakan Iblis seperti singa yang mengaum?

 

v   “dari mulut mereka keluar api, asap, dan belerang” ~

Ini mirip deskripsi Setan yang disebut Lewiatan di kitab Ayub.

Ayub 41:19-21

19 Dari mulutnya keluar suluh, dan bunga api memuncrat keluar. 20 Dari lubang hidungnya keluar asap bagaikan dari belanga atau ketel yang mendidih. 21 Nafasnya menyalakan bara, dan nyala api keluar dari mulutnya.

 

Dan di Yesaya Lewiatan diidentifikasi sebagai “ular” dan “naga” yang akan dibunuh Tuhan.

Yesaya 27:1

Pada waktu itu TUHAN dengan pedang-Nya yang berat, besar dan kuat akan menghukum Lewiatan, ular yang licin itu, yaitu Lewiatan, ular yang memutarbalikkan kebenaran itu, dan Ia akan membunuh naga itu yang ada di laut

 

Di Wahyu 12 kita lihat bahwa naga, ular tua, itu adalah Setan, Iblis.

Wahyu 12:9

Dan naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua, yang disebut Iblis dan Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan ke bumi, dan malaikat-malaikatnya dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia. 

 

 

9:18        Oleh ketiga malapetaka ini sepertiga bagian dari umat manusia dibunuh oleh api, dan asap, dan belerang, yang keluar dari mulut mereka

 

v   “sepertiga bagian dari umat manusia dibunuh” ~  

Tidak seluruhnya, hanya sepertiga bagian.

 

v   “api, dan asap, dan belerang, yang keluar dari mulut mereka” ~

Ada berapa unsur yang keluar dari mulut? Tiga: api, asap, belerang. Inilah yang membunuh sepertiga bagian manusia.

Ini bahasa simbol. Kitab Wahyu itu penuh bahasa simbol. Untuk mengetahui artinya kita cari ayat lain yang juga bicara tentang apa yang keluar dari mulut kubu Setan.

Wahyu 16:13

Dan aku melihat tiga roh najis yang menyerupai katak keluar dari mulut naga dan dari mulut Binatang dan dari mulut nabi palsu.

 

Nanti kalau kita tiba di Wahyu 16 kita akan melihat Setan punya koalisi. Dan tiga roh najis keluar dari mulut mereka. Tentang tiga roh najis seperti katak ini kita bahas nanti di pasal 16. Jadi sekarang ditangguhkan dulu.

Jika Roh Kudus membawa manusia kepada pertobatan, maka roh najis pasti sebaliknya, membawa manusia untuk memberontak kepada Allah. Akibatnya manusia-manusia yang ikut memberontak kepada Allah bagaimana nasibnya? Mereka akan terbunuh, mereka akan mati. Bila Tuhan menarik perlindunganNya dari mereka yang melawan DiriNya, maka manusia-manusia akan mudah dibunuh oleh Setan. Setan itu selain ingin membunuh umat Tuhan dia juga tidak sayang membunuh pengikut-pengikutnya sendiri, karena dia memang pembunuh. Hobinya membunuh siapa saja yang bisa dibunuhnya.

Yohanes 8:44

Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis, dan keinginan bapakmulah yang kamu mau lakukan.  Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, itu bersumber dari dirinya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapak segala dusta.

 

 

9:19        Sebab kuasa mereka ada di mulut mereka dan di  ekor mereka; karena ekor mereka sama seperti  ular, yang mempunyai kepala, dan dengan itu mereka bikin celaka.

 

v   “kuasa mereka ada di mulut mereka dan di  ekor” ~

Mereka punya dua alat pembunuh: Di ayat 18 sudah dikatakan bahwa mulut mereka mengeluarkan api, asap, dan belerang. Dan sekarang ditambahkan ekor mereka juga berbahaya.

 

v   “ekor mereka sama seperti  ular, yang mempunyai kepala” ~

Ekor melambangkan nabi yang mengajarkan ajaran yang salah, doktrin-doktrin yang menyesatkan, kebohongan-kebohongan yang disampaikan sebagai kebenaran.

Yesaya 9:15 (9-14)

Tua-tua dan orang yang terpandang, dialah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, dialah ekor.

 

Dan di sini ditambah lagi faktor ekornya berkepala ular. Ular adalah lambang Setan. Jadi Tuhan mau kita sangat jelas mengenai hal ini sampai diulang-ulang terus supaya kita tahu siapa identitas yang dibicarakan.

 

 

 9:20       Dan manusia yang tersisa yang tidak terbunuh oleh malapetaka-malapetaka itu, namun tidak bertobat dari perbuatan tangan mereka, yang mereka seharusnya tidak menyembah roh-roh jahat, dan berhala-berhala dari emas dan perak, dan kuningan, dan batu dan dari kayu, yang tidak dapat melihat mapun mendengar atau berjalan,

9:21        mereka juga tidak bertobat dari pembunuhan-pembunuhan mereka, maupun dari sihir mereka, dari  perzinahan  mereka, atau dari pencurian-pencurian mereka.

 

v   “manusia yang tersisa yang tidak terbunuh oleh malapetaka-malapetaka  itu, namun tidak bertobat” ~

Jadi ada yang lolos ya, tapi yang menyedihkan mereka yang lolos ini dikatakan “tidak bertobat” dari segala kejahatan mereka.

 

v   “menyembah roh-roh jahat, dan berhala-berhala dari emas dan perak, dan kuningan, dan batu dan dari kayu, yang tidak dapat melihat mapun mendengar atau berjalan” ~

Kalimat ini sama dengan yang ada di Daniel 5:23 ketika Daniel menyampaikan penghakiman Tuhan kepada Belsyazar, yang juga menyembah berhala dari emas, perak, kuningan, kayu, batu yang tidak bisa melihat maupun mendengar. Jadi janganlah kita menyembah segala macam berhala dengan alasan apa pun.

 

Dengan peringatan ini, berakhirlah pesan yang dibawa oleh sangkakala yang keenam.

 

Kita sekarang hidup di bagian akhir Sangkakala Keenam. Pintu kasihan belum menutup, sehingga kita masih punya kesempatan untuk bertobat, kembali kepada Allah dan kebenaranNya.

 

 

 

 

 

 

May 2021




Tidak ada komentar:

Posting Komentar