Kamis, 25 April 2013

ALKITAB MENJAWAB TENTANG AYAT-AYAT YANG MEMBINGUNGKAN 4/2


Kita  bertanya

Alkitab  menjawab4/2

AYAT-AYAT YANG DIANGGAP KONTRADIKTIF ATAU MEMBINGUNGKAN


83. KEJADIAN 6:2 APA ARTINYA “ANAK-ANAK ALLAH”?

Kejadian  6:2

Bahwa anak-anak laki-laki Allah melihat anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, dan mereka mengambil isteri bagi diri mereka dari semua yang mereka pilih.

 

Ada yang beranggapan bahwa istilah “anak-anak Allah” di sini mengacu kepada malaikat-malaikat pelayan Tuhan di Surga.

Tetapi ini tidak benar.

 

Malaikat diistilahkan sebagai “anak-anak Allah”, tiga kali di dalam Alkitab, dan semuanya ada di dalam Kitab Ayub.

Ayub 1:6

Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Setan.

 

Ayub 2:1

Pada hari yang lain datanglah kembali anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Setan untuk menghadap TUHAN.

 

Ayub 38:7

Pada waktu bintang-bintang fajar menyanyi bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai gembira?

 

Tetapi di Kejadian 6:2 ini yang dimaksud dengan anak-anak Allah” bukanlah malaikat. Dari mana kita tahu? Karena malaikat tidak kawin-mengawin!

Matius 22:30

Karena di kebangkitan, mereka tidak kawin dan tidak dikawinkan, melainkan seperti malaikat-malaikat Allah di Sorga

 

Jadi siapakah manusia-manusia yang disebut “anak-anak Allah” di Kejadian 6:2?

Yohanes 1:12

Tetapi seberapa banyak orang yang menerima-Nya, kepada mereka diberi-Nya kuasa untuk menjadi  anak-anak Allah,  kepada mereka yang percaya dalam nama-Nya.

 

Roma 8:14

Karena seberapa banyak yang dipimpin Roh Allah, mereka ini adalah anak Allah.

 

Filipi 2:15

supaya kamu boleh tidak bersalah dan tidak bernoda, anak-anak Allah yang tidak bercela, di tengah-tengah bangsa yang bengkok dan jahat, di tengah mana kamu bercahaya seperti terang-terang di dunia.

 

Maka jelaslah siapa yang dimaksudkan anak-anak Allah” di Kejadian 6:2 itu, mereka adalah manusia yang setia kepada Tuhan.

Sedangkan “anak-anak perempuan manusia” adalah kebalikannya, mereka adalah anak-anak perempuan dari keluarga yang sudah tidak taat lagi kepada Allah.

 

Jadi Kejadian 6:2 bicara tentang perkawinan antara orang percaya dan orang tidak percaya, antara umat Allah dengan yang bukan umat Allah. Dan itu menimbulkan banyak masalah yang membuat “anak-anak Allah” menjadi murtad ikut pasangannya, sehingga di zaman Nuh, Tuhan membinasakan seluruh dunia gara-gara ini, dan hanya menyisakan Nuh sekeluarga. Tetapi “anak-anak Allah” tetap tidak menurut walaupun Tuhan sudah melarang umatNya menikah dengan yang tidak seiman. Padahal berpasangan dengan yang seiman saja banyak masalahnya, apalagi yang tidak seiman.

2 Korintus 6:14-15

14Janganlah kamu menjadi pasangan kuk yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya; sebab persahabatan apa yang ada antara kebenaran dan ketidakbenaran? Dan komunikasi apa yang ada antara terang dengan gelap? 15 Dan keselarasan apa yang ada antara Kristus dan Belial? Atau apakah bagian yang dimiliki orang percaya dengan orang tak percaya?

 

Artinya “anak-anak Allah” jangan sama-sama menanggung beban, atau terikat secara hukum dengan yang “bukan anak-anak Allah”, bukan saja dalam perkawinan, tetapi juga dalam kongsi/mitra kerja, karena ada banyak prinsip yang berbeda dan pasti akan muncul banyak pencobaan.

 

 

84. APAKAH YOHANES PEMBAPTIS ITU REINKARNASI NABI ELIA?

Matius 11:12-14

12 Dan dari zaman Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga menderita kekerasan, dan yang garang menguasainya. 13 Sebab semua kitab para nabi dan kitab Hukum bernubuat hingga Yohanes. 14 dan--jika kamu mau menerimanya--inilah Elia yang ditentukan untuk datang itu.

 

Note:    Yang dimaksud “kerajaan Surga” di sini itu umat Allah ya. Jadi ayat ini berkata bahwa umat Allah yang setia selalu menderita perlakukan yang tidak baik (dijahati) mereka yang garang, yaitu Setan dkk. Kita tahu di sini yang dimaksud adalah Setan dkk. karena ada kata “menguasainya”. Kalau sesama manusia tidak semua bisa menguasai umat Tuhan.

 

Banyak orang menganggap ayat ini membenarkan bahwa Yohanes pembaptis adalah titisan atau reinkarnasi nabi Elia.

Tapi pendapat itu tidak alkitabiah.

Mengapa?

1.    karena reinkarnasi itu tidak ada menurut Alkitab.

2.    karena nabi Elia tidak pernah mati!

Elia diangkat ke Surga hidup-hidup, dengan tubuhnya sendiri yang telah diubahkan menjadi tubuh yang tidak bisa mati, tapi itu tetap tubuhnya sendiri.

Kita bisa membaca di 2 Raja-raja 2:11

Maka terjadilah, sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba muncullah suatu kereta berapi dengan kuda-kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke langit dalam angin puyuh.

 

Bagaimana Elia bisa menitis jika dia sendiri tidak pernah mati? Ajaran reinkarnasi kan orangnya mati lalu rohnya menitis dalam tubuh yang baru. Nah, ini nabi Elia tidak pernah mati, jadi rohnya masih dipakai tubuhnya sendiri! Tidak bisa menitis ke tubuh yang lain!

Jadi hal ini menggugurkan paham reinkarnasi, yang sesungguhnya reinkarnasi itu memang tidak ada.  Lihat pembahasan no. 47, serial Alkitab Menjawab Tentang Kematian.

 

Jadi apa hubungan Yohanes Pembaptis dengan nabi Elia? Kita baca dalam Lukas 1:13-17

13 Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, ‘Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah didengar, dan Elisabet isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu, dan engkau harus menamai dia Yohanes. 14 Dan engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita saat kelahirannya. 15 Sebab ia akan besar di pemandangan Tuhan, dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras, dan ia akan dipenuhi dengan Roh Kudus, yaitu mulai dari rahim ibunya; 16 Dan banyak orang Israel akan dibuatnya berbalik kepada Tuhan Allah mereka. 17 dan ia akan berjalan mendahului Dia (Yesus) dalam semangat dan kuasa Elia, untuk memutar balik hati bapa-bapa kepada anak-anaknya, dan yang tidak patuh kepada  hikmat orang-orang benar; untuk menyiapkan suatu umat yang bersedia bagi Tuhan.

 

Jadi Yohanes Pembaptis bukanlah reinkarnasi/titisan Elia, tetapi dia akan bekerja dalam semangat dan kuasa Elia sebagai pembuka jalan, dia yang bertugas menyiapkan jalan bagi Kristus. Selama 400 tahun setelah Perjanjian Lama, Tuhan tidak mengirim satu pun nabi yang lain. Selama 400 tahun Tuhan diam, Israel dibiarkan dengan nasibnya sendiri. Barulah 6 bulan menjelang kelahiran Yesus, Yohanes dilahirkan Tuhan ke dunia, dialah nabi perantara yang menghubungkan antara zaman Perjanjian Lama dengan zaman Perjanjian Baru, dialah yang harus menggebrak bangsa Yahudi yang telah “tersesat” selama 400 tahun supaya mereka siap menyambut kedatangan Mesias mereka.



85. DOSA YANG TIDAK DIAMPUNI

Matius 12:31-32

Dan siapa pun yang bicara satu kata menentang Anak Manusia, untuk itu ia akan diampuni, tetapi siapa pun yang bicara menentang Roh Kudus, untuk itu ia tidak akan diampuni, tidak di dunia ini, tidak juga di dunia yang akan datang.

 

Jika kita tidak memahami ayat ini, kita bisa beranggapan bahwa Roh Kudus status dan kuasanya lebih tinggi daripada Allah Bapa atau Allah Anak karena hanya bicara menentang Roh Kudus yang tidak diampuni.  Mengapa bisa demikian?

 

Jawabannya adalah, bukan Roh Kudus itu pangkatnya lebih tinggi daripada kedua Pribadi Allah yang lain, tetapi karena fungsiNya di dunia ini, menyebabkan Dia (Roh Kudus)-lah yang punya peranan penting dalam membawa manusia kepada pertobatan dan keselamatan.

Yohanes 16:8

Dan kalau Ia (= Roh Kudus) datang, Ia akan (1) menginsafkan dunia akan dosa, (2) dan akan kebenaran, (3) dan akan penghakiman.

 

Jadi peranan Roh Kudus itu penting sekali bagi keselamatan kita:

1.    Tanpa Roh Kudus, manusia tidak akan bertobat.

2.    Kalau tidak bertobat, ya tidak akan mengerti kebenaran.

3.    Dan kalau tidak mengerti kebenaran, tidak mengerti bahwa dia akan dihakimi Tuhan.

 

Karena Roh Kuduslah yang berbisik di hati kita, Roh Kudus yang setiap hari bergumul dengan kita, menyadarkan kita akan dosa-dosa kita, mengajak kita bertobat, mengajak kita datang kepada Tuhan untuk minta ampun. Jika kita mengabaikan suara Roh Kudus, jika kita menghujat Roh Kudus, semakin lama semakin kita tidak akan mendengar suaraNya lagi, dan kita selamanya tidak akan bertobat. Tanpa pertobatan, kita tidak akan selamat. Jadi mendengarkan suara Roh Kudus itu suatu keharusan kalau kita ingin selamat.

 

Inilah pesan Paulus supaya kita jangan keras kepala, melainkan mendengarkan Roh Kudus dan tidak menentangNya. Orang Yahudi tidak mengindahkan nasihat ini, dan akhirnya mereka dibuang Tuhan sebagai umat pilihanNya, dan di tahun 70 AD Yerusalem dihancurkan sebagai tanda penghapusan mereka sebagai bangsa pilihan Allah.

Kisah Para Rasul  7:51

Kamu yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga! Kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti yang dilakukan nenek moyangmu, demikian juga kamu.

 

Jika kita terus-menerus menentang Roh Kudus, apa akibatnya?

Ibrani 10:26-27

26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah kita menerima pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk dosa. 27 melainkan suatu penantian yang menakutkan akan penghakiman dan api kemarahan yang akan melahap habis  para musuh.

 

Kita pasti mendengar suara Roh Kudus, sejahat-jahatnya manusia dia pasti bisa mendengar suara dari hati nuraninya yang mengatakan kepadanya itu salah, jangan dilakukan. Hanya saja kita yang memutuskan untuk mengabaikan suara itu. Maka jika kita terus bersikeras hidup dalam dosa, melanggar Hukum Allah, yang menunggu kita adalah penghakiman dan penghukuman api kemarahan dari Allah yang akan melahap habis kita. Karena itu janganlah abaikan suara Roh Kudus.

 

Roh Kudusl-lah yang telah memeteraikan kita, yang menjamin kita sampai kita memperoleh penebusan secara total.

Efesus  1:13-14

13 Di dalam Dia kamu juga percaya, setelah kamu mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu; di dalam Dia juga, setelah kamu percaya kamu dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. 14 Yang adalah jaminan warisan kita hingga ke penebusan atas milik yang telah dibeli Allah, sampai kemuliaanNya dipuji.

 

Itulah sebabnya, dosa yang tidak dapat diampuni adalah menghujat atau menentang Roh Kudus:

Efesus  4:30

Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang olehNya kamu telah dimeteraikan hingga hari penebusan.

 

Karena jika kita tidak mendengar suara Roh Kudus lagi, maka pupuslah kemungkinan kita bisa insaf dan bertobat. Dan jika kita tidak bertobat dan dosa kita tidak diampuni, maka tidak ada lagi kurban untuk dosa (artinya kita tidak punya bagian dalam penebusan Kristus),  27 melainkan suatu penantian yang menakutkan akan penghakiman dan api kemarahan yang akan melahap habis  para musuh.”

 

Jadi dengarkan suara Roh Kudus, dan berilah respons yang positif selama masih ada waktu. Besok belum tentu kita masih hidup.




PROBLEM DENGAN PETRUS

Petrus adalah seorang rasul yang hebat, tetapi gereja Katolik telah menjadikan Petrus lebih hebat daripada sesungguhnya, bahkan mengangkat Petrus sebagai Paus yang pertama ~ padahal di zaman hidupnya, belum ada yang namanya jabatan Paus maupun Kepausan. Dan Yesus jelas tidak pernah mengangkat Petrus sebagai Paus yang pertama, atau pemimpin gereja. Kita nanti akan melihat justru pemimpin semua rasul setelah Yesus kembali ke Surga adalah Yakobus, atau yang dikenal sebagai James the Just.

 

Kita sekarang akan melihat ayat-ayat tertentu yang oleh gereja Katolik dijadikan alasan membuat Petrus lebih istimewa daripada rasul-rasul yang lain, dengan menyelewengkan makna yang sebenarnya dari ayat-ayat tersebut. Kita perlu membahas apa sesungguhnya makna ayat-ayat tersebut supaya kita tidak disesatkan oleh pemahaman yang salah. Kita akan melihat dari ayat-ayat berikut bahwa Petrus di masa hidupnya adalah seorang manusia biasa, punya banyak kelemahan, tidak lebih baik daripada rasul-rasul yang lain, bukan pengganti Yesus setelah Yesus kembali ke Surga, dan tidak diberi autoritas atau jabatan yang lebih daripada rasul-rasul yang lain.


86.  APAKAH PETRUS YANG MENJADI DASAR  PENDIRIAN JEMAAT KRISTUS? 
 
Matius 16:18

Dan Aku pun berkata kepadamu, ‘Engkau adalah Petrus. Dan di atas Batu Karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan gerbang kubur tidak akan menaklukkannya.

 

Banyak pertentangan muncul dari ayat ini. Karena itu marilah kita melihat tulisan aslinya.

ü   Pertama, ada kata yang terjemahannya kurang tepat dari bahasa aslinya, yaitu kata sambung yang di sini diterjemahkan “dan”.

Kata ini tulisan aslinya adalah καί  [kai kahee]. Kata penghubung ini menurut Strong’s Dictionary bisa diterjemahkan: and, also, even, so, then, too, both, but, even, for, if, indeed, likewise, moreover, or, so, that, then, therefore, when, yea, yet.

Jadi dalam konteks ayat ini, terjemahan yang lebih tepat dari kata καί    [kai kahee] ini adalah “but” atau “tetapi”, maka ayat itu menjadi lebih jelas:

Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus,  tetapi di atas Batu Karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan gerbang kubur tidak akan menaklukkannya.

ü   Kata “Petrus” artinya “batu”, di sini tulisan aslinya adalah Πέτρος  [Petros - pet'-ros],

yang artinya adalah pecahan dari sebuah batu, jadi ini cuma pecahan sebuah batu, batu yang lepas, yang tidak menancap dalam tanah, jadi dia bergerak dan mudah pindah tempat. Dalam Strong’s dictionary, kata ini masuk di bawah kode G4074.

ü   Kata “Batu Karang” tulisan aslinya adalah πέτρα [petra - pet'-ra]

yang artinya adalah sebuah batu yang besar sekali, batu yang berat, yang menancap di tanah, dan tidak bergerak.  Dalam Strong’s dictionary, kata ini masuk di bawah kode G4073

 

Kita lihat terjemahan bahasa Inggrisnya yang lebih jelas:

And I tell you, you are Peter [Greek, Petros—a piece of rock], and on this Rock [Greek, petra—a huge rock like Gibraltar] I will build My church, and the gates of Hades (the powers of the infernal region) shall not overpower it [or be strong to its detriment or hold out against it]. [Amp]

 

Jadi KATA “BATU” ATAU “PETRUS” YANG PERTAMA, SAMA SEKALI TIDAK SAMA DENGAN KATA “BATU KARANG” YANG KEDUA. Maka jelas “Petrus” Πέτρος  [Petros - pet'-ros], bukanlah “Batu Karang πέτρα [petra - pet'-ra] yang dimaksud. Tulisannya sudah beda.

Karena itu pemahaman yang mengatakan bahwa jemaat Kristus didirikan atas dasar Petrus, itu tidak alkitabiah. Jika kita tidak memeriksa tulisan aslinya, kita bisa terkecoh. Tetapi melihat tulisan aslinya, kita segera mengetahui penyesatan yang disengaja ini, karena pasti gereja Katolik juga tahu apa tulisan aslinya, namun mereka tetap mengajarkan bahwa gereja didirikan di atas Petrus, bukan di atas Kristus.

 

Kita akan melihat siapakah πέτρα [petra - pet'-ra] atau “Batu Karang” itu.

Di Perjanjian Lama kan tulisannya Ibrani, jadi beda dengan tulisan Greeka di Perjanjian Baru. Di Perjanjian Lama, tulisan aslinya adalah צֻר צוּר   [tsûr tsûr].

Ulangan 32:4

Dialah Batuצֻר  צוּר  [tsûr tsûr] itu, pekerjaan-Nya sempurna; karena segala jalan-Nya adil, Allah kebenaran dan tanpa ketidakadilan; Dia benar dan jujur

 

1 Samuel 2:2

Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau, maupun Gunung Batu צֻר  צוּר    [tsûr tsûr]  mana pun seperti Allah kita.

 

Mazmur 18:31

Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, Atau siapakah Gunung Batu צֻר צוּר   [tsûr tsûr]  kecuali Allah kita?

1 Korintus 10:4

dan mereka semua sudah minum minuman rohani yang sama. Sebab mereka sudah minum dari Batu πέτρα [petra - pet'-ra] rohani yang mengikuti mereka, dan Batu πέτρα [petra - pet'-ra]  itu ialah Kristus.

 

Jadi Batu karang, batu yang besar, yang tidak goyah, πέτρα [petra - pet'-ra] itu Kristus, Sang Juruseleamat.

Batu lepas yang bergerak, Πέτρος [Petros - pet'-ros], itu nama yang diberikan Yesus kepada Petrus si murid.

 

Jadi inilah makna Matius 16:18

Dan Aku pun berkata kepadamu, ‘Engkau adalah Petrus Πέτρος [Petros - pet'-ros batu lepas yang bergerak bisa berpindah tempat]. Tetapi di atas Batu Karang πέτρα [petra - pet'-ra batu besar yang tidak bergerak] ini (di atas Diriku Sendiri) Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan gerbang kubur tidak akan menaklukkannya.

 

Sebetulnya kesalahan ini tidak seharusnya terjadi. Ini kesalahan besar, karena mudah sekali dicek, dan begitu kita lihat kata aslinya, maknanya yang sesungguhnya langsung nyata, ayat ini bicara tentang dua batu yang berbeda:

1.    yang Petrus itu batu lepas,

2.    sedangkan Batu Karang itu Kristus sendiri,

dan jelas Yesus mendirikan jemaatNya di atas DiriNya Sendiri. Agama Kristen adalah agama yang berdasar di atas Kristus, bukan di atas Petrus! Petrus itu cuma manusia fana. Kristus itulah Allah. Jadi, jangan disesatkan oleh ajaran yang salah.

 

Mari kita lihat pernyataan ini, yang dituls oleh Petrus sendiri. Apakah dia mengatakan di atas dirinyalah jemaat Kristus itu berdiri? Namanya saja “jemaat Kristus”, agamanya bernama “agama Kristen” dari kata “Kristus”; bukan “agama Petrus”, bukan “jemaat Petrus”, jadi ya sudah pasti Kristuslah dasar di atas mana jemaatNya berdiri.

1 Petrus 2:4-6

4 Dengan datang kepada-Nya, ke Batu yang hidup itu, yang memang ditolak oleh manusia, tetapi dipilih oleh Allah, dan sangat berharga. 5 Kamu juga sebagai batu yang hidup, sedang disusun untuk membangun sebuah rumah rohani, imamat yang kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang berkenan kepada Allah melalui Yesus Kristus. 6 Sebab juga ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Lihatlah, Aku meletakkan di Sion sebuah Batu penjuru utama yang terpilih, berharga, dan siapa yang percaya kepada-Nya, sama sekali tidak akan dipermalukan.

Apakah ini bicara tentang Petrus? Tidak! Petrus sendiri yang menulis bahwa Batu yang hidup itu... Batu penjuru utamaberharga, dan siapa yang percaya kepada-Nya, sama sekali tidak akan dipermalukan

Petrus mengutip dari Yesaya 28:16, mari kita lihat.

Sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH, ‘Lihatlah, Aku meletakkan di Sion sebagai dasarnya, sebuah Batu, Batu yang teruji, sebuah Batu penjuru yang berharga, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan goyah.

Jelas kan “Batu penjuru” yang diletakkan di Sion sebagai fondasi itu Kristus, bukan Petrus!

 

 

Sekarang mari kita lihat kelanjutan ayat Matius 16:18 tersebut bagian akhirnya: dan gerbang kubur tidak akan menaklukkannya”.

Apakah pernyataan ini bisa diaplikasikan kepada Petrus? TIDAK! Di mana Petrus sekarang? Mati di dalam kubur. Sampai sekarang dia masih berada di belakang gerbang kubur, dia masih belum bisa keluar dari sana. Dia mati dibunuh, dan sampai sekarang masih menunggu dibangkitkan pada waktu Yesus datang untuk menjemput umatNya.

Tetapi, bila diaplikasikan kepada Yesus, maka itu cocok. Di mana Yesus sekarang? Di Surga, menjadi Imam Besar kita. Setelah Yesus mati disalibkan, Dia bangkit pada hari ketiga! Gerbang kubur tidak bisa menahanNya. Dia sudah keluar. Dia hidup.

 

Kesimpulan:

Jadi “Batu Karang” πέτρα [petra - pet'-ra] yang disebut di Matius 16:18 itu KRISTUS bukan Petrus. Dan jemaat Kristus didirikan tidak di atas dasar yang lain kecuali Kristus sendiri.

 

 

LEBIH LANJUT MENGENAI MELEPAS DAN MENGIKAT

 

ADA TIGA AYAT YANG MIRIP, TETAPI SEBENARNYA BERBICARA MENGENAI HAL YANG BERBEDA, tetapi oleh gereja Katolik diaplikasikan untuk mendukung bahwa Petrus adalah kepala gereja (Paus) yang petama yang diangkat Yesus.

Mari kita catat ayat-ayat itu yang akan kita bahas satu per satu:

1.    MATIUS 16:19

diucapkan Yesus semasa hidupNya (sebelum salib), dan pada waktu itu Yesus berbicara  kepada Petrus.

2.    MATIUS 18:18

diucapkan Yesus sebelum salib, kepada semua muridNya untuk memberi petunjuk bagaimana menegakkan disiplin di dalam jemaat kalau ada saudara seiman yang telah berbuat dosa.

3.    YOHANES 20:23

diucapkan Yesus setelah kebangkitanNya, pada malam hari setelah Dia bangkit, kepada semua muridNya yang berkumpul [penampakan yang pertama kepada mereka].

 

Walaupun kata-katanya mirip, tetapi tiga ayat ini terjadi pada kesempatan yang berbeda, dan dan membahas situasi yang berbeda,  bukan tulisan paralel yang sering terjadi di dalam Injil sinoptik,.

 


87. APA YANG DIMAKSUD DENGAN MATIUS 16:19?

Matius 16:19

Dan Aku akan memberikan kepadamu anak-anak kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga.

 

Ada dua hal yang perlu dibahas dari ayat ini:

1.    Anak-anak kunci Kerajaan Surga

2.    Apa yang diikat dan apa yang dilepaskan

 

1. Tentang anak-anak kunci Kerajaan Surga

v   Apa yang dimaksud dengan "anak-anak kunci kerajaan Surga".

Apakah benar-benar itu anak-anak kunci literal untuk membuka pintu kerajaan Surga? Bukan!  Itu bukan anak-anak kunci pintu literal! Apa itu?

Lukas 11:52

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah menyingkirkan anak kunci pengetahuan. Kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang mau masuk kamu halang-halangi.

 

Ayat di Lukas ini menjelaskan yang dimaksud dengan anak kunci adalah "anak kunci pengetahuan". Pengetahuan apa? Di Matius 16:19 disebutkan itu adalah pengetahuan tentang kerajaan Surga.  Supaya jelas, lihatlah seluruh konteks pembicaraan Yesus dan Petrus yang diceritakan dalam Matius 16:13-19.

13 Ketika Yesus tiba di daerah pantai Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, berkata, ‘Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?’ 14 Dan mereka berkata, ‘Ada yang mengatakan Engkau Yohanes Pembaptis; ada yang mengatakan Elia; Yeremia; atau salah seorang dari para nabi.’ 15 Yesus berkata kepada mereka, ‘Tetapi katamu, siapakah Aku?’ 16 Dan Simon Petrus menjawab dan berkata, ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ 17 Dan Yesus menjawab dan berkata kepadanya, ‘Diberkatilah engkau, Simon bin Yunus,  sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di Sorga. 18 Dan Aku pun berkata kepadamu, ‘Engkau adalah Petrus. Tetapi di atas Batu Karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan gerbang kubur tidak akan menaklukkannya 19Dan Aku akan memberikan kepadamu anak-anak kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga.

 

Petrus bisa menjawab dengan betul bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup karena pengetahuan itu Petrus dapat dari Allah Bapak. Allah Bapa yang menyatakan itu kepada Petrus. Jadi Petrus diberi Bapa pengetahuan tentang kerajaan Surga sehingga dia bisa menjawab pertanyaan Yesus.

Maka Yesus mengatakan bahwa Petrus akan diberi anak-anak kunci yaitu pengetahuan tentang kerajaan Surga.

Jadi apa anak-anak kunci” di sini adalah pengetahuan tentang kerajaan Surga, yaitu prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan dalam Firman Allah yang menuntun manusia kepada kebenaran dan keselamatan.

Mengapa sampai Petrus perlu diberi anak kunci pengetahuan tentang kerajaan Surga? Perhatikan ini, karena sebelumnya pengetahuan tentang kerajaan Surga itu ditutup oleh orang-orang Farisi! Kita tadi sudah membaca ayat ini, tapi mari kita lihat lagi ayatnya.

Lukas 11:52

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah menyingkirkan anak kunci pengetahuan. Kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang mau masuk, kamu halang-halangi.

 

Ayat ini diperjelas di Matius 23:13

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, orang-orang munafik, karena kamu menutup Kerajaan Surga bagi orang.  Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu tidak mengizinkan mereka yang akan masuk, untuk masuk.”

Bagaimana orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menutup Kerajaan Surga? Dengan menambahkan segala macam peraturan mereka sendiri, tradisi mereka, sehingga ajaran Tuhan yang asli tertutup oleh ajaran-ajaran ciptaan orang-orang Farisi sendiri, dengan demikian umat tidak melakukan yang diajarkan Tuhan melainkan melakukan apa yang dikatakan orang Farisi sebagai ajaran Tuhan. Yesus berkata  kamu sendiri (orang Farisi dan para ahli Taurat) tidak masuk (ke Surga) dan kamu tidak mengizinkan mereka yang akan masuk, untuk masuk.”

 

Lihat, anak-anak kunci” di Matius 16:18 ini tidak bicara tentang anak kunci untuk pintu gerbang Surga. Yang dimaksud ialah “pengetahuan Kerajaan Surga”, prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang ada di Firman Tuhan. Pengetahuan terbesar seluruh isi Alkitab ialah, bahwa Jesus adalah Mesias (Juruselamat) yang mengampuni dosa manusia dan menebus manusia dari hukuman dosanya, bahwa ada keselamatan bagi manusia di dalam Yesus. Inilah ANAK KUNCI PENGETAHUAN tentang Kerajaan Surga yang membawa kepada keselamatan. Anak kunci yang sama yang disingkirkan oleh para ahli Taurat (Lukas 11:52).

 

v   Jadi ini BUKAN anak kunci literal untuk membuka/mengunci PINTU literal kerajaan Surga!

Kita tidak bicara tentang pintu di sini. Di ayat-ayat yang kita baca tulisan aslinya tidak ada kata “pintu” sama sekali. Ayat-ayat ini bicara tentang anak kunci pengetahuan tentang Surga, bagaimana manusia bisa selamat.

 

v   Interpretasi gereja Katolik yang tidak alkitabiah.

Pada misa setiap akhir tahun, Paus membawa sebuah anak kunci besar sebagai simbol penerus Petrus yang “memegang anak kunci pintu Surga”. Juga ada banyak lukisan menggambarkan Yesus menyerahkan sebuah anak kunci kepada Petrus. Oleh gereja Katolik Petrus dijadikan penjaga pintu Surga, jurukunci pintu Surga. Tapi itu adalah interpretasi yang salah dan tidak alkitabiah

Memangnya kenapa pintu di Surga perlu dikunci? Apa ada maling yang mau mencuri ke sana? Kok hebat ada maling bisa nyelonong sampai ke Surga? Dia harus terbang ke sana pakai pesawat apa? Lha kalau pintu Surga selalu dikunci, malaikat mau keluar-masuk kan susah, setiap kali harus mencari Petrus dulu untuk membukakan kunci pintu? Padahal pada waktu Yesus berkata begitu, Petrus masih hidup di dunia. Masa setiap kali malaikat mau keluar-masuk kerajaan Surga, mereka harus mencari Petrus ke dunia dulu untuk pinjam kunci? Bagaimana mereka bisa mencari Petrus kalau mereka tidak bisa keluar karena kunci pintunya ada di Petrus? Belum lagi setelah Petrus mati, bagaimana mau mencarinya? Berarti setelah Petrus mati tidak ada yang bisa membuka pintu kerajaan Surga? Konyol sekali konsep ini.

Pikirkanlah baik-baik, bagaimana Tuhan yang empunya seluruh kerajaan Surga dan alam semesta ini bisa menyerahkan kunci pintu kerajaanNya kepada seorang manusia fana yang berdosa? Tidak masuk akal, bukan? Seandainya pintu kerajaan Surga perlu dikunci (ini saja sudah aneh), apa di Surga tidak ada makhluk yang lebih kompeten dari manusia yang berdosa untuk diserahi kuncinya? Renungkan ketidaklogisannya.

 

v   Petrus penjaga pintu Surga?

Andai [“andai” itu perumpamaan yang tidak mungkin terjadi], Petrus yang memegang anak kunci pintu kerajaan Surga, apakah artinya Petrus yang berhak menerima atau menolak orang masuk ke dalam Surga? Apakah Petrus yang menyeleksi siapa yang berhak masuk Surga? Karena konsep ini umum diterima beberapa denominasi, bahwa Petrus yang berjaga di depan pintu Surga dan setiap pendatang baru harus menghadap dia dulu baru bisa masuk kalau dia mengizinkan. Ini bukan konsep Alkitab. Apa kata Alkitab? Persyaratan untuk bisa masuk Surga adalah harus lulus penghakiman Allah dan namanya harus tercantum dalam Kitab Kehidupan Sang Domba!

Wahyu  21:27

Dan di sana sama sekali tidak akan masuk ke dalamnya apa pun yang membuat najis, maupun apa pun yang membangkitkan kekejian, atau menciptakan dusta, melainkan mereka yang namanya tertulis di dalam Kitab Kehidupan Sang Domba.

 

Jadi menurut Alkitab siapa yang berhak menentukan siapa-siapa yang boleh masuk Surga? Jelas KRISTUS, yang menghakimi itu Imam Besar Kristus, bukan Petrus. Penghakiman itu penghakiman Allah, bukan penghakiman manusia, dan Kitab Kehidupan itu milik Sang Domba, bukan kitab kehidupan milik Petrus! Yang mati untuk menebus manusia itu Kristus, karena itu hanya Dia yang berhak menentukan siapa-siapa yang telah ditebusNya, siapa yang namanya ada di Kitab Kehidupan Sang Domba. Petrus tidak mati untuk menebus manusia yang lain. Sebaik-baiknya Petrus, dia bukan Allah, jadi dia tidak punya peranan apa pun untuk mengatur Surga atau menyeleksi siapa yang boleh masuk Surga. Apalagi Petrus sekarang tidak berada di Surga, Petrus sedang tidak eksis, dia sudah mati dua ribu tahun yang lalu dan jasadnya pasti sudah hancur dan menyatu dengan tanah. Seperti Adam, Petrus menunggu dibangkitkan Kristus nanti saat kedatangan kedua Kristus, baru dia bisa ke Surga.

 

2. Tentang apa yang diikat dan apa yang dilepas

v   Matius 16:19

Dan Aku akan memberikan kepadamu anak-anak kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga.

 

v   Makna inti ayat ini ialah gereja di dunia dan gereja di Surga itu satu.

Sehingga apa yang diikat di jemaat di dunia, itu diakui di Surga, karena jemaatnya satu.

Karena bagian mengikat dan melepaskan ini berkaitan dengan anak-anak kunci Kerajaan Surga, maka jelas mengikat dan melepaskan ini harus berdasarkan anak kunci pengetahuan kerajaan Surga, dengan kata lain berdasarkan prinsip-prinsip dan ketetapan-ketetapan Firman Allah. Ikatan dan pelepasan yang tidak sesuai dengan Firman Allah, itu tidak diakui di Surga.  Jadi keputusan apa pun, ikatan apa pun yang kita buat di dunia, atau ikatan apa pun yang kita lepaskan di dunia, jika itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan di Alkitab, itu tidak diakui di Surga. Karena itu semua yang kita lakukan, baik secara pribadi maupun secara jemaat, hendaklah itu sesuai dengan Kunci Kerajaan Surga, sesuai dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan, supaya itu boleh diakui juga di Surga, supaya itu juga terikat atau terlepas di Surga.

 

v   Contoh:

Berarti orang-orang yang menerima kabar keselamatan (menerima Yesus sebagai Juru Selamat mereka), "diikat" di dunia oleh penerimaan mereka pada kabar keselamatan itu, dan mereka pun “diikat di Surga”, nama mereka tercantum dalam Buku Kehidupan Sang Domba di Surga, mereka menjadi calon waris Kerajaan Allah. Sebaliknya orang-orang yang tidak mau menerima kabar keselamatan, mereka "dilepaskan" oleh penolakan mereka dari kabar keselamatan itu (= dibiarkan tidak menerima keselamatan)  sehingga nama mereka pun tidak terdapat di  dalam Buku Kehidupan Anak Domba di Surga, jadi kesempatan mereka untuk menjadi waris Kerajaan Allah pun terlepas.

Jadi maknanya, respons manusia di dunia ini terhadap “kunci [pengetahuan] Kerajaan Surga” menentukan nasib mereka di Surga.

 

v   Ayat ini tidak bicara mengenai PENGAMPUNAN DOSA!

Banyak orang yang memahami ayat ini sebagai pemberian autoritas kepada Petrus untuk mengampuni dosa, bahkan sering-sering ayat itu dikacaukan dengan Yohanes 20:23, Dosa-dosa siapa pun yang kamu batalkan, dosa-dosa itu dibatalkan dari mereka”. Dua ayat yang berbeda digabung menjadi satu. Dan itu menjadi konsep yang salah. Ini memberikan autoritas yang luar biasa kepada para imam. Bayangkan, jika imam itu tidak memberi pengampunan dosa, maka dosa orang tersebut tidak diampuni di Surga! Berarti seorang imam yang fana, yang juga punya dosa, diberi autoritas mencegah orang lain masuk Surga!

Padahal menurut Alkitab, yang berhak mengampuni dosa hanyalah Tuhan. Jadi bilamana ada ajaran yang mengatakan seorang imam atau kepala organisasi agama, atau manusia siapa pun, berhak memberikan pengampunan dosa dan menakar penalti (hukuman) pembebasan kepada orang yang datang mengakui dosanya kepada mereka, maka itu adalah ajaran yang tidak alkitabiah.  Hanya Tuhan Allah yang bisa mengampuni dosa. Dan Yesus Kristus sudah membayarkan hukuman dosa manusia segala zaman sehingga manusia yang dosanya diampuni, tidak kena hukuman (penalti) lagi. Upah dosa hanya satu, yaitu maut (Roma 6:23), dan itu sudah dibayar oleh Kristus di salib. Jadi bila imam yang berhak mengampuni dosa orang, lalu dia menentukan apa hukuman bagi orang yang berdosa itu untuk penghapusan dosanya, entah dalam bentuk uang, dalam bentuk harus berdoa berapa puluh kali, dalam bentuk amal, dalam bentuk puasa, dalam bentuk menghukum diri sendiri, dll. semua itu tidak alkitabiah, karena hukuman dosa semua orang sudah dibayar Kristus di salib. Jika orangnya masih harus membayar hukumannya sendiri lagi, berarti kematian Kristus tidak cukup untuk membayar hukuman dosanya? Itu namanya menghina penebusan Kristus.

 

 

Ayat ini sama sekali tidak berbicara mengenai pengampunan dosa, 

apalagi bahwa Petrus diberi autoritas untuk mengampuni dosa.

 

 

 

Yesus memang berbicara kepada Petrus pada waktu itu, tetapi jelas bukan hanya Petrus yang bisa “mengikat” dan “melepas” orang berdasarkan prinsip-prinsip Firman Allah.

Andai hanya Petrus yang boleh/bisa “mengikat” dan “melepaskan”, bagaimana nasib semua orang yang tidak pernah bertemu dengan Petrus, mereka yang hidup setelah Petrus mati?  Kan mereka tidak punya harapan diikat dan dilepas di Surga?

Karena itu, semua orang yang membawa pekabaran keselamatan kepada orang laen, menjalankan peranan yang sama dengan Petrus, menjadi pelaksana yang “mengikat” atau “melepaskan” orang yang mendengar kabar selamat. Jika orang itu menerima, maka penerimaannya di dunia ini “mengikat” dia sampai di Surga. Bagaimana cara mengikatnya? Dengan membawanya ke gereja untuk dibaptiskan. Itulah tanda meresmikan pengikatan seseorang kepada Kristus. Jika orang itu menolak, maka penolakannya di dunia ini “melepaskan” dia di Surga. Jadi lihat, kemampuan “mengikat” dan “melepas” ini tidak hanya diberikan kepada Petrus satu orang, tetapi kepada semua yang membawa manusia menjadi pengikut Kristus.

 

Pembawa berita keselamatan atau orang yang mengabarkan kabar keselamatan [Injil] adalah orang-orang biasa, mereka tidak menjadi malaikat, tidak menjadi dewa, dan sudah pasti tidak menjadi Allah, lalu bisa mewakili Tuhan mengampuni dosa orang lain.

Ingat Matius 16:19 tidak bicara tentang pengampunan dosa. Ini bicara tentang membuka pengetahuan kerajaan Allah dengan kunci Firman Tuhan, supaya orang-orang yang belum tahu menjadi tahu. Setelah tahu, jika mereka menerima keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, maka pengakuan mereka diikat di dunia dan ikatan itu diakui di Surga. Bila mereka tidak menerima, maka ikatan mereka dilepaskan di dunia, dan itu juga terlepas di Surga.

 




88. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN MATIUS 18:18?

Matius 18:18

Aku sungguh berkata kepadamu,  apa pun yang akan kamu ikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa pun yang akan kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga.

 

Ayat ini walaupun mirip dengan Matius 16:19, namun ayat ini berbicara mengenai PENERAPAN DISIPLIN DI DALAM GEREJA, apa yang harus dilakukan pemimpin-pemimpin gereja (gembala dan para penatua) apabila ada anggotanya yang berbuat kesalahan. Marilah kita baca seluruh perikopnya.

Matius 18:15-20

18:15       Selain itu bila saudaramu berbuat dosa terhadap dirimu, pergi dan beritahukanlah kesalahannya antara engkau dan dia saja; jika ia mendengarkanmu, engkau telah memenangkannya.

18:16       Tetapi jika ia abai mendengarkan engkau, lalu bawalah bersamamu  satu atau dua orang lagi, supaya di mulut dua atau tiga orang saksi, setiap kata bisa diteguhkan.

18:17       Dan  jika ia masih abai mendengarkan mereka, sampaikan kepada jemaat. Tetapi jika ia abai mendengarkan jemaat, anggaplah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah dan seorang pemungut cukai.

18:18       Aku sungguh berkata kepadamu, apa pun yang akan kamu ikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa pun yang akan kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga.

18:19       Lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari kalian sepakat di dunia ini mengenai apa pun yang akan diminta, itu akan dikabulkan kepada mereka oleh Bapa-Ku yang di Sorga.

18: 20      Sebab di mana dua atau tiga orang sedang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.

 

Jadi Matius 18:18 itu bagian dari perikop yang bicara tentang disiplin di dalam jemaat, bagaimana kalau muncul pelanggaran di dalam jemaat.

Ada 4  tahap untuk menangani masalah dosa di dalam gereja:

1.    Bicarakan empat mata.

Yang merasa disalahi yang harus datang kepada yang dianggap berbuat salah, dan bicarakan berdua. Jika yang berbuat salah insaf, urusan selesai. Tidak boleh diungkit lagi dan tidak boleh cerita-cerita kepada orang lain. Tidak boleh mempermalukan yang berbuat salah.

2.    Jika langkah pertama tidak berhasil,

dan yang berbuat salah tidak merasa dia berbuat salah, ajak 1-2 orang saksi [masih dalam forum tertutup] untuk menyadarkan saudara yang salah itu. Kalau dengan cara ini masalah selesai, maka urusan itu hanya diketahui 3-4 orang ini, dan semua yang terlibat tidak boleh membicarakannya dengan orang lain. Jadi ada semacam kode menyimpan rahasia. Ingat 1 Petrus 4:8 kasih akan menutupi banyak sekali dosa”. Demi mengasihi saudara yang berbuat salah itu, dosanya jangan disebarkan kepada orang-orang lain.

3.    Jika langkah kedua juga tidak berhasil,

problemnya harus dibawa kepada jemaat [sudah dibuka kepada jemaat], dengan harapan jemaat bisa membuat orang yang bersalah itu sadar akan kesalahannya dengan mendoakannya, menasihatinya, dan menolong dia keluar dari dosanya.

4.    Tapi kalau jemaat pun tidak berhasil menyadarkan orang itu,

orang tersebut harus dianggap sama dengan orang tidak mengenal Allah, dan dilepas dari semua jabatannya di dalam gereja. Jadi semua ada batasnya. Di sinilah berlaku ayat 18, apa pun yang akan kamu ikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa pun yang akan kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga.” 

5.    Tetapi tidak berarti orang itu disingkirkan dari semua persekutuan jemaat,

kecuali jika dia sendiri yang meninggalkan persekutuan dan tidak mau bergabung lagi.  Dia masih boleh hadir sebagai pendengar dalam semua persekutuan, hanya saja tidak boleh angkat bicara. Jika suatu saat orang ini insaf dan bertobat, dia akan diterima kembali sebagaimana orang yang sudah bertobat.

 

 

Jadi apa makna “mengikat” dan “melepas” di ayat ini? Ini beda dengan Matius 16:19 yang kita bahas sebelumnya.

Yang dimaksud di sini adalah “mengikat” dan “melepas” dalam persekutuan jemaat Tuhan (gereja). Apa yang diikat dalam persekutuan umat Allah di dunia, diikat juga di Surga ~ karena gereja yang di dunia sama dengan gereja yang di Surga, yang adalah tubuh Kristus, dan Kristus adalah kepala jemaat.

Efesus  5:23

karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat dan Dialah penyelamat tubuh.

 

Karena itu apa yang diikat dalam persekutuan umat Allah di dunia, terikat juga di Surga, karena umat Allah adalah tubuh Kristus. Dan apa yang dilepaskan dari persekutuan umat Allah di dunia, dilepas juga di Surga, orang itu tidak lagi menjadi bagian dari tubuh Kristus sampai ia bertobat.

 

AYAT INI JUGA TIDAK BERBICARA MENGENAI AUTORITAS MENGAMPUNI DOSA YANG ADALAH HAK TUHAN SAJA.





89. APA MAKNA YOHANES 20:23?  


Yohanes  20:23

Dosa-dosa siapa pun yang kamu batalkan, dosa-dosa itu dibatalkan dari mereka, dan dosa-dosa siapa pun yang kamu pertahankan, mereka dipertahankan.

 

Sebelumnya kita harus membedakan ada dua macam pengampunan:

1.    Pemberian maaf atau pembatalan yang diberikan oleh manusia

2.    Pengampunan yang hanya diberikan oleh Tuhan

 

Supaya tidak bingung di sini kita memakai kata “maaf” atau “pembatalan” untuk penyelesaian masalah antar manusia, artinya sih sama mengampuni.

Kata “pengampunan” biarlah khusus dipakai untuk Tuhan karena itu wewenang Tuhan.

 

Biasanya jika seseorang itu berbuat dosa, dia melanggar dua hal:

1.    Hak azasi sesama manusia

2.    Hukum Tuhan

 

Misalnya dia mencuri barang kita. Dia melanggar:

1.    hak azasi kita, merugikan kita

2.    Hukum Tuhan yang ke-8 [“Jangan mencuri” – Keluaran 20:15],

 

Kesalahannya terhadap kita, kita yang memaafkan, kita yang membatalkan, kita anggap persoalan selesai, tidak dipermasalahkan lagi.

Ini juga yang diatur oleh Undang-undang pemerintah. Orang yang mencuri, kalau tertangkap, terbukti, bisa dikenai hukuman yang diatur oleh manusia.

Kesalahannya terhadap manusia, bisa dibayarnya dengan menjalani hukuman yang ditentukan manusia, dipenjara misalnya, dan membayar ganti rugi kepada orang yang telah dirugikannya.

 

Tetapi dosanya melanggar Hukum Tuhan, tidak lenyap walaupun orang itu sudah menjalani hukuman yang dikenakan pengadilan manusia. Karena bagi Tuhan “upah dosa ialah maut” [ Rom 6:23]. Ini tidak selesai urusannya dengan menjalani hukuman penjara yang ditetapkan negara. Dia masih harus membayar hukuman maut atau mati kekal untuk dosanya itu. Dia perlu menyesal dan bertobat, dan memohon ampun kepada Tuhan, memohon Kristus untuk menyelamatkannya dari hukuman maut itu. Dan ITU ADALAH WEWENANG TUHAN UNTUK MEMBERIKAN PENGAMPUNAN ATAS DOSANYA ATAU TIDAK. Manusia lain tidak bisa memberinya pengampunan ini.

 

Kita bahas dulu maaf atau pembatalan yang diberikan manusia

Siapa yang boleh memberikan pengampunan?

SEMUA ORANG! Bukan hanya para imam. Malah itu adalah suatu keharusan, kita semua orang berdosa, jadi saling memaafkan itu harus menjadi tabiat kita.

 

Matius  6:14-15

14 Karena jikalau kamu mengampuni orang pelanggarannya, Bapamu yang di Sorga akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang pelanggarannya, Bapamu juga tidak akan mengampuni pelanggaranmu.

 

Matius 18:21-22

21 Kemudian datanglah Petrus kepadaNya, dan berkata, ‘Tuhan, seberapa seringkah saudaraku yang berbuat dosa terhadap aku, dan aku mengampuni dia? Sampai tujuh kalikah?’ 22 Yesus berkata kepadanya, ‘Aku tidak berkata kepadamu sampai tujuh kali.  Sampai tujuh puluh kali tujuh.’

Perhatikan, saudara ini “berbuat dosa terhadap aku” jadi ini bersifat pribadi. Karena itu “aku” juga yang harus memberinya maaf/ampun.

 

Markus  11:25-26

25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah, sekiranya ada ganjalan dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di Sorga akan mengampuni pelanggaran-pelanggaranmu. 26 Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di Sorga juga tidak akan mengampuni pelanggaran-pelanggaranmu.

 

Lukas  17:3-4

3 Kalian perhatikanlah! Jikalau saudaramu melakukan pelanggaran terhadap kamu, tegurlah dia; dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. 4Dan jikalau ia melakukan pelanggaran terhadap engkau tujuh kali dalam sehari dan tujuh kali dalam sehari ia kembali kepadamu, berkata, ‘Aku menyesal’; engkau harus mengampuni dia.

 

Kolose  3:13

Bersikap sabar satu terhadap yang lain, dan mengampuni seorang akan yang lain apabila ada yang punya perselsihan terhadap siapa pun; yaitu sama seperti Kristus telah mengampuni kamu, demikian juga berbuatlah kamu.

 

a)    mengampuni kesalahan orang lain terhadap pribadinya sendiri.

Lihat:  “terhadap aku” [Matius 18:21] dan “terhadap kamu [Lukas 17:4]. Jadi bersifat pribadi.

Kita tidak bisa mengampuni dosa orang tersebut terhadap orang lain (bukan terhadap diri kita). Jika orang itu berbuat salah terhadap orang lain, bukan hak kita untuk mengampuni dia. Tidak ada ayatnya di dalam Alkitab.

b)    Apalagi jika dosa itu terhadap Tuhan,

kita jelas tidak berhak mengampuni orang tersebut. Yesus sama sekali tidak pernah mengajarkan demikian.

 

 

Sekarang kita bahas pengampunan yang diberikan Tuhan

Pengampunan yang diberikan Tuhan itu menghapus hukuman dosa karena hukuman itu sudah dibayar oleh Yesus dengan kematianNya di salib. Maka pengampunan ini hanya bisa diberikan oleh Tuhan Yesus, karena Dialah yang telah mati menggantikan manusia membayar hukuman dosa mereka. Manusia lain tidak ada yang bisa menghapus hukuman dosa orang lain.

 

Untuk mendapatkan pengampunan dan penghapusan hukuman dosa ini, ada syaratnya:

 

Kisah Para Rasul  10:43

Tentang Dia semua nabi bersaksi, bahwa melalui namaNya, barangsiapa yang percaya di dalam Dia, akan menerima pengampunan dosa.

 

Kisah Para Rasul  26:18

untuk membuka mata mereka, dan memutar mereka berbalik dari kegelapan kepada terang, dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka boleh menerima pengampunan dosa dan hak waris dari antara mereka yang dikuduskan oleh iman yang ada padaKu.’

 

Kisah Para Rasul  8:22

Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan mohonlah kepada Tuhan, sekiranya niat hatimu boleh diampuni darimu.

 

Markus  1:4

Yohanes datang membaptis di padang gurun dan mengkhotbahkan baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa-dosa.

 

I Yohanes  1:9

Jika kita mengaku dosa kita, Ia setia dan adil untuk mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

 

I Yohanes  2:12

Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.

 

Matius  26:28

Sebab inilah  darah-Ku dari perjanjian yang baru, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

 

Efesus  1:7

Dalam siapa kita beroleh penebusan oleh darah-Nya, pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,

 

a)    Pengampunan yang diberikan Tuhan

harus didahului dengan (1) iman kepada Yesus [“percaya di dalam Dia”], (2) pengakuan [“mengaku dosa kita”], dan (3) pertobatan [“berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah”]. Tanpa itu, dosa tidak diampuni.

b)    Pengampunan ini adalah antara setiap pribadi dengan Tuhan,

karena manusia telah berbuat dosa [sebab dosa ialah pelanggaran Hukum Allah” ~ 1 Yoh 3:4]. Karena yang dilanggar adalah Hukum Allah, maka HANYA Allah yang berhak mengampuni dan menghapus hukuman dosa itu.

 

Dari dulu, satu-satunya yang bisa mengampuni dosa hanya Tuhan!

Mazmur 103:2-4

2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! 3 Yang mengampuni segala kesalahanmu, Yang menyembuhkan segala penyakitmu,4 Yang menebus hidupmu dari kehancuran, Yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat yang lembut,

 

Markus 2:5-10

5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada yang sakit lumpuh itu, ‘Anak-Ku, dosamu diampuni.’ 6 Tetapi di situ ada beberapa ahli Taurat, duduk di sana, dan berpikir dalam hati mereka, 7 ‘Mengapa orang ini dengan itu menghujat Allah? Siapa yang dapat mengampuni dosa kecuali hanya Allah?’ 8 Dan segera ketika Yesus mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, Ia berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu memikirkan hal-hal ini dalam hatimu? 9 Apakah lebih mudah mengatakan kepada yang sakit lumpuh itu: Dosamu diampuni, atau mengatakan: Bangun dan angkatlah tilammu dan berjalan? 10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa Anak Manusia berkuasa di dunia untuk mengampuni dosa.’ – Ia berkata kepada orang lumpuh itu,11Aku berkata kepadamu, Bangunlah, dan angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!’

 

Mengapa hanya Tuhan yang bisa mengampuni dosa?

Roma 3:23

karena semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai  kemuliaan Allah,

 

Kalau semua orang telah berbuat dosa, berarti tidak ada satu pun orang yang tidak pernah berbuat dosa, termasuk para imam, pendeta, dan pemimpin agama. Bagaimana orang yang berdosa bisa mewakili Tuhan mengampuni dosa orang lain terhadap Tuhan?

Kita hanya bisa mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita, tetapi kita tidak bisa mengampuni semua dosa orang itu yang bukan kesalahan terhadap kita, dan jelas kita tidak bisa mengampuni dosa orang lain terhadap Tuhan.

 

Dengan dasar pemahaman di atas, kita sekarang kembali ke Yohanes 20:23.

Kata-kata Yesus ini diucapkannya pada pertama kalinya Dia menampakkan diri kepada murid-muridNya setelah kebangkitanNya. Kita baca bagian awal dari perikopnya:

Yohanes 20:19-23

20:19       Lalu di hari yang sama saat malam, itu adalah hari pertama minggu itu, ketika pintu-pintu terkunci di mana murid-murid berkumpul karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah dan berkata kepada mereka, ‘Damai sejahtera bagi kamu!’

20:20       Dan sesudah Ia berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Saat itu murid-murid bersukacita ketika mereka melihat TUHAN.

20:21       Maka kata Yesus sekali lagi: ‘Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.’ 

20:22       Dan sesudah Ia berkata demikian, Ia meniupkan nafas pada mereka dan berkata kepada mereka, Terimalah kalian, Roh Kudus.’

20:23       Dosa-dosa siapa pun yang kamu batalkan, dosa-dosa itu dibatalkan dari mereka, dan dosa-dosa siapa pun yang kamu pertahankan, mereka dipertahankan.

 

Ini adalah komisi khusus yang diberikan langsung dari Yesus kepada murid-muridNya.  Jadi bukan hanya kepada Petrus, tetapi kepada semua yang sedang berkumpul di ruang itu ketika Yesus datang menampilkan DiriNya kepada mereka, sekarang Aku mengutus kamu.(ayat 21). Yang diutus adalah semua muridNya, bukan hanya satu orang.

Merekalah yang akan menjadi pengabar Injil gelombang pertama sepeninggalNya. Mereka yang merupakan saksi-saksi hidup dari Juruselamat yang telah mati dan bangkit. Karena itu kepada mereka diberikan Roh Kudus lewat embusan, bahkan sebelum Pentakosta. Dan kepada mereka diberikan hikmat untuk membedakan mana orang yang bertobat dan dosanya bisa diampuni, mana yang tidak. Dalam hal ini, yang mengampuni dosa bukanlah para rasul itu, melainkan Tuhan, namun Tuhan memberikan pengampunan itu atas “seleksi” atau “rekomendasi” para rasul yang sudah menerima embusan Roh Kudus. Lihat bukan hanya Petrus yang mendapat tugas ini, tapi “murid-murid Yesus”.

 

Sebenarnya ini mirip dengan doa syafaat, di mana si pendoa syafaat memohonkan ampun bagi orang yang didoakan. Yang memberikan pengampunan tetap adalah Tuhan.



90.  APAKAH PETRUS LEBIH BAIK DARIPADA MURID-MURID YESUS YANG LAIN? APAKAH PETRUS MENDUDUKI JABATAN ISTIMEWA SETELAH YESUS KEMBALI KE SURGA? APAKAH YESUS PERNAH MENUNJUK PETRUS SEBAGAI PENGGANTINYA?

 Semua pertanyaan ini jawabannya ada di dalam Alkitab.

 

a)    Petrus tidak lebih baik daripada murid-murid Yesus yang lain.

Mari kita baca beberapa ayat setelah Yesus mengatakan, Aku akan memberikan kepadamu anak-anak kunci Kerajaan Sorga. yang oleh sebagian orang dianggap sebagai pemberian komisi khusus hanya kepada Petrus.

Kita lihat ayat 21-23, karena ayat-ayat ini mengikuti Matius 16:18-19, berarti peristiwanya terjadi setelah Matius 16:18-19 tersebut.

Matius 16:21-23

21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menderita banyak hal dari tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan dibunuh dan dibangkitkan hari yang ketiga. 22 Lalu Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia katanya: ‘Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan terjadi pada-Mu! 23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Mundurlah dari-Ku, Setan! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau tidak memperdulikan hal-hal  Allah, melainkan hal-hal manusia.’

 

Teguran yang keras atau tidak? Keras sekali. Kita bisa memahami bahwa Petrus berkata demikian karena takut kehilangan Yesus. Tetapi untuk menghilangkan ketakutannya sendiri itu, dia mengeluarkan kata-kata yang bisa melemahkan Yesus. Berarti dalam hal ini Petrus berbicara tanpa memikirkan kepentingan misi Yesus, Yesus memang datang ke dunia untuk mati. Kalau Dia tidak mati, manusia tidak ada yang selamat, dan misiNya gagal. Jadi di sini Petrus hanya memikirkan kepentingannya sendiri.

Insiden ini dicatat oleh Matius atas bimbingan Roh Kudus, karena Tuhan tahu, di masa mendatang [setelah zaman para rasul], ada orang-orang yang akan mengangkat Petrus sebagai wakil Yesus. Dan catatan ini ditinggalkan bagi kita untuk membuktikan bahwa Petrus hanya seorang manusia biasa, yang punya kelemahan, dan jelas tidak mungkin layak menjadi wakil atau pengganti Yesus.

 

Ayat ini juga menguatkan gugurnya pemahaman bahwa “anak-anak kunci Kerajaan Sorga” yang diberikan kepada Perus adalah kunci pintu Surga seperti yang banyak dipercayai orang terutama dari kalangan Katolik. Tuhan yang Mahatahu, pasti sudah tahu sebelumnya bahwa Petrus akan berkata-kata seperti yang dicatat di Matius 16:22 di atas, dan dia akan dimarahi oleh Yesus, bahkan sempat disamakan dengan Iblis (ayat 23), karena pada waktu itu memang dia mengucapkan kata-kata yang dibisikkan Iblis ke telinganya. Masa Tuhan akan memberikan kunci PINTU Surga kepada seorang yang tak lama setelah itu disamakanNya dengan Iblis?  Jadi selain pembahasan di no. 87 di atas, maka ayat-ayat ini menguatkan bahwa yang diberikan kepada Petrus bukanlah kunci pintu Kerajaan Surga, tetapi kunci [pengetahuan] tentang Kerajaan Surga, yang tak lain adalah dalam Yesus Kristus, Sang Mesias, ada keselamatan.

 

Jika kita membaca Alkitab, kita akan menemukan bahwa di antara para murid Yesus, Petrus adalah murid yang tercatat di Alkitab paling sering berbuat kesalahan.

ü   Petrus yang menyangkal Yesus tiga kali (baca sendiri Matius 26:31-35, 69-75).

ü   Siapa murid-murid yang ada di dekat Yesus ketika Dia disalibkan?

Hanya Yohanes. Di mana Petrus? Petrus sedang sibuk menyangkal Yesus.

ü   Petrus juga pernah ditegur Yesus sebagai Iblis [Matius 16:21-23].

ü   Petrus juga pernah ditegur Paulus karena bersikap rasialis [Galatia 2:11-14].

 

b)    Petrus bukan pengganti Yesus sebagai kepala para rasul setelah Yesus kembali ke Surga.

Siapakah yang menjadi pemimpin para rasul setelah Yesus kembali ke Surga?

YAKOBUS! Yakobus yang menjadi pemimpin/ketua umum para rasul di Yerusalem. Bukan Petrus.

Kita lihat beberapa ayat.

 

Kisah 12:17

Tetapi Petrus memberi isyarat dengan tangannya, supaya mereka diam, menyatakan kepada mereka bagaimana Tuhan telah membawanya keluar dari penjara. Dan dia berkata,Pergi dan tunjukkan hal-hal ini kepada Yakobus dan kepada saudara-saudara kita.’ Dan ia keluar dan pergi ke tempat lain.

 

Setelah keluar dari penjara, Petrus justru menyuruh orang-orang yang berkumpul di rumah ibu Markus untuk melaporkan perihalnya kepada Yakobus, karena Petrus mengakui Yakobus sebagai atasannya, jadi Yakobus yang harus dilapori, bukan orang lain. Petrus khusus menyebut Yakobus karena Yakobus-lah yang diangkat sebagai kepala para rasul.

 

Kisah 15:13, 19

13 Dan setelah mereka berhenti bicara, Yakobus menjawab, katanya, Bapak-bapak dan saudara-saudara, dengarkanlah aku: 19 Oleh karena itu, keputusanku ialah, kita tidak mempersusah mereka, yang dari antara bangsa-bangsa lain telah berbalik kepada Allah.

Bacalah sendiri seluruh pasal 15, itulah konsili pertama di Yerusalem. dan kita akan menjumpai dalam pertemuan itu, Yakobus yang memberikan keputusan sebagai pemimpin para rasul setelah yang lain-lain menyatakan pendapat mereka.

 

Kisah 21:18

Dan keesokan harinya Paulus pergi bersama-sama dengan kami mendatangi Yakobus; dan semua penatua hadir di situ.

Para ketua semuanya berkumpul di tempat Yakobus untuk rapat kerja. Paulus juga datang ke sana. Baca seluruhnya di Kisah 21:15-19. Dari sini saja sudah sangat jelas bahwa Yakobus-lah yang diangkat sebagai pemimpin para rasul, bukan Petrus.

 

c)    Petrus pernah ditegur Paulus di hadapan banyak orang, karena berbuat kesalahan

Dan ini terjadi setelah para rasul memperoleh curahan Roh Kudus (setelah Pentakosta), bukan sebelumnya! Karena ada yang mengatakan bahwa setelah para rasul mendapat curahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, semua rasul termasuk Petrus sudah berubah menjadi suci [= tidak bisa berbuat dosa]. Tidak begitu kata Alkitab! Kesucian itu bertumbuh, bukan sesuatu yang diperoleh “langsung jadi” atau instan.

Galatia 2:11-14

11 Tetapi waktu Petrus (Kefas) tiba di Antiokhia, aku secara terbuka menentangnya, sebab ia layak disalahkan. 12 Karena sebelum beberapa orang dari Yakobus datang, ia makan bersama saudara-saudara non-Yahudi, tetapi ketika mereka datang, ia mengundurkan diri dan memisahkan dirinya, karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. 13 Dan orang-orang Yahudi yang lain juga sama bubar bersamanya, sehingga Barnabas pun terseret oleh kemunafikan mereka. 14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak benar menurut kebenaran Injil, aku berkata kepada Petrus di hadapan mereka semua, ‘Jika engkau, yang seorang Yahudi, hidup menurut cara kafir, dan tidak seperti orang Yahudi, mengapa engkau memaksa saudara-saudara non-Yahudi untuk hidup seperti orang Yahudi?’

Paulus di sini berani menyatakan bahwa Kefas = Petrus telah berbuat kesalahan. Paulus mengatakan Petrus sudah bersikap sama seperti orang kafir!

Apakah Petrus sudah sempurna, sudah tidak bisa berbuat dosa lagi walaupun sudah mendapatkan curahan Roh Kudus saat Pentakosta? Tidak! Petrus sama dengan kita, betumbuh dalam kebenaran itu suatu proses.  

 

d)    Yesus tidak menempatkan Petrus lebih tinggi daripada murid-muridNya yang lain.

Kita tentunya ingat kisah di bawah ini:

Yohanes 21:20-22.

20 Lalu Petrus berpaling, melihat murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti, yang juga bersandar di dadaNya saat makan malam, dan (Petrus) berkata, ‘Tuhan, siapakah dia yang akan mengkhiannati Engkau?’ 21 Petrus melihat murid itu, berkata kepada Yesus, ‘Tuhan, dan apa yang akan dilakukan orang itu?’ 22 Kata Yesus kepadanya, ‘Kalau Aku menghendaki supaya ia tinggal sampai Aku datang, apa urusannya dengan kamu? Engkau ikutlah Aku.’

Dengan ayat ini jelas Yesus menegaskan bahwa Petrus tidak mengepalai murid-murid yang lain. Murid-murid yang lain bukanlah anak buahnya, bukan bawahannya, bahkan bukan urusannya! Apa yang akan dilakukan Tuhan kepada Yohanes adalah urusan antara Tuhan dengan Yohanes sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan Petrus. Berarti jelas Petrus bukan atasan Yohanes! Petrus bukan atasan murid-murid Yesus yang lain.



91.  "BERILAH MAKAN DOMBA-DOMBAKU"

Kata-kata ini dianggap banyak orang sebagai kata-kata pengangkatan Petrus oleh Yesus sebagai wakilNya atau penggantiNya.

Marilah kita kupas bersama karena pemahaman itu tidak benar.

Yohanes 21:15-17

15 Maka sesudah mereka makan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, Simon, anak Yunus, apakah engkau mengasihi ἀγαπάω [agapaō] Aku lebih daripada mereka ini?’ Petrus berkata kepada-Nya, ‘Iya, Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi φιλέω [phileō] Engkau.’ Kata Yesus kepadanya, Berilah makan domba-domba-Ku.’

16 Dia (Yesus) berkata kepadanya lagi untuk kedua kalinya, ‘Simon, anak Yunus, apakah engkau mengasihi ἀγαπάω [agapaō] Aku?’ Petrus berkata kepada-Nya, ‘Ya, Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi φιλέω [phileō] Engkau.’ Yesus berkata  kepadanya, Berilah makan domba-domba-Ku.’

17 Dia (Yesus) berkata kepadanya untuk ketiga kalinya, ‘Simon, anak Yunus, apakah engkau mengasihi φιλέω [phileō] Aku?’ Hati Petrus sedih karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya, ‘Apakah engkau mengasihi φιλέω [phileō] Aku?’ Dan ia berkata kepada-Nya: ‘Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.’ Yesus berkata kepadanya: "Berilah makan domba-domba-Ku.’

 

Ayat-ayat ini sangat menarik, jika kita hanya membaca bahasa Indonesianya, kita tidak mendapatkan seluruh gambarannya, tetapi jika kita lihat huruf-hurufnya yang asli, kita mendapatkan seluruh gambarnya.

Pertama kalinya Yesus bertanya kepada Petrus apakah Petrus mengasihiNya, Yesus memakai kata ἀγαπάω [agapaō] yaitu bentuk kasih yang tertinggi, kasih yang luhur, kasih tanpa pamrih, tanpa syarat, kasih yang suci.

Tetapi Petrus walaupun dia menjawab bahwa dia mengasihi Yesus, tidak berani memakai kata ἀγαπάω [agapaō], melainkan dia memakai bentuk kasih yang lebih rendah, φιλέω [phileō] yaitu kasih persaudaraan, kasih anak terhadap orangtua, kasih yang belum sempurna.

Kedua kalinya Yesus bertanya lagi apakah Petrus mengasihi Dia, dan Yesus masih memakai kata ἀγαπάω [agapaō], kembali Petrus menjawab dengan kasih φιλέω [phileō]. Berarti Petrus meyakini kasihnya kepada Penebus dan Juruselamatnya belum mencapai tahap yang diharapkan Yesus.

Maka ketiga kalinya Yesus yang menurunkan permintaanNya. Yesus bertanya apakah Petrus mengasihiNya sampai tahap φιλέω [phileō], dan Petrus merasa sedih, dia telah mengecewakan Juruselamatnya tetapi dia tidak berani berbohong, memang dia baru bisa mengasihi Yesus dengan kasih φιλέω [phileō].

Jadi tanya-jawab ini sangat mendalam maknanya.

Mengapa Petrus hanya berani mengatakan dia φιλέω [phileō] kepada Yesus? Karena dia ingat 3 x dia telah menyangkal Yesus pada malam Yesus ditangkap. Itu penyesalannya yang terbesar. Perbuatannya sebagai pengecut itu jelas tidak layak mengatakan bahwa dia mengasihi Juruselamatnya dengan kasih ἀγαπάω [agapaō] yang sempurna.

Petrus yang dulunya selalu menganggap dia lebih baik daripada semua yang lain  ~ ingat dia berkata ‘Biarpun semua orang mundur karena Engkau, namun aku tidak akan pernah mundur.’ (Matius 26:33)? ~ setelah episode penyangkalannya itu dia sadar bahwa imannya tipis dan kasihnya juga tipis.

 

Nah, mengapa Yesus sampai perlu bertanya kepada Petrus tiga kali apakah dia mengasihiNya? Karena Petrus menyangkalnya tiga kali. Maka setiap pertanyaan Yesus apakah engkau mengasihi Aku, dan dijawab Petrus iya dia mengasihi Yesus, itu merupakan cara Yesus menyampaikan di hadapan semua muridNya yang lain bahwa dosa Petrus menyangkalNya tiga kali itu sudah diampuni, karena Petrus sudah bertobat.

Jika kita baca dari ayat 1, maka kita tahu ini adalah pertemuan Yesus dengan murid-muridNya yang ketiga kalinya setelah kebangkitanNya, yaitu di  pantai danau Tiberias. Saat itu ada Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.

Sejak Yesus bangkit, Dia belum pernah menyinggung tentang penyangkalan Petrus yang tiga kali pada waktu menjelang penyalibanNya itu. Bagi Petrus perbuatannya sendiri itu sangat disesalinya, dan pasti dia juga sangat malu kepada Yesus. Di hatinya dia pasti sangat ragu-ragu apakah Tuhan dan Gurunya yang telah disangkalnya itu, masih mau menerimanya dan mengampuninya. Hatinya pasti sangat galau.

Dan di pantai Tiberias inilah Yesus ingin menyelesaikan masalah yang masih menggantung dan mengganjal di hati Petrus ini. Karena itu, di hadapan murid-muridNya yang lain, Yesus tiga kali bertanya kepada Petrus, melambangkan setiap pertanyaanNya itu merupakan bukti pengampunanNya kepada setiap penyangkalan Petrus.

Agar Petrus tidak merasa rendah diri, maka di hadapan murid-muridNya yang lain, Yesus mau mengembalikan status Petrus menjadi salah satu rasul yang dipercayaiNya dan dikasihiNya, tak beda dari rasul-rasulNya yang lain. Karena itu Yesus secara spesifik berkata kepada Petrus "Berilah makan domba-domba-Ku.”  Dengan demikian status Petrus dipulihkan, Yesus membuat pernyataan di depan para rasul yang lain bahwa Petrus pun layak diberi tugas untuk menggembalakan domba-domba Kristus, sama seperti rasul-rasul yang lain.

 

Mengapa kalimat "Berilah makan domba-domba-Ku”  kemudian dianggap gereja Katolik sebagai pengangkatan Petrus menjadi wakil Kristus di dunia?

Bukankah yang bertugas memberi makan domba-domba Allah itu bukan hanya Petrus? Apa Paulus tidak memberi makan domba-domba Kristus? Apa Yakobus tidak memberi makan domba-domba Kristus? Apa Yohanes tidak memberi makan domba-domba Kristus? Bukankah semua rasul memikul kewajiban memberi makan domba-domba Kristus di mana pun mereka berada?

Jabatan gembala domba-domba Allah itu derajatnya sama, bukan secara hierarkis. Tidak ada kepalanya gembala, atau bapaknya para gembala, lalu bapaknya bapak-bapak para gembala, lalu bapaknya, bapaknya, bapaknya para gembala! Semua gembala itu derajatnya sama walaupun beda domba-domba yang digembalakannya, ada yang menggembalakan domba sedikit, ada yang menggembalakan domba lebih banyak, ada yang sudah veteran punya banyak pengalaman, ada yang masih orang baru belum banyak pengalamannya, ada yang baik yang rela berkorban untuk domba-dombanya, ada yang kurang baik yang justru menjerumuskan domba-dombanya,  tapi semua sama-sama adalah gembala. Yesus sendiri pun hanya menyebut diriNya seorang gembala yang baik [Yohanes 10:11, 14], bukan bapaknya, bapaknya, bapaknya para gembala.

 

Jadi ini BUKANLAH PENGANGKATAN PETRUS MENJADI KEPALA SEMUA GEMBALA, APALAGI SEBAGAI WAKIL YESUS seperti yang diyakini banyak orang. Sama sekali bukan.

Mengapa tidak?

Yesus tidak menempatkan Petrus lebih tinggi daripada murid-muridNya yang lain. Ingat kita baru saja membahas Yohanes 21:20-22, di mana Petrus bertanya tentang Yohanes dan Yesus menjawab, “Kalau Aku menghendaki supaya ia tinggal sampai Aku datang, apa urusannya dengan kamu?Jadi Petrus bukan atasan Yohanes, bukan pemimpinnya. Petrus bukan pemimpin rasul-rasul yang lain. Petrus cuma sering jadi jurubicara para rasul karena dia paling vokal.




92.  UPACARA APA YANG DIAJARKAN YESUS UNTUK UMAT PERJANJIAN BARU? 

Pada zaman Perjanjian Lama, Tuhan menentukan banyak upacara untuk melambangkan pekerjaan penebusan Kristus. Semua ini bisa kita pelajari di Imamat pasal 23. 

Ø    Hari raya Passah – hari ke-14 bulan yang pertama

Ø    Hari raya Roti tidak beragi – besoknya, hari ke-15 bulan yang pertama

Ø    Hari raya Unjukan – hasil yang pertama, hari ke-16 bulan yang pertama

Ø    Hari raya Korban Sajian/Pentakosta – hari yang ke-50 setelah Hari raya Unjukan.

Ø    Hari raya Nafiri/trompet – hari pertama bulan ke-7

Ø    Hari Pendamaian/Grafirat – hari ke-10 bulan ke-7

Ø    Hari raya Tabernakel/Pondok Daun – hari ke-15 bulan ke-7

Upacara-upacara ini semuanya sudah digenapi Kristus, dan berakhir di salib, ketika Kristus berseru “Sudah selesai” dan tirai Bait Allah di depan bilik Mahasuci, robek menjadi dua. Itulah yang ditulis Paulus di Kolose 2:16-17

 16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghakimi kamu mengenai makanan atau minuman, atau mengenai suatu hari raya, atau mengenai bulan baru, atau mengenai hari-hari sabat, 17 yang adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan substansinya ialah Kristus 

Untuk mereview, silakan buka pembahasan no. 23.

*        

Bagi umat Perjanjian Baru, Kristus meninggalkan hanya 3 upacara, yang dilakukanNya sebagai contoh untuk kita laksanakan:

1.   Upacara baptisan

2.   Upacara cuci kaki

3.   Upacara perjamuan suci

Masih banyak orang Kristen yang melakukan upacara-upacara yang ditinggalkan Yesus ini dengan cara yang menyimpang dari yang diajarkan di Alkitab. Mengapa demikian? Mengapa cara yang diajarkan Tuhan dan sudah dicatat di dalam Alkitab, diubah oleh manusia?  Bukankah jika kita mengikut Tuhan, kita yang harus mengikuti apa yang diajarkan oleh Tuhan dan tidak berharap Tuhan yang mengikuti kemauan kita?

Jadi, marilah kita sekarang melihat apa yang tertulis di Alkitab tentang ketiga upacara ini:

1. UPACARA BAPTISAN

Sesuai teladan dan ajaran yang diberikan oleh Kristus, upacara baptisan ini:

a)    Dilakukan dengan menyelamkan orang yang dibaptis ke dalam air

Matius  3:16

Dan Yesus saat Dia sudah dibaptis, segera keluar dari air dan lihatlah, langit terbuka bagiNya, dan Ia melihat Roh Allah turun seperti burung merpati dan hinggap pada-Nya.

 

Kalau setelah dibaptis Yesus “keluar dari air” berarti tadinya Yesus “masuk ke dalam air”, Ini menandakan airnya banyak, sehingga seorang dewasa bisa masuk ke dalamnya.

 

Kisah Para Rasul  8:38-39

38 Dan dia (orang Etiopia itu) memerintahan kereta itu berhenti; dan mereka berdua turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu; dan Filipus membaptis dia. 39 Dan ketika mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba membawa pergi Filipus sehingga sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Dan ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.

 

Baik Yesus maupun muridNya memberikan contoh bahwa baptisan itu dilakukan dengan “masuk ke dalam air” dan “keluar dari air”.

 

Matius  3:6

dan dibaptis olehnya di sungai Yordan sambil mengakui dosa-dosa mereka.

Kenapa harus di sungai? Karena orang yang akan dibaptis harus diselamkan ke dalam air. Andai hanya memerlukan beberapa tetes air, tidak perlu ke sungai, bukan?

 

Tidak ada cara baptisan yang lain. Baptisan yang dilakukan oleh Yesus sebagai teladan bagi kita, dan yang diikuti para rasul adalah baptisan dengan cara diselamkan = masuk ke dalam air.

 

b)    Mengapa harus dengan cara diselamkan ke dalam air?

Roma  6:3-4

3 Tidak tahukah kamu, bahwa seberapa banyak dari kita yang telah dibaptis dalam Yesus Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 4 Dengan demikian melalui baptisan kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita harus  hidup dalam hidup yang baru.

 

Kolose  2:12

dikuburkan bersama Dia dalam baptisan, di mana kamu juga dibangkitkan bersama Dia melalui iman karena perbuatan Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

 

Jadi inilah mengapa baptisan itu harus dilakukan dengan cara diselamkan, karena itu melambangkan orang lama yang berdosa “dikuburkan bersama Kristus” pada waktu dimasukkan ke dalam air. Karena pada waktu dimasukkan ke dalam air orang kan tidak bernafas? Itu melambangkan mati, karena orang mati tidak bernafas, Dan kemudian “dibangkitkan dalam hidup yang baru” pada waktu dikeluarkan dari air, bernafas kembali, hidup kembali sebagai ciptaan yang baru yang hidup bersama Kristus.

Jadi cara baptisan yang tidak dengan menyelamkan orang yang dibaptis, tidaklah Alkitabiah dan menyimpang dari ajaran Kristus dan para rasul. Baptisan memang adalah simbol kematian orang lama yang berdosa bersama Kristus, dan bangkit bersama Kristus sebagai ciptaan yang baru yang hidup dalam Roh. Jika baptisan tidak melambangkan matinya orang lama yang berdosa dan bangkitnya sebagai ciptaan baru yang hidup bersama Kristus, lalu untuk apa dibaptis?  Karena baptisan itu suatu lambang. Kalau dia tidak melambangkan yang seharusnya dilambangkan, maka dia tidak ada gunanya sama sekali.

Baptisan dengan cara percikan saja itu tidak alkitabiah, itu melenyapkan simbol matinya orang lama yang berdosa. Itulah sebabnya banyak orang yang setelah dibaptis masih hidup berkubang dosa karena orang lamanya tidak pernah mati, sehingga dia bukan ciptaan yang baru. Lucu kan? Orang ikut gereja niatnya mau ikut Tuhan, tapi begitu masuk sudah langsung melakukan hal yang tidak alkitabiah, yang melanggar ketentuan Allah. Baptisan begini tidak valid di mata Tuhan karena tidak sesuai dengan ketentuan yang diajarkan Tuhan.

 

c)    Baptisan dilakukan dalam nama Allah Triuni

Matius  28:19

Karena itu pergilah, dan ajarlah semua bangsa, membaptiskan mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

 

Tidak ada nama lain yang disebut.

 

d)    Harus didahului dengan pengakuan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan pertobatan dari semua dosa yang lampau

Kisah Para Rasul  19:4

Lalu kata Paulus, ‘Yohanes memang membaptis dengan baptisan  pertobatan, dengan berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya pada Dia yang datang setelah dirinya, yaitu pada Kristus Yesus.

 

Kisah Para Rasul  2:38

Lalu kata Petrus kepada mereka, ‘Bertobatlah dan dibaptiskan setiap orang dari kamu, dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa, dan kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

 

Kisah Para Rasul  18:8

Dan Krispus, kepala rumah ibadah, percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengar, menjadi percaya, dan dibaptis.

 

Jadi, menurut Alkitab, baptisan hanya diberikan kepada mereka yang percaya kepada Tuhan dan menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka dan yang bertobat dari semua dosanya. Orang yang tidak bisa atau belum bisa percaya kepada Tuhan dan belum bisa bertobat, tidak memenuhi syarat untuk dibaptis.

Berarti bayi dan anak-anak yang belum mengerti tentang keselamatan maupun pertobatan dari dosa, tidak memenuhi syarat untuk dibaptis.  Jadi gereja yang membaptis bayi dan anak-anak itu telah melakukan hal yang tidak alkitabiah. Baptisan itu tidak valid di mata Tuhan karena tidak sesuai dengan ketentuan Tuhan.

 

Upacara yang diajarkan Alkitab bagi bayi-bayi adalah menyerahkan mereka kepada Tuhan dan diberkati. Tapi sama sekali tidak dengan cara dibaptis. Bacalah  kisah masa bayinya Yesus di Lukas 2:22-35.

Lukas 2:22-23, 28, 34

22 Dan ketika genap waktu pentahirannya, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ‘Semua anak laki-laki yang membuka rahim harus dikuduskan bagi Allah’, 28 Lalu ia mengangkat Anak itu dalam pelukannya dan memuji Allah, 34 Dan Simeon memberkati mereka

 

Jadi bayi atau anak itu tidak disirami air, bahkan di sini air sama sekali tidak dipakai dalam penyerahan dan pemberkatan bayi Yesus. Bayi itu diangkat dalam pelukan atau digendong si imam, dan diberkati. Inilah cara menyerahkan bayi kepada Tuhan. Ini namanya penyerahan bayi, bukan membaptiskan bayi.

 

 

2. UPACARA CUCI/BASUH KAKI

Sebelum upacara Perjamuan Suci, Tuhan Yesus memberikan teladan mencuci kaki murid-muridNya.

Ini merupakan suatu simbol, agar pada saat Perjamuan Suci, semua yang ambil bagian, hatinya sudah bersih, dosa-dosanya sudah diampuni, tidak ada dendam atau sakit hati terhadap sesama, tidak ada lagi dosa yang menghalangi untuk mengambil bagian dalam Perjamuan Suci yang merupakan upacara untuk memperingati penebusan manusia oleh darah Kristus di salib.

 

a)    Upacara ini merupakan suatu kewajiban atau keharusan.

Kita baca dari kitab Yohanes 13:4-5, 12, 14-15

4 Dia (Yesus) bangkit dari makan malam, dan menanggalkan jubah-Nya; dan mengambil sehelai handuk, dan mengikat pinggang-Nya, 5 Setelah itu Ia menuangkan air ke dalam sebuah baskom, dan mulai membasuh kaki-kaki murid-murid-Nya, dan menyeka mereka dengan handuk yang diikat di pinggang-Nya. 12 Maka sesudah Ia membasuh kaki-kaki mereka, dan telah mengenakan pakaian-Nya dan duduk kembali, Ia berkata kepada mereka, ‘Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?’ 14 Jadi jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kaki-kakimu, kamu pun wajib membasuh kaki-kaki satu sama lain. 15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, bahwa kamu harus berbuat seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

 

Jadi upacara ini adalah suatu keharusan. Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan demikian, kamu pun WAJIB membasuh kaki-kaki satu sama lain.” Sudahkah kita melakukan ini sebelum kita mengikuti upacara Perjamuan Kudus atau ini juga salah satu perintah Tuhan yang kita abaikan karena gereja kita tidak mengajarkannya? Apa yang diperintahkan Tuhan banyak yang diskip, diloncati, diabaikan, sementara apa yang tidak disuruh Tuhan dilakukan dengan rajin dan penuh semangat. Orang Kristen memang banyak yang terbalik.

 

b)    Mengapa Yesus mengadakan upacara ini?

Matius  11:29

Pikullah kuk-Ku padamu dan belajarlah dariKu, karena Aku penurut (berserah penuh kepada Bapa) dan rendah hati dan kamu akan menemukan perhentian bagi jiwamu.

 

Kaki adalah bagian tubuh yang paling cepat kotor lebih dahulu, karena dipakai untuk berjalan. Yesus mengajar kita untuk tidak enggan memegang bagian yang kotor dari sesama kita, supaya kita ingat, kaki kita sendiri pun sama kotornya, dan juga perlu dicuci. Kita harus memaafkan kesalahan orang lain, karena kita sendiri juga butuh dimaafkan. Kita tidak lebih baik daripada orang lain. Upacara ini mengingatkan kita untuk menyadari bahwa kita adalah orang-orang berdosa, dan sebagai sesama makhluk Tuhan, sesama saudara seiman, kita harus saling memaafkan.  Di hadapan Tuhan semua manusia itu sama, Tuhan tidak melihat status sosio-ekonomi, pendidikan, atau latar belakang orang. Semua sama di mata Tuhan, sama berharganya sehingga Allah Anak rela mengorbankan nyawanya untuk kita.  

 

c)    Kapan upacara ini harus dilakukan?

Sebelum upacara Perjamuan Suci, seperti yang dicontohkan Yesus. Setelah upacara basuh kaki itu, maka di Yohanes 13:26, kita membaca bagaimana Yesus memberikan roti yang pertama kepada Yudas.

Jawab Yesus: ‘Dia ialah yang kepadanya Aku akan memberikan secuil makanan (sop), sesudah Aku mencelupkannya.’ Dan sesudah Dia mencelupkan rotinya, Dia memberikannya kepada Yudas Iskariot, anak Simon.

 

 

3. UPACARA PERJAMUAN SUCI

Upacara ini adalah peringatan kematian Kristus untuk menebus manusia.

 

a)    Upacara ini merupakan PERINGATAN KEMATIAN KRISTUS di atas salib untuk menebus manusia

1 Korintus  11:23-25 

23 Sebab aku telah menerima dari Tuhan apa yang sama yang telah kusampaikan kepadamu, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia dikhianati, mengambil roti. 24 dan sesudah Ia mengucap syukur, Ia memecah-mecahkannya dan berkata, ‘Ambillah, makan: Inilah tubuh-Ku, yang dipecahkan bagi kamu; perbuatlah ini sebagai peringatan akan Aku!’ 25 Demikian juga dengan cara yang sama, Ia mengambil cawan, sesudah Ia makan, sambil berkata, ‘Cawan ini adalah perjanjian baru dalam darah-Ku; perbuatlah ini, sesering kamu meminumnya, sebagai peringatan akan Aku!’

 

Jadi upacara ini menggantikan upacara Passah [Paskah]. Domba Passah yang disembelih sudah digantikan oleh Domba Allah yang sejati. Karena itu, sejak kematian Kristus, orang Kristen tidak lagi mengadakan upacara Passah, melainkan Perjamuan Suci seperti yang diajarkan oleh Kristus.

 

b)    Roti dan anggur hanyalah SIMBOL/LAMBANG dari tubuh dan darah Yesus, substansinya tidak berubah menjadi tubuh [daging] dan darah Yesus yang sebenarnya.

Sejak awal, ketika untuk pertama kalinya Yesus memecah-mecahkan roti dan berkata Inilah tubuh-Ku, yang dipecahkan  bagi kamu; perbuatlah ini sebagai peringatan akan Aku!’ tidak terjadi perubahan substansi pada roti yang berada di tangan Yesus, yang kemudian dibagikan kepada murid-muridNya. Roti itu tidak berubah menjadi daging. Roti itu tetap berbentuk roti, rasanya juga roti, terbuat dari tepung, dan di dalam mulut tidak berubah menjadi daging.

 

Demikian pula, ketika saat pertama kalinya Yesus membagikan anggur dan berkata  ‘Cawan ini adalah perjanjian baru dalam darah-Ku; perbuatlah ini, sesering kamu meminumnya, sebagai peringatan akan Aku!’ anggur itu tidak berubah substansinya menjadi darah. Anggur itu rasanya tetap anggur, teksturnya anggur, sari dari buah anggur, dan bukan darah.

 

Mengapa roti dan anggur itu tidak berubah menjadi daging dan darah betulan?  Karena SEMUA YANG FANA TIDAK MUNGKIN MENGGANTIKAN YESUS. 

1.    Tuhan tidak menghendaki manusia menjadi kanibal dan vampir.

Bagaimana Tuhan yang begitu spesifik memberikan petunjuk daging hewan apa yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan, malah bisa menyuruh manusia makan daging dan darah sesama manusianya! Yesus pada waktu hidup di dunia adalah manusia penuh sama seperti kita. Jadi daging dan darahNya itu adalah daging dan darah manusia juga. Bagaimana mungkin Dia memberi makan murid-muridNya daging dan darah manusia? Di zaman yang lampau, manusia pernah terkena bala kelaparan karena bermacam-macam penyebab (panen dimakan belalang, dikepung dalam peperangan, dll.), sehingga manusia harus makan sesama manusianya untuk bertahan hidup. Tapi itu merupakan suatu kutukan dari Tuhan, lihat:

Ulangan 28:45, 53

45 Lagi pula semua kutuk ini akan datang ke atasmu, dan akan mengejar engkau dan mencapai engkau, sampai engkau dimusnahkan; karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu untuk memelihara Perintah-perintah dan ketetapan-ketetapanNa yang diperintahkanNya kepadamu; 53 Dan kamu akan memakan buah tubuhmu sendiri, yakni daging anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan, yang TUHAN, Allahmu, telah memberikan kepadamu, dalam pengepungan dan kesukaran dengan mana musuh-musuhmu akan menyusahkan kamu.

 

Jadi Yesus tidak memberikan tubuh dan darahNya untuk dimakan dan diminum murid-muridNya. Yesus tidak membuat murid-muridNya menjadi kanibal dan vampir. Alkitab mengajarkan bahwa tubuh kita itu kudus, itu Bait Allah (1 Korintus 3:16-17), itu bukan untuk dimakan manusia.

 

2.    Seandainya yang kita telan itu benar-benar daging dan darah Kristus,

maka menurut proses pencernaan, semua yang masuk ke lambung kita itu pasti ada ampasnya yang dibuang keluar dari tubuh kita. Berarti ada bagian dari daging dan darah Kristus yang bercampur dengan kotoran di dalam usus, dan terbuang di jamban?

 

3.    Di zaman Perjanjian Lama,

saat semua upacara orang Israel masih berlaku, pada waktu Passah, domba-domba yang disembelih juga   melambangkan Kristus, karena itu domba-domba itu harus sempurna, tidak boleh ada cacatnya sedikit pun, sama seperti KristusDomba-domba itu melambangkan Yesus, tapi mereka tidak berubah menjadi Yesus. Daging dan darah domba juga tidak berubah menjadi daging dan darah Kristus! Daging dan darah domba tetap daging dan darah domba, tidak ada perubahan substansi.

 

4.    Yesus mati satu kali saja,

cukup untuk menebus seluruh umat manusia dari Adam hingga manusia yang terakhir lahir. Ayat-ayat di bawah ini sudah jelas menyatakannya.

Roma  6:10

Karena dalam hal Dia mati, Dia mati bagi dosa, satu kali; tetapi karena Dia hidup, Dia hidup bagi Allah.

 

Ibrani  7:27

yang tidak perlu setiap hari seperti imam-imam besar lain, mempersembahkan kurban pertama untuk dosanya sendiri, dan sesudah itu untuk umat; sebab itu telah dilakukan-Nya satu kali ketika Ia mempersembahkan Diri-Nya Sendiri.

 

Ibrani  9:28

demikian pula Kristus satu kali dipersembahkan untuk menanggung dosa banyak orang; dan kepada mereka yang menantikan Dia,  Ia akan menyatakan Diri-Nya untuk kedua kalinya, tanpa dosa sampai pada keselamatan

 

Andai setiap kali ada upacara Perjamuan Suci, kita makan daging dan minum darah Kristus, maka Kristus harus disalibkan berulang-ulang untuk memberikan daging dan darahNya kepada kita.

Kristus sekarang sedang bertugas sebagai Imam Agung di Surga, Dia sudah tidak lagi dipersembahkan sebagai kurban. Bagian kurbanNya sudah selesai 2000 tahun yang lalu.  Karena itu roti dan anggur Perjamuan Suci adalah lambang dari tubuh dan darahNya, bukan benar-benar tubuh dan darahNya, sebagaimana domba-domba yang disembelih sebagai kurban dulu hanyalah melambangkan Kristus, tapi tidak benar-benar berubah menjadi Kristus.

 

c)    Perjamuan Suci adalah upacara yang sakral, harus dilaksanakan dengan persiapan rohani

Kita baca 1 Korintus 11:26-32

27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti ini atau minum cawan Tuhan, akan bersalah terhadap tubuh dan darah Tuhan. 28 Tetapi hendaklah orang memeriksa dirinya sendiri, dan kemudian biarlah ia makan roti itu, dan minum dari cawan itu. 29 Karena dia yang makan dan minum dengan tidak layak, makan dan minum kutukan untuk dirinya, karena tidak membedakan makna tubuh Tuhan, 30 Karena alasan inilah banyak di antara kamu yang lemah dan berpenyakit, dan banyak yang meninggal. 31 Karena jika kita mau menghakimi diri kita sendiri, kita tidak akan dihakimi. 32 Tetapi kalau kita dihakimi, kita dididik oleh Tuhan, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.

 

 


93.  APAKAH DI ZAMAN PERJANJIAN BARU MASIH ADA NABI? 

Di seluruh Alkitab Tuhan tidak pernah menyatakan ada berapa total jumlah nabiNya. Banyak dari kita beranggapan bahwa nabi itu hanya ada di zaman Perjanjian Lama. Tapi tidak demikian.  Di zaman rasul-rasul pun, ada banyak nabi, bisa kita lihat beberapa ayat di bawah ini.

Kisah Rasul 11:27-28

27 Dan di masa itu datanglah nabi-nabi dari Yerusalem ke Antiokhia. 28 Dan salah seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit, dan ditunjukkan oleh kuasa Roh bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar; yang terjadi pada zaman Kaisar Klaudius.

 

Kisah Para Rasul  13:1

Nah, di jemaat yang di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang dididik bersama dengan penguasa setempat Herodes, dan Saulus.

 

Kisah Para Rasul  15:32

Dan Yudas dan Silas, yang adalah nabi-nabi juga, menasihati saudara-saudara itu dengan banyak kata-kata, dan menguatkan  mereka.

 

Kisah Para Rasul  21:9-10

9 Dan orang yang sama (Filipus) mempunyai empat anak dara yang bernubuat. 10 Dan karena kami tinggal di situ banyak hari, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus.

 

I Korintus  12:28

Dan Allah telah menetapkan di antaranya dalam Jemaat: pertama rasul-rasul, kedua nabi-nabi, ketiga pengajar-pengajar. Setelah itu mujizat-mujizat, lalu karunia menyembuhkan, melayani, mengatur, berbagai macam bahasa.

 

1 Korintus 14:29-33

29 Biarlah yang nabi-nabi bicara dua atau tiga orang, dan yang lain yang menilai. 31 Sebab kamu semua boleh bernubuat satu per satu supaya  kamu semua boleh belajar dan semua boleh dihiburkan. 32 Dan roh-roh pada nabi-nabi harus tunduk kepada kitab nabi-nabi. 33 Sebab Allah bukan pencipta kekacauan, tetapi pencipta damai, sebagaimana di semua gereja orang-orang kudus.

 

Lukas  2:36

Dan di sana ada satu Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya, dan sudah pernah hidup bersama suaminya tujuh tahun dari kegadisannya.

 

Ternyata cukup banyak nabi dan orang-orang yang bisa bernubuat baik laki-laki maupun perempuan di zaman Perjanjian Baru, bukan? Ada yang namanya disebut, ada yang tidak disebut. Berarti, Tuhan terus memberikan pesan-pesanNya kepada umat manusia lewat orang-orang yang diangkatNya untuk menyampaikan pesan-pesanNya. Nabi itu jurubicara Tuhan.

Karena itu, kita tidak perlu alergi apabila di antara kita terdapat nabi Tuhan. Dan seperti yang dicantumkan di Alkitab, nabi itu tidak harus laki-laki, perempuan pun bisa menjadi nabi Tuhan.

Seandainya Tuhan tidak akan mengangkat nabi lagi, dan semua nabi yang muncul setelah zaman Yesus itu tidak berasal dari Tuhan, pasti Tuhan akan meninggalkan pesan yang jelas di dalam AlkitabNya, misalnya  “Jangan percaya kepada semua orang yang mengaku sebagai nabi, karena setelah ini tidak ada lagi nabi yang benar, semuanya palsu”, atau pesan sejenis itu. Tetapi, tidak. Tuhan justru meninggalkan pesan supaya berhati-hati terhadap orang-orang yang mengaku sebagai nabi, karena akan ada nabi-nabi yang palsu. Berarti TIDAK SEMUANYA PALSU, juga ada nabi yang benar-benar memang diutus oleh Tuhan. Kita yang harus jeli membedakan mana yang mana.

 

Matius  7:15

Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu, yang datang kepadamu dengan kulit domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

 

Matius  24:11, 24

11 Lalu banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. 24 Sebab mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar untuk menyesatkan sekiranya mungkin, bahkan orang-orang pilihan

 

Jadi Tuhan mengingatkan di akhir zaman banyak nabi palsu dan mesias palsu. Mesias artinya “yang diurapi Tuhan”.  

Tapi Tuhan tidak berkata, nabi atau mesias yang muncul setelah rasul Yohanes yang dikasihi (rasul Yesus yang terakhir) mati, itu semuanya palsu, jangan dipercaya! Tidak. Karena memang masih ada nabi atau mesias yang sejati, yang betul-betul nabi atau yang mesias (yang diurapi oleh Tuhan) yang benar. Ada orang-orang yang dipakai Tuhan hanya satu kali saja untuk menyampaikan pesan Tuhan, ada orang-orang yang dipakai Tuhan berulang-ulang untuk menyampaikan bermacam-macam pesan Tuhan. Mereka semuanya boleh disebut “nabi” karena menjadi juru bicara Tuhan. Yang perlu kita bedakan adalah, BENARKAH MEREKA INI MENYAMPAIKAN PESAN TUHAN? Bagaimana kita bisa membedakan? Ini langkah yang pertama, nanti di bawah kita bahas lebih luas.

Di  1 Korintus 14:32-33 yang sudah kita baca di atas, sudah diberi rumusnya:

32 Dan roh-roh pada nabi-nabi harus tunduk kepada kitab nabi-nabi. 33 Sebab Allah bukan pencipta kekacauan, tetapi pencipta damai, sebagaimana di semua gereja orang-orang kudus.

 

Artinya, apa yang baru disampaikan itu harus selaras, sesuai, cocok dengan isi “kitab nabi-nabi” yaitu semua tulisan nabi-nabi yang sudah kita miliki, berarti seluruh Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Kalau pesan yang disampaikan oleh “nabi baru” ini tidak sesuai dengan apa yang sudah ada di “kitab nabi-nabi”, maka yang mengaku nabi baru itu nabi palsu, bukan jurubicara Tuhan. Mengapa? Karena “Allah bukan pencipta kekacauan, tetapi pencipta damai, sebagaimana di semua gereja orang-orang kudus.Allah yang sama pasti memberikan pesan yang serasi, Allah tidak akan mengkontradiksi DiriNya, karena itu semua pesan dari Allah harus klop, serasi, selaras. Jika pesan yang baru itu berbeda dengan yang lama, berarti itu bukan pesan dari Allah, jangan dipercaya.

Jadi JIKA KITA TIDAK TAHU APA YANG BENAR, KITA TIDAK BISA MEMBEDAKAN MANA YANG PALSU. Karena itu sangat penting setiap orang Kristen harus tahu dengan baik (tekanan pada “dengan baik”) seluruh isi Alkitab, karena itulah perisai kita, itu tolok ukur kita. Jika kita tidak benar-benar tahu apa isi Alkitab, kita tidak tahu bila muncul nabi palsu membawakan pesan yang palsu.

 

Karena itu Tuhan berpesan:

I Yohanes  4:1

Saudara-saudaraku yang terkasih, janganlah percaya pada setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi palsu yang telah keluar ke dunia.

 

Tuhan menyuruh kita menguji setiap roh, sebab di dunia ini ada banyak roh gelap berkeliaran, anak buah Lucifer, yang berusaha menyesatkan manusia. Mereka suka menyamar pura-pura menjadi malaikat terang yang membawa pesan Tuhan, dan mereka sudah ahli menyamar. Kita tidak boleh lengah asal menelan apa yang tampaknya “bagus”, apa yang mujizat, apa yang luar biasa karena Setan dkk. semua bisa menyamar menjadi malaikat terang, bikin mujizat, dan tanda-tanda yang mengagumkan, tapi semua itu hanya penyesatan. Pelindung kita hanya apa yang tertulis di Alkitab, dengan mana kita bisa membedakan yang palsu dari yang asli.

 

 

Untuk apa Tuhan mengangkat nabi-nabi?

Efesus 4:11-15

4:11         Dan Ia memberikan kepada beberapa rasul-rasul, kepada beberapa nabi-nabi, kepada beberapa penginjil, dan kepada beberapa gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12         untuk menyempurnakan orang-orang kudus, untuk pekerjaan pelayanan; untuk membangun (menguatkan) tubuh Kristus (= gereja),

4:13         hingga kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan tentang Anak Allah, hingga menjadi manusia yang sempurna, hingga mencapai standar takaran kepenuhan Kristus,

4:14         sehingga sejak itu kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh segala macam angin doktrin, yang dibuat oleh penipuan manusia, dan oleh kecakapan yang licik dengan mana mereka menanti-nanti kesempatan untuk menyesatkan,

4:15         tetapi dengan bicara tentang kebenaran di dalam kasih, boleh bertumbuh ke arah Dia (Kristus) dalam segala hal, yang adalah Kepalanya, yaitu Kristus.

 

Jadi Tuhan memberikan macam-macam karunia Roh di dalam gereja (untuk membangun dan menguatkan tubuh Kristus (= gereja – ayat 12), jadi, karunia Roh itu selalu diberikan di dalam gereja karena tujuannya untuk membangun dan menguatkan gereja, tidak pernah untuk kemuliaan si penerima karunia roh itu sendiri.  Untuk apa gereja diberi karunia Roh? Supaya jemaatnya (orang-orang kudus) disempurnakan dan untuk melancarkan pekerjaan pelayanan (ministri). Kalau jemaatnya sudah bertumbuh dalam iman dan pengetahuan akan Kristus, mereka tidak diombang-ambingkan segala macam ajaran hasl karya penipuan manusia yang menyesatkan mereka.

Ini pemberian yang baik atau bukan? Jelas pemberian yang baik dari Tuhan. Karena itu walaupun zaman apostolik sudah lewat, pada waktu-waktu yang tepat, Tuhan tetap memberikan karunia Roh ini ke dalam gereja, dengan catatan gereja yang benar ya, yang patuh pada Hukum dan Perintah Allah.

 

Sekarang, bagaimana kita bisa menguji apakah itu roh kegelapan, nabi yang palsu, guru yang palsu, atau yang benar?

a)    Alat uji ang pertama adalah Alkitab atau Firman Tuhan.

Yesaya 8:20

Bandingkan dengan kitab Hukum dan dengan kitab Kesaksian. Jika mereka tidak berbicara sesuai dengan perkataan ini, itu karena tidak ada terang di dalam mereka.

Kitab Hukum dan Kitab Kesaksian itu seluruh tulisan Alkitab Perjanjian Lama. Di zaman Yesaya belum ada kitab-kitab Perjanjian Baru. Tapi pada dasarnya ialah semua pesan yang diklaim datang dari Tuhan harus dibandingkan dengan isi Alkitab atau Firman Tuhan. Kalau beda, apalagi bertentangan, itu nabi palsu yang bicara di bawah bimbingan roh kegelapan.

 

b)    Ramalannya harus terbukti benar.

Ulangan 18:22

Apabila seorang nabi bicara dalam nama TUHAN, jika hal itu tidak menjadi kenyataan atau tidak digenapi, maka itulah hal yang tidak difirmankan TUHAN; nabi itu telah lancang mengatakannya, janganlah kamu takut padanya.

 

Yeremia 28:9

Nabi yang bernubuat tentang damai, bilamana nubuat nabi itu menjadi kenyataan, baru nabi itu akan dikenal bahwa TUHAN benar-benar telah mengutusnya.

 

c)    Mengakui Anak Allah telah datang sebagai 100% manusia.

1 Yohanes  4:2-3

2 Dengan ini kita mengenal Roh Allah, setiap roh yang mengakui bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai Manusia, berasal dari Allah 3 dan setiap roh yang tidak mengakui Yesus Kristus telah datang sebagai Manusia, tidak berasal dari Allah. Dan ini adalah roh antikristus, yang telah kamu dengar bahwa ia akan datang, dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

Ini tidak bicara tentang mereka yang di luar agama Kristen. Jangan mengira semua denominasi Kristen mengakui Anak Allah itu 100% Manusia ketika Dia hidup di dunia. Ada banyak (termasuk gereja Katolik) yang mengakui Yesus bukan 100% manusia seperti kita, karena mereka mengatakan Yesus dilahirkan oleh ibu yang tidak pernah berdosa (imakulata), padahal Alkitab mengatakan bahwa semua manusia itu berdosa (Roma 3:23), “semua” itu berarti termasuk Maria, yang melahirkan Yesus!  Jadi, kata mereka, karena Yesus terlahir dari ibu yang tidak mengenal dosa, maka Yesus beda dengan kita yang lahir dari ibu-ibu yang punya dosa. Maka konsep yang tidak alkitabiah ini mengajarkan bahwa Yesus bisa hidup kudus karena lahir dari ibu yang tidak berdosa. Jadi lumrah kalau kita yang lahir dari ibu yang berdosa tidak bisa mengikuti teladanNya dan terus hidup dalam dosa, didukung dengan pepatah “To err is human, to forgive, Divine” (Berbuat dosa itu manusiawi, mengampuni itu Ilahi).

Ini salah satu contoh ajaran nabi palsu yang tidak alkitabiah, yang bertentangan dengan ajaran di dalam Alkitab, yang terdapat di dalam dunia Kristen.

Alkitab berkata Yesus lahir dengan segala kelemahan kita seperti kata:

Ibrani 5:2

Yang bisa  mempunyai belas kasihan pada orang-orang yang tidak tahu (tidak mengerti),  dan pada orang-orang yang sesat, karena ia sendiri juga penuh dengan kelemahan.

Yesus bisa hidup tidak berbuat dosa bukan karena ibuNya tidak punya dosa, melainkan karena Dia bergantung sepenuhnya kepada BapaNya yang di Surga, yang menuntun setiap langkahNya setiap hari, dan Roh Kudus yang senantiasa ada di hatiNya. Jika Roh Kudus senantiasa ada di hati kita dan kita juga bergantung sepenuhnya kepada Bapa kita di Surga, kita akan bisa mengikuti teladan Yesus, hidup menjauhkan diri dari dosa. Ini kata-kata Yesus sendiri:

Matius 5:48

Karena itu, HARUSLAH kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di Sorga itu sempurna.

Jadi kita diharuskan hidup sempurna, tidak punya alasan untuk tetap berbuat dosa karena terlahir dari ibu yang punya dosa!

 

d)    Kehidupan nabi itu sendiri menunjukkan bahwa dia taat kepada Allah.

Matius 7:18-20

18 Pohon yang baik itu tidak bisa menghasilkan buah yang tidak baik, demikian pula pohon yang tidak baik tidak bisa menghasilkan buah yang baik. 19 Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 20 Jadi dari buahnyalah kamu akan  mengenal mereka.

 

Galatia 5:19-24

19 Sekarang perbuatan daging telah nyata yaitu: perzinahan,  kenajisan, nafsu cabul, 20 penyembahan berhala, sihir, kebencian, perselisihan, iri hati, luapan murka, ambisi egois/perkelahian, memecahbelah/ menghasut, kemurtadan, 21 kedengkian, pembunuhan, kemabukan, pesta pora  dan sebagainya. Semuanya itu  sebelumnya sudah kuperingatkan kamu seperti yang sudah aku sampaikan kepadamu di masa lalu -- bahwa mereka yang melakukan hal-hal demikian, tidak akan mewarisi kerajaan Allah.

22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, panjang sabar, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Terhadap semua ini tidak Hukumnya. 24 Dan mereka yang adalah milik Kristus Yesus, mereka telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

 

Efesus 5:9-12

9 karena buah Roh ada dalam segala  kebaikan, dan keadilan dan kebenaran, 10 dengan mencari tahu apa yang berkenan kepada Tuhan. 11 Dan janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berguna tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. 12 Sebab bahkan membicarakan apa yang dibuat oleh mereka secara sembunyi-sembunyi saja sudah memalukan.

 

Kalau yang mengaku nabi itu sendiri hidupnya melanggar Hukum Allah, tidak kudus, sama seperti orang dunia, maka jelas dia bukan nabi yang tulen.

 

e)    Tidak bicara/meramalkan yang baik-baik saja, berani menegur yang salah.

Yeremia 23:16-17

16 Beginilah firman TUHAN semesta alam, ‘Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka menjadikan kamu tidak berguna, mereka membicarakan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan dari mulut TUHAN.’ 17 mereka selalu berkata kepada orang-orang yang membenci Aku, ‘TUHAN telah berkata, ‘Kamu akan mendapat damai! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya sendiri, mereka berkata: ‘Malapetaka tidak akan menimpa kamu!

Banyak pesan yang datang dari mimbar mengatakan bahwa semua sedang baik-baik saja, dunia akan eksis selamanya, manusia bisa memperbaiki semua kerusakan dunia dengan teknologi, asal percaya Tuhan manusia sudah selamat, tidak usah memikirkan Hukum Tuhan karena Yesus yang sudah mematuhi semuanya, Tuhan itu kasih, Tuhan tidak akan menghukum siapa-siapa karena Tuhan mau semua orang selamat, dsb. dsb. semua pesan yang menggembirakan hati bahwa dunia ini aman dan sejahtera selama-lamanya. Tuhan berkata bahwa ini adalah pesan-pesan dari nabi-nabi palsu, supaya manusia semua terlena dalam dosanya dan tidak bertobat. Firman Tuhan mengatakan dunia ini tidak lama lagi akan dibakar habis oleh Tuhan dengan semua manusia di dalamnya, kecuali mereka yang mengikut Tuhan. Jadi pesan-pesan yang bertentangan dengan isi Firman Tuhan, itu pesan yang palsu.

 

Apabila orang yang mengaku membawa pesan-pesan dari Tuhan, memenuhi semua kriteria di atas, maka dia memang benar-benar dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan-pesanNya kepada kita, dan kita harus mendengarkannya karena Tuhan mau kita menerima pesan-pesanNya untuk menyempurnakan orang-orang kudus, untuk pekerjaan pelayanan; untuk membangun (menguatkan) gereja Kristus hingga kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan tentang Anak Allah, hingga menjadi manusia yang sempurna, hingga mencapai standar takaran kepenuhan Kristus, (Efesus 4:12-13)

 

Sejak ada mesin cetak, Tuhan tidak perlu mengangkat banyak nabi di mana-mana untuk menyampaikan pesan-pesannya. Bila di zaman Perjanjian Lama dan Baru, seorang nabi harus hadir secara fisik untuk bisa menyampaikan pesan-pesan dari Tuhan kepada umat, maka di zaman sekarang ini seorang nabi tidak perlu hadir secara fisik lagi. Nabi sudah bisa menuangkan pesan-pesan itu dalam bentuk tulisan, dan buku-buku yang berisi pesan-pesan itu bisa dicetak dalam jumlah besar dan disebarkan ke mana-mana secara cepat, dan di masa yang terakhir ini juga melalui internet, melintasi batasan ruang dan waktu dalam hitungan detik sudah bisa diakses manusia.

Justru kondisi ini membuat kita harus lebih berhati-hati lagi dalam menguji kebenaran pesan-pesan seorang yang mengaku nabi. Karena itu, kita sendiri harus kenal betul apa isi Alkitab, agar kita bisa membandingkan pesan-pesan itu dengan ajaran yang ada di dalam Alkitab, apakah selaras dengan semua ajaran di dalam Alkitab, ataukah tidak.

 

Tetapi bila kita sudah membuktikan bahwa memang benar ada seorang nabi yang membawa pesan-pesan Tuhan, maka jelaslah kita harus mendengarkan dia karena pesan-pesan yang disampaikan Tuhan kepada kita lewat nabi yang benar, adalah untuk kebaikan kita sendiri, dan bisa mempengaruhi keselamatan kita.

 

 Apr 2013