Selasa, 16 April 2024

234. DIBAPTIS OLEH API

 

234. DIBAPTIS OLEH API

_______________________________

 

 Lukas 3:16

16 Yohanes menjawab, berkata kepada mereka semua, ‘Aku memang membaptis kamu dengan air, tetapi Satu yang lebih berkuasa daripadaku  datang yang tali sandal-Nya pun aku tidak layak melepaskan. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

 

Kita tentunya sudah sering membaca ayat ini, ayat yang serupa terdapat juga di Matius 3:11. Aku merasa aku sudah mengerti ayat ini, dan tidak pernah berpikir lebih mendalam tentang isinya. Ini adalah kata-kata Yohanes Pembaptis yang mau memperkenalkan Sang Mesias kepada masyarakat Yahudi. Yohanes memang mengemban tugas untuk membuka jalan atau meratakan jalan bagi Sang Juruselamat sebelum kemunculanNya di publik.

 

Siapa Yohanes Pembaptis ini, kita tentunya sudah tahu. Ratusan tahun sebelum kelahirannya, kehadirannya dan tugasnya sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Mari kita lihat beberapa ayat sebelumnya.

Lukas 3:3-6

3 Dan ia (Yohanes) datang ke seluruh daerah sekitar Yordan, berkhotbah tentang pembaptisan hasil pertobatan demi pengampunan dosa-dosa. 4 Seperti ada tertulis dalam kitab kata-kata Yesaya, nabi, yang mengatakan, ‘Suara seorang yang berseru di padang gurun: Kalian persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalur bagi-Nya.  5 Setiap lembah akan diisi dan setiap gunung dan bukit akan dibuat datar, dan yang berliku-liku akan dibuat lurus, dan jalan-jalan yang bergeronjal akan dibuat halus, 6 dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

 

Jadi Yohanes punya tugas mulia: meluruskan jalur yang berliku, meratakan lembah dan bukit, menghaluskan jalan yang berbatu, semua ini artinya membuat persiapan lengkap sebelum kedatangan Yesus supaya ketika Yesus datang, tinggal meluncur dengan lancar, masyarakat sudah tahu bahwa inilah Sang Mesias yang datang untuk menyelamatkan manusia. Itulah tugas yang diemban Yohanes. Bukan tugas yang mudah, seperti pekerjaan membabat alas (hutan), supaya tempat tersebut bisa dibangun. Jadi Yohanes Pembaptis punya tugas memudahkan tugas yang diemban Yesus.

 

Dan sekarang Yohanes berkata, bahwa Yesus nanti akan membaptis dengan Roh dan dengan api.

 

Nah, kita semua tentunya tahu apa artinya dibaptis dengan Roh.

Yohanes 3:5

5Jawab Yesus,  Sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk Kerajaan Allah.

 

Jadi menurut Yesus untuk bisa masuk Kerajaan Allah, manusia harus  “dilahirkan dari air dan Roh.”

Ø   “dilahirkan dari air”

Itu jelas bicara tentang baptisan literal, dengan cara dibenamkan ke dalam air (yang melambangkan kematian orang lama yang berdosa), lalu diangkat kembali keluar dari air (yang melambangkan kebangktan kepada hidup yang baru yang tidak lagi berdosa). Ini adalah tanda pertobatan manusia itu secara lahiriah.

 

Ø   “dilahirkan dari Roh”

Ini adalah perubahan dalam hidup seorang pengikut Kristus yang sudah dibaptis dalam air. Setelah menerima Kristus sebagai Juruselamat dan dibaptis dalam air sebagai tanda lahiriahnya, maka harus ada suatu pengalaman hidup yang baru dalam Kristus. Ini adalah awal proses pengudusan seorang. Melalui baptisan air, dia sudah menyatakan mau meninggalkan kehidupannya yang lama, yang berteman dengan dosa, dan sekarang dia mulai menapak kehidupan rohani yang baru dengan tuntunan Roh Kudus, dia berjalan dalam kepatuhan kepada Hukum Tuhan, belajar mengasihi Tuhan dengan segenap esensinya, dan berserah penuh kepada Tuhan.

 

 

“dilahirkan dari air” jika tidak diikuti oleh “dilahirkan dari Roh”, tidak ada gunanya. Kata Yesus  “tidak dapat masuk Kerajaan Allah”. Berarti baptisan literalnya percuma, baptisan air saja tidak menyelamatkan. Dia tetap tidak bisa masuk Kerajaan Allah. Jadi harus ada kedua-duanya: “dilahirkan dari air dan dari Roh”, tidak bisa hanya baptisan dari air saja.

 

Hal ini tentunya kita yang Kristen sudah paham, walaupun banyak dari kita yang mengabaikan persyaratan  “dilahirkan dari Roh”.  Kita masih tetap terus berbuat dosa setelah kita dibaptis, dan kita tidak sungguh-sungguh “membunuh orang lama” kita. Segala kegemaran kita yang tidak diperkenan Allah, pola hidup kita, pola makan kita yang lama yang bertentangan dengan ajaran dan ketentuan Allah, tetap kita lakukan dengan dalih “tidak apa-apa”, tidak ada manusia yang sempurna, Tuhan pasti mengerti. Kan kita tidak berbuat dosa besar, tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri; kalau dosa-dosa kecil berbohong kecil-kecil, makan sesuka hati kita, melanjutkan hobi yang tidak diperkenan Allah, itu tidak apa-apa. Ini bisikan Setan. Setan tidak akan membisiki kita untuk membunuh orang, itu perbuatan yang terlalu mengerikan dan kita sendiri belum tentu punya nyali untuk berbuat itu, jadi Setan menanamkan dalam pikiran kita bahwa kalau berbohong itu tidak apa-apa, itu dosa kecil. Makan apa yang dilarang Tuhan itu tidak apa-apa, itu malah sering dianggap bukan dosa, melakukan aktivitas yang tidak serasi dengan kehidupan anak Tuhan itu juga tidak apa-apa. Padahal kita tahu, dalam kamus Tuhan, di Alkitab, tidak ada yang dikategorikan dosa kecil atau dosa besar. Semua yang melanggar Hukum, Perintah, peraturan, ketentuan Tuhan, itu namanya DOSA.

1 Yohanes 3:4

Siapa yang berbuat dosa, juga melanggar hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran Hukum Allah.

 

Bahkan bukan hanya bila berbuat yang salah itu dosa, ternyata tidak berbuat yang baik pun itu sudah dosa!

Yakobus 4:17

Jadi, bagi dia yang tahu bagaimana berbuat baik, dan tidak melakukannya, baginya itu dosa.

 

Tuhan mengajar anak-anakNya untuk bertanggung jawab. Jika kita sudah memilih untuk ikut Kristus, dan itu kita nyatakan dengan menjalani upacara baptisan di hadapan manusia, maka kita harus bertanggungjawab memegang komitmen untuk melakukan bagian kita. Janji yang kita ucapkan pada waktu baptisan itu sama dengan sebuah kontrak, sebuah perjanjian yang sah antara Tuhan dengan kita:

Ø   Tuhan berjanji menjadi Allah kita, menjadi Bapa kita yang di Surga.

Tuhan Allah Bapa yang mengasihi kita dan telah menebus kita dari kematian kekal akan menyediakan semua kebutuhan kita sesuai hikmatNya, selalu melindungi dan memelihara kita sampai akhir masa. Itu komitmen Tuhan.

Ø   Kita berjanji menjadi anak-anakNya.

Jangan lupa yang namanya anak ya harus patuh kepada peraturan ayahnya, bukan sebaliknya. Jadi kalau kita mengaku anak Tuhan, kita harus patuh pada Tuhan. Karena kita sudah ditebus dan diselamatkan, kita adalah milik Tuhan, maka kita harus patuh kepada Pemilik kita. Itu bagian komitmen kita. Jadi kalau kita masih melanggar Hukum, Perintah, ketentuan, peraturan Tuhan, kita tidak melakukan komitmen kita. Dan tahukah apa akibatnya? Bila salah satu pihak yang terikat dalam kontrak tidak melakukan komitmennya, istilah populernya itu “wanprestasi”, maka itu bisa membuat pihak yang dirugikan membatalkan atau mengakhiri perjanjian kontrak yang ada.

 

Jadi menurut Yesus, jika kita mau dibaptis dalam air, itu diikuti oleh kewajiban dibaptis dalam Roh. Karena hanya dengan tuntunan Roh Kudus kita bisa hidup patuh pada semua Hukum, Perintah, ketentuan dan peraturan Tuhan. Dari diri kita sendiri kita tidak mungkin melakukan itu karena kita punya kodrat yang condong kepada segala yang dosa. Kalau kita mengikuti suara hati kita sendiri, kemauan kita sendiri, kita pasti tidak bisa patuh pada Tuhan. Karena itu “dilahirkan dari air dan Roh” itu satu paket, istilahnya sekarang “bundling”, harus diambil kedua-duanya.

 

Tapi di Lukas 3:16 dan juga Matius 3:11, disebutkan satu lagi baptisan yang lain di luar baptisan air dan Roh, yaitu BAPTISAN API.

Lukas 3:16

16 Yohanes menjawab, berkata kepada mereka semua, ‘Aku memang membaptis kamu dengan air, tetapi Satu yang lebih berkuasa daripadaku  datang yang tali sandal-Nya pun aku tidak layak melepaskan. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

 

Jadi ayat ini menyebut 3 macam baptisan:

1.   Baptisan air

Dibaptiskan oleh manusia (Yohanes Pembaptis kan manusia?) ~ di zaman kita ini dilakukan oleh pendeta yang sudah diurapi. Ini untuk menyatakan kepada dunia bahwa kita secara resmi telah memilih menjadi pengikut Kristus, mau meninggalkan kehidupan lama yang berdosa, dan menjadi manusia baru yang mengikuti teladan Juruselamat kita.

 

2.   Baptisan Roh

Dibaptiskan oleh Tuhan (Roh Kudus yang mewakili Yesus) ~ ini sampai kapan pun dilakukan oleh Roh Kudus, bukan dilakukan manusia. Baptisan Roh ini tidak hanya terjadi satu kali, tapi berulang-ulang sepanjang sisa hidup kita, mulai kita dibaptis hingga kita mati. Ini proses pengudusan kita. Roh Kudus menuntun kita untuk meninggalkan semua perbuatan, pikiran, dan perkataan kita yang tidak berkenan kepada Tuhan. Ini proses transformasi kita dari yang tadinya pengikut Setan menjadi anak Tuhan yang diperkenan Tuhan. Jika kita sungguh-sungguh mengikuti tuntunan Roh Kudus, proses transformasi bisa lebih cepat. Jika kita manja, tentu saja proses itu lebih lamban. Jika kita bebal dan alot dan terus memberontak dengan sengaja terhadap tuntunan Roh Kudus, ya proses ini tidak akan pernah selesai, dan kita akan mati tanpa pernah menyelesaikan baptisan Roh ini, berarti kita akan tergolong mereka yang “tidak dapat masuk Kerajaan Allah”.

 

3.   Baptisan api

Nah, ini yang baru buat aku.

Selama ini aku menganggap baptisan api itu kesukaran-kesukaran, gemblengan-gemblengan yang dialami anak-anak Tuhan untuk mematangkan kerohaniannya, seperti emas yang harus dimurnikan dalam api. Ternyata bukan.

Terima kasih kepada Pdt. Kristiyono Sarjono yang menjelaskannya. Baptisan api ternyata adalah PENGHUKUMAN OLEH API atas mereka yang tidak selamat pada akhirnya.

Dan kita lihat bahwa baptisan api ini dilakukan oleh Yesus sendiri.

 

Dan ini menjadi jelas bila kita melihat ke ayat selanjutnya.

Lukas 3:17

yang alat penampiNya ada di tangan-Nya, dan Ia akan membersihkan secara menyeluruh tempat pengirikan-Nya, dan akan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi sekamnya Ia akan bakar dengan api yang tidak bisa dipadamkan.

 

Ini ada gambar alat penampi, yang di KJV disebut “winnowing fan” (kipas penampi). Jelas ayat 17 ini bicara tentang Yesus yang akan memisahkan antara gandum dan sekam dengan kipas penampi itu.

 


Karena Lukas 3:17 ini segera mengikuti ayat 16 yang kata terakhirnya adalah tentang baptisan api, maka pasti ayat 17 ini merupakan kelanjutan ayat 16.

 

Konsep ini juga dicatat oleh Matius. Dan bisa kita lihat di:  

Matius 3:11-12

11Aku memang membaptis kamu dengan air untuk pertobatan, tetapi Ia yang datang setelah aku itu lebih berkuasa daripada aku, yang sandalnya saja tidak layak aku bawa. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 12 Yang alat penampi ada di tangan-Nya dan Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya secara menyeluruh dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi Ia akan membakar habis sekamnya dengan api yang tidak bisa dipadamkan.

 

Ini ada kutipan tulisan E.J. Waggoner di Bible Echo no. 14 25 terbitan 24 Juni 1899.

Baptism in water is for the remission of sins, and so it is sometimes referred to as washing away sin. See Acts 22:16. Consistently with this idea, the baptisms of fire for the purpose of washing away sin; but there is this difference; the baptism by water is for the remission of sin and the salvation of the individual; but the baptism by fire is for the destruction of the sin and of the individual upon whom it is found. It is this that is brought to view in Isaiah 4:3, 4:- BEST June 24, 1899, par. 8

 

Baptisan air itu untuk pengampunan dosa, itulah mengapa terkadang ini disebut sebagai pembasuhan dosa sampai hilang. Lihat Kisah 22:16. Konsisten dengan konsep ini, baptisan api ialah untuk tujuan pembersihan dosa, tetapi ada perbedaan ini: baptisan air itu untuk pengampunan dosa dan keselamatan si individu; tetapi baptisan api itu untuk pemusnahan dosa dan si individu, di mana dosa tersebut ditemukan. Inilah yang dikemukakan di Yesaya 4:3, 4. BEST June 24, 1899, par. 8

 

 

This is the time when “whomsoever was not found written in the book of life [“written among the living in Jerusalem”] was cast into the lake of fire” (Revelation 20:15); the time of the melting of the elements with fervent heat, in the day of judgment and perdition of ungodly men (2 Peter 3:7, 10), when “the inhabitants of the earth are burned, and few men left.” Isaiah 24:6. BEST June 24, 1899, par. 10

 

Inilah saatnya ketika  barangsiapa yang namanya tidak ditemukan tertulis di dalam Kitab Kehidupan itu [“tertulis di antara yang hidup di Yerusalem”],  dilemparkan ke dalam lautan api itu.” (Wahyu 20:15), saat ketika unsur-unsur mencair oleh panas tinggi, pada hari penghakiman dan kebinasaan manusia-manusia yang tidak baik (2 Petrus 3:7-10), ketika  “penduduk bumi akan terbakar dan sedikit manusia yang tersisa.(Yesaya 24:6) BEST June 24, 1899, par. 10

 

 

At that time the filth of the daughters of Zion shall be washed away, and the blood of Jerusalem purged with fire. The earth will be cleansed from the curse of sin. Before that time all will be given a chance to wash themselves from sin in the blood of the Lamb; on such the second death-the lake of fire-will have no power. But those who refuse the gracious offer will have to be baptized when the time comes for this to be done, those who have fully identified themselves with sin, and who are permeated with it, will necessarily be destroyed by the same fire which removes it from the earth. BEST June 24, 1899, par. 11

 

Pada waktu itu seperlima dari putri-putri Sion akan tersapu pergi dan darah Yerusalem dimurnikan dengan api. Bumi akan dibersihkan dari kutukan dosa. Sebelum waktu itu semua akan diberi kesempatan untuk membersihkan diri sendiri dari dosa dalam darah Sang Domba, pada mereka ini kematian kedua ~ lautan api ~ tidak punya kuasa. Tetapi mereka yang menolak tawaran kemurahan itu akan harus dibaptis ketika waktunya datang untuk melakukan itu, mereka yang telah mengidentifikasi diri mereka sendiri dengan dosa dan yang dirinya telah dipenuhi oleh dosa, haruslah dibinasakan oleh api yang sama yang melenyapkan dosa dari bumi. BEST June 24, 1899, par. 11

Jadi kalau baptisan air itu dan baptisan Roh itu bersifat positif bagi yang dibaptis, yang melayakkan dia menjadi ahliwaris kerajaan Surga; baptisan api itu mengeliminasi dia selamanya dari kerajaan Surga.

 

Semoga kita semua tidak terkena baptisan api. Untuk itu, kita harus memanfaatkan baptisan Roh sebaik-baiknya untuk menyempurnakan kerohanian kita supaya kita lulus dalam penampian Tuhan, ketika dengan kipas penampiNya Tuhan memisahkan gandum dan sekam. Jangan lupa penampian itu terjadi sebelum kedatangan kedua Yesus, sebelum pintu rahmat Allah untuk pertobatan ditutup. Penampian itu sedang terjadi sekarang.

 

 

 

 

 

 

16 04 24