Rabu, 06 Juli 2022

218. MENGAPA KITA MENUA?

 

218. MENGAPA KITA MENUA?

________________________________________________________________________________________________________


Ketika Allah menciptakan nenek moyang kita yang pertama, Adam dan Hawa, mereka tidak hadir di dunia sebagai bayi, bukan anak-anak, bukan remaja, melainkan sudah langsung dewasa, katakanlah setara usia manusia 25 tahun sekarang, cakep-cakepnya, sehat-sehatnya. Jadi Adam dan Hawa tidak dilahirkan tetapi diciptakan tangan Allah.

Kejadian 2

2:7           Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; dan manusia  menjadi makhluk yang hidup.

2:15         Dan TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

 

Jadi, Adam dan Hawa itu diciptakan di bumi ini, dari tanah bumi ini, dan hidup di bumi ini, di taman Eden yang ada di bumi ini. Ada orang yang mengira Adam dan Hawa itu hidup di Surga karena taman Eden ada di Surga, tapi tidak demikian yang dikatakan Alkitab. Ini bicara tentang taman Eden yang ada di dunia. Nah, taman Eden yang ada di dunia adalah secuil dari taman Eden yang ada di Surga.

 

Kejadian 2

2:10         Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.

2:11         Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.

2:12         Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras.

2:13         Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.

2:14         Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat

 

Jadi kita bisa membayangkan di mana kira-kira letak taman Eden itu pada awal mulanya, karena dua sungai yang terakhir disebut yaitu Tigris dan Efrat masih bisa kita ketahui tempatnya hari ini. Dan itu adalah taman yang luas sekali.

 

Nah, sekarang memang taman Eden itu sudah tidak ada di bumi, karena diangkat Allah ke Surga sebelum air bah yang menghancurkan seluruh dunia ante-diluvian. Sekarang taman Eden yang dulu adalah tempat tinggal Adam dan Hawa, sudah kembali di Surga, tapi nanti itu akan dikembalikan ke dunia setelah dunia yang sekarang ini dibersihkan dengan api pada waktu kiamat, dan setelah Setan si pencipta dosa, dan semua sisa dosa dan para pembuat dosa dibakar habis, Allah akan menciptakan ulang dunia ini, dan pada waktu itu taman Eden yang dikenal Adam akan kembali hadir di dunia yang baru. Semua ini bukan karanganku, tetapi tertulis di Alkitab hanya saja tidak bisa dibahas di sini karena akan terlalu panjang. Sebagian sudah pernah dibahas misalnya di no. 194 Kerajaan 1000 Tahun dan lain-lain yang juga ada di blog ini.

 

Mengapa Allah mengangkat taman Edennya Adam ke Surga? Mengapa tidak dibiarkan saja sekalian hancur ketika air bah membinasakan seluruh dunia di zaman Nuh? Walaupun taman Eden ini pasti sangat indah, tetapi ada apanya yang begitu istimewa sehingga dia diselamatkan Allah dari air bah sementara seluruh dunia dibinasakan?

 

Ternyata ini dia:

 

Kejadian 2

2:9           Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

 

Jadi ada dua pohon yang istimewa di taman Eden:

1.   Pohon kehidupan

Yang makan buah dari pohon kehidupan ini tubuhnya terpelihara, tidak akan rusak, tidak akan menua, tidak akan mati.

2.   Pohon pengetahuan baik dan buruk

Yang makan buah dari pohon pengetahuan baik dan buruk ini akan mati karena dia telah melanggar perintah Tuhan,

 

Jadi dua pohon yang bertolak-belakang, sama-sama berdiri di taman Eden. Dua pilihan: hidup atau mati.

Berarti sejak semula, Tuhan menciptakan manusia dengan memberinya kebebasan untuk memilih. Dan sejak semula pilihan itu hanya dua:

·       menurut kata-kata Tuhan akan hidup

·       melanggar kata-kata Tuhan akan mati

 

Tidak ada pilihan ketiga. Jelas hanya ada dua. Jadi tidak membingungkan.

 

Nah, manusia HARUS memilih, tidak bisa tidak. Tidak bisa abstain juga.

Bagaimana kalau manusia tidak mau memilih? Bagaimana kalau Adam berkata dia tidak mau makan buah pohon kehidupan maupun pohon pengetahuan baik dan buruk?

Kalau manusia tidak mau memilih yang memberinya manfaat, itu sama dengan dia sudah memilih yang memberinya sengsara. Kalau Adam tidak mau makan buah pohon kehidupan, maka sama dengan dia memilih makan buah pohon pengetahuan baik dan buruk, karena dia akan mati, tubuhnya akan mengalami kerusakan, akan menua, akan sakit, akan tidak berfungsi, dan akhirnya akan mati.

Lihat? Hanya ada dua pilihan: hidup atau mati.

Kalau tidak mau memilih yang membuat hidup, ya automatis berarti memilih mati.

Sampai hari ini pun situasi tetap sama. Apakah kita memilih hidup kekal dalam Kristus, atau kita tidak memilih Kristus dan akibatnya kita akan mati kekal.

Pohon Kehidupan inilah yang memberi kemampuan kepada yang memakan buahnya untuk tidak menjadi tua.

Sebenarnya sih yang memberi kemampuan adalah Allah, tetapi Allah memakai pohon ini sebagai sarananya. Jadi manusia yang makan buah pohon ini, tubuhnya dilestarikan Allah melalui buah pohon tersebut. Jadi dari awal Allah ingin menanamkan konsep bahwa harus ada kerjasama antara Allah – alam - dan manusia.

 

Pohon pengetahuan baik dan buruk itulah pohon ujian untuk membuktikan loyalitas manusia kepada Allah. Allah mengatakan kepada Adam dan Hawa, jangan makan buahnya, karena kalau kalian makan, kalian pasti mati.

Nah kita sudah tahu bahwa Adam dan Hawa gagal membuktikan loyalitas mereka kepada Allah, dan makan buah dari pohon pengetahuan ini yang dilarang oleh Allah.

 

 

KARENA MEREKA TIDAK SETIA KEPADA ALLAH,

MEREKA KEHILANGAN HAK UNTUK MAKAN BUAH POHON KEHIDUPAN.

DAN ITULAH MENGAPA MEREKA MENUA DAN MATI.

 

 

Lalu ada yang bertanya, kalau buahnya tidak boleh dimakan, ngapain Allah meletakkan pohon pengetahuan baik dan buruk itu di taman Eden?

Karena itulah cara untuk membuktikan sampai kapan manusia setia dan patuh kepada perintah Allah. Adam dan Hawa bisa saja merasa mereka sudah setia dan patuh, tapi kalau tidak ada ujian, tidak ada bukti yang konkret bahwa perkiraan mereka itu benar. Sering kita juga merasa bahwa sebagai manusia kita sudah baik, tidak berbuat dosa, tetapi jika kita diuji menurut timbangan Allah, benarkah demikian?

 

Jadi pada awalnya Allah menciptakan makhluk hidup untuk hidup selamanya, tidak menjadi tua, tidak sakit, tidak mengalami gagal organ, tidak mati. Tapi ada caranya.

Caranya ialah dengan makan buah Pohon Kehidupan, maka semua organ dan sistem tubuh terpelihara, senantiasa berfungsi dengan baik, senantiasa dalam kondisi prima. Dan hasilnya tidak ada “menua” yang sebetulnya berarti “kerusakan fungsi organ dan sistem tubuh”.

Jadi rencana yang semula ialah Adam dan Hawa hidup terus seperti kondisi mereka saat mereka pertama diciptakan, muda, aktif, kuat, segar, sempurna dan sehat.

Mereka disuruh melahirkan anak-anak untuk memenuhi bumi. Dan anak-anak yang lahir sebagai bayi tentu saja akan bertumbuh sampai dewasa, tetapi setelah dewasa fisik mereka tidak akan menua, tidak akan sakit, dan akan hidup selamanya, karena mereka juga akan makan buah Pohon Kehidupan. Maka dunia ini hanya akan dihuni oleh makhluk-makhluk yang sehat dan sempurna, tidak ada yang berpenyakit, tua, apalagi mati; baik manusia maupun binatangnya.

 

Kejadian 1

1:28         Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.

 

Sebelum kita lanjut, kita perhatikan dulu ayat ini. Ingat, perintah untuk "Beranakcuculah dan bertambah banyak” itu diberikan kepada Adam dan Hawa ketika kondisi dunia ini masih kosong, masih bagus semuanya, masih murni, Adam dan Hawa masih belum berbuat dosa, dunia masih tidak terpolusi dosa. Beda dengan kondisi dunia di mana kita hidup sekarang.

Selain itu perhatikan bahwa manusia disuruh berkuasa atas makhluk-makhluk hidup lainnya, bukan disuruh memakan mereka! “Berkuasa” itu artinya “memerintah”, seperti seorang raja memerintah rakyatnya, jadi raja harus mengatur supaya semuanya baik dan lancar bagi rakyat, melindungi rakyat, semua mendapat makan, semua bisa hidup damai dan bahagia. Jelas bukan berarti raja itu lalu boleh menangkap, menyembelih lalu memakan rakyatnya. Demikian pula Adam, manusia, diberi Allah wewenang untuk “memerintah” atau “berkuasa” atas semua binatang di dunia, bukan perintah bagi Adam untuk makan binatang-hewan yang dipercayakan kepadanya, melainkan untuk mengatur dan melindungi mereka.

 

Omong-omong, tahukah kita bagaimana binatang diciptakan?

 

Kejadian 2

2:19         Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.

 

Jadi binatang-binatang juga dibentuk dari tanah seperti manusia. Tuhan membentuk mereka dengan teliti, dengan sempurna, dengan kasih sayang.  Kata Ibraninya יָצַר [yâtsar] artinya membentuk seperti yang dilakukan seorang penjunan yang membuat barang-barang dari tanah liat. Jadi setiap spesies binatang dibentuk oleh Tuhan sendiri, bukan hasil evolusi random beberapa ratus juta tahun dari amuba menjadi monyet. Kalau perubahan di dalam spesies, itu terjadi karena iklim, karena makanan, karena kondisi geografis, dan itu masih terus terjadi hingga sekarang, misalnya sapi di negara dingin berbulu lebih panjang dan lebih tebal dibandingkan sapi dari Indonesia. Tapi sapi ya tetap sapi, ada yang lebih besar, atau lebih kecil, ada yang coklat, ada yang putih, ada yang berpunuk, ada yang bergelambir, tapi semuanya sapi. Tidak ada sapi yang bisa berevolusi menjadi kuda atau anjing atau kucing atau burung atau ikan atau tiram atau bahkan menjadi manusia, dan sebaliknya. Setiap spesies itu diciptakan berbeda dan punya ciri-ciri khas sendiri. Tuhan itu seniman agung yang idenya tidak terbatas dan Dia menciptakan bermacam-macam binatang yang luar biasa mengagumkan. 


 








Mungkinkah semua binatang yang berbeda ini berasal dari satu amuba yang bisa berevolusi menjadi macam-macam binatang yang sempurna? Atau ini adalah karya seni Sang Khalik yang menciptakan bermacam-macam spesies dengan anatomi berbeda?

Tetapi manusia hanya diciptakan satu pasang oleh Tuhan, dan selebihnya manusia yang disuruh berkembang biak. Berarti manusia itu satu spesies, walaupun bentuknya beda-beda, ada yang berkulit sawo matang, ada yang putih, ada yang coklat tua, ada yang kuning, ada yang berambut hitam, ada yang pirang, ada yang coklat, ada yang tinggi besar, ada yang kecil mungil, ada yang berbulu banyak, ada yang tidak, ada yang mancung, ada yang tidak, 1001 modelnya tapi semuanya manusia, berasal dari satu ayah satu ibu. Dan manusia ini sama sekali berbeda dari binatang, karena manusia diberi Tuhan tugas untuk “menguasai” atau “memerintah” binatang. Jadi tingkatnya beda. Manusia yang bertanggung jawab mengurus dan mengatur binatang. Dan seharusnya yang lebih berkuasa, yang lebih tinggi derajatnya, yang melindungi yang di bawahnya, bukan malah dimakan. Manusia diciptakan Tuhan dalam keserupaan denganNya. Alangkah tragisnya dunia lebih memilih menjadi keturunan monyet daripada anak Allah.

 

 

Kalau begitu apa makanan Adam dan Hawa yang ditentukan Allah?

 

Kejadian 1

1:29         Berfirmanlah Allah: ‘Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.’

 

Allah tidak mengizinkan Adam dan Hawa makan steak, makan rawon, makan sate, makan ikan bakar. Tidak. Ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa, mereka diciptakan sebagai Vegan, bukan pemakan daging. Jadi dari tangan Allah, tubuh manusia itu diciptakan sebagai Vegan. Organ-organ dan sistem-sistem dalam tubuh manusia tidak dirancang untuk konsumsi daging. Kalau pabrik mobil Mercy menciptakan mobil mewah yang harus diisi bahan bakar yang paling bagus, lalu Mercy itu diisi bensin campur minyak tanah dll. yang bukan seharusnya, ya usia Mercy itu tidak bakal lama. Sama seperti tubuh manusia. Manusia diciptakan sebagai Vegan, tapi kemudian dijejali segala yang seharusnya tidak dimakannya, maka hasilnya pasti kerusakan.

 

 

Nah, jadi kenapa kita menua?

Kita tidak tahu berapa lama Adam dan Hawa hidup di taman Eden sebelum mereka berbuat dosa dan diusir keluar dari taman Eden. Sebelum adanya dosa, tidak ada hitungan tahun karena waktu itu relatif, waktu itu tidak berarti. Setiap hari ada malam ada siang, setiap hari ketujuh itu Sabat perhentian Tuhan, selalu sama begitu tidak ada akhirnya. Satu bulan, satu tahun, sepuluh tahun, seratus tahun, tidak jadi soal karena tidak ada akhirnya. Karena itu kita tidak tahu berapa lama Adam dan Hawa hidup di taman Eden, kita tidak tahu berapa kali mereka sudah makan buah Pohon Kehidupan.

Yang kita tahu adalah, setelah mereka berbuat dosa, mereka diusir keluar taman Eden, dan sejak itu mereka tidak punya akses lagi ke Pohon Kehidupan itu.

 

Kejadian 3

3:22         Berfirmanlah TUHAN Allah: ‘Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.

3:23         Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.

3:24         Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nya beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

 

Jadi ayat-ayat ini memberitahu kita bahwa:

v    makan buah Pohon Kehidupan itu membuat manusia tidak akan mati.

v    Adam diusir keluar dari Eden, artinya keluar dari tempat yang kudus, taman Eden itu kudus, karena Adam sudah tercemar dosa dia tidak boleh masuk lagi ke sana.

v    Dan malaikat-malaikat dengan pedang menyala menjaga taman Eden itu untuk memastikan Adam tidak bisa masuk dan tidak bisa makan buah Pohon Kehidupan.

 

Setelah dosa baru perhitungan waktu menjadi berarti karena hidup tidak lagi kekal, hidup ada akhirnya. Dan Adam mati pada usia 930 tahun.

Kejadian 5

5:3           Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya.

5:4           Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.

5:5           Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.

 

Kita tidak tahu pada usia berapa Adam diusir dari Eden. Kita hanya tahu bahwa ketika Adam dan Hawa diusir dari Eden mereka hanya berdua, jadi mereka belum punya anak. Adam berusia 130 tahun ketika anaknya Set lahir, tapi Set bukan anak yang pertama. Kita juga tahu bahwa anak mereka yang pertama bernama Kain dan anak yang kedua bernama Habel, dan setelah Kain dan Habel dewasa, Kain membunuh Habel. Setelah kematian Habel dan kaburnya Kain, baru lahir Set. Jadi umur berapa Adam saat Kain lahir, kita tidak tahu. Melihat skenario ini, kita berasumsi saja bahwa Adam berusia 50 tahun saat dia diusir keluar dari Eden, dan kita berasumsi dia sempat makan buah Pohon Kehidupan itu beberapa saat sebelum dia diusir itu, maka Adam hidup sekitar 880 tahun di luar Eden tanpa pernah makan buah Pohon Kehidupan itu lagi.

 

Berapa umur Set? Kata Alkitab 912 tahun.

Kejadian 5

5:8           Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati.

 

Set tidak pernah makan buah Pohon Kehidupan. Dia lahir di luar taman Eden. Dia tidak pernah melihat taman Eden apalagi tahu Pohon Kehidupan itu. Tapi dia lahir dari orangtua yang pernah menikmati Pohon Kehidupan itu, dan manfaat buah pohon itu ikut dinikmati Set dan generasi-generasi yang lahir kemudian.

Tetapi tentu saja dengan berlalunya setiap generasi umur mereka menjadi semakin pendek, kecuali pada kasus Methuselah, generasi Adam ke-8, dia hidup paling lama sampai usia 969 tahun, bahkan lebih lama daripada Adam.

 

Jadi kita bisa mengambil kesimpulan bahwa generasi-generasi yang mula-mula itu walaupun tidak makan dari Pohon Kehidupan, tapi mereka semua masih merasakan manfaatnya dari tubuh kedua orangtua mereka, dan tentunya kondisi dunia pada waktu itu masih relatif murni, tidak banyak polusi, tidak banyak racun di mana-mana. Dan mayoritas manusia masih Vegan.

 

Kemudian air bah terjadi di zaman Nuh, dia generasi Adam yang ke-10. Dan bumi pun diporakporandakan.

40 hari 40 malam air dari atas dan dari bawah dibuka oleh Allah sehingga seluruh bumi ini terendam air. Alkitab menceritakan bahwa sampai puncak-puncak gunung pun terendam semua. Bisa dibaca di Kejadian pasal 7.

 

Kejadian 7

7:11         Di tahun ke enam ratus dari hidup Nuh, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari yang sama itulah segala mata air samudera raya yang dalam dipecahkan, dan tingkap-tingkap langit dibuka.

7:12         Dan hujan turun ke bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya.

7:21         Dan segala makhluk hidup mati, yang bergerak di atas bumi, baik dari unggas, dan ternak dan binatang hutan dan segala makhluk merayap yang merayap  di atas bumi, serta setiap manusia.

7:22         Semua yang dalam hidungnya ada nafas hidupnya, segala yang ada di darat, mati.

7:23         Dan setiap zat hidup yang ada di muka bumi, dibinasakan, baik manusia dan ternak, dan binatang-binatap merayap dan unggas-unggas di udara, dan mereka dimusnahkan dari atas bumi; dan hanya Nuh yang tinggal hidup dan mereka yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.

7:24         Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.

 

Bayangkan, burung-burung pun mati, mereka tidak punya tempat untuk mendarat. Pokoknya bumi sudah porak poranda. Hujan hanya 40 hari, tapi mata air dari kedalaman bumi (di 7:11 disebut “samudra raya”) masih terbuka dan masih memancarkan air, sehingga air masih terus naik. Seluruh bumi bergejolak, terendam air.

Setelah 5 bulan (150 hari) baru air mulai turun. Tapi tidak segera surut, surutnya berbulan-bulan saking banyaknya air, karena masih 7 bulan lagi baru Nuh dan keluarganya diizinkan Tuhan keluar dari bahtera.

Selama itu bumi seperti adonan yang diaduk-aduk. Semua lapisan bumi bercampur baur tidak keruan. Bangkai semua makhluk hidup terkubur secara acak, bukan lagi yang mati duluan ada di lapisan yang lebih bawah, tetapi karena tanah bumi ini tergulung-gulung oleh air yang memancar dari kedalaman bumi selama berbulan-bulan, maka susunan lapisan tanahnya sudah tidak beraturan.

Dan memang dibuat demikian oleh Tuhan untuk mengubur semua bangkai baik manusia maupun binatang seluruh dunia (bayangkan betapa banyaknya!) supaya pada waktu nanti Nuh keluar, tidak ada lagi bangkai berserakan. Nuh mendapat kasih karunia Tuhan, dia disebut orang benar dan tidak bercela (Kejadian 6:8-9), karena itu Allah juga mengembalikan dunia ke kondisi yang layak dihuni sebelum Nuh keluar dari bahtera. Allah menunjukkan kasih setiaNya kepada Nuh.

Dan setelah 1 tahun lebih sedikit berada dalam bahtera, baru Nuh dan semua makhluk hidup di dalam bahtera keluar.

Kejadian 8

8:13         Dalam tahun ke-enam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering.

8:14         Dalam bulan kedua, pada hari yang kedua puluh tujuh bulan itu, bumi telah kering.

 

Nuh masuk ke bahtera  : bulan ke-2 hari ke-17 sewaktu usianya 600 tahun.

Nuh keluar dari bahtera: bulan ke-2 hari ke-27 sewaktu usianya 601 tahun. 

 

 

Sekarang apa dampaknya?

 

Kejadian 9

9:29         Jadi Nuh mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia mati.

 

v   Adam mati pada usia 930 tahun.

v   Nuh mati pada usia 950 tahun.

Nuh itu generasi Adam yang ke-10 dan tidak pernah makan buah Pohon Kehidupan, tapi dia malah hidup lebih lama daripada Adam.

Tapi sekarang lihat, bagaimana dengan generasi-generasi berikutnya?

v   Anak Nuh, Sem usianya hanya 600 tahun.

Ini merosotnya 37%. Drop yang sangat besar ini. Dalam satu generasi, usia manusia sudah berkurang begitu banyak.

v   Anak Sem, Arpakhsad mati di usia 438 tahun.

Ini juga drop lagi sebesar 27%.

v   Anak Arpakhsad, Selah mati usia 433 tahun.

v   Anak Selah, Eber mati usia 464 tahun.

v   Anak Eber, Peleg mati usia 239 tahun.

Nah ini juga drop 49% waduh, separonya dalam satu generasi!

v   Anak Peleg, Rehu mati di usia 239 tahun.

v   Anak Rehu, Serug mati di usia 230 tahun.

v   Anak Serug, Nahor mati diusia 148 tahun.

Ini drop 36%. Entah kena penyakit apa ini kok dropnya banyak.

v   Anak Nahor, Terah mati di usia 205 tahun.

v   Anak Terah, Abraham mati di usia 175 tahun.

Ini drop 15% dari sebelumnya.

Kalau kita bandingkan Abraham dengan Nuh, dropnya suatu angka fantastis yaitu 82%!

Dan kalau kita bandingkan dengan usia rata-rata manusia sekarang yang 80 tahun, itu cuma 8% usia Nuh!

 

Mengapa ini terjadi?

 

Kita lihat bahwa setelah air bah, semakin banyak manusia mulai semakin sering makan daging binatang.

Pada waktu itu semua tanaman habis, maka mereka harus mengerjakan tanah dari nol. Dan tentu saja kondisi tanah pada waktu Nuh keluar dari bahtera tidak sama dengan kondisinya pada saat Nuh masuk ke bahtera. Ingat saat air dari bawah memancar dan air dari atas turun itu lapisan tanah di bumi seperti diaduk mixer yang besar. Jadi pasti dengan susah payah mereka mulai bercocok tanam lagi. Karena itu manusia beralih ke makanan daging yang tadinya adalah makanan darurat, tetapi yang semakin lama terasa semakin sedap di lidah mereka, itu menjadi menu tetap. Setelah periode darurat lewat, setelah semua tanaman makanan tumbuh subur, mereka tetap makan daging terus. Alkitab mengatakan Ishak anak Abraham suka makan daging (Kejadian 25:28).

 

Jadi akibat menu manusia sudah menyimpang dari diet yang asli yang ditentukan Allah, dan sudah tidak pernah lagi ada manusia yang menyentuh buah Pohon Kehidupan, maka panjang usia manusia pun terpangkas drastis. Dengan kata lain, organ-organ tubuh dan sistem-sistem tubuh cepat aus, cepat rusak.

 

Kondisi manusia sekarang sudah jauh merosotnya dibandingkan leluhur-leluhur kita dulu. Apalagi polusi segala macam semakin merajalela sekarang.

Nuh membangun bahtera selama 120 tahun, berarti dia mulai membangun bahtera super besar itu pada usia 480 tahun, selesai saat usianya 600 tahun. Dan dia hanya membangunnya bersama 3 orang anak laki-lakinya. Nenek moyang kita itu manusia-manusia yang fisiknya hebat-hebat, sama sekali bukan monyet-monyet bergelantungan seperti yang dikatakan teori Evolusi. Evolusi sering menggambarkan manusia purba hanya punya palu dan gada dari batu. Tapi bisakah Nuh membangun sebuah bahtera super besar hanya dengan palu batu? Nuh tentunya punya teknologi yang jauh lebih canggih daripada yang kita miliki sekarang.

Bayangkan berapa seharusnya ukuran Adam, ketika dia diberi kepercayaan oleh Allah untuk menguasai segala binatang di taman Eden. Di zaman purba itu ada banyak binatang yang berukuran besar-besar, yang dibiarkan Tuhan binasa dalam air bah. Binatang-binatang raksasa itu tidak dibawa masuk ke dalam bahtera. Tuhan sudah tahu bahwa manusia semakin lama akan semakin merosot dalam fisiknya baik ukurannya maupun kekuatannya, dan pasti tidak akan bisa menguasai binatang-binatang yang mega-besar itu, karena itu binatang-binatang besar itu dibiarkan punah dalam air bah.

Jadi Adam itu pasti ukurannya jauh lebih besar daripada kita. Lha kalau Adamnya seukuran manusia sekarang bagaimana di taman Eden dia bisa menguasai dan memerintah binatang-binatang besar itu? Maka secara logika sudah pasti Adam itu jauh lebih besar daripada ukuran manusia sekarang. Kita bukan hanya menyusut dalam usia, tapi juga menyusut dalam ukuran.

 

Kejadian 1

1:26         Dan Allah berfirman, ‘Marilah Kita membuat manusia menurut gambar Kita, menurut keserupaan Kita, dan hendaknya mereka  berkuasa atas ikan-ikan di laut dan ungags-unggas di udara, dan atas ternak, dan atas seluruh bumi, dan atas segala binatang merayap yang merayap di bumi.’

1:27         Maka Allah menciptakan manusia dalam gambar-Nya sendiri, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

 

Kita ini mulia, diciptakan menurut gambar dan keserupaan Allah, diberi hati nurani, diberi otak yang bisa berpikir, bahkan diberi kebebasan untuk memilih.

Alkitab mengatakan bahwa Adam diciptakan sedikit lebih rendah daripada malaikat.

  

Mazmur 8

8:3           Bila aku memikirkan langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang telah Kautempatkan

8:4           apalah manusia, sehingga Engkau mempedulikannya?  Dan anak manusia, sehingga Engkau mendatanginya?

8:5           Karena Engkau telah membuatnya sedikit lebih rendah daripada malaikat  dan Engkau telah  memahkotainya dengan kemuliaan dan kehormatan.

8:6           Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu, segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya.

8:7           Kambing domba dan lembu sapi sekalian, dan binatang-binatang di padang;

8:8           burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, apa pun yang melintasi arus lautan

8:9           Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!

Jadi, okelah sekarang kita menua, kita kena penyakit, dan kalau tubuh kita sudah tidak bisa mengatasi segala kerusakan organnya, muncul komplikasi, tibalah saatnya kita mati. Itu tidak bisa kita ubah.  Tapi kita punya harapan, kalau kita setia, kalau kita terus mengikuti Tuhan kita, Juruselamat kita, Penebus kita, kalau iman kita teguh, suatu hari Tuhan akan datang menjemput kita, dan kita akan punya kesempatan makan buah Pohon Kehidupan itu seperti Adam dulu. Dan segala ketuaan dan kemunduran fisik yang kita alami sekarang akan lenyap karena semua akan dipulihkan.

 

Wahyu

22:14   Diberkatilah mereka yang melakukan perintah-perintah Tuhan sehingga mereka boleh memperoleh hak atas pohon kehidupandan mereka boleh masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam Kota itu.

 

2:7       Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat. Kepada dia yang menang, akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di tengah Taman Firdaus Allah.’

 

 

 

07 07 22