Senin, 11 Agustus 2014

140. Menyembah Matahari di Rumah Tuhan

140. MENYEMBAH MATAHARI

DI RUMAH TUHAN

_______________________________________

TAHUKAH kalian bahwa di dunia ini apa yang terjadi,  dulunya sudah pernah terjadi? Tidak ada yang baru di bawah matahari. Terutama bila hal itu dicatat dalam Alkitab, ada banyak contohnya. Hari ini ayo kita lihat Yehezkiel pasal 8. Sebelumnya, perlu kita ketahui latar belakang sejarahnya.

 

Peristiwa ini terjadi sedikit waktu sebelum Yerusalem dan Bait Sucinya diserbu oleh raja Babilon Nebukadnezar, yang kemudian dihancurkan seluruhnya. Karena segala kekejian yang dilakukan oleh umat Allah, maka Allah mencabut perlindunganNya kepada Israel dan mengizinkan seorang raja kafir dari Babilon untuk memberi pelajaran kepada umat Allah. Untuk mempermudah pemahamannya, ayat-ayat ini diterjemahkan dari KJV.

Yehezkiel 8:1-18

8:1           Dan terjadilah pada tahun keenam, dalam bulan yang keenam, pada hari kelima bulan itu, waktu aku duduk di rumahku,  dan para tua-tua Yehuda duduk di hadapanku, tangan Tuhan ALLAH menyentuh aku di sana,

8:2           Lalu aku melihat, dan tampaklah suatu keserupaan seperti api dari tampilan pinggangNya ke bawah, api; dan dari pinggangnya ke atas, tampilan cahaya, seperti warna batu ambar.

8:3           Dan Dia mengulurkan sesuatu yang berbentuk tangan dan memegang aku pada seikat rambutku; dan Roh itu mengangkat aku ke atas antara bumi dan langit dan membawa aku dalam penglihatan-penglihatan Allah ke Yerusalem, ke pintu gerbang pelataran dalam yang menghadap utara, di mana letak tempat kedudukan berhala kecemburuan, yang memprovokasi kecemburuan.

8:4           Dan lihat, kemuliaan Allah Israel ada di sana, seperti penglihatan yang kulihat di lembah itu.

8:5           Lalu kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, langkatlah matamu ke arah utara!’ Maka aku mengangkat mataku ke arah utara, dan melihat, di sebelah utara di gerbang mezbah, terdapat berhala kecemburan itu di pintu masuknya.

8:6           Lebih lanjut kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat? Yaitu kekejian-kekejian besar yang dilakukan oleh kaum Israel di sini, sehingga Aku harus pergi jauh dari Bait SuciKu? Tetapi berpalinglah engkau lagi, dan engkau akan melihat kekejian-kekejian yang lebih besar.’

8:7           Dan Dia membawa aku ke pintu pelataran, dan ketika aku melihat, tampak  sebuah lubang di temboknya.

8:8           Lalu kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, perbesarlah lubang di tembok itu!’ Dan setelah aku memperbesar lubang itu, lihat, ada sebuah pintu.

8:9           Dan kataNya kepadaku, ‘Masuklah dan lihatlah kekejian-kekejian yang jahat, yang mereka lakukan di sini.’

8:10         Lalu aku masuk dan melihat, dan tampak segala bentuk binatang merayap dan binatang-binatang besar yang menjijikkan, dan semua berhala kaum Israel, terlukis pada tembok sekelilingnya.

8:11         Dan di sana berdiri di hadapan mereka tujuh puluh orang tua-tua kaum Israel, dan di tengah-tengah mereka berdiri Yaazanya bin Safan dan setiap orang dengan sebuah pedupaan di tangannya, dan suatu asap yang dupa yang tebal naik ke atas.

8:12         Lalu kataNya kepadaku, ‘Anak manusia, sudakah kamu lihat apa yang dilakukan oleh tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing-masing di dalam kamar tempat berhala mereka? Sebab mereka berkata, ‘TUHAN tidak melihat kita; TUHAN sudah meninggalkan bumi ini.’

8:13         Dia juga berkata kepadaku,  ‘Berpalinglah engkau lagi, dan  engkau akan melihat kekejian-kekejian yang lebih besar yang mereka lakukan.

8:14         Lalu dibawa-Nya aku ke pintu gerbang rumah TUHAN yang ke arah utara; dan lihatlah, di sana duduk perempuan-perempuan meratapi dewa Tamus.

8:15         Lalu Dia berkata kepadaku, ‘Hai anak manusia, sudahkah kaulihat ini? Berpalinglah lagi, dan  engkau akan melihat  kekejian-kekejian yang lebih besar lagi daripada ini.’

8:16         Dan Ia membawa aku ke pelataran dalam Rumah TUHAN; dan lihatlah, di pintu masuk ke Bait TUHAN, di antara serambi dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, dengan punggung mereka menghadap Bait TUHAN dan wajah mereka menghadap ke timur, dan mereka sedang menyembah matahari di sebelah timur.

8:17         Lalu kataNya kepadaku, ‘Sudahkah kaulihat ini, hai anak manusia? Apakah itu perkara kecil bagi kaum Yehuda bahwa mereka melakukan kekejian-kekejian  yang mereka lakukan di sini? Karena mereka telah memenuhi negeri ini dengan kekerasan, dan telah berbalik untuk menyulut murkaKu. Dan lihatlah, mereka meletakkan ranting ke hidung mereka (tidak memandang sebelah mata pada Tuhan, mengejek Tuhan).

8:18         Oleh karena itu Aku juga  akan membalas di dalam kemurkaan. Aku tidak akan meloloskan, dan tidak akan punya belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru kepada-Ku dengan suara yang nyaring, namun Aku tidak akan mendengarkan mereka.’

 

Jadi dari ayat-ayat di atas, kita tahu bahwa telah terjadi hal-hal yang dianggap sebagai KEKEJIAN DI MATA TUHAN dalam praktek ibadah umat Tuhan pada zaman itu. Mari kita daftar apa saja:

ü    Mereka meletakkan berhala di pintu gerbang sebelah utara pelataran Bait Suci,

yang disebut Tuhan sebagai “berhala kecemburuan, yang memprovokasi kecemburuan”. Kecemburuan siapa? Tentu saja kecemburuan Tuhan, karena Tuhan sudah memberikan perintah:

Keluaran 20:4-6

4 Jangan engkau membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau keserupaan  dari apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan engkau sujud menyembah kepada mereka, atau melayani mereka; sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang  cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak ke atas anak-anak, hingga ke keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, 6 Dan menunjukkan rahmat kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada Perintah-perintah-Ku.

 

ü    Di dinding-dinding Bait Suci, diberi gambar segala binatang merayap dan menjijikkan, dan berhala-berhala mereka, di dalam Bait Suci yang adalah rumah Tuhan!

 

ü    Dan di hadapan segala berhala ini 70 tua-tua Israel membakar dupa!

Padahal dupa di dalam Bait Suci itu dibuat menurut resep khusus, yang hanya boleh dipakai di sana khusus untuk mezbah dupa Tuhan.

 

ü    Di pintu gerbang utara, perempuan-perempuan meratapi kematian Tamus.

Tamus ini adalah anak dewi Semiramis, dan yang hari kelahirannya adalah 25 Desember!

 

ü    Dan yang paling top dari semua kekejian itu adalah di pintu masuk Bait Suci, ada sekitar 25 orang membelakangi Bait Suci, menghadap matahari dan menyembah matahari!

 

Dan seperti yang kita baca, Tuhan murka besar. Baca ayat 18, betapa murkanya Tuhan sampai tak ada lagi maaf bagi bangsa itu.

 

Apakah kita perlu merenungkan ayat-ayat ini?  Apa kata Alkitab?

2 Timotius 3:16-17

16 Segala tulisan Kitab Suci itu diberikan oleh ilham dari Allah, dan

1.   bermanfaat untuk mengajar,

2.   untuk menyatakan kesalahan,

3.   untuk memperbaiki kelakuan dan

4.   untuk mendidik orang dalam kebenaran.

17 Agar manusia kepunyaan Allah boleh menjadi sempurna, sepenuhnya  diperlengkapi untuk semua perbuatan baik.

 

Jadi, ayat-ayat ini pun bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran.

Marilah kita membandingkannya dengan kondisi kita hari ini, apakah kita juga mengulangi kekejian-kekejian umat Allah di tahun 650an sebelum Masehi itu.

 

1.   Bukan orang kafir/orang atheis.

Kita harus sadar bahwa kekejian-kekejian itu bukan dilakukan oleh orang-orang kafir, orang-orang yang tidak mengenal Allah. Tetapi justru dilakukan oleh umat Allah sendiri. Jadi jangan kita menoleh ke tempat lain, tetapi pandanglah ke cermin dan lihatlah bayangan siapa yang ada di cermin itu. Kita! Umat Allah! Justru karena ini dilakukan oleh umat Allah, makanya Allah menganggapnya KEKEJIAN!

 

2.   Di lingkungan komunitas umat Allah.

Kekejian itu dilakukan bukan di luar, bukan di gedung bioskop, bukan di tempat maksiat, tapi di mana? Di kompleks rumah Tuhan sendiri, di Bait Suci!

 

3.   Patung berhala.

Apa saja kekejian yang dilakukan umat Allah di Bait Suci Allah? Mendirikan patung, gambar, pahatan dll. yang disembah atau dihormati, yang menimbulkan kecemburuan Tuhan. Kita perlu introspeksi, adakah patung, gambar, dan pahatan di dinding-dinding rumah Tuhan tempat kita beribadah? Jangan lupa sekarang ini tubuh kita sendiri adalah Bait Suci tempat Roh Kudus berdiam. Adakah kita membuat tubuh kita sendiri menjadi berhala sehingga Roh Kudus tidak mau lagi berdiam dalam kita?

 

4.   Membakar dupa.

Adakah umat Tuhan yang membakar dupa di hadapan segala berhala di dalam tempat ibadah kita?

 

5.   Menyembah Tamus.

Adakah kita ikut mendewakan Tamus, yang lahir pada tanggal 25 Desember? Tanggal 25 Desember yang menjadi ikon orang Kristen yang begitu kita agungkan ternyata adalah tanggal kelahiran dewa Tamus, dan orang Kristen menjadikannya tanggal kelahiran Kristus! Apa ini bukan penghinaan besar kepada Kristus?

 

6.   Menyembah matahari.

Dan yang paling krusial, renungkan dalam-dalam, apakah kita sebagai orang Kristen justru menyembah dewa matahari di rumah Tuhan? Tentu saja orang sekarang tidak ada yang sujud kepada matahari, tetapi jika kita beribadah di rumah Tuhan pada hari Minggu, yang adalah hari dewa matahari (Sun-day), itu sama saja dengan menyembah matahari di rumah Tuhan! Sadarkah kita bahwa dari sejak zaman bahuela, hari yang pertama, hari Ahad, atau hari Minggu, itu adalah hari penyembahan kepada dewa matahari? Sampai sekarang, dalam banyak bahasa hari yang pertama masih menyandang kata “matahari”, seperti SUN-day, SONN-tag, ZON-dag, dan angka 1 menurut ajaran mistik itu adalah angka matahari. Dan orang Kristen menjadikan hari pemujaan kepada dewa matahari itu sebagai hari ibadah kepada Tuhan?? Penghinaan besar bagi Tuhan! Karena Tuhan sudah menentukan hari ketujuh (dari Jumat magrib hingga Sabtu magrib) itulah hari milik Tuhan. Ada ayatnya di Alkitab. Tapi umat Tuhan justru memakai hari dewa matahari untuk menyembah Tuhan!

Keluaran 20:10-11

10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

 

Marilah kita kembali ke 10 PERINTAH TUHAN, yang dikumandangkan dan ditulis jari Tuhan dari atas G. Sinai.  Untuk pembahasan ini, kita hanya membahas 4 Perintah yang pertama, yaitu empat Perintah Tuhan yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, yang apabila kita langgar merupakan makar langsung terhadap Tuhan. Kita lihat apa kata Tuhan, jangan nanti disangka ini karanganku sendiri. Ayo kita baca dari Keluaran 20:2-11.

 

Perintah #1

AKULAH TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, keluar dari tempat perbudakan. Jangan engkau punya allah lain di hadapanKu

 

Perintah #2

4 Jangan engkau membuat bagimu patung pahatan apa pun, atau keserupaan  dari apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan engkau sujud menyembah kepada mereka, atau melayani mereka; sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang  cemburu, yang membalaskan dosa bapak-bapak ke atas anak-anak, hingga ke keturunan yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci Aku, 6 Dan menunjukkan rahmat kepada beribu-ribu dari mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada Perintah-perintah-Ku

 

Perintah #3

Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN tidak akan menganggap orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan, tidak bersalah.

 

Perintah #4

8 Ingatlah hari Sabat, peliharalah kekudusannya, 9 enam hari lamanya engkau harus bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,  10  tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka pada hari itu jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11 Sebab dalam enam hari TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,  dan telah berhenti bekerja pada hari ketujuh. Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

Umat Tuhan di zaman Yehezkiel melanggar semua perintah ini.

Umat Tuhan di zaman sekarang sebagian besar juga melanggar semua perintah ini.

 

Pada waktu itu Tuhan mendatangkan bangsa kafir, tentara Nebukadnezar dari Babilon untuk menghukum dan menghancurkan Yerusalem dan Bait Sucinya, lalu bangsa Israel ditawan Babilon selama 70 tahun, menjadi budak di Babilon.

Mereka sudah pernah diselamatkan dari perbudakan Mesir, tetapi karena dosa-dosa mereka, Tuhan membiarkan mereka kembali menjadi budak di Babilon.

 

KESELAMATAN ITU GRATIS, TAPI BERSYARAT.

Jangan lupa itu.

 

 

Syaratnya harus setia kepada Tuhan. Kalau tidak setia, ya seperti orang-orang Israel ini, sudah diselamatkan dari perbudakan Mesir, kembali masuk ke perbudakan Babilon.

Kita pun begitu, sudah diselamatkan dari belenggu Setan, kalau kita tidak setia kepada Tuhan dan menyembah segala yang menjadi berhala di dalam hidup kita, maka kita akan masuk kembali menjadi budak Setan.

 

Melihat kepada pengalaman Israel, apakah yang akan terjadi kepada kita untuk pelanggaran-pelanggaran yang sama?

Jangan sampai sejarah yang tragis itu terulang kembali dalam kehidupan kita.

Tuhan sedang berseru kepada kita, umatNya: 

Wahyu 18:4-5

4 Dan aku mendengar suara lain dari sorga berkata, ‘Keluarlah darinya, hai umat-Ku, supaya kamu jangan ikut mengambil bagian dalam dosa-dosanya, sehingga kamu tidak ditimpa malapetaka-malapetakanya. 5 Sebab dosa-dosanya telah mencapai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.

 

Tuhan memanggil umatNya supaya keluar dari “Babilon”, keluar dari pemujaan berhalanya, keluar dari perbuatan makarnya, karena dosa-dosanya sudah terlalu banyak.  Ini bukan Babilonnya Nebukadnezar, yang menawan bangsa Israel 70 tahun. Babilon purba sudah punah ribuan tahun yang lalu.

ü   Ini “Babilon” modern, yang eksis sekarang.

ü   “Babilon” yang akan memaksa manusia untuk beribadah menurut sistem mereka, dan melarang umat Allah beribadah sesuai agamanya.

ü   Ini “Babilon” yang merupakan sistem gabungan antara kuasa kenegaraan dengan kuasa keagamaan.

ü   Inilah “Babilon” yang disebut di Wahyu pasal 17. Silakan mempelajarinya di pembahasan Wahyu 17 di blog ini juga.

   

“Babilon” nanti akan menerima hukumannya dalam bentuk malapetaka-malapetaka yang paling berat. Tuhan memanggil umatNya supaya keluar meninggalkan “Babilon” agar tidak ikut kena ditimpa hukumannya.

Kita tidak tahu kapan hukuman itu jatuh, melihat kondisi dunia sekarang ini, sepertinya tidak lama lagi. Tapi entah kapan pun waktu pembalasan Allah itu datang, lebih cepat kita keluar dari sana lebih baik, karena begitu pintu kasihan ditutup, kita mau lari pun sudah terlambat.

 

 

Amin.

 

 

 

11 08 14

 

 

 







Rabu, 06 Agustus 2014

139. SEKALI SELAMAT TIDAK SELALU SELAMAT

139. SEKALI SELAMAT

TIDAK SELALU SELAMAT

_______________________________________

Apakah kita sadar seberapa hebat, seberapa “magnificent”nya Hukum Tuhan itu? Tahukah kita apa saja yang terjadi ketika Tuhan memberikan ke-10 Hukum atau 10 PerintahNya kepada umatNya?

Marilah kita lihat beberapa ayat yang menggambarkan peristiwa tersebut.

 

Keluaran 19:16-19

19:16       Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu pagi, ada guruh dan kilat dan awan tebal di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.

19:17       Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka di kaki gunung. 

19:18       Sekarang Gunung Sinai ditutupi seluruhnya oleh asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari tungku api, dan seluruh gunung itu bergetar hebat 

19:19       Dan ketika  bunyi sangkakala terdengar panjang dan kian lama kian keras, berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dengan suara.

 

Jadi, pada waktu fajar, matahari terbit, sementara orang-orang Israel masih ada di perkemahan di mana tenda-tenda mereka berdiri, tiba-tiba ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung. Bayangkan, guruh dan kilat dan awan padat saja sudah cukup mengerikan. Tetapi ini belum semuanya, masih ditambah bunyi sangkakala yang sangat keras. Tidak disebutkan bagaimana bunyi sangkakala itu, tapi bila kita melihat di film-film, sebelum seorang raja tampil di hadapan orang banyak, pasti terompet-terompet ditiup untuk mengumumkan kedatangannya. Karena yang akan datang di atas gunung Sinai  adalah Tuhan Khalik Semesta Alam,  bunyi sangkakala yang ditiup oleh para malaikat ini pasti lebih hebat daripada yang ditiupkan pada acara kedatangan raja-raja di dunia.

Dan umat Israel pun gemetaran.

 

Musa kemudian membawa mereka berdiri di kaki gunung.

Dan sekarang mereka melihat bahwa gunung Sinai seluruhnya tertutup oleh asap dan Tuhan turun ke atasnya dalam api, dan gunung itu sendiri bergetar hebat.

 

Kalau kita melihat di kitab Ulangan pasal 4, di sana juga ada deskripsi peristiwa yang sama dengan sedikit lebih banyak detail lagi.

Ulangan 4:11

Lalu kamu mendekat dan berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu menyala dengan api sampai ke tengah langit dalam gelap gulita, awan dan kegelapan yang pekat

Jadi, gunung itu berasap karena gunung itu menyala! Dan dikatakan menyalanya itu sampai ke tengah langit”. Bukan itu saja, tetapi sekelilingnya diliputi gelap gulita” bahkan ditegaskan ada awan dan  kegelapan.” Terjemahan bahasa Inggris mengatakan “kegelapan pekat.” Padahal ini pagi hari lho, tapi pagi itu gelap gulita. Jadi kontrasnya besar sekali.

 

Dan di Ulangan 19:19, dikatakan bahwa bunyi sangkakala kian lama kian keras.

Jadi, coba kita bayangkan seluruh gambarannya:

Ø    Guruh

Ø    Kilat

Ø    Awan padat, artinya awan tebal, awan yang gelap

Ø    Bunyi sangkakala

Ø    Gunung tertutup asap

Ø    Seluruh gunung bergetar hebat.

Ø    Sekeliling gelap gulita, gelap pekat

Ø    Gunung itu menyala, nyalanya sampai ke tengah langit

Ø    Bunyi sangkakala semakin lama semakin keras

 

Mengerikan enggak?

 

Pada waktu Yesus tergantung di atas salib, Tuhan juga menggelapkan langit dan terjadi gempa bumi. Jika pada waktu itu sudah mengerikan, betapa lebih mengerikannya lagi saat  Tuhan memberikan HukumNya di atas gunung Sinai ini.

APAKAH INI TIDAK MEMBUAT KITA MENYADARI BETAPA ISTIMEWANYA HUKUM TUHAN INI, BETAPA PENTINGNYA SEHINGGA TUHAN MEMERLUKAN DATANG SENDIRI KE ATAS GUNUNG SINAI, UNTUK MENYAMPAIKAN KE SEPULUH PERINTAHNYA INI?

 

 

Sekarang marilah kita lanjutkan ke

Ulangan 4:12

Dan berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; kamu mendengar  bunyi kata-kata itu, tetapi tidak melihat bentuk apa pun, kamu hanya mendengar suara.

Sekarang Tuhan Sendiri yang berbicara, dengan suaraNya Sendiri, dari tengah-tengah api.

 

Dan sementara seluruh umat dalam keadaan tercekam ketakutan, terdengarlah suara dari tengah-tengah api. Api yang sedang menyala di seluruh gunung itu yang nyalanya sampai ke tengah-tengah langit. Kira-kira apakah ada yang berani berbicara pada waktu itu? Yang berbisik-bisik, rasan-rasan, ketawa-ketiwi, atau mengantuk, melamun tentang hal-hal lain? Jelas tidak. Semua mata pasti tertuju ke fenomena yang istimewa di hadapan mereka. Terpukau. Membeku di hadapan pernyataan kemuliaan Tuhan yang hebat ini.

 

Dan dari tengah-tengah api itu Tuhan mengumandangkan ke -10 PerintahNya.

 

Pernah tidak Tuhan mengulangi pernyataan yang sedemikian spektakularnya ini? Kegelapan pekat. Gunung yang menyala. Api yang sampai ke tengah langit. Dan Tuhan Sendiri, dengan suaraNya Sendiri mengumandangkan hukumNya? Tidak pernah! Tuhan tidak pernah mengulangi pertunjukan yang sedemikian luar biasanya. Inilah satu-satunya peristiwa yang seperti ini.

Di Kalvari ketika Yesus tergantung di salib dan langit gelap gulita serta ada gempa bumi, Tuhan tidak bersuara.

 

 

Dengan menunjukkan kebesaran dan kemuliaanNya pada saat Tuhan menyampaikan Sendiri ke-10 PerintahNya, Allah mau menanamkan kesan pada benak umatNya, betapa PENTINGNYA DAN BERPERANNYA DAN SAKRALNYA KESEPULUH PERINTAHNYA.

 

 

Dan Tuhan bukan hanya mengucapkannya, tetapi Dia juga menulis semua PerintahNya ini pada dua tablet (loh) batu dengan jariNya. Kita baca itu di

Ulangan 4:13

Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjian yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu…

 

Keluaran 31:18

Dan setelah TUHAN selesai berbicara dengan dia (Musa) di gunung Sinai, Dia memberikan kepada Musa dua loh Kesaksian, loh-loh batu, yang ditulis oleh jari Allah.

Siapa yang menulis? Tuhan yang menulis! Tuhan Sendiri yang menulisnya. Tuhan tidak mempercayakan penulisan 10 Perintah itu kepada nabinya Musa, atau kepada imam besarnya Harun, atau kepada salah satu malaikatNya. Tetapi Dia Sendiri yang menulisnya!

 

 

Jika semua fakta ini tidak membuat kita menyadari betapa TUHAN MENGANGGAP BAHWA HUKUMNYA ITU PENTING, maka sungguh kita perlu mengubah cara berpikir kita.

 

Mayoritas orang Kristen sekarang selalu alergi bila mendengar 10 Hukum atau 10 Perintah Tuhan, terutama bila berbicara mengenai hukum ke-4, yaitu mengingat dan memelihara kesucian hari yang ketujuh sebagai hari Sabat Tuhan Allah.  Ah, itu sudah kuno. Itu hanya untuk orang Israel, itu bukan untuk kita! Kita diselamatkan oleh kasih karunia, cuma perlu punya iman saja, maka kita sudah selamat.

 

Aduh, betul sekali! Kita memang diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman kita. Dari dulu orang Israel juga diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman!  Memangnya kita menyangka orang Israel diselamatkan oleh 10 Perintah Tuhan? Tidak! Dari dulu sejak Adam hingga nanti manusia yang terakhir hidup, keselamatan itu HANYA OLEH KASIH KARUNIA TUHAN, yang bisa kita peroleh lewat iman kita di dalam Yesus Kristus.

 

Coba kita lihat orang-orang Israel ini. Yang mana terjadi dulu, mereka diselamatkan dulu dari perbudakan Mesir, atau mereka diberi 10 Perintah Tuhan?

Jelas mereka diselamatkan lebih dulu. ketika Tuhan memberikan 10 PerintahNya kepada umat Israel, mereka sudah selamat! mereka sudah keluar dari Mesir!

Tetapi TUHAN TETAP MEMBERI MEREKA 10 PERINTAHNYA, dan Hukum-hukumNya yang lain. Mengapa? Dan untuk apa?

Bukan supaya mereka boleh selamat, karena mereka SUDAH SELAMAT! Tetapi, supaya mereka TETAP SELAMAT. 

 

Mari kita membaca dari Ulangan 11:26-28, ini adalah pesan perpisahan Musa kepada bangsa Israel, umat Tuhan.

26  Lihatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: 27 berkat, apabila kamu mendengarkan Perintah-perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; 28 dan kutuk, jika kamu tidak mau mematuhi  Perintah-perintah TUHAN, Allahmu, tetapi menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, untuk pergi menyembah allah-allah lain yang tidak kamu kenal.

 

Jadi bagaimana? Untuk apa Tuhan memberikan 10 PerintahNya kepada umat Israel yang SUDAH diselamatkanNya?

10 Perintah itu adalah untuk menjaga supaya umat Tuhan tetap berada di status SELAMAT.

Jika umat Tuhan mematuhi Perintah Tuhan, maka mereka mendapat berkat, artinya mereka tetap selamat.

Dan sebaliknya jika mereka tidak mematuhi perintah Tuhan, dan menyimpang dari apa yang diperintahkan Tuhan, maka mereka akan mendapat kutuk.

Kalau sudah mendapat kutuk apakah mereka masih selamat?  TIDAK!

 

Jadi, konsep sekali selamat tetap selamat, itu bukanlah konsep yang alkitabiah. Banyak gereja yang mengajarkan konsep ini, bahwa karena Tuhan itu tidak berubah, maka jika satu kali Dia sudah menyelamatkan kita, kita pasti selamat, apa pun yang kita perbuat.

Tidak. Alkitab tidak berkata begitu. Sangat jelas tidak berkata begitu. Yudas itu pernah selamat. Tetapi ketika dia tidak minta ampun untuk dosanya dan memilih untuk bunuh diri, maka dia kehilangan keselamatannya. Bileam itu pernah nabi Tuhan ~ nabi loh, bukan pengikut biasa. Tapi ketika dia berkhianat pada Tuhan dan dia tidak bertobat, dia kehilangan keselamatannya.

 

Maka kita kembali ke pertanyaan yang krusial, yang mungkin pernah kita tanyakan diri kita sendiri, yang masih kita cari-cari jawabannya.

Jika 10 Perintah Tuhan disampaikan kepada manusia dengan cara yang begitu spektakuler, dan disampaikan oleh Tuhan Sendiri, baik secara oral maupun secara tertulis, apa yang terjadi pada kita bila kita melanggarnya?

Sesuai pesan perpisahan Musa, jika kita menyimpang dari perintah-perintah Tuhan, yang kita peroleh adalah kutuk! Kita kehilangan keselamatan kita.

 

Apa yang berasal dari Tuhan TIDAK BOLEH DIUBAH OLEH MANUSIA dengan alasan apa pun! Oleh manusia siapa pun! Manusia adalah makhluk ciptaan. Bagaimana dia bisa punya kuasa mengubah perintah dan hukum Tuhan? Jika ada manusia yang mengatakan dia punya mandat atau kuasa untuk mengubah perintah dan hukum Tuhan, itu adalah penipuan yang terbesar.

Sedangkan Yesus Sendiri, Allah yang hidup sebagai manusia, menyatakan dengan kata-kata yang sangat jelas bahwa sampai langit dan bumi ini lenyap, tidak ada satu titik pun dari Hukum Tuhan yang lenyap. Marilah kita baca dengan teliti Matius pasal 5

17 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan kitab Hukum atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 18 Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: ‘Sampai lenyap langit dan bumi  satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Taurat, sampai semuanya digenapi.’

 

Jadi Yesus saja menyatakan bahwa Dia TIDAK MENIADAKAN atau tidak menghapus, tidak melenyapkan Hukum Taurat atau kitab para nabi. Berarti ini adalah seluruh kitab-kitab Perjanjian Lama yang ditulis nabi-nabi. Jelas sekali kan? Berarti Hukum Taurat dan kitab nabi-nabi semuanya TETAP BERLAKU, bukan? Alkitab orang Kristen Perjanjian Baru bukan hanya kitab Perjanjian Baru, tetapi juga seluruh kitab Perjanjian Lama! Adalah kesalahan yang sangat menyedihkan jika ada gereja atau orang Kristen yang mengatakan bahwa isi kitab Perjanjian Lama sudah tidak berlaku lagi untuk zaman sekarang. Kitab Perjanjian Lama adalah kitab suci yang dipakai Yesus dan para rasulNya, mereka sering mengutip dari sana.

 

Dan supaya tidak ada yang berkelit tidak paham, Yesus menambahkan di ayat 18, “Sampai lenyap langit dan bumi  satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Taurat, sampai semuanya digenapi.”  Apakah langit dan bumi ini sudah lenyap? Belum. Apa yang dikatakan Yesus di sini? Sampai dunia kiamat pun tidak ada satu titik dari Hukum Taurat yang dihapus. Kalau tidak ada titik yang boleh lenyap, apa boleh diubah, diganti, atau dihapus? Wah, jelas tidak!

Kurang jelas bagaimana?

 

Sangat mengagumkan bagaimana begitu banyak orang Kristen berkata bahwa Perintah-perintah dan  Hukum-hukum  sudah dipakukan di salib. Padahal Yesus Kristus yang mereka imani mengatakan, TIDAK ADA SATU TITIK PUN DARI HUKUM TAURAT YANG DIHAPUS.

Jadi yang betul siapa ya? Kata-kata Yesus atau kata-kata manusia?

Dan jika kita cari di mana di Alkitab yang mengatakan bahwa Perintah dan Hukum Tuhan sudah dipakukan di kayu salib, kita tidak akan menemukannya, karena tidak ada! Yang ada ialah:

Kolose 2:13-14

13Kamu juga, yang dalam keadaan mati dalam dosamu dan kedaginganmu yang tidak disunat, telah dihidupkanNya bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaranmu, 14 dengan menghapuskan semua surat utang yang mendakwa kita, yang mengancam kita, dan itu telah disingkirkanNya dengan memakukannya pada kayu salibNya.

 

Jadi apa yang dipakukan di kayu salib? SURAT UTANG KITA, BUKAN PERINTAH ATAU HUKUM TUHAN!

Surat utang apa? Surat utang hukuman dosa. Orang Israel Perjanjian Lama, sebelum kematian Yesus, setiap kali berbuat dosa, dia harus menyembelih hewan kurban yang melambangkan pekerjaan penebusan Yesus. Dosanya diampuni pada waktu itu, tetapi hukuman dosanya masih dianggap utang, karena hewan kurban tidak benar-benar bisa membayarkan hukuman dosanya, hanya Kristus yang bisa, tapi Kristus waktu itu belum disalibkan, jadi Kristus belum membayar surat-surat utang itu. Setelah Kristus mati di salib membayar hukuman dosa manusia, maka semua surat utang sebelumnya itu baru terbayar lunas, dan dengan demikian surat-surat utang itu dikatakan sudah dipakukan di salib.

 

Kita harus cermat membaca dan mempelajari Alkitab. Setan sudah menanamkan ide yang salah dalam pikiran kita. Kita perlu memeriksa Alkitab dan mempelajarinya baik-baik. Karena kalau kita salah paham, kita bisa tidak selamat.

Marilah kita membaca lagi dari Matius 7:21-23

7:21         Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22         Pada hari itu banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat dalam nama-Mu, dan mengusir setan dengan nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat dalam nama-Mu?

7:23         Pada waktu itulah Aku akan menyatakan kepada mereka dan berkata: ‘Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari Aku, kamu sekalian yang melakukan pelanggaran Hukum!"

 

Kepada siapakah Yesus memberikan peringatan ini? Bukan kepada orang-orang kafir, bukan kepada mereka yang menyembah berhala, bukan kepada orang-orang atheis, bukan kepada orang-orang sekuler yang tidak perduli kepada agama, tetapi JUSTRU KEPADA ORANG-ORANG YANG MENGAKU KRISTEN.

 

Karena orang-orang itu:

Ø    Bernubuat dalam nama Tuhan

Ø    Mengusir setan dengan nama Tuhan

Ø    Mengadakan banyak mujizat dalam nama Tuhan

 

Berarti orang-orang ini adalah orang-orang yang membawa-bawa nama Tuhan, bekerja untuk Tuhan, aktif dalam pelayanan Tuhan, bahkan sakti, bisa bernubuat, bisa mengusir setan, bisa mengadakan mujizat! Sakti kan? Mestinya orang-orang yang sakti adalah orang-orang yang suci, bukan? Itu anggapan kita. Kalau tidak suci, mana mungkin dipakai Tuhan dan diberkati dengan begitu banyak karunia Roh? Ini pendapat manusia. Jadi, berikutnya kalau kita bertemu dengan orang-orang sakti seperti ini, jangan langsung menganggap mereka orang-orang suci milik Tuhan. Jangan-jangan Tuhan malah tidak mengenal mereka.

 

Tetapi Yesus berkata, yang bisa masuk Kerajaan Surga adalah mereka YANG MELAKUKAN KEHENDAK BAPA YANG DI SURGA. Berarti mereka yang menurut, yang patuh kepada Tuhan, kepada Perintah-perintahNya dan Hukum-hukumNya.

 

Roh itu ada banyak, dan banyak yang berkeliaran itu bukan Roh Suci, melainkan roh-roh jahat yang menyamar sebagai Roh Suci.

 

Roh jahat mengajar kita untuk berontak terhadap Tuhan, untuk tidak patuh kepada Tuhan, untuk melanggar Perintah-perintah Tuhan, dan supaya kita tetap menyangka bahwa kita ada di jalur yang benar. Roh jahat juga bisa memberi “berkat” kepada kita, yang malah akan menjauhkan kita dari Tuhan, membuat kita “sakti” agar kita mengira kita sudah suci karena sudah diberi karunia kesaktian dari Tuhan. Dan semua itu akhirnya bukan akan membawa kita ke Kerajaan Surga melainkan akan menjerumuskan kita ke hukuman kekal.

 

Pertanyaan yang penting sekarang:

BAGAIMANA KITA TAHU BAHWA KITA SUDAH BENAR-BENAR SELAMAT?

 

v   Orang yang sudah diselamatkan harus  mengalami kelahiran baru.

Yohanes 3:3

Yesus menjawab dan berkata kepadanya, ‘Sungguh-sungguh Aku berkata kepadamu, kecuali seorang manusia dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah’.

v   Orang yang sudah dilahirkan kembali, gemar melakukan Perintah dan Hukum Tuhan.

Ibrani 10:16-17

16 ‘Inilah Perjanjian yang akan Kubuat dengan mereka sesudah waktu itu,’ firman Tuhan. ‘Aku akan menaruh Hukum-Ku ke dalam hati mereka dan dalam pikiran mereka akan Aku tulis mereka, 17 dan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan mereka tidak akan Aku ingat lagi.’

 

Jika kita masih gemar melanggar Perintah-perintah dan Hukum-hukum Tuhan, walaupun sudah tahu itu PerintahNya dan HukumNya, maka kita harus waspada karena kita belum benar-benar selamat.

 

Ayat-ayat yang perlu kita renungkan sebagai penutup:

Dari Ibrani 10:26-29

10:26       Sebab jika kita berbuat dosa dengan sengaja, sesudah kita menerima pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk dosa.

10:27       melainkan suatu penantian yang menakutkan akan datangnya penghakiman dan murka yang menyala-nyala yang akan melahap habis  para penentang

10:28       Dia yang merendahkan Hukum Musa, mati tanpa ampun atas kesaksian dua atau tiga orang.

10:29       Menurut kamu,  betapa lebih beratnyakah hukuman yang layak bagi dia yang telah menginjak-injak Anak Allah, dan yang telah menganggap najis darah Perjanjian dengan mana dia telah dikuduskan, dan yang telah berbuat yang menghina Roh kasih karunia?

 

Apa kata Paulus:

Ø    Kalau kita sudah tahu itu dosa, tapi kita tetap melanggarnya, maka tidak ada lagi pengampunan untuk dosa itu.

Ø    Yang kita peroleh adalah kematian kekal.

Ø    Jika orang yang menolak hukum Musa, dihukum mati atas kesaksian dua orang, apalagi orang yang menolak Perintah dan Hukum Tuhan, yang sama dengan menginjak-injak Anak Allah?

 

Semoga kita menyadarinya, betapa pentingnya untuk memelihara semua Perintah dan Hukum Tuhan dalam hidup kita, selalu memberikan prioritas pertama kepada Tuhan, tidak sujud menyembah benda atau manusia lain baik yang hidup maupun yang mati, tidak sembarangan menyebut nama Tuhan, tidak melupakan hari SabatNya pada setiap hari yang ketujuh (Jumat magrib hingga Sabtu magrib) tetapi memelihara kekudusannya, selalu menghormati orangtua, tidak membenci apalagi membunuh orang, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak berdusta, tidak serakah, tidak makan daging yang haram tetapi segala yang kita lakukan, baik makan mau pun minum atau perbuatan apa pun, biarlah itu untuk kemuliaan Tuhan.

 

Amin.

 

 

07 08 14