Sabtu, 08 Juli 2017

183. YANG DIKUTUK TUHAN

183. YANG DIKUTUK TUHAN

_______________________________________________________

 

Dalam kelas pelajaran Sekolah Sabat hari ini, seorang teman mengemukakan hal yang penting,  yang tertulis di Ulangan 27, yaitu 12 hal yang dikutuk Allah. Terima kasih, Molly Sentana untuk informasi yang sangat berharga ini. Mari kita baca:

27:15       Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya dengan sembunyi-sembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab dan berkata: Amin!

27:16       Terkutuklah dia orang yang memandang rendah bapanya atau ibunya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

27:17       Terkutuklah dia yang menggeser batas tanah sesamanya manusia. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

27:18       Terkutuklah dia yang membuat orang buta salah jalan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

27:19       Terkutuklah dia yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

27:20       Terkutuklah dia yang tidur dengan isteri ayahnya, sebab ia telah menyingkap jubah ayahnya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

27:21       Terkutuklah dia yang tidur dengan binatang apa pun. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

27:22       Terkutuklah dia yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayahnya, atau anak ibunya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

27:23       Terkutuklah dia yang tidur dengan mertuanya perempuan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

27:24       Terkutuklah dia yang memukul sesamanya manusia dengan sembunyi-sembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

27:25       Terkutuklah dia yang menerima upah untuk membunuh orang yang tidak bersalah. Dan seluruh bangsa itu harus berkata: Amin!

27:26       Terkutuklah dia yang tidak membenarkan semua perkataan Hukum ini dengan melakukannya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!"

 

Mungkin ada yang berkata, “Ah, itu kan di zaman Perjanjian Lama, itu kan untuk orang Israel, bukan untuk kita orang-orang Kristen Perjanjian Baru.”

 

Begitukah?

 

Yakin begitu?

 

Apakah Tuhan itu suka ganti pikiran? Apakah hal yang dibenci Tuhan di zaman Perjanjian Lama, sekarang jadi dicintai Tuhan? Apakah Tuhan begitu labil sehingga bisa berubah 180 derajat? Padahal Alkitab berkata:

Ibrani 13:8

Yesus Kristus tetap sama, kemarin dan hari ini, dan selama-lamanya.

 

Jadi Tuhan tidak pernah berubah. Jika kepada bangsa Israel Tuhan berkata, “Inilah hal-hal yang Aku benci”, maka sampai kapan pun itulah hal-hal yang dibenci Tuhan.

 

Nah, ke-12 hal yang dikutuk Tuhan yang disebutkan di sini (tentunya masih ada hal-hal lain yang juga disebut sebagai kekejian di mata Tuhan tetapi sekarang kita bahas hanya yang disebutkan di sini), bisa kalian baca sendiri. Tidak ada yang sulit dimengerti, semuanya langsung bisa dipahami. Moga-moga tidak ada perbuatan kita yang termasuk dalam salah satu hal yang dikutuk Tuhan itu.

 

Tapi ada satu hal yang perlu kita perhatikan, yaitu ayat 18.

27:18       Terkutuklah dia yang membuat orang buta salah jalan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!

 

Nah, ayat ini selain diartikan secara harafiah yaitu berbicara tentang orang yang secara fisik matanya buta; juga bisa diartikan secara rohani yaitu tentang orang yang buta dalam hal kerohanian.

Jika menjerumuskan orang yang secara fisik memang buta itu dikutuk Tuhan, maka menjerumuskan orang yang buta secara rohani juga sama dikutuk Tuhan. Karena masalahnya tidak terletak pada kebutaannya, tetapi pada niat orang yang mau menjerumuskan orang yang buta tersebut!

Ingat di Matius 5:21-22, 27-28 bagaimana Yesus menjelaskan bahwa Perintah “Jangan membunuh” dan “jangan berzinah” itu tidak hanya berlaku setelah itu terjadi secara fisik, tetapi sudah dianggap melanggar Hukum ketika itu masih dalam bentuk niat.

 

Nah, kita tidak akan membahas perbuatan menjerumuskan orang yang buta secara fisik karena itu jelas-jelas tindakan kriminal. Jika kita membawa orang buta ke pinggir tebing dan membiarkannya jatuh ke jurang, kita bisa ditangkap polisi karena itu namanya membunuh orang. Tetapi di sini kita akan fokus kepada tindakan menjerumuskan orang yang buta secara rohani. Jadi artinya ini perbuatan menyesatkan secara rohani.

Banyak orang mungkin tidak merasa bahwa mereka sedang berbuat itu, dan mereka juga tidak merasa perbuatan mereka itu jahat dan dianggap dosa yang keji di pemandangan Tuhan. Tapi ini benar-benar perbuatan yang bukan saja menjerumuskan korbannya yang buta rohani itu, tetapi ini juga menjerumuskan orang yang dengan sengaja menyesatkan orang yang buta rohani itu.

Ternyata dosa menyesatkan orang “buta” ini sejajar dengan dosa-dosa yang mengerikan seperti membunuh, berzinah, hubungan incest, menyembah berhala. Jadi ini bukan kesalahan sepele. Ini dosa berat, karena itu ini masuk dalam perbuatan yang dikutuk Tuhan.

 

 

Bagaimana kita bisa menjerumuskan orang yang buta rohani?

Oh, ada banyak kesempatan, misalnya:

1.   Mengajarkan hal-hal yang salah kepada orang yang tidak mengerti, hal-hal yang bertentangan dengan isi Alkitab.

Banyak guru-guru palsu, termasuk di dalamnya pemimpin-pemimpin organisasi kerohanian yang mengajarkan hal-hal yang salah kepada jemaatnya. Salah satunya, misalnya Alkitab berkata ada hewan-hewan yang dilarang Tuhan untuk dimakan, tetapi walaupun kita tahu ada daftar tersebut di Imamat pasal 11, dan ada banyak ayat lain di Alkitab yang membuktikan bahwa peraturan Tuhan itu tetap berlaku, kita berkata kepada orang lain yang tidak tahu, “Makan saja, tidak apa-apa. Asal dimakan dengan ucapan syukur, asal sudah didoakan, tidak ada yang haram.” Ini namanya sudah menjerumuskan orang yang buta rohani.

 

2.   Menghalangi orang lain yang ingin belajar Alkitab lebih mendalam dengan alasan apa pun.

“Oh, Alkitab itu tidak bisa dipelajari sendiri, itu sulit dimengerti. Jangan belajar sendiri, nanti salah.” Padahal Tuhan menghendaki kita senantiasa membaca dan menyelidiki FirmanNya. Roh Kudus selalu akan membantu orang yang memang mau belajar Firman Tuhan.

 

3.    Melarang (bukan cuma menghalangi lagi) orang lain yang mau mencari kebenaran, dengan atau tanpa ancaman.

Biasanya ini terhadap anggota keluarga sendiri, misalnya orangtua terhadap anak, suami terhadap istri atau sebaliknya. Misalnya ada yang ingin tahu lebih banyak tentang Sabat hari ketujuh, tetapi orangtuanya atau istrinya atau suaminya melarang orang itu mencari kebenaran lebih lanjut, karena dia tidak percaya dan dia sendiri tidak mau mempelajarinya. Kalau dia sendiri tidak mau itu hak pilih dia, tetapi dia juga menutup kesempatan orang lain yang mau, semata-mata karena dia tidak setuju.

 

Pastikan kita tidak menjadi orang yang menyesatkan orang buta, karena jika kita berbuat demikian, kita akan dikutuk Tuhan.

 

Bisakah kita beralasan kalau kita sendiri tidak tahu mana yang benar, lalu kita mengajak, menganjurkan, atau memaksa orang lain untuk ikut kita, maka kita tidak bersalah menyesatkan dia karena kita sendiri tidak tahu?

Tidak bisa.

Kalau kita menganggap diri kita orang Kristen, umat Tuhan, kita harus tahu betul apa ajaran Tuhan seperti yang tertulis di Alkitab. Jangan hanya percaya kepada apa kata gereja, apa kata pendeta, apa kata romo, bahkan apa kata Paus. Cocokkan dengan tulisan yang ada di Alkitab. Tuhan berkata,

 

Matius 6:33

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, dan semua hal itu akan ditambahkan kepadamu.

 

Sebagai orang Kristen kita wajib benar-benar tahu apakah kita sudah mematuhi semua yang tertulis di Alkitab atau tidak. Sola Scriptura itu harus menjadi dasar pijakan kita. Supaya kita sendiri jangan buta dan tersesat dan supaya kita tidak menyesatkan orang lain yang buta.

Tidak usah jauh-jauh, kalau kita punya anak-anak, dan kita tidak bisa mengarahkan mereka kepada kebenaran yang hakiki, dan anak-anak itu ikut jalan kita yang sesat, kita sudah menjerumuskan mereka. Ada banyak “kebenaran” yang palsu beredar di dunia, kebenaran yang sudah bercampur dengan kesalahan, yang berbeda dari apa yang tertulis di Alkitab, jika kita menerima itu, kita sendiri sudah tersesat. Dan jika kita tersesat, maka besar kesempatan kita juga menyesatkan justru orang-orang lain yang kita kasihi.

Jadi yang penting, kita harus benar-benar tahu isi Alkitab, apa ajaran Tuhan yang asli. Jangan sampai kita sendiri tersesat, dan kita menambah dosa kita dengan menyesatkan orang lain. Kita akan dikutuk Tuhan.

Jadi mari kita membuka hati kita, dan dengan tulus dan sungguh-sungguh mencari kebenaran Tuhan, percayalah, pasti kita sendiri akan dituntun oleh Roh Kudus untuk menemukan kebenaran itu. Masalahnya, kita sering menolak bila Roh Kudus menunjukkan yang benar kepada kita karena hal itu tidak sesuai dengan keinginan kita. Kita mengeraskan hati dan bersikeras mempertahankan pendapat kita sendiri. Lalu dengan semakin kerasnya hati kita, kita tidak segan-segan menjerumuskan orang lain. Kita sendiri kena kutuk, dan kita membuat orang lain kehilangan kesempatan untuk mengenal kebenaran.

 

Semoga kita semua menjadi orang yang melek, sehingga kita bisa membawa orang buta tidak untuk menyesatkannya, melainkan juga kepada jalan kebenaran supaya sama-sama mendapatkan kasih karunia Allah.

 

 

 

 

 

 

09 07 17