Jumat, 10 Juni 2022

217. BELI... AYO, BELI...

 

217. BELI… AYO, BELI…

________________________________________________________________________________________________________

 

 

Bagi beberapa orang, terutama perempuan harus diakui, beli-beli itu adalah aktivitas yang menyenangkan. Kalau lagi galau, maka pergi berbelanja itu bisa menjadi hiburan. Belakangan bukan hanya pergi berbelanja yang menyenangkan, tetapi berburu barang di aplikasi dan belanja online juga menjadi hobi baru. Bahkan tidak membeli pun tapi hanya melihat-lihat apa yang ditawarkan di aplikasi itu sudah menyenangkan.

 

Di Alkitab juga ada beberapa instruksi dari Tuhan agar kita membeli. Mari kita lihat beberapa ayat:

(Semua ayat di sini diterjemahkan dari KJV)

 

Matius 13:44 ~ perumpamaan Yesus

Lagi, Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang tersembunyi di ladang, yang bila seseorang sudah menemukannya, disembunyikannya, dan dengan sukacita pergilah ia menjual seluruh miliknya, dan membeli ladang itu.

 

Matius 13:45-46 ~ perumpamaan Yesus

Lagi, Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah, yang setelah menemukan sebutir mutiara yang sangat berharga, pergi dan menjual seluruh miliknya, dan membeli mutiara itu.

 

Matius 25:8-9 ~ kisah 5 gadis bijak dan 5 gadis bodoh

Dan gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana, ‘Berikanlah kami dari minyakmu, sebab pelita kami sudah padam.’  Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu, ‘Jangan begitu, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Tetapi lebih baik pergilah kamu kepada mereka yang menjualnya, dan belilah untuk dirimu sendiri.’

 

Wahyu 3:18 ~ surat kepada jemaat Laodekia

Aku menasihati engkau, supaya engkau membeli dariKu emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau boleh menjadi kaya; dan pakaian putih, supaya engkau boleh berpakaian dan aib ketelanjanganmu tidak terlihat; dan minyakilah matamu dengan salep mata, supaya engkau boleh melihat.

 

Oke.

Jadi ada beberapa benda yang perlu kita beli.

 

Sekarang pertanyaannya: Di mana kita harus membeli?

Wahyu 3:18 sangat jelas mengatakan bahwa kita harus membeli dari Tuhan, “engkau membeli dariKu”, jadi jangan sampai kita membeli dari penjual yang lain. Kita harus membeli dari Tuhan.

 

Sekarang pertanyaan berikutnya: Bagaimana kita bisa membeli?

Jelas di sini dikatakan “MEMBELI” ya, bukan diberi gratis, bukan “merebut”, bukan “merampok”, bukan “minta”.

Kalau “MEMBELI” berarti kita harus mengeluarkan sesuatu, bukan? Kita harus mengorbankan sesuatu milik kita. Kalau kita membeli barang duniawi, kita harus keluar uang.

Begitu juga kalau kita mau membeli barang rohani, kita harus keluar “uang”, kita harus mengorbankan sesuatu milik kita untuk mendapatkannya.

Apa “uang” yang bisa kita pakai untuk membeli dari Tuhan?

 

Matius 6:21 dan Lukas 12:34

Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu.

 

Berarti “harta” identik dengan “hati”, kan?

Berarti “uang” kita dalam bentuk spiritual itu adalah “hati” kita.

Jadi kita harus membeli dari Tuhan dan membayarnya dengan “HATI” kita.

 

Apa ini bicara tentang Hati/Jantung fisik kita?

Tidak. Ini jelas tidak bicara tentang organ Hati/Jantung fisik. Sesungguhnya ini bicara tentang “OTAK” dan “PIKIRAN” kita.

Karena sesungguhnya organ Hati/Jantung kita tidak bisa berpikir, tidak bisa merasa, tidak bisa sedih, tidak bisa gembira. Yang bisa sedih, yang bisa gembira, yang bisa menyesal, yang bisa bertobat, yang bisa bersyukur itu OTAK kita. Entah mengapa manusia selalu mengaitkan apa yang dirasakan otak sebagai yang dirasakan hati. Orang marah/kecewa disebut “sakit hati”, tidak ada yang bilang “sakit otak”, padahal seharusnya yang merasakan marah/kecewa itu otaknya.

 

Nah, jadi kita harus memberikan OTAK kita kepada Tuhan untuk membeli segala yang disuruh Tuhan harus kita beli di ayat-ayat di atas.

Apa artinya memberikan Otak kita kepada Tuhan? Artinya BERSERAH TOTAL kepada Tuhan.

 

Galatia 2:20

Aku telah disalibkan bersama Kristus, namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang   dalam daging, aku hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan menyerahkan Diri-Nya untuk aku.

 

Lihat apa kata Paulus:namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku”.  Jadi tubuhnya tubuh Paulus, tapi otaknya Kristus. Kristus yang mengemudikan tubuh Paulus. Ini namanya penyerahan total.

 

Suatu saat ada seorang tamu datang mengetuk pintu rumah di mana Martin Luther tinggal. Ketika Martin Luther membuka pintu, si tamu yang belum kenal rupa Martin Luther, bertanya, “Apakah Martin Luther tinggal di sini?”

Martin Luther menjawab, “Oh, Martin Luther sudah tidak tinggal di sini, tapi Kristus yang tinggal di sini.”

Itu namanya penyerahan total.

 

Nah, mengeluarkan duit itu termasuk pengorbanan atau tidak? Ya pasti. Saya ingin memiliki buku itu tapi saya harus mengeluarkan duit untuk mendapatkannya, saya harus membelinya. Apakah itu suatu pengorbanan? Jelas. Bisa saja itu pengorbanan yang memadai bila nilai benda yang kita dapatkan itu sesuai nilai uang yang kita keluarkan, tetapi bagaimana pun juga itu termasuk pengorbanan. Kalau diberi gratis itu tidak perlu pengorbanan. Tapi di ayat-ayat di atas Yesus mengatakan supaya KITA MEMBELI. Jadi artinya Yesus bilang, HARUS ADA YANG KITA KORBANKAN untuk mendapatkan apa yang Dia jual. Tidak gratis, bukan tinggal minta lalu diberi.

 

Kok Yesus jualan? Bukannya Tuhan itu mahamurah dan semua kita peroleh secara gratis?

Nah, di sinilah kita harus membedakan, ada yang diberi Tuhan secara gratis, ada yang harus kita beli dari Tuhan.

 

Apa yang gratis? PEMBENARAN (Justification) itu gratis. Itu karunia Tuhan. Diberikan kepada manusia yang mau menerimanya secara gratis. Tidak usah bayar. Lihat Efesus 2:8-9.

Tapi itu baru langkah pertamanya. Ibaratnya itu baru tiketnya yang kita peroleh.

 

Apa yang harus kita beli? PENGUDUSAN (Sanctification) itu yang harus kita beli.  Jadi untuk pengudusan kita tidak bisa hanya berdoa minta pada Tuhan lalu kita diberi. Kita harus membelinya, kita harus mengorbankan sesuatu, melepaskan sesuatu untuk mendaptkannya.

Jual-beli itu kan namanya barter ya? Tukar-menukar. Kita menukar uang dengan barang, misalnya. Nah, begitu juga kalau Tuhan menyuruh kita membeli dariNya, itu artinya kita menyerahkan “uang” kita kepadaNya, dan Tuhan memberi kita iman, pakaian putih, dan mata rohani.

Kita sudah tahu “uang” rohani itu “OTAK KITA”.

Jadi kita menyerahkan otak kita, menukarkan otak kita kepada Tuhan, dan Tuhan memberi kita iman, pakaian putih, dan mata rohaniNya. Lho, itu seperti mendapat lotre, walaupun orang Kristen tidak boleh beli lotre ya! Tapi itu sungguh seperti mendapat lotre besar!

 

 

Kita semua sudah tahu ya bahwa yang disuruh beli:

v iman itu adalah iman Kristus yang jauh lebih unggul daripada iman kita,

v pakaian putih itu adalah kebenaran/kekudusan Kristus yang diberikan kepada kita;

v dan mata rohani adalah mata Kristus yang diberikan kepada kita supaya kita bisa membedakan mana yang dosa mana yang bukan.

 

Jadi kalau kita serahkan otak kita, baru kita bisa mendapatkan iman Kristus, kekudusan Kristus, dan mata Kristus. Mengapa begitu?

Karena selama kita masih mempertahankan otak kita sendiri, kita akan berpegang:

v pada iman kita sendiri (yang bahkan tidak ada sebesar biji sesawi),

v pada kekudusan kita sendiri (yang kata Tuhan seperti kain lap kotor yang sudah robek bagiNya),

v dan bersandar pada mata rohani kita sendiri (pemahaman kita sendiri yang banyak salahnya).

sehingga tidak ada tempat untuk iman, kekudusan, dan mata Kristus.

 

Karena itu Tuhan berkata, BELILAH DARIKU, tukarkan semua iman, kekudusan, dan mata rohanimu sendiri yang lemah itu, dan kamu akan Kuberi imanKu, kekudusanKu, dan mataku untuk kamu pakai dalam hidupmu. Bukankah itu barter yang sangat menguntungkan?

 

Tidak ada apa pun yang bisa kita lakukan yang bisa menambah kebenaran kita. Sampai mati kita tidak akan bakal mencapai kesempurnaan tabiat, kita tidak akan pernah menjadi kudus/saleh walaupun kita jungkir balik berusaha keras, jika kita melakukannya sendiri dengan otak/hati kita sendiri.

Tetapi jika Kristus yang hidup dalam kita, maka tidak ada apa pun yang tidak sanggup dilakukanNya bagi kita.

 

Tuhan berkata, masuklah ke dalam perhentianKu.

Matius 11:28

‘Marilah kepadaKu kamu semua yang bekerja keras dan memikul beban berat, dan Aku akan memberimu perhentian.’

 

Artinya kita tidak usah berusaha sendiri, tidak usah banting tulang sendiri mencapai kesempurnaan, mencapai kekudusan, menjadi orang baik. Kita tidak perlu menjadi seperti orang Farisi. Justru kalau kita berusaha sendiri, kita sudah menyingkirkan kasih karunia Tuhan.

Tuhan yang akan mengerjakan semua itu dalam diri kita jika kita bersedia. Tuhan berkata, ‘Aku akan memberimu perhentian.’ Jadi kamu tidak usah bekerja keras memikul beban berat, datanglah padaKu, Aku yang memberimu perhentian. Aku sudah bekerja untukmu. PekerjaanKu sudah selesai, itu bisa Aku bagikan kamu. Nikmati saja hasil jerih payahKu. Lho, tidak enak gimana?

 

Hanya satu yang perlu kita lakukan: MEMBELI DARI TUHAN.

Membeli artinya melepaskan apa yang kita miliki, semua yang kita anggap berharga padahal itu sampah, untuk ditukarkan dengan apa yang Tuhan berikan. Dan ini transaksi jual-beli yang sangat menguntungkan kita!

 

 

Tapi yang ironis itu, apa yang justru paling susah kita lepaskan?

PIKIRAN KITA.

Semua konsep yang ada di kepala kita, yang kita anggap benar ~ mungkin ada beberapa yang benar, tetapi pasti ada banyak yang salah karena kita sudah terkontaminasi dosa ratusan generasi, hidup di dunia yang terpolusi hampir 6000 tahun. Karena itu kita harus mengakui bahwa pikiran kita itu isinya banyak sampahnya, tidak menolong kita menjadi orang baik, menjadi orang saleh, menjadi anak Allah. Pikiran kita sendiri itu justru penghalang kita. Lihat apa kata Alkitab:

 

Amsal 3:5-7

Percayailah TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.  Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan mengarahkan jalanmu. Janganlah menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan tinggalkan kejahatan.

 

Jadi, serahkanlah pikiran kita setiap hari kepada Tuhan. Hal pertama waktu bangun tidur, hal terakhir sebelum kita pergi tidur, plus sepanjang hari bila kita sadar kita sedang bersandar pada pikiran kita sendiri lagi.

Tuhan mau kita semua selamat. Tuhan mau kita semua sukses menyelesaikan proses pengudusan. Tuhan mau kita semua berbuah. Tapi sebagaimana itu namanya “Buah Roh” itu bukan hasil pekerjaan kita. Roh Tuhan yang menghasilkan buah pada kita. Roh Tuhan yang menuntun hidup kita, jika kita serahkan otak/pikiran kita kepadaNya.

Otak itu ibarat kemudinya. Jika itu kita serahkan Tuhan, Tuhan yang mengemudikan kita. Kita jadi penumpang saja, duduk manis menikmati tuntunan Tuhan.

 

Ibrani 13:20-21

Maka Allah damai sejahtera, yang telah membangkitkan Tuhan kita Yesus dari antara orang mati, yaitu Gembala Agung segala domba, melalui darah perjanjian yang kekal, menjadikan kamu sempurna dalam setiap perbuatan yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, mengerjakan di dalam kamu apa yang berkenan di pemandangan-Nya, melalui Yesus Kristus, bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin…” 

 

Siapa yang menjadikan kita sempurna dalam setiap perbuatan baik? Tuhan.

Siapa yang mengerjakan dalam kita apa yang berkenan pada Tuhan? Tuhan.

Apa andil kita?

Menyerahkan otak kita kepada Tuhan, membeli segala yang baik dari Tuhan dan membayarnya dengan otak kita sendiri yang banyak salahnya. Dah, kita yang untung besar.

 

 

 

 

 

10 06 22