217. BELI… AYO, BELI…
________________________________________________________________________________________________________
Bagi beberapa orang, terutama
perempuan harus diakui, beli-beli itu adalah aktivitas yang menyenangkan. Kalau
lagi galau, maka pergi berbelanja itu bisa menjadi hiburan. Belakangan bukan
hanya pergi berbelanja yang menyenangkan, tetapi berburu barang di aplikasi dan
belanja online juga menjadi hobi baru. Bahkan tidak membeli pun tapi hanya
melihat-lihat apa yang ditawarkan di aplikasi itu sudah menyenangkan.
Di Alkitab juga ada beberapa
instruksi dari Tuhan agar kita membeli. Mari kita lihat beberapa ayat:
(Semua ayat di sini diterjemahkan
dari KJV)
Matius 13:44 ~ perumpamaan Yesus
Lagi, Kerajaan
Sorga itu seumpama harta yang tersembunyi di
ladang, yang bila seseorang sudah menemukannya,
disembunyikannya, dan dengan sukacita pergilah
ia menjual seluruh miliknya, dan membeli ladang itu.
Matius 13:45-46 ~ perumpamaan Yesus
Lagi, Kerajaan
Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah, yang setelah menemukan
sebutir mutiara yang sangat berharga, pergi dan
menjual seluruh miliknya, dan membeli mutiara itu.
Matius 25:8-9 ~ kisah 5 gadis bijak dan 5 gadis bodoh
Dan
gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana, ‘Berikanlah
kami dari minyakmu, sebab pelita kami sudah padam.’ Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu, ‘Jangan begitu, nanti tidak cukup untuk kami dan
untuk kamu. Tetapi lebih baik pergilah kamu
kepada mereka yang menjualnya, dan belilah untuk dirimu sendiri.’
Wahyu 3:18 ~ surat kepada
jemaat Laodekia
Aku menasihati engkau, supaya engkau membeli dariKu emas yang telah
dimurnikan dalam api, agar engkau boleh menjadi
kaya; dan pakaian putih, supaya engkau boleh
berpakaian dan aib ketelanjanganmu tidak terlihat;
dan minyakilah matamu dengan salep mata, supaya engkau boleh
melihat.
Oke.
Jadi ada beberapa benda yang perlu kita
beli.
Sekarang pertanyaannya: Di mana kita harus membeli?
Wahyu 3:18 sangat jelas mengatakan
bahwa kita harus membeli dari Tuhan, “engkau membeli
dariKu”, jadi jangan sampai kita membeli dari penjual yang lain. Kita
harus membeli dari Tuhan.
Sekarang pertanyaan berikutnya: Bagaimana kita bisa membeli?
Jelas di sini dikatakan “MEMBELI” ya, bukan diberi gratis, bukan “merebut”, bukan
“merampok”, bukan “minta”.
Kalau “MEMBELI” berarti kita harus
mengeluarkan sesuatu, bukan? Kita
harus mengorbankan sesuatu milik kita. Kalau kita membeli barang
duniawi, kita harus keluar uang.
Begitu juga kalau kita mau membeli
barang rohani, kita harus keluar “uang”, kita harus mengorbankan sesuatu milik
kita untuk mendapatkannya.
Apa “uang” yang bisa kita pakai untuk
membeli dari Tuhan?
Matius 6:21
dan Lukas 12:34
Karena di mana hartamu
berada, di situ juga hatimu.
Berarti
“harta” identik dengan “hati”, kan?
Berarti
“uang” kita dalam bentuk spiritual itu adalah “hati” kita.
Jadi kita harus
membeli dari Tuhan dan
membayarnya dengan “HATI” kita.
Apa ini
bicara tentang Hati/Jantung fisik kita?
Tidak. Ini
jelas tidak bicara tentang organ Hati/Jantung fisik. Sesungguhnya ini bicara tentang “OTAK” dan
“PIKIRAN” kita.
Karena
sesungguhnya organ Hati/Jantung kita tidak bisa berpikir, tidak bisa merasa,
tidak bisa sedih, tidak bisa gembira. Yang bisa sedih, yang bisa gembira, yang
bisa menyesal, yang bisa bertobat, yang bisa bersyukur itu OTAK kita. Entah
mengapa manusia selalu mengaitkan apa yang dirasakan otak sebagai yang
dirasakan hati. Orang marah/kecewa disebut “sakit hati”, tidak ada yang bilang
“sakit otak”, padahal seharusnya yang merasakan marah/kecewa itu otaknya.
Nah, jadi kita harus memberikan OTAK
kita kepada Tuhan untuk membeli segala yang disuruh Tuhan harus kita beli
di ayat-ayat di atas.
Apa artinya
memberikan Otak kita kepada Tuhan? Artinya BERSERAH TOTAL kepada Tuhan.
Galatia
2:20
Aku telah disalibkan bersama Kristus, namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang dalam daging, aku
hidup oleh iman Anak Allah, yang telah mengasihi aku dan
menyerahkan Diri-Nya untuk aku.
Lihat apa
kata Paulus: “namun
aku hidup, tetapi bukan lagi aku, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku”. Jadi tubuhnya tubuh
Paulus, tapi otaknya Kristus. Kristus yang mengemudikan tubuh Paulus. Ini namanya penyerahan total.
Suatu saat ada seorang tamu datang
mengetuk pintu rumah di mana Martin Luther tinggal. Ketika Martin Luther membuka
pintu, si tamu yang belum kenal rupa Martin Luther, bertanya, “Apakah Martin
Luther tinggal di sini?”
Martin Luther menjawab, “Oh, Martin
Luther sudah tidak tinggal di sini, tapi Kristus yang tinggal di sini.”
Itu namanya penyerahan total.
Nah, mengeluarkan duit itu termasuk
pengorbanan atau tidak? Ya pasti. Saya ingin memiliki buku itu tapi saya harus
mengeluarkan duit untuk mendapatkannya, saya harus membelinya. Apakah itu suatu
pengorbanan? Jelas. Bisa saja itu pengorbanan yang memadai bila nilai benda
yang kita dapatkan itu sesuai nilai uang yang kita keluarkan, tetapi bagaimana
pun juga itu termasuk pengorbanan. Kalau diberi gratis itu tidak perlu
pengorbanan. Tapi di ayat-ayat di atas Yesus mengatakan supaya KITA MEMBELI.
Jadi artinya Yesus bilang, HARUS
ADA YANG KITA KORBANKAN untuk mendapatkan apa yang Dia jual. Tidak
gratis, bukan tinggal minta lalu diberi.
Kok Yesus jualan? Bukannya Tuhan itu
mahamurah dan semua kita peroleh secara gratis?
Nah, di sinilah kita harus membedakan,
ada yang diberi Tuhan secara gratis, ada yang harus kita beli dari Tuhan.
Apa yang gratis? PEMBENARAN
(Justification) itu gratis. Itu karunia Tuhan. Diberikan kepada
manusia yang mau menerimanya secara gratis. Tidak usah bayar. Lihat Efesus 2:8-9.
Tapi itu baru langkah pertamanya.
Ibaratnya itu baru tiketnya yang kita peroleh.
Apa yang harus kita beli? PENGUDUSAN (Sanctification) itu yang harus kita beli. Jadi untuk pengudusan kita tidak bisa hanya
berdoa minta pada Tuhan lalu kita diberi. Kita harus membelinya, kita harus mengorbankan sesuatu, melepaskan sesuatu untuk mendaptkannya.
Jual-beli itu kan namanya barter ya?
Tukar-menukar. Kita menukar uang dengan barang, misalnya. Nah, begitu juga
kalau Tuhan menyuruh kita membeli dariNya, itu artinya kita menyerahkan “uang”
kita kepadaNya, dan Tuhan memberi kita iman, pakaian putih, dan mata rohani.
Kita sudah tahu “uang” rohani itu
“OTAK KITA”.
Jadi kita menyerahkan otak kita,
menukarkan otak kita kepada Tuhan, dan Tuhan memberi kita iman, pakaian putih,
dan mata rohaniNya. Lho, itu seperti mendapat lotre, walaupun orang Kristen
tidak boleh beli lotre ya! Tapi itu sungguh seperti mendapat lotre besar!
Kita semua sudah tahu ya bahwa yang
disuruh beli:
v
iman itu adalah iman Kristus
yang jauh lebih unggul daripada iman kita,
v
pakaian putih itu adalah kebenaran/kekudusan Kristus yang diberikan kepada kita;
v
dan mata rohani adalah mata Kristus yang diberikan kepada kita supaya kita bisa
membedakan mana yang dosa mana yang bukan.
Jadi kalau kita serahkan otak kita,
baru kita bisa mendapatkan iman Kristus, kekudusan Kristus, dan mata Kristus.
Mengapa begitu?
Karena selama kita masih mempertahankan otak kita
sendiri, kita akan berpegang:
v
pada iman kita sendiri (yang bahkan tidak ada
sebesar biji sesawi),
v
pada kekudusan kita sendiri (yang kata Tuhan
seperti kain lap kotor yang sudah robek bagiNya),
v
dan bersandar pada mata rohani kita sendiri
(pemahaman kita sendiri yang banyak salahnya).
sehingga tidak ada tempat untuk iman,
kekudusan, dan mata Kristus.
Karena itu Tuhan berkata, BELILAH DARIKU, tukarkan semua iman,
kekudusan, dan mata rohanimu sendiri yang lemah itu, dan kamu akan Kuberi
imanKu, kekudusanKu, dan mataku untuk kamu pakai dalam hidupmu.
Bukankah itu barter yang sangat menguntungkan?
Tidak ada apa pun yang bisa kita
lakukan yang bisa menambah kebenaran kita. Sampai mati kita tidak akan bakal
mencapai kesempurnaan tabiat, kita tidak akan pernah menjadi kudus/saleh
walaupun kita jungkir balik berusaha keras, jika kita melakukannya sendiri
dengan otak/hati kita sendiri.
Tetapi jika Kristus yang hidup dalam
kita, maka tidak ada apa pun yang tidak sanggup dilakukanNya bagi kita.
Tuhan berkata, masuklah ke dalam
perhentianKu.
Matius 11:28
‘Marilah
kepadaKu kamu semua yang bekerja keras dan memikul beban berat, dan Aku
akan memberimu perhentian.’
Artinya kita tidak usah berusaha
sendiri, tidak usah banting tulang sendiri mencapai kesempurnaan, mencapai
kekudusan, menjadi orang baik. Kita tidak perlu menjadi seperti orang Farisi. Justru
kalau kita berusaha sendiri, kita sudah menyingkirkan kasih karunia Tuhan.
Tuhan yang akan mengerjakan semua itu
dalam diri kita jika kita bersedia. Tuhan berkata, ‘Aku akan memberimu
perhentian.’ Jadi kamu tidak usah bekerja keras memikul beban
berat, datanglah padaKu, Aku yang memberimu perhentian. Aku sudah bekerja
untukmu. PekerjaanKu sudah selesai, itu bisa Aku bagikan kamu. Nikmati saja hasil
jerih payahKu. Lho, tidak enak gimana?
Hanya satu yang perlu kita lakukan: MEMBELI DARI
TUHAN.
Membeli artinya melepaskan apa yang
kita miliki, semua yang kita anggap berharga padahal itu sampah, untuk
ditukarkan dengan apa yang Tuhan berikan.
Dan
ini transaksi jual-beli yang sangat menguntungkan kita!
Tapi yang ironis itu, apa yang justru paling susah kita lepaskan?
PIKIRAN KITA.
Semua konsep yang ada di kepala kita,
yang kita anggap benar ~ mungkin ada beberapa yang benar, tetapi pasti ada
banyak yang salah karena kita sudah terkontaminasi dosa ratusan generasi, hidup
di dunia yang terpolusi hampir 6000 tahun. Karena itu kita harus mengakui bahwa
pikiran kita itu isinya banyak sampahnya, tidak menolong kita menjadi orang
baik, menjadi orang saleh, menjadi anak Allah. Pikiran kita
sendiri itu justru penghalang kita. Lihat apa kata Alkitab:
Amsal 3:5-7
Percayailah TUHAN
dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu
sendiri.
Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan mengarahkan jalanmu. Janganlah menganggap dirimu sendiri bijak,
takutlah akan TUHAN dan tinggalkan kejahatan.
Jadi, serahkanlah pikiran kita setiap
hari kepada Tuhan. Hal pertama waktu bangun tidur, hal terakhir sebelum kita
pergi tidur, plus sepanjang hari bila kita sadar kita sedang bersandar pada
pikiran kita sendiri lagi.
Tuhan mau kita semua selamat. Tuhan mau
kita semua sukses menyelesaikan proses pengudusan. Tuhan mau kita semua
berbuah. Tapi sebagaimana itu namanya “Buah Roh” itu bukan hasil pekerjaan
kita. Roh Tuhan yang menghasilkan buah pada kita. Roh Tuhan yang menuntun hidup
kita, jika kita serahkan otak/pikiran kita kepadaNya.
Otak itu ibarat kemudinya. Jika itu
kita serahkan Tuhan, Tuhan yang mengemudikan kita. Kita jadi penumpang saja,
duduk manis menikmati tuntunan Tuhan.
Ibrani 13:20-21
Maka Allah damai
sejahtera, yang telah membangkitkan Tuhan kita
Yesus dari antara orang mati, yaitu Gembala Agung segala domba, melalui darah
perjanjian yang kekal, menjadikan kamu sempurna dalam
setiap perbuatan yang baik untuk
melakukan kehendak-Nya, mengerjakan di dalam kamu
apa yang berkenan di pemandangan-Nya, melalui Yesus Kristus,
bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin…”
Siapa yang menjadikan kita sempurna dalam setiap perbuatan
baik? Tuhan.
Siapa yang mengerjakan dalam kita apa yang berkenan pada Tuhan?
Tuhan.
Apa andil kita?
Menyerahkan otak kita kepada Tuhan, membeli segala yang baik
dari Tuhan dan membayarnya dengan otak kita sendiri yang banyak salahnya. Dah,
kita yang untung besar.
10 06 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar